DECODER / MULTIPLEXER TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini praktikan dapat memahami dan menjelaskan prinsip kerja dari decoder dan multiplexer.
Menjelaskan perbedaan mendasar antara decoder dan multiplexer.
Memberikan contoh aplikasi dari decoder dan multiplexer didalam sistem komputer PERALATAN
Modul digital decoder / multiplexer Kabel penghubung
DASR TEORI DECODER
Suatu decoder adalah suatu rangkaian kombinasional yang berfungsi untuk mengaktifkan satu sinyal output berdasarkan input berupa data biner yang masuk. Secara umum suatu decoder n x m adalah decoder yang mempunyai n buah input yang mempunyai output sebanyak m. Dimana m = 2n adalah jumlah kombinasi yang dihasilkan. Setiap kombinasi akan
mengaktifkan hanya satu pin output pada satu saat (hanya satu pin saja yang menghasilkan). Gambar 3.1 Decoder 2 X 4
Tabel 3.1 Tabel Kebenaran Decoder 2×4 INPUT OUTPUT S0 S1 D C B A 0 0 L L L H 0 1 L L H L 1 0 L H L L 1 1 H L L L
Salah satu aplikasi dari decoder adalah untuk menampilkan kode/bilangan desimal yang dihasilkan berdasarkan input bilangan biner yang dimasukkan. Tampilan ini adalah yang menjadi dasar berbagai tampilan bilangan dalam bentuk digital (7-segmen driver). Gambar 3.1 adalah salah satu rangkain decoder yang dapat berfungsi untuk konversi dari bilangan biner ke bilangan decimal. Dan tabel 3.1 adalah tabel yang menunjukan output yang aktif berdasarkan kombinasi inputnya.
MULTIPLEXER
Multiplexer adalah suatu rangkaian kombinasional yang hanya menghasilkan satu output berdasarkan beberapa input yang ada. Pada multiplexer terdapat beberapa sinyal pengendali (selector) yang mengatur input yang bisa diteruskan ke output pada satu output. Multiplexer umumnya dipakai sebagai pemilih data/masukkan (data selector). Gambar 3.2 dan tabel 3.2 menunjukkan rangkaian dari Multiplexer dan tabel kebenaran yang menunjukkan output yang dihasilkan oleh berbagai kombinasi sinyal pengendalian (S0 dan S1)
Gambar 3.2 Multiplexer 4:1
Tabel 3.2 Tabel Kebenaran Multiplexer 4:1 INPUT OUTPUT
S0 S1 F 0 0 A
0 1 B 1 0 C 1 1 D
Gambar 3.3 7-Segmen Driver (IC7448) Gambar 3.4 Decoder 3×8 (IC 7442) PERCOBAAN
DECODER (7442)
Untuk percobaan ini , hanya digunakan 3 input (A, B, C) saja dan 8 output saja (L1,….,L7). Jadi saklar inputnD selalu dalam keadaan “0”
Set semua saklar input = “0”. Nyalakan panel percobaan dan catat output L1,…,L7 saja Buatlah tabel outputnya untuk berbagai kombinasi input (A, B, C)
Matikan panel percobaan
Apakah decoder yang anda gunakan aktif high atau aktif low? Jelaskan Apakah decoder yang anda gunakan aktif high atau akfif low? Jelaskan SEGMEN DRIVER (7448)
Hubungkan pin output dengan pin input pada 7 segmen display
Set semua saklar input pada decoder ke “0”. Nyalakan panel percobaan dan lengkapilah tabel dibawah ini
MULTIPLEXER (741541)
Set semua saklar S dan I ke “0”. Nyalakan panel percobaan Apakah output Z aktif “high” atau “low”? Jelaskan
Set I3 ke “1” dan I0, I1, I2 tetap 0
Buatlah tabel output Z untuk berbagai kemungkinan s0 dan s1
Fungsi logika dasar apakah yang direpresentasikan oleh tabel tersebut? Sekarang set I3 ke “0” dan I0, I1, I2, ulangi langkah 4 dan 5 di atas
Carilah kombinasi I untuk mendapatkan fungsi OR dari multiplexer tersebut Matikan panel percobaan
TUGAS
Apakah decoder yang anda gunakan pada percobaan 4.1 aktif high atau low? Jelaskan! Jawab:
Decoder yang digunakan pada percobaan 4.1 adalah high karena Decoder adalah rangkaian digital yang dapat mengubah bilangan biner menjadi bilangan desimal, dimana rangkaian ini akan menghasilkan output high (1) pada jalur yang sesuai dengan yang ditunjuk oleh selector. Apakah output Z pada percobaan 4.3 aktif high atau low? Jelaskan alasan anda
Jawab :
Output Z pada percobaan 4.3 adalah aktif high, karena rangkaian logika yang menerima beberapa input data digital dan menyeleksi salah satu dari input tersebut pada saat tertentu, untuk dikeluarkan pada sisi Seleksi data-data input dilakukan oleh selector line, yang juga merupakan input dari multiplexer tersebut.
Apakah perbedaan dasar antara decoder dengan multiplexer? Jawab :
Decoder adalah rangkaian kombinasional logika dengan n-masukan dan 2n keluaran yang berfungsi mengaktifkan 2n keluaran untuk setiap pola masukan yang berbeda-beda. Hanya satu output decoder yang aktif pada saat diberi suatu input n-bit. Sebuah decoder biasanya
dilengkapi dengan sebuah input enable low sehingga rangkaian ini bisa di on-off-kan untuk tujuan tertentu. Fungsi enable untuk meng-aktif-kan atau men-tidak-aktif-kan keluarannya. Multiplexer merupakan rangkaian logika yang berfungsi memilih data yang ada pada input-nya untuk disalurkan ke output-input-nya dengan bantuan siinput-nyal pemilih atau selektor. Multiplexer disebut juga sebagai pemilih data (data selector). Multiplexer adalah rangkaian yang memiliki fungsi untuk memilih dari 2n bit data input ke satu tujuan output.
Sebutkan masing-masing contoh aplikasi decoder dan multiplexer! Jawab :
Contoh aplikasi multiplexer yang umum adalah dalam komunikas long-haul. Media utama pada jaringan long-houl berupa jalur gelombang mikro, sosial koaksial, atau serat optik berkapasitas tinggi. Jalur-jalur ini dapat memuat transmisi data dalam jumlah besar secara simultan dengan menggunakan multiplexing.
PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM Percobaan 4.1 Decoder (7442)
Tabel 3.3 Kombinasi Decoder (7442) INPUT OUTPUT A B C A B C D E F G 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
Percobaan 4.2 7-segmen driver (IC 7448)
Tabel 3.4 Kombinasi 7-Segmen Driver (IC 7448) INPUT OUTPUT D C B A A B C D E F G 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1
Gambar 3.5 Display Hasil Percobaan 4.2 modul 3 Percobaan 4.3 Multiplexer (IC74151)
Tabel 3.5 Tabel Multiplexer (IC74151) INPUT DATA OUTPUT
B A I0 I1 I2 I3 Y W Gerbang “AND” 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 Gerbang “NAND” 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 Gerbang “OR” 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 KESIMPULAN
DECODER adalah sebuah rangkaian kombinasional logika dengan n-input/2n-output yang berfungsi untuk mengaktifkan 2n-bit output untuk setiap bentuk input (WORD) yang unik sebanyak n-bit. Hanya satu output decoder yang aktif pada saat diberi suatu input n- bit. Tiap output diidentifikasi oleh MINTERM CODE, mi, dari bentuk WORD input A yang
ditampilkan. Karena itulah DECODER bisa juga disebut sebagai MINTERM CODE GENERATOR atau MINTERM RECOGNIZER. Sebuah DECODER biasanya dilengkapi dengan sebuah input ENABLE LOW EN(L) sehingga devais ini bisa di- ON/OFF-kan untuk tujuan tertentu.
Multiplexer adalah Suatu rangkaian kombinasi yang ouputnya mempunyai logika sama dengan jalur input yang ditunjuk pada selector. Multiplexer ini memiliki banyak input dan memiliki satu output. Prinsip kerjanya sama dengan saklar pemilih dai 2n buah input dipilih melalui n buah jalur pemilih ( DATA SELECT ).
Prinsip kerja seven segmen ialah input biner pada switch dikonversikan masuk ke dalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi decimal, yang nantinya akan ditampilkan pada seven segment.
MODUL 4
RANGKAIAN FLIP-FLOP TUJUAN
Setelah praktikum ini diharapkan praktikan akan dapat memahami dan menjelaskan perbedaan RS dan RS Flip-Flop.
Dapat menjelaskan cara kerja D flip-flop dan mengimplementasikannya untuk membangun suatu register.
Dapat menjelaskan cara kerja Master-Slave J-K Flip-Flop PERALATAN
RS latch (IC74279) D flip-flop (IC7475) JK Masetr slave (IC7426) DASAR TEORI
Suatu Flip-Flop adalah salah satu contoh elemen memori yang bekerja secara sequential, yaitu outputnya akan tetap tersimpan sampai sinyal RESET diberikan. Outputnya adalah Q dan Q’, yang menunjukkan keadaan SET (“1”) atau RESET (“0”).
Suatu RS latch adalah rangkaian gerbang NAND seperti gambar 4.1 dibawah ini dengan cara kerja seperti pada tabel 4.1
Gambar 4.1 Rangkaian RS Latch Tabel 4.1 Tabel Kebenaran RS Latch S R Q Q’
0 0 X X 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 ? ?
RS FLIP-FLOP dengan Clock (Synchronous)
Rangkaian Flip-Flop adalah pengembangan dari RS Latch dengan penambahan sinyal clock sebagai penyerempak, seperti gambar 4.2 dibawah ini.
Gambar 4.2 Rangakaian RS Flip-Flop Tabel 4.2 Tabel Kebenaran RS Flip-Flop tn tn+1 S R Qn+1 0 0 Qn 0 1 0 1 0 1 1 1 ? D FLIP-FLOP
Sutu Flip-Flop tipe D mempunyai satu input data saja (D), sedangkan kaki input yang satunya adalah G (enable) yang berfungsi untuk mengarahkan kerja Flip-Flop. Gambar 4.3
menunjukkan rangkaian D Flip-Flop dengan menggunakan gerbang NAND dan tabel 4.3 adalah tabel kebenarannya
Tabel 4.3 Tabel Kebenaran D Flip-Flop D ENABLE Q Q’ 0 1 0 1 1 1 1 0 X 0 Q0 Q0′ PERCOBAAN IC7400
Set semua saklar input ke “0”. Nyalakan panel percobaan. Catat output pada Q dan Q’. Ubahlah saklar input S dan R untuk berbagai kombinasi dan catat hasilnya untuk tiap-tiap kombinasi tersebut.
Matikan panel percobaan.
Berdasarkan hasil pengamatan, input S dan R pada IC tersebut aktif “High” atau “Low”? Jelaskan.
IC 7475
Set semua saklar D,…,D4 KE “0”. Nyalakan panel percobaan dan catat output pada Q1 s.d Q4.
Tekan tombol A. Catat output pada Q1,…,Q4. Ulangi langkah 2.
IC 7426
Set clock = “0”, P = “1” dan R = “0”.
Catat output yang dihasilkan untuk setiap kombinasi J dan K. Buatlah tabelnya. Apakah perubahan J dan K ada pengaruhnya?
Ulangi langkah 2 dan 3 untuk kombinasi P = “0” dan R = “1”, P = “0” dan R = “0”, P = “1” dan R = “1”.
Masih dengan IC yang sama , hubungkan clock dengan tombol clock, P =”1” dan R = “1”. Lengkapi tabel di bawah ini untuk setiap kombinasi JK.
Gambar 4.4 JK Flip Flop
PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM Percobaan 4.1 IC 7400
Tabel 4.4 tabel Percobaan 4.1 IC 7400 INPUT OUTPUT S R Q Q’ 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 Percobaan 4.2 IC 7475
Tabel 4.5 tabel percobaan IC 7475
A 1-2 = Y3 A3-4 = Y4 D1 D2 D3 D4 Q’ Q 0 0 0 0 0 0 0 1111 1 1 0 0 0 0 1111 0000 0 0 1 0 0 1 Q’ Q (karena Y3= 0) 1 1 1 0 0 1 0110 1001 0 0 1 1 1 1 Q’ Q (karena Y3= 0) 1 1 1 1 1 1 0000 1111 Percobaan 4.3 IC7476
Tabel 4.6 Percobaan 4.3 IC7476 Untuk Clock = 0, P = 1, R = 0 J K Q Q’
0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1
Tabel 4.7 Percobaan 4.3 IC7476 Untuk Clock = 0, P = 0, R = 1 J K Q Q’
0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0
Tabel 4.8 Percobaan 4.3 IC7476 Untuk Clock = 0, P = 0, R = 0 J K Q Q’
0 0 1 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1
Tabel 4.9 Percobaan 4.3 IC7476 Untuk Clock = 0, P =1, R =1 J K Q Q’ 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 Percobaan IC7476
Tabel 4.10 Percobaan 4.3 IC7476 J K Qt Qt+1
0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0
1 1 berubah-ubah (0 atau 1) berubah-ubah (0 atau 1) KESIMPULAN
Flip-Flop SR merupakan rangkaian dasar untuk menyusun berbagai jenis Flip-Flop yang lainnya. Flip-Flop -SR dapat disusun dari dua gerbang NAND atau dua gerbang NOR. Mengeset Flip-Flop berarti membuat keluaran Q = 1 dan mereset Flip-Flop berarti membuat keluaran Q = 0 dari kondisi stabil/ tak berubah. Mengeset Flip-Flop dari gerbang NAND dapat dilakukan dengan membuat S = 0 dan mereset dilakukan dengan membuat R = 0. Sedangkan mengeset Flip-Flop dari gerbang NOR dapat dilakukan dengan membuat S = 1 dan mereset dengan memberi nilai R = 1.
Rangkaian logika dikelompokkan dalam 2 kelompok besar, yaitu rangkaian logika kombinasional dan rangkaian logika sekuensial. Bentuk dasar dari rangkaian logika
kombinasional adalah gerbang logika dan rangkaian logika sekuensial adalah rangkaian flip-flop.
MODUL 5 COUNTER TUJUAN
Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat memahami dan menjelaskan cara kerja counter.
Dapat membedakan antara count-up dan count-down count. Mengetahui aplikasi counter di dunia komputer.
PERALATAN
Asynchronous Binary Counter (IC7495). 7-Segment Driver (IC7448).
DASAR TEORI
Counter adalahsuatu rangkaian yang dapat berubah keadaan secara seguential. Counter disusun dari rangkaian Flip-Flop dan beberapa gerbang logika. Setiap perubahan keadaan akan mempresentasikansuatu nilai biner dalam Binary Counter. Sedangkan Counter Down Counter adalah sebaliknya. Asynchrounous Counter adalah Counter yang input clocknya merambat dari Flip-Flop sebelumnya, jadi perubahan outputnya tidak serempak. Sedangkan Counter yang outputnya berubah secara serempak disebut Synchronous Counter.
Gambar 5.1 Asynchronous Counter PERCOBAAN
IC 7493
Set saklar reset ke “0”. Nyalakan panel percobaan dan catat output A, B, C dan D. Pindahkan saklar reset ke “1”. Catat output A, B, C dan D.
Set saklar J-K = “1”
Tekan tombol B. Catat perubahan outputnya.
Setelah penekanan ke beberapa output akan kembali ke 0000? Counter apakah yang anda cobakan?
Matikan panel percobaan.
Gambar 5.2 Asynchronous Counter (IC7493) Gambar 5.3 Synchronous Counter (IC7493) IC 7448
Output pada IC7448 terhubung ke 7-segment display. Nyalakan panel percobaan.
Set SW4 dan SW1 = “1”.
Pindahkan SW2 dari “1” ke “0”. Apa fungsi dari langkah ke 4 ini?
Tekan tombol switch A dan catat setiap perubahan pada 7-segment displaynya.
Beri kesimpulan perbedaan percobaan yang anda lakukan pada modul 3 dengan bagian 2 dengan percobaan pada modul 5 bagian 2 ini.
PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM
Percobaan 4.1 IC 7493 (langkah 1 sampai dengan 4)
Tabel 5.1 Tabel Percobaan 4.1 IC 7493 (langkah 1 sampai dengan 4) A B C D 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
Percobaan 4.1 IC 7493 (langkah 5 sampai 6)
Setelah dilakukan percobaan, output akan kembali ke 0000 pada penekanan ke-16 Dari percobaan yang dilakukan adalah counter “count up counter”
Percobaan 4.2 (langkah 1 sampai 6)
Tabel 5.2 Tabel Percobaan 4.2 (langkah 1 sampai 6) A B C D 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
Gambar 5.4 Dari Hasil Percobaan 4.2 Modul 5
Perbedaan percobaan modul 3 bagian 2 dengan percobaan 5 bagian 2 yaitu :
Pada percobaan modul 3 nilai bilangan bilangan biner yang di tes hanya mulai dari 1 sampai 9 dan ternyata display-nya sama
Pada percoban modul 5 nilai bilangan biner yang di tes mulai dari 0 sampai 15, dan terlihat pada saat nilai bilangan biner mulai dari 10 sampai 14 t3rlihat display-nya sudah tidak membentuk angka lagi, dan ketika nilai bilangan biner = 15 maka display-nya sama dengan nilai bilangan biner = 0 (lihat gambar 5.3 hasil percobaan 4.2 modul 5).
KESIMPULAN
Counter Asyncronous disebut juga Ripple Through Counter atau Counter Serial (Serial Counter), karena output masing-masing Flip-Flop yang digunakan akan berurutan (berubah kondisi dari “0” ke “1”) dan sebaliknya secara berurutan atau langkah demi langkah, hal ini disebabkan karena hanya Flip-Flop yang paling ujung saja yang dikendalikan oleh sinyal clock, sedangkan sinyal Clock untuk Flop lainnya diambilkan dari masing-masing Flip-Flop sebelumnya.
Counter Syncronous disebut sebagai Counter parallel, output Flip-Flop yang digunakan berurutan secara serempak. Hal ini disebabkan karena masing-masing Flip-Flop tersebut dikendalikan secara serempak oleh sinyal Clock.
MODUL 6 REGISTER TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini praktikan akan dapat memahami dan menjelaskan prinsip kerja register
Mengenal berbagai jenis register dan spesifikasi penggunaanya. Dapat menyebutkan aplikasi register dalam dunia komputer.
PERALATAN
Shift register(IC7495) DASAR TEORI
Register adalah suatu rangkaian Flip-Flop yang berfungsi untuk menyimpan data sementara, sampai sinyal penyerempak berikutnya. Register ini juga dapat berfungsi sebagai pengolah data dengan kemampuannya untuk menggeser bit-bit data ke kiri/ kanan
Gambar 6.1 Serial Shift Regisrter PERCOBAAN
IC7495
Set MODE ke “0”. Nyalakan panel percobaan dan catat output yang dihasilkan QA,…,QD. Set DS ke “1” dan tekan tombol CP1. Catat perubahan outputnya.
Tekan tombol CP1 sekali lagi. Catat perubahan outputnya. Set DS ke “0”. Ulangi langkah 2 dan 3.
Operasi apakah yang sedang anda cobakan? IC 7495
Set MODE ke “1”. Set input A, B, C dan D = “0110”. Tekan tombol CP1 dan catat outputnya.
Set MODE ke “0”. Tekan tombol CP1 dan catat outputnya. Operasi apa yang sedang anda cobakan?
Gambar 6.2 Shift Register (IC 7495) PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM Percobaan 1 IC7495
Jika DS = 0, MODE = 0 maka output yang dihasilkan QA,…,QD adalah sebagai berikut : Tabel 6.1 Tabel Percobaan 1 IC7495, DS = 0, MODE = 0
Ds Mode A B C D Qa Qb Qc Qd 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Jika DS = 0, MODE = 0. Pada saat tombol CP1 ditekan maka output yang dihasilkan QA,…,QD adalah sebagai berikut :
Tabel 6.2 tabel percobaan 1IC 7495, DS=0, MODE=0 dan tombol CP1 ditekan Ds Mode A B C D Qa Qb Qc Qd 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
Jika tombol CP1 ditekan kembali maka output yang dihasilkan QA,…,QD tidak terjadi perubahan:
Tabel 6.3 tabel percobaan 1 IC 7495, DS=1, MODE=0 dan tombol CP1 ditekan Ds Mode A B C D Qa Qb Qc Qd
1 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Jika DS = 0, MODE = 0. Pada saat tombol CP1 ditekan maka output yang dihasilkan QA,…,QD adalah sebagai berikut :
Tabel 6.4 tabel percobaan 1 IC 7495, DS=0, MODE=0 dan tombol CP1 ditekan Ds Mode A B C D Qa Qb Qc Qd
1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
Pada percobaan 1 dengan IC 7495 yang sedang di uji cobakan adalah shift register Percobaan 2 IC 7495
Jika Ds = 0, Mode = 1, Input A,B,C,D = 0110 maka output yang dihasilkan QA,…,QD adalah sebagai berikut :
Tabel 6.5 tabel percobaan 2 IC 7495, DS=0, MODE=1 dengan input A,B,C,D = 0110 Ds Mode A B C D Qa Qb Qc Qd
0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0
Jika Ds = 0, Mode = 1, Input A,B,C,D = 0110. Pada saat tombol CP2 ditekan maka output yang dihasilkan QA,…,QD adalah sebagai berikut :
Tabel 6.6 tabel percobaan 2 IC 7495, DS=0, MODE=1 dengan input A,B,C,D = 0110dan tombol CP2 ditekan
Ds Mode A B C D Qa Qb Qc Qd 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1
0 1 1 0
Jika Ds = 0, Mode = 0, Input A,B,C,D = 0110. Pada saat tombol CP1 ditekan maka output yang dihasilkan QA,…,QD adalah sebagai berikut :
Tabel 6.7 tabel percobaan 2 IC 7495, DS=0, MODE=1 dengan input A,B,C,D =0110 dan tombol CP1 ditekan
Ds Mode A B C D Qa Qb Qc Qd 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0
Jika tombol CP1 ditekan kembali maka output yang dihasilkan QA,…,QD tidak mengalami perubahan output :
Tabel 6.8 tabel percobaan 2 IC 7495, DS=0, MODE=1 dengan input A,B,C,D = 0000 dan tombol CP1 ditekan
Ds Mode A B C D Qa Qb Qc Qd 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pada percobaan 2 IC 7495 yang sedang diuji cobakan adalah shift register KESIMPULAN
Fungsi dari register ini selain sebagai penyimpanan data juga untuk menghindari berkedipnya angka yang ditunjukkan oleh display (seven segment) pada saat menerima pulsa-pulsa yang diberikan oleh decoder.
