• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY C MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA NY C MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ C ” MASA HAMIL, BERSALIN,

NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA

DI UPT PUSKESMAS KUTOREJO

KABUPATEN MOJOKERTO

PUTRI INTAN ZUHRIYANI

1415401039

Subject : Kehamilan, Persalinan, Nifas, Neonatus, KB, Ibu, dan Anak

DESCRIPTION

Keluarga memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mempengaruhi status anggota keluarga terutama Ibu dan anak yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Tujuan studi kasus ini adalah menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB sesuai dengan standar asuhan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP dengan managemen kebidanan.

Studi kasus dilakukan di Puskesmas Kutorejo kabupaten Mojokerto, subyek kasus adalah Ny “C” G2P10001 usia 32 tahun. Merumuskan asuhan kebidanan diselesaikan dengan metode SOAP yakni pengkajian (data subyektif dan obyektif). Analisa data (merumuskan diagnose) dan penatalaksaan rencana asuhan.

Pemberian asuhan kehamilan pada Ny “C” berlangsung secara normal. Asuhan persalinan berlangsung fisiologis serta tidak ada penyulit. Asuhan pada nifas berjalan secara normal. Asuhan neonatus menunjukkan hasil pemeriksaan bayi kondisi bayi baik dan normal. Pada kunjungan keluarga berencana ibu menggunakan KB suntik 3 bulan.

Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny “C” berjalan fisiologis, hal ini dikarenakan usia ibu adalah 32 tahun yang termasuk usia reproduksi sehat selain itu ibu juga melakukan kunjungan ANC dengan teratur dan ibu menerapkan anjuran yang diberikan bidan.

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang dilakukan ibu hamil seharusnya dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar apabila terdapat komplikasi pada kehamilan dapat segera diatasi dan melakukan konsultasi tentang kehamilan, persalinan, nifa, neonatus dan KB.

(2)

ABSTRACT

The family has a very strategic function in influencing the status of family members. Mother and child was need. The purpose of this case study was to implement comprehensive midwifery care from pregnancy, parturition, postpartum, neonatal and family planning in accordance with standards of care using SOAP documentation with midwifery management.

The case study was conducted at Puskesmas Kutorejo Mojokerto, the case subjects was Mrs"C" G2P10001 aged 32 years old. Formulating midwifery care was solved by SOAP method namely assessment (subjective and objective data). Data analysis (formulating diagnostics) and implentation of care plans.

Provision of antenatal care in Mrs "C" took place normally. Intranatal care was physiological and there was no complication. The postpartum care went normally. Neonatal care showed the results of the baby's examination was good and normal baby condition. On the mother's family planning visit mother used 3 month contraceptive injection.

Comprehensive midwifery care in Mrs "C" ran physiologically, this was because the mother's age was 32 years old that still included as healthy reproductive age besides the mother also made regular ANC visits and the mother applided the advice given by the midwife.

Based on the results of midwifery care performed to pregnant mothers should be able to routinely check pregnancy on health personnel so that if there any complications in pregnancy it can be overcome and do consultation about pregnancy, parturition, postpartum, neonatal and family planning

Keywords: Midwifery care, pregnant mothers, parturition, postpartum, neonatal, family planning

DESCRIPTION

Contributor : 1. Dyah Siwi Hety, M.Kes

2. Zulfa Rufaida, S.keb., Bd., M.Sc

Date : 2017

Type Material : Laporan Penelitian Permanent Link : -

Right : Open Document

LATAR BELAKANG

Keluarga memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mempengaruhi status anggota keluarga terutama Ibu dan anak yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu dan anak, salah satunya yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Pemerintah bertanggung jawab untuk menjamin setiap ibu memiliki akses pelayanan kesehatan yang berkualitas mulai dari hamil, pertolongan persalinan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, memperoleh cuti hamil dan melahirkan serta akses terhadap keluarga berencana. Standar pelayanan kesehatan dianjurkan untuk memberikan perlindungan pada ibu dan janinnya berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini

(3)

komplikasi kehamilan. Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Capaian kesehatan ibu bersalin diukur menggunakan indikator presentase persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (Cakupan Pn). Capaian pelayanan ibu nifas diukur melalui indikator cakupan KF3. Capaian pelayanan kesehatan neonatal diukur dengan indikator cakupan Kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap). Capaian pelayanan KB diukur menggunakan indikator presentase peserta KB aktif (Kemenkes RI, 2014).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014). Penurunan Total Fertiliti Rate (TFR) tahun 2012 sebesar 2,6 dan meningkatnya Contraceptif Prevalence Rate (CPR) sebesar 57,9 maka dapat memperkecil Angka Kematian Ibu (Kemenkes RI, 2014). Cakupan K1 di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 83,67%. Capaian ini sudah memenuhi target tahun 2015 yang sebesar 75%. Pada tahun 2013 Cakupan K1 pada ibu hamil tahun 2013 mencapai 95,25%, cakupan K4 mencapai 86,85% dan pada tahun 2014 cakupan K1 mencapai 97,07% dan cakupan K4 mencapai 86,70%. Pada tahun 2013 cakupan pertolongan persalinan (Pn) mencapai 90,88% dan pada tahun 2014 cakupan pertolongan persalinan (Pn) mencapai 88,68%, capaian ini belum memenuhi target tahun 2014 yaitu sebesar 90%. Capaian cakupan kunjungan nifas (KF3) pada tahun 2013 mencapai 86,64% dan capaian cakupan kunjungan nifas (KF3) tahun 2014 mencapai 86,41%. Pada tahun 2014 cakupan kunjungan neonatal (KN1) sebesar 97,07%, capaian ini telah memenuhi target sebesar 90%, kunjungan neonatal (KN) lengkap mencapai 93,33%. Pada tahun 2014 cakupan akseptor Keluarga Berencana (KB) aktif mencapai 74,96% (Kemenkes RI, 2014)

Pada tahun 2014 AKI di Provinsi Jawa Timur mencapai 93,52 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 97,39 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2014 AKB mencapai 26,66 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2014 capaian cakupan K1 mencapai 96,2% dan K4 88,7%. Capaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) pada tahun 2014 yang mencapai 92,45%. Pada tahun 2014 cakupan kunjungan neonatal (KN) lengkap mencapai 97,42%. Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) pada tahun 2014 mencapai 72,80% (Dinkes Jawa Timur, 2014).

Berdasarkan laporan profil kesehatan Kabupaten Mojokerto, jumlah kematian ibu di kabupaten Mojokerto pada tahun 2014 mencapai 90,68 per kelahiran hidup. Pada tahun 2014 Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 127 per 1000 kelahiran hidup Cakupan K4 di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2014 mencapai 82%. Cakupan pertolongan persalinan (Pn) oleh tenaga kesehatan 87,9%. Capaian cakupan kunjungan nifas (KF3) sebesar 89,2% pada tahun 2014. Capaian cakupan neonatal (KN) mencapai 95,47% dan capaian peserta Keluarga Berencana (KB) aktif 78,7% (Dinkes Kabupaten Mojokerto, 2014).

Ada banyak faktor yang menyebabkan kematian pada ibu, yaitu penyebab langsung, penyebab antara dan penyebab tidak langsung. Diantara faktor-faktor penyebab tersebut penyebab langsung terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan, yaitu perdarahan (28%), eklampsi (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3% dan lain-lain. Tiga terlambat (3T) yang menjadi faktor tidak langsung yang ikut berkontribusi pada kematian ibu, yaitu terlambat mengambil keputusan dan mengenali tanda bahaya, terlambat dirujuk dan terlambat mendapat penanganan medis (Syafrawati, 2011). Penyebab Angka Kematian Bayi(AKB) yaitu BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), asfiksia lahir atau dipengaruhi oleh kondisi ibu saat melahirkan.

(4)

Upaya dinas kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah desa siaga dengan penempatan satu desa satu bidan, penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di puskesmas perawatan, Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) di rumah sakit dan pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA), dan yang paling baru adalah program JAMPERSAL baik di rumah sakit, puskesmas, maupun bidan praktek swasta (Eridani, 2015). Program baru SDGs (Sustainable Development Goals), target AKI pada tahun 2019 sebesar 306 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).

