• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK SUB TEMA MANUSIA DAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE CARD SORT PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF GEDANGAN,KEC. TUNTANG, KAB. SEMARANG,TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK SUB TEMA MANUSIA DAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE CARD SORT PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF GEDANGAN,KEC. TUNTANG, KAB. SEMARANG,TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - Test Repository"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK

SUB TEMA MANUSIA DAN LINGKUNGAN

MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN

ACTIVE LEARNING TIPE CARD SORT

PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF GEDANGAN,

KEC. TUNTANG, KAB. SEMARANG,

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan

Oleh:

ANIS ULFATUN NIKMAH

NIM. 11514113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO HIDUP

اًعَمَطَو اًفْوَخ ُهْوُعْداَو اَهِحَلاْصِا َدْعَ ب ِضْرَْلْا ِْفِ اْوُدِسْفُ تَلاَو

ج

َنِم ٌبْيِرَق ِوَّللا َتَْحَْر َّنِا

َْيِنِسْحُمْلا

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan

baik. Berdo‟alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya

rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan” (Al-a‟raf: 56)

)للهادبع نب رباج نع يذمترلا هاور( ُوَل َيِهَف ًةَتْيَم اًضْرَا اَيْحَا ْنَم

“Barang siapa yang menghidupkan tanah (lahan) mati maka ia akan menjadi

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Sembah sujud syukur kehadirat Allah SWT. Taburan cinta dan kasih

sayang-Mu telah memberikan kekuatan, membekali dengan ilmu serta

memperkenalkan dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau

berikan, akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat serta

salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah Saw.

Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang

penulis kasihi dan sayangi:

1. Ibunda dan Ayahanda tercinta,Bapak Suko dan Ibu Ngatini sebagai tanda

bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada tara karena telah memberikan

kasih sayang, dukungan, serta cinta kasih yang mungkin tidak dapat

penulisbalas hanya dengan karya ini.

2. Adik tersayang, Anas Ulin Nuha yang selalu menyemangati penulis.

3. Keluarga besar pondok pesantren Edi Mancoro, terutama Ibu Rosyidah yang

telah banyak membimbing penulis.

4. Santriwan santriwati pondok pesantren Edi Mancoro yang banyak

memberikan warna dalam hari-hari penulis.

5. Teman-teman kamar sahabat surga dan kamar 16 Pondok Pesantren Edi

Mancoro yang telah banyak membantu dan memotivasi.

6. Keluarga besar Ya Bismillah IAIN Salatiga, terutama teman-teman Bidikmisi

angkatan 2014 yang banyak memberi motivasi.

7. Keluarga Besar PGMI angkatan 2014 yang banyak memberi semangat kepada

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, hidayah dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Peningkatan Hasil Belajar Tematik Sub Tema Manusia dan Lingkungan

Menggunakan Strategi Pembelajaran Active Learning Tipe Card Sort pada Siswa

Kelas V MI Ma‟arif Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang, Tahun Pelajaran

2018/2019”dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada

Beliau Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa‟atnya kelak di yaumil

qiyamah. Amin.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan di IAIN Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, MPd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku ketua jurusan PGMI IAIN Salatiga.

4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing

skripsi yang selalu sabar dan rela meluangkan waktunya untuk

membimbing penulis.

5. Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro, terutama Ibu

(8)

viii

7. Keluarga besar Ya Bismillah Bidikmisi IAIN Salatiga, teriutama

angkatan 2014.

8. Kedua orang tua, adik, dan saudara-saudaraku yang telah memberikan

dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Santriwan santriwati Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah

memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

10.Teman-teman Jurusan PGMI angkatan 2014 yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

11. Bapak Ridha Rahman, S.Pd.I. selaku Kepala Sekolah MI Ma‟arif

Gedangan yang telah memberi kesempatan penulis untuk meneliti di

Madrasah tersebut.

12.Bapak Jumrowi, S.Pd.I. selaku guru kelas V MI Ma‟arif yang telah

banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian.

13.Siswa-siswi kelas V MI Ma‟arif Gedangan yang telah antusias

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi active learning

tipe card sort.

Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Semoga Allah SWT

senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu

(9)
(10)

x

ABSTRAK

Nikmah, Anis Ulfatun. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Tematik Sub Tema Manusia dan Lingkungan Menggunakan Strategi Pembelajaran Active

Learning Tipe Card Sort Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Gedangan,

Kec. Tuntang, Kab. Semarang, Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, S.Pd., M.Pd.

Kata Kunci: active Learning, card sort, hasil belajar tematik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tematik sub tema manusia dan lingkungan dengan menggunakan strategi pembelajaran active learning tipe card sort pada siswa kelas V MI Ma‟arif

Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Tahun Pelajaran 2018/2019. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ma‟arif yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan pencapaian nilai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan ditandai dengan peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.

Berdasarkan hasil penelitian pada pra siklus, siklus I, dan siklus II diperoleh data sebagai berikut: Standart KKM pembelajaran tematik adalah 70. Hasil Pra siklus siswa yang tuntas adalah 13 siswa (34,20%) dan yang belum tuntas adalah 25 siswa (65,70%) dengan rata-rata 59,73. Hasil belajar siswa dalam

pre test siklus I yang tuntas adalah 16 siswa (42,10%) dan yang belum tuntas adalah 22 siswa (57,80%) dengan rata-rata 61,84. Adapun dalam post test siswa yang tuntas adalah 26 siswa (68,40%) dan yang belum tuntas adalah 12 siswa (31,50%) dengan rata-rata 69,73. Hasil belajar siswa yang tuntas dalam pre test

(11)

xi DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR BERLOGO

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional... 8

F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 11

G. Metode Penelitian... 12

H. Sistematika Penulisan... 18

(12)

xii

a. Pengertian Belajar ... 19

b. Teori-teori Belajar ... 21

c. Tujuan Belajar ... 25

d. Prinsip-prinsip Belajar ... 26

e. Pengertian Hasil Belajar ... 27

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 28

g. Penilaian Belajar ... 35

2. Pembelajaran Tematik a. Pengertian Pembelajaran Tematik... 37

b. Manfaat Pembelajaran Tematik ... 39

c. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik ... 39

d. Kelebihan Pembelajaran Tematik ... 40

e. Kekurangan Pembelajaran Tematik ... 41

3. Kajian Materi Penelitian a. Manusia dan Lingkungan ... 41

b. Sistem Gerak pada Manusia ... 42

c. Kenampakan Alam pada Bentang Alam Indonesia ... 44

4. Strategi Pembelajaran Active Learning Tipe Card Sort a. Pengertian Strategi Pembelajaran Active Learning ... 46

b. Pengertian Card Sort ... 48

c. Langkah-langkah Pembelajaran Card Sort ... 49

B. Kajian Pustaka ... 51

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Awal ... 54

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 61

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 63

(13)

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus ... 72 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 102

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 105 B. Saran ... 106

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 13

Gambar 2.1 Skema Hubungan Langsung Stimulus (S) dan Respon (R) ... 21

Gambar 2.2 Rangka Tubuh Manusia ... 43

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Bangunan/Ruang MI Ma‟arif Gedangan ... 56