Sebuah register geser dapat memindahkan bit-bit yang tersimpan ke kiri atau ke kanan. Register geser dikelompokkan sebagai urutan rangkaian logika, oleh karena itu register geser disusun dari rangkain Flip-Flop. Selain untuk pergeseran data, register geser juga dapat digunakan untuk mengubah data seri ke parallel atau dari data parallel ke seri.
Sriwahyuni, Asep Suheri Buku Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital, Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Informatika Universitas Ibn Khadun Bogor, 2010
Asep Suheri, Modul Matakuliah Rangkaian Digital Fakultas Teknik Informatika Universitas Ibn Khadun Bogor, 2008
http://massuqo.wordpress.com/
Multiplexer dan Demultiplexer
Multiplekser atau disingkat MUX adalah alat atau komponen elektronika yang bisa
memilih input (masukan) yang akan diteruskan ke bagian output (keluaran). Pemilihan input mana yang dipilih akan ditentukan oleh signal yang ada di bagian kontrol (kendali) Select.
Skema Multiplexer 2-input ke-1 output
Komponen yang berfungsi kebalikan dari MUX ini disebut Demultiplekser (DEMUX). Pada DEMUX, jumlah masukannya hanya satu, tetapi bagian keluarannya banyak. Signal pada bagian input ini akan disalurkan ke bagian output (channel) yang mana tergantung dari kendali pada bagian SELECTnya.
http://taufik-informatika.blogspot.com/2011/12/multiplekser-disingkat-mux-alat-atau.html
Decoder adalah perangkat yang melakukan operasi kebalikan dari suatu encoder , mengurai pengkodean sehingga informasi asli dapat diambil. Metode yang sama digunakan untuk
mengkodekan biasanya hanya terbalik dalam rangka untuk memecahkan kode. Ini adalah rangkaian kombinasional yang mengubah informasi biner dari jalur input n ke maksimum 2 n baris output yang unik.
Dalam elektronik digital, decoder bisa mengambil bentuk multiple-input, multiple-output sirkuit logika yang mengubah input kode ke kode output, dimana input dan output kode yang berbeda.
misalnya n-ke-2 n, kode-biner desimal decoder. Aktifkan input harus selama decoder berfungsi, jika outputnya menganggap satu "cacat" kata output kode. Decoding diperlukan dalam aplikasi seperti data multiplexing , 7 segmen layar dan memori alamat decoding.
Rangkaian decoder contoh akan menjadi gerbang AND karena output dari gerbang AND adalah "tinggi" (1) hanya jika semua inputnya adalah "tinggi." Output seperti ini disebut sebagai "output tinggi aktif". Jika bukan gerbang AND, gerbang NAND dihubungkan output akan menjadi "rendah" (0) hanya jika semua inputnya adalah "Tinggi". Output seperti ini disebut sebagai "output yang rendah aktif".
Contoh: Sebuah Decoder 2-ke-10 Bit Jalur Tunggal
Sebuah decoder sedikit lebih kompleks akan menjadi n-ke-2 ketik n biner decoder. Jenis ini decoder sirkuit kombinasional yang mengkonversi informasi biner dari masukan kode 'n' maksimal 2 n output yang unik. Kami mengatakan maksimum 2 n output karena dalam kasus bit informasi kode 'n' telah terpakai sedikit kombinasi, decoder mungkin memiliki kurang dari 2 n output. Kita dapat memiliki 2-ke-4 decoder, 3-ke-8 decoder atau 4-ke-16 decoder. Kita dapat membentuk 3-ke-8 decoder dari dua 2-ke-4 decoder (dengan sinyal diaktifkan).
Demikian pula, kita juga dapat membentuk decoder 4-ke-16 dengan menggabungkan dua 3-ke-8 decoder. Dalam hal ini jenis desain sirkuit, input memungkinkan kedua 3-ke-8 decoder berasal dari input 4, yang bertindak sebagai pemilih antara dua 3-ke-8 decoder. Hal ini memungkinkan input 4 untuk mengaktifkan decoder baik atas atau bawah, yang menghasilkan output dari D (0) sampai D (7) untuk decoder pertama, dan D (8) sampai D (15) untuk decoder kedua.
Sebuah decoder yang berisi input memungkinkan juga dikenal sebagai demultiplexer decoder-. Dengan demikian, kita memiliki decoder 4-ke-16 yang diproduksi dengan menambahkan masukan 4 bersama antara kedua Decoder, menghasilkan output 16.
Seperti rangkaian multiplekser, yang decoder / demultiplexer tidak terbatas pada satu baris alamat, dan karenanya dapat memiliki lebih dari dua output.Dengan dua, tiga, atau empat baris pengalamatan, sirkuit ini dapat decode dua, tiga, atau empat-bit bilangan biner, atau dapat demultiplex hingga empat, delapan, atau enam belas waktu-multiplexing sinyal. A 2-ke-4 line decoder / demultiplexer ditampilkan di bawah:
Sebagai decoder, sirkuit ini membutuhkan n-bit bilangan biner dan menghasilkan output pada salah satu output 2n baris.Oleh karena itu umumnya ditentukan oleh jumlah pengalamatan jalur input dan output data jumlah baris.Khas decoder / demultiplexer IC mungkin berisi dua 2-ke-4 baris sirkuit, sebuah 3-ke-8 baris sirkuit, atau 4-ke-16 line sirkuit.Salah satu
pengecualian dari sifat biner rangkaian ini adalah 4-ke-10 line decoder / demultiplexer, yang dimaksudkan untuk mengkonversi BCD (Kode Biner Desimal) input ke sebuah output dalam kisaran 0-9.
Jika Anda menggunakan rangkaian ini sebagai demultiplexer, Anda mungkin ingin
menambahkan data mengunci pada output untuk mempertahankan setiap sinyal sementara yang lain sedang dikirim.Namun, ini tidak berlaku bila Anda menggunakan rangkaian ini sebagai decoder maka Anda akan ingin hanya satu keluaran aktif untuk mencocokkan kode input
Multiplekser atau disingkat MUX adalah alat atau komponen elektronika yang bisa memilih input (masukan) yang akan diteruskan ke bagian output (keluaran). Pemilihan input mana yang dipilih akan ditentukan oleh signal yang ada di bagian kontrol (kendali) Select.
Skema Multiplexer 2 input-ke-1 output
Komponen yang berfungsi kebalikan dari MUX ini disebut Demultiplekser (DEMUX). Pada DEMUX, jumlah masukannya hanya satu, tetapi bagian keluarannya banyak. Signal pada bagian input ini akan disalurkan ke bagian output (channel) yang mana tergantung dari kendali pada bagian SELECTnya.
http://wulan-informatika.blogspot.com/2011/12/multiplexer.html http://wulan-informatika.blogspot.com/2011_12_01_archive.html
Rangkaian logika dan Kombinasional
Gerbang logika atau sering juga disebut gerbang logika Boolean merupakan sebuah sistem pemrosesan dasar yang dapat memproses input-input yang berupa bilangan biner menjadi sebuah output yang berkondisi yang akhirnya digunakan untuk proses selanjutnya. Gerbang logika dapat mengkondisikan input - input yang masuk kemudian menjadikannya sebuah output yang sesuai dengan apa yang ditentukan olehnya. Terdapat tiga gerbang logika dasar, yaitu : gerbang AND, gerbang OR, gerbang NOT. Ketiga gerbang ini menghasilkan empat gerbang berikutnya, yaitu : gerbang NAND, gerbang NOR, gerbang XOR, gerbang XAND.
