BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian sangat diperlukan dalam suatu penelitian. Dalam metodologi penelitian ditemukan cara-cara bagaimana objek penelitian hendak diketahui dan diamati sehingga menghasilkan data yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen atau disebut juga eksperimen semu.
Desain penelitian kuasi eksperimen yang digunakan adalah The one group pretest postest (tes awal - tes akhir kelompok tunggal ) dalam desain ini tidak menggunakan kelas kontrol. Penelitian ini mengadakan tes awal sebelum diberikan perlakuan dan tes akhir sesudah diberikan perlakuan. (Sugiono, 110 : 2009 ).
Desain penelitian
Keterangan:
O1 : Prates (sebelum diberi perlakuan) X : Menerima perlakuan
O2 : Postes (sesudah diberi perlakuan)
3.2 Teknik Penelitian
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian, disamping penggunaan metode yang tepat, diperlukan juga kemampuan memilih dan menyusun teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap objektivitas hasil penelitian sehingga memungkinkan dicapainya pemecahan masalah secara tepat dan akurat.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Prates
Prates ialah teknik pengumpulan data sebelum proses belajar-mengajar berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa memahami mengenai menulis karangan narasi,.
2) Postes
Postes ialah teknik pengumpulan data setelah proses belajar-mengajar berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui adakah peningkatan keterampilan menulis karangan narasi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
3.2.2 Teknik Pengolahan Data
Setelah tahap-tahap pengumpulan data dilakukan, selanjutnya penulis menentukan dan melaksanakan tahap-tahap pengelohan data. Tahap-tahap pengolahan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini terdiri atas:
1) menghitung skor karangan siswa dengan rumus:
2) melakukan uji reabilitas antar penimbang untuk skor prates dan postes. Hal ini dilakukan untuk menghindari subjektifitas dalam melakukan penilaian.
Rumus yang digunakan untuk mencari uji realibilitas antarpenimbang adalah sebagai berikut. (∑)
=
∑dt
=
∑(∑)−
(∑)∑dt
=
(∑ !)−
(∑)"
∑x
= ∑x
−
(∑)∑x
=
"∑x
−
∑dt
−
∑dt
Ptt = ($−$)$ Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukan ke dalam format
ANAVA Realibilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus Setelah itu , nilai tersebut dilihat dalam tabel Gilford sebagai berikut.
< dari 0,20 = tidak ada korelasi 0.20 – 0,40 = korelasi rendah 0,40 – 0,60 = korelasi sedang 0,60 – 0,80 = korelasi tinggi 0,80 – 0,99 = korelasi tinggi sekali 1,00 = korelasi sempurna (Kurniasih, dalam Nuril Nur alif 2009: 36)
3) untuk menentukan teknik statistik yang akan dipakai penulis terlebih dahulu menguji normalitas prates dan postes.
Adapun prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut. a. membuat daftar distribusi mean
b. membuat daftar frekuensi observasi dan ekspektasi skor tes awal dan tes akhir untuk menentukan nilai X2. Adapun rumus yang digunakan adalah:
%2= ∑('−()2
( ( subana, 2005 :124)
c. menentukan derajat kebebasan (dk) d. menentukan nilai X dari tabel
e. menentukan normalisasi distribusi data
4) melakukan uji signifikansi, dengan langkah-langkah sebagai berikut; a. membuat tabel persiapan uji perbedaan rata-rata pertambahan b. mencari mean deviasi dengan rumus: Md = ∑ ) (subana, 2005:131)
c. mencari nilai t dengan rumus, t = *+
,∑-. (∑-)/ / (/.0)
(subana, 2005:132)
d. menentukan derajat kebebasan (dk)
e. menentukan nilai t dari tabel dengan taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95%
jika thitung
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor dan skor postes.
jika thitung
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor skor postes
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerja
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,1998 :151)
Penggunaan instrumen penelitian yang baik akan menentukan keberhasilan penelitian yang dilakukan. Macam Penelitian
instrumen yaitu instrumen perlakuan dan instrumen tes.
