• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISERTAI LATIHAN SOAL PADA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 6 CIREBON TAHUN PELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DISERTAI LATIHAN SOAL PADA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 6 CIREBON TAHUN PELAJARAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

63

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DI INDONESIA DALAM PELAJARAN

SEJARAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM

SOLVING DISERTAI LATIHAN SOAL PADA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 6 CIREBON TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh: Aminah

Guru SMA Negeri 6 Cirebon

ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Konsep Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia dalam Pembelajaran Sejarah dengan Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving Disertai Latihan Soal Pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 6 Kota Cirebon Penelitian ini menggunakan teknik penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 6 Kota Cirebon yang berjumlah 38 siswa. Sumber data berasal dari siswa, teman sejawat dan peneliti. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakan metode triangulasi teknik dan sumber. Analisis data yang digunakan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Group Invenstigation dapat meningkatkan pembelajaran Sejarah pada siswa kelas XII.

Studi Belajar Melalui model pembelajaran Double Loop Problem Solving Disertai Latihan Soal Pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 6 Kota Cirebon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 6 Kota Cirebon, yang memiliki 38 siswa. Sumber data berasal dari guru, siswa dan peneliti. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode dan sumber-sumber lain. Analisis data yang digunakan oleh analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran Double Loop Problem Solving dapat meningkatkan studi pembelajaran.

Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif, Double Loop Problem Solving, Sejarah PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia di mana berbagai permasalahan hanya dapat di pecahkan kecuali dalam upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia disatu sisi perubahan tersebut telah membawa manusia kedalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusianya. Karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, intensif, efektif, dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa kita kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi. Salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yangdapat memberikan keteladanan, membangun kemauan serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari pengajaran ke pembelajaran.

(2)

64 Pembelajaran yang berkualitas memerlukan pengembangan model pembelajaran yang tepat, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Tugas guru bukan semata- mata mengajar tetapi lebih kepada membelajarkan siswa. Khususnya dalam mengajar sejarah guru harus mampu menggunakan model pembelajaran yeng efektif dan efisien sehingga siswa aktif dalam belajar tidak hanya sebagai pendengar. Dalam pembelajaran Sejarah siswa membutuhkan pemahaman dan mampu menerapkan dalam dunia nyata. Salah satu cara yang dapat mengkondisikan lingkungan belajar yang aktif serta mengurangi kejenuhan siswa adalah melalui model Pembelajaran Double Loop Problem Solving. Dalam pembelajaran melalui model Pembelajaran Double Loop Problem Solving siswa bermain sambil belajar yaitu dalam bentuk kelompok menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Hal itu sesuai dengan karakteristik anak SMA.

DLPS (Double Loop Problem Solving) adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama daritimbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa. Selanutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap uyang menyebabkan munculnya masalah tersebut.

Sintaknya adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan solusi, analisis kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih. Langkah penyelesdai maslah sebagai berikurt: menuliskan pernyataan masalah awal, mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi, mengidentifikasui kausal, imoplementasi solusi, identifikasi kausal utama, menemukan pilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Sedangkan pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi belajar antara guru dan siswa agar tercapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran guru harus mengaktifkan siswa dan menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan konsep pembelajaran, dan pembentukan sikap pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Dalam pembelajaran Sejarah siswa membutuhkan pemahaman dan mampu menerapkan dalam dunia nyata. “Pembelajaran Sejarah merupakan upaya menerapkan teori-konsep-prinsip ilmu social untuk menelaah pengalaman, peristiwa, gejala, dan masalah social yang secara nyata terjadi di masyarakat”. (Wahab, dkk, 2009: 1.9).

