• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DAN

MOTIVASI KERJA

Studi Kasus pada Perawat dan Bidan RSUD dr. Moewardi Surakarta

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh :

Wahyu Hari Murti

042214057

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

HALAMAN

 

PERSEMBAHAN

 

 

 

 

 

 

 

I dedicate this work for

those who have

participated in

accomplishing my thesis

especially M Y

BELOVED PARENTS

and SISTER

(5)

MOTTO

™

Mengamati dengan teliti adalah sikap yang lebih baik

daripada melakukan tanpa ada artinya.

™

Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya.

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA

Studi Kasus pada Perawat dan Bidan RSUD dr. Moewardi Surakarta

Wahyu Hari Murti

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan persepsi karyawan tentang

keadilan kompensasi dan motivasi kerja karyawan, dan hubungan persepsi tentang

keadilan kompensasi dan motivasi kerja.

Penelitian ini menyebarkan kuesioner kepada 144 responden perawat dan

bidan dengan menggunakan metode Cluster sampling . Untuk pengujian

instrumen, pengujian validitas yang digunakan adalah dengan menggunakan

koefisien korelasi

product moment

, sedangkan pengujian reabilitas yang

digunakan adalah koefisien

Alpha Cronbach

. Metode analisis data yang

digunakan adalah Analisis Korelasi Kendalls Tou dan uji signifikansi nilai Z.

(9)

ABSTRACT

Perception on Compensation Justice and Work Motivation

A Case Study on Nurses and Midwives in dr. Moewardi Surakarta Regional

Public Hospital

Wahyu Hari Murti

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2009

This observation aimed to analyze the employees perception on compensation

justice and employee work motivation, and the relationship between the

perception of compensation justice and work motivation.

Data were collected by distributing questionaire to 144 respondents of nurses and

midwives. Sample were drawn using Cluster sampling method. For the instrument

test, the validity was tested using

product moment correlation

. Meanwhile, the

reability was tesed by evaluating the items’ cronbach Alpha’s score. The method

of data analyses applied were the correlation analysis of Kendalls Tou and the test

of significance toward Z.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :

PERSEPSI

KEADILAN KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA, Studi Kasus pada

Perawat dan Bidan RSUD dr. Moewardi Surakarta

. Skripsi ini disusun dalam

rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Jurusan

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak akan

dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan moril dan materiil dari semua pihak

yang dengan tulus dan ikhlas untuk membantu. Untuk itu, pada kesempatan ini

izinkan penulis untuk mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1.

Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., Q.I.A., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi.

2.

Bapak V. Mardi Widyadmono, SE, MBA, selaku Kaprodi Manajemen.

3.

Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberi

saran-saran yang bermanfaat sehingga selesainya penulisan skripsi ini.

4.

Bapak Antonius Budisusila SE, M.Soc. Sc, selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan masukan, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

rangka penulisan skripsi ini.

5.

Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi yang telah membantu

(11)

6.

Bapak dan ibu tercinta serta adikku: Wahyu Rinayani yang telah banyak

memberikan semangat keteladanan, dorongan, dan doa yang tulus sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7.

Direktur RSUD dr. Moewardi Surakarta, dr. Mardiatmo, Sp.R, yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSUD dr.

Moewardi Surakarta.

8.

Seluruh Karyawan RSUD dr. Moewardi Surakarta, khususnya Sub bagian

Pendidikan dan Pelatihan, terimakasih atas bantuan kerjasamanya dan

membimbing selama penulis melakukan penelitian.

9.

Vinsensius Hartanto, terimakasih telah memberikan semangat, doa,

pengertian, kesabaran, kepercayaan, kasih sayang yang diberikan selama ini.

10.

Tante Nunuk, terimakasih yang selama ini juga memberikan bantuan kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.

Sahabatku Dwita terima kasih karena dengan segala perhatian dan bantuan

yang tak terhitung.

12.

Buat Niko dan Soni. Terimakasih yang selama ini sudah menemani penulis di

kampus ,perpustakaan, serta memberikan warna-warna baru bagi penulis

dengan anomali masing-masing yang terkadang sangat sulit dicerna dan

diterima oleh akal sehat manusia normal.

13.

Pak Agus, Mas Topan+Mbak Wahyu, Mas Bagus+Mbak Yulia, Mas Agus.

Terimakasih atas canda tawa, serta obrolan-obrolan lucu yang tiada hentinya

(12)
(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

... ii

HALAMAN PENGESAHAN

... iii

PERSEMBAHAN

... iv

MOTTO

... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

... vi

PERNYATAAN PUBLIKASI

... vii

ABSTRAK

...viii

ABSTRACT

... ix

KATA PENGANTAR

... x

DAFTAR ISI

...xiii

DAFTAR TABEL

...xvi

DAFTAR GAMBAR

...xviii

BAB I PENDAHULUAN

... 1

A.

Latar Belakang Masalah... 1

B.

Rumusan Masalah ... 3

C.

Batasan Masalah ... 5

D.

Tujuan Penelitian ... 5

E.

Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI

... 7

(14)

B.

Kompensasi ... 9

C.

Tujuan Kompensasi ... 12

D.

Upah dan/atau Gaji ... 13

E.

Keadilan Dalam Pemberian Kompensasi ... 15

F.

Pengertian dan Arti Penting Motivasi ... 19

G.

Teori-teori Motivasi ... 20

H.

Kompensasi dan Motivasi ... 27

I.

Hipotesis ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

... 29

A.

Jenis Penelitian ... 29

B.

Subyek dan Obyek Penelitian ... 29

C.

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

D.

Variabel Penelitian ... 30

E.

Teknik Pengambilan Data ... 32

F.

Populasi dan Sampel ... 33

G.

Pengujian Instrumen ... 35

H.

Metode Analisis Data... 37

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

...

39

A.

Sejarah Singkat Perusahaan ... 39

B.

Lokasi Perusahaan ... 40

C.

Visi, Misi, Tujuan, dan Fasafah RSUD dr. Moewardi

Surakarta ... 40

(15)

E.

Jenis Pelayanan ... 45

F.

Personalia ... 47

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

... 49

A.

Uji Validitas dan Reabilitas ……… 49

1.

Uji Validitas Angket ... 49

2.

Uji Reabilitas Angket ... 51

B.

Karakteristik Responden ... 51

C.

Analisis Data ... 54

1.

Statistik Deskriptif ... 54

a. Statistik Deskriptif Data Keadilan Kompensasi dan

Motivasi Kerja ... 54

b. Statistik Deskriptif Data Keadilan Kompensasi dan

Motivasi Kerja Berdasarkan Karakteristik

Responden ... 56

c. Statistik Deskriptif Data Kerakteristik Responden .. 65

2.

Uji Hipotesis ... ... 69

D.

Pembahasan………. 71

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

... 74

A.

Kesimpulan………. 75

B.

Saran……… 76

C.

Keterbatasan ... 77

DAFTAR PUSTAKA

... 78

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Data Pegawai RSUD dr. Moewardi Surakarta ……… 48

Tabel

V.1 Rangkumana Hasil Uji Validitas Angket Keadilan

Kompensasi... 48

Tabel V.2

Rangkumana Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Kerja ... 50

Tabel V.3

Rangkumana Hasil Uji Reabilitas Angket Keadilan

Kompensasi dan Motivasi Kerja... 51

Tabel V.4

Usia Responden ... 52

Tabel V.5

Pendidikan Responden ... 52

Tabel V.6

Pangkat/Golongan Responden ... 52

Tabel V.7

Status Perkawinan Responden ... 53

Tabel V.8

Status Pekerjaan Responden ... 53

Tabel V.9

Masa Kerja Responden ... 53

Tabel V.10 Statistik Deskriptif ... 54

Tabel V.11 Crosstabs Klasifikasi Keadilan Kompensasi dengan Usia .... 56

Tabel V.12 Crosstabs Klasifikasi Keadilan Kompensasi dengan

Pendidikan ... 57

Tabel V.13 Crosstabs Klasifikasi Keadilan Kompensasi dengan

Pangkat/Golongan ... 58

(17)

