• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

INDOMIE GORENG

(Studi pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma di Kampus I)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Leonardus Octavyanda Prasetya NIM : 152214158

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

INDOMIE GORENG

(Studi pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma di Kampus I)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Leonardus Octavyanda Prasetya NIM : 152214158

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

Sk..ipsi

PENGARUH CITRA MEREK, BARGA, DAN KUALITAS PRODUK. TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

INDOMIE GORENG

(Studi pada Mahasiswa Universitas Sanata Dhanna di Kamplls1)

0leh:

Leonardus Octavyanda Prasetya NIM: 152214158

TelahDisetujui oleb :

Pembimbing 1

Tiberius Handono ko Prabowo, M.B.A.,Ph.D. Tanggal, 12AgllStus201

Pembimbing IT

Ima Kristina Yulita M.Sc.

ii

(4)

Skripsi

PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

INDOMIE GORENG

(Studi pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma di Kampus I)

Dipersiapkan dan Ditulis oleh: Leonardus Octavyanda Prasetya

NIM: 152214158

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal17 Januari 2020

Dan Dinyatakan Memenuhi Syarat

Susunan Dewan Penguji

Jabatan Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr. Lukas Purwoto, M.Si.

~

Sekretaris Maria Theresia Emawati, S.B., M.A.

1/iim'1-Anggota Tiberius Handono Eko Prabowo, M.B.A., Ph.D.

-WI

Anggota Ima Kristina Yulita M.Sc.

jiWlfA.

/J

Anggota Dr. Herry Maridjo M.Si.

/tj ..

(5)

iv

MOTTO

Ajining Manungso Iku Gumantung Ono Ing Tanggung Jawabe Marang Kewajibane.

(Alm. Mbah Maridjan)

Even if those memories make me sad, I’ve got to go forward, believing in the future. Even when I realize my loneliness, and am about to lose all hope, those

memories make me stronger. (Rin – Shelter)

Skripsi ini ku persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan kasih-Nya selalu menyertaiku Bapakku Fransiskus Xaverius Pranyata dan Mamaku Setyowati, dan

adik-adikku Tata dan Chatarina, atas pengorbanan, dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang yang tak terbatas Sahabat- sahabatku seperjuangan Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma

(6)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judlll:

"PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

INDOMIE GORENG

(Studi pad a Mahasiswa Universitas Sanata Dharma di Kampus I)" dan diajukan untuk diuji pada tanggal 17 Januari 2020 adalah hasil karya saya. Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjllkkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akll seolah-olah sebagai tlliisan saya sendiri, dan atall tidak terdapat bag ian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atall saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (diseblltkan dalam referensi) pada penlliis aslinya.

Bila di kemudian hari terbllkti bahwa saya ternyata melakllkan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan selia diproses sesuai dengan atllran penmdang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 31 Januari 2020

Yang membuat pernyataan,

Leonardus Octavyanda Prasetya NIM: 152214158

(7)

LEMBARPERNYATAANPERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama

Nomor Induk Mahasiswa

: Leonardus Octavyanda Prasetya : 152214158

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya i1miah yang berjudul :

"PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN KUALITAS PROD UK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

INDOMIE GORENG

(Studi pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma di Kampus I)"

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Januari 2020 Yang membuat pernyataan,

Leonardus Octavyanda Prasetya

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul. “Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Indomie Goreng : Studi Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma di Kampus I)” Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak A. Yudi Yuniarto, SE, M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Tiberius Handono Eko Prabowo, M.B.A., Ph.D. selaku dosen pembimbing I, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan perhatian, arahan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

4. Ibu Ima Kristina Yulita M.Sc, selaku dosen pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan perhatian, arahan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

(9)

viii

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan senantiasa membimbing penulis sampai di tahap ini.

6. Bapak Fransiskus Xaverius Pranyata dan Mama Setyowati tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang, perhatian, semangat, motivasi dan materi, terima kasih atas semua yang telah diberikan, sehingga penulis bisa bangga memiliki keluarga ini dan menjadi motivasi dan penyemangat dalam mendapatkan gelar sarjana.

7. Adik-adik saya Tata dan Chatarina yang membuat saya semangat dalam kuliah dan mengerjakan tugas akhir.

8. Mbah Cungkup, Mbah Dermo, Pakde Yono, Bude Mis, dan semua anggota keluarga besar yang telah memotivasi dan menyemangati saya selama kuliah. 9. Mbak Asih yang selalu menyemangati saya disaat susah maupun senang dan

menyemangati saya dalam membuat skripsi, serta memotivasi saya supaya jangan menyerah.

10. Keluarga Besar “Jombsplit” Ciko, Dolin, Ars, Vinsen, Fini, Kadek, Aji, Gagas, Bimo atas kebersamaanya dalam canda, tawa, susah maupun senang selama beberapa semester terakhir ini. Semoga pertemanan ini dapat selalu terjaga. 11. Teman-teman saya semua Andilo, Ciko, Dolin, Dion, Hasnah, Ars, Kaisar,

Ganesha, Ofan, Vinsen, Fini, Kadek yang telah menjadi teman nongkrong, dan berdiskusi. Semoga pertemanan ini dapat selalu terjaga.

12. Teman-teman dari Universitas AMIKOM Yogyakarta, Aldi, Irvan Febriansyah, Irfan Purwantara, Irfan Setyawan, Gerry, Ayu, Rizal, Bima yang

(10)

ix

semula berawal dari gathering game mobile bisa menjadi teman bermain selama masa perkuliahan ini. Semoga pertemanan ini dapat terjaga untuk selamanya.

13. Teman-teman dari Zenfans Jogja dan Zenfans Solo, Mbak Thias, Faiz, Om Hudi, Mas Avanda yang telah menjadi teman komunitas dan selalu memberitahukan event-event menarik. Semoga komunitas ini makin besar. 14. Teman-teman dari Kos Putra, Mas Hanif, Mas Wisnu, Sultan, Mas Azka, Sugi,

Arif, Ali, Rizky yang telah menjadi teman satu kos selama 2 tahun. Semoga pertemanan dan komunikasi dapat terjaga.

15. Teman-teman dari grup Line “Anticyduk”, Anto, Ken, David, Erik, Budi, Ifan, Bayu, Nelson, Ari, Fathur, Wira, yang telah membantu saya dalam hal diskusi skripsi, curhat, dan lain-lain. Semoga pertemanan ini dapat terjaga dan dapat bertemu di dunia nyata secara langsung.

16. Ardi dan Alter yang telah berteman sejak SMA menjadi teman seperjuangan dan menjadi teman bermain, curhat, dan memotivasi dalam menghadapi masa perkuliahan ini.

17. Keluarga Besar Manajemen 2015 Universitas Sanata Dharma khususnya kelas D yang tidak bisa disebut satu persatu sebagai teman seperjuangan dalam menempuh pendidikan.

(11)

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Mengingat keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang penulisa miliki, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dad seluruh pembaca dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ban yak pihak.

Yogyakarta, 31 Januari 2020

Penulis

Leonardus Octavyanda Prasetya NIM: 152214158

(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMANMOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMANPERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMANPERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 6 C. Batasan Masalah ... 6 D. Tujuan Penelitian ... 6 E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Landasan Teori ... 8

B. Penelitian Sebelumnya ... 20

C. Kerangka Konseptual ... 25

D. Rumusan Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 28

C. Variabel Penelitian ... 29

D. Definisi Operasional ... 30

(13)

xii

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 32

G. Sumber Data ... 32

H. Teknik Pengumpulan Data ... 33

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 33

J. Teknik Analisis Data ... 34

K. Pengujian Hipotesis ... 37

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 41

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 41

B. Sejarah Indomie dan Jenis-Jenis Mie ... 47

C. Visi dan Misi Perusahaan ... 51

D. Struktur Organisasi Perusahaan ... 52

E. Lokasi Perusahaan ... 52

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Deskripsi Data dan Analisis ... 53

B. Hasil Uji Statistik dan Pembahasan ... 59

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76 B. Saran ... 77 C. Keterbatasan ... 78 DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN I ... 81 LAMPIRAN II ... 87 LAMPIRAN III ... 100

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Konsumsi Mie Instan ( dalam milyar ) ... 1

Tabel I.2 Top Brand Index Mie Instan Dalam Kemasan Bag (MIDKB) ... 4

Tabel III.1 Definisi Operasional, Indikator, instrumen ... 30

Tabel III.2 Ketentuan Pemberian Skor ... 37

Tabel V.1 Persentase Responden Berdasarkan Umur ... 54

Tabel V.2 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel V.3 Persentase Responden Berdasarkan Program Studi ... 55

Tabel V.4 Analisis Deskriptif Variabel Citra Merek (X1) ... 56

Tabel V.5 Analisis Deskriptif Variabel Harga (X2) ... 57

Tabel V.6 Analisis Deskriptif Variabel Kualitas Produk (X3) ... 58

Tabel V.7 Analisis Deskriptif Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 59

Tabel V.8 Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek ... 60

Tabel V.9 Hasil Uji Validitas Variabel Harga ... 60

Tabel V.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk ... 61

Tabel V.11 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 61

Tabel V.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Citra Merek ... 62

Tabel V.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Harga ... 62

Tabel V.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Produk ... 63

Tabel V.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian ... 64

Tabel V.16 Hasil Uji Normalitas ... 64

Tabel V.17 Hasil Uji Multikolinearitas ... 65

Tabel V.18 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 67

Tabel V.19 Hasil Uji F ... 68

Tabel V.20 Hasil Uji t ... 69

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Kerangka Konseptual ... 25 Gambar IV. 1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 52 Gambar V. 1 Hasil uji Heteroskedastisitas ... 66

(16)

xv

Abstrak

PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

INDOMIE GORENG

Studi pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma di Kampus I Leonardus Octavyanda Prasetya

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2020

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: 1.) citra merek berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng, 2.) harga berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng, 3.) kualitas produk secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng, 4.) citra merek, harga, dan kualitas produk secara bersama – sama berpengaruh terhadap keputusan Pembelian Indomie Goreng. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus 1 yang pernah membeli Indomie Goreng, dengan sampel sebanyak 97 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Uji instrumen penelitian menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data digunakan oleh peneliti adalah analisis deskripsi, analisis regresi linear berganda, uji t, dan uji F. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) citra merek berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng (2) harga berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng (3) kualitas produk tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng. Hasil peneitian ini menunjukkan bahwa citra merek, harga, dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng.

(17)

xvi

ABSTRACT

THE EFFECT OF BRAND IMAGES, PRICES, AND PRODUCT QUALITY ON INDOMIE GORENG PURCHASE DECISIONS

Study of Sanata Dharma University Students at Campus I Leonardus Octavyanda Prasetya

Sanata Dharma University Yogyakarta, 2020

This study aims to determine whether: 1.) brand image partially influences the purchase decision of Indomie Goreng, 2.) price partially influences the purchasing decision of Indomie Goreng, 3.) product quality partially influences the purchasing decision of Indomie Goreng, 4. ) brand image, price and product quality together influence the purchase decision of Indomie Goreng. This type of research is quantitative. The population in this study was Sanata Dharma University Campus 1 students who had bought Indomie Goreng, with a sample of 97 respondents. Sampling using non probability sampling techniques. Data collection techniques in this study were questionnaires. The research instrument test uses the validity and reliability test. Data analysis techniques used by researchers are descriptive analysis, multiple linear regression analysis, t test, and F test. The results of this study indicate that: (1) brand image had a partial influenced on Indomie Fried's purchasing decisions (2) prices partially influenced the decision Indomie Goreng purchase (3) the quality of the product has no partial influence on the purchase decision of Indomie Goreng. The results of this research indicate that brand image, price, and product quality together influenced the purchasing decision of Indomie Goreng.