Pembelajaran Sejarah melatih ketrampilan para siswa baik ketrampilan fisik maupun ketrampilan berfikirnya dalam mengkaji dan mencari pemecahan dari masalah social yang dialaminya. Pembelajaran Sejarah di indonesia diarahkan pada upaya mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan Sejarah. Tujuannya agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari- hari (Sapriya, 2011: 113). Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa pembelajaran Sejarah merupakan pembelajaran yang membutuhkan pemahaman, keaktifan serta penerapan dalam kehidupan siswa yang bertujuan untuk memahami gejala, kondisi dan masalah sosial di masyarakat. Dalam pembelajaran Sejarah guru membutuhkan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan, menyenangkan dan memberi pemahaman bagi siswa. Kegiatan sejarah dalam ilmu pengetahuan dan teknologi adalah beberapa materi dalam pembelajaran Sejarah. Penggunaan model Pembelajaran Double Loop Problem Solving sangat tepat digunakan dalam pembelajaran Sejarah karena siswa aktif dalam belajar, aktif bertanya, menyenangkan karena belajar sambil bermain, berusaha memahami materi pelajaran sehingga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari- hari serta pembelajaran Sejarah dapat meningkat.

(3)

65 Peningkatan pembelajaran Sejarah merupakan meningkatnya proses pembelajaran dan hasil belajar siswa tentang ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk memahami gejala, kondisi dan masalah sosial di masyarakat. Model pembelajaran adalah rencana untuk membentuk kurikulum, merancang bahan- bahan pengajaran, dan membimbing pengajaran di kelas. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Model pembelajaran Double Loop Problem Solving mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Rusman (2012) berpendapat “Group Investigation adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok- kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda”. (hlm. 224).

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan sebagaimana yang dikemukakan Kasihani Kasbolah (1999:78) yaitu: (1) merencanakan PTK, (2) melaksanakan PTK, (3) melaksanakan observasi, dan (4) melakukan refleksi. Penelitian ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Suyanto (1997:6) “Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang khas, yaitu adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.” Oleh karena itu keempat fase tersebut direncanakan dan dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia dengan Model Pembelajaran

Double Loop Problem Solving disertai Latihan Soal.

Fase-fase pada siklus pertama dirancang berupa kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran ceramah konvensional. Sedangkan fase-fase pada siklus kedua dirancang Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving disertai Latihan Soal. Dengan demikian seluruh siswa dapat meningkatkan hasil belajar pada materi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving adalah model pembelajaran yang mengkondisikan siswa dalam bentuk kelompok akademik dan menggunakan game tournament dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim dengan anggota tim yang lain. Salvin berpendapat bahwa “Double Loop Problem Solving terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahap penyajian kelas (clas precentation). Belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition)”. (Rusman, 2012: 225).

Berdasarkan yang diungkapkan oleh slavin, maka model Pembelajaran Double Loop Problem Solving memiliki ciri sebagai berikut: a) Penyajian kelas, b) Siswa bekerja dalam kelompok kecil, c) Siswa bermain dalam tournament, d) Siswa mendapat penghargaan kelompok. Perumusan masalah oleh peneliti yaitu Apakah penerapan model Pembelajaran Double Loop Problem Solving dapat meningkatkan pembelajaran sejarah pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 6 Kota Cirebon Tahun ajaran 2014/ 2015? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pembelajaran sejarah melalui model Pembelajaran Double Loop Problem Solving pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 6 Kota Cirebon Tahun ajaran 2014/ 2015.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di kelas XII SMA Negeri 6 Kota Cirebon beralamat di jalan Dokter Wahidin nomor 79 Kota Cirebon Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2014/2015. Subjek Penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 6 Kota Cirebon yang berjumlah 38 siswa. Sumber data yang digunakan adalah siswa, teman sejawat, peneliti dan dokumen. Untuk memperoleh data, peneliti

(4)

66 menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes dan observasi,. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar soal tes, lembar observasi,. Untuk menguji kesahihan/ kevalidan data dalam penelitian, maka peneliti menggunakan triangulasi teknik dan metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Mengacu pendapat Miles dan Huberman menyebutkan aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification (Sugiyono, 2009: 246).