Tabel V.15 Crosstabs Klasifikasi Keadilan Kompensasi dengan Status

Pekerjaan ... 59

Tabel V.16 Crosstabs Klasifikasi Keadilan Kompensasi dengan Masa

Kerja ... 60

Tabel V.17 Crosstabs Klasifikasi Motivasi Kerja dengan Usia ... 61

Tabel V.18 Crosstabs Klasifikasi Motivasi Kerja dengan Pendidikan .... 62

Tabel V.19 Crosstabs Klasifikasi Motivasi Kerja dengan

6Pangkat/Golongan ... 63

Tabel V.20 Crosstabs Klasifikasi Motivasi Kerja dengan Status

Perkawinan ... 63

Tabel V.21 Crosstabs Klasifikasi Motivasi Kerja dengan Status

Pekerjaan ... 64

Tabel V.22 Crosstabs Klasifikasi Motivasi Kerja dengan Masa Kerja .... 65

Tabel V.23 Crosstabs Usia dengan Pendidikan ... 65

Tabel V.24 Crosstabs Usia dengan Pangkat/Golongan ... 66

Tabel V.25 Crosstabs Usia dengan Status Pekerjaan ... 66

Tabel V.26 Crosstabs Pendidikan dengan Pangkat/Golongan ... 67

Tabel V.27 Crosstabs Pendidikan dengan Status Pekerjaan ... 68

Tabel V.28 Crosstabs Pangkat/Golongan dengan Status Pekerjaan ... 68

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 STUKTUR ORGANISASI RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA ... 42

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kompensasi selalu mendapat perhatian dari setiap karyawan, karena kompensasi merupakan sumber pendapatan atau penghasilan bagi karyawan yang dapat menunjukkan hasil kerja mereka,dan merupakan salah satu faktor kepuasan kerja. Sedangkan faktor penting yang mempengaruhi kepuasan karyawan terhadap kompensasi yang diterima adalah keadilan yang dirasakan terhadap kompensasi yang diterimanya tersebut, karena mereka merasa sudah mengabdikan waktu, tenaga, pikiran, pengetahuan, dan ketrampilan mereka kepada perusahaan dimana mereka bekerja selain didorong keinginan untuk memuaskan berbagai kebutuhan hidupnya dengan mengharapkan berbagai jenis imbalan.

(20)

Hal ini bukan berarti bahwa kompensasi yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawannya harus sama banyak (secara nominal), melainkan harus sesuai dengan hak karyawan tersebut. Imbalan tersebut juga diukur bardasarkan tingkat kerja karyawan, yang diharapkan mendorong motivasi kerja karyawan karena imbalan tersebut sudah didistribusikan secara adil. Apabila karyawan merasa bahwa imbalan yang diterima tidak sebanding dengan pekerjaan yang telah dikerjakan, maka akan timbul rasa ketidakpuasan. Rasa ketidakpuasan inilah yang mengakibatkan menurunnya daya tarik terhadap pekerjaan tersebut, yang mengakibatkan menurunnya motivasi kerja karyawan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitas perusahaan.

Tujuan organisasi atau perusahaan dalam menarik dan mempertahankan karyawannya yaitu mencapai tujuan organisasi melalui prestasi kerja karyawan. Karena itu sistem kompensasi harus dibentuk untuk menghargai hasil kerja keryawan untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini akan sulit dilakukan karena tujuan mereka bukan semata-mata mendapatkan kompensasi saja, tetapi para karyawan ingin adanya keadilan dan keterbukaan dari metode dan implementasi dari sistem kompensasi tersebut.

(21)

Dengan adanya keadilan dalam pemberian kompensasi memberikan arti penting bagi karyawan, karena mereka merasa usahanya sudah dinilai oleh organisasi atau perusahaan. Dengan adanya keadilan maka memotivasi karyawan dalam bekerja, dampaknya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

Keberhasilan pengelolaan perusahaan sangat ditentukan berdasarkan pendayagunaan sumber daya manusianya. Oleh karena itu, seorang manajer dituntut memiliki pemahaman bahwa karyawan memiliki peluang untuk menggunakan seluruh potensi diri mereka yang dijalankan untuk mendapat keuntungan tertentu bagi diri mereka sendiri maupun perusahaan. Adanya rasa puas atau tidak puas yang dialami para karyawan dalam pemberian imbalan yang dilakukan perusahaan, akan berpengaruh terhadap keputusan-keputusan pekerjaan yang akan diambil selanjutnya dalam bekerja dalam perusahaan tersebut.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Persepsi Keadilan Kompensasi dan

Motivasi Kerja.

B. Rumusan Masalah

(22)

berpengaruh terhadap moral dan disiplin kerja. Oleh karena itu, setiap perusahaan atau organisasi mana pun seharusnya dapat

memberikan kompensasi yang seimbang. Karena itu, kompensasi harus diberikan secara adil.

Kompensasi yang adil tidak berarti bahwa semua karyawan mendapat imbalan yang sama rata. Akan tetapi, adil disini, mempunyai konotasi bahwa seorang karyawan mendapat kompensasi sebagai hasil jerih pekerjaannya sesuai dengan pengorbanan yang diberikan kepada perusahaan, dan setimpal dengan berat ringannya tanggungjawab yang disandangnya masing-masing. Oleh karena itu tidaklah salah apabila terdapat pendapat yang mengatakan bahwa keadilan merupakan faktor penting sistem kompensasi.

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat merumuskan permasalahan yaitu: 1. Bagaimana pola/bentuk persepsi karyawan tentang keadilan kompensasi? 2. Bagaimana pola/bentuk motivasi kerja karyawan?

(23)

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan lebih menjadi jelas, maka penulis hanya membatasi permasalahan sabagai berikut:

1. Kompensasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kompensasi fininsial langsung yang diterima karyawan. Dan kompensasi finansial hanya masalah gaji dan upah.

2. Pengaruh keadilan dan kelayakan dalam penerimaan kompensasi ternyata dapat mempengaruhi banyak faktor, antara lain: motivasi kerja, komitmen, kinerja, tingginya tingkat perputaran (turnover), serta loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi pada motivasi kerja karyawan.

D. Tujuan Penelitian

Kompensasi yang diberikan kepda seorang keryawan merupakan penghargaan atas pelaksanaan pekerjaan yang dilakukannya untuk kepentingan bisnis organisasi atau perusahaan yang mempekerjakannya.

Sistem kompensasi harus dirancang dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain : tingkat biaya hidup dalam memenuhi kebutuhan dasar serta bersifat adil dan layak.

Dengan demikian penelitian ini bertujuan:

(24)

2. Untuk menggambarkan tentang motivasi kerja karyawan berdasarkan karekteristiknya.

3. Untuk menjelaskan hubungan persepsi tentang keadilan kompensasi dan motivasi kerja.

E. Manfaat Penelitian

Secara lebih terperinci penulis dapat menguraikan manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Penulis dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan dan belajar sebagai praktisi dengan menganalisa suatu masalah kemudian berusaha mengambil keputusan dalam memecahakan masalah.

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan perusahaan, khususnya dalam bidang personalia yang berkaitan dengan pemberian kompensasi yang adil dan layak bagi para karyawan.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian

1. Pengertian Manajemen

Salah satu sarana yang dibutuhkan organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah manajemen. Dalam manajeman, organisasi atau perusahaan dapat merencanakan apa yang akan dilakukannya sekaligus melakukan pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha anggota organisasi atau perusahaan tersebut.

Manajemen adalah proses pendayagunaan bahan baku dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan. (Henry Simamora, 1993: 3)

Sedangkan menurut James Stoner (dalam T. Hani Handoko, 1997: 8), Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

(26)

2. Pengertian Sumber Daya Manusia

Bagian dari ilmu manajemen adalah manajemen sumbar daya manusia atau yang biasa disebut manajemen personalia. Perusahaan membuat dan menyusun departemen sumber daya manusia untuk menangani kegiatan kepegawaian, seperti: rekrutmen, seleksi, pemberian kompensasi, dan pelatihan keryawan.

Menurut Henry Simamora (1993: 3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pembayaran balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok kerja.

Menurut T. Hani Handoko (2000: 4), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan individu maupun organisasi.

Sedangkan menurut Michael J. Jucius (dalam J. Sudarsono, 1996: 136), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah sebagai bagian dari manajemen yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap fungsi mencari, mendapatkan, mengembangkan, memelihara dan menggunakan suatu angkatan kerja dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan lancar.

(27)

a. Mencari dan mendapatkan sumber daya manusia (pegawai) b. Mengembangkan sumbar daya manusia

c. Memelihara sumber daya manusia d. Menggunakan sumber daya manusia

B. Kompensasi

Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh, memelihara dan memotivasi karyawan adalah dengan adanya pemberian kompensasi yang layak dan adil. Kompensasi bagi organisasi atau perusahaan berarti penghargaan atau ganjaran pada para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya, yaitu melalui kegiatan yang disebut bekerja.

Karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan bukan semata-mata melakukan aktivitas kosong saja atau mengisi waktu luang mereka dengan aktivitas bekerja. Alasan mendasar yang mendorong mereka bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka, dengan mengharapkan imbalan sebagai balas jasa atas hasil kerja mereka yang diwujudkan dalam bentuk pemberian kompensasi.