(18)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zaman sekarang manusia cenderung memilih sesuatu yang praktis dan instan, terutama dalam bidang pangan. Industri dalam sektor pangan menjadi semakin berkembang dan selalu berinovasi. Salah satu produk makanan yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia adalah mie instan.

Mie instan di Indonesia diperkenalkan pada tahun 1958 oleh PT. Lima Satu Sankyu. Mie instan di Indonesia memiliki harga yang murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Mie instan dapat disimpan dalam waktu yang lama dan dapat dinikmati kapan saja seperti pengganti nasi, makanan pendamping, dan cemilan. Hal tersebut membuat masyarakat cenderung untuk membeli mie instan.

Tabel I. 1

Tabel Konsumsi Mie Instan (dalam Milyar)

No Negara 2014 2015 2016 2017 2018 1 China/Hong Kong 44.400 40.430 38.520 38.970 40.250 2 Indonesia 13.430 13.200 13.010 12.620 12.540 3 India 5.340 3.260 4.270 5.420 6.060 4 Jepang 5.500 5.540 5.660 5.660 5.780 5 Vietnam 5.000 4.800 4.920 5.060 5.200 6 USA 4.280 4.080 4.100 4.130 4.400 7 Filipina 3.320 3.480 3.410 3.750 3.980 8 Republik Korea 3.590 3.650 3.830 3.740 3.820 9 Thailand 3,070 3.070 3.360 3.390 3.460 10 Brazil 2.370 2.370 2.350 2.230 2.370 (https://instantnoodles.org/en/noodles/market.html)

(19)

Berdasarkan data yang dihimpun World Instant Noodles Association (WINA), Indonesia menempati posisi kedua di dunia dalam hal mengkonsumsi mie instan. Total mie instan yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dari tahun 2014-2018 adalah 64.800 Milyar bungkus, sehingga dapat diketahui bahwa masyarakat Indonesia sangat suka mengkonsumsi mie instan.

Mie instan sangat disukai oleh masyarakat Indonesia karena mudah dalam memasaknya dan penyajiannya. Mie instan mempunyai jenis rasa yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Mie instan juga memiliki harga yang murah, sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat. Mie instan dapat ditemukan di minimarket, warung kelontong, angkringan, burjo, dan kantin. Harga yang murah tersebut membuat masyarakat untuk memutuskan membeli Indomie Goreng.

Perkembangan konsumen mie instan di Indonesia membuat perusahaan mie instan terus berlomba-lomba dalam persaingannya. Persaingan antar perusahaan mie instan membuat perusahaan harus berinovasi dan terus bertahan dalam persaingan. Fenomena tersebut membuat perusahaan harus tetap mempertahankan pelanggannya agar tidak kalah dalam bersaing dengan perusahaan lain.

Perusahaan mie instan yang sangat terkenal adalah Indofood dengan merek mie instannya yaitu Indomie. Indomie adalah merek produk mie instan dari Indonesia yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Indomie diperkenalkan pada tahun 1972. Hingga sekarang

(20)

Indomie menjadi merek yang sangat terkenal di Indonesia bahkan juga di beberapa negara lainnya.

Indomie sudah dikenal di 100 negara di dunia saat ini. Negara – negara yang sudah dimasuki adalah Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan, serta sudah menjangkau lebih dari 80 negara di Eropa, Timur Tengah, Afrika, hingga Amerika. Indofood membangun pabrik di sejumlah negara, seperti Malaysia, Saudi Arabia, Suriah, Mesir, dan Nigeria agar dapat melayani pasar yang luas ini. (dikutip dari: https://nasional.sindonews.com/read/1003200/149/indomie-dominasi-di-100-negara-1432094803.)

Indomie juga dikenal karena memiliki rasa yang sangat enak. Indomie memiliki varian rasa yang beragam, mulai dari rasa masakan tiap daerah di Indonesia, rasa original, rasa soto, rasa ayam bawang, serta rasa kaldu ayam. Tidak heran jika masyarakat Indonesia sangat menggemari Indomie.

Merek Indomie yang sudah ada sejak tahun 1972 membuat Indomie sudah terkenal di kalangan masyarakat dan jika mau membeli mie instan merek yang lain, selalu saja masyarakat menyebutnya Indomie. Tidak heran Indomie sudah menjadi bagian dari hati masyarakat Indonesia. Jargon yang dibuat oleh Indofood yaitu “Indomie Seleraku” sukses membuat terngiang-ngiang di pikiran masyarakat Indonesia.

(21)

Berikut adalah data Mie Instan Dalam Kemasan Bag (MIDKB) yang paling banyak dikenal berdasarkan Top Brand Index pada tabel l.2 berikut :

Tabel l.2

Top Brand Index Mie Instan Dalam Kemasan Bag (MIDKB) Brand TBI 2019 Keterangan

Indomie 71,7% TOP

Mi Sedaap 17,6% TOP

Supermi 3.7%

Sarimi 3.3%

Sumber : Top Brand Index 2019, https://www.topbrand-award.com Dari tabel l.2 diatas, dapat dilihat hasil Top Brand Index merek Indomie berada di urutan pertama dengan 71,7% diikuti merek Mi Sedap berada pada urutan kedua dengan 17,6%, lalu Supermi diurutan ketiga dengan 3,7%, dan Sarimi berada di urutan keempat dengan 3,3%. Dari tabel tersebut terlihat jelas bahwa Indomie menjadi produk yang paling banyak disukai di Indonesia dan menguasai pangsa pasar Mie Instan Dalam Kemasan Bag (MIDKB). Persentase tersebut memiliki selisih yang sangat jauh dibandingkan merek yang lainnya.

