• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Analisis Uji Coba Instrumen - PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI BATURRADEN - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "2. Analisis Uji Coba Instrumen - PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI BATURRADEN - repository perpustakaan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Metode Penentuan Obyek

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri Baturraden tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 5 kelas dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jumlah siswa kelas XI IPA

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI IPA 1 33

2 XI IPA 2 34

3 XI IPA 3 34

4 XI IPA 4 31

5 XI IPA 5 33

b. Sampel

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik cluster random sampling. Berdasarkan teknik

cluster random sampling, diperoleh dua kelas yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol.

2. Analisis Uji Coba Instrumen

(2)

matematis. Adapun analisis butir soal yang digunakan meliputi analisis validitas dan analisis reliabilitas soal.

a. Analisis Validitas Soal

Validitas soal dihitung menggunakan rumus pearson product moment dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 21. Suatu soal dikatakanvalid jika nilai nilai sig < 0,05.

Berdasarkan perhitungan validitas soal dengan bantuan software

IBM SPSS Statistics 21 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil perhitungan validitas butir soal Nomor

Soal Signifikansi α Keterangan 1. 0,000

0,05

Valid

2. 0,000 Valid

3. 0,000 Valid

4. 0,000 Valid

5. 0,000 Valid

Ket : Hasil perhitungan secara lengkap terdapat pada lampiran I. Dari tabel di atas, soal nomor 1,2,3,4 dan 5 adalah soal yang valid karena masing-masing soal tersebut telah memenuhi kriteria valid yaitu nilai sig < 0,05.

b. Analisis Reliabilitas Soal

Hasil analisis reliabilitas soal dapat diketahui dengan melihat nilai

Cronbach's Alpha. Hasil perhitungan reliabilitas soal dengan bantuan

software IBM SPSS Statistics 21 dijelaskan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.3 Hasil perhitungan reliabilitas soal

Cronbach's Alpha N of Items

(3)

Nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 0,716. Nilai Cronbach’s Alpha tersebut lebih besar dari 0,7 (0,716 > 0,7), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut reliabel. c. Kesimpulan Uji Coba Instrumen

Berdasarkan perhitungan uji validitas dan reliabilitas soal, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4 Kesimpulan uji coba instrumen Nomor

Soal Validitas Reliabilitas Keterangan 1 Valid Reliabel Digunakan 2 Valid Reliabel Digunakan 3 Valid Reliabel Digunakan 4 Valid Reliabel Digunakan 5 Valid Reliabel Digunakan Dari tabel di atas, terlihat bahwa soal yang dapat digunakan untuk pelaksanaan posttest adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, dan 5.

3. Deskripsi dan Analisis Data Posttest Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis

Tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diberikan kepada kedua kelas setelah menyelesaikan pokok bahasan mengenai turunan, di mana dalam proses pembelajarannya kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen menggunakan pembelajaran ATI, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

Berikut ini disajikan data hasil penelitian berupa data hasil posttest

(4)

a. Deskripsi Data Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa yang Mengikuti Pembelajaran ATI.

Berdasarkan hasil posttest kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.5 Deskripsi hasil perhitungan data posttest siswa yang mengikuti pembelajaran ATI.

Kelas N Maksimum Minimum Rata-rata

Eksperimen 34 82 50 69,0000

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 34 siswa kelas eksperimen diperoleh rata-rata sebesar 69,0000, dengan nilai tertinggi adalah 82 dan nilai terendahnya adalah 50.

Deskripsi hasil posttest kemampuan pemecahan masalah matematis siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan histogram sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi hasil posttest kelas eksperimen No Interval Kelas Frekuensi Persentase (%)

1 50-54 1 2,9%

2 55-59 4 11,8%

3 60-64 4 11,8%

4 65-69 10 29,4%

5 70-74 2 5,9%

6 75-79 7 20,6%

7 80-84 6 17,6%

(5)

Secara visual penyebaran data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran ATI dapat dilihat pada histogram berikut ini.

Gambar 4.1

Histogram distribusi frekuensi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti

pembelajaran ATI

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai di bawah rata- rata.

b. Deskripsi Data Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Konvensional.

