• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2014 SEBESAR 96,41 ATAU TURUN 1,17 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2014 SEBESAR 96,41 ATAU TURUN 1,17 PERSEN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No. 47/09/14/Th.XV, 1 September 2014

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU

AGUSTUS 2014 SEBESAR 96,41 ATAU TURUN 1,17 PERSEN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.

Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen

 Pada bulan Agustus 2014, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 96,41 atau turun sebesar 1,17 persen dibanding NTP Juli 2014 yang mencapai 97,55. Penurunan ini disebabkan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,69 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen.

 Pada bulan Agustus 2014, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 0,55 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,88 persen, kelompok makanan jadi, rokok&tembakau sebesar 0,18 persen, kelompok perumahan sebesar 0,13 persen, kelompok sandang sebesar 0,11 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,54 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,17 persen dan kelompok transportasi & komunikasi sebesar 0,63 persen.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau sebesar 101,95 atau turun 0,83 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

(2)

indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP pada bulan Agustus 2014

sebesar 96,41 atau turun 1,17 persen dibanding NTP Juli 2014 yang mencapai 97,55. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga tani mengalami penurunan sedangkan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami peningkatan seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Agustus 2014 (2012 = 100)

Rincian

Indeks Gabungan Riau Perubahan (%) Juli'14 Agustus'14 Agsts'14 thd

Juli'14

[1] [4]

Indeks Harga yang Diterima Petani 109.16 108.40 -0.69 Indeks Harga yang Dibayar Petani 111.89 112.44 0.48

Konsumsi Rumah Tangga 113.36 113.98 0.55

Bahan Makanan 117.51 118.54 0.88 Makanan Jadi 109.84 110.03 0.18 Perumahan 106.09 106.22 0.13 Sandang 109.96 110.09 0.11 Kesehatan 108.54 109.12 0.54 Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 107.73 107.92 0.17 Transportasi dan Komunikasi 116.31 117.04 0.63

BPPBM 106.17 106.33 0.15

Bibit 107.49 107.76 0.25 Obat-obatan & Pupuk 104.85 105.06 0.20 Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 102.13 102.23 0.10 Transportasi 112.70 113.05 0.31 Penambahan Barang Modal 108.77 108.93 0.15 Upah Buruh Tani 104.55 104.62 0.07

Nilai Tukar Petani 97.55 96.41 -1.17

(3)

Tabel 2

NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU Agustus 2014 (2012 = 100)

Subsektor Bulan % Perub.

Juli Agustus

[1] [2] [3] [4]

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 114.32 114.52 0.17

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 112.53 113.04 0.46

c Nilai Tukar Petani (NTPP) 101.60 101.31 -0.29

2 Hortikultura

a Indeks Harga yang Diterima (It) 107.96 109.52 1.44

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 112.39 112.88 0.43

c Nilai Tukar Petani (NTPH) 96.06 97.02 1.00

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 107.39 105.47 -1.78

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 112.37 112.96 0.52

c Nilai Tukar Petani (NTPR) 95.56 93.37 -2.30

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 109.49 110.28 0.72

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 109.36 109.84 0.44

c Nilai Tukar Petani (NTPT) 100.12 100.40 0.27

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 118.55 120.10 1.31

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 110.89 111.24 0.31

c Nilai Tukar Petani (NTNP) 106.90 107.97 1.00

5.1. Perikanan Tangkap

a Indeks Harga yang Diterima (It) 119.40 121.08 1.41

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 110.63 110.93 0.27

c Nilai Tukar Petani (NTN) 107.93 109.15 1.14

5.2. Perikanan Budidaya

a Indeks Harga yang Diterima (It) 117.26 118.62 1.16

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 111.29 111.71 0.37

c Nilai Tukar Petani (NTPi) 105.36 106.19 0.78

R i a u

a Indeks Harga yang Diterima (It) 109.16 108.40 -0.69

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 111.89 112.44 0.48

c Nilai Tukar Petani (NTP) 97.55 96.41 -1.17

(4)

Jika NTP Agustus 2014 dibandingkan dengan NTP Juli 2014, subsektor yang mengalami penurunan indeks NTP dan mengakibatkan penurunan NTP di provinsi Riau, yaitu: Subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan NTP sebesar 2,30 persen dan subsektor tanaman pangan mengalami penurunan NTP sebesar 0,29 persen. Sedangkan subsektor lainnya mengalami kenaikan NTP yaitu Subsektor hortikultura NTP naik sebesar 1,00 persen; Subsektor peternakan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,27 persen dan Subsektor perikanan mengalami kenaikan NTP sebesar 1,00 persen.