(28)

Menurut Henry Simamora (1997: 540) kompensasi adalah meliputi kembalian-kembalian finansial dan jasa-jasa terwujud dan tunjangan-tunjangan yang diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian.

Bentuk-bentuk kompensasi menurut Henry Simamora (1999) yaitu: 1. Kompensasi finansial (financial compensation)

a. Kompensasi finansial langsung (direct financial compensation) terdiri dari gaji, upah, bonus, komisi, insentif.

b. Kompensasi finansial tidak langsung (indirect financial compensation) terdiri dari tunjangan pensiun, asuransi kesehatan, kesejahteraan sosial, beasiswa. Atau ketidakhadiran yang dibayar seperti libur hari besar, izin sakit, cuti hamil.

2. Kompensasi non finansial (non financial compensation) terdiri dari kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaannya, atau dari lingkungan psikologis dan atau fisik dimana orang tersebut bekerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi adalah: a. Kebenaran dan keadilan

(29)

b. Dana organisasi

Kemampuan organisasi untuk dapat melaksanakan kompensasi (finansial maupun nonfinansial) tegantung pada prestasi kerja karyawan.

c. Serikat karyawan

Merupakan simbol kekuatan dari karyawan dalam menuntut perbaikan nasib dan perlu mendapat perhatian dari pihak manajemen maupun pimpinan perusahaan.

d. Biaya hidup

Perusahaan berusaha melakukan penyesuaian terhadap kompensasi agar kesejahteraan karyawan dapat tercapai.

e. Produktivitas kerja

Produktivitas merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, sedangkan prestasi kerja sebagai penentu dalam penetapan kompensasi.

f. Pemerintah

(30)

C. Tujuan Kompensasi

Kompensasi mempunyai beberapa tujuan utama (Gouzali Saydam, 2005: 240) yaitu:

1. Untuk menjamin sumber nafkah karyawan beserta keluarga 2. Meningkatkan prestasi kerja karyawan

3. Menigkatkan harga diri karyawan

4. Mempererat hubungan kerja antara karyawan dan perusahaaan 5. Mencegah karyawan meninggalkan perusahaan

6. Meningkatkan disiplin kerja

7. Perusahaan dapat mengefisienkan tenaga karyawan yang potensial 8. Perusahaan dapat bersaing dengan tenaga kerja di pasaran

9. Mempermudah perusahaan mencapai tujuan perusahaan 10.Melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku 11.Perusahaan dapat memanfaatkan teknologi maju

Masalah kompensasi mungkin merupakan fungsi manajemen personalia yang paling sulit dan membingungkan. Tidak hanya pemberian kompensasi merupakan salah satu tugas yang paling kompleks, tetapi juga salah satu aspek yang paling berarti bagi karyawan dan organisasi.

(31)

sekaligus sebagai gambaran dalam status sosial bagi karyawan yang mana tingkat penghasilan ini akan berpengaruh dalam menentukan standar kehidupan. Tingkat besarnya kompensasi karyawan berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat jabatan, dan masa kerja karyawan serta penilaian prestasi.

Program-program kompensasi juga penting bagi perusahaan, karena mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusianya. Disamping itu kompensasi (dalam bentuk pengupahan dan balas jasa lainnya) sering merupakan komponen-komponen biaya yang paling besar dan penting.

Jadi, jika suatu perusahaan berencana untuk mencapai tujuan-tujan diatas tersebut, para pekerja umumnya perlu terpuaskan dengan upah mereka. Ini berarti tingkat upah harus sangat kompetitif, dimana para pekerja memandang upah yang diterima cukup adil.

D. Upah dan/atau Gaji

Besarnya upah dan/atau gaji yang diberikan oleh perusahaan merupakan salah satu dasar pertimbangan bagi karyawan untuk tetap bekerja pada perusahaan atau keluar dari perusahaan

Upah dan/atau gaji adalah suatu bentuk pemberian kompensasi yang bersifat “finansial” dan merupakan yang utama dari bentuk-bentuk kompensasi yang ada bagi karyawan.

(32)

a. Gaji adalah salah satu jenis balas jasa yang diberikan kepada seorang karyawan secara periodik (biasanya sebulan sekali). Karyawan yang menerima gaji demikian biasanya sudah menjadi karyawan atau pegawai tetap yang telah lulus dari masa percobaan.

b. Upah adalah sejenis balas jasa yang diberikan kepada perusahaaan kepada para pekerja harian (pekerja tidak tetap) yang besarnya telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak. Upah ini juga dibayarkan setelah pekerjaan selesai dan diterima hasilnya dengan baik oleh pemberi kerja. Jadi dengan demikian beda upah dengan gaji adalah walaupaun upah dan gaji sama-sama bentuk kompensasi yang diterima oleh karyawan atau pegawai, tetapi dilihat dari cara penentuan pemberiannya berbeda. Istilah upah yang dalam bahasa inggris disebut “wage”, biasanya ditujukan untuk kompensasi yang diberikan kepada pekerja yang bekerja berdasarkan satuan waktu (jam, hari, mingguan) dan berdasarkan satuan volume/produksi (potong, buah, pasang, lusin, kodi). Sedangkan istilah gaji dalam bahasa inggris disebut “salary”, biasa diperuntukkan buat kompensasi yang diterima para karyawan atau pegawai kantor, para supervisor atau manajer yang dibayar sebulan sekali.

Beberapa cara perhitungan atau pertimbangan dasar penyusunan upah atau gaji antara lain sebagai berikut:

a. Upah menurut prestasi kerja

(33)

b. Upah menurut lama bekerja

Besarnya upah ditentukan atas dasar lamanya karyawan menyelesaikan suatu pekerjaan. Perhitungan lama kerja misalnya: perjam, perhari, perminggu, perbulan.

c. Upah menurut senioritas

Cara pengupahan ini didasarkan pada masa kerja atau senioritas (kewerdaan) karyawan yang bersangkutan. Dasar pemikirannya adalah karyawan senior, yang menunjukkan adanya kesetiaan yang tinggi pada perusahaan, dangan demikian karyawan tersebut semakin mantap untuk tetap bekerja pada perusahaan tersebut.

d. Upah menurut kebutuhan

Dalam hal ini, cara pengupahan didasarkan pada kelayakan upah menurut kebutuhan minimum karyawan. Kebutuhan minimum karyawan yang dimaksud adalah semua kebutuhan pokok karyawan.

E. Keadilan Dalam Pemberian Kompensasi

(34)

kontribusinya adalah kurang menguntungkan dibanding rasio yang berlaku untuk karyawa-karyawan lainnya.

Jadi keadilan (equity) adalah keseimbangan antara masukan-masukan yang dibawa masuk oleh individu kedalam sebuah pekerjaan dengan hasil yang diperolehnya dari pekerjaan tersebut. (Henry Simamora, 1998: 551).

Keadilan yang hendak dicapai melalui program kompensasi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, antara lain:

1. Keadilan Individual

Keadilan individu berarti bahwa individu-individu merasa mereka diperlakukan secara wajar dibandingkan dengan rekan sekerja mereka. Jadi, dengan kata lain, keadilan individual merupakan perasaan yang dirasakan oleh seorang karyawan dimana dia merasa bahwa input yang dimilikinya telah dihargai sesuai dengan semestinya. Jadi berdasarkan teori keadilan, seorang karyawan akan menentukan keadilan dari kompensasi yang diterimanya. Dengan input ini sifatnya relatif untuk setiap karyawan.

2. Keadilan Internal

(35)

pekerjaan-pekerjaan yang berbeda di dalam sebuah organisasi (Henry Simamora, 1998: 551)

Apabila karyawan merasakan ketidakadilan internal dalam gaji yang diterimanya, maka karyawan tersebut akan mengalami penurunan motivasi kerjanya. Suatu perusahaan akan melakukan penilaian pekerjaan untuk dapat menyusun kebijakan dalam menetapkan program dan besarnya kompensasi yang akan diberikan kepada karyawannya. Proses terpenting dalam menentukan nilai suatu pekerjaan terhadap pekerjaan lain adalah dengan evaluasi pekerjaan (job evaluation), untuk mengevaluasi pekerjaan diperlukan data-data perusahaan mengenai nilai dan perbedaan gaji diantara masing-masing pekerjaan.

Selain untuk mewujudkan keadilan internal, perusahaan harus mematuhi undang-undang atau peraturan mengenai penggajian (pengupahan) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

3. Keadilan Eksternal

Keadilan eksternal diartikan sebagai tarif-tarif upah (wage rates) yang pantas dengan gaji yang berlaku bagi pekerjaan-pekerjaan yang serupa di pasar tenaga kerja eksternal. (Henry Simamora, 1998: 550).