Indomie disukai oleh semua umur. Salah satu kalangan yang menyukai Indomie adalah kalangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I Mrican. Selain rasanya yang enak, merek Indomie sudah lama dikenal. Indomie dapat menjadi penyelamat mahasiswa di akhir bulan karena harganya yang terjangkau.

(22)

Salah satu merek Indomie yang sangat digemari adalah Indomie Goreng. Indomie Goreng memiliki tekstur mie yang lembut, rasa yang sangat enak, dan memiliki varian rasa yang banyak. Mie jenis ini sering dijadikan bahan olahan makanan seperti mie dok-dok, mie tumis, magelangan, dan mie tek tek.

Langkah-langkah untuk menemukan kebenaran atas kecenderungan keputusan pembelian Indomie Goreng tersebut benar atau tidaknya dipengaruhi oleh citra merek, harga, kualitas produk yang ditawarkan oleh Indomie Goreng pada konsumen. Mengingat merek Indomie sudah dikenal sejak tahun 1972 di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan Indomie sebagai objek penelitian karena Indomie sudah sangat terkenal di Indonesia dan juga di dunia serta memiliki rasa yang enak. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I Mrican dengan judul “Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Indomie Goreng”.

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng ?

2. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng ?

3. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng ?

4. Apakah citra merek, harga dan kualitas produk secara bersama - sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah , penulis membatasi permasalahan masalah agar tidak menyimpang dari penilitian yang dilakukan, yaitu : 1. Variabel yang diteliti terbatas yaitu citra merek, harga, kualitas produk

dan keputusan pembelian Indomie Goreng.

2. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada Mahasiswa yang berada di Kampus I Universitas Sanata Dharma. D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng.

(24)

2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng.

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng.

4. Untuk mengetahui pengaruh citra merek, harga, dan kualitas produk secara bersama – sama terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng. E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti adalah : 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan referensi bagi perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur untuk dapat mengetahui gambaran persepsi konsumen tentang manfaat, harga, dan kualitas dari produk Indomie Goreng.

2. Bagi Universitas

Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan referensi dan/atau dapat dikembangkan lagi oleh peneliti selanjutnya dan menambah kepustakaan Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Peneliti

Penulis berharap penelitian ini dapat menambah wawasan penulis dan mengenal Manajemen Pemasaran khususnya terkait dengan citra merek, harga, kualitas produk, dan keputusan pembelian.

(25)

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

Inti dari pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. American Marketing Association (Kotler & Keller, 2016:27), mendefinisikan pemasaran sebagai : suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan. Lalu manajemen pemasaran terjadi karena satu pihak dalam sebuah pertukaran potensial berpikir tentang cara – cara untuk mencapai respon yang diinginkan pihak lain. Maka dari itu kita memandang manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.

Menurut definisi sosial Kotler & Keller (2016:27), pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.

(26)

2. Citra Merek

Definisi brand menurut The American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2016:322) “Brand is a name, term, sign, symbol, or design, or a combination of them, intended to identify the goods or services of one seller or group of sellers and to differentiate them from those competitors”, dapat diartikan bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendifirensiasikan mereka dari para pesaing”.

Citra merek menurut Kotler dan Keller (2016:322) adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi yang ada pada pikiran konsumen. Citra merek merupakan asosiasi yang muncul dalam benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran dan citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2011:33), faktor-faktor pembentuk citra merek adalah sebagai berikut:

a. Kualitas atau mutu berkaitan dengan kualitas produk barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

b. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

(27)

c. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk barang atau jasa yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen. d. Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani. e. Resiko, berkaitan dengan besar-kecilnya akibat atau untung-rugi

yang mungkin dialami oleh konsumen.

f. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi-rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.

g. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan, kesepakatan, dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

3. Harga

Menurut Kotler dan Armstrong (2016:348), harga dapat didefinisikan secara sempit sebagai jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa. Atau dapat didefinisikan secara luas harga sebagai jumlah nilai yang ditukarkan konsumen untuk keuntungan memiliki dan menggunakan produk atau jasa yang memungkinkan perusahaan mendapatkan laba yang wajar dengan cara dibayar untuk nilai pelanggan yang diciptakannya.

Menurut Suparyanto dan Rosad (2015), terdapat beberapa tujuan ditetapkannya harga suatu produk, antara lain:

(28)

a. Mencapai keuntungan

Keuntungan merupakan hasil perkalian antara omset dan harga jual lalu dikurangi harga pokok produksi, biaya pemasaran, dan biaya distribusi. Dengan demikian harga menjadi salah satu indikator untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu.

b. Mencapai tingkat penjualan

Perusahaan dapat menetapkan harga tententu, misalnya dengan harga jual rendah diharapkan mencapai tingkat penjualan yang tinggi.

c. Mencapai pangsa pasar

Pangsa pasar merupakan jumlah pelanggan potensi yang dimiliki oleh perusahaan. Harga dapat dijadikan sebagai strategi untuk mencapai pangsa pasar yang tinggi. Jika perusahaan menetapkan harga jual yang paling rendah dibandingkan dengan semua harga produk pesaing, maka diharapkan dapat mencapai omset yang besar bahkan menjadi market leader.

d. Menciptakan good image

Konsumen tidak menutup kemungkinan memberikan penilaian baik terhadap produk perusahaan. Pada saat perusahaan menetapkan harga produk yang tinggi secara tidak langsung memberikan informasi bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang tinggi pula.

(29)

e. Mengurangi persediaan produk

Pada saat persediaan produk tertentu masih menumpuk di gudang padahal sudah mendekati waktu kadaluarsa, maka perusahaan dapat menjualnya dengan harga lebih rendah supaya jumlah persediaan tersebut dapat dikurangi dan perusahaan masih memperoleh pendapatan.

f. Menjadi strategi bersaing

Pada umumnya konsumen lebih menyukai produk dengan harga murah. Dengan demikian untuk memenangkan persaingan produk sejenis, perusahaan dapat menetapkan harga lebih rendah dari pada persaingannya.