Pemecahan masalah kesehatan ibu dan bayi ada dalam upaya kesehatan secara continuity of care dengan melakukan asuhan kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan KB (Kemenkes RI, 2014).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asuhan kebidanan secara continuity of care. Variabel dalam penelitian ini adalah asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB dengan menggunakan manajemen kebidanan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP. Sampel dalam penelitian ini adalah 1 orang responden yang di ikuti mulai dari masa hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB dengan melakukan kunjungan sesuai jadwal di wilayah kerja UPT Puskesmas Kutorejo dimulai tanggal 13 Februari – 05 Mei 2017.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

Kunjungan pertama pada Ny ”C” usia kehamilan 34 – 35 minggu mengeluh nyeri pinggang dari satu minggu yang lalu, timbul pada siang hari ketika melakukan pekerjaan rumah. Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu yang mengalami keluhan nyeri pinggang adalah ibu untuk menghindari mengangkat barang berat karena dapat memperburuk sakit pada punggung, menggunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung dan setiap kali duduk pasang bantal di antara kursi dan punggung bagian bawah. Menurut Afifah (2014) nyeri punggung belakang pada kehamilan merupakan keluhan umum yang normal terutama pada kehamilan trimester III yang dapat terjadi karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh, yang menyebabkan tekanan kearah tulang belakang. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan keluhan nyeri pinggang yang timbul pada saat melakukan pekerjaan rumah atau mengangkat beban berat terdapat kesesuaian antara fakta yang dilakukan ibu untuk mengurangi nyeri pinggang dengan cara menghindari mengangkat beban berat dan teori.

Kunjungan kedua Ny “C” usia kehamilan 36 – 37 minggu mengeluh sering buang air kecil mulai kemarin pada saat malam hari. Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu adalah ibu untuk mengurangi asupan makanan yang mengandung gula karena glukosa menjadi pemicu sering BAK, membatasi minuman yang mengandung kafein seperti (kopi, teh, dan soda), menganjurkan untuk tidak minum saat 2 – 3 jam sebelum tidur, mengosongkan kandung kemih sesaat sebelum tidur sehingga pola istirahat tidur ibu tidak terganggu. Menurut Romauli (2011), sering buang air kecil sering terjadi karena tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini akan kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin, yang mulai turun ke pintu atas panggul. Dari hasil pelaksanaan kedua keluhan sering buang air kecil sesuai

(5)

antara teori dan fakta yang dilakukan ibu untuk mengurangi sering buang air kecil pada saat malam hari.

Kunjungan ketiga usia kehamilan 37-38 minggu, Ny”C” mengeluh perutnya terkadang kenceng-kenceng setiap saat. Penatalaksanaan yang dilakukan ibu yaitu konseling tentang tanda-tanda persalinan dan menjelaskan pada ibu mengenai keluhan yang dirasakan seperti kenceng-kenceng yang dialami adalah wajar terjadi dan akan hilang apabila ibu duduk atau istirahat. Menurut teori Afifah (2014), terjadi penurunan fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam panggul. Penyebab dari proses ini yaitu diantaranya : kontraksi Braxton Hicks (his palsu) berupa rasa sakit dibagian perut yang ringan, tidak teratur, gaya berat janin karena kepala turun kearah bawah uterus. Dari hasil pemeriksaan perut sering kencing-kenceng sesuai antara teori dan fakta.

Selama hamil ibu melakukan kunjungan ke Bidan sebanyak 2 kali pada trimester I, 2 kali pada trimester II dan 6 kali pada trimester III. Setiap kali kunjungan ibu diberikan terapi peroral yaitutablet Fe, Vitamin BC, Novakalk (mengandung 500 mg kalsium). Hal ini tidak sesuai dengan teori Walyani (2014) bahwa kebutuhan asupan kalsium pada ibu hamil sebesar 400 mg dan kebutuhan folat sebesar 150 mg. Seharusnya diberikan terapi oral yang tepat, menurut Oxford (2011) Asam folat adalah vitamin B larut air yang dibutuhkan untuk sintesis DNA dan memiliki peran penting dalam pembelahan dan perkembangan sel, ibu tidak diberikan asam folat yang penting bagi ibu hamil. Kalsium tidak hanya di dapat dari tablet yang diminum, akan tetapi dari makanan yang dimakan ibu (ibu mengonsumsi susu) dapat mencukupi separuh kebutuhan kalsium ibu. Pemberian kalsium yang berlebih pada ibu hamil berpotensi ibu susah buang air besar, karena zat sisa menjadi lebih keras sehingga sukar untuk dikeluarkan. Sehingga dari hal datas terdapat kesenjangan antara teori dan fakta.