1. Indeks harga yang diterima petani (I

t

)

Pada Agustus 2014, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan It pada Juli 2014, yaitu sebesar 108,40. Penurunan It hanya terjadi pada Subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami penurunan It sebesar 1,78 persen. Sedangkan keempat subsektor lainnya mengalami kenaikan It, masing-masing sebagai berikut: subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,17 persen; Subsektor hortikultura It naik sebesar 1,44 persen; Subsektor peternakan mengalami kenaikan It sebesar 0,72 persen dan Subsektor perikanan mengalami kenaikan It sebesar 1,31 persen.

2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Agustus 2014, indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Riau naik sebesar 0,48 persen

dibanding Ib Juli 2014, yaitu dari 111,89 menjadi 112,44. Kenaikan Ib terjadi di semua subsektor. Kenaikan Ib yang tertinggi terjadi pada subsektor subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,52 persen; diikuti kenaikan pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,46 persen; ; subsektor peternakan sebesar 0,44 persen subsektor hortikultura sebesar 0,43 persen ; dan subsektor perikanan sebesar 0,31 persen.

3. NTP Subsektor

a.

Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP)

Pada Agustus 2014, NTPP mengalami penurunan sebesar 0,29 persen dibandingkan dengan NTPP bulan

Juli 2014. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan 0,17 persen, relatif lebih rendah dibandingkan peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,46 persen.

Peningkatan indeks harga yang diterima petani ini disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok palawija (khususnya komoditi kacang kedelai, ubi jalar dan ketela pohon/ubi kayu) sebesar 0,60 persen, Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,49 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,26 persen.

b.

Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada Agustus 2014, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) mengalami kenaikan

sebesar 1,00 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan 1,44 persen realtif lebih besar jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yaitu sebesar 0,43 persen.

Kenakan indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga kelompok sayur-sayuran dan buah-buahan masing-masing sebesar 2.30 persen, dan 0,59 persen (khususnya kelompok cabe rawit, durian, jeruk, cabai merah, kacang panjang, ketimun, petsai/sawi,mangga, melinjo). Kenaikan indeks harga

(5)

yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,49 persen dan 0,14 persen.

c.

Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada Agustus 2014,NTPR mengalami penurunan sebesar 2,30 persen. Hal ini disebabkan indeks harga

yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,78 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami peningkatan sebesar 0,52 persen.

Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,78 persen (khususnya komoditi kelapa sawit dan kakao). Sementara itu, kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,60 persen dan 0,07 persen.

d.

Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada Agustus 2014, NTPT mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 0,72 persen, relatif lebih besar jika dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani yang mengalami peningkatan sebesar 0,44 persen.

Kenaikan indeks harga yang diterima petani ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga pada kelompok ternak besar sebesar 1,75 persen (khususnya komoditi sapi potong) dan kelompok ternak kecil sebesar 1,12 persen (khususnya komoditi kambing). Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,51 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,33 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

Pada Agustus 2014, NTNP mengalami peningkatan sebesar 1,00 persen. Hal ini terjadi karena Indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 1,31 persen, lebih besar jika dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0,31 persen. Kenaikan It pada Agustus 2014 disebabkan naiknya indeks kelompok perikanan tangkap sebesar 1,41 persen (khususnya komoditi udang, tenggiri, lais, golok-golok/parang) dan kenaikan indeks kelompok perikanan budidaya sebesar 1,16 persen (khususnya komoditi ikan patin, lele, mas, gurame)

1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

Pada Agustus 2014, NTN mengalami kenaikan sebesar 1,14 persen jika dibandingkan dengan NTN Bulan Juli 2014. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,41 persen, lebih besar jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani hanya sebesar 0,27 persen. Kenaikan It disebabkan oleh kenaikan indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok penangkapan laut sebesar 1,97 persen (khususnya komoditi udang, tenggiri, lais, golok-golok/parang). Peningkatan yang terjadi pada Ib dikarenakan adanya peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,35 persen dan peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,10 persen.

