• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Harimau Taksonomi harimau dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Animalia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Harimau Taksonomi harimau dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Animalia"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Harimau berada di bawah subfamili Pantherinae, bersama dengan singa, panther, dan jaguar. Seluruh subspesies harimau berada di bawah spesies Panthera tigris. Di dalam bukunya, Mongillo dan Zierdt-Warshaw (2000) menulis bahwa harimau dapat dikenali dari rambutnya, yang biasanya berwarna kuning-oranye dengan garis hitam vertikal.

Klasifikasi Harimau

Taksonomi harimau dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Carnivora Famili : Felidae Subfamili : Pantherinae Genus : Panthera Spesies : P.tigris Subspesies : P. t. tigris P. t. corbetti P. t. jacksoni P. t. sumatrae P. t. altaica P. t. amoyensis P. t. virgata (punah) P. t. balica (punah) P. t. sondaica (punah)

Harimau yang diteliti kali ini berasal dari subspesies Panthera tigris sumatrae (harimau Sumatera) dan Panthera tigris altaica (harimau Siberia).

(2)

Biologi Harimau

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae, Pocock 1929) merupakan salah satu subspesies Panthera tigris (Linnaeus, 1758) yang ditemukan di pulau Sumatera. Di dalam Krech, McNeill, dan Merchant (2004), harimau Sumatera hidup di daerah dataran rendah dan hutan pegunungan. Selain itu harimau Sumatera juga ditemukan di daerah rerumputan alang-alang tinggi dan juga rawa-rawa air tawar. Harimau Sumatera merupakan harimau yang relatif lebih kecil, memiliki kaki yang lebih pendek daripada harimau-harimau bumi bagian utara. Umumnya berwarna oranye gelap dengan garis hitam yang rapat, dan rambut dagu yang panjang dan meruncing. Berat badan harimau Sumatera berkisar antara 100 sampai 104 kg, dengan panjang badan antara 220-255 cm. Di dalam Prynn (2004) disebutkan bahwa mangsa utama dari harimau Sumatera adalah babi liar dan sambar (Cervus unicolor). Di dalam CITES (2010) harimau Sumatera dimasukkan ke dalam appendix I. Sedangkan di dalam IUCN red list (2010), harimau Sumatera termasuk dalam critically endangered sejak tahun 2008.

Gambar 1. Harimau Sumatera (Wikipedia 2010a)

Harimau Siberia (Panthera tigris altaica)

Harimau Siberia (Panthera tigris altaica) merupakan subspesies harimau terbesar, sekaligus kucing terbesar yang ada di muka bumi. Harimau Siberia juga termasuk ke dalam appendix I CITES (2010). Harimau Siberia hidup di hutan konifer, oak, dan birch yang tidak berada di Siberia, tetapi di daerah timur jauh Rusia (misalnya di provinsi Ussuri dan Khabarovsk), dan beberapa hidup di

(3)

wilayah timur laut Cina. Karena rambutnya yang lebih tebal, harimau Siberia terlihat lebih besar dari ras yang ada di India dan Asia Tenggara. Harimau Siberia membutuhkan hewan buruan yang besar, seperti babi hutan dan rusa merah. Ada satu kasus dimana harimau Siberia menyerang beruang coklat dewasa. Spesimen terbesar yang pernah dilaporkan adalah seekor harimau jantan yang ditembak di cekungan sungai Sungari di Manchuria pada tahun 1943. Di dalam Ellis (2005) disebutkan, spesimen ini memiliki panjang 3,507 m, dihitung dari kepala sampai ke ujung ekor.

Gambar 2. Harimau Siberia (Wikipedia 2010b)

Harimau memiliki ukuran yang bervariasi. Tetapi variasi antar subspesies ini lebih bersifat gradual daripada diskrit (Kitchener dan Dugmore 2000). Ukuran tubuh harimau yang hidup di lebih ke selatan lebih kecil, kemungkinan karena adaptasi terhadap suhu yang lebih hangat yang mengharuskan pelepasan panas tubuh yang lebih efisien, dan juga untuk mengurangi kebutuhan energi di lingkungan yang tidak selalu terdapat mangsa berupa ungulata besar (McNab 2005). Pola garis hitam dengan dasar berwarna oranye-emas dari harimau terlihat mencolok di dalam kandang. Akan tetapi di alam, walaupun di habitat semi terbuka, pola garis tersebut membuyarkan outline tubuh, dan membuat harimau tidak mudah terlihat (Sunquist 2010). Secara fisik harimau merupakan hewan yang kuat dan dapat menjatuhkan mangsa yang berukuran lima kali berat tubuhnya. Tengkorak harimau besar dan pendek, sehingga meningkatkan kekuatan gigitan dari taring (Valkenburgh dan Ruff 1987). Harimau bukan termasuk pelari jarak jauh. Harimau sangat jarang mengejar mangsanya lebih dari 150 meter, dan mengandalkan akselerasi yang tinggi. Seperti kucing lainnya, harimau termasuk digitigradi, yang berarti berjalan dengan jari. Bantalan telapak