Hasil pengkajian imunisasi TT Ny”C” yaitu sudah melakukan imunisasi TT lengkap sebanyak 5 kali. Menurut Hani (2014) imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil guna memberikan kekebalan pada janin terhadap infeksi tetanus. Bila wanita berstatus TT 5 maka mendapat kekebalan seumur hidup terhadap penyakit tetanus. Penentuan status TT dilakukan dengan screening status TT dengan menanyakan tahun lahir ibu serta menanyakan ibu merasa pernah diimunisasi atau tidak.

Hasil pemeriksaan selama hamil trimester III, tekanan darah ibu adalah 100/70 mmHg pada kunjungan pertama, 100/70 mmHg pada kunjungan kedua dan 100/70 mmHg pada kunjungan ketiga. Menurut Romauli (2011) tekanan darah ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik, perubahan sistolik dan diastolik lebih tinggi dapat berlanjut menjadi preeklamsi kalau tidak ditangani dengan tepat.. Dilihat dari hasil pemeriksaan tekanan darah selama trimester III, tekanan darah Ny “C” masih dalam batas normal.Penimbangan dilakukan pada setiap kunjungan kehamilan trimester III, dengan hasil 51 kg pada kunjungan pertama, 52 kg pada kunjungan kedua dan kunjungan ketiga.

Menurut Romauli (2012) kenaikan berat badan ibu hamil perlu dikontrol secara teratur paling tidak setiap kali kunjungan pemeriksaan kehamilan. Pada trimester III penambahan berat badan yang tergolong normal adalah kurang lebih 0,5 kg per minggu. Pertambahan berat badan lebih dari 0,5 kg per minggu harus diwaspadai karena dapat menyebabkan preeklampsia. Hingga akhir kehamilan pertambahan berat badan yang normal sekitar 9 kg sampai dengan 13,5 kg. Berat ini didapatkan dari berat badan janin dalam kandungan, air ketuban dan plasenta. Jika berat badan ibu hamil lebih dari batas normal kemungkinan janin besar, kehamilan

(6)

hidramnion, dan kehamilan ganda. Sehubungan dengan hal tersebut, kenaikan berat badan Ny”C” masih dalam batas normal yaitu dari sebelum hamil 44 kg menjadi 51 kg selama hamil yang mengalami peningkatan berat badan 9 kg.

Hasil pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (TFU) pada Ny “C” setiap kunjungan adalah 26 cm (35 – 36 minggu), 29 cm (36 – 37 minggu) dan 30 cm (38 – 39 minggu). Menurut Nurul kamariyah(2014) pemeriksaan TFU pada usia kehamilan 36 minggu adalah 32 cm diatas simfisis, usia kehamilan 38 minggu adalah 33 cm diatas simfisis. Hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan teori yang ada. TFU dipengaruhi oleh besar – kecilnya janin dalam uterus, jika bayi kecil maka TFU lebih rendah dibandingkan bayi yang besar.

Pemeriksaan janin juga dilakukan dengan menanyakan apakah ibu merasakan bayinya bergerak dan memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ), dengan hasil 140x/menit pada kunjungan pertama, 140 x/menit pada kunjungan kedua dan 140 x/menit pada kunjungan ketiga, ibu merasakan bayinya bergerak. Nilai DJJ normal menurut Kamariyah, et al (2014) yaitu 120 – 140 x/menit.Hasil pemeriksaan menunjukkan kalau bayi dalam keadaan sehat dengan nilai DJJ yang normal.