Tabel 3.2 Daftar Inventaris MI Ma‟arif Gedangan ... 57

Tabel 3.3 Data Guru MI Ma‟arif Gedangan... 58

Tabel 3.4 Data Siswa MI Ma‟arif Gedangan ... 59

Tabel 3.5 Data Siswa Kelas V MI Ma‟arif Gedangan ... 60

Tabel 4.1 Hasil Pra Siklus ... 72

Tabel 4.2 Hasil Pre Test Siklus I ... 75

Tabel 4.3 Hasil Post Test Siklus I ... 79

Tabel 4.4 Data Penilaian Sikap Siklus I ... 81

Tabel 4.5 Data Penilaian Keterampilan Siklus I ... 83

Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 87

Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 88

Tabel 4.8 Hasil Pre Test Siklus II ... 89

Tabel 4.9 Hasil Post Test Siklus II ... 92

Tabel 4.10 Data Penilaian Sikap Siklus II ... 94

Tabel 4.11 Data Penilaian Keterampilan Siklus II ... 96

Tabel 4.12 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 98

Tabel 4.13 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 101

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Pembimbing Skripsi

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 5 Daftar Nilai SKK

Lampiran 6 Lembar Konsultasi

Lampiran 7 RPP Siklus I

Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus I

Lampiran 9 Lembar Observasi Siswa Siklus I

Lampiran 10 RPP Siklus II

Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus II

Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa Siklus II

Lampiran 13 Soal Pre Test Siklus I

Lampiran 14 Hasil Pre Test Siklus I

Lampiran 15 Soal Post Test Siklus I

Lampiran 16 Hasil Post Test Siklus I

Lampiran 17 Soal Pre Test Siklus II

Lampiran 18 Hasil Pre Test Siklus II

Lampiran 19 Soal Post Test Siklus II

Lampiran 20 Hasil Post Test Siklus II

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat manusia, melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang

hayat. Pendidikan mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk

mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta

keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan

fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya (Husien,

2017:53).

Pendidikan merupakan suatu model rekayasa sosial yang paling efektif

untuk menyiapkan suatu bentuk masayarakat masa depan (Mansur, 2004: 3).

Jadi, pendidikan bukan saja dimaksudkan untuk mewariskan kebudayaan kepada

anak-anak generasi bangsa penerus mereka, tetapi juga merupakan suatu cara

untuk mentransformasikan kebudayaan masyarakat. Pendidikan juga memuat

gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk

kehidupan.

Sub tema yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai aktifvitas

dan interaksi manusia dengan lingkungannya. Manusia harus bisa menjaga

kelestarian lingkungan hidupnya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat

(18)

2

Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian

dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Katakanlah (Muhammad), “bepergianlah di bumi, lalu lihatlah bagaimana

kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang

yang menyekutukan (Allah)” (Sudrajat, dkk, 2007: 408).

Kandungan ayat tersebut adalah penegasan Allah bahwa berbagai

kerusakan yang terjadi di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan mansia

sendiri. Oleh karena itu, hendaklah manusia menghentikannya dan mau kembali

ke jalan yang benar, yaitu menggantinya dengan perbuatan-perbuatan baik.

Allah SWT menyeru manusia supaya mempelajari umat-umat tedahulu

(sejarah), banyak bencana yang menimpa mereka karena mereka tidak

menghiraukan seruan Allah, bahkan kebanyakan mereka ingkar dan musyrik

kepada-Nya. Upaya perbaikan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik

secara umum maupun dengan cara-cara yang baru. Hal tersebut lebih berfokus

kembali setelah diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah

meningkatkan mutu pendidikan nasional pada setiap jenjang pendidikan

(Husien, 2017:62). Meningkatkan kualitas pendidikan bisa dilakukan dengan

memperbaiki kurikulum, menerapkan alat peraga, model pembelajaran, dan

(19)

3

Pemahaman manusia akan selalu bertambah apabila manusia itu melatih

diri dan mempelajari berbagai macam ilmu secara tekun dan teratur. Semua ilmu

akan membawa manusia ke taraf nilai yang lebih baik. keadaan yang demikian

diperlukan adanya suatu bimbingan yang harus dilakukan secara sadar dan

sistematis dalam usaha membentuk pribadi manusia secara multidimensional

sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan manusia (Rosyadi, 2004: 124). Dengan

demikian, perlu adanya proses pembelajaran yang baik sehingga dapat

mengantarkan manusia menuju taraf nilai yang diharapkan.

Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan. Dalam

konsep ini, pengetahuan dilaksanakan dengan metode imposisi, dengan cara

mentransfer pengetahuan kepada siswa. Umumnya guru menggunakan metode

formal step dari J. Herbart berdasarkan asosiasi dan reproduksi atas

tanggungan/kesan. Cara penyampaian pengetahuan ini berdasarkan ajaran dalam

psikologi asosiasi (Putra, 2013:19).

Pembelajaran terjadi karena adanya interaksi antara pendidik dan peserta

didik selama proses belajar mengajar berlangsung. Dalam hal ini, pendidik tidak

semata-semata bertindak sebagai pemimpin atau pembimbing yang memiliki

otoritas penuh (menempatkan siswa secara pasif), melainkan sebagai fasilitator,

sehingga peserta didik dapat belajar dengan aktif dan kreatif.

Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, suasana kelas perlu

direncanakan dan dibangun sedemikian rupa, sehingga siswa mendapatkan

kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini, peserta didik

(20)

4

proses belajar dan saling mendukung satu sama lain. Suasana belajar yang penuh

dengan persaingan dan pengisolasian peserta didk, sikap dan hubungan yang

negatif akan terbentuk dan mematikan semangat siswa. suasana seperti ini akan

menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif (Hamruni, 2012: 29).

Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh, baik

dari aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

keterampilan, dan seni. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada

peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui

pencapaian diri, dan berhasil di masa datang. Oleh karena itu, diperlukan

penyempurnaan kurikulum sekolah yang berbasis pada kompetensi peserta didik.

Menurut Soedjaji, kurikulum adalah sekumpulan pokok-pokok materi

ajar yang direncanakan untuk memberi pengalaman tertentu kepada peserta didik

agar mampu tujuan yang ditetapkan (Trianto, 2015: 14). Pada saat ini, kurikulum

di Indonesia telah mengalami perubahan dari kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013 (tematik), khususnya di sekolah

dasar. Kurikulum 2013 (tematik) berorientasi pada penguasaan kompetensi atau

biasa disebut dengan pembelajaran tematik integratif.

Pembelajaran tematik lebih menekankan keterlibatan peserta didik secara

aktif. Peserta didik tidak hanya dijadikan sebagai objek, tetapi dituntut aktif

untuk terlibat langsung di lapangan. Keterlibatan aktif akan membuat siswa

memperoleh pengalaman yang luas. Pengalaman inilah yang akan membawa

(21)

5

Wawancara yang peneliti lakukan dengan bapak Jumrowi pada hari

Senin 16 Juli 2018 selaku guru kelas V MI Ma‟arif Gedangan, beliau

mengatakan bahwa KKM yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran tematik

adalah 70, berarti nilai yang masih di bawah 70 dinyatakan belum tuntas.

Berdasarkan data pra siklus yang diperoleh dari guru kelas V MI Gedangan, dari

38 siswa terdapat 13 siswa yang tuntas dan 25 siswa lainnya belum tuntas. Hal

itu dikarenakan beberapa faktor, seperti kurangnya minat belajar siswa dan

pembelajaran yang monoton. Beliau sendiri mengaku belum pernah mencoba

menerapkan model-model pembelajaran dalam pembelajaranya. Apalagi

menggunakan media permainan-permainan. Hal tersebut dikarenakan jumlah

siswa cukup banyak dan ruang kelas kurang luas.

Setelah peneliti melihat permasalahan yang terjadi di kelas V MI Ma‟arif

Gedangan, maka peneliti mempunyai solusi untuk memecahkan masalah

tersebut yaitu dengan mencoba suatu strategi pembelajaran yang efektif

digunakan di kelas, menggunakan strategi pembelajaran active learning tipe

card sort.

Peneliti memilih menerapkan strategi pembelajaran active learning tipe

card sort karena strategi ini mudah digunakan, dan bagus untuk mengetahui

daya ingat siswa dalam memahami materi yang sudah diajarkan. Dengan cara

pengajaran ini, siswa diharapkan dapat terangsang motivasinya, tertarik, serta

aktif dalam pembelajaran, serta dapat menambah pemahaman siswa mengenai

pembelajaran tematik sub tema manusia dan lingkungan. Strategi pembelajaran

(22)

6

Ma‟arif Gedangan. Strategi pembelajaran ini mengajak siswa untuk belajar aktif

dan bertujuan supaya siswa mempunyai kemandirian dalam belajar serta dapat

menumbuhkan daya kreativitas.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin meneliti tentang:

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK SUB TEMA MANUSIA

DAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN

ACTIVE LEARNING TIPE CARD SORT PADA SISWA KELAS V MI

MA’ARIF GEDANGAN, KEC. TUNTANG, KAB. SEMARANG, TAHUN

(23)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang di atas,

maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah strategi pembelajaran active learning tipe card sort dapat

meningkatkan hasil belajar tematik sub tema manusia dan lingkungan pada

siswa kelas V MI Ma‟arif Gedangan, Kec. Tuntang, kab. Semarang, Tahun

Pelajaran 2018/2019?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tematik sub tema manusia

dan lingkungan menggunakan strategi pembelajaran active learning tipe card

sort pada siswa kelas V MI Ma‟arif Gedangan Kec. Tuntang, kab. Semarang,

Tahun Pelajaran 2018/2019.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Mampu menjadi salah satu sumbangan pemikiran dalam

mengoptimalisasikan proses belajar mengajar.