(4)

yang lembut mendistribusikan bobot tubuh harimau, yang tidak hanya menjadikan gerakan harimau menjadi luwes, tapi juga tidak terdengar.

Habitat Harimau

Harimau merupakan jenis kucing yang habitat utamanya berada di dalam hutan. Ada tiga persyaratan yang dibutuhkan suatu tempat agar cocok menjadi habitat harimau. Pertama, daerah tersebut harus memiliki banyak vegetasi rimbun agar harimau dapat bersembunyi dan mengendap-endap mengintai mangsanya. Kedua, di daerah tersebut harus terdapat banyak kolam dan sungai, karena terkadang mereka mendinginkan badannya dengan berendam di dalam air. Kebiasaan berendam ini menyebabkan harimau menjadi perenang yang baik. Populasi harimau sebagian besar hidup di daerah rawa-rawa di India dan Asia tenggara. Syarat terakhir adalah tersedianya suplai makanan yang cukup. Harimau membunuh dan memakan hewan besar, seperti ternak, rusa, dan babi.

Harimau hidup soliter, dan tiap ekor memiliki wilayah hutan yang luas untuk dirinya sendiri. Daerah tersebut cukup besar untuk menjamin suplai mangsa yang cukup untuk makanan harimau. Hal ini menyebabkan harimau tersebar luas. Harimau Siberia adalah yang paling menyebar, dengan individu yang terpisah ratusan mil jauhnya dari individu lainnya. Hal ini karena hutan Siberia di Rusia sangat dingin dan mangsa untuk harimau Siberia juga hidup menyebar, seperti yang disebutkan dalam Beer et al (2007).

Harimau membutuhkan wilayah jelajah yang cukup luas. Menurut Hamaide (2007), harimau memiliki daerah jelajah seluas 100 km2. tetapi wilayah jelajah ini dapat bervariasi, tergantung ketersediaan makanan di suatu wilayah. Wilayah jelajah akan mengecil jika mangsa harimau tersedia lebih dari cukup.

(5)

Gambar 3. Distribusi Harimau di Habitat In-Situ (Beer et al 2007)

Contohnya di Chitwan, di dalam MacDonald dan Loveridge (2010), luas wilayah jelajah harimau rata-rata 20 km2. Di wilayah dengan mangsa yang sedikit, wilayah jelajah harimau akan lebih luas. Di dalam MacDonald dan Loveridge (2010), pada harimau Siberia yang tinggal di habitat dengan mangsa yang tersebar, wilayah jelajah tiap individu bisa mencapai 400 km2. Wilayah jelajah harimau akan berbanding terbalik dengan kepadatan mangsa (Karanth et al 2004). Sebagai tambahan, untuk harimau Sumatera di Taman Nasional Way Kambas, jarak jelajah minimum dari harimau betina adalah 49 km2 dan harimau jantan dewasa memiliki wilayah jelajah mencapai 116 km2 (Franklin et al 1999).

Konservasi Ex-situ

Habitat ex-situ merupakan tempat tinggal satwa yang berada di luar habitat aslinya. Habitat ex-situ dibuat semirip mungkin dengan aslinya agar hewan merasa nyaman. Konservasi ex-situ didefinisikan dalam Convention on Biological Diversity sebagai “pengawetan komponen-komponen keragaman plasma nutfah di luar habitat aslinya. Ini melibatkan pengambilan sampel, transfer, dan penyimpanan dari suatu taxa target dari daerah koleksi dan biasanya dilakukan untuk menjamin suatu spesies atau populasi yang pada saat itu atau memiliki potensi kehancuran fisik, tergerus dan tergantikan oleh spesies lain, atau kemerosotan genetik” (UNCED 1992).

