• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. juga tidak terlepas dari penggunaan kata serapan. Tidak adanya padanan kata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. juga tidak terlepas dari penggunaan kata serapan. Tidak adanya padanan kata"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat Jepang dalam berkomunikasi selain menggunakan bahasa ibunya juga tidak terlepas dari penggunaan kata serapan. Tidak adanya padanan kata dalam bahasa Jepang untuk menjelaskan sesuatu hal atau benda atau kosakata bermuatan budaya yang berasal dari luar budaya Jepang, seringkali membuat kosakata baru dalam bahasa Jepang yang dikenal dengan istilah gairaigo. Selain itu, pengaruh globalisasi juga merupakan penyebab suatu bahasa menyerap unsur asing. Oshima (dalam Tomaszweska, 2015:8) mengemukakan, “Bahasa Jepang telah meningkat dalam jumlah kosakata dengan menambahkan kata-kata serapan, jadi ini sudah menjadi takdir orang Jepang, yaitu untuk tetap meningkatkan gairaigo.” Hal ini dapat dilihat, karena banyak sekali kata serapan atau gairaigo yang digunakan oleh penutur bahasa Jepang.

Bahasa Jepang banyak meminjam bahasa dari berbagai bahasa walaupun dalam sejarah bahasa Jepang banyak menyerap kata-kata pinjaman dari bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Selain itu, kata-kata pinjaman yang diserap dalam bahasa Jepang juga berasal dari bahasa-bahasa Eropa seperti pada kata ‘パン’ ‘pan’ dan ‘タバコ’ ‘tabako’. Kata-kata pinjaman yang paling awal diserap oleh bahasa Jepang terutama berasal dari bahasa Portugis yang berinteraksi sekitar tahun 1542-1639 dan setelah itu dari bangsa Belanda yang berinteraksi dengan

(2)

2

bangsa Jepang sekitar tahun 1609 (McClure, 2000:111). Pada era modern, kata-kata pinjaman yang berasal dari bahasa Inggris yang paling sering digunakan.

Penggunaan kata serapan atau gairaigo di dalam bahasa Jepang dimaksudkan untuk menyerap kosakata budaya-budaya asing. Gairaigo banyak diadaptasi dari bahasa asing terutama dari bahasa-bahasa yang terdapat di benua Eropa. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kobayashi (dalam Balukh, 2002:11) bahasa Inggris merupakan bahasa yang paling banyak jumlahnya diserap pembendaharaan kata pinjaman dalam bahasa Jepang mencapai 80% dari total keseluruhan kata pinjaman bahasa Jepang. Selain itu, pemakaian bahasa asing di berbagai bidang seperti teknologi, sosial, politik, ekonomi, budaya, seringkali lebih dapat dimengerti daripada bahasa aslinya, yaitu bahasa Jepang. Namun, pemakaian kata pinjaman dalam dokumen-dokumen kantor, politik, dan hukum jarang digunakan dibandingkan dengan kata-kata pinjaman yang berhubungan dengan mode, kosmetik, makanan, olahraga, musik, maupun seni banyak ditemukan kata pinjaman (Loveday dalam Bordilovskaya, 2012:1362).

Pada masa kini, ketika membaca majalah Jepang khususnya pada majalah wanita, ada banyak sekali kata gairaigo yang digunakan agar terlihat lebih modern (Tomaszewska, 2015:8). Salah satunya adalah kata ‘shoes’ ditulis dengan kata ‘シューズ’ ‘shuuzu’. Selain itu, ditemukan juga beberapa gairaigo yang terlihat dalam majalah seperti kata ‘ホットプレート’ ‘hotto pureeto’、dan ‘ポス ト カ ー ド’ ‘posuto kaado’. Kata-kata tersebut bila diperhatikan merupakan penggabungan gairaigo dari kata ‘ホット’ ‘hotto’ dan ‘プレート’ ‘ pureeto’, ‘ポ

(3)

3

スト’ ‘posuto’ dan ‘カード’ ‘kaado’ dan berasal dari bahasa Inggris, yaitu ‘hot plate’ dan ‘post card’.