2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

Pada Agustus 2014, NTPi naik sebesar 0,78 persen. Hal ini terjadi karena It naik sebesar 1,16 persen, relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan Ib yang hanya 0,37 persen. Kenaikan It disebabkan oleh peningkatan indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 1,16 persen (khususnya komoditi ikan patin, lele, mas, gurame). Kenaikan Ib disebabkan oleh meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,36 persen dan 0,41 persen.

(6)

Tabel 3.

Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Agustus 2014 (2012 = 100)

Subsektor dan Kelompok Bulan % Perub.

Juli Agustus

[1] [3] [3] [4]

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 114.32 114.52 0.17

- Padi 111.17 111.17 0.00

- Palawija 123.23 123.97 0.60

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 112.53 113.04 0.46

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 113.43 113.99 0.49

- Indeks BPPBM 107.59 107.87 0.26

2 Hortikultura

a Indeks Harga yang Diterima (It) 107.96 109.52 1.44

- Sayur-sayuran 105.92 108.35 2.30

- Buah-buahan 110.12 110.77 0.59

- Tanaman obat 106.36 107.34 0.92

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 112.39 112.88 0.43

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 113.60 114.16 0.49

- Indeks BPPBM 106.56 106.71 0.14

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 107.39 105.47 -1.78

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 107.39 105.47 -1.78

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 112.37 112.96 0.52

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 113.47 114.15 0.60

- Indeks BPPBM 106.21 106.29 0.07

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 109.49 110.28 0.72

- Ternak Besar 110.11 112.04 1.75

- Ternak Kecil 110.01 111.24 1.12

- Unggas 108.63 107.71 -0.84

- Hasil Ternak 107.55 107.36 -0.19

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 109.36 109.84 0.44

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 113.21 113.79 0.51

- Indeks BPPBM 103.43 103.76 0.33

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 118.55 120.10 1.31

- Tangkap 119.40 121.08 1.41

- Budidaya 117.26 118.62 1.16

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 110.89 111.24 0.31

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111.72 112.11 0.35

- Indeks BPPBM 109.17 109.41 0.22

1. Perikanan Tangkap

a Indeks Harga yang Diterima (It) 119.40 121.08 1.41

- Penangkapan Perairan Umum 121.14 120.74 -0.32

- Penangkapan Laut 118.84 121.19 1.97

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 110.63 110.93 0.27

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111.71 112.10 0.35

- Indeks BPPBM 108.41 108.52 0.10

2. Perikanan Budidaya

a Indeks Harga yang Diterima (It) 117.26 118.62 1.16

- Budidaya Air Tawar 117.26 118.62 1.16

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 111.29 111.71 0.37

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111.74 112.14 0.36

- Indeks BPPBM 110.32 110.77 0.41

(7)

4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera

Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera, terdapat 6 (enam) provinsi yang mengalami penurunan NTP sedangkan 3 (tiga) provinsi lainnya mengalami kenaikan NTP dan 1 (satu) provinsi tidak mengalami perubahan NTP. Kenaikan NTP terbesar pada Agustus 2014 terjadi di Provinsi Lampung yaitu sebesar 1,06 persen. Penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 1,34 persen ,diikuti Provinsi Riau dan Provinsi Jambi masing-masing sebesar 1,17 persen dan sebesar 1,14 persen, seperti terlihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4.

Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera dan Persentase Perubahannya

Agustus 2014 (2012 = 100)

No. Provinsi

It Ib NTP

Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] 1 NAD Darussalam 108.94 -0.23 110.43 0.71 98.65 -0.93 2 Sumatera Utara 112.40 0.53 112.61 0.53 99.81 0.00 3 Sumatera Barat 112.90 0.78 112.34 0.80 100.50 -0.03 4 Riau 108.40 -0.69 112.44 0.48 96.41 -1.17 5 Jambi 110.14 -0.50 113.41 0.65 97.12 -1.14 6 Sumatera Selatan 112.23 -1.06 110.68 0.28 101.40 -1.34 7 Bengkulu 108.47 -0.37 112.99 0.48 96.00 -0.84 8 Lampung 117.58 1.24 110.99 0.19 105.94 1.06 9 Bangka Belitung 113.98 1.33 111.23 0.61 102.47 0.71 10 Kepulauan Riau 110.51 0.43 108.40 0.25 101.95 0.18

5. Inflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah

pedesaan. Pada Agustus 2014, terjadi inflasi pedesaan di Provinsi Riau sebesar 0,55 persen yang

disebabkan kenaikan indeks harga pada semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,88 persen, kelompok makanan jadi, rokok&tembakau sebesar 0,18 persen, kelompok perumahan sebesar 0,13 persen, kelompok sandang sebesar 0,11 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,54 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,17 persen dan kelompok transportasi & komunikasi sebesar 0,63 persen (Tabel 5.)

(8)

Tabel 5.

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran

Agustus 2014 (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran Perubahan

Juli'14 Agustus'14 Agustus'14 thd Juli'14

[1] [2] [3] [4]

Konsumsi Rumah Tangga 113.36 113.98 0.55

Bahan Makanan 117.51 118.54 0.88

Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 109.84 110.03 0.18

Perumahan 106.09 106.22 0.13

Sandang 109.96 110.09 0.11

Kesehatan 108.54 109.12 0.54

Pendidikan, Rekreasi, & OR 107.73 107.92 0.17

Transportasi & Komunikasi 116.31 117.04 0.63

6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor

Pada Agustus 2014, terjadi penurunan NTUP sebesar 0,83 persen. Hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,69 persen sedangkan indeks BPPBM meningkat 0,15 persen (lihat Tabel 1). Penurunan NTUP terjadi di dua (2) subsektor penyusun NTUP, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,09 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,86 persen (Tabel 6).

Tabel 6.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor Dan Persentase Perubahannya

Agustus 2014 (2012=100)

Sub Sektor Juli'14 Agustus'14

Perubahan Agsts'14 thd Juli'14 [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan 106.26 106.16 -0.09 2. Hortikultura 101.31 102.63 1.30

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 101.11 99.23 -1.86

4. Peternakan 105.86 106.28 0.39 5. Perikanan 108.59 109.77 1.09 a. Tangkap 110.13 111.57 1.31 b. Budidaya 106.30 107.09 0.75 Riau 102.81 101.95 -0.83

Referensi

Dokumen terkait

Selain sumber dana yang digunakan dari dana desa, kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan BUMDes juga dilakukan secara mandiri oleh masyarakat.. Hal ini juga disampaikan oleh

Reliabilitas (reliability), yaitu sejauh mana perangkat lunak dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsikan dengan ketelitian yang diperlukan. 1) Bagaimana kinerja

Pada bagian lain penulis juga mencoba memusatkan perhatian pada tema PKB yang akan datang (2018) dengan mengambil contoh-contoh api atau Dewa Brahma pada

Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan naik sebesar 1,90 persen, kelompok makanan

Berdasarkan fenomena gap yang telah diuraikan melalui Gambar 1.1 dan Tabel 1.1 serta research gap yang dijabarkan dari penelitian-penelitian terdahulu, maka skripsi

Sebagai upaya mempertahankan kualitas air sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, bagi setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan wajib untuk membuang limbah cairnya

No. Sementara itu, responden kurang setuju kalau kecenderungan berpikir negatif menghambat inovasi mereka. Mereka juga kurang setuju jika perasaan-perasaan negatif

Kenaikan NTP ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,65 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar