• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 1

I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit. Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Antara lain pro-vitamin A (β-karotena), tokoferol sebagai sumber pro-vitamin E dan tokotrienol sehingga digunakan dalam pembuatan minyak goreng, mentega, butter, shortening. Pemanfaatan produk kelapa sawit untuk bahan bukan makanan berupa, sabun, deterjen, semir sepatu, lilin, tinta cetak, biodiesel, bahan kosmetik. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar (Fauzi, 2004).

Minyak sawit kasar CPO (Crude Plam Oil), dihasilkan pada suatu PKS. Hasil utamanya adalah Minyak sawit, inti sawit, serabut, cangkang, tanda kosong dan solit (zat padat). Pabrik kelapa sawit adalah suatu industri proses untuk mendapatkan nilai tambah dan merupakan bagian yang sangat penting dalam agro industri bidang kelapa sawit. Dioperasikan dalam satu rangkaian proses yang kontinu, dimana hasil proses tahap sebelumnya berlanjut ke tahap berikutnya tanpa dapat meningkatkan mutu tetapi hanya dapat meminimalisasi penurunan mutu. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu dukungan seperti bahan baku (TBS), peralatan dan mesin produksi, management dan SDM (sumber daya manusia), (A. Jawa 2011).

(2)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 2 Salah satu tahap pengolahan minyak kelapa sawit adalah alat dan mesin proses sortasi dan Loading ramp yang bertujuan untuk pemeriksaan dan memisahkan TBS (tandan buah segar) dari tingkat kematangan buah menurut fraksi-fraksinya. Fraksi dengan kualitas yang diinginkan adalah fraksi 2 (F.2) katagori matang I dengan jumblah luar memberondol 25-50% dan fraksi 3 (F.3) katagori matang II dengan jumblah luar memberondol 50-75%. Pada fraksi 2 dan 3 tersebut tingkat rendemen minyak yang dihasilkan maksimum sedangkan kandungan ALB (asam lemak bebas) minimum, selanjutnya buah ditimbun sementara di loading ramp, hingga proses selanjutnya, (Pahan, 2006).

Mengikuti perkembangan zaman yang begitu pesat, pemerintah terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dibidang pendidikan. Khususnya untuk perguruan tinggi. Pemerintah telah mendirikan suatu perguruan tinggi yaitu Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

Politeknik Pertanian merupakan suatu tempat pendidikan yang dapat meningkatkan keterampilan dibidang pertanian. Lulusan dari Politeknik Pertanian ini pada umumnya sudah siap kerja karena sudah memiliki keterampilan, baik dibidang pertanian sendiri maupun dibidang lainnya seperti perkantoran maupun membuka usaha sendiri.

Kegiatan yang harus diikuti oleh mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, salah satunya adalah Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM). PKPM merupakan penerapan ilmu secara langsung di lapangan baik itu di perusahaan pemerintah, perusahaan swasta atau pun terjun langsung ke

(3)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 3 masyarakat. Melalui kegiatan pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa, maka mahasiswa dapat mengetahui dan melihat langsung kondisi yang sesungguhnya terjadi di lingkungan suatu perusahaan.

Mempelajari ilmu-ilmu bermanfaat yang terjadi di lingkungan perusahaan dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. Untuk mengaplikasikan pelajaran yang didapat oleh mahasiswa sewaktu kuliah di Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian maka dipilih PKS. PT ASAM JAWA Desa Pengarungan Kabupaten Labuhan Batu Selatan Provinsi Sumatera Utara. Sebagai tempat pelaksanaan PKPM yang mempelajari tentang alat dan mesin pengelolah kelapa sawit.

1.2. Tujuan

 Tujuan Umum

PKPM merupakan salah satu kurikulum yang harus dijalani oleh mahasiswa di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh secara umum bertujuan untuk :

1. Untuk menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman mahasiswa mengenai kegiatan perusahaan yang mencakup dalam industri pertanian.

2. Untuk mengetahui bagaimana suasana kerja yang sebenarnya bagi mahasiswa.

3. Untuk melatih disiplin mahasiswa agar siap untuk terjun kedunia kerja setelah tamat dari Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

(4)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 4  Tujuan Khusus

Tujuan khusus magang di PT. Asam Jawa adalah

1. Mempelajari, dan memahami secara langsung pengolahan kelapa sawit khususnya proses penyortiran buah kelapa sawit.

2. Memahami setiap stasiun pengolahan kelapa sawit dan mempelajari proses produksi pabrik kelapa sawit, hingga menjadi minyak CPO dan Kernel.

1.3. Manfaat

Manfaat yang diharapkan setelah mengikuti pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) adalah :

1. Mahasiswa memahami proses pemilihan buah dan kreteria buah yang bermutu tinggi.

2. Mahasiswa memahami semua peralatan yang ada, dari stasiun penerimaan buah sampai sistem pemeliharaan peralatan Pabrik di pabrik Kelapa Sawit (PKS)

3. Meningkatkan soft skill dalam bekerja sama dengan karyawan yang sudah memiliki pengalaman kerja pada kondisi sesungguhnya yang terkait di dalam perusahaan.

(5)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 5

II.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Asam Jawa didirikan dengan Akta Notaris No.37 tanggal 16 Januari 1982 dari Notaris Barnang Armino Pulungan, SH di Medan. Kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan SK No. C2 3259 HT.01.01.Th.84 tanggal 6 Juni 1984 yang dimuat dalam Berita Negara RI No.797 tahun 1984. Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian Dirjen Perkebunan, PT. Asam Jawa dinyatakan sebagai perkebunan besar sebagai PMDN didapatkan berdasarkan S.P.T. Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Negeri Pusat No.261/I/PMDN/1983 tanggal 13 Desember 1983. Land clearing dan pembibitan digiatkan mulai 1982, demikian juga pembangunan prasarana serta penyiapan syarat-syarat bagi aplikasi kredit investasi ke Bank Indonesia cq Bank Ekspor Impor Indonesia.

Tanaman pertama sudah mulai digiatkan pada tahun 1983 diatas lahan gambut yang cukup kering dan relatif tidak menyuplai hambatan yang berarti. Dalam pengembangan yang lebih lanjut, ternyata yang dihadapi sebagian besar adalah lahan gambut basah atau berawa yang memerlukan sistem pengeringan secara efektif. Kontrak kerja pembangunan pabrik ditandatangani dengan pihak PT Star Trcc pada tahun 1983. Namun karena sesuatu hal, mulai awal tahun 1987 pekerjaan dilanjutkan dengan sistem swakelola. Setelah waktu 9 bulan, pabrik dengan kapasitas tahap pertama adalah 30 ton/jam, pada tanggal 21 Desember 1987 dapat diresmikan.

(6)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 6 Disamping modal serta dari dana pendiri, kredit pendahuluan dari Bank Ekspor Impor Indonesia sudah dapat diberikan pada media tahun 1983 dan kredit investasi sesungguhnya pada tahun 1985. Fokus perhatian untuk masa yang akan datang, diarahkan bagi upaya-upaya sebagai berikut:

1. Penyelesaian penanaman 25% dari total areal 8.300 Ha, direncanakan selesai akhir.

2. Tahun 1988. 2. Pembangunan pabrik tahap II menjadi total kapasitas 60 ton/jam, direncanakan selesai akhir triwulan III tahun 1988.

3. Perbaikan prasarana dan manajemen secara menyeluruh.

Pada bulan Januari 2004, dilakukan restrukturisasi managemen keseluruhan baik dari PKS maupun Kebun dimana setiap pimpinan tertinggi pada masing-masing bagian bertanggung jawab kepada General Manager. Hingga saat ini, luas lahan 10.000 Ha. Seluruh areal tersebut dibagi dalam 10 afdeling, baik yang tergolong areal pemeliharaan maupun areal pengembangan ditambah dengan afdeling emplasemen.

Tujuan pembangunan pabrik di PT. ASAM JAWA adalah untuk mengolah buah yang dihasilkan dari kebun dengan biaya pengolahan sekecil mungkin atau seefisien mungkin dengan pemakaian tenaga kerja yang efektif dan losses sekecil mungkin dengan memperoleh minyak (CPO) dan kernel yang berkualitas.

PT. Asam Jawa merupakan perusahaan perkebunan besar swasta yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan pabrik pengolahan. Kelapa sawit diolah menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan Kernel (Inti Sawit). Dan dijual kepada para konsumen perusahaan.

(7)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 7 PT. ASAM JAWA terdiri dari dua unit yaitu unit pengolahan kelapa sawit (PKS) dan unit perkebunan sawit. Pada saat sekarang ini pengolahan kelapa sawit (PKS) yang dilakukan hanya mengolah bahan baku yang dihasilkan oleh kebun sendiri dan dari kebun masyarakat luar.

2.2. Lokasi dan Luas Areal

PT. ASAM JAWA unit pengolahan kelapa sawit berlokasi di Desa Pengarungan Kabupaten Labuhan Batu Selatan Provinsi Sumatera Utara. Lokasi PKS PT. ASAM JAWA berada di kawasan Kebun PT. ASAM JAWA tepatnya di Desa Pengarungan, berbatasan dengan :

 Sebelah Timur PKS berbatasan dengan perumahan PKS.  Sebelah Barat PKS berbatasan dengan areal Divisi I.

 Sebelah Utara PKS berbatasan dengan Areal Bengkel Otomotip.  Sebelah Selatan PKS berbatasan dengan Areal Perkebunan Devisi I.

Perusahaan ini memiliki areal perkebunan seluas 10.000 Ha dengan Luas Areal tanaman menghasilkan - Ha dan luas areal non tanaman - Ha.

2.2.1. Manajemen Perusahaan

Perencanaan menetapkan tujuan melalui sasaran dan tindakan serta menetapkan metode dan cara – cara untuk mencapai tujuan.

Pada PKS PT. ASAM JAWA ini ditargetkan :

 Rendemen minyak (CPO) : > 22,17 %

(8)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 8  ALB (Asam Lemak Bebas) : < 3.50 %

Kapasitas olah / Trough Put : > 60 ton

2.3. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Berikut ini merupakan tugas dari masing-masing personil yang terdapat pada struktur organisasi PT. Asam Jawa yaitu:

1. General Manager

a. Bertanggung jawab secara penuh dalam melaksanakan tugasnya demi kepentingan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. b. Membuat segala perencanaan dan strategi perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

c. Mengkoordinir dan mengatur setiap kegiatan yang dijalankan perusahaan.

2. Kepala Tata Usaha

a. Menjalankan kebijakan pencatatan akuntansi keuangan sesuai ketentuan perusahaan.

b. Melakukan pemeriksaan, inventarisasi dan evaluasi sistem internal control dalam usaha mengamankan aset perusahaan.

3. Sekretaris

a. Bertanggung jawab untuk menjalin relasi yang baik antara perusahaan dan intitusi pasar modal untuk memfasilitasi efektivitas pemenuhan kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku di bursa efek dan pasar modal, termasuk Undang-undang Perseroan Terbatas.

(9)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 9 b. Berkewajiban mengawasi perkembangan dan perubahan regulasi yang

terjadi di bidang pasar modal, dan memberikan rekomendasi dan masukan kepada Direksi terkait dampak perubahan tersebut pada Perusahaan

4. Kepala Divisi Pembukuan

a. Memberikan saran/masukan kepada atasannya baik diminta atau tidak diminta dalam hal perencanaan dan kebijakan pokok perusahaan.

b. Menciptakan suasana yang harmonis, aman dan tenteram dalam kehidupan bermasyarakat, sosial dan beragama di lingkungan divisi.

5. Kepala Divisi Keuangan

a. Bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan yang berkaitan dengan pemeliharaan barang-barang inventaris perusahaan, prasarana dan sarana penunjang bidang kultur teknis, pabrik, produksi dan administrasi yang ada di divisi keuangan.

b. Merencanakan sumber-sumber dana yang diperoleh.

6. Kepala Divisi Analisa Biaya

a. Mempersiapkan Langkah-langkah kebijaksanaan yang perlu di lakukan sehubungan dengan kegiatan pengelolaan administrasi pembukuan dimaksud.

b. Menyajikan laporan keuangan untuk setiap bulan, triwulan, dan tahunan berupa neraca dan daftar laba rugi baik untuk kepentingan intern maupun ekstern.

(10)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 10 7. Kepala Divisi Gudang

a. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan di gudang dalam bentuk laporan harian, bulanan dan tahunan.

b. Memberikan masukan kepada atasan dalam hal analisa biaya yang berkaitan dengan divisi.

8. Kepala Divisi Produksi

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang kultur teknis, produksi kebun, pengolahan dan administrasi yang berlaku terhadap divisi produksi.

b. Bertanggung jawab terhadap pengawasan, pembinaan dan pengarahan dalam bidang disiplin kerja, produktivitas kerja guna tercapainya kuantitas dan kualitas kerja yang maksimal yang dibatasi oleh norma-norma perusahaan.

9. Kasir

a. Untuk memastikan fungsi pembayaran telah dipelihara dengan baik dan benar dan untuk memastikan bahwa kontrol yang tepat atas fungsi-fungsi ini berada di tempat dengan bekerja sama sebagai tim dengan anggota lain dalam departemen.

b. Untuk memastikan bahwa data dari transaksi keuangan masuk secara akurat dan tepat waktu dalam sistem.

(11)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 11 10. Manager PKS

a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun/PKS.

b. Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis.

c. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan karyawan bawahannya di bidang disiplin kerja dan produktifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin.

d. Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien.

11. Krani Produksi

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang produksi.

b. Mencatat kuantitas TBS hasil panen dari masing-masing pemanen di TPH setiap hariannya.

c. Memeriksa kualitas dan melakukan sortasi TBS hasil panen di TPH sesuai kriteria mutu yang sudah ditetapkan.

12. Kepala Divisi Pengolahan

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang produksi dan perawatan.

(12)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 12 b. Menyusun perencanaan pokok bidang produksi setiap harinya, meliputi

segi kebutuhan pemanen dan luas areal yang akan dipanen, serta menuangkan pada buku rencana kerja.

c. Bertanggung jawab terhadap jalannya proses produksi dalam hal kuantitas, kualitas dan keamanan ancak panen.

13. Kepala Divisi Teknik

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang perawatan mesin-mesin produksi.

b. Menyusun perencanaan pokok bidang perawatan setiap harinya dan menuangkannya pada buku rencana kerja.

c. Menyusun standar fisik dibidang teknik yang meliputi kapasitas pabrik, kebutuhan tenaga kerja pemeliharaan mesin dan instalasi pabrik serta untuk seluruh kelapa sawit.

14. Kepala Laboratorium

a. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan pemeriksaan mutu sesuai usulan dari penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi.

b. Memeriksa kualitas bahan baku yang akan diolah.

c. Menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium.

(13)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 13 15. Kepala Divisi Logistik

a. Menangani pendataan persediaan dan perlengkapan PT. Asam Jawa, khususnya pada kebutuhan lapangan dan event-event tertentu yang terjadwal dengan tetap mengutamakan kemampuan personal dalam penanganan kebutuhan logistiknya masing-masing.

b. Menyelenggarakan kegiatan umum, personalia, akuntansi & keuangan serta perbengkelan di Unit Usaha.

16. Manager Kebun Pangarungan

a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun Pangarungan.

b. Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis.

c. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan karyawan bawahannya di bidang disiplin kerja dan produktifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin.

17. Manager Kebun Sei Kalam

a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun Sei Kalam yang meliputi kultur teknis, sumber daya manusia, pembiayaan, administrasi dan keamanan.

b. Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis.

(14)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 14 c. Melakukan pemeriksaan baik secara rutin dan periodik terhadap instruksi-

instruksi dari perusahaan yang meliputi bidang kultur teknis dan produksi secara kualitatif dan kuantitatif.

18. Manager Kebun Sulum

a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun Sulum yang meliputi kultur teknis, sumber daya, pembiayaan, administrasi dan keamanan.

b. Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis.

c. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan karyawan bawahannya di bidang disiplin kerja dan produktifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin.

19. Manager Research & Development

a. Mengkoordinir pembuatan laporan kerja baik yang bersifat harian maupun bulanan dari bawahannya, mengevaluasi untuk segera mengambil tindakan/solusi jika dianggap perlu dan membuat laporan kepada General Manager.

b. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan karyawan bawahannya di bidang disiplin kerja dan produktifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin.

(15)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 15 atau tidak, dalam hal perencanaan dan kebijaksanaan pokok perusahaan yang meliputi segi-segi teknis, teknologi, sumber daya manusia, pengembangan organisasi dan bidang-bidang yang terkait.

d. Guna pertanggung jawabannya, maka dibenarkan untuk mengambil sikap atau tindakan terhadap bawahannya yang melakukan pelanggaran dan hal- hal lain yang dapat mengganggu kegiatan operasional.

20. Krani Divisi

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang administrasi divisi.

b. Membuat laporan harian produksi dan perawatan yang bersumber dari laporan krani produksi dan mandor perawatan.

21. Staf Lapangan

a. Memberikan saran, konsultasi, bantuan serta melayani di bagian lapangan.

b. Memberikan layanan dalam bidang keahliannya kepada pimpinan.

c. Mendata segala aktivitas yang terjadi di lapangan.

22. Pimpinan Pengembangan

a. Membina menyelenggarakan bidang yang dibawahi sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan perusahaan.

b. Menyusun anggaran di daerah pengembangan.

(16)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 16 23. Wakil Pimpinan

a. Memberikan saran dan bantuan kepada pimpinan pengembangan

b. Melaksanakan keputusan dari pimpinan.

c.Menyelenggarakan Koordinasi dalam melaksanakan kegiatan pengembangan.

d. Mewakili pimpinan apabila berhalangan dalam melaksanakan tugas sehari- hari.

24. Kepala Bagian Pelayanan Umum

a. Membuat rencana anggaran biaya bulanan dan tahunan.

b. Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien.

c. Membuat program perencanaan pemeliharaan dan perbaikan alat-alat dan kendaraan.

25. Koordinator Pemanfaatan Pupuk Limbah PKS

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang pemeliharaan teknik, produksi dan perawatan.

b. Mengawasi dan melaksanakan kelancaran jalannya proses produksi dan perawatan teknik/tanaman agar sesuai dengan kelayakan operasional, persyaratan mutu dan jumlah yang ditetapkan perusahaan.

c. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan kepada mandor pemeliharaan teknik, mandor produksi, krani produksi dan pemanen dalam

(17)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 17 hal disiplin kerja, mutu kerja dan produktivitas kerja.

26. Kepala Bagian Personalia dan Umum

a. Merencanakan dan mengorganisasikan semua sumber daya manusia dan program pengembangannya.

b. Membantu tercapainya target atau tujuan perusahaan dengan menciptakan lingkungan kerja dimana semua karyawan memperoleh kepuasan terhadap pekerjaannya.

c. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan, penyelesaian hukum dan agraria, kesepakatan, kesehatan, dan keamanan serta sosial umum.

27. Kepala Bagian Bengkel Otomotif

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan intruksi dari atasannya (General Manager) dalam bidang teknik pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin, kenderaan dan alat berat.

b. Membuat perencanaan anggaran belanja bulanan dan tahunan.

c. Menentukan standar fisik dan mutu suku cadang

d. Melakukan perbaikan dan pemeriksaan yang terprogram, terarah sehingga mencegah terjadinya stagnasi yang mengganggu kegiatan operasional.

28. Kepala Bagian Pengamanan

a. Membuat perencanaan, monitoring dan evaluasi pekerjaan yang berhubungan dengan pengamanan dan keamanan.

(18)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 18 b. Selalu menyikapi kondisi sosial internal dan eksternal perusahaan guna

mengembangkan inovasi sistem pengamanan.

c. Pertanggung jawaban dari tugas-tugas yang diberikan dituangkan dalam bentuk laporan secara harian, bulanan dan tahunan.

29. Wakil Kepala Bagian Pengamanan

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari kepala bagian pengamanan dalam hal pengamanan dan keamanan.

b. Membantu menyikapi kondisi sosial internal dan eksternal perusahaan guna mengembangkan inovasi sistem pengamanan.

2.3.1. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Tenaga kerja yang ada di pabrik perkebunan kelapa sawit PT. Asam Jawa berjumblah 935 orang. Adapun data jumblah tenaga kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(19)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 19 Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja PT. Asam Jawa

No Bagian Jumlah (orang)

1 Kantor General Manager 2 Kebun Pengembangan

3 Kantor KTU GM

4 Analisa Biaya dan Produksi 5 Gudang Induk 6 Keuangan 7 Personalia 8 R & D 9 PBPKS 10 Kebun Pengarungan 11 Devisi A 12 Devisi B

13 Kebun Sei Sulun 14 Devisi C

15 Devisi D 16 Devisi H

17 Kebun Sei Kalam 18 Devisi E

19 Devisi F 20 Devisi G 21 MPU & Traksi 22 Bengkel Automotif 23 Satpam 24 Langga Payung 25 PKS 7 8 6 5 6 7 18 17 28 3 48 49 2 57 58 67 2 66 33 64 89 18 64 16 195 Jumblah 935 Sumber, PT. Asam Jawa

Jam kerja di PT.Asam Jawa terdiri dari 2 shift untuk bagian produksi (proses) sedangkan bagian gudang kantor, laboratorium dan maintenance 1 shift. Dimana 1 shift adalh 7 jam kerja, tetapi jika kondisi TBS masih banyak maka karyawan bisa kerja di atas 7 jam kerja yang dihitung lembur. Adapun pembagian jam kerja karyawan dapat dilihat pada tabel 2.2. dibawah ini

(20)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 20 Tabel 2.2. Jam Kerja

Bagian SENIN - KAMIS

Kantor 08:00 - 12:00 - Bekerja 12:00 - 13:00 - Istirahat 13:00 - 16:00 - Bekerja Shift 1 Shift 2 Produksi 07:00 - 12:00 17:00 - 24:00 Bekerja 12:00 - 13:00 24:00 - 01:00 Istirahat 13:00 - 17:00 01:00 - 02:30 Bekerja JUM’AT Kantor 08:00 - 11:30 - Bekerja 11:30 - 13:00 - Istirahat 13:30 - 17:00 - Bekerja Shift 1 Shift 2 Produksi 08:00 - 11:30 18:00 - 23:00 Bekerja 11:30 - 13:30 23:00 - 24:00 Istirahat 13:30 - 18:00 24:00 - 03:30 Bekerja SABTU Kantor & Produksi 08:00 - 11:30 - Bekerja

(21)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 21 III. PELAKSANAAN PKPM

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini selama ± 3 Bulan dimulai pada tanggal 16 Maret 2015 sampai tanggal 16 Mei 2015. Tempat dilaksanakannya Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini di PKS. PT. Asam Jawa Desa Pengarungan Kabupaten Labuhan Batu Selatan Provinsi Sumatera Utara.

3.2. Metode Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan PKPM di PKS. PT. Asam Jawa ini mahasiswa melaksanakan kegiatan di pabrik pengolahan kelapa sawit, yang dilaksanakan setiap hari senin sampai jum’at dan kegiatan dimulai pada pukul 08.00 sampai pada pukul 16.00 WIB, dan pada hari sabtu dimulai pukul 08.00 sampai jam 12.00 WIB. Dalam penulisan laporan ini pengumpulan data bersumber dari data primer dan data skunder. Data primer di ambil dari perusahaan dengan wawancara lansung dan observasi langsung dengan Assisten dan karyawan PT. Asam Jawa. Informasi yang dikumpulkan dari data primer antara lain :

1. Gambaran umum perusahaan, mengenai sejarah perusahaan, organisasi perusahaan.

2. Sumber daya perusahaan dan data – data pengolahan kelapa sawit.

Sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang berhubungan dengan materi peulisan laporan, data tersebut antara lain :

(22)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 22 2. Studi kepustakaan diperoleh dari buku-buku perpustakaan di antaranya.

a. Buku budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.

b. Buku kelapa sawit (Elais Guenensis Jacq) di Indonesia.

c. Buku pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) pada Pabrik Kelapa Sawit.

d. Buku pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) dan Inti sawit (kernel) pada Pabrik Kelapa Sawit.

e. Buku budidaya Pemanfaatan Dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran.

3.3. Proses Alat dan Mesin Pengolahan 3.3.1. Bahan yang Digunakan

Adapun bahan baku yang digunakan di PT. Asam Jawa adalah TBS (Tanda Buah Segar), yang diperoleh dari kebun PT. Asam Jawa dan dari kebun masyarakat. Bahan penolong yang digunakan adalah air dan uap yang dihasilkan oleh ketel uap (Boiler).

3.3.2. Proses Produksi

Proses adalah perubahan bentuk dan garis fungsi yang dialami suatu produk/bahan, yang dimaksud dalam hal ini adalah kelapa sawit. Adapun uraian proses dari pengolahan kelapa sawit yang ada di PT. Asam Jawa dapat dilihat pada gambar 3.3. diagram di bawah ini.

(23)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 23 timbang

Sortasi

Sawit masak Penumpukan

Perebusan (sterilizer) Pemipilan (thresher)

Tandan sudah kosong

Pupuk I

Pengadukan (digester) Pengempaan (screw press)

Minyak Vakum /hisap

Biji Bahan bakar I

Pemecahan

Nut Bahan Bakar II

Pengeringan expor Penyaringan I Minyak bersih Pengeringan

(CPO) Siap jual Solit Penyaringan II Penyaringan III Lumpur Limbah Kelapa sawit Start Penjemuran Stop Pupuk II T Y T Y Y T Y T Y Y Y T

(24)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 24 3.4. Pengangkutan TBS (tanda buah segar)

Setelah TBS (Tandan Buah Segar) di panen dilapangan, kemudian TBS ini seharusnya langsung diangkut ke pabrik. Hal ini bertujuan agar kadar asam lemak bebas pada buah tidak terlalu tinggi. Dan untuk pengangkutan hasil panen TBS ini digunakan truk pengangkut dengan kapasitas muatan 6 – 8 ton TBS. truk ini dilengkapi dengan hidrolik untuk menumpahkan TBS yang diangkut ke lantai penerimaan TBS dan Loading ramp.

3.4.1. Jembatan Timbangan (Weight Bridge)

Jembatan timbang adalah suatu alat untuk mengetahui berapa banyak jumlah yang diterima dan jumlah yang dikeluarkan untuk suatu bahan / material baik TBS yang masuk, produksi yang keluar, jenjangan kosong yang keluar dan lain-lain yang ditunjukkan oleh alat timbang dalam satuan kilogram (Kg). Sebelum diolah TBS terlebih dahulu ditimbang, kegunaannya adalah :

a. Untuk mengetahui netto (berat bersi) buah setiap truck. b. Untuk mengetahui jumblah produksi TBS (tanda buah segar). c. Untuk menghitung rendemen dan kapasitas olah pabrik. d. Sebagai dasar perhitungan pembayaran premi pemanen.

Timbangan yang dimiliki PKS PT. Asam Jawa tredapat 2 unit dengan kapasitas timbangan 50 ton dan memakai digital sistem komputerisasi. Dalam satu hari PKS PT. Asam Jawa dengan kapasitas 60 ton/jam diasumsikan mengolah TBS sekitar 900-1000 ton/hari. Gambar jembatan timbang dapat dilihat pada gambar berikut.

(25)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 25 Gambar 1. Jembatan Timbangan

Spesifikasih Timbangan no 1 dan 2 :  Merk : Avery Berkel  Type : 5199 – 12 x 3 m  Kapasitas : 50 Ton

 Produksi : PT. MUGI

3.4.2. Sortasi Buah

Sortasi buah dilakukan untuk :

a. Untuk mengamati mutu buah yang akan diolah

b. Untuk mengetahui derajat kematangan buah hasil panen dari setiap devisi 3.5. Stasiun Loading ramp (pengisian lori)

Loading ramp merupakan tempat penuangan TBS yang dibawa oleh truk pengangkut untuk sementara waktu sebelum didistribusikan kedalam lori, dengan kemiringan Loading ramp ± 30º (sesuai dengan keadaan pabrik). Di ujung Loading ramp bagian bawah terdapat pintu yang digerakkan oleh motor listrik dengan sistim hidrolik. Dan kapasitas lori TBS di pekebunan kelapa sawit (PKS) di PT. Asam Jawa sebasar 2.500 kg/lori.

(26)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 26 3.5.1. Lori

Lori merupakan sabuah wadah pengangkut TBS yang berjalan di atas rel yang kemudian akan direbus di sterilizer. Setelah lori selesai diisi kemudian lori ini akan didorong dengan Jhon dheere menuju pintu drum rebusan seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 2 . Lori 3.5.2. Capstand

Capstand merupakan alat yang digerakan oleh motor listrik yang berfungsi untuk menjalankan / menarik lori dengan menggunakan wire rope (sling). Jumlah capstand pada loading ramp di PT. ASAM JAWA sebanyak 2 buah.

(27)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 27 3.6. Stasiun Perebusan (Sterilizer)

Proses perebusan buah merupakan faktor yang paling vital dalam pengolahan TBS karena sangat menentukan hasil olah pada tahapan proses selanjutnya baik losses (kerugian) yang timbul dan juga kualitas produksinya. Perebusan terlalu lama dapat mengakibatkan losses minyak dalam kondensat meningkat dan kualitas CPO dihasilkan memberikan warna lebih gelap (tua). Bila perebusan terlalu singkat, maka akan mengakibatkan jumlah berondolan dalam tandan kosong serta jumlah katekopen meningkat, proses pelumatan di unit digester kurang sempurna dan proses pemecahan biji kurang sempurna.

Adapun tujuan dari perebusan adalah :

a. Memudahkan berondolan lepas dari janjangan.

b. Melunakkan buah sehingga mudah diaduk dalam digester. c. Mematikan enzim yang dapat menaikkan ALB.

d. Melekangkan inti supaya mudah lepas dari cangkang.

Perebusan (sterilizer) yang ada pada PT. Asam Jawa dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

(28)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 28 Spesifikasi Perebusan Sterilizer

 Type : Double Door

 Made By : Super Andalas Steel

 Jumlah : 4 unit

 Kapasitas : 9 lori/rebusan.

 Pola rebusan : Triple Peak (tiga puncak)

Pengoperasian rebusan (sterilizer) diatas sesuai kebutuhan dengan memperhitungkan:

a. Kualitas kematangann TBS yang akan diolah, makin tinggi derajat kematangan TBS maka waktu merebus dioperasikan lebih singkat dan sebaliknya.

b. Kapasitas screw press yang dioperasikan.

c. Kebutuhan bahan bakar boiler yang dioperasikan.

Adapun tujuan dari perebusan ini adalah :

Menghentikan aktifitas enzim lipase pada TBS.

TBS yang dipanen mengandung enzim lipase yang tetap bekerja dalam buah. Enzim lipase bertindak sebagai pembentuk asam lemak bebas yang dapat mempengaruhi mutu dari CPO yang dihasilkan.

Melunakkan daging buah (mesocarp).

Melekangkan inti (kernel) dan cangkang (Shell).  Mengurangi kadar air dalam buah.

(29)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 29 Disini terdapat empat buah sterilizer yang letaknya berdekatan antara keempatnya. Proses perebusan yang dilakukan di PKS. PT. ASAM JAWA adalah perebusan sistem tiga puncak (triple peak).

 Puncak pertama, yaitu dengan tekanan 1,5-2,0 bar atau (15 psi) untuk proses penitrasi. Steam yang masuk ke sterilizer sifatnya panas, sedangkan TBS yang baru dimasukkan dingin. Jadi steam yang masuk tadi akan menjadi air akibat TBS yang dingin.

 Puncak kedua, dengan tekanan 1,5-2,5 bar atau (25 psi) untuk mengurangi kotoran pada TBS.

 Puncak ketiga, yaitu dengan tekanan 2,8-3,0 bar atau (35 psi) untuk melumatkan buah supaya mudah dalam pelepasan buah dari janjangan saat pada Thresing dan memudahkan dalam penge Pressan. Seperti pada tabel 3.6 dibawah ini.

(30)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 30 Tabel 3.6. Proses perebusan 3 (tiga) puncak

Tahap Proses Waktu

(menit)

Tekanan

/

I Deaerasi (menguras udara) 6 0 - 0,5

II Naikkan tekanan uap I (pertama) 5 1,5 – 2,0

III Turunkan tekanan uap I (pertama) buang udara dan kondensat, afblas I

3 0

IV Naikkan tekanan uap II (kedua) 7 2,0 – 2,5

V Turunkan tekanan uap II (kedua) buang udara dan kondesat, afblas II

3 0,5 – 0

VI Naikkan tekanan uap III (tiga) 8 2,8

VII Penahanan tekanan uap 50 2,8 – 3,0

VIII Buang uap dan kondensat, afblas terahir

8 0

Siklus rebusan 90

Mengeluarkan dan memasukan lori buah 7

Total waktu proses perebusan 97

Sumber, PT. Asam Jawa

Sitem perebusan dengan triple peak dapat dilihat pada kurva berikut ini :

(31)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 31 Cara kerjanya :

 Lori yang telah berisi TBS (Tandan Buah Segar) dimasukkan kedalam sterilizer sebanyak 9 lori setiap perebusan (dengan muatan rata – rata 2,5 ton/lori) kemudian pintu sterilizer di tutup rapat.

Pembuangan udara (daeration) selama 5 menit, katup kondensat dibuka dan katup steam buang ditutup dan katup steam masuk dibuka, tujuannya adalah steam untuk membuang udara di dalam rebusan, karena udara dapat menyebabkan TBS sebelah bawah tidak masak.

Pengisian steam, katup steam buang dan kondensat ditutup, katup steam masuk dibuka selama 15 menit (sampai tekanan 15 psi). Kemudian kondensat dibuka (5 menit) katup steam buang dibuka dan katup steam masuk ditutup.

Pengisian kedua, katup steam masuk dibuka, katup kondensat dan buang ditutup selama 20 menit (sampai tekanan 25 psi). Kemudian buang kondensat kedua, katup steam kondensat dan buang dibuka, katup steam masuk ditutup sampai tekanan di dalam sterilizer 0 kg/cm².

Pengisian ketiga, katup steam masuk dibuka, katup kondensat dan buang di tutup (sampai tekanan 35 psi). Lakukan penahanan selama 45 menit. Kemudian buang kondensat ketiga, katup masuk ditutup katup kondensat dan buang dibuka selama 5 menit.

(32)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 32 Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat perebusan adalah :

Pada saat Blowdown/pembuangan, katup yang pertama dibuka adalah condensat valve bukannya exhaust valve.

 TBS yang diterima banyak mentah sehingga perlu penambahan waktu perebusan untuk menghindari losses brondolan tinggi janjangan kosong. Kebersihan saringan (starainer) air kondensat. Saringan harus bersih dari

sampah ataupun brondolan agar kondensat tidak tertahan dalam rebusan, apa bila saringan tertutup dapat mengakibatkan proses perebusan tidak sempurna dan hasil perebusan tidak maksimal, masih banyak buah yang lengket, dan minyak semakin tinggi meresap kedalam janjangan.

Tidak adanya kebocoran ketel rebusan, parit pintu rebusan (packing pintu), kerangan (valve) dan sambungan pipa kondensat dengan body rebusan. Waktu tahan steam pada puncak ketiga (holding time), holding time

disesuaikan dengan keadaan TBS yang direbus, derajat kematangan dan keadaan buah restan.

 Koordinasi/komunikasi antar operator rebusan dan petugas pengisian lori untuk mengetahui kondisi buah yang akan direbus.

 Waktu perebusan (90-95 menit). Blowdown/pembuangan dan steam yang masuk harus mengikuti aturan, karena berpengaruh terhadap TBS yang akan diolah pada proses selanjutnya.

3.7. Stasiun Pemipil (thresher)

Sebelum TBS sampai ke bagian pemipilan (Thresher) dari perebusan, alat yang membantu pemindahan TBS adalah Kapstan, Hosting Crane dan Auto

(33)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 33 Feeder. Kegunaan dari masing-masing alat-alat tersebut adalah:

a. Kapstan untuk menarik lori berisi TBS masak yang sudah keluar dari rebusan hingga ke posisi Hosting Crane.

b. Hosting Crane untuk mengangkat dan menuangkan lori TBS yang sudah direbus kedalam hoper thresher.

b. Auto Feeder untuk mengatur masuknya buah yang sudah direbus ke thresher secara kontinu dan merata sehingga proses perontokan brondolan dapat berlangsung maksimal. Kecepatan auto feeder diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kapasitas olah.

Pada thresher, dilakukan pelepasan/perontokan brondolan dari janjangan. Proses perontokan brondolan berlangsung akibat adanya bantingan tandan buah didalam alat thresher yang berputar dengan kecepatan ± 23 rpm, semakin berat janjang rata-rata (BJR) semakin besar rpm nya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian thresher adalah :

a. Saat tandan buah berputar dalam thresher harus dapat mencapai ketinggian maksimal, baru jatuh dan terbanting pada As Thresher.

b. Pengaturan buah yang masuk dari auto feeder ke thresher disesuaikan dengan kapasitas thresher, sehingga buah tidak terlalu banyak menumpuk dalam thresher yang dapat mengakibatkan proses perontokan tidak sempurna dan juga sebaliknya tidak sempat kosong sama sekali.

Penuangan buah dengan hosting crane ke thresher dengan interal waktu yang tetap. Brondolan hasil dari thresher diangkut dengan timba-timba buah (fruit

(34)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 34 elevator) ke ularan (conveyor) digester. Apabila jumlah brondolan kontinu, akibat pemasangan dengan interval tetap maka yang diterima timba buah (fruit elevator) relatif sama dan hal ini akan memperpanjang umur teknis rantai (chain) timba buah. Dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6 .Stasiun Pemipil (thresher)

Spesifikasi Pemipil Thresher

 Jumlah : 3 unit

 Jenis : single drum

 Putaran : 22 – 24 rpm

 Panjang : 4,80 m

 Diameter : 1,97 m

 Jarak antar kisi – kisi : 5 cm  Kemiringan plat pembawa : 10,89º

 Motor penggerak : TECO Induction 20 Hp 3 phase

 Kapasitas : 10 ton/jam

3.7.1. Bunch Crusher

Bunch Crusher adalah suatu alat yang berfungsi untuk membantu melepaskan fruit yang masih melekat pada jenjangan dengan cara menggilas

(35)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 35 jenjangan dari thresher sebelumnya. Jenjangan akan dijatuhkan keatas dua buah poros yang berputar berlawanan arah sehingga jenjangan akan tergilas dan jatuh kepermukaan dua buah poros yang berada dibawahnya dan digilas kembali. seperti pada gambar berikut.

Gambar 7. Bunch Crasher

Spesifikasi Bunch Crusher

 Jumlah : 1 unit

 Jumlah poros penggilas : 4 buah

 Putaran : 24 rpm

 Motor penggerak : Nord 1445 rpm

3.8. Stasiun Press

Fruit yang telah diangkut oleh fruit elevator dengan menggunakan timba-timba kemudian dijatuhkan ke fruit distributing conveyor. Disini fruit akan didistribusikan ke masing-masing digester. Dan diujung fruit distributing conveyor terdapat over flow conveyor yang berfungsi sebagai membawa fruit yang lebih dari fruit distributing conveyor menuju cross bottom conveyor kemudian diangkut oleh fruit elevator.

(36)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 36 3.8.1. Digester (Pelumat)

Fungsi dari digester adalah untuk melepas daging buah dari biji (notten) dan melumatkannya dengan cara meremas, menggesek dan menekan brondolan menggunakan pisau pengaduk yang berputar sambil dipanaskan. Proses pengadukan berlangsung sebagai berikut:

a. Akibat adanya gesekan antara pisau dengan brondolan b. Tekanan gaya berat dari brondolan itu sendiri

Oleh karena itu bila isian digester kurang dari ¾ bagian, gaya tekan dan brondolan menjadi kecil, retention time dalam digester lebih singkat dan hasil adukan masih kasar. Sebaiknya bila isian digester penuh, gaya tekan brondolan akan menjadi lebih besar, retention time brondolan di digester lebih lama dan hasil adukan menjadi lebih sempurna.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil adukan yang sempurna dalam pengoperasian digester antara lain adalah:

a. Sebelum brondolan masuk ke digester, pintu sekat digester yang menuju ke pressan ditutup dahulu agar brondolan sempat diaduk selama ± 20 menit (dihitung sejak brondolan masuk ke digester).

b. Proses pengadukan dapat berjalan sempurna apabila :

1. Ketel adukan dalam keadaan penuh, minimal ¾ bagian

2. Waktu pengadukan ± 20 menit. Semakin pendek retention time, semakin kasar hasil adukan.

3. Pisau aduk tidak aus (jarak antara ujung pisau yang baru dengan dinding digester ± 12 mm)

(37)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 37 4. Temperatur operasi > 92º C

c. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka ampas pressan masih kasar dan kehilangan minyak dalam ampas pressan tinggi (> 5 % terhadap contoh). d. Pada bagian bawah alat pengadukan (bottom plat) dibuat lobang

berdiameter 5 mm sebanyak ±1200 buah untuk mengalirkan minyak selama pengadukan. Aliran minyak dari bottom plat harus lancar karena bila tidak lancar maka hasil adukan masih banyak mengandung minyak dan menyulitakan dalam proses di pressan.

e. Pembersihan bagian dalam digester dilakukan setiap minggu.

f. Pada saat membersihkan digester, dicatat atau dikontrol keausan pisau digester dan keausan sekat pada dinding digester.

g. Digester dilengkapi dengan :

1. Ularan balik (return conveyor) untuk mengembalikan kelebihan brondolan masuk ke digester secara otomatis agar isian digester tetap penuh atau minimal ¾ ketinggian, sehingga operator tidak perlu kuatir brondolan tumpah ke lantai.

2. Pemasangan sekat yang terbuat dari besi siku/besi T pada dinding digester. Dapat dilihat pada gambar berikut ini.

(38)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 38 Spesifikasi Digester

 Jumlah : 7 unit

 Kapasitas : 15 ton/jam

 Putaran pisau digester : 23 rpm

 Motor penggerak : TECO, 3 phase, 30 hp, 1445 rpm  Isi max dan min digester : ½ digester

 Suhu dalam digester : 90º C  Waktu pelumatan : 17 menit

3.8.2. Mesin Kempa (screw press)

Fungsi pengempaan adalah untuk memisahkan minyak dari massa adukan dengan cara mengepress pada tekanan 35-45 ampere. Tekanan yang terlalu tinggi akan meningkatkan pengutipan minyak tetapi biji banyak yang hancur, sedangkan tekanan yang rendah akan menurunkan pengutipan minyak dan biji tidak hancur. Sebagai indikator pengaturan tekanan sudah tetap atau belum adalah kandungan minyak dalam ampas pres yaitu 5-6 % terhadap contoh (0,55 - 0,66 % TBS). Seperti pada gambar dibawah ini.

(39)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 39 Spesifikasi Mesin Kempa (Screw Press)

 Jumlah : 7 unit

 Kapasitas : 15 ton/jam

Putaran screw press : 10 rpm

Tekanan cone : 50 bar

3.9. Stasiun Klarifikasi dan Pengutipan Minyak

Minyak kasar yang diperoleh dari presan ditampung dalam talang dan diencerkan dengan menambah air panas 18-20 %, untuk dialirkan ke stasiun permunian minyak. Pengenceran ada juga dilakukan di silinder press dan vibro separator agar cairan minyak kasar tidak meluap keluar dari vibro separator akibat lubang saringan yang tertutup kotoran. Indikator pengenceran yang benar dapat terlihat dari analisis cairan minyak kasar dalam bak crude oil.

Bila hasil analisa laboratorium menunjukkan kandungan minyak 45-50 % dan kandungan air 18-20% berarti pengenceran sudah tepat. Adapun tujuan dari pemisahan dan pengutipan minyak adalah untuk memisahkan minyak dari fraksi air dan lumpur (non oil solid) serta mengeringkannya sehingga kadar air 0,10 % maksimum. Pemisahan minyak terjadi dengan dua cara yaitu secara alami/gravitasi karena massa jenis minya2 lebih kecil dan secara mekanis dengan alat decanter dan centrifugal.

Adapun prinsip pemurnian minyak adalah:

a. Dipanaskan yaitu : dengan pemanasan steam injeksi langsung atau coil (steam coil), minyak mudah terpisah dengan sludge/drab. Minyak yang berat jenisnya lebih ringan naik keatas dan sludge/drab yang berat jenisnya

(40)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 40 lebih besar turun atau tetap dibawah.

b. Diendapkan untuk mempercepat pengendapan, aliran dialirkan kebawah agar berat jenis sludge/drab yang lebih besar dibanding minyak tetap berada dibawah.

c. Kondisi tenang yaitu proses pemisahan minyak dan pengendapan sludge akan lebih sempurna jika kondisi cairan dalam keadaan tenang.

d. Pengutipan minyak dilakukan karena minyak sudah berada diatas, pengutipan dengan sistem over flow.

3.9.1. Sand Trap

Setelah pengutipan minyak dilalakukan, maka dilanjutkan ke sand trap. Adapun kegiatan pada sand trap antara lain :

a. Stasiun pemurnian minyak dimulai dari sand trap. Hal ini berarti harus dimulai prinsip-prinsip perlakuan minyak kasar menjadi minyak murni atau pemisahan antara minyak dan non minyak.

b. Agar pemisahan tersebut dapat terjadi dengan sempurna, maka proses dilakukan secara bertahap, mulai dari Sand Trap - Bak CO (Crude Oil) - CST - Oil Tank - Oil Purifier - Vacum Dryer.

c. Sludge dari CST diproses melalui Sludge Tank - Strainner - Pre Cleanner - Decanter - Decanting basin/Fat pit.

d. Fungsi sand trap adalah untuk menangkap pasir yang terbawa minyak kasar (crude oil) hasil pressan, dengan cara pengendapan dan dipanaskan pada temperatur ≥ 98ºC.

(41)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 41 harus bias mencampai ≥ 98ºC, sehingga cairan yang masuk kedalam bak cukup panas dan temperature di bak RO bias mencapai ≥ 98ºC. f. Didalam sand trap dipasang sekat vertical untuk menghindari turbulensi

aliran dan mengarahkan flow minyak kasar ke bawah terlebih dahulu agar pasir yang terbawa minyak kasar tertinggal dibawah (sering terjadi, sekali sudah kropos sehingga sand trap tidak berfungsi maksimal dalam pengendapan).

g. Bak sand trap dilengkapi dengan thermometer dan dipasang kaca untuk melihat apakah endapan pasirnya sudah saatnya untuk di sprui/drain.

h. Biasanya sprui/drain dilakukan setiap pagi sebelum pabrik beroperasi dan 4 jam sekali selama pabrik beroperasi (tergantung pada volume sand trap dan jumlah endapan pasir).

i. Pencucian bak sand trap dilakukan pada hari seminggu saat tidak mengolah dan mengontrol kondisi sekat pada bak sand trap.

3.9.2. Bak CO (Crude Oil)

Adapun kegunaan dari bak CO adalah:

a. Fungsi Bak CO adalah untuk memanaskan minyak kasar dan mengendapkan kotoran/pasir yang masih lolos dari sand trap dan vibrating screen/vibro separator.

b. Suhu cairan minyak kasar dalam bak CO 98 - 100ºC.

c. Seluruh pengutipan minyak masih terikut dalam sludge, seperti minyak dari Sludge Separator, bak Fat-pit, tangki timbun dan Oil Tank,

(42)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 42 dimasukkan terlebih dahulu kedalam bak CO (melalui vibrating screen/vibro separator) agar dapat disaring dan dipanaskan terlebih dahulu. d. Hindarkan pengiriman langsung dari CST karena suhu minyak

pengutipan tersebut pasti lebih rendah dibandingkan dengan suhu di CST sehingga dapat menurunkan suhu di CST dan memperlambat pemisahan minyak.

e. Pressure pompa pengiriman minyak kasar dari bak CO yang langsung ke CST juga menimbulkan gejolak dalam cairan sehingga pemisahan minyak tidak berlangsung dengan sempurna.

f. Steam injeksi hanya boleh dihidupkan pada awal olah untuk mempercepat kenaikkan temperatur, sedangkan pada saat pengutipan minyak yang dihidupkan hanya steam coil (steam injeksi harus dimatikan). Hal ini dimasudkan agar pemisahan minyak dapat lebih sempurna karena dalam kondisi lebih tenang. Seperti pada gambar dibawah ini.

(43)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 43 3.9.3. Storage Tank (tangki timbun)

Tangki timbun merupakan tempat penyimpanan sekaligus penimbunan minyak yang akan dipasarkan. Pada tangki ini dilengkapi dengan pipa steam (coil) untuk pemanas agar mutu minyak dapat dipertahankan sebagaimana sewaktu dikirimkan ke tangki timbun. Disini terdapat lima buah tangki timbun. Dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 11. Storage Tank (Tangki Timbun) Spesifikasi Storage Tank

Jumlah : 5 unit  Tinggi I : 8,30 meter II : 8,32 meter III : 8,34 meter IV : 10,76 meter V : 10,82 meter  Keliling I – IV : 42 meter V : 57 meter

 Kapasitas I - III : 1000 ton IV- V : 2000 ton

(44)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 44 Hal- hal yang harus diperhatikan :

1. Mutu minyak dalam tangki timbun harus diperiksa / dianalisa.

2. Temperatur dalam tangki 1, 2, 3, 4, berkisar 50º C, dan tangki 5 berkisar 60º C.

3. Kadar air minyak 0,15 % 4. Kadar kotoran 0,02 %

5. Asam lemak bebas maksimal 3,0 % 6. Pemeriksaan pipa – pipa steam.

3.10. Stasiun Kernel

Setelah fibre dan nut (press cake) selesai di press pada stasiun press kemudian fibre dan nut dibawa oleh cake breaker conveyor menuju stasiun kernel. Stasiun kernel merupakan tempat pengolahan biji (nut) menjadi inti (kernel) dan cangkang (shell).

3.10.1. Cake Brake Conveyor (CBC)

CBC ada 1(satu) unit dengan panjang ± 30.000 mm dan lebar 700 mm yang berbentuk U. CBC memilki pisau-pisau yang disebut padle yang diatur sedemikian rupa sehingga merupakan satu garis ulir. Seperti pada gambar dibawah ini.

(45)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 45 Gambar 12. Cake Breaker Conveyor

3.10.2. Depericarper (pemisah nut dan fibre)

Depericarper merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan antara biji dengan serabut dengan menggunakan prinsip pneumatis dimana pemisahan biji dengan serabut menggunakan hisapan udara pada sebuah kolom pemisah. Pemisahan terjadi akibat adanya perbedaan berat jenis antara biji dengan serabut. Bahan yang lebih ringan (serabut) akan tertarik ke atas, sedangkan biji akan jatuh kebawah dan ditampung oleh polishing drum. Seperti gambar berikut.

(46)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 46 3.10.3. Polishing Drum

Polishing drum merupakan suatu alat berbentuk drum horizontal yang berputar. Fungsi dari polishing drum ini adalah untuk membersihkan sisa-sisa serabut yang masuk melekat pada biji. Nut dan kotoran fibre yang masih terikut akan masuk kedalam polishing drum yang berputar. Dengan adanya plat pembawa maka nut akan dibawa ke ujung polishing drum. Seperti pada gambar berikut ini

Gambar 14. Polishing Drum

Spesifikasi Polishing Drum

 Jumlah : 2 unit

 Panjang : 6 m

 Diameter : 1 m

 Putaran : 17 rpm

Diameter lubang keluar nut : 2 cm  Kemiringan plat pembawa : 15º

(47)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 47 3.10.4. Nut Silo

Nut silo merupakan suatu tempat penampung nut (volumenya 40 – 50 ton) yang telah bersih. Bagian bawah nut silo berbentuk kerucut menuju ripple mill. Seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 15. Nut Silo 3.10.5. Ripple Mill (pemecah nut)

Ripple mill merupakan suatu alat untuk memecahkan cangkang agar inti (kernel) dan cangkang dapat dipisahkan pada proses selanjutnya sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar boiler. Nut masuk kedalam ripple mill kemudian nut akan dibawa oleh rotor bar yang berputar, lalu nut akan dihempaskan ke rotor disk (rotor plat) sebagai alat pemecah. Nut yang telah pecah akan jatuh kebawah dan dibawa oleh craked mixtur conveyor. Dapat dilihat seperti gambar berikut ini

(48)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 48 Gambar 16. Ripple Mill

3.10.6. LTDS I ( Ligh Tenera Dush Separator I)

Light Tenera Dust Separator (LTDS) Merupakan alat untuk pemisah antara kernel dan cangkang. Cangkang yang berat jenisnya lebih ringan akan terisap oleh separating fan. Sedangkan kernel yang mempunyai berat jenis berat akan jatuh ke wet kernel conveyor. Pemisahan ini juga bisa disebut sistem pengolahan kering. Ada juga kernel yang pecah pada saat pemecahan di ripple mill dan cangkang yang berat jenisnya diantara keduanya, tidak terlalu ringan dan tidak terlalu berat. Kernel dan cangkang seperti ini akan masuk ke LTDS II untuk dipisah kembali.

3.10.7. LTDS II ( Ligh Tenera Dush Separator II)

LTDS II merupakan alat untuk memisah kernel dan cangkang yang mana disini diterapkan metode pemisahan inti dengan sistem kering tahap dua. dapat dilihat pada gambar berikut ini.

(49)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 49 Gambar 17. LTDS II

Setelah dilakukan pemisahan di LTDS II masih banyak juga terdapat Kernel dan cangkang yang belum dapat terpisahkan. Kernel dan cangkang seperti ini harus dipisahkan lagi di sistim pengolahan basah / pada Claybath. Sebelum kernel dan cangkang diolah di claybath, kernel dan cangkang tersebut terlebih dahulu di cuci di tabung pencucian. Pencucian ini bertujuan untuk membersihkan kernel dan cangkang dari kotoran halus agar pemakaian calcium (CaCO3) pada Claybath dapat diminimalkan.

3.10.8. Claybath

Claybath adalah suatu tempat pemisahan antara kernel dengan cangkang dengan menggunakan bantuan calcium (CaCO3). Pemisahan ini disebut juga dengan pemisahan kernel dengan cangkang melalui sistim basah. Bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

(50)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 50 Gambar 18. Claybath

3.10.9. Wet Kernel Conveyor

Merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pembawa kernel yang keluar dari LTDS I, LTDS II dan vibrating mesh claybath menuju Wet kernel Elevator.

3.10.10. Wet Kernel Elevator

Merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pembawa kernel dari wet kernel conveyor untuk dibawa kedalam kernel silo. Wet kernel elevator ini berbentuk timba / bucket yang dihubungkan dengan rantai / chain.

3.10.11. Kernel Silo

Kernel silo merupakan suatu alat yang berbentuk tabung horizontal untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalam kernel. Kernel yang sudah terpisah dari cangkang dan masih mengandung 12% air dimasukkan kedalam kernel silo pengering untuk diturunkan kandungan airnya hingga mencapai 6-8%. Pengeringan dilakukan dengan udara bertemperatur 60-80 oC. Penurunan kadar air ini bertujuan untuk menonaktifkan kegiatan mikroorganisme sehingga

(51)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 51 proses pembentukan jamur atau proses kenaikan asam (lauric acid) dapat dibatasi pada saat kernel disimpan. Dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 19. Nut Silo 3.10.12. Kernel Storage

Merupakan tempat penyimpanan atau penimbunan kernel sebelum didistribusikan kepada konsumen. Kernel storage di PKS PT. Asam Jawa berbentuk sebuah ruangan dengan ukuran 20 x 35 m. Dapat dilihat pada gambar berikut ini.

(52)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 52 3.11. Stasiun Water Treatment

Stasiun water treatment merupakan suatu tempat pengolahan, air merupakan bahan penolong proses maupun sebagai sumber energi uap yang dapat dikonversi menjadi energi kinetik, mekanik dan energi listrik. Oleh karena itu ketersediaan air dalam jumblah yang cukup dan mutu yang standar diperlukan agar pengolahan dapat berlangsung dengan lancar dan efisien.

3.11.1. Raw Water Pump

Raw water pump adalah sebuah pompa untuk menghisap air dari sungai menuju water basin kemudian di ijeksikan, soda ash (untuk meningkatkan mineral yang terdapat di air), PAC, CACH-CA 1000 (untuk menstabilkan Ph air), yang selanjutnya dipompakan ke clarifier tank.

3.11.2. Clarifier Tank

Clarifier tank berfungsi sebagai alat penjernih air, karena terjadinya proses sedimentasi (pengendapan) dan koagulasi (penggumpalan) akibat dari penambahan PAC dan CACH-CA1000 sehingga bahan yang mempunyai BJ > 1 maka akan turun kebawah dan air yang terdapat dibagian atas akan dialirkan ke bak penampungan untuk pengendapan. Untuk mengeluarkan endapan lumpur (flok-flok) yang terbentuk dilakukan bludown. Dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

(53)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 53 Gambar 21. Clarifier Tank

3.11.3. Water Stelling Basin

Water stelling basin adalah suatu tempat berupa bak yang terbagi menjadi 3 bagian, fungsinya adalah sebagai tempat pengendapan zat-zat terlarut dan juga sebagai tempat penampungan air yang telah jernih sebelum dipompakan ke sand filter. Sebelum air masuk kedalam water basin terlebih dahulu dilakukan penginjeksian bahan kimia ke pipa air yang akan menuju water basin dengan tujuan untuk meningkatkan zat-zat terlarut, sehingga proses pengendapan terjadi dengan sempurna. Adapun bahan kimia yang diinjksikan yaitu :

 Flokulan : berfungsi untuk meningkat lumpur yang tekandung pada air. Dosisnya 1 ons campur yang terkandung pada air (untuk 17 jam operasi).  Aluminium sulphat / tawas A12SO3) : fungsi untuk menjernihkan air

dengan mengikat zat-zat terlarut pada air. Dosisnya untuk air keruh 41 kg campur 100 liter air. Untuk air normal 37,9 kg campur 400 liter air, untuk operasi.

(54)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 54  Soda ash (NaCO3) : berfungsi untuk menaikkan PH air sungai (< 5

menjadi 6 – 7, 0). Dosis untuk air jernih yaitu 27 kg campur 400 liter air. Dan untuk air keruh yaitu 30 kg di campur 400 liter air terhadap zat-zat terlarut yang terkandung pada air.

Setelah air masuk ke water stelling basin dan terjadi pengendapan, kemudian air yang sudah jernih di pompakan ke sand filter. Dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Gambar 22. Water Basin 3.11.4. Sand Filter

Sand filtre adalah suatu alat yang di dalamnya terdapat nozle untuk memperkecil ukuran partikel, dilengkapi pasir kwarsa sebagai media berfungsi untuk menyaring kembali air yang telah diproses di water stelling basin yang kemungkinan masih mengandung zat-zat terlarut yang masih terikut dengan air. Setelah air disaring di sand filtre, kemudian air dipompakan ke atas tower tank untuk dikirimkan ketempat yang memerlukan. Seperti pada Gambar dibawah ini.

(55)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 55 Gambar 23. Sand Filtre

3.11.5. Water Tower Tank

Water tower tank adalah suatu tempat untuk menampung air dari sand filter dan untuk didistribusikan ke tempat-tempat yang memerlukan pemompaan air ke water tower tank ini adalah dengan sistem otomatis dengan menggunakan bandul diatas permukaan air di water tower tank. Seperti pada Gambar dibawah ini.

Gambar 24. Water Tower Tank

Selanjutnya air akan dialirkan ke tabung anion dimana akan diinjeksikan caustic soda yaitu partikel bermuatan positif (+) yang akan mengikat partikel

(56)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 56 bermuatan negative (-) dan akan meloloskan partikel yang bermuatan positif. Kemudian air dialirkan ke tabung cation/softener dimana akan diinjeksikan asam sulfat yaitu partikel bermuatan negative (-) sehingga akan mengikat partikel positif (+) yang lolos dari tabung softener dan menghasilkan air murni. Seperti pada Gambar dibawah ini.

Gambar 25. Tabung Anion dan Kation

Selanjutnya air dipompakan ke demindtank dan dipanaskan dengan suhu 70°C untuk memanaskan air agar mudah naik ke dearator, kemudian air dipompakan ke dearator. Di dearator akan di injeksikan bahan kimia yaitu : S-82210 / Polimer ( untuk menaikkan kadar sulfat di pipa boiler), S-82201 / Fosfat ( untuk menaikkan kadar fosfat), dan S-82101 / Sulfid ( untuk menghancurkan kerak pada pipa boiler). Di dearator air akan dipanaskan dengan suhu 95-100°C untuk melarutkan oksigen yang terkandung dalam air. Air siap dipompakan ke boiler.

(57)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 57 3.12. Stasiun Boiler (Ketel Uap)

Stasiun boiler merupakan suatu alat untuk menghasilkan uap steam untuk pembangkit tenaga listrik dan juga untuk proses pengolahan yang memerlukan steam dengan cara pemanasan terhadap air dengan memanfaatkan cangkang dan fibre sebagai bahan bakar. Karena uap yang dihasilkan oleh boiler sangat diperlukan maka boiler ini merupakan alat yang paling vital, oleh karena itu didalam pelaksanaan pengoprasiannya harus berdasarkan standart operating process (SOP). Dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 26. Boiler (Ketel Uap) Terdapat beberapa komponen di stasiun boiler, antara lain :

1. Draft Control

Fungsinya adalah untuk membuka dan menutup katup pengeluaran hawa panas apabila boiler akan mulai dioperasikan, agar motor Induced Draft Fan (IDF) tidak terlalu berat untuk melakukan start awal.

(58)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 58 Fungsinya adalah untuk mengisap hawa panas dan abu sisa pembakaran melalui bagian atas dari boiler. Abu yang kasar akan keluar melalui dumper dust collector 1 dan 2, sedangkan abu yang halus akan ikut bersama hawa panas keluar melalui Chimney (cerobong asap).

3. 1st dan 2nd Dust Collector

Fungsinya sebagai penyaring abu yang kasar yang dihisap oleh IDF dan kemudian abu ini akan keluar ke box penampungan secara otomatis.

4. Forced Draft Fan

Berfungsi sebagai pengembus udara ke dapur boiler melalui bagian bawah dapur boiler.

5. Second FDF

Fungsinya untuk menghembuskan udara ke dapur boiler melalui bagiang samping boiler dan juga untuk mengatur bahan bakar.

6. Rotary Feeder

Rotary feeder adalah merupakan corong pemasukan bahan bakar, yaitu cangkang dan fibre.

7. Elektrik Feed Water Pump

Fungsi adalah untuk memompakan air dan deaerator ke boiler dengan menggunakan tenaga listrik dan turbin.

(59)

Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian 59 Fungsinya sama dengan elektrik feed water pump, yaitu untuk memompakan air dari deaerator ke boiler, bedanya adalah sumber tenaganya adalah dengan menggunakan steam dari heater pada boiler.

9. Header

Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan air di dapur boiler. Header ini berbentuk silinder yang terdapat di dinding dapur boiler.

10. Upper Drum

Upper drum adalah tempat pemasukkan air dari deaerator dan juga sebagai tempat berkumpulnya steam bahan yang dihasilkan dari dapur boiler, lower drum dan header yang kemudian steam basah tersebut keluar manuju super heater.

11. Lower Drum

Lower Drum adalah tempat penampungan air yang turun dari upper drum yang kemudian air ini dialirkan ke pipa-pipa yang terdapat di dapur. Kotoran yang terdapat pada air ini juga akan mengendap di lower drum ini dan akan dibersihkan dengan melakukan blowdown.

12. Super Heater

Super heater adalah tempat berkumpulnya steam kering sebelumnya telah di rubah, dari steam basah menjadi steam kering di pipa super heater yang siap untuk didistribusikan ke turbin.

13. Chimney (cerobong asap)

Gambar

Gambar 2 . Lori  3.5.2. Capstand
Gambar 4. Perebusan (Sterilizer)
Gambar  5. Kurva perebusan sistem triple peak
Gambar 6 .Stasiun Pemipil (thresher)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas segala rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Pengetahuan Remaja

keuntungan  dari  PT  kepada  anggota/pengurus  yang  berstatus  orang  pribadi  disamakan  atau  dianggap  sebagai  deviden  (Ps.4  ayat  1  huruf 

2016, 'Efek asam 2-(4-(klorometil)benzoiloksi)benzoat terhadap profil darah dan ginjal pada tikus wistar jantan sebagai pelengkap uji toksisitas subkronis', Skripsi

Khusus untuk studi korelatif yang sifatnya prediktif, model yang digunakan harus fit (cocok) dengan komposisi dan distribusi datanya. Goodness of fit model

Dari hasil analisa dan kriteria desain yang dihasilkan, maka kriteria dan konsep permukiman tanggap kebakaran yang sebaiknya dipertimbangkan pada permukiman di Kelayan

Diamond Light Artwear adalah clothing brand di kota Salatiga yang memproduksi pakaian dan asesoris sejak tahun 2011. Perusahaan ini menggunakan media sosial untuk mempromosikan

WONG PING FOO KLINIK KESIHATAN CHERAS BARU, JALAN 16, KAMPUNG CHERAS BARUOFF JALAN KUARI, 59200 KUALA LUMPUR.

Berdasarkan pada Tabel 2 dapat dilihat peningkatan penggunaan bahan bakar oleh BRT hingga tahun 2030. Peningkatan penggunaan bahan bakar BRT terjadi sampai tahun