Pada kunjungan persalinan Kala I Ny “C” terdapat keluhan perutnya kenceng-kenceng pada tanggal 16 maret 2017 jam 22.00 wib, ibu datang ke puskesmas pada tanggal 17 maret 2017 jam 03.30 karena kenceng-kenceng semakin sering dan dilakukan VT dengan hasil Ø 3cm, ketuban (+) positif, effisement 25%, letkep (+), hodge I, tidak ada molase. Pada jam 05.00 wib ketuban pecah jernih (-), tidak ada molase. Pada jam 05.30 wib, kala II dimulai pembukaan lengkap. Ny “C” pada kala I berlangsung selama 2 jam. Menurut Sulistyawati (2013) kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana serviks membuka dari 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama fase aktif. Lamanya kala I pada multigravida berlangsung selama 8 jam dan pembukaan 2 cm per jam. Menurut Prawirohardjo (2014) partus yang sudah selesai kurang dari 3 jam dinamakan partus presipitatus yang ditandai oleh kekuatan his. Bahaya partus presipitatus bagi ibu adalah terjadinya perlukaan yang luas pada jalan lahir, khususnya vagina dan perineum. Bahaya pada bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut mengalami tekanan yang kuat dalam waktu singkat. Pada ibu terdapat kesesuaian antara tori dan fakta, tetapi pada vagina dan perineum ibu tidak terjadi perlukaan yang luas pada jalan lahir, dan tidak ada kelainan pada bayi.

Pada jam 05.30 wib, kala II dimulai pembukaan lengkap Ny “C” mengatakan ingin meneran. Terlihat di genetalia, terdapat tekanan anus, perineum mulai menonjol dan vulva dan sfingter ani membuka.Menurut Sulistyawati (2013) kala II atau kala pengeluaran bayi ditandai dengan adanya dorongan untuk meneran, tekanan anus, perineum menonjol dan vulva membuka.Penurunan kepala janin semakin mendorong kebawah menyebabkan tekanan pada anus, turunnya kepala juga menyebabkan perineum menonjol serta sfingter ani dan vulva membuka, melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan APN 60 langkah, bayi lahir pada jam 06.10 wib. Kala III Ny “C” berlangsung selama 10 menit, dengan hasil plasenta lahir lengkap. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati (2013) persalinan kala III dalam asuhan persalinan normal berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Kala III dapat dikatakan normal. Setelah plasenta lahir segera dilakukan masase selama 15 detik, saat dilakukan masase uterus menjadi keras, jika uterus tidak berkontraksi selama 15 detik dapat terjadi perdarahan.

Kala IV dilakukan selama 2 jam, dengan hasil observasi yaitu tanda – tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 kali/mnt, dan suhu 36,7o C. Tanda – tanda

(7)

vital dalam batas normal, karena kenaikan suhu dianggap fisiologis dan dapat hilang dengan sendirinya. Pada sebagian kecil wanita bila ada kenaikan suhu postpartum terjadi karena dehidrasi, kelelahan, atau infeksi.

Bayi lahir dengan berat badan 3500 gram dan panjang badan 49 cm. Menurut Sondakh (2013) berat badan bayi baru lahir normalnya 2.500 – 4.000 gram dengan panjang badan normalnya 48 – 52 cm. Jika berat badan bayi baru lahir kurang dari 2.500 gram dapat dikatakan bayi tersebut BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), dalam kondisi seperti itu bayi perlu mendapatkan perhatian khusus. Hasil pemeriksaan berat badan dan panjang badan bayi dalam batas normal. Bayi sudah BAB pada 2 jam setelah lahir dan BAK 4 kali. Menurut Sondakh (2013) defekasi pada bayi harus sudah terjadi dalam 24 jam pertama dan bayi berkemih hanya sekali atau dua kali selama 24 jam pertama. Hasil pemeriksaan menyatakan tidak ada ketimpangan dengan teori. Feses pertama yang dikeluarkan oleh bayi terdiri atas mekonium, yaitu cairan berwarna hijau gelap yang terbentuk dalam saluran usus selama kehidupan di dalam rahim.

Pada kunjungan kedua hasil pemeriksaan bayi dalam batas normal tidak ada keluhan. Ibu mengatakan bayi diimunisasi BCG pada tanggal 17 april 2017 di puskesmas Kutorejo. Tali pusat lepas pada tanggal 24 maret 2017 dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Bayi mengalami peningkatan berat badan 3900 gram.

