• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR),

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR),"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

62 BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskriptif Penelitian

Deskripsi hasil penelitian digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel penelitian yang sesuai dengan penjelasan pada bab sebelumnya, diketahui bahwa variabel independen (X) yang digunakan adalah variabel tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR), komisaris independen, komite audit, dan kualitas audit. Sedangkan, variabel dependen (Y) yang digunakan adalah penghindaran pajak (tax avoidance) yang diukur dengan cara pajak kini dibagi dengan total laba sebelum pajak. Indikator dalam CSR menggunakan variabel dummy. Apabila perusahaan mengungkapkan CSR diberi nilai 1 sedangkan apabila CSR tidak diungkapkan akan diberi nilai 0 untuk masing-masing item pengungkapan CSR. Komisaris independen dinilai dengan presentase jumlah komisaris independen dengan jumlah seluruh dewan komisaris. Komite audit diproksikan dengan jumlah anggota komite audit. Kualitas audit diukur melalui kinerja auditor yang tergolong dalam KAP Big Four. Perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four yaitu Price Waterhouse

Cooper, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG dan Ernst & Young maka mendapat

nilai satu dan perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP Big Four mendapat skor nol.

(2)

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan multinasional sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi pada periode 2012-2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 11 perusahaan multinasional sektor manufaktur yang terdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015 dengan jumlah observasi sebanyak 44.

Tabel 3

Daftar Sampel Perusahan

No Kode

Perusahaan Nama Perusahaan

1 ASII Astra International Tbk 2 AUTO Astra Auto Part Tbk

3 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 4 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 5 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk

6 KLBF Kalbe Farma Tbk

7 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk

8 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

9 SMGR Semen Indonesia Tbk

10 LION Lion Metal Work Tbk

(3)

4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Penelitian

Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberi gambaran atau deskripsi dari suatu data yang diteliti. Informasi yang dihasilkan yaitu jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari masing-masig variabel penelitian. Analisis deskriptif variabel disajikan dalam Tabel 4

Tabel 4

Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation CSRDI 44 0,05 0,42 0,2311 0,1131 KOMIND 44 0,30 0,75 0,4017 0,0879 KOMAUD 44 3 4 3,2000 0,4080 KUALAUD 44 0 1 0,6400 0,4870 CurrentETR 44 0,15 0,41 0,2462 0,0481

Sumber : Hasil Ouput SPSS

Berdasarkan Tabel 4 di atas, menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 44 pengamatan data yang diambil dari laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan multinasional sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2015. Informasi yang diperoleh dari data tersebut adalah:

1. Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) menujukkan nilai

rata-rata sebesar 0,2311 dengan deviasi standar sebesar 0,1131, serta nilai minumum sebesar 0,05 dan nilai maksimum sebesar 0,42.

(4)

2. Komisaris Independen (KOMIND) menujukkan nilai rata-rata sebesar 0,4017 dengan deviasi standar sebesar 0,0879, serta nilai minumum sebesar 0,30 dan nilai maksimum sebesar 0,75.

3. Komite audit (KOMAUD) menujukkan nilai rata-rata sebesar 3,2 dengan deviasi standar sebesar 0,4080, serta nilai minumum sebesar 3 dan nilai maksimum sebesar 4.

4. Kualitas Audit (KUALAUD) menujukkan nilai rata-rata sebesar 0,64 dengan deviasi standar sebesar 0,4870, serta nilai minumum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1.

5. Current ETR (CurrentETR) menujukkan nilai rata-rata sebesar 0,2462 dengan deviasi standar sebesar 0,0481, serta nilai minumum sebesar 0,15 dan nilai maksimum sebesar 0,41.

4.1.3 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, serta untuk mengetahui apakah model regresi memenuhi asumsi normalitas yang dilakukan dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov Test serta melihat penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari grafik pengujian normalitas (Normal Probability Plot)

(5)

Tabel 5

One-Sample Kolomogrov-Smirnov Test

N Unstandardized Residual

N 44

Normal Parameters a,b Mean 0E-7

Std. Deviation ,04142879

Most Extreme Differences Absolute ,102

Positive ,102

Negative -,070

Kolmogrov-Smirnov Z .677

Asymp. Sig (2-tailed) ,749

a. Test distribution is Normal b. Calculated from data Sumber : Hasil Ouput SPSS

Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test pada tabel 5 , dapat diketahui nilai Asymp sig (2-tailed) sebesar 0,749. Karena nilai signifikansi 0,749 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data pada model regresi ini berdistribusi normal sehingga dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal dan dapat digunakan dalam penelitian.

Pendekatan kedua yang dipakai untuk menilai normalitas data dengan melihat grafik Normal Probability Plot of regression standardized residual yang disajikan dalam Gambar 2 dibawah ini.