(36)

pesaing, baru kemudian perusahaan dapat mengambil keputusan untuk menghasilkan suatu program kompensasi.

Secara terperinci, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kompensasi eksternal menurut Henry Simamora (1998: 550), yaitu:

a. Faktor pasar tenaga kerja, seperti sifat permintaan dan suplai tenaga kerja

b. Faktor-faktor pasar dari produk, seperti tingkat kompetisi, tingkat permintaan produk, karaktaristik industri, dan lain sebagainya.

c. Harga modal (the price of capital) dan tingkat terhadap mana harga modal tersebut dapat disubstitusikan untuk tenaga kerja dalam proses yang produktif.

(37)

F. Pengertian dan Arti Penting Motivasi

Suatu perusahaan menggunakan kompensasi untuk memotivasi para karyawan. Perusahaan memberikan gaji pokok/reguler kepada karyawan-karyawan yang masuk kerja setiap hari dan mampu menyelesaikan pekerjaan yang disyaratkan.

Karyawan dalam melaksanakan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh dorongan atau motivasi yang muncul dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya, dan akhirnya motivasi atau dorongan ini akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kerja karyawan.

Motivasi pada dasarnya adalah proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Dengan kata lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan “dorongan” (driving force) di sini dimaksudkan: desakan yang dialami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup, dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup. (Susilo Martoyo, 2000: 163)

Sedangkan menurut The Liang Gie cs (Susilo Martoyo, 2000: 165) memberikan perumusan motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini adalah karyawannya, untuk mengambil tindakan-tindakan. Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan orang-orang atau karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang-orang tersebut.

(38)

dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan pencapaian keseimbangan.

G. Teori-teori Motivasi

Teori-teori motivasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok (T. Hani Handoko, 2003: 255), yaitu:

1. Teori-teori isi (Content Theories)

Teori isi menekankan pentingnya pengertian akan pentingnya pengertian akan faktor-faktor internal individu (kebutuhan atau motif) yang menyebabkan mereka memilih kegiatan, cara, dan perilaku tertentu untuk memuaskan kebutuhan yang dirasakan.

Teori-teori yang terkenal dari teori isi antara lain adalah: a. Teori Hirarki Kebutuhan dari Masslow

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow berintikan pendapat yang mengatakan bahwa kebutuhan pokok manusia dapat diklasifikasikan menjadi lima hirarki kebutuhan, yaitu:

1) Kebutuhan Fisiologis

Perwujudan paling nyata dari kebutuhan fisiologis ialah kebutuhan-kebutuhan pokok manusia, seperti sandang, pangan, papan.

2) Kebutuhan Keamanan

(39)

dari ancaman orang lain, ancaman alam, atau ancaman bahwa suatu saat tidak dapat bekerja karena faktor usia atau faktor lainnya. 3) Kebutuhan Sosial

Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan seseorang untuk menjadi bagian atau anggota dari kelompok tertentu, keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, dan keinginan untuk menbantu orang lain.

4) Kebutuhan “Esteem

Setiap manusia mempunyai harga diri, karena itu semua orang memerlukan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan untuk mengembangkan diri, meningkatkan kemandirian, dan kebebasan. 5) Kebutuhan untuk Aktualisasi Diri

(40)

b. Teori “X” dan “Y” dari Dauglas Mc Gregor

Inti dari teori Mc Gregor adalah klasifikasi tentang manusia, yaitu: 1) Teori “X”

Pada dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung berperilaku negatif. Teori “X” memberikan dalil bahwa (A. Usmara, 2006: 31): a) Manusia merupakan mahluk keras kepala, suka melawan, yang

harus dimotivasi untuk bekerja.

b) Kebanyakan orang tidak suka bekerja dan menghindarinya jika mungkin

c) Kebanyakan orang perlu dipaksa, dikontrol, atau diancam dengan hukuman agar mereka mau bekerja.

d) Kebanyakan orang ingin diberitahu apa yang harus dikerjakan. Mereka ingin menghindari tanggung jawab.

2) Teori “Y”

Pada dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung berperilaku positif. Teori “Y” berasumsi bahwa (A. Usmara, 2006: 32):

a) Individu ingin mengaktualisasikan dirinya sendiri dan ingin berpartisipasi dalam keselarasan dengan lingkungan mereka. b) Kebanyakan orang akan bekerja untuk mencapai sasaran yang

telah menjadi komitmennya, khususnya jika ganjaran/upah ditentukan oleh pencapaian tujuan-tujuan itu.

(41)

d) Kebanyakan organisasi hanya membuka kesempatan bagi sebagian kecerdasan dan talanta karyawan.

c. Teori Motivasi Pemeliharaan dari Frederick Herzberg

Herzberg mengklasifikasikan dua kelompok faktor-faktor yang mempengaruhi kerja seseorang (Marihot Tua Efendi Hariandja, 2005: 333):

1) Ketika berhubungan dengan pekerjaan (job content), seseorang dapat merasakan: kepuasan kerja atau tidak ada kepuasan kerja (job satisfaction atau no job satisfaction).

2) Ketika berhubungan dengan lingkungan kerja, gaji, dan supervisi (job context), seseorang dapat merasakan: ketidakpuasan kerja atau tidak ada ketidakpuasan kerja (job dissatisfaction atau no job dissatisfaction).

(42)

d. Teori “tiga kebutuhan” dari David Mc Clelland

Mc Clelland mengatakan bahwa ada tiga kebutuhan manusia (Marihot Tua Efendi Hariandja, 2005: 329):

1) Kebutuhan berprestasi (need for achievement)

Yaitu keinginan untuk melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya.

2) Kebutuhan untuk berkuasa (need for power)

Kebutuhan untuk lebih kuat, lebih berpengaruh terhadap orang lain.

3) Kebutuhan afiliasi (need for afiliation)

Yaitu kebutuhan untuk disukai, mengembangkan, atau memelihara persahabatan dengan orang lain.

2. Teori-teori proses (Process Theories)

Dalam teori proses, motivasi timbul karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai, bukan karena dorongan oleh kebutuhan.

Yang termasuk dalam teori proses adalah: a. Teori Pengharapan (Expectancy Theory)

(43)

Teori pengharapan dikembangkan oleh Victor Vroom (1964) yang menjelaskan bahwa seseorang akan termotivasi untuk berkinerja berdasarkan (A. Usmara, 2006: 49):

1) Pengharapan bahwa suatu kinerja tertentu akan menghasilkan sesuatu yang diinginkan oleh orang tersebut.

2) Pengharapan bahwa usaha yang dikerahkan akan menghasilkan kinerja yang diinginkan atau akan membuat perilaku yang diinginkan muncul.

3) Pengharapan bahwa perilaku yang diinginkan seseorang pasti mengarah ke berbagai hasil.

b. Teori Pembentukan Perilaku

B.F. Skinner mengemukakan pendekatan lain terhadap motivasi yang mempengaruhi dan mengubah perilaku kerja yaitu teori pembentukan perilaku (operant conditioning). Pendekatan ini didasarkan terutama atas hukum pengaruh (low of effect), yang menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang diikuti kosekuensi-konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang.

(44)

menyenangkan individu akan cenderung merubah perilakunya untuk menghindarkan dari konsekuensi tersebut.

c. Teori Porter-Lawler

Adalah teori pengharapan dari motivasi dengan versi orientasi masa mendatang, dan juga menekankan antisipasi tanggapan-tanggapan atau hasil-hasil.

d. Teori Keadilan

Teori keadilan menyatakan bahwa manusia ingin mempertahankan keseimbangan dan teori ini membantu kita untuk memahami bagaimana para karyawan menentukan apakah mereka diperlakukan secara adil (A. Usmara, 2006:101).

Bagi manajer, teori keadilan memberikan implikasi bahwa penghargaan sebagai motivasi kerja harus diberikan sesuai yang dirasa adil oleh individu-individu yang bersangkutan.

3. Teori-teori petunjuk (Prescriptive Theories)

(45)

H. Kompensasi dan Motivasi

(46)

harus dikerjakan. Karena kebanyakan orang tidak suka bekerja dan menghindari tanggung jawab. Sedangkan pada teori “Y” dikatakan, bahwa kebanyakan orang bekerja karena sudah mempunyai komitmen untuk mencapai tujuannya dalam bekerja yang sudah menjadi tanggungjawabnya. Selain itu individu juga ingin mengaktualisasikan dirinya dan ingin berpartisipasi dalam keselarasan dengan lingkungannya.

Ada yang berpendapat bahwa mereka termotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan karena mengharapkan suatu imbalan dari hasil kerja mereka. Dengan demikian bentuk kompensasi yang berbeda akan berguna bagi individu dengan kebutuhan yang berbeda.

I. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya sementara. Karyawan memiliki persepsi tersendiri mengenai keadilan dalam menerima kompensasi. Persepsi tersebut nantinya akan berpengaruh tehadap motivasi kerja karyawan. Apabila persepsi karyawan baik, maka akan menimbulkan motivasi kerja yang tinggi; dan apabila persepsi karyawan buruk, maka akan menimbulkan motivasi kerja yang rendah.

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Menurut persepsi karyawan, kompensasi yang diterima sudah adil.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi penelitian pada suatu obyek tertentu.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian

Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah perawat dan bidan pada RSUD dr. Muwardi Surakarta.

2. Obyek penelitian

Obyek penelitiannya adalah mengenai keadilan dalam pemberian kompensasi dan motivasi kerja.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

(48)

D. Varibel Penelitian

1. Variabel bebas

Persepsi karyawan tentang keadilan dalam penerimaan kompensasi adalah proses yang terjadi pada karyawan dalam menafsirkan dan menilai besarnya kompensasi yang diterima sesuai dengan besarnya pengorbanan yang diberikan bagi perusahaan.

Aspek-aspek yang diteliti adalah:

a. Persepsi keadilan internal: persepsi karyawan apakah gaji dan upah yang sudah diterima sudah sepadan dengan usaha atau masukan yang diberikan kepada perusahaan.

b. Persepsi keadilan individual: persepsi karyawan apakah gaji dan upah yang diterima sudah sesuai dengan gaji dan upah karyawan lain dalam suatu perusahaan.

c. Persepsi keadilan eksternal: persepsi karyawan apakah gaji dan upah yang diterima sudah sesuai dengan gaji dan upah karyawan lain diperusahaan yang berbeda atau di pasar tenaga kerja.

d. Persepsi karyawan apakah gaji dan upah yang diterima sudah sesuai atau sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum (KHM).

(49)

2. Variabel terikat

Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah motivasi. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka variabel yang akan diteliti adalah:

a. Pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain sebagai motivasi.

b. Berapa besar kontribusi yang diberikan untuk kepentingan perusahaan, sehingga memungkinkan yang bersangkutan memuaskan berbagai jenis kebutuhannya.

c. Apakah dalam bekerja seseorang harus dimotivasi untuk mengaktualisasikan dirinya dan partisipasinya dalam keselarasan di lingkungan kerjanya.

d. Bagaimana komitmen karyawan dalam mencapai tujuannya bekerja.

e. Tanggungjawab individu dalam bekerja. Apakah perlu dipaksa, dikontrol, atau di ancam terlebih dahulu agar mau bekerja.

(50)

E. Teknik Pengambilan Data

Untuk memperoleh data , penulis membagi cara pengambilan data, yaitu: 1. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh suatu individu, kelompok, atau instansi langsung dari sumbernya. Data primer terdiri atas:

a. Angket / Kuesioner

Adalah daftar pernyataan atau pertanyaan tertulis yang disediakan oleh peneliti untuk diisi oleh responden dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari responden. Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dan perawat pada RSUD dr. Muwardi, Surakarta.

b. Obsevasi

Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis atas gejala-gejala yang sedang diteliti.

c. Wawancara

(51)

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan biasanya telah diolah oleh pihak lain. Data sekunder yang dimaksud adalah dokumentasi perusahaan dengan data-data yang telah ada.

F. Populasi dan Sampel

Menurut Nugroho Budiyuwono (1998: 115), populasi atau universe diberi definisi sebagai keseluruhan obyek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah keseluruhan perawat dan bidan pada RSUD dr. Muwardi, Surakarta, yang berjumlah 670 orang.

Tabel III.1

DATA PEGAWAI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

TMT. 01 SEPTEMBER 2008

NO

URAIAN JABATAN

JUMALAH PEGAWAI

JUMLAH PNS KONTRAK CPNS

1.

Pejabat Struktural

38

38

2.

Dokter & Dokter gigi

64 4 1

69

3.

Perawat & Bidan

455 135 80

670

(52)

5.

Asisten Apoteker

43 1 3

47

6.

Rekam Medis

4 3 0 7

7.

Radiologo

16 5 1 22

8.

Laboratorium

27 15 3 45

9.

Nutrisionis

15 1 0 16

10.

Sanitarian

11 1

12

11.

Apoteker

10 10

12.

Fisioterapi

25 25

13.

Teknisi elektro

3 3

JUMLAH

1010

414

91

1515

Sedangkan sampel diberi definisi sebagai sebagian populasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian sampel karena penulis menggunakan sampel sebagai obyek penelitian. Teknik sampel yang digunakan adalah

Cluster Sampling. Cluster sampling adalah sebuah unit sampling yang di

(53)

jumlah sampel yang dapat diambil dari 670 orang dengan tigkat kesalahan 5% dari 10% populasi adalah 144 orang.

G. Pengujian Instrumen

Dalam proses pengumpulan data peneliti seringkali membutuhkan biaya, waktu dan tenaga yang besar. Namun bilamana alat pengukur yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian tersebut tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi, maka data penelitian tersebut tidak akan berguna. Dan bila data yang dipakai untuk menguji hipotesa adalah data yang tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep yang diukur, maka pengujian hipotesa penelitian tersebut tidak akan mengenai sasarannya.

1. Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Tujuan pengujian validitas kuesioner ini adalah untuk mengetahui seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurannya. Pengujian validitas yang digunakan adalah dengan menggunakan koefisien korelasi product moment:

(

)(

)

(

)

(

)

{

2 2

}

{

(

2

)

(

)

2

}

XY Y Y N X X N Y X XY N r

− − − =
(54)

Y = nilai dari semua item. N = jumlah sampel.

Dari signifikan (α) 5%, maka jika hasil r hitung positif atau lebih besar (>) dari r tabel, maka kuesioner dikatakan valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Atau dengan kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam gejala yang sama.

Pengujian reabilitas yang digunakan adalah koefisien Alpha Cronbach:

⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎣ ⎡

− − =

t X tt

V V 1 1 M

M r

Keterangan: r = koefisien reabilitas tt M = jumlah butir

X

V = variansi butir-butir

t

(55)

H. Metode Analisis Data

Berdasarkan rumusan maslah diatas maka analisis data yang digunakan untuk menganalisa adalah sebagai berikut:

1. Analisis menggunakan Skala Ordinal

a. Daftar pertanyaan kelompok 1 untuk mengetahui keadilan dalam menerima kompensasi.

Adapun kriteria penilaiannya adalah:

Sangat Adil diberi skor 5 Adil diberi skor 4 Netral diberi skor 3 Tidak Adil diberi skor 2 Sangat Tidak Adil diberi skor 1

b. Daftar pertanyaan 3 untuk mengetahui motivasi kerja karyawan. Adapun kriteria penilaiannya adalah:

(56)

2. Analisis korelasi

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sugiyno, 2001: 293 )

2 1) -N(N

L -H

∑ ∑

= τ

Keterangan:

τ

= Koefisien korelasi H = Jumlah rangking atas L = Jumlah rangking bawah N = Jumlah anggota sampel

3. Uji signifikansi nilai z

Untuk menguji signifikansi koefisen korelasi antara variabel bebas dengan veriabel terikat.

1) -9N(N

5) 2(2N z

+

= τ

Keterangan:

z = uji signifikansi koefisie korelasi N = Jumlah anggota sampel

(57)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tahun 1945-1948 Rumah Sakit Tentara Surakarta diserahkan Palang Merah Indonesia Daearah Surakarta. Kemudian, Palang Merah Indonesia Daerah Surakarta menyerahkan kembali kepada Perhimpunan Bale Kusolo. Disamping Rumah Sakit Bale Kusolo di Surakarta masih terdapat dua Rumah Sakit Partikelir yaitu Rumah Sakit Surakarta dan Rumah Sakit Kadipolo. Mulai tanggal 1 Januari 1950 Rumah Sakit Bale Kusolo diambil alih dan dikelola oleh pemerintah RI dan menetapkan nama Rumah Sakit Bale Kusolo diganti dengan nama Rumah Sakit “Pusat” Surakarta. Mulai saat itu di kota Surakarta terdapat tiga Rumah Sakit yaitu: Rumah Sakit “Pusat” Surakarta (Mangkubumen),Rumah Sakit “Kadipolo” (Kadipolo).