Pada kunjungan ketiga bayi sehat dan tidak ada keluhan, peningkatan berat badan bayi dalam batas normal sehingga didapatkan kunjungan ketiga tidak terdapat masalah.

Kunjungan nifas pertama dilakukan saat 6 jam post partum hasil pemeriksaan yaitu tekanan darah 110/70 mmHg, kunjungan nifas kedua dilakukan pada hari ke- 6 tekanan darah 110/70 mmHg, kunjungan nifas ketiga dilakukan pada minggu ke- 2 tekanan darah 110/70 mmHg, dan kunjungan nifas ke- 4 tekanan darah 110/70 mmHg. Menurut Yusari asih (2016) tekanan darah normal manusia adalah sistolik 90 – 120 mmHg dan diastolik 60 – 80, pasca melahirkan pada kasus normal tekanan darah biasanya tidak berubah. Hasil pemeriksaan pada Ny “C” dari kunjungan pertama sampai keempat tekanan darah dalam batas normal.

Hasil pemeriksaan TFU pada kunjungan nifas pertama dilakukan saat 6 jam postpartum hasil pemeriksaan yaitu 2 jari bawah pusat, kunjungan nifas kedua dilakukan pada hari ke- 6 dengan hasil pertengahan pusat dengan sympisis, kunjungan nifas ketiga dilakukan pada minggu ke- 2 uterus tidak teraba, dan kunjungan nifas ke- 4 uterus tidak teraba. Menurut Asih (2016), tinggi fundus uteri (TFU) setelah janin lahir teraba setinggi pusat, segera setelah plasenta lahir TFU kurang lebih 2 jari dibawah pusat satu minggu pasca partum teraba pada pertengahan pusat dan simfisis, dua minggu pasca partum tidak teraba diatas simfisis, dan 6 – 8 minggu pasca partum uterus bertambah kecil dan sebesar normal seperti sebelum hamil. Hasil pemeriksaan TFU dalam keadaan normal, dari kunjungan pertama sampai kunjungan keempat tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta. Saat melakukan pemeriksaan TFU harus dipastikan kandung kemih dalam keaadaan kosong, karena apabila kandung kemih penuh dapat menggeser posisi uterus dan meningkatkan tinggi fundus. Pemeriksaan TFU ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan proses involusi uteri.

Hasil pemeriksaan kontraksi uterus pada kunjungan nifas pertama dilakukan saat 6 jam postpartum hasil pemeriksaan yaitu keras, kunjungan nifas kedua dilakukan pada hari ke- 6 dengan hasil uterus teraba keras, kunjungan nifas ketiga dilakukan pada minggu ke- 2 uterus tidak teraba, dan kunjungan nifas ke- 4 uterus tidak teraba. Hasil pemeriksaan tidak menunjukkan ketimpangan dengan teori.

(8)

Kontraksi uterus yang baik menunjukkan bahwa tidak ada atonia uteri dan involusi uterus berjalan dengan baik.

Hasil pemeriksaan lokhea yang keluar pada kunjungan nifas pertama dilakukan saat 6 jam post partum hasil pemeriksaan yaitu lokhea rubra + 25 cc, kunjungan nifas kedua dilakukan pada hari ke- 6 lokhea yang keluar adalah lokhea sanguinolenta + 20cc, kunjungan nifas ketiga dilakukan pada minggu ke- 2 uterus lokhea yang keluar adalah lokhea serosa + 10 cc, dan kunjungan nifas ke- 4 lokhea yang keluar adalah lokhea alba. Menurut Heryani (2011) lokhea rubra muncul pada hari pertama sampai hari keempat masa postpartum, warnanya merah bercampur darah. Lokhea sanguinolenta muncul pada hari ke 4 – 7 postpartum, warna merah kuning. Lokhea serosa muncul pada hari ke 7 – 14 postpartum, warnanya kekuningan atau kecoklatan. Lokhea alba muncul lebih dari 2 minggu postpartum, warnanya lebih pucat putih kekuningan. Hasil pemerikasaan lokhea pada Ny “S” tidak menunjukkan adanya ketimpangan antara fakta dan teori.