3.3.1 Instrumen perlakuan
Instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen pembelajaran, yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini disusun berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum sekolah serta indikator dari capaian pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk lebih jelasnya penulis akan hitung ttabel, maka hipotesis nol terima atau hipotesis kerja ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor
postes.
hitung ttabel, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor
postes.
trumen Penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,1998 :151).
Penggunaan instrumen penelitian yang baik akan menentukan keberhasilan penelitian yang dilakukan. Macam Penelitian ini menggunakan dua macam instrumen yaitu instrumen perlakuan dan instrumen tes.
3.3.1 Instrumen perlakuan
Instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen pembelajaran, yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini disusun berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum sekolah serta indikator dari capaian pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk lebih jelasnya penulis akan , maka hipotesis nol terima atau hipotesis kerja ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor prates
, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor prates dan
adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam annya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
Penggunaan instrumen penelitian yang baik akan menentukan keberhasilan ini menggunakan dua macam
Instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen pembelajaran, yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini disusun berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum sekolah serta indikator dari capaian pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk lebih jelasnya penulis akan
membaginya dalam dua tahap pembelajaran yaitu; persiapan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran.
a. Persiapan Pembelajaran
Pada tahap persiapan pembelajaran ini, penulis merancang tujuan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story). Persiapan pembelajaran yang penulis lakukan meliputi : 1) perumusan kompetensi dasar, 2) perumusan indikator, 3) pemilihan bahan, 4) penentuan urutan bahan, 5) penentuan alokasi waktu, dan 6) penyusunan rencana pembelajaran. Uraian keenam persiapan pembelajaran tersebut dapat dilihat berikut ini.
1) Perumusan Kompetensi Dasar
Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan oleh siswa yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan perilaku. Sedangkan kompetensi dasar merupakan kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan atau kompetensi minimal yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa dari standar kompetensi untuk suatu mata pelajaran.
Berdasarkan dengan kurikulum yang digunakan oleh sekolah yang penulis jadikan objek penelitian ini, salah satu kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum tersebut adalah Menulis karangan narasi.
2) Perumusan Indikator
Indikator pembelajaran merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan. Setiap rencana pembelajaran terlebih dahulu harus menetapkan arah pembelajaran. Dalam pembelajaran kali ini indikatornya meliputi:
a. Siswa mampu memahami pengertian dari karangan narasi. b. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri dari karangan narasi.
c. Siswa dapat menunjukkan unsur-unsur pembangun karangan narasi. d. Siswa dapat menulis lanjutan karangan narasi yang belum diselesaikan
uraiannya
e. Siswa dapat menyunting karangan narasi yang ditulis teman.
3) Pemilihan Bahan
Bahan yang dipilih penulis disesuaikan dengan indikator yang dibuat. Bahan tersebut diambil dari buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP. Selain itu, penulis juga menggunakan buku yang mendukung pada teori-teori yang dipakai.
4) Penentuan Urutan Bahan
Semua bahan yang dipilih tidak mungkin diajarkan semuanya secara sekaligus. Oleh karena itu, untuk itu penulis harus menentukan bahan pembelajaran. Penentuan urutan bahan ini, sebenarnya jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut.
b. Apa yang harus diajarkan selanjutnya?
c. Berapa banyak yang harus diajarkan dalam satu waktu tertentu?
Berdasarkan ketentuan di atas, penulis mengurutkan bahan pembelajaran yang akan diajarkan dengan rincian sebagai berikut.
a. Pengertian karangan narasi b. Ciri-ciri karangan narasi c. Unsur-unsur karangan narasi d. Jenis-jenis karangan narasi
e. Pengertian teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story). f. Langkah-langkah teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter
story).