(6)

Gambar 2 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa plot atau titik-titik penyebaran data dalam penelitian ini berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penyebaran data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolonieritas

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan hubungan atau korelasi diantara variabel-variabel bebasnya. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem yang dinamakan multikolonieritas,

(7)

Untuk mengetahui multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai yang umum dipakai adalah nilai TOL sebesar 0,1 atau sama dengan nilai VIF sebesar 10 (Ghozali, 2006). Jika VIF > 10 atau jika tolerance < 0,1 maka ada multikolonieritas dalam regresi.

Hasil pengujian multikolonieritas dari masing-masing variabel bebas disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6

Hasul Uji Multikolonieritas Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

CSRDI 0,426 2,349

KOMIND 0,925 1,081

KOMAUD 0,840 1,191

KUALAUD 0,429 2,329

a. Dependendt Variable : CurrentETR Sumber : Hasil Ouput SPSS

Berdasarkan Tabel 6 diatas terlihat bahwa seluruh variabel independen yang terdiri dari atas Corporate Social Responsibility (CSR), komisaris independen, komite audit, dan kualitas audit memiliki angka Variance Inflation Factor (VIF) dibawah 10 dan angka tolerance tidak kurang dari 10%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang terbentuk tidak terdapat adanya gejala multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas tersebut tidak memiliki keterkaitan atau korelasi yang kuat.

(8)

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t (periode analisis) dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 / periode seelumnya (Ghozali, 2006). Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi autokorelasi didalamnya.

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi salah satunya dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson, dengan kriteria sebagai berikut:

1) Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

2) Angka DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3) Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif

Berikut hasil output uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini. Tabel 7

Hasul Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 0,507 0,257 0,181 0,435015 1,341

a. Predictors : (Constant), KUALAUD, KOMIND, KOMAUD, CSRDI b. Dependent Variable: CurrentETR

Sumber : Hasil Ouput SPSS

Dari pengujian statistik diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,341. Nilai DW berada diantara -2 dan +2, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak menunjukkan adanya autokorelasi.

(9)

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari pengamatan satu ke pengamatan lain. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah di unstandardized.

Gambar 3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan grafik Scatterplot yang dihasilkan SPSS 20 pada Gambar 3 terlihat bahwa semua titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Dapat

(10)

disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk interpretasi dan analisis lebih lanjut.

4.1.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atau hubungan faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu Corporate Social Responsibility (CSR), komisaris independen, komite audit, dan kualitas audit terhadap penghindaran pajak secara linear.

Dengan menggunakan alat bantu SPSS 20 diperoleh hasil output sebagai berikut:

Tabel 8

Hasil Analisis Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 0,294 0,066 4,440 0,000 CSRDI 0,290 0,090 0,682 3,227 0.003 KOMIND 0,032 0,078 0,058 0,407 0,687 KOMAUD -0,034 0,018 -0,291 -1,933 0,061 KUALAUD -0,029 0,021 -0,290 -1,376 0,177

a. Dependendt Variable : CurrentETR Sumber : Hasil Ouput SPSS

(11)

Dari Tabel 8 diatas, maka didapatkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Current ETR = 0,294 + 0,290 CSR + 0,032 KOMIND – 0,034 KOMAUD – 0,029KUALAUD

Dari persamaan regresi diatas dapat diinterpretasikan bahwa: a. Konstanta Regresi

Besarnya nilai konstanta adalah 0,294. Hal ini menunjukkan bahwa jika variabel bebas yang terdiri atas CSR, KOMIND, KOMAUD, KUALAUD = 0, maka besarnya variabel terikat yaitu Current ETR sebesar 0,294.

b. Koefisien Regresi CSR (β1)

Besarnya koefisien β1 adalah 0,290 yang berarti menunjukkan arah hubungan positif antara CSR dengan Current ETR. Tanda positif menunjukkan pengaruh CSR searah terhadap Current ETR , hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan aktivitas CSR dapat meningkatkan penghindaran pajak.

c. Koefisien Regresi KOMIND (β2)

Besarnya koefisien β2 adalah 0,032 yang berarti menunjukkan arah hubungan positif antara KOMIND dengan Current ETR. Tanda positif menunjukkan pengaruh KOMIND searah terhadap Current ETR yaitu jika variabel KOMIND naik maka penghindaraan pajak akan naik.

(12)

d. Koefisien Regresi KOMAUD (β3)

Besarnya koefisien β3 adalah -0,034 yang berarti menunjukkan arah hubungan negatif antara KOMAUD dengan Current ETR. Tanda negatif menunjukkan pengaruh KOMAUD tidak searah terhadap Current ETR yaitu jika variabel KOMAUD naik maka penghindaran pajak akan menurun.

e. Koefisien Regresi KUALAUD (β4)

Besarnya koefisien β4 adalah -0,029 yang berarti menunjukkan arah hubungan negatif antara KUALAUD dengan Current ETR. Tanda negatif menunjukkan pengaruh KUALAUD tidak searah terhadap Current ETR yaitu jika variabel KUALAUD naik maka penghindarn pajak akan menurun.

4.1.5 Uji Hipotesis

Uji hipotesis terdiri atas koefisien determinasi (R2), uji F untuk kelayakan model, dan uji parsial (uji t).

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel bebas (dependen). nilai adjusted R-Square yang diiperoleh disajikan pada tabel 9 berikut ini.

Tabel 9

Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 0,507 0,257 0,181 0,435015

a. Predictors : (Constant), KUALAUD, KOMIND, KOMAUD, CSRDI b. Dependent Variable: CurrentETR

(13)

Berdasarkan Tabel 9 diatas diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,181. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 18,1% variasi dari penghindaran pajak (CurrentETR) dapat dijelaskan oleh variabel Corporate Social Responsibility (CSR), Komisaris Independen (KOMIND), Komite Audit (KOMAUD), dan Kualitas Audit (KUALAUD) sedangkan sisanya 81,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian.

2. Uji F / Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit)

Menurut Ghozali (2013), ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit-nya. Goodness of fit menguji apakah data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit atau layak).

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil pengujian uji F yang disajikan dalam Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10 Hasul Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Square Df Mean Square F Sig.

1 Regression 0,026 4 0,006 3,381 0,018

Residual 0,074 39 0,002 Totsl 0,099 43

a. Dependent Variable: CurrentETR

b. Predictors : (Constant), KUALAUD, KOMIND, KOMAUD, CSRDI Sumber : Hasil Ouput SPSS

Dari Tabel 10 di atas didapat tingkat signifikan = 0,018 < 0,05 (level of signifikan), berarti model regresi fit atau layak. Hal ini menunjukkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian layak serta dapat dipergunakan untuk

(14)

analisis berikutnya. Hasil ini juga bisa mengindikasikan bahwa naik turunnya penghindaran pajak pada perusahaan multinasional sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tergantung oleh naik turunnya CSR, komisaris independen, komite audit, dan kualitas audit.

3. Uji Hipotesis (Uji t)

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2001). Kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan SPSS tersaji pada Tabel 11 berikut ini :

Tabel 11 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 0,294 0,066 4,440 0,000 CSRDI 0,290 0,090 0,682 3,227 0.003 KOMIND 0,032 0,078 0,058 0,407 0,687 KOMAUD -0,034 0,018 -0,291 -1,933 0,061 KUALAUD -0,029 0,021 -0,290 -1,376 0,177

a. Dependendt Variable : CurrentETR Sumber : Hasil Ouput SPSS

(15)

Dari hasil output SPSS diatas dpat diketahui : 1. Corporate Social Responsibility (CSR)

Untuk variabel CSR diperoleh nilai signifikan sebesar 0,003 , nilai signifikan tersebut < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Dengan demikian hasil ini tidak mendukung hipotesis CSR berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, sehingga H1 ditolak.

2. Komisaris Independen

Untuk variabel Komisaris Independen diperoleh nilai signifikan sebesar 0,687 , nilai signifikan tersebut > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Komisaris Independen tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Dengan demikian hasil ini tidak mendukung hipotesis Komiaris Independen berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, sehingga H2 ditolak. 3. Komite Audit

Untuk variabel Komite Audit diperoleh nilai signifikan sebesar 0,061 , nilai signifikan tersebut > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Komite Audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Dengan demikian hasil ini tidak mendukung hipotesis Komite Audit berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, sehingga H3 ditolak..

4. Kualitas Audit

Untuk variabel Kualitas Audit diperoleh nilai signifikan sebesar 0,177 , nilai signifikan tersebut > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Kualitas Audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Dengan demikian hasil ini tidak

(16)

mendukung hipotesis Kualitas Audit berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, sehingga H4 ditolak.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Penghindaran Pajak

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, Corporate Social Responsibility memiliki pengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Hal ini berarti semakin besar kegiatan Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh perusahaan, maka akan semakin meningkat tindakan penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak ditolak.

Hal ini dikarenakan beberapa item CSR yang dilakukan oleh perusahaan merupakan pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya (deductible expenses), contohnya program beasiswa, program kesehatan untuk masyarakat, pelestarian lingkungan, dukungan terhadap UMKM, dan lain-lain. Jadi tidak dapat dipungkiri bahwa banyak perusahaan melakukan CSR yang dapat dibebankan sebagai biaya untuk mengurangi penghasilan bruto.

Selain itu, perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosial semata-mata hanya menggunakan tindakan yang socially responsible untuk dapat memperoleh image yang positif agar perusahaan dapat menutupi tindakan mereka yang socially irresponsible seperti penghindaran pajak.

(17)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati et. al (2016) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengungkapan CSR maka semakin meningkat pula penghindaran pajak suatu perusahaan Hal ini dikarenakan beberapa item CSR yang dapat mengurangi Penghasilan Kena Pajak. 4.2.2 Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap

Penghindaran Pajak

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa komisaris independen berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak ditolak.

Komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris yang bukan merupakan pegawai atau orang yang berurusan langsung dengan organisasi tersebut. Peran dewan komisaris independen dalam suatu perusahaan lebih ditekankan pada fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Komisaris independen diangkat karena pengalaman dan keahliannya yang dianggap berguna bagi perusahaan, mereka bisa bersikap objektif dan memiliki risiko kecil dalam conflict of interest. Namun, komisaris independen memiliki keterbatasan dalam menangani masalah spesifik yang dihadapi oleh organisasi. Hal tersebut terjadi karena kurangnya informasi yang didapat oleh komisaris independen. Sistem informasi yang kurang memadai menghambat komisaris independen untuk bisa melakukan analisis secara lengkap dan mandiri (Muntoro, 2006). Hal ini juga menjadikan komisaris tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.

(18)

Penelitian ini memberikan bukti bahwa Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Banyak atau sedikitnya proporsi komisaris independen di suatu perusahaan tidak menjamin perusahaan tersebut tidak melakukan penghindaran pajak. Tidak adanya pengaruh tersebut menandakan bahwa keberadaan komisaris independen tidak efektif dalam pengawasan terhadap kinerja manajemen untuk menekan praktik penghindaran pajak. Selain itu, penempatan atau penambahan anggota dewan komisaris independen dimungkinkan hanya sekedar memenuhi ketentuan yang ditetapkan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Annisa dan Kurniasih (2012) yang menyatakan bahwa peran komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap tindakan penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan.

4.2.3 Pengaruh Komite Auditterhadap Penghindaran Pajak

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak ditolak.

Keberadaan komite audit yang mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja operasional tidak berjalan dengan baik. Keberadaan komite audit dalam mekanisme tata kelola perusahaan kurang berperan aktif dalam penetapan kebijakan terkait kebijakan beban pajak yang berhubungan dengan aktivitas penghindaran pajak. Banyak sedikitnya jumlah anggota komite audit tidak memberikan jaminan dapat melakukan intervensi dalam peran

(19)

penentuan kebijakan besaran tarif pajak efektif perusahaan. Komite audit yang hanya sekedar melakukan tugas-tugas rutin, seperti review laporan dan seleksi auditor eksternal, dan tidak mempertanyakan secara kritis dan menganalisis secara mendalam kondisi pengendalian dan pelaksanaan tanggungjawab oleh manajemen. Penambahan komite audit hanya untuk memenuhi peraturan yang menetapkan bahwa komite audit terdiri dari paling sedikit 3 (tiga) orang anggota.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti et. al (2016) yang menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

4.2.4 Pengaruh Kualitas Auditterhadap Penghindaran Pajak

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, kualitas audit tidak memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak ditolak.

Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini disebabkan karena telah terjadi peningkatan kualitas audit pada KAP Non Big Four sebagai implikasi dari semakin ketatnya peraturan yang diterbitkan Bapepam dan Lembaga Keuangan tentang Pendaftaran Akuntan yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal (Kep-41/BL/2008). Peraturan ini diterbitkan untuk meningkatkan independensi, obyektifitas, dan profesionalisme Akuntan sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas audit KAP, termasuk KAP Non Big Four.

(20)

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2015) komite audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Sejalannya penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2015), membuktikan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan kualitas audit yang secara tidak langsung merupakan implikasi atas adanya pembaruan peraturan yang semakin ketat.

Gambar

Gambar 2  Hasil Uji Normalitas
Tabel 10  Hasul Uji F
Tabel 11  Hasil Uji t  Coefficients a    Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients  t  Sig

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan koefisien korelasi setiap butir pernyataan terhadap skor totalnya, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan adalah valid untuk dijadikan alat

Hal ini dimungkinkan tidak menyalahi aturan syariah Islam karena dalam fatwa Nomor 04/ DSN-MUI/ IV/ 2000 Tanggal 1 April 2000 tentang murabahah, sebagai landasan

Raja Nagori Balimbingan Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun tepatnya di depan Polsekta Tanah Jawa, mobil yang ditumpangi oleh terdakwa diberhentikan oleh pihak

• Sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan

Hasil pada penelitian ini adalah (1) terdapat perbedaan prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor pada siswa yang belajar dengan pendekatan starter eksperimen melalui

Adsorpsi asam humat pada permukaan padatan merupakan proses yang kompleks yang tergantung pada sifat permukaan zeolit alam dan sifat larutan asam humat itu