Selama kunjungan nifas keluhan ibu hanya muncul pada kunjungan pertama saja, yaitu ibu mengatankan nyeri pada perineum. Menurut Yusari asih (2016) nyeri pada perineum akibat jahitan luka jalan lahir setelah melahirkan adalah hal yang wajar sehingga ibu merasa sakit jika duduk, menganjurkan ibu untuk latihan duduk miring kanan dan kiri dan memberitahu ibu nyeri pada luka akan hilang dengan sendirinya.

Kunjungan ketiga nifas ibu mulai memikirkan alat kontrasepsi yang akan digunakan, ibu memilih menggunakan KB suntik 3 bulan. Menurut Adriaansz, et al (2011) KB suntik ini hanya berisi progestin saja, jenis kontrasepsi ini sangat efektif, aman dan cocok digunakan untuk ibu menyusui karena tidak menekan jumlah ASI. Pilihan kontrasepsi Ny “C” sangat tepat karena progestin bekerja dengan cara menghentikan pelepasan sel telur ke rahim sehingga mencegah terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma.

Ny “C” sudah menentukan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan sebagai alat kontrasepsi karena ibu menyusui. Menurut BKKBN (2011) KB ini hanya berisi progestin saja, jenis kontrasepsi ini sangat efektif, aman dan cocok digunakan untuk ibu menyusui karena tidak menekan jumlah ASI. Jenis KB 3 bulan depomendroksi progeteron asetat (DMPA) mengandung 150 DMPA yang diberikan setiap 3 bulan sekali secara intramuscular di bokong. Cara kerja mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga mampu menurunkan penetrasi sperma. Keuntungan sangan efektif, pencegahan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak berpengaruh pada produksi ASI. Kelemahan dalam memakai KB suntik 3 bulan ini sering ditemukan gangguan mentruasi seperti siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak, perdarahan tidak teratur, tidak haid sama sekali. Pilihan kontrasepsi Ny “C” sangat tepat karena progestin bekerja dengan cara menghentikan pelepasan sel telur ke rahim sehingga mencegah terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma dan sesuai dengan kondisi saat ini yaitu menyusui bayinya.

SIMPULAN

Hasil asuhan kebidanan pada Ny.”C” masa hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan keluarga berencana di wilayah kerja Puskesmas Kutorejo keadaan yang fisiologis pada masa hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan keluarga berencana sehingga asuhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dapat dikatakan berjalan dengan lancar.

(9)

REKOMENDASI

1.

Bagi instituti pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan materi yang dapat diinformasikan kepada peserta didik dan sebagai bahan referensi dalam pengembangan penelitian berikutnya.

2. Bagi Penulis

Dapat mempraktekkan teori yang di dapat secara langsung di lapangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

3. Bagi Lahan Praktik (Puskesmas)

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara komprehensif. Tenaga kesehatan dapat memberikan ilmu yang di miliki serta mau membimbing kepada mahasiswa tentang cara memberikan asuhan yang berkualitas.

4. Bagi Klien

Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang komprehensif yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan

DAFTAR PUSTAKA

Ari Sulistyawati, E.N., 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika.

BKKBN, 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Damayanti, i.p., 2014. asuhan kebidanan pada ibu bersalin. yogyakarta: deepublish. Dewi, v.n.l., 2013. asuhan neonatus bayi dan anak balita. jakarta: salemba medika. Dinkes Jawa Timur, 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Surabaya.

Dinkes kab mojokerto, 2014. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO. mojokerto.

Dinkes Kabupaten Mojokerto, 2014. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. Mojokerto.

Eridani, A.d., 2015. Rahima Centre for Education and Information on Islan and Woman Rights. [Online] Available at: http://www.rahima.or.id [Accessed 29 Nopember 2016].

Handayani, R., 2015. Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta: Department Kesehatan RI.

Heryani, r., 2011. buku ajar asuhan kebidanan ibu nifas dan menyusui. jakarta. Indriyani, D. & Asmuji, 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:

AR-RUZZ media.

Jannah, n., 2014. askeb II persalinan berbasis kompetensi. jakarta: penerbit buku kedokteran IGC.