Ada empat indikator yang mencirikan harga (Kotler & Keller, 2016) yaitu :

a. Keterjangkauan harga, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kemampuan beli konsumen.

b. Daya saing harga, yaitu penawaran harga yang diberikan oleh produsen/penjual berbeda dan bersaing dengan yang diberikan oleh produsen lain, pada satu jenis produk yang sama.

c. Kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kualitas produk yang dapat diperoleh konsumen.

(30)

d. Kesesuaian harga dengan manfaat produk, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan manfaat yang dapat diperoleh konsumen dari produk yang dibeli.

4. Kualitas Produk

Pengertian kualitas produk memiliki inti pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan yang bertujuan untuk mengimbangi harapan pelanggan. Menurut Kotler dan Armstrong (2016), kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut produk lainnya. Menurut Kotler dan Keller (2016:164), kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan.

Ada beberapa pendapat mengenai dimensi kualitas produk, antara lain menurut Kotler (2016:203), apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar maka perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Oleh karena itu kualitas produk dapat dimasukkan ke dalam sembilan dimensi, yaitu :

(31)

a. Bentuk

Produk dapat dibedakan secara jelas dengan yang lainnya berdasarkan bentuk, ukuran, atau struktur fisik produk.

b. Ciri - ciri produk

Karakteristik sekunder atau pelengkap yang berguna untuk menambah fungsi dasar yang berkaitan dengan pilihan -pilihan produk dan pengembangannya.

c. Kinerja

Berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakterisitik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.

d. Ketepatan atau kesesuaian

Berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Kesesuaian merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.

e. Daya Tahan

Berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat digunakan tanpa menimbulkan masalah pada saat penggunaan.

(32)

f. Keandalan

Berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.

g. Kemudahan Perbaikan

Berkaitan dengan kemudahan perbaikan atas produk jika rusak. Idealnya produk akan mudah diperbaiki sendiri oleh pengguna jika rusak.

h. Gaya

Penampilan produk dan kesan konsumen terhadap produk. i. Desain

Keseluruhan keistimewaan produk yang akan mempengaruhi penampilan dan fungsi produk terhadap keinginan konsumen. 5. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler & Keller (2016:198), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat.

Lima tahapan perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian ( Kotler dan Armstrong, 2016), yaitu:

(33)

a. Pengenalan kebutuhan

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. b. Pencari informasi

Pencari informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengonsumsi produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan dalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal).

c. Evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen. Pada proses ini konsumen membandingkan berbagai merek pilihan yang dapat memberikan manfaat kepadanya serta masalah yang dihadapinya.

d. Keputusan pembelian

Pembeli akan menentukan sikap dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau tidak. Jika memilih untuk membeli produk, dalam hal ini konsumen dihadapkan pada beberapa alternatif pengambilan keputusan seperti produk, merek, penjual, tempat, harga, penjual,kuantitas dan waktu.

(34)

e. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Tahap ini dapat memberikan informasi yang penting bagi perusahaan tentang produk dan pelayanan yang telah dijual dapat memuaskan konsumen atau tidak.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2016:47), yaitu :

a. Faktor budaya

Faktor budaya dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu sub-budaya (subculture) dan kelas sosial. Budaya sendiri merupakan determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Melalui keluarga dan institusi utama lainnya. Sub-budaya (subculture) yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota.

b. Faktor Sosial

Faktor sosial yang mempengaruhi perilaku konsumen dibagi dalam kelompok referensi, keluarga serta peran dan status. kelompok referensi (reference group) seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Keluarga juga termasuk kedalam organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota

(35)

keluarga merepresentasikan kelompok referensi utama yang paling berpengaruh.

c. Faktor kepribadian

Faktor kepribadian diklasifikasi dalam beberapa karakter yang mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi, keperibadian dan konsep diri serta gaya hidup dan nilai. Seseorang akan membeli produk dan jasa yang berbeda-beda di sesuaikan dengan usia yang mereka jalani.

Sementara itu keputusan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk meliputi enam faktor keputusan menurut Kotler dan Keller (dalam A.B Susanto (2012:184) adalah sebagai berikut:

a. Pilihan produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan.

b. Pilihan merek

Pembeli harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan

(36)

tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek

c. Pilihan penyalur

Pembeli harus mengambil keputusan penyalur mana yang akan dikunjungi. Setiap pembeli mempunyai pertimbangan yang berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap dan lain-lain.

d. Waktu pembelian.

Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda, misalnya : ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali, dua minggu sekali, tiga minggu sekali atau sebulan sekali.

e. Jumlah pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu. Dalam hal ini perusahaan harul mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli. f. Metode pembayaran

Pembeli dapat mengambil keputusan tentang metode pembayaran yang akan dilakukan dalam pengmbilan keputusan konsumen menggunakan barang dan jasa, dalam hal ini juga

(37)

keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan dalam transaksi pembelian.

B. Penelitian Sebelumnya

1. Andrian Gulita (2018), “Pengaruh Harga, Citra Merek, Kualitas Produk Terhadap Kecenderungan Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, citra merek, kualitas produk terhadap kecenderungan keputusan pembelian smartphone. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa pengguna smartphone Xiaomi, dengan sampel sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel adalah teknik nonprobabilitas sampling yaitu incidental sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan kuesioner. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda, uji asumsi klasik, uji f, uji t, dan koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga, citra merek, dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh terhadap kecenderungan keputusan pembelian smartphone. Harga, citra merek dan kualitas produk secara parsial berpengaruh positif terhadap kecenderungan keputusan pembelian smartphone.