Menurut Tsujimura (1996:150) dalam banyak kasus, penggabungan atau compounding terdiri dari dua morfem atau lebih. Sebagai contoh dalam bahasa Inggris, yakni kata ‘bathroom’ dan ‘towel-rack’ terdiri atas dua kata. Selain itu, McClure (2000:65) menyatakan beberapa contoh dari penggabungan gairaigo, yakni ‘マイカー’ ‘maika-’ ‘mobil pribadi’, ‘ベフテキ’ ‘befuteki’ ‘daging sapi’, ‘ワイシャツ’ ‘wai shatsu’ ‘kaos putih’.

Penggabungan-penggabungan gairaigo tersebut dapat dikaji lebih mendalam lagi dari segi pembentukan (morfologi) yang akan menghasilkan kategori yang baru dari hasil pembentukan tersebut. Sebagai contoh, kata ‘ホットプレート’ ‘hotto pureeto’ terdiri atas kata ‘ホット’ ‘hotto’ dan ‘プレート’ ‘pureeto’. Kata ‘ホットプレート’ berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘hot plate’. Dalam bahasa Inggris masing-masing kata tersebut memiliki kategori kata sifat dan kata benda. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh O’Grady, Dobrovolsky, dan Katamba (1996:151-155) kata sifat digabungkan dengan kata benda akan menghasilkan kata benda. Selain itu, makna yang terkandung di dalamnya juga perlu diteliti lebih lanjut sebagai akibat dari proses pembentukan penggabungan dari kata tersebut. Kata ‘ホット’ ‘hotto’ bermakna ‘panas’, sedangkan kata ‘プレート’ ‘pureeto’ bermakna ‘piring’. Makna yang dihasilkan tidak dapat diartikan sebagai ‘piring panas’. Oleh karena itu, pada penelitian ini diteliti dan dipelajari lebih dalam lagi mengenai proses morfologis gairaigo khususnya penggabungan

(4)

4

gairaigo dan membahas makna yang terjadi akibat dari proses pembentukan kata atau proses morfologis tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dijabarkan, masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah proses morfologis pada penggabungan gairaigo yang terdapat dalam Majalah Lips volume 29?

2. Bagaimanakah makna penggabungan gairaigo yang muncul setelah proses penggabungan yang terdapat dalam Majalah Lips volume 29?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini terbagi menjadi dua adalah sebagai berikut:

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan bagi pembelajar bahasa Jepang dan sebagai referensi penelitian mengenai linguistik bahasa Jepang khususnya mengenai proses morfologis dan makna penggabungan gairaigo yang muncul setelah proses penggabungan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui proses morfologis penggabungan gairaigo yang terdapat dalam Majalah Lips volume 29.

(5)

5

2. Mengetahui makna penggabungan gairaigo yang muncul setelah proses penggabungan yang terdapat dalam Majalah Lips volume 29.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai ilmu bidang linguistik bahasa Jepang dan dapat memberikan sumbangan data untuk penelitian selanjutnya mengenai proses morfologis dan makna penggabungan gairaigo. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan perbandingan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi, dapat memberikan informasi dan manfaat bagi pembaca dan kepada pembelajar bahasa Jepang, sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan untuk mempelajari ilmu linguistik khususnya memahami proses morfologis dan makna penggabungan gairaigo yang muncul setelah proses penggabungan.

1.5 Ruang Lingkup

Dalam sebuah penelitian, dibutuhkan adanya ruang lingkup agar pembahasan lebih terarah dan tidak terlalu luas. Karena itu, ruang lingkup penelitian ini

(6)

6

dibatasi pada pembahasan tentang proses morfologis dan makna penggabungan gairaigo yang terdapat dalam Majalah Lips volume 29.