Berikut tabel kebenaran gerbang logika:
Rangkaian aritmatika dasar termasuk kedalam rangkaian kombinasional yaitu suatu rangkaian yang outputnya tidak tergantung pada kondisi output sebelumnya, hanya tergantung pada present state dari input.
a. Half Adder dan Full Adder
Sebuah rangkaian kombinasional yang melaksanakan penjumlahan 2 digit biner disebut dengan half adder, sedangkan rangkaian yang melaksanakan penjumlahan 3 bit disebut full adder. Rangkaian full adder dapat tersusun dari dua buah half adder. Di pasaran rangkaian
full adder sudah ada yang berbentuk IC, seperti 74LS83 (4-bit full adder). b. Half Substractor dan Full Substractor
Rangkaian half substractor hampir sama dengan rangkaian half adder. D (Difference) ekivalen dengan S (sum), dan B (borrow) ekivalen dengan C (carry) pada half adder. Kedua rangkaian ini melakukan operasi pengurangan biner. Half substractor untuk pengurangan satu bit biner, sedangkan full substractor untuk pengurangan lebih dari satu bit biner.
c. Decoder
Decoder adalah rangkaian kombinasional logika dengan n-masukan dan 2n keluaran yang berfungsi mengaktifkan 2n keluaran untuk setiap pola masukan yang berbeda-beda. Hanya satu output decoder yang aktif pada saat diberi suatu input n-bit. Sebuah decoder biasanya dilengkapi dengan sebuah input enable low sehingga rangkaian ini bisa di on-off-kan untuk tujuan tertentu. Fungsi enable untuk meng-aktif-kan atau men-tidak-aktif-kan keluarannya.
d. Priority Encoder
Sebuah Priority encoder adalah rangkaian encoder yang mempunyai fungsi prioritas. Operasi dari rangkaian priority encoder adalah sebagai berikut :
jika ada dua atau lebih input bernilai 1 pada saat yang sama, maka input yang mempunyai prioritas tertinggi yang akan diambil. Kondisi x adalah kondisi don`t care, yang menyatakan nilai input bisa 1 atau 0.
e. Multiplexer
Multiplexer merupakan rangkaian logika yang berfungsi memilih data yang ada pada input -nya untuk disalurkan ke output-nya dengan bantuan sinyal pemilih atau selektor. Multiplexer
disebut juga sebagai pemilih data (data selector). Multiplexer adalah rangkaian yang memiliki fungsi untuk memilih dari 2n bit data input ke satu tujuan output.
Multiplekser atau disingkat MUX adalah alat atau komponen elektronika yang bisa memilih input (masukan) yang akan diteruskan ke bagian output (keluaran). Pemilihan input mana yang dipilih akan ditentukan oleh signal yang ada di bagian kontrol (kendali) Select. Skema Multiplexer 2 input-ke-1 output
Komponen yang berfungsi kebalikan dari MUX ini disebut Demultiplekser (DEMUX). Pada DEMUX, jumlah masukannya hanya satu, tetapi bagian keluarannya banyak. Signal pada bagian input ini akan disalurkan ke bagian output (channel) yang mana tergantung dari kendali pada bagian SELECTnya.
http://damarprakoso.blogspot.com/2010/10/rangkaian-logika-dan-kombinasional.html
Dekoder ialah suatu rangkaian logika kombinasional yang berfungsi untuk mengubah kode bahasa mesin (biner) menjadi kode bahasa yang dapat dimengerti manusia. Dekoder BCD ke Desimal mengubah kode biner menjadi bentuk decimal. Untuk merencanakan decoder BCD ke decimal terlebih dahulu perlu menentukan cara kerjanya. Keluaran yang diperlukan adalah dalam bentuk desimal, sehingga saluran keluaran yang diperlukan sebanyak 10 saluran. Setelah banyaknya saluran keluaran ditentukan, maka dapat diketahui saluran masukan yang diperlukan sebanyak 4 saluran. Setiap saluran masukan misalkan diberi lambang huruf A, B, C, dan D, sedangkan setiap saluran keluaran misalkan diberi lambing huruf Y0 sampai Y9. Untuk keluaran aktif high, salah satu keluaran akan menempati keadaan 1 sesuai dengan kombinasi masukan yang diberikan, sedangkan saluran keluaran yang lainnya akan menempati keadaan 0. Hubungan masukan dan keluarannya
diperlihatkan dalam tabel dibawah ini :
http://afrizalinformatika.blogspot.com/2011/12/dekoder-demultiplekser.html