5) Penentuan Alokasi Waktu
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah masing-masing empat kali pertemuan, delapan jam pelajaran dengan rincian sebagai berikut.
a. Pertemuan pertama : memerlukan waktu selama 2 x 45 menit yang digunakan untuk prates,
b. Pertemuan kedua : memerlukan waktu selama 2 x 45 menit yang digunakan untuk memberikan bahan pembelajaran berkaitan dengan menulis karangan narasi,
c. Pertemuan ketiga : memerlukan waktu selama 2 x 45 menit yang digunakan untuk berlatih menulis karangaan narasi dengan menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story),
d. Pertemuan keempat : memerlukan waktu selama 2 x 45 menit yang digunakan untuk postes.
6) Penyusunan Rencana Pembelajaran
Persiapan lain yang penulis lakukan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas adalah menyusun rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran telah disusun oleh penulis dapat dilihat pada lampiran.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pada tahap persiapan pembelajaran ini, penulis merancang tujuan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story). Persiapan pembelajaran yang penulis lakukan meliputi:
1) Kegiatan Awal
Perkenalan pada awal kegiatan, penulis lakukan seperlunya karena siswa sudah mengenal penulis sebagai guru praktikan ketika melaksanakan program latihan profesi. Termasuk dalam kegiatan perkenalan ini penulis menanyakan kehadiran siswa (presensi). secara sekilas penulis menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya penelitian. Tak lupa juga penulis meminta bantuan, pengertian, dan kerja samanya agar siswa mengikuti proses belajar mengajar dengan sungguh-sungguh sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
Kegiatan penulis setelah perkenalan yaitu mengadakan prates. Penulis membagikan soal beserta lembaran kertas untuk mengarang. Sebelum memulai
mengarang, penulis terlebih dahulu memberikan beberapa petunjuk yang berkaitan dengan penulisan identitas diri pada lembar jawaban (nama, nomor absen), dan batas waktu kegiatan.
2) Kegiatan inti
Penulis terlebih dahulu mengkondisikan serta mengkoordinasikan kelas agar siswa memperhatikan dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses belajar mengajar, kemudian guru memberikan informasi singkat kepada siswa apa saja yang harus dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
Mengawali kegiatan pembelajaran, penulis lebih mengaktifkan siswa untuk merumuskan sendiri pengertian, ciri-ciri, dan unsur-unsur karangan narasi. Selama penulis menerangkan siswa hanya menyimak dan memperhatikan. Penulis memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak dipahami.
Kegiatan selanjutnya, siswa menyimak uraian guru tentang teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story). Kemudian siswa berkelompok mendiskusikan teks karangan narasi yang belum diselesaikan uraiannya yang telah dipersiapkan penulis. pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah dalam teknik cerita pemula diskusi seperti yang telah penulis sampaikan pada bab sebelumnya. Kegiatan inti ini berlangsung selama dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 x 40 menit. Satu pertemuan untuk memberikan bahan pembelajaran dengan alokasi waktu 2 x 45 menit dan pertemuan berikutnya dengan alokasi waktu 2 x 45 menit untuk menuliskan karangan narasi yang
belum diselesaikan uraian ceritanya dengan menggunakan teknik cerita permulaan diskusi.
3) Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup ini, siswa di bawah bimbingan penulis meninjau kembali apa yang telah mereka pelajari. Kemudian penulis memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang belum memahami materi pembelajaran. Setelah itu penulis mengadakan postes dengan menggunakan soal yang sama dengan soal prates.
3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang penulis gunakan terdiri atas: 1) Lembar Tes
Tes digunakan untuk mengumpulkan lembar karangan narasi siswa dari kelas yang dijadikan penelitian oleh penulis. Dalam hal ini tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui perkembangan siswa dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story). Kisi-kisi tes menulis karangan narasi tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Kisi-kisi Tes Menulis Karangan Narasi
No Masalah Tujuan Indikator Aspek yang
diukur 1 Apakah siswa kelas
VII 7 SMP Negeri 2 Cimahi mampu menulis Karangan
Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VII- 7 yang diberikan
narasi sebelum menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story) pembelajaran sebelum menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion
starter story) teknik cerita
permulaan diskusi (discussion starter story) Tes menulis karangan narasi sebelum dan sesudah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story) 2 Apakah siswa kelas
VII 7 SMP Negeri 2 Cimahi mampu menulis karangan narasi sesudah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story) Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VII- 7 yang diberikan pembelajaran sesudah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story) 3 Apakah ada perbedaan
yang berarti antara kemampuan menulis karangan narasi sebelum dan sesudah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story) Mendeskripsikan tingkat perbedaan kompetensi menulis karangan narasi sebelum dan sesudah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story)
Adapun lembar tes yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Skor
Nama : ________________ Kelas : ________________
--- Selesaikanlah uraian karangan narasi yang belum selesai berdasarkan hasil
Rejeki Nomplok
Pada hari senin, jam pelajaran berakhir pukul 12.50. langit nampak mendung, angin mulai bertiup kencang. Bergegas aku ke luar kelas diikuti Resky, Demmi, dan Nesta. Kami berlari-larian menuju gerbang sekolah.
“Lewat jalan biasa saja?” tanya Resky begitu kami keluar gerbang “ Lewat SMP Yadika saja, ya? Jawabku
Akhirnya kami sepakat menempuh perjalanan pulang lewat SMP Yadika dengan berjalan kaki. Baru beberapa langkah, hujan mulai turun semakin lama semakin deras, akhirnya kami memutuskan untuk berteduh begitu berada di depan warung Bu Oneh yang letaknya persis di samping SMP Yadika.
Baju kami basah kuyup, begitu juga tas dan sepatu. Kami meminta izin kepada pemilik warung untuk ikut berteduh. Di bawah tenda plastik kami berdiri berjejer, ada 4 orang siswa SMP Yadika yang sudah lebih dulu berteduh di sana. Di antara kami, berteduh pula seorang ibu muda, dia tampak kedinginan sama seperti kami, tas plastik yang dijinjingnya didekapnya erat.
Tak lama kemudian, muncul seorang lelaki mengendarai sepeda motor, hujan masih turun deras sekali. Rupanya lelaki itu yang menjemput ibu muda yang sama berteduh dengan kami. Berlindung di bawah jas hujan yang dibawa pengendara motor itu, ibu muda itu pun meninggalkan warung Bu Oneh.
Sesaat setelah motor berlalu, kulihat sebuah dompet berwarna coklat tergeletak tepat di samping motor terparkir tadi. Aku melirik Demmi yang berdiri disampingku. Rupanya Demmi melihat pula dompet itu. Ku lirik Resky, rupanya
Sesaat setelah motor berlalu, kulihat sebuah dompet berwarna coklat tergeletak tepat di samping motor terparkir tadi. Aku melirik Demmi yang berdiri disampingku. Rupanya Demmi melihat pula dompet itu. Ku lirik Resky, rupanya dia juga tahu. Dengan isyarat mata, kami memutuskan untuk segera pergi dari situ. Demmi melompat ke luar, Resky menarik tangan Nesta, aku mengikuti sambil berjongkok memungut dompet itu dan lari sekencang-kencangnya. Lewat sudut mata ku lihat anak-anak SMP Yadika menatap kami.
2) Pedoman Penilaian
Penilian hasil tes menulis dilakukan dengan sistem pemberian nilai pada setiap aspek dalam karangan selain itu juga digunakan skala 1-5 untuk setiap bagian aspek. Supaya lebih jelas dapat dilihat pada berikut.
Format Penilaian
Aspek Penilaian Rentang Skor Perolehan Skor
1. Pengakhiran Karangan a. Kesesuaian pengakhiran karangan dengan tema b. Kualitas pengakhiran karangan 2. Teknik karangan a. Pengembangan paragraf b. Hubungan antar paragraf 1-5 1-5 1-5 1-5
Sesampainya di rumahku,. Kami langsung masuk ke dalam kamar dan tak lupa menguncinya, sambil berbisik-bisik membicarakan pengalaman tadi dan sepakat untuk membuka isi dompet itu. Ternyata isi dompet ada sebuah HP Nokia berwarna Silver, uang lima juta rupiah dan KTP... ... ... ... ... ...
3. Bahasa karangan a. Ejaan b. Diksi 1-5 1-5 Jumlah Skor 30
Deskripsi skala penilaian karangan narasi adalah sebagai berikut. 1. Pengakhiran Karangan
a. Kesesuaian pengakhiran karangan dengan tema
5 = seluruh pengakhiran karangan sesuai dengan tema
4 = pengakhiran karangan sesuai dengan tema walaupun ada hal-hal yang tidak perlu dimasukkan ke dalam karangan
3 = sebagian pengakhiran karangan tidak ada hubungannya dengan tema 2 = banyak sekali pengakhiran karangan yang tidak ada hubungannya dengan
tema
1 = hampir semua pengakhiran karangan menyimpang dari tema
b. Kualitas pengakhiran karangan
5 = pengakhiran karangan betul-betul berbobot
4 = pengakhiran karangan bagus meskipun kurang berbobot
3 = pengakhiran karangan cukup bagus meskipun ada hal-hal yang kurang tepat
2 = pengakhiran karangan dangkal dan tidak berbobot 1 = pengakhiran karangan sangat dangkal
2. Teknik karangan a. Pengembangan paragraf
5 = semua paragraf memenuhi kriteria dan lengkap 4 = ada beberapa paragraf kurang dikembangkan
3 = jumlah paragraf yang dikembangkan hampir sama dengan jumlah paragraf yang tidak dikembangkan
2 = hamir semua paragraf kurang dikembaangkan
1 = selain tidak dikembangkan, paragraph tidak memenuhi syarat
b. Hubungan antar paragraf
5 = paragraf berikutnya merupakan kelanjutan dari paragraf sebelumnya dengan kata penghubung yang tepat sehingga karangan berkembang dengan harmonis dan enak dibaca.
4 = hubungan antarparagraf sudah baik, hanya terganggu oleh kata penghubung yang tidak diperlukan
3 = ada beberapa paragraf yang tidak ada hubungannya dengan paragraf berikutnya
2 = banyak paragraf yang tidak saling berhubungan
1 = semua paragraf dalam karangan tidak saling berhubungan
3. Bahasa karangan a. Ejaan
5 = tidak terdapat kesalahan ejaan (sempurna) 4 = terdapat sedikit kesalahan ejaan
3 = terdapat kesalahan ejaan yang tidak bersifat konstan 2 = banyak terdapat kesalahan ejaan dan bersifat konstan
1 = banyak sekali kesalahan ejaan yang mencerminkan ketidaktahuan dan ketidakpedulian.
b. Diksi
5 = penggunaan kata/istilah sesuai dengan konteks dan bervariasi
4 = penggunaan kata/istilah sesuai dengan konteks, namun tidak bervariasi 3 = penggunaan kata/istilah kurang tepat tetapi tidak mengganggu pemahaman 2 = penggunaan kata/istilah tidak tepat dan mengganggu pemahaman
1 = banyak kata/istilah yang tidak tepat dan penggunaannya tidak sesuai dengan dengan konteks.
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi
Dalam penelitian, populasi dibedakan ke dalam dua jenis yaitu populasi umum dan populasi target. Populasi umum adalah orang-orang, lembaga, organisasi, atau benda-benda yang menjadi sasaran penelitian secara umum. Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakuan penelitian. Populasi umum dari penelitian ini adalah siswa SMP di Cimahi. Populasi target yang penulis ambil adalah siswa kelas VII SMPN 2 Cimahi. Jumlah populasi target yang akan penulis teliti sekitar 430 orang. Dengan rincian jumlah kelas VII
di SMPN 2 Cimahi sebanyak 10 kelas, jumlah siswa setiap kelas berkisar antara 40-43 orang.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah variabel yang akan diteliti atau diamati oleh peneliti yang merupakan bagian dari populasi (Arikunto, 1993:119). Sampel yang secara nyata akan diteliti harus representatif dalam arti mewakili populasi baik dalam karekteristik maupun jumlahnya.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau random. Penulis menggunakan cara pengambilan sampel secara acak karena siswa memiliki kemampuan yang homogenitas dalam menulis karangan narasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII 7 di SMPN 2 Cimahi sebanyak 35 orang.