(58)

B. Lokasi Perusahaan

Pada mulanya lokasi RSUD Dr. Moewardi berada pada tiga tempat, yaitu: Kadipolo, Mangkubumen, dan Jebres. Namun oleh Pemerintah Propinsi Dati I Jawa Tengah, wilayah Surakarta dtetapkan sebagai wilayah pengembangan Jawa Tengah. Sehingga RSUD Dr. Moewardi yang merupakan satu-satunya Rumah Sakit Pemerintah terbesar di wilayah tersebut harus menyesuaikan dan mampu sebagai pusat rujukan wilayah Surakarta dan sekitarnya. Atas pertimbangan tersebut pada lokasi Jebres kemudian di bangun bangunan fisik baru yang memenuhi standar RS B2 sekaligus RS Pendidikan.

Baru pada tanggal 28 Februari 1997 RSUD Dr. Moewardi yang berlokasi di Jebres, yang beralamatkan Jln. Kolonel Sutarto no. 132 diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto, dan sejak itulah seluruh kegiatan rumah sakit menjadi satu lokasi.

C. Visi, Misi, Tujuan, dan Falsafah RSUD dr. Moewardi Surakarta

Visi: Menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat Jawa Tengah tahun 2010.

Misi: - Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu prima dan memuaskan.

(59)

-Memberikan kontribusi nyata untuk pendidikan dan penelitian kesehatan yang terintegrasi dengan pelayanan, dalam rangka peningkatan mutu SDM dan iptek kesehatan

Tujuan: - Kemandirian finansial Rumah Sakit -Kepuasan Pelanggan

-Proses pelayanan yang prima

-SDM berkomitmen tinggi dan kompeten

Falsafah: RSUD Dr. Moewardi adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan dengan mutu yang setinggi-tingginya dan melaksanakan fungsi pendidikan kesehatan di Rumah Sakit dengan sebaik-baiknya yang dibagikan bagi kepentingan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

D. Struktur Organisasi

Untuk memudahkan dalam pelaksanan tugas dan tanggung jawab dari mesing-masing bagian yang ada dalam perusahaan, maka perlu ditetapkan suatu struktur organisasi agar tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dapat terlihat secara jelas. Dengan demikian dari sruktur organisasi dapat diketahui hubungan antar bagian-bagian (departemen) dalam perusahaan dengan kedudukan dan wewenang dari masing-masing bagian tersebut.

(60)

karyawan, dengan memahami struktur organisasi maka memudahkan mereka dalam melaksanakan apa yang menjadi tugas, tanggung jawab dan wewenang mareka dalam perusahaan.

Gambar IV. 1

SRUKTUR ORGANISASI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Keterangan: a. Direktur

b. Wadir Pelayanan c. Wadir Keuangan d. Wadir Umum

a c b  r k  h 

e  n q t w aa ee  ii 

(61)

e. Bidang Pelayanan Medis

f. Seksi Sumber Daya YAN. Medis g. Seksi Mutu YAN. Medis

h. Bidang Pelayanan Keperawatan

i. Seksi Sumber Daya YAN. Keperawatan j. Seksi Mutu YAN. Keperawatan

k. Bidang Pelayanan Penunjang

l. Seksi Sumber Daya YAN. Penunjang m. Seksi Mutu YAN. Penunjang

n. Bidang Anggaran dan Perbendaharaan o. Seksi Penyusun dan Evaluasi Anggaran

p. Seksi Perbendaharaan dan Penatausahaan Pengeluaran q. Bidang Akuntansi dan Verifikasi

r. Seksi Akuntansi Keuangan dan Manajemen s. Seksi Verifikasi

t. Bidang Pengelolaan Pendapatan u. Seksi Pengembangan Pendapatan v. Seksi Penatausahaan Pendapatan w. Bagian Perencanaan

(62)

bb.Sub Bagian Tata Usaha cc. Sub Bagian Rumah Tangga dd.Sub BAgian Hukum dan Humas ee. Bagian Organisasi dan Kepegawaian

ff. Sub Bagian Organisasi dan Administrasi Kepegawaian gg.Sub Bagian Mutasi Pegawai

hh.Sub Bagian Pengembangan Pegawai ii. Bagian Diklit

jj. Sub Bagian Pendidikan dan Pelatihan kk.Sub Bagian Penelitian dan Perpustakaan ll. Sub Bagian Kerjasama Pendidikan

Dalam melaksanakan kegiatan suatu perusahaan harus ada kerja sama dari semua unit-unit kerja yang ada pada perusahaan tersebut sehingga pekerjaan itu dapat berjalan dengan baik. Hubungan kerja antar pimpinan dan karyawan di perusahaan harus jelas, agar dapat mengetahui atau mengerti apa yang harus di pertanggungjawabkan serta batas-batas tugas yang ada.

(63)

Pada penelitian ini penulis meneliti pada perawat RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Dimana dalam bagan struktur organisasi diatas tidak ditampilkan. Namun pada dasarnya perawat tersebut dibawahi seorang kepala unit ruang instalasi, dan kepala unit instalasi dibawahi kapala instalasi, kepala-kapala instalasi diberi wewenang dari bidang pelayanan peperawatan, seksi sumber daya keperawatan, seksi mutu keperawatan untuk menginstruksikan tugas, mengatur tugas dan memberi informasi dari atasan

.

E. Jenis Pelayanan

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan perjalanan waktu. Usaha RSUD Dr. Moewardi dituntut pelayanan yang terbaik. Maka RSUD Dr. Moewardi semakin berbenah diri diberbagai bidang dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan memberikan yang terbaik kepada semua pihak yang membutuhkan sejalan dengan hal tersebut, RSUD Dr. moewardi melengkapi diri dengan fasilitas:

- Status Kepemilikan : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah - Kapasitas Rawat Inap : 704 tempat tidur

- Tipe Rumah Sakit: B (Pendidikan) - Pelayanan Medik :

IGD : 24 jam

(64)

Administrasi : 07.00 – 14.00 - Jenis Pelayanan Medik Rawat Jalan

Poliklinik Umum

Poliklinik Penyakit Dalam Poliklinik Kesehatan Anak Poliklinik Bedah

Poliklinik Umun Penunjang: Klinik Kebidanan dan Kandungan

Klinik Penyakit Kulit dan Kelamin dan Kosmetika

Klinik Penyakit Syaraf Klinik Penyakit Jiwa Psikologi

Klinik Paru Klinik Gizi

Rehabilitasi Medik Radiologi

Pelayanan Pengobatan Poliklinik Gigi

(65)

F. Personalia

a. Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Sampai penelitian ini di laksanakan RSUD Dr. Moewardi mempunyai 1515 karyawan. Adapun pembagian tenaga kerja RSUD Dr. Moewardi adalah sebagai berikut: 1010 karyawan PNS, 414 karyawan kontrak, dan 91 karyawan CPNS.

b. Jam Kerja

Penetapan jam kerja karyawan RSUD Dr. Moewardi mengacu pada peraturan tenaga kerja Indonesia dan peraturan yang ditetapkan Rumah Sakit itu sendiri. Jam kerja yang diberlakukan dibagi dalam tiga shift per hari. Peraturan jam kerja yang berlaku adalah:

Shift Pagi : Jam 07.00 – 14.00 Shift Siang / Sore : Jam 14.00 – 21.00 Shift Malam : Jam 21.00 – 07.00

c. Sistem Penggajian

(66)
(67)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

A. Uji Validitas dan Reabilitas

Setelah angket diberikan kepada sampel penelitian, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) angket dalam pengumpulan data penelitian. Adapun hasil uji validitas dan reliabilitas angket adalah sebagai berikut:

1. Uji Validitas Angket

Uji validitas dilakukan terhadap seluruh butir pernyataan dalam instrumen, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment Pearson. Data diolah dengan bantuan program SPSS for Windows versi 15.0 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji validitas dijabarkan pada tabel IV.7 berikut ini.

Tabel V.1

Rangkuman Hasil Uji Validitas Angket Keadilan Kompensasi

No. item rxy rtabel (0,05;144) Keterangan

(68)

12 0,391 0,159 Valid 13 0,495 0,159 Valid 14 0,518 0,159 Valid 15 0,433 0,159 Valid Tabel di atas menunjukkan bahwa harga rxy untuk semua item angket lebih

besar dari rtabel pada taraf signifikansi (α) = 5% yaitu sebesar 0,159,

sehingga seluruh item pertanyaan dalam angket ini dinyatakan valid atau sahih.