Berdasarkan hasil posttest kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.7 Deskripsi hasil perhitungan data posttest siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Kelas N Maksimum Minimum Rata-rata

Kontrol 31 85 40 60,4194

0 2 4 6 8 10 12 F re k u en si Nilai

Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa yang Mengikuti Pembelajaran ATI

1 6 2 10 4 4 7

(6)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 31 siswa di kelas kontrol memperoleh rata-rata sebesar 60,4194 dengan nilai tertinggi untuk kelas kontrol adalah 85 dan nilai terendahnya adalah 40.

Deskripsi data hasil posttest kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan histogram sebagai berikut:

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi hasil posttest kelas kontrol No Interval Kelas Frekuensi Persentase (%)

1 40-44 3 9,7%

2 45-49 3 9,7%

3 50-54 4 12,9%

4 55-59 5 16,1%

5 60-64 3 9,7%

6 65-69 6 19,4%

7 70-74 1 3,2%

8 75-79 4 12,9%

9 80-84 1 3,2%

10 85-89 1 3,2%

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 31 siswa di kelas kontrol, terdapat 16 siswa yang nilainya di atas rata-rata dengan persentase sebesar 51,6% dan sebanyak 15 siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata dengan persentasi sebesar 48,4%.

Secara visual penyebaran data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dapat dilihat pada histogram di bawah ini.

Gambar 4.2

(7)

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai di bawah rata- rata.

c. Analisis Data Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 1) Uji Normalitas

Uji normalitas data posttest dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam melakukan uji normalitas, peneliti menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 21 dengan menggunakan uji

kolmogorov-smirnov.

Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan uji normalitas kelas eksperimen (XI IPA 3) dan kelas kontrol (XI IPA 4) diperoleh hasil sebagai berikut:

0 1 2 3 4 5 6 7 F re k u en si Nilai

Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Konvensional

3 4 3 6 4 1 3 5

1 1

(8)

Tabel 4.9

Normalitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas Kolmogorov-Smirnov

a

Statistic df Sig.

Nilai Eksperimen ,135 34 ,123

Kontrol ,098 31 ,200*

Ket : Hasil perhitungan secara lengkap terdapat pada lampiran J.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi untuk kelas eksperimen adalah 0,123 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 0,200. Kedua kelas tersebut memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka H0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Uji homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas yang terpilih sebagai sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama atau berbeda.

Dalam melakukan uji homogenitas, peneliti menggunakan bantuan

software IBM SPSS Statistics 21 menggunakan uji levene’s.

Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : 12 22 (Data homogen)

H1 : 12 22 (Data tidak homogen)

Keterangan: 2

1

:Varians kelompok yang mengikuti pembelajaran Aptitude Treatment Interaction.

2 2

(9)

Dari hasil perhitungan pada tabel 4.10 terlihat bahwa pada kolom

Levene's Test for Equality of Variances diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,085. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 (0,085 > 0,05 ). Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut berasal dari populasi yang homogen.

3) Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji statistik parametrik dengan uji-t satu pihak, yaitu uji-t pihak kanan. Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan bantuan software IBM SPSS

Statistics 21 dengan menggunakan uji independent-samples t test. Hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : 12 (Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

yang mengikuti pembelajaran ATI lebih randah atau sama dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional).

H1 : 12 (Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

(10)

Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Levene's

Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Differe nce Std. Error Differen ce 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Nilai

Equal variances assumed

3,061 ,085 3,311 63 ,002 8,581 2,591 3,402 13,759

Equal

variances not assumed

3,265 54,746 ,002 8,581 2,628 3,314 13,848

Ket : Hasil perhitungan secara lengkap terdapat pada lampiran J. Berdasarkan hasil uji prasyarat diketahui bahwa data normal dan homogen, maka untuk menentukan nilai signifikansi hasil uji t dapat dilihat pada baris pertama (equal variances assumed). Pada baris equal variances assumed, nilai sig. pada kolom t-test for Equality of Means

adalah 0,002. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji satu pihak, sehingga p–value (2-tailed) harus dibagi dua menjadi

0, 002

0, 001

2  . Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05 (0,001 < 0,05) maka H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran

(11)

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan pemecahan masalah matematis siswa terhadap 34 siswa yang mengikuti pembelajaran Aptitude Treatment Interaction diperoleh nilai tertinggi adalah 82 dan nilai terendahnya adalah 50 dengan nilai rata-rata capaian yang diperoleh adalah 69,0000. Selain itu, data posttest juga menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata ada 19 siswa dengan persentase 55,9%, sedangkan banyaknya siswa yang memperoleh nilai di atas rata- rata ada 15 siswa dengan persentase yang dihasilkan sebesar 44,1%. Hal ini dikarenakan, dalam pembelajaran ATI siswa diberikan kesempatan untuk terlibat aktif dalam mengkonstruksi pemahaman secara mandiri dan melakukan kegiatan pemecahan masalah di LKS melalui suatu penemuan-penemuan yang mampu mengoptimalkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

(12)

guru hanya menerangkan materi dari awal hingga akhir pelajaran, sehingga menyebabkan siswa hanya menghafal materi yang diberikan dan membuat siswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikan masalah matematika. Berikut ini disajikan histogram untuk menggambarkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen (XI IPA 3) dan siswa kelas kontrol (XI IPA 4).

Gambar 4.3

Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas XI IPA 3 Dan Kelas XI IPA 4

(13)

Hal ini didukung dengan aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran Aptitude Treatment Interaction. Pada saat menyampaikan materi pembelajaran, siswa mendengarkan, memperhatikan, dan siswa memiliki kesempatan untuk bertanya maupun menanggapi suatu permasalahan yang muncul pada saat guru menyampaikan materi Dengan adanya aktivitas tersebut, siswa akan lebih fokus dalam pembelajaran sehingga dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri secara lebih mendalam melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa saat menjumpai materi yang belum paham.

Selain aktivitas tersebut, aktivitas siswa yang lainnya adalah mengerjakan LKS yang dilakukan secara berkelompok. Pada saat mengerjakan LKS, siswa harus benar-benar berdiskusi dan bekerjasama dalam mengerjakannya karena LKS tersebut memberikan kesempatan pada siswa dalam melakukan penemuan-penemuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan LKS tersebut. Ketika siswa mampu mengerjakan LKS, maka secara tidak langsung mereka telah mendapatkan pengalaman dalam memecahkan suatu masalah.

(14)

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah siswa kelas XI IPA
Tabel 4.2 Hasil perhitungan validitas butir soal
Tabel 4.4 Kesimpulan uji coba instrumen
Tabel 4.5 Deskripsi hasil perhitungan data posttest siswa yang
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tuan et al.(2005) mengembangkan instrumen penilaian motivasi belajar pada pembelajaran sains berupa kuosioner dengan judul “students’ motivation towards science learning”

Selain itu daerah berhak mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan prakasa sendiri dan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan guru matematika kelas XI IPA 2 di MAN Kota Batu mengatakan bahwa dalam mengajar materi logaritma tidak mengalami

Bencana erosi tanah yang terjadi di desa Watuagung ada beberapa faktor mulai dari tingginya intensitas curah hujan dan lokasi yang sangat berpotensi erosi tanah atau

Dari hasil evaluasi yang dilakukan untuk menilai pengendalian yang diterapkan perusahaan dalam menghadapi resiko yang ada, diketahui bahwa terdapat menu ”Transactional Record

Sari nanas madu disaring kemudian dievaporasikan menggunakan Falling Film Evaporator (FFE) pada suhu uap pemanas 90°C dan tekanan vakum 20-25 inHg dengan laju alir

Hal ini mengindikasikan bahwa secara parsial, faktor pendidikan formal cukup berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah desa, namun secara simultan

Pengaruh Konsentrasi Pelarut (n-Heksana) terhadap Rendemen Hasil Ekstraksi Minyak Biji Alpukat untuk Pembuatan Krim Pelembab Kulit (Suratmin Utomo).. PENGARUH KONSENTRASI