b. Sebagai pertimbangan penelitian yang sejenis di masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

(24)

8

1) Siswa akan lebih aktif, kreatif, dan kemampuannya dalam

pembelajaran tematik akan meningkat.

2) Memotivasi belajar siswa supaya prestasinya dapat lebih meningkat.

b. Bagi Guru

1) Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya mengupayakan

metode mengajar yang baik agar tercapai ketuntasan belajar pada

peserta didik secara optimal.

2) Dapat memberikan pengalaman langsung untuk memecahkan masalah

secara terencana dan sistematis.

c. Bagi Sekolah

1) Memberikan sumbangan baik bagi sekolah dalam memperbaiki proses

pembelajaran.

2) Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.

3) Meningkatkan prestasi sekolah dengan peningkatan hasil belajar siswa

dan kinerja guru.

E. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Gagne dan Briggs adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat

diamati melalui penamapilan siswa (learner’s performance). Sudirman (2009:

94) menyatakan bahwa dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau

terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin

(25)

9

diri siswa untuk terus belajar dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat

(Suprihatiningrum, 2017: 37).

Jadi, hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai

yang diperoleh siswa kelas V MI Ma‟arif Gedangan setelah melakukan

pembelajaran tematik sub tema manusia dan lingkungan dengan

menggunakan strategi pembelajaran active learning tipe card sort.

2. Pembelajaran Tematik Sub Tema Manusia dan Lingkungan

a. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah salah satu strategi pembelajaran

terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata

pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan

pengalaman terhadap siswa. Tema menjadi pembicaraan atau gagasan

yang mudah memusatkan siswa pada satu tema tertentu. Dengan strategi

pembelajaran tematik ini, siswa akan lebih fokus dan konsentrasi

sehingga pemahaman terhadap satu materi pelajaran akan lebih

mendalam (Hartono, 2013: 165).

Pembelajaran tematik dengan sub tema manusia dan lingkungan

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa mengaitkan sub tema

tersebut ke dalam beberapa mata pelajaran, seperti mengaitkan mata

pelajaran IPA dengan Bahasa Indonesia.

b. Manusia dan Lingkungan

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala

(26)

10

mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, serta terkait

dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah

hubungan timbal balik baik itu positif maupun negatif.

Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal,

mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas

yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup

yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang

lebih kompleks dan riil (Hasan, 2012).

c. Strategi Pembelajaran Card Sort

Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian

kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai

sumber daya dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu

(Hamruni, 2012: 3).

Card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan

untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang obyek

atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini

dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh atau bosan (Zaini, 2002:

50).

Penggunaan pembelajaran active learning tipe card sort dalam

penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya ingat siswa mengenai

(27)

11

F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan kajian teori di atas, penulis dapat mengajukan hipotesis

dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu penerapan strategi pembelajaran

active learning tipe card sort dapat meningkatkan hasil belajar tematik sub

tema manusia dan lingkungan pada siswa kelas V MI Ma‟arif Gedangan,

Kec. Tuntang, Kab. Semarang,Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan strategi pembelajaran active learning tipe card sort pada

pembelajaran tematik sub tema manusia dan lingkungan dikatakan berhasil

jika indikator yangtelah ditetapkan dapat tercapai. Adapun indikator

ketuntasan siswa menurut Depdikbud dalam buku Trianto (2009: 241) adalah

sebagai berikut:

a. Secara Individu

Siswa mendapat nilai lebih dari atausama dengan KKM yang telah

ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥ 70 pada pembelajaran tematik sub tema

manusia dan lingkungan.

b. Secara Klasikal

Adanya peningkatan hasil belajar pada tes siswa secara berkelanjutan

dari siklus I ke siklus II dan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam

(28)

12 G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang

dilakukan oleh siswa (Arikunto, dkk, 2014: 3).