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah 85% prosedur penggunaan model Pembelajaran Double Loop Problem Solving yang dilaksanakan oleh guru yang diamati pada saat pembelajaran dan dihitung melalui akumulasi skor- skor dari deskripsi Sejarah yang menunjukkan penggunaan model Pembelajaran Double Loop Problem Solving oleh guru, dan 85% kegiatan dan respon siswa pada saat pembelajaran sejarah melalui model Pembelajaran

Double Loop Problem Solving yang diamati pada saat pembelajaran berlangsung dan dihitung melalui akumulasi skor-skor dari deskripsi sejarah yang menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran dari masing- masing langkah penggunaan model Pembelajaran

Double Loop Problem Solving oleh siswa, serta 80% hasil belajar SEJARAH materi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihitung dari hasil tes/evaluasi semua siswa dalam kelas pada mata pelajaran SEJARAH yang memperoleh nilai diatas KKM atau mencapai batas tuntas sebesar 70. Pada prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan setiap siklus direncanakan 3 pertemuan yang masing-masing terdiri empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum penelitian ini dilaksanakan peneliti membuat perencanaan dengan meminta ijin kepala sekolah, menentukan observer, menyusun RPP, menyiapkan model DLPS beserta langkahnya, menyiapkan sarana dan prasarana, menyiapkan instrumen dan menyusun tim kerja dan tim tournaments. Kemudian dalam melaksanaan penelitian, kegiatan pembelajaran yang dilakukan setiap pertemuan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi kegiatan awal, inti dan akhir. Kegiatan awal pembelajaran diawali salam, berdoa bersama, mengabsen kehadiran siswa, apersepsi untuk menjembatani materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal siswa yaitu meminta siswa menyanyikan lagu yel-yel “sesuai materi’. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Penerapan model Pembelajaran Double Loop Problem Solving dilaksanakan pada saat kegiatan inti yang dibagi kedalam tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan ini guru melaksanakan 5 tahapan dari model Pembelajaran Double Loop Problem Solving. Pembelajaran dimulai Penyajian kelas. Peneliti menjelaskan materi pelajaran serta bertanya jawab dengan siswa dengan menampilkan berbagai gambar menggunakan LCD proyektor. Kedua Pelaksanaan kerja kelompok (teams) yaitu guru membagi siswa menjadi lima kelompok (teams) secara heterogen untuk bekerja kelompok mengerjakan latihan soal. Pada pembelajaran guru hanya menerangkan tatacara Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia kemudian mempraktekan di lapangan dan tes praktek dan tertulis. hasil tes tersebut didiskusikan di kelas untuk menjawab permasalahan yang tertulis dalam indikator Sebelumnya guru membagikan latihan soal dan menjelaskan cara pengisiannya. Setelah masing- masing kelompok selesai mengerjakan latihan soal setiap perwakilan kelompok maju membacakan hasilnya kemudian dibahas dan disimpulkan bersama guru. Sebelum tes dilaksanakan guru menjelaskan aturan pensekorannya. Bagi siswa yang dapat menjawab soal dengan benar akan mendapat skor 10, namun apabila tidak dapat menjawabnya atau jawabannya salah maka skornya 0. Kemudian akan dilempar kepada kelompok lain 1, 2, 3 atau 4. Bagi kelompok yang dapat menjawab soal lemparan dengan benar akan mendapat skor 20 namun apabila tidak ada satupun kelompok yang dapat menjawab dengan benar maka soal masuk box. Setelah selesai sampai tournaments 5 siswa

(5)

67 kembali ke kelompok (teams) asal dan menghitung skor masing- masing yang didapat dan dicatat dalam lembar penilaian teams dan kelima Pelaksanaan Rekognisi/ Penghargaan kelompok Guru mengumumkan juara akademik dengan skor tertinggi dan memberi penghargaan berupa hadiah. Kegiatan pembelajaran yang terakhir adalah kegiatan akhir yang terdiri dari member kesempatan siswa untuk bertanya dan menulis materi, melaksanakan evaluasi, berdoa dan memberi salam. Kegiatan observasi bertujuan untuk mengevaluasi rangkaian pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan perencanaan hal- hal yang diamati adalah kegiatan guru, siswa dan hasil belajar sejarah siswa.

Solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah dengan pembelajaran Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving disertai Latihan Soal adalah sebagai berikut: 1. Guru membentuk kelompok kelas 2. Siswa mengamati materi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan membuat rangkumannya. Data hasil diskusi kelompok atau hasil tes setiap kelompok pada siklus pertama dan siklus kedua adalah data yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar pembelajaran Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving

disertai Latihan Soal. Karena teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik kuantitatif, data tersebut berupa angka. Sedangkan teknik kuantitatif yang digunakan peneliti dalam pembelajaran sehari-hari adalah mencari selisih hasil belajar atau hasil tes siklus pertama dan siklus kedua. Adapun selisih-selisih yang dicapai adalah: (1) Peneliti mencari selisih ketercapaian setiap tugas siklus kedua dengan siklus pertama, (2) Peneliti mencarai selisih ketercapaian seluruh tugas dari setiap kelompok siklus kedua dan siklus pertama, (3) Hasil pengolahan data tersebut dibuat diagram batang dan diagram lingkaran.

Berikut penjelasan hasil observasi pada siklus I dan II pembelajaran sejarah melalui model Pembelajaran Double Loop Problem Solving.

Skor Ketercapaian Tugas Tugas

Ke- I II III IV V Rata2 I II III IV V Rata2

1 10 15 10 10 15 12 25 25 25 25 25 25 2 15 10 15 15 10 13 25 25 25 25 25 25 3 10 10 10 10 15 11 25 25 25 25 25 25 4 15 15 15 15 10 14 20 25 25 25 25 24 Rata2 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 23.75 25 25 25 25 24.75 Hasil Belajar 50 50 50 50 50 50 95 100 100 100 100 99

Siklus Pertama Siklus Kedua

Selisih tugas no 1 adalah 25-12=13. Selisih tugas no 2 adalah 25-13=12. Selisih tugas no 3 adalah 25-11=14. Selisih tugas no 4 adalah 24-14=10. Rata-rata ketercapaian tugas adalah 99-50=49. Berikut ini peneliti sajikan peningkatan ketercapaian tugas yang merupakan peningkatan hasil belajar dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.

Diagram 4.1

Peningkatan Hasil Belajar Setiap Soal

0 2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 Tugas

(6)

68 Tes yang digunakan adalah tes mengenai materi pembelajaran Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia. Tes dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyampaian materi pada siswa. Tes yang dilakukan berupa tes esay yang terdiri dari empat soal. Setiap soal berbobot 25%. Nilai maksimal adalah 100.

Berdasarkan tabel 4.3, berikut ini peneliti mencantumkan data ketercapaian seluruh tugas dari setiap kelompok pada siklus I dan siklus II. Ketercapaian hasil belajar kelompok I adalah 95-50 = 45; kelompok II adalah 100-50 = 50; Kelompk III adalah 100-50 = 50; kelompok IV adalah 100-50 = 50; Kelompok V adalah 100-50 = 50. Data tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar kelompok pada materi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia. Berikut ini peneliti sajikan diagram ketercapaian seluruh tugas sebagai berikut.

Diagram 4.3

Hasil Belajar Setiap Kelompok

Perbandingan tugas hasil belajar kelompok I, II, III, IV, V adalah 45:50:50:50:50=245. Selanjutnya masing-masing ketercapaian tugas dibagi 245 lalu dibagi 100. Dengan perhitungan (45/245 x 100% = 18%), (50/245 x 100% = 20%), (50/245 x 100% = 20%), (50/245 x 100% = 20%), (50/245 x 100% = 20%). Berdasarkan data perbandingan tersebut, peneliti menyajikan diagram lingkaran sebagai berikut.

Perbandingan tugas hasil belajar kelompok I, II, III, IV, V adalah 40 : 45: 50 : 45 : 40 = 220. Selanjutnya masing-masing ketercapaian tugas dibagi 220 lalu dibagi 100. Dengan perhitungan (40/220 x 100% = 18%), (45/220 x 100% = 20%), (50/220 x 100% = 24%), (45/220 x 100% = 20%), (40/220 x 100% = 18%). Berdasarkan data perbandingan tersebut, peneliti menyajikan diagram lingkaran sebagai berikut.

Diagram 4.4

Ketercapaian Hasil Belajar Setiap Kelompok

Pada diagram lingkaran 4.4 peneliti menjelaskan mengenai persentase peningkatan hasil belajar setiap kelompok. Diagram lingkaran 4.4 berbeda dengan Diagram lingkaran 4.2,

42 43 44 45 46 47 48 49 50 I II III IV V Tugas Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V

(7)

69 pada Diagram lingkaran 4.4 peneliti menjelaskan mengenai persentase peningkatan hasil belajar setiap kelompok dan pada Diagram lingkaran 4.2 peneliti menjelaskan mengenai persentase peningkatan hasil belajar setiap soal.

Berdasarkan tabel 2 diperoleh data bahwa rata- rata kelas dan ketuntasan siswa pada siklus I dan II mengalami peningkatan. Pada siklus I rata- rata kelas 76 meningkat pada siklus II 85. Ketuntasan belajar siklus I 73,9% meningkat pada siklus II 88,3%. Peningkatan tersebut dapat mencapai indicator 80%. Sehingga penerapan model Pembelajaran Double Loop Problem Solving dapat meningkatkan pembelajaran sejarah pada siswa kelas XII SMA Negeri 6 Kota Cirebon tahun ajaran 2014/ 2015.

SIMPULAN DAN SARAN

Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving disertai Latihan Soal dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada topik. Peningkatan hasil belajar tugas no 1 adalah 8, tugas no 2 adalah 7, tugas no 3 adalah 9, tugas no 4 adalah 6. Rata-rata ketercapaian tugas adalah 30. Peningkatan hasil belajar kelompok I adalah 35; kelompok II adalah 30; Kelompk III adalah 25; kelompok IV adalah 35; Kelompok V adalah 25. Berdasarkan hasil tindakan yang dilaksanakan, disampaikan saran sebagai berikut: (1) guru pada saat pembelajaran sejarah kelas IV sebaiknya menggunakan model Pembelajaran Double Loop Problem Solving agar dapat meningkatkan pembelajaran sejarah. (2 ) Siswa dalam pembelajaran sejarah melalui model Pembelajaran Double Loop Problem Solving sebaiknya semua siswa ikut terlibat pada setiap langkah pembelajaran, harus lebih aktif bertanya dan mengemukakan pendapatnya. (3) Peneliti tetap menggunakan model Pembelajaran Double Loop Problem Solving sebagai salah satu model penunjang pembelajaran khususnya mata pelajaran sejarah dan senantiasa memperbaiki hasil penelitian supaya diperoleh hasil penelitian yang lebih baik dan memperkenalkan kepada para pendidik lainnya. (4) Sekolah. Sekolah sebaiknya menghimbau semua guru yang ada di sekolah supaya menggunakan model Pembelajaran Double Loop Problem Solving sebagai alternatif penunjang pembelajaran saat mengajar sejarah.

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, MD. 1990. Model-model Mengajar. Bandung: CV Diponogoro.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.

Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(8)

70 Kasihani Kasbolah. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: Depdikbud

Lexi Maleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosadakarya Permen Diknas. 2014. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Rahman. 2014. Alternatif Model Penelitian Tindakan Kelas. Panduan Seminar Nasional Pendidikan

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme guru. Depok: Rajagrafindo Persada.

Sapriya. 2011. Pendidikan SEJARAH Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumantri & Syaodih.2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka. Uyih Sadulloh, dkk. 2007. Pedagogik. Bandung: Cipta Utama

Referensi

Dokumen terkait

As with earlier infrastructural tech- nologies, IT provided forward-looking companies many opportunities for com- petitive advantage early in its buildout, when it could still

Dengan dikeluarkannya surat pemberitahuan ini maka nama paket pekerjaan yang berlaku pada paket. pekerjaan yang dimaksud adalah dengan nama “ Pengawasan Pembangunan Penahan

Hasil yang diperoleh dari kegiatan PPL yaitu mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata berkaitan dengan perencanaan, penulisan perangkat pembelajaran, pengetahuan

Dalam penelitian ini peneliti akan mengamati Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba perusahaan manufaktur yang terdiri dari komisaris

Gambaran Proses Program Kecakapan Hidup ( Life Skills ) Budidaya Jamur Tiram dalam upaya Peningkatan Status Sosial Ekonomi Warga Belajar di PKBM Bina Terampil

Penulis melihat dengan munculnya banyaknya software pendukung pembuatan gambar dan animasi, program dalam bentuk multimedia ini bisa dikreatifitaskan lebih interaktif lagi. Salah

[r]

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur yaitu penulis mempelajari teori-teori berhubungan dengan penelitian yang diangkat yaitu mengenai penerapan