(6)

Studbook

Studbook adalah kronologi populasi harimau yang ada di dalam penangkaran. Untuk setiap harimau yang terdaftar, di dalam Studbook terdapat informasi mengenai tanggal lahir harimau, tanggal kematian, induk jantan dan betina, lokasi keberadaan dan perpindahan harimau, serta nomor identifikasi institusi yang memiliki harimau dan nomor identifikasi Studbook yang terstandarisasi (Seifert dan Muller 1984).

Litter size

Litter size adalah suatu ukuran kuantitatif dari suatu hewan. Di dalam Kaps dan Lamberson (2009) disebutkan bahwa litter size sendiri adalah suatu variable diskrit. Untuk harimau, rata-rata litter size adalah 3-4 seperti yang disebutkan dalam Triefeldt (2007). Di dalam The American Heritage® Medical Dictionary (2007), litter adalah keturunan yang dihasilkan dalam sekali kelahiran pada mamalia multipara. Litter size dipengaruhi oleh bentuk uterus. Uterus harimau memiliki bentuk bipartitus. Dalam Hyman (1992) ada bentuk bipartitus, kedua cabang uterus bersatu di bagian posterior dan menuju ke vagina melalui cervix yang sama. Bentuk uterus seperti ini memungkinkan harimau memiliki litter size lebih dari satu.

Gambar 4. Berbagai macam tipe uterus. (A)Duplex. (B)Bipartitus. (C)Bicornuatus. (D)Simplex. (Feldhamer et al 2007)

Di dalam Senger (1999) berdasarkan litter size, hewan dapat dibagi menjadi monotocous (hanya melahirkan satu keturunan tiap kelahiran) dan polytocous (melahirkan lebih dari satu keturunan tiap kelahiran). Perbedaannya

(7)

terdapat pada fase folikular. Pada spesies monotocous terdapat beberapa folikel yang terpilih, tetapi pada akhirnya hanya satu yang akan menjadi folikel dominan. Sedangkan pada spesies polytocous terdapat beberapa folikel dominan. Kondisi dominansi ini ditandai oleh adanya satu atau lebih folikel preovulasi yang memberikan efek inhibitori yang besar kepada folikel antral lainnya yang berada pada kohort terekrut dan terpilih. Pengaruh inhibitori ini diperkirakan karena kombinasi produksi inhibin oleh folikel dominan dan pengurangan suplai darah ke beberapa folikel. Penurunan konsentrasi FSH di dalam darah yang disertai penurunan suplai darah ke beberapa folikel menyebabkan folikel-folikel tersebut atresia. Hanya folikel yang menerima suplai darah yang lebih banyak (yang juga berarti menerima lebih banyak gonadotropin) yang akan terus tumbuh dan menjadi dominan. Perbedaan jumlah folikel dominan inilah salah satu penyebab terjadinya perbedaan litter size.

Gambar

Gambar 1. Harimau Sumatera (Wikipedia 2010a)
Gambar 2. Harimau Siberia (Wikipedia 2010b)
Gambar 3.  Distribusi Harimau di Habitat In-Situ (Beer et al 2007)
Gambar 4.  Berbagai macam tipe uterus. (A)Duplex. (B)Bipartitus.  (C)Bicornuatus. (D)Simplex

Referensi

Dokumen terkait

menumbuhkan mengelola dan memberikan ketrampilan 16 dalam penyelesaian masalah ( skill coping). Program ini juga akan peningkatan pengetahuan, mengatasi, perawatan diri,

Untuk molekul yang tidak bermuatan, difusi pasif merupakan proses entropi, dengan arah pergerakan molekul melintasi membran dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

Berdasarkan informasi, fenomena, dan permasalahan yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, ” Pengaruh Iklan dan Atribut Produk

c. Mahasiswa dan Lulusan: 1) Secara kuantitatif, jumlah mahasiswa baru yang diterima Prodi PAI relatif stabil dan di atas rata-rata dibandingkan dengan jumlah

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Torrance berpendapat bahwa berpikir kreatif adalah sebuah proses menjadi sensitif pada atau sadar akan masalah- masalah, kekurangan, dan celah-celah di dalam

Bahan yang digunakan adalah 65 ekor ikan Guppy (Poecilia reticulata), yang merupakan sebagai objek yang akan diamati, berukuran kecil dengan panjang ± 5 cm; air

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang