• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI JUNI 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI JUNI 2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI – JUNI 2015

A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang

1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Juni 2015 tercatat defisit sebesar US$ 14,58 miliar, turun 80,37% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat defisit sebesar US$ 74,24 miliar. Total perdagangan Jepang-Dunia pada periode Januari-Juni 2015, tercatat sebesar US$ 643,37 miliar, atau turun 15,21% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 758,79 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Dunia sebesar US$ 314,40 miliar, atau turun 8,14% dibanding periode yang sama tahun 2014 yang tercatat US$ 342,27 miliar, dan impor sebesar US$ 328,97 miliar, atau turun 21,02% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 416,52 miliar. 2. Ekspor Jepang ke Dunia periode Januari-Juni 2015 terbesar ditujukan ke Amerika

Serikat sebesar US$ 62,67 miliar, atau turun 0,71% dibanding periode yang sama tahun 2014, dan merupakan 19,94% dari total ekspor Jepang ke Dunia. Kemudian, ke China sebesar US$ 53,80 miliar, atau turun 13,03% dibanding periode yang sama tahun 2014. Korea Selatan sebesar US$ 23,10 miliar (-10,95%); Taiwan sebesar US$ 18,50 miliar (-8,01%); Hongkong US$ 17,63 miliar (-2,08%); Thailand US$ 14,12 miliar (-9,73%), dan Singapura US$ 10,41 miliar (+1,95%). Sedangkan, Indonesia di peringkat ke-12, setelah Malaysia, dengan nilai sebesar US$ 6,10 miliar (-20,53%).

3. Komoditi ekspor non-migas utama Jepang ke Dunia, yang meningkat periode Januari-Juni 2015 adalah Special HS, Chile, Japan, Korea, Mexico, Norway (HS 0000) sebesar US$ 18,68 miliar (8,85%); dan Diodes, Transistors And Similar Devices; Photosens (HS 8541) sebesar US$ 4,16 miliar (0,05%). Sementara itu, Motor Cars & Oth Motor Vehicles (HS 8703) sebesar US$ 40,08 miliar, mengalami penurunan 7,36% dibanding periode yang sama tahun 2014, juga merupakan komoditi ekspor non migas Jepang dengan nilai tertinggi pada periode ini, dan pangsanya sebesar 12,75%; Selanjutnya, Parts and Accessories Of The Motor Vehicles Of Headings 8 (HS 8708) sebesar US$ 14,16 miliar (-12,26%); dan Electronic Integrated Circuits And Microassemblies (HS 8542) sebesar US$ 11,74 miliar (-2,39%).

4. Impor Jepang pada periode Januari - Mei 2015 terbesar berasal dari China sebesar US$ 78,51 miliar, atau turun 13,10% dibanding periode yang sama tahun 2014, dan

(2)

merupakan 23,86% dari total impor Jepang dari Dunia. Kemudian, dari Amerika Serikat US$ 34,31 miliar (-4,54%); Australia sebesar US$ 18,43 miliar (-24,77%); Korea Selatan sebesar US$ 13,99 miliar (-18,43%); Saudi Arabia sebesar US$ 13,12 miliar (-47,63%); United Arab Emirates sebesar US$ 12,13 miliar (-43,18%); Malaysia sebesar US$ 11,71 miliar (-23,85%), dan Taiwan sebesar US$ 11,54 miliar (-5,16%). Sementara itu, impor dari Indonesia sebesar US$ 10,27 miliar, mengalami penurunan sebesar 22,25%. Pada periode ini, Indonesia menduduki peringkat ke-10 sebagai negara asal impor Jepang, dan Malaysia berada di peringkat ke-7.

5. Beberapa komoditi impor non migas utama Jepang dari Dunia, yang mengalami peningkatan, pada periode Januari-Juni 2015 antara lain adalah:

 Medicaments (Except Vaccines Etc., Bandages Or Pha (HS 3004) sebesar US$ 7,35 miliar, meningkat sebesar 7,62% dibanding periode yang sama tahun 2014;

 Aluminium, Unwrought (HS 7601) sebesar US$ 3,07 miliar (7,32%) . Sedangkan, komoditi yang mengalami penurunan nilai impor, antara lain :

 Electric Apparatus For Line Telephony, incl Curr Line System (HS 8517) sebesar US$ 10,53 miliar, turun 5,44% dibanding periode yang sama tahun 2014, juga merupakan komoditi impor non migas Jepang dengan nilai tertinggi pada periode ini;

 Coal; Briquet, Ovoid & Sim Solid (HS 2701) sebesar US$ 8,36 miliar (-19,15%);  Electronic Integrated Circuits (HS 8542) sebesar US$ 8,13 miliar (-3,46%). B. Perdagangan bilateral Jepang dengan Indonesia

1. Selama periode Januari-Juni 2015, neraca perdagangan Jepang dengan Indonesia surplus bagi Indonesia sebesar US$ 4,17 miliar, turun 24,64% dibanding surplus periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 5,54 miliar. Total perdagangan periode Januari-Juni 2015 tercatat sebesar US$ 16,37 miliar, atau turun 21,62% dibanding periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 20,89 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Indonesia sebesar US$ 6,10 miliar, atau turun sebesar 20,53% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 7,67 miliar, dan impor Jepang dari Indonesia sebesar US$ 10,27 miliar, atau turun sebesar 22,25% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 13,21 miliar .

(3)

2. Beberapa komoditi ekspor non migas utama Indonesia ke Jepang yang meningkat nilai ekspornya pada periode Januari-Juni 2015 adalah :

 Copper Ores & Concentrates (HS 2603) sebesar US$ 546,09 juta, atau meningkat 289,21% dibanding periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 140,30 juta;  Ash and Residues (Except From Iron Or Steel Manufa) (HS 2620) sebesar

US$ 480,29 juta (24,91%);

 Tin, Unwrought (HS 8001) sebesar US$ 113,98 juta (0,17%).

Sementara itu, komoditi ekspor non migas utama Indonesia yang turun nilai ekspornya ke Jepang, antara lain:

 Coal, Briquettes, Ovoids and Similar Solid Fuels Man (HS 2701) sebesar US$ 1.295,84 juta, turun 22,75% dibanding tahun 2014, dan merupakan 12,62% dari total impor Jepang pada periode ini;

 Nickle Mattes, Nickle Oxide Sinters & Other (HS 7501) sebesar US$ 352,90 juta (-20,90%);

 Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, etc (HS 4001) sebesar US$ 347,30 juta (-19,02%) , dan

 Plywood, Veneered Panels And Similar Laminated Wood (HS 4412) sebesar US$ 301,35 juta (-20,96%).

3. Beberapa komoditi impor utama Indonesia dari Jepang, yang nilai impornya meningkat, selama periode Januari-Juni 2015, adalah :

 Machines and Mechanical Appliances Having Individu (HS 8479) sebesar US$ 144,37 juta, atau meningkat 3,32% dibanding periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 139,73 juta;

 Special HS, Chile, Japan, Korea, Mexico, Norway (HS 0000) sebesar US$ 143,33 juta (6,46%);

 Molding Boxes For Metal Foundry; Mold Bases; Moldi (HS 8480) sebesar US$ 67,93 juta (4,22%) .

C. Informasi Lainnya

1. Perkembangan indikator ekonomi Jepang kuartal II tahun 2015.

Pada 17 Agustus 2015, pemerintah Jepang mengumumkan estimasi pertama Gross Domestic Product (GDP) periode April-Juni 2015, turun 0,4% dibanding kuartal sebelumnya. Secara annual basis, terjadi penurunan sebesar 1,6%. Konsumsi perorangan yang mencakup 60% dari GDP, mengalami penurunan 0,8% dibanding

(4)

kuartal sebelumnya. Ekspor juga mengalami penurunan sebesar 4,4%. Namun, investasi properti meningkat sebesar 1,9% dibanding kuartal sebelumnya.

2. Kunjungan Kerja Menteri Perdagangan ke Tokyo.

Kunjungan kerja Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel telah dilaksanakan tanggal 4-6 Agustus 2015. Selama kunjungan telah dilakukan pertemuan dengan Mr. Tadashi Maeda, Senior Managing Director, Japan Bank for International Cooperation; Mr. Yoichi Miyazawa, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri; Mr. Hiroto Izumi, Penasehat Khusus Perdana Menteri; Mr. Toshihiro Nikai ( Ketua Liga Perlemen Indonesia Jepang), Mr. Yasuo Fukuda (Ketua Japinda), Presiden JETRO, Wakil Presiden JICA dan Dirjen MOFA. Tujuan kunjungan adalah untuk lebih mempererat hubungan ekonomi/perdagangan kedua negara. Turut serta 5 (lima) orang Pimpinan Redaksi Media Cetak dan Elektronik; Investor Daily/Suara Pembaruan; Berita Satu TV; Metro TV; Suara Karya dan Media Indonesia. Dalam pertemuan dengan Mr. Yoichi Miyazawa, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri telah dibahas :

 Upaya peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia - Jepang ke depan, dan sepakat untuk mempercepat penyelesaian masalah-masalah yang masih tertunda.

 Menindaklanjuti kesepakatan Bapak Presiden dengan PM Abe untuk menyelesaikan perundingan (General Review IJEPA) yang telah terhenti sejak 3 tahun lalu, disepakati masing-masing pihak menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi selama ini untuk dibahas didalam pertemuan tingkat pejabat tinggi. Sementara, Jepang menyampaikan keprihatinannya karena belum diselesaikannya masalah tarif dibidang otomotif.

 Mengenai masalah ASEAN-Japan EPA, disampaikan kesepakatan ASEAN untuk mengimplementasikan 9800 pos tarif, sedangkan sisanya 185 pos tarif diminta pengertian Jepang dalam penyelesaian sisanya sesuai dengan metoda yang disepakati kedua pihak.

 Pihak Jepang menyambut baik permintaan Indonesia agar membantu revitalisasi industri tekstil dan produk tekstil serta industri gula di Indonesia. Industri tekstil, merupakan sektor penting karena selain penghasil devisa yang besar juga menyediakan lapangan kerja. Sedangkan, industri gula agar dapat memenuhi permintaan dalam negeri.

 Revitalisasi tidak hanya pembaharuan di bidang mesin tekstil dan gula tetapi juga didukung pembiayaan yang murah.

(5)

 Disinggung juga perkembangan perundingan RCEP, TPP dan DDA-WTO. Mengenai RCEP diharapkan dapat diselesaikan tahun 2015, namun beberapa anggota RCEP masih belum menerima modalitas perundingan yang disampaikan ASEAN.

 Khusus mengenai TPP, diinformasikan Jepang masih banyak masalah yang belum disepakati antara lain mengenai hak milik intelektual dan paten, produk susu dan gula, yang masih memerlukan pembahasan komprehensif lebih lanjut.

 Mengenai masalah DDA-WTO, waktu penyelesaian selama 3 bulan ke depan, diharapkan Indonesia bersama Jepang dapat memajukan perundingan pembahasannya, pada Pertemuan Menteri WTO ke-10 di Kenya, Desember 2015. Dalam pertemuan dengan Dr. Hiroto Izumi, Penasehat Khusus PM Jepang dan Mr. Tadashi Maeda, Senior Managing Director JBIC, serta Wakil Presiden JICA dibahas penawaran Jepang untuk membangun Shinkansen Jakarta-Bandung. Pihak Jepang menyampaikan telah membuat feasibility study dengan menawarkan;

 Pembiayaan murah dengan bunga 0,1% selama 40 tahun, dengan tenggang waktu 10 tahun serta minimal 50% pengadaan dilakukan di Indonesia. Total Biaya sebesar Rp. 60 triliun (75% didanai Pemerintah Jepang). Tanpa ada pengeluaran dari APBN, kecuali pengadaan tanah.

 Jika sistem Shinkansen Jepang diterapkan pada proyek kereta api super cepat Jakarta-Bandung, Jepang akan mewujudkan dua hal; pertama, pengoperasian yang lancar oleh tenaga Indonesia dan kedua, adalah pembinaan SDM kereta api super cepat, sampai alih teknologi perkeretaapian Jepang dapat diserap putra-putra Indonesia.

Untuk lebih memperkuat kerjasama kedua negara, dibahas dan disepakati dengan dengan Mr. Toshihiro Nikai Ketua Liga Parlemen Indonesia Jepang;

 Membawa delegasi Jepang ke Indonesia sekitar 1000 orang yakni pengusaha, anggota parlemen, pejabat pemerintah dan masyarakat umum, November 2015;  Peningkatan pariwisata Jepang ke Indonesia yang saat ini tercatat 500 ribu

orang/tahun, ditingkatkan menjadi 1 juta orang/tahun. Dari Indonesia ke Jepang, dari 150 ribu orang/tahun menjadi 450 ribu orang/tahun.

 Delegasi akan mengadakan acara resepsi di Jakarta dan ke daerah-daerah obyek turis lainnya di Indonesia. Perlu kerjasama dengan Pemerintah Daerah yang akan dikunjungi.

(6)

 Mr.Yasuo Fukuda menyampaikan pandangan pengusaha Jepang bahwa Indonesia tempat berinvestasi yang sangat baik, namun perlu konsistensi kebijakan.

 Diharapkan Jepang berkontribusi lebih besar, dalam perekonomian Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi.

 Disampaikan kepada Mr. Yasuo Fukuda, adanya perbedaan perlakuan tarif impor ikan Tuna dari Indonesia yang lebih tinggi (7,6%) dibanding Philipina dan Thailand (0%). Mr.Yasuo Fukuda akan segera mencari solusinya.

Pertemuan dengan Dirjen Kerjasama Internasional, Kementerian Luar Negeri yang membidangi Overseas Development Assistance (ODA), Jepang akan mendorong peningkatan bantuan Jepang melalui skema ODA antara lain untuk SDM, infrastruktur, revitalisasi industri TPT dan gula.

Perlu dipertimbangkan masalah kualitas investasi ke depan. Selain itu, juga dibahas pengembangan SDM dengan semua pejabat yang dikunjungi. Hal ini penting untuk mengantisipasi investasi Jepang di Indonesia pada masa mendatang. Diharapkan, Jepang dapat memberikan alokasi yang lebih besar kepada Indonesia untuk “on the job training” di Jepang. Pada kesempatan itu juga ke “Central Railway Station” untuk mendapat gambaran suatu station dalam mendorong perekonomian setempat. Juga, dirkunjungi Japan Transport Enginering Company, untuk melihat langsung pembuatan Shinkansen. Pabrik ini telah memperkerjakan tenaga muda Indonesia (17 orang), membangun Shinkansen tipe terbaru (E7). Ini membuktikan bahwa Jepang serius dalam membangun SDM dan alih teknologi.

2. Peningkatan hubungan dagang antara Indonesia dengan Jepang.

Partisipasi pada Pameran 17th Japan International Seafood Technology Expo 2015.

Pameran 17th Japan International Seafood Technology Expo diselenggarakan tanggal 19-21 Agustus 2015 di Tokyo Big Sight, dan keikutsertaan Indonesia tahun 2015 merupakan yang kedua kalinya. Pameran ini menampilkan berbagai produk hasil laut antara lain seafood (fresh/ frozen/ live & value added seafood products), processed seafoof products/ frozen processed seafood/ readt to eat seafood products, seafood related business. Pameran juga merupakan tempat bertemu pembeli dari seluruh dunia yang ingin membeli produk hasil laut, terutama dari wilayah Asia. Pembeli Jepang datang dari berbagai segmen antara lain Department Store, Supermarket, Grocery Store, Trading Company, Wholesaler, Distributor, Restaurant, Hotel dan Katering.