2. Vernando (2018), “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Promosi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek, kualitas produk, dan promosi produk terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung di Universitas Sanata Dharma

(38)

Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pengguna smartphone Samsung di Universitas Sanatha Dharma Yogyakarta, dengan sampel sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel adalah teknik nonprobabilitas sampling yaitu sampling incidental. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah kuisioner. Metode analisis data menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, uji asumsi klasik, uji hipotesis F, uji hipotesis t, koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra merek, kualitas produk, dan promosi produk secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung. Citra merek dan promosi produk secara parsial berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung.

3. Shinta Seftiana (2017), “Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Sabun Mandi Cair Merek Dettol Di Bandar Lampung (Studi Konsumen Sabun Cair Merek Dettol Di Bandar Lampung)”. Merek suatu produk merupakan ciri dan karakteristik suatu barang atau jasa yang berpengaruh pada keputusan pembelian untuk memilih produk yang akan digunakan. Banyaknya merek sabun mandi yang ditawarkan di pasar dapat mempengaruhi posisi top brand indeks dari merek sabun mandi yang ada di Indonesia. Berdasarkan data top brand indeks sabun cair merek Dettol memiliki presentase yang cukup tinggi dan dapat bersaing dengan kompetitor lainnya. Masalah pada penelitian ini yaitu tingginya tingkat persaingan

(39)

dalam kategori sabun mandi cair yang menandakan bahwa konsumen dalam kategori ini sangat potensial dalam memilih produk sabun mandi yang sejenis. Namun, disisi lain produsen dituntut untuk semakin cermat dalam membaca kebutuhan dan keinginan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen sabun mandi cair merek Dettol di Bandar Lampung. Sampel pada penelitian ini adalah pengguna sabun cair Dettol yang ada di Bandar Lampung sebanyak 100 orang yang ditentukan melalui metode non probability sampling, dengan teknik purposive sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif, penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan secara parsial (uji-t) dan secara simultan (uji-f). Hasil penelitian ini adalah variabel citra merek dan kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Variabel bebas yang mempunyai pengaruh terbesar yaitu citra merek (X1) dengan nilai β = 0,711 dengan signifikansi 0.000, selanjutnya variabel kualitas produk (X2) dengan nilai β = 0,216 dengan signifikansi 0,03 dan masing-masing variabel X memberikan kontribusi dalam mempengaruhi variabel Y sebesar 78,5% dan sisanya sebesar 21,5% dipengaruhi oleh variabel lain.

4. Mentari Kasih Labiro (2017), “Pengaruh Citra Merek Harga Dan Kualitas Produk Pada Keputusan Pembelian Produk Purbasari Lipstick Matte”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra

(40)

merek (brand image), harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Purba sari lipstick matte, pada mahasiswi Universitas Sanata Dharma pengguna produk Purbasari lipstick matte. Untuk mengumpulkan data penelitian menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling dan jumlah responden sebanyak 100 orang. Peneliti menggunakan uji regresi linier berganda, Uji F, Uji t, dan koefisien determinasi dengan menggunakan SPSS 16. Hasil penelitian menunjukan bahwa citra merek (brand image) dan kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dan variabel harga secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Purbasari Lipstick Matte.

5. Fitri Dani Lestari (2016), “Pengaruh Citra Merek, Kesadaran Merek, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Cadbury”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian produk Cadbury (2) pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan pembelian produk, (3) pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian Cadbury (dan (4) pengaruh citra merek, kesadaran merek, dan kualitas produk secara simultan terhadap keputusan pembelian produk Cadbury. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah survei. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa SI Universitas Negeri Yogyakarta yang masih aktif. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode

(41)

purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 210 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif citra merek terhadap keputusan pembelian produk Cadbury, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 4,935; nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05; dan koefisien regresi sebesar 0,302; (2) terdapat pengaruh positif kesadaran merek terhadap keputusan pembelian produk Cadbury, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 8,569; nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05; dan koefisien regresi sebesar 0,626; (3) terdapat pengaruh positif kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 2,840; nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05; dan koefisienregresi sebesar 0, 135; dan (4) terdapat pengaruh citra merek, kesadaran merek, dankualitas produk secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian produk Cadbury. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 67,920 dengan signifikansi sebesar 0,000<0,05.

(42)

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka kerangka konseptualnya sebagai berikut :

c

Keterangan :

: Pengaruh secara parsial

: Pengaruh secara bersama – sama (Simultan)

Citra Merek (X1) Harga (X2) Keputusan Pembelian (Y) Gambar II.1 Kerangka Konseptual Kualitas Produk (X3)

(43)

D. Rumusan Hipotesis

Rumusan hipotesis yang sudah dibuat oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Citra merek menurut Kotler dan Keller (2016:322) adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi yang ada pada pikiran konsumen. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran dan citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek. Indomie Goreng sudah dikenal sejak dulu sehingga membuat mahasiswa percaya akan merek ini dan dengan jargonnya “Indomie Seleraku” membuat terngiang-ngiang di pikiran mahasiswa lalu cenderung untuk membuat keputusan pembelian Indomie Goreng.

H1 : Citra Merek secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng.

2. Menurut Kotler dan Armstrong (2016:348), harga dapat didefenisikan secara sempit sebagai jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa. Indomie Goreng memiliki harga yang terjangkau membuat mahasiswa cenderung membuat keputusan untuk membeli Indomie Goreng.

H2 : Harga secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng.

(44)

3. Menurut Kotler dan Keller (2016:164), kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan.

Indomie Goreng memiliki kemasan produk yang menarik, tekstur mie yang lembut, dan memiliki rasa yang sangat enak membuat mahasiswa cenderung membuat keputusan untuk membeli Indomie Goreng. H3 : Kualitas produk secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng.

4. Indomie Goreng yang sudah dikenal sejak dulu, mempunyai harga yang terjangkau, tekstur mie yang lembut, dan memiliki rasa yang sangat enak cenderung membuat mahasiswa membuat keputusan untuk membeli Indomie Goreng.

H4 : Citra merek, harga, dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian Indomie Goreng.