Tabel V.2

Rangkuman Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Kerja

No. item rxy rtabel (0,05;144) Keterangan

1 0,529 0,159 Valid 2 0,636 0,159 Valid 3 0,669 0,159 Valid 4 0,675 0,159 Valid 5 0,722 0,159 Valid 6 0,706 0,159 Valid 7 0,660 0,159 Valid 8 0,641 0,159 Valid 9 0,694 0,159 Valid 10 0,728 0,159 Valid 11 0,688 0,159 Valid 12 0,663 0,159 Valid 13 0,633 0,159 Valid 14 0,678 0,159 Valid 15 0,524 0,159 Valid Tabel di atas menunjukkan bahwa harga rxy untuk semua item angket lebih

besar dari rtabel pada taraf signifikansi (α) = 5% yaitu sebesar 0,159,

(69)

2. Uji Reabilitas Angket

Dari hasil perhitungan uji reliabilitas terhadap angket keadilan kompensasi dan motivasi kerja menunjukkan bahwa angket adalah reliabel, karena harga r11 lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi (α) = 5% yaitu

sebesar 0,159. Angket yang reliabel berarti andal dan mampu untuk digunakan mengambil data penelitian. Adapun rangkuman hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel IV.9 berikut ini.

Tabel V.3

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Angket Keadilan Kompensasi dan Motivasi Kerja

Variabel r11 rtabel(0,05;144) keterangan

Keadilan Kompensasi 0,7565 0,159 Reliabel Motivasi Kerja 0,9059 0,159 Reliabel

Dari hasil uji reliabilitas terhadap angket diperoleh koefisien reliabilitas (r11) lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi (α) = 5% yaitu sebesar

0,159, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang dikumpulkan ini reliabel dan dapat dipercaya.

B. Karakteristik Responden

(70)

pangkat/golongan, status perkawinan, status pekerjaan, dan masa kerja. Secara rinci karakteristik karyawan RSUD. Dr. Moewardi Surakarta dapat dijelaskan sebagai berikut

Table V.4 Usia Responden

Usia Jumlah Prosentase

< 30 tahun 20 13,9%

31 – 40 tahun 50 34,7%

>41 tahun 74 51,4%

Total 144 100,0%

Berdasarkan data yang diperoleh di atas dapat diketaui bahwa dari 144 karyawan RSUD. Dr. Moewardi Surakarta mayoritas berusia lebih dari 41 tahun tahun yaitu sebanyak 51,4%, kemudian usia 31 – 40 tahun sebanyak 34,7%, dan terendah adalah responden yang kurang dari 30 tahun sebanyak 13,9%

Tabel V.5 Pendidikan Responden

Pendidikan Jumlah Prosentase

Sarjana 42 29,2%

Akademi 86 59,7%

SPK 16 11,1%

Total 144 100,0%

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas karyawan RSUD. Dr. Moewardi Surakarta memiliki tingkat pendidikan Akademi yaitu sebesar 59,7%, kemudian diikuti karyawan berpendidikan Sarjana sebesar 29,2%, dan terendah adalah karyawan yang berpendidikan SPK sebanyak 11,1%.

Tabel V.6

Pangkat/Golongan Responden

Golongan Jumlah Prosentase

Gol. II 34 23,6%

Gol. III 110 76,4%

(71)

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas karyawan RSUD. Dr. Moewardi Surakarta sudah mencapai golongan III yaitu sebesar 76,4%, sedangkan 23,6% sisanya baru mencapai golongan II.

Tabel V.7

Status Perkawinan Responden

Status Perkawinan Jumlah Prosentase

Belum Kawin 38 26,4%

Sudah Menikah 106 73,6%

Total 144 100,0%

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas karyawan RSUD. Dr. Moewardi Surakarta sudah menikah yaitu sebesar 73,6%, sedangkan 26,4% sisanya belum menikah.

Tabel V.8

Status Pekerjaan Responden

Status Pekerjaan Jumlah Prosentase

Kontrak/Honorer 40 27,8%

PNS 104 72,2%

Total 144 100,0%

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas karyawan RSUD. Dr. Moewardi Surakarta sudah berstatus sebagai PNS yaitu sebesar 72,2%, sedangkan 27,8% sisanya masih karyawan kontrak/honorer.

Tabel V.9 Masa Kerja Responden

Masa Kerja Jumlah Prosentase

< 5 tahun 22 15,3%

6 – 10 tahun 52 36,1%

> 11 tahun 70 48,6%

Total 144 100,0%

(72)

36,1%, dan terendah adalah karyawan yang bermasa kerja kurang dari 5 tahun sebanyak 15,3%.

Berdasarkan hasil data-data karakteristik responden diatas tersebut dapat di simpulkan bahwa karyawan RSUD Dr. Moewardi Surakarta sudah tidak dalam masa prokdutif. Hal tersebut terbukti bahwa jumlah prosentase pada usia > 41 tahun tahun sejumlah 51,4% dan sudah lebih dari 11 tahun bekerja, akan tetapi sudah memiliki tingkat pendidikan akademi sejumlah 59,7%. Dengan rata-rata tingkat pendidikan yang sudah tinggi dalam ukuran yang sudah tidak produktif lagi maka sebagian besar sudah berada pada golongan III dengan jumlah presentase sebesar 76,4%.

C. Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

a. Statistik Deskriptif Data Keadilan Kompensasi dan Motivasi Kerja

Dari hasil skoring jawaban angket keadilan kompensasi dan motivasi kerja pada karyawan RSUD Dr. Moewardi Surakarta diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel V.10 Statistik Deskriptif

63,18 61,10 63,00 63,00 62,00 65,00 5,01 7,50 53,00 45,00 74,00 75,00 Mean

Median Mode

Std. Deviation Minimum Maximum

(73)

1). Deskripsi Data Keadilan Kompensasi

Dari hasil tabulasi data diperoleh nilai skor keadilan kompensasi tertingi 74 dan nilai skor terendah 53. Skor rata-rata total keadilan sebesar 63,18 dengan median sebesar 63, modus sebesar 62, dan standar deviasi (SD) 5,01.

2). Deskripsi Data Motivasi Kerja

Dari hasil tabulasi data diperoleh nilai skor motivasi kerja tertingi 75 dan nilai skor terendah 45. Skor rata-rata total motivasi kerja sebesar 61,10 dengan median sebesar 63, modus sebesar 65, dan standar deviasi (SD) 7,50.

b. Statistik Deskriptif Data Keadilan Kompensasi dan Motivasi Kerja

Berdasarkan Karakteristik Responden

(74)

a.) Keadilan Kompensasi

Berdasarkan tabel crosstabs keadilan kompensasi dan karakteristik responden diperoleh data sebagai berikut:

1.) Usia

Tabel V.11

Crosstabs Klasifikasi Keadilan Kompensasi dengan Usia

Klasifikasi Keadilan Kompensasi

Total rendah tinggi

<30 tahun 13(9,0%) 7(4,9%) 20(13,9%) 31-40 tahun 27(18,8%) 23(16,0%) 50(34,7%) > 41 tahun 37(25,7%) 37(25,7%) 74(51,4%) Total 77(53,5%) 67(46,5%) 144(100,0%)

Berdasarkan hasil klasifikasi data keadilan kompensasi diperoleh bahwa pada usia lebih dari 40 tahun menganggap kompensasi yang diberikan adil, namun ada pula yang menganggap tidak adil. Hal ini terlihat bahwa 37(25,7%)

responden manganggap adil kompensasi yang diberikan dan 37

(75)

2.) Pendidikan

Tabel V.12

Crosstabs Klasifikasi Keadilan Kompensasi dengan Pendidikan

Klasifikasi Keadilan Kompensasi

Total rendah tinggi

Sarjana 20(13,9%) 22(15,3%) 42(29,2%) Akademi 47(32,6%) 39(27,1%) 86(59,7%) SPK 10(6,9%) 6(4,2%) 16(11,1%) Total 77(53,5%) 67(46,5%) 144(100,0%)

Berdasarkan hasil klasifikasi keadilan kompensasi diperoleh bahwa pada tingkat pendidikan Akademi 39(27,1%) responden merasa sudah layak memperoleh keadilan kompensasi dan 47

(76)

3.) Golongan

Tabel V.13

Crosstabs Klasifikasi Keadilan Kompensasi dengan Golongan

Klasifikasi Keadilan Kompensasi

Total

Rendah tinggi Golongan II 17(11,8%) 17(11,8%) 34(23,6%) Golongan III 60(41,7%) 50(34,7%) 110(76,4%) Total 77(53,5%) 67(46,5%) 144(100,0%)

Berdasarkan hasil klasifikasi keadilan kompensasi diperoleh bahwa pada tingkat golongan III 50(34,7%) responden merasa sudah layak memperoleh keadilan kompensasi dan 60 (41,7%)

responden merasa keadilan kompensasi yang diberikan kurang memuaskan. Pada tingkat golongam II 17(11,8%) responden menganggap adil kompensasi yang diberikan, dan 17(11,8%)

reponden menganggap tidak adil kompensasi yang diberikan.