(7)

Pameran dibuka Minister of Agriculture, Forestry and Fishery, yang menyampaikan bahwa potensi produk perikanan sangat prospektif, mengingat sebahagian penduduk Jepang mengkonsumsi produk hasil laut.

Produk laut Jepang seperti Sushi sudah merupakan menu wajib/ makanan khas Jepang (washoku) yang telah men-dunia. Bagi Indonesia, peluang ekspor yang ingin dicapai adalah event Olympiade tahun 2020 yang dikunjungi lebih dari 20 juta orang wisatawan, dan pasti ingin menikmati makanan tradisional Jepang. Pameran Japan International Seafood Technology Expo diikuti 732 perusahaan yang terdiri dari 1.200 booths, dan diikuti 19 negara, yang dikunjungi 35.000 buyer internasional dari berbagai segmen bisnis antara lain department store, retail store, supermarket, convenience store, fresh fish retailer, grocery store, mail order companies, restaurant, trading company (wholesaler, distributor, broker).

Booth Indonesia diisi 7 perusahaan yaitu PT. Dharma Samudera Fishing-Jakarta (frozen octopus, squid, fish), PT. Rezeki Inthi Artha-Tangerang (canned fished), Nihon Novelica Food- Semarang (dried shark fin, frozen shark fin, mud crab), PT. Fresh Tuna Indonesia-Bitung (fresh tuna/ yellow fin), PT. Urchindize-Jepara (Ikan teri nasi),Pt. Prima Cakrawala Abadi (Tuna), CV. Sakura Insan Prima Raga-Makasar.

Transaksi saat pameran antara lain pesanan untuk produk Fresh yellow fin tuna, fresh big eye tuna, baby octopus & frozen octopus, squid, anchovies/ chirimen (ikan teri), ikan tuna, fukairen (sirip ikan hiu), ikan kaleng dan shrimp. Indonesia, akan berpartisipasi kembali dengan booth yang lebih luas, dan rencananya bekerjasama dengan instansi/ perusahaan terkait di tanah air.

3. Pelayanan Inquiries

Pelayanan Inquiries bulan Agustus 2015, Atdag Tokyo menerima 29 inquiries yang terdiri dari 21 Inquiries Offer to buy dari pengusaha/ importir Jepang dan 8 Inquiries Offer to sell dari pengusaha Indonesia. Semua permintaan Inquiries dari pengusaha Indonesia maupun importir Jepang telah ditindak lanjuti. (bth)

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki oleh entitas lain, dipertimbangkan

Proses fitoremediasi akan dilakukan dengan memvariasikan kadar amoniak awal terhadap besarnya penyerapan tanpa menggunakan dan menggunkan pupuk sebagai sumber

Kemungkinan semakin banyaknya CO 2 dalam air menyebabkan pH air berangsur-angsur mendekati pH standar (7). Hal ini diperkuat oleh pendapat Suardana bahwa perlakuan penutupan

Nilai panjang gelombang maksimum diperoleh dari pengukuran absorbansi maksimum larutan standar congo red pada konsentrasi 25 ppm menggunakan spektrofotometer UV- Vis

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan dengan mengambil secara acak 6 sampel sambal makanan yang dijual oleh warung makan di wilayah sekitar kampus UDINUS

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa waktu kontak optimum dalam proses modifikasi silika gel menggunakan tributilamina adalah 3 jam

Untuk mengetahui karakteristik karbon aktif dari cangkang bintaro maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik karbon aktif cangkang bintaro

Terdapatnya gugus Si-OH, Si-O-Si, dan Si-O dengan intensitas vibrasi yang signifikan dalam spektrum FTIR mengindikasikan bahwa di dalam sampel borosilikat tanpa perlakuan