(45)

28

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menggambarkan dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2017:8).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal. Penelitian asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu hubungan simetris, hubungan kausal, dan hubungan timbal balik. Dalam penelitian ini menggunakan hubungan kausal yang mana merupakan hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi). (Sugiyono, 2017:36).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2019. 2. Lokasi Penelitian

(46)

C. Variabel Penelitian 1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus. Dalam Bahasa Indonesia, variabel ini sering disebut variable bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). (Sugiyono, 2017). Variabel independen dari penelitian ini adalah citra merek, harga, dan kualitas produk.

2. Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut dengan variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2018). Variabel dependen dari penelitian ini adalah keputusan pembelian Indomie Goreng.

(47)

D. Definisi Operasional

Tabel III. 1

Definisi Operasional, Indikator, Instrumen

No Nama Variabel Definisi Operasional Indikator Skala 1 Citra Merek

(X1)

Citra merek menurut Kotler dan Keller (2016) adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi yang ada pada pikiran konsumen.  Dapat dipercaya  Pelayanan  Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri Likert

2 Harga (X2) Menurut Kotler dan Amstrong (2016), harga dapat

didefenisikan secara sempit sebagai jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa.  Keterjangkauan harga  Daya saing harga  Kesesuaian harga dengan manfaat produk Likert 3 Kualitas Produk (X3)

Menurut Kotler dan Keller (2016:164), kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan.  Bentuk  Ciri - ciri produk  Kinerja  Daya Tahan  Desain Likert 4 Keputusan Pembelian (Y)

Menurut Kotler & Keller (2016), keputusan pembelian adalah tindakan dari

konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk.

 Faktor Budaya  Faktor Sosial  Faktor kepribadian  Pilihan merek Likert

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

(48)

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I Mrican yang pernah membeli Indomie Goreng dengan jumlah populasinya yang tidak diketahui.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:81), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka oleh sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari populasi. Sampel yang akan diambil adalah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I yang pernah membeli Indomie Goreng. Menurut Suliyanto (2018:198), untuk menentukan sampel dari populasi yang belum diketahui, maka perhitungan sampel menggunakan rumus Cochran (Suliyanto, 2018:198) yaitu:

𝑛 = 𝑍

2 4𝑑2

Keterangan:

n = ukuran sampel minimal

Z = Tingkat distribusi normal dengan taraf signifikan 5% (1,96) d = Tingkat toleransi kesalahan yang dapat ditoleransi sebesar 10%.

(49)

𝑛 = 1,96 2

4(0,10)2 = 96,04

Jumlah sampel yang diambil sebanyak 96,04 responden, tetapi peneliti membulatkannya menjadi 97 responden.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode non probability sampling. Menurut Sugiyono (2017:84), teknik non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jadi semua anggota populasi yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti akan dijadikan sampel penelitian.Sampel yang akan diteliti adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I berjumlah 97 responden. Cara yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan jumlah responden tersebut adalah dengan membagikan kuesioner secara langsung atau online kepada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang berada di Kampus 1.

G. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek. Data primer dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner secara langsung atau online.

(50)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum, data dari website, dan data dari internet. Data sekunder dalam penelitian ini adalah penelitian sebelumnya, website, dan internet.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan membagikan kuisioner secara personal, dikirimkan kepada responden, dan diberikan secara online.

I. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Menurut Suliyanto (2018:233), uji validitas adalah tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Instrumen penelitian yang valid artinya instrumen tersebut mampu mengukur apa yang harus diukur dengan tepat dan cermat, atau dapat memberikan informasi tentang nilai variabel yang harus diukur dengan tepat dan cermat. Dengan kata lain, suatu alat ukur dinyatakan valid jika instrumen tersebut “benar-benar” untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

(51)

2. Uji Reliabilitas

Menurut Suliyanto (2018:254), uji reliabilitas menunjukkan kemampuan alat ukur untuk menghasilkan hasil pengukuran yang dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok objek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama meskipun tetap ada toleransi bila terjadi perbedaan.

J. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini teknik analisis data menggunakan metode deskriptif verikatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017:35), metode deskriptif diartikan sebagai metode penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari variabel itu dengan variabel yang lain. Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Sugiyono (2017:8), metode verifikatif diartikan sebagai penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kualitas data sehingga data diketahui keabsahannya dan menghindari terjadinya estimasi bias. Pengujian asumsi klasik ini menggunakan tiga uji, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

(52)

a. Normalitas

Menurut Ghozali (2016;154), uji normalitas dilakukan untuk menguji model regresi variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Apabila variabel tidak berdistribusi secara normal maka hasil uji statistik akan mengalami penurunan. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov yaitu dengan ketentuan apabila nilai signifikan di atas 0,05 maka data terdistribusi normal. Sedangkan jika hasil One Sample Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai signifikan di bawah 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.

b. Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2016;103) pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan ada tidaknya korelasi antar variabel bebas (independen). Model yang baik tidak mempunyai korelasi antar variabel bebas. Untuk menemukan ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang

(53)

umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.

c. Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian berbeda, disebut heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi linier berganda adalah dengan melihat grafik sccatterplot atau nilai prediksi variabel terikat yaitu SRESID dengan residual error yaitu ZPRED. Jika tidak ada pola tertentu dan tidak menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016;134).

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji apakah variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen secara simultan maupun parsial. Analisis regresi linier berganda menurut Sugiyono (2017:275) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ŷ = α + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 +𝛽3 𝑋3

Keterangan :

Ŷ = Keputusan Pembelian 𝛽1, 𝛽2, 𝛽3 = Koefisien Regresi

(54)

𝑋1 = Citra Merek

𝑋2 = Harga

𝑋3 = Kualitas Produk

4. Skala Pengukuran Likert

Menurut Sugiyono (2017:38), skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Proses pengumpulannya menggunakan kuisioner, kemudian data yang diperoleh akan penulis olah ke kuantitatif yaitu dengan menentukan skor jawaban dari pertanyaan yang telah dijawab oleh responden.

Tabel III. 2

Ketentuan Pemberian Skor

Jawaban atas pertanyaan responden Skor Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Netral (N) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 K. Pengujian Hipotesis

1. Uji F

Uji statistik F mengukur goodness of fit, yaitu ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Jika nilai signifikansi F < 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen. Uji statistik F juga menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

(55)

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F mempunyai signifikansi 0,05 (Ghozali, 2016:96). Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik F adalah jika nilai signifikansi F < 0,05, maka hipotesis alternatif diterima, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016:96). Dasar pengambilan keputusan dalam uji F berdasarkan nilai F hitung dan F tabel :

a. Jika nilai f hitung > f tabel, maka citra merek, harga, dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

b. Jika nilai f hitung < f tabel, maka citra merek, harga, dan kualitas produk secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian .

Dasar pengambilan keputusan dalam uji f berdasarkan nilai signifikansi hasil dari output SPSS :

a. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka citra merek, harga, dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

b. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka citra merek, harga, dan kualitas produk secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

(56)

2. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas (independen) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t menggunakan nilai signifikansi α = 5%. Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik t adalah jika nilai signifikansi t (p-value) < 0,05, maka hipotesis alternatif diterima, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016:97).

Uji t dalam analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui apakah citra merek, harga, dan kualitas produk (X) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).

Berdasarkan nilai t hitung dan t tabel :

a. Jika nilai t hitung > t tabel, maka citra merek, harga, dan kualitas produk berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian. b. Jika nilai t hitung < t tabel, maka citra merek, harga, dan kualitas

produk tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian..

Berdasarkan nilai signifikansi hasil output SPSS :

a. Jika nilai Sig. < 0,05, maka citra merek, harga, dan kualitas produk berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian.

b. Jika nilai Sig. > 0,05, maka citra merek, harga, dan kualitas produk tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian.

(57)

3. Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2016:98), uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai 𝑅2 yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Rumus koefisien determinasi adalah sebagai berikut :

KD = r² x100% Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi R = Koefisien Korelasi

(58)

41

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249 tanggal 15 November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-2915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5 Agustus 1991, dan diumumkan dalam. Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611. Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada bulan Mei 1992 dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang dari PT Sanmaru Food Manufcturing

(59)

Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada sebanyak 200 orang Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak,Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan segar serta membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.

Periode sejarah Indofood adalah sebagai berikut :

(https://id.wikipedia.org/wiki/Indofood_Sukses_Makmur )

1. 1968 - PT Lima Satu Sankyu (selanjutnya berganti nama menjadi PT Supermi Indonesia) didirikan, pertama kali memproduksi Supermi sebagai mi instan pertama di Indonesia. 2. 1970 - PT Sanmaru Foods Manufacturing Co Ltd (PT Sanmaru) didirikan sebagai salah satu anak perusahaan Jangkar Jati Group.

(60)

4. 1982 - PT Sarimi Asli Jaya didirikan dan mulai memproduksi Sarimi.

5. 1983 - PT Sanmaru mulai memproduksi Chiki.

6. 1984 - PT Sarimi Asli Jaya diakuisisi oleh PT Sanmaru dan bersama dengan Salim Group membentuk perusahaan dengan nama PT Indofood Interna Corporation.

7. 1986 - PT Supermi Indonesia diakuisisi oleh PT Indofood Interna Corporation melalui anak perusahaannya PT Lambang Insan Makmur.

8. 1989 - PT Sanmaru mengakuisi PT Sari Pangan Nusantara, yang memproduksi makanan bayi bermerek SUN.

9. 1989 - PT Sanmaru membentuk perusahaan patungan dengan PepsiCo, Inc yang memiliki merek FritoLay yang pada tahun 1994 bernama PT Indofood Fritolay Makmur dan mulai memproduksi makanan ringan seperti Chitato, Jetz, Cheetos dan Lay's yang kemudian pada tahun 2000an disusul dengan Qtela. 10. 1990 - Indofood didirikan oleh Sudono Salim dengan nama PT

Panganjaya Intikusuma.

11. 1991 - PT Sanmaru meluncurkan mi instan dalam bentuk cup bermerek Pop Mie.

12. 1992 - PT Sanmaru melalui anak perusahaan Jangkar Jati Group diambil alih seluruh sahamnya oleh Salim Group.

Gambar

Gambar II. 1 Kerangka Konseptual .....................................................................
Tabel III. 1
Tabel III. 2
Gambar IV. 1
+3

Referensi

Dokumen terkait

Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan salah satu pilar perekonomian yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Namun, sejak dikeluarkan Inpres No.

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat dan dihubungkan dengan keterangan dua orang saksi di atas, maka Majelis telah menemukan fakta di persidangan, fakta

 Teknologi mekanik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses atau prinsip pembuatan dan cara kerja dari suatu benda sehingga diperoleh hasil yang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah ini yang berjudul: Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Penegakan Hukum Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Di Wilayah Negara Republik

Oleh sebab itu pendekatan Heuristik Silver Meal sangat menunjang untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di PG Watoe Toelis Sidoarjo yaitu dapat melakukan perencanaan

Kami beritahukan bahwa kiriman barang dari saudara berupa 250 sak semen Gersik sudah kami terima dengan baik.Setelah kami timbang, kami merasa terkejut karena berat rata-rata

Cari link join untuk departemen anda pada tabel dibawah, kemudian pada tab baru tersebut, ketik link join kelas EFL dan TPA Maba sesuai dengan Asal Departemen anda, dan klik

Sayyid Abul A‘la Maududi (1967) menegaskan Islam menyediakan asas norma-norma moral dan nilai untuk membimbing dan mengawal keseluruhan hidup manusia. Ia memberi kod