4.) Status Perkawinan

Tabel V.14

Crosstabs Klasifikasi Keadilan Kompensasi dengan Status Perkawinan

Klasifikasi Keadilan Kompensasi

Total

rendah tinggi Belum Menikah 28(19,4%) 10(6,9%) 38(26,4%)

Menikah 49(34,0%) 57(39,6%) 106(73,6%) Total 77(53,5%) 67(46,5%) 144(100,0%)

(77)

menganggap adil kompensasi yang diberikan, namun masih banyak responden yang sudah menikah namun menganggap tidak adil kompensasi yang diberikan sebanyak 49(34,0%)

responden. Hal ini mungkin karena hasil yang diperoleh selama bekerja belum dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

5.) Status pekerjaan

Tabel V.15

Crosstabs Klasifikasi Keadilan Kompensasi dengan Status Pekerjaan

Klasifikasi Keadilan Kompensasi

Total

Rendah Tinggi Kontrak/Honorer 20(13,9%) 20(14,9%) 40(27,8%)

PNS 57(39,6%) 47(32,6%) 104(72,2%) Total 77(53,5%) 67(46,5%) 144(100,0%)

(78)

6.) Masa Kerja

Tabel V.16

Crosstabs Klasifikasi Keadilan Kompensasi dengan Masa Kerja

Klasifikasi Keadilan Kompensasi

Total rendah tinggi

< 5 tahun 9(6,3%) 13(9,0%) 22(15,3%) 6-10 tahun 28(19,4%) 24(16,7%) 52(36,1%) > 11 tahun 40(27,8%) 30(20,8%) 70(48,6%) Total 77(53,5%) 67(46,5%) 144(100,0%)

Dari hasil klasifikasi kedilan kompensasi yang di peroleh terdapat 30(20,8%) responden merasa adil atas kompensasi yang diberikan dan 40(27,8%) responden merasa tidak adil pada karyawan yang sudah lebih dari 10 tahun bekerja. Ketidak adilan terjadi mungkin karena mereka sudah lama bekerja namun imbalan yang diperoleh belum memuaskan. Sedangkan pada masa kerja 6-10 tahun 24(16,7%) responden meresa puas atas kompensasi yang diperoleh dan 28(19,4%)

(79)

b.) Motivasi Kerja

Berdasarkan tabel crosstabs motivasi kerja dan karakteristik responden diperoleh data sebagai berikut:

1.) Usia

Tabel V.17

Crosstabs Klasifikasi Motivasi Kerja dengan Usia

Klasifikasi Motivasi Kerja

Total rendah tinggi

<30 tahun 13(9,0%) 7(4,9%) 20(13,9%) 31-40 tahun 23(16,0%) 27(18,8%) 50(34,7%) > 41 tahun 35(24,3%) 39(27,1%) 74(51,4%) Total 71(49,3%) 73(50,7%) 144(100,0%)

(80)

2.) Pendidikan.

Tabel V.18

Crosstabs Klasifikasi Motivasi Kerja dengan Pendidikan

Klasifikasi Motivasi Kerja

Total rendah tinggi

Sarjana 18(12,5%) 24(16,7%) 42(29,2%) Akademi 42(29,2%) 44(30,6%) 86(59,7%) SPK 11(7,6%) 5(3,5%) 16(11,1%) Total 71(49,3%) 73(50,7%) 144(100,0%)

(81)

3.) Golongan

Tabel V.19

Crosstabs Klasifikasi Motivasi Kerja dengan Golongan

Klasifikasi Motivasi Kerja Total Rendah Tinggi Golongan II 16(11,1%) 18(12,5%) 34(23,6%) Golongan III 55(38,2%) 55(38,2%) 110(76,4%) Total 71(49,3%) 73(50,7%) 144(100,0%)

Berdasar klasifikasi motivasi kerja diperoleh bahwa pada golongan III 55(38,2%) responden mempunyai tingkat motivasi tinggi maupun rendah. Pada golongan II 18(12,5%) responden mempunyai motivasi yang tinggi dan 16(11,1%) responden mempunyai motivasi yang rendah. Namun pada dasarnya mayoritas sudah mempunyai motivasi yang tinggi.

4.) Status Perkawinan

Tabel V.20

Crosstabs Klasifikasi Motivasi Kerja denganStatus Perkawinan

Klasifikasi Motivasi Kerja Total rendah Tinggi

Belum Menikah 27(18,8%) 11(7,6%) 38(26,4%) Menikah 44(30,6%) 62(43,1%) 106(73,6%) Total 71(49,3%) 73(50,7%) 144(100,0%)

(82)

tanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka.

5.) Status Pekerjaan

Tabel V.21

Crosstabs Klasifikasi Motivasi Kerja dengan Status Pekerjaan

Klasifikasi Motivasi Kerja Total rendah tinggi Kontrak/Honorer 20(13,9%) 20(13,9%) 40(27,8%)

PNS 51(35,4%) 53(36,8%) 104(72,2%) Total 71(49,3%) 73(50,7%) 144(100,0%)

(83)

6.) Masa Kerja

Tabel V.22

Crosstabs Klasifikasi Motivasi Kerja dengan Masa Kerja

Klasifikasi Motivasi Kerja

Total rendah tinggi

< 5 tahun 6(4,2%) 16(11,1%) 22(15,3%) 6-10 tahun 30(20,8%) 22(15,3%) 52(36,1%) >11 tahun 35(24,3%) 35(24,3%) 70(48,6%) Total 71(49,3%) 73(50,7%) 144(100,0%)

Berdasar klasifikasi motivasi kerja diperoleh bahwa pada masa kerja lebih dari 10 tahun responden mempunyai tingkat motivasi tinggi maupun rendah sebesar 35(24,3%) responden. Sedangkan pada masa kerja 6-10 tahun 22(15,3%) responden mempunyai tingkat motivasi tinggi, tetapi 30(20,8%) responden mempunyai tingkat motivasi yang rendah.

c. Statistik Deskriptif Data Karakteristik Responden

Tabel V.23

Crosstab Usia*Pendidikan

Count

Pendidikan

Total Sarjana Akademi SPK

Usia < 30 tahun 0 15 5 20

31-40 tahun 18 29 3 50

> 41 tahun 24 42 8 74

Total 42 86 16 144

(84)

31-40 tahun sebanyak 18 responden dan usia lebih dari 40 tahun sebanyak 24 responden. Hal ini menandakan bahwa perewat dan bidan pada RSUD dr. Moewardi Surakarta sudah mementingkan pendidikan.

Tabel V.24

Crosstab Usia*Pangkat/Golongan

Count

Pangkat/Golongan

Total II III

Usia < 30 tahun 1 19 20

31-40 tahun 13 37 50

> 41 tahun 20 54 74

Total 34 110 144

Dari data responden pada usia 31-40 tahun dan lebih dari 40 tahun sudah berada pada tingkat golongan III. Hal ini dikarenakan mereka sudah memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan sudah lama bekerja di RSUD dr. Moewardi Surakarta.

Tabel V.25

Crosstab Usia*Status Pekerjaan

Count

Status Pekerjaan

Total Honorer/Kontrak PNS

Usia < 30 tahun 7 13 20

31-40 tahun 7 43 50

> 41 tahun 26 48 74

Total 40 104 144

(85)

responden, usia 31-40 tahun sebanyak 43 responden, dan usia di atas 40 tahun sebanyak 48 responden. Hal ini dikarenakan karena sebagian sudah lama menjadi pegawai di RSUD dr. Moewardi, dan karena prestasi kerja yang baik selama menjadi pegawai sehingga di angkat menjadi pegawai negri.

Tabel

Gambar

Tabel III.1
Gambar IV. 1
Tabel V.1
Tabel di atas menunjukkan bahwa harga rxy untuk semua item angket lebih
+7

Referensi

Dokumen terkait

Indikator 3.3.3 Menentukan hasil pembagian pecahan dengan bilangan bulat Tujuan Siswa dapat menentukan hasil pembagian pecahan dengan bilangan bulat Alokasi waktu 70 menit..

tersebut adalah variabel produk, saluran distribusi dan promosi, sedangkan variabel harga dalam hasil penelitian ini tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Untuk merancang aplikasi tersebut diperlukan ERD untuk menentukan keterhubungan antara entity yang ada, Normalisasi untuk mencegah kerangkapan data, juga alur program yang dibuat

[r]

[r]

Proses pengadaan barang dan jasa (pelelangan) dalam bidang konstruksi merupakan salah satu prosedur dalam mencari perusahaan yang mampu memfasilitasi kebutuhan belanja negara

Penelitian Astika (2014) menyatakan bahwa pelaksanaan program diare di puskesmas belum berjalan baik hal ini ditandai dengan kurangnya sarana kesehatan yang tersedia,

[r]