Kemenkes RI, 2013. buku saku. In pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. 1st ed. jakarta: UNICEF, USAID.

Kemenkes RI, 2014. Info Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: KEMENKES RI.

(10)

Kemenkes RI, 2014. Info Datin Pusat Data dan Informasi. Jakarta Selatan. Kemenkes RI, 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Kemenkes RI, 2014. Pusat data dan informasi. jakarta selatan: kemenkes RI.

Kemenkes RI, 2015. KEMENTRIAN KESEHATAN. JAKARTA: Pattiselanno robert johan.

Kemenkes RI, 2015. Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). Jakarta.

Kumaira, M., 2012. Ilmu kebidanan. yogyakarta.

Lowdermilk, D.L., 2013. Keperawatan Maternitas. Singapura: Elsevier Mosby. Medforth, J., 2011. Kebidanan Oxford dari Bidan untuk Bidan. Jakarta: EGC. Mochamad setyo pramono, dkk, 2012. pemetaan determinan angka kematian bayi

dijawa timur berdasarkan indeks pembangunan kesehatan masyarakat. buletin penelitian sistem kesehatan, 15(1), p.39.

Nurul kamariyah, y.a.s.m., 2014. buku ajar kehamilan. jakarta: salemba medika. Prawirohardjo, s., 2014. ILMU KEBIDANAN. Jakarta: PT BINA PUSTAKA

SARWONO PRAWIROHARDJO.

Rachimhadhi, T., 2014. Pembuahan, Nidasi, dan Plasentasi. In Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. pp.145-46.

Rina, A.w., 2013. jtpunimus-gdl-rinaarumwulan-6008-2-babII. [Online] Available at: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/)unimus-gdlrinaarumwulan6008-2-babII [Accessed 31 January 2017].

Romauli, S., 2011. Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sari, F., 2013. [Online] Available at: http://digilib.unimus.ac.id [Accessed 30 Nopember 2016].

Sondakh, j.J.S., 2013. asuhan kebidanan persalinan & bayi baru lahir. penerbit erlangga.

Sulistyawati, A., 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. 1st ed. Yogyakarta: ANDI.

Sulistyawati, A., 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika. Sulistyawati, A., 2015. buku ajar asuhan kebidanan. yogyakarta.

Sulistyawati, A. & Nugraheny, e., 2013. asuhan kebidanan pada ibu bersalin. jakarta: salemba medika.

Sulistyowati, A., 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

Syafrawati, 2011. jaminan persalinan,solusi menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesi. jurnal kesehatan masyarakat , 6(1), p.1.

Yusari asih, r., 2016. asuhan kebidanan nifas dan menyusui. jakarta: cv trans info media.

(11)

ALAMAT CORESPONDEN

Email : putriintan1996ab@gmail.com

Alamat : Ds. Pleret RT.01 RW.02 Kec.Pohjentrek Kab.Pasuruan No Hp : 081945366944

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan triangulasi metode akan dilakukan dengan mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan

Pengertian Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Pada tahun 2016, Total Assets Turnover Ratio tahun 2012 yang diperoleh perusahaan sebesar 1,00 kali menunjukkan bahwa manajemen mampu memutar aset perusahaan sebanyak 1,00

Selain itu, selama ini PKn masih dianggap sebagai pelajaran yang mementingkan hafalan semata, bukan untuk berpikir kreatif, kritis, dan analitis (Ananda, 2017: 22). Hasil

Namun dalam kondisi seperti ini ( pandemi Covid-19 ) umat Hindu Bongso wetan meyakini bahwa pandemi adalah pringatan agar manusia tidak lagi berbuat kerusakan, dan menjadi

Selain itu dalam kerangka Roland Barthes pula identik dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai “mitos”, pada film Jenderal Soedirman terdapat sebuah

Tahlil : merupakan kalimat yang berbunyi “ la> ila>ha illallah” yang artinya adalah tiada Tuhan selain Allah. Yang mana kalimat tahlil dari kata hallala yang

Oleh karena itu, hanya mereka yang memiliki rasa suka dengan pekerjaan membatik dan sifat-sifat seperti tersebut di atas yang akan dapat bertahan sebagai