1.6 Sumber Data

Data utama pada penelitian ini adalah berupa gairaigo yang terdapat dalam majalah wanita, yaitu Majalah Lips volume 29 yang terbit pada bulan Mei 2014. Majalah Lips ini memiliki ketebalan 204 halaman. Penelitian ini lebih memfokuskan pada penggabungan gairaigo.

1.7 Metode dan Teknik Penelitian

Metode adalah cara yang harus dilaksanakan, dan teknik adalah cara kerja melaksanakan metode (Sudaryanto, 1993:9). Metode dalam penelitian ini, dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: metode dan teknik pengumpulan data; metode dan teknik analisis data; metode dan teknik penyajian hasil data.

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak. Metode pengumpulan data ini diberi nama metode simak, karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak disini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi penggunaan bahasa secara tertulis (Mahsun, 2005:90). Data dalam penelitian ini adalah penggabungan gairaigo yang terdapat dalam Majalah Lips volume29. Selanjutnya, digunakan teknik catat. Teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan metode simak (Mahsun,

(7)

7

2005:91). Data-data mengenai penggabungan gairaigo dan hal-hal penting yang berkaitan dengan data dicatat dan selanjutnya dianalisis.

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Pada metode analisis data digunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode deskriptif, yaitu metode analisis yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Langkah-langkah penganalisisan data, yaitu: pertama, mengkategorikan penggabungan gairaigo yang bertujuan bagaimana proses morfologis pada penggabungan gairaigo, dan kedua, data-data yang sudah dikategorikan selanjutnya dianalisis dengan teori penggabungan atau compounding dari O’Grady, Dobrovolsky, dan Katamba (1996) dan makna leksikal yang dikemukakan oleh Chaer (2009). Data-data yang telah didapatkan kemudian dianalisis, sehingga dapat menjelaskan mengenai proses morfologis dan makna penggabungan gairaigo yang terdapat dalam majalah Lips volume 29. Kemudian, metode ini didukung dengan teknik alih bahasa. Penganalisisan data dilakukan secara induktif, yakni dikaji melalui proses yang berlangsung dari data ke teori (Djajasudarma, 2006:14).

1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Pada tahap ini, hasil analisis disajikan dengan menggunakan metode formal dan informal. Metode penyajian formal menurut Mahsun (2005:116) adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang. Hasil analisis mengenai proses morfologis penggabungan gairaigo diuraikan dengan memakai simbol-simbol tertentu dan menggunakan diagram yang diperlukan dalam penyajian. Selanjutnya, digunakan metode informal. Metode informal (Mahsun, 2005:116), yaitu

(8)

8

perumusan dengan kata-kata biasa, walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya. Metode ini digunakan untuk memaparkan hasil analisis makna penggabungan gairaigo yang terdapat dalam Majalah Lips volume 29.

Referensi

Dokumen terkait

1) Pendidikan olahraga (fisik motorik) merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha pengembangan jasmani anak prasekolah. 2) Pembinaan pengembangan motorik di Play Group

Oleh karena itu mengingat pertumbuhan penduduk yang cukup pesat terutama di salah satu Kawasan Peruntukan Pariwisata dengan contoh kecamatan Batujaya tepatnya di Desa Batujaya

Rumah kaca atau greenhouse pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan bangunan,

Menurut Xu tong qiang 徐通锵 (2001), bahasa adalah perkataan orang yang sering keluar melalui suara yang dikeluarkan agar tersampaikan kepada pendengar, pendengar “mendengar”

Kegiatan selanjutnya, siswa menyimak uraian guru tentang teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story). Kemudian siswa berkelompok mendiskusikan teks

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh faktor predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (pendapatan, dukungan suami,

Hasil dari pelaksanaan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap siklus pendapatan didokumentasikan oleh auditor dalam kertas kerja sebagai bagian dari pelaksanaan

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik ataupun tidak dengan harga dan persyaratan normal yang dilakukan terhadap pihak ketiga, diungkapkan