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (Action

Researc) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar

mengajaryang terjad di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan

lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai

hal-hal yang terjadi di dalam kelas (Arikunto, dkk, 2014: 58).

Penelitian ini dilakukan dengan tiga siklus. Siklus akan dihentikan

apabila keadaan kelas sudah stabil. Dalam hal ini guru sudah mampu

menguasai keterampilan belajar yang baru dan ada peningkatan keaktifan

sekaligus prestasi belajar siswa.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas

V MI Ma‟arif Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang dengan jumlah 38

siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan pada

(29)

13 3. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas dapat dimulai dari

perencanaan berdasarkan analisis awal, kemudian dilanjutkan dengan

pelaksanaan tindakan, pengamatan terhadap apa yang terjadi ketika tindakan

berlangsung, dan diakhiri dengan refleksi. Dari kegiatan refleksi tersebut

dapat diketahui apakah sudah mencapai ketuntasan atau belum.

adapun siklus spiral dari beberapa tahapan adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1

Alur Peneliian Tindakan Kelas (Arikunto: 2014: 16)

Penjelasan tahapan darialur di atas adalah:

a. Menyusun rancangan tindakan, dalam tahap ini peneliti menjelaskan

tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana

(30)

14

b. Pelaksanaan tindakan, dalam tahap ini penelitian tindakan adalah

pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi

rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

c. Pengamatan, dalam tahap ini kegiatan pengamatan dilakukan oleh

pengamat. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pada

tahap kedua, karena guru yang sebagai pelaksana tindakan juga

berstatus sebagai pengamat, supaya melakukan pengamatan balik

terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.

d. Refleksi, tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali

apa yang sudah dilakukan. Kegiatan ini sangat tepat dilakukan ketika

guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian

berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi

rancangan tindakan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam PTK dalam penelitian ini meliputi:

a. Observasi

Obervasi yaitu pengamatan langsung proses belajar mengajar

yang terjadi di kelas. Pengamat dapat mengobservasi guru dan siswa

terkait proses belajar mengajar, aktivitas, dan interaksinya (Sani dan

Sudiran, 2017: 63).

Penelitian ini menggunakan dua pedoman observasi, yaitu

observasi keaktifan peserta didik dan observasi pelaksanaan

(31)

15

tipe card sortpada siswa kelas V MI Ma‟arif Gedangan, Kec. Tuntang,

Kab. Semarang. Observasi keaktifan siswa difokuskan pada

pengamatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran tematik sub

tema manusia dan lingkungan.

Sedangkan observasi pelaksanaan pembelajaran dengan

menerapkan strategi pembelajaran active learning tipe card sort

difokuskan pada keaktifan guru maupun siswa selama proses

pembelajaran.

b. Tes

Tes yang digunakan berupa pre test dan post test yang fungsinya

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah belajar tematik sub

tema manusia dan lingkungan dengan menerapkan strategi

pembelajaran active learning tipe card sort.

c. Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh darilembar observasi, lembar wawancara,

catatan lapangan, hasil tes peserta didik, dan foto-foto selama proses

pembelajaran berlangsung.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian (alat bantu) yang digunakan untuk penelitian

adalah:

a. Lembar Observasi

Penelitian ini menggunakan dua lembar observasi. Pertama,

(32)

16

menerapkan strategi pembelajaran active learning tipe card sort.

Kedua, lembar observasi mengenai keaktifan siswa.

b. Soal

Proses pembelajaran active learning tipe card sort pada

pembelajaran tematik sub tema manusia dan lingkungan menggunakan

soal pre test dan post tes. Dalam tes ini terdapat soal-soal yang

dikerjakan oleh peserta didik.

6. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu kegiatan mencermati atau menelaah,

menguraikan dan mengaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi

awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk membuktikan kebenaran

hipotesis.

Adapun penilaian untuk ranah kognitif adalah sebagai berikut:

a. Penilaian rata-rata

Penilaian rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai yang

diperoleh oleh siswa kemudian membaginya dengan jumlah siswa

tersebut, rumus yang digunakan sebagai berikut:

X = ∑ ∑

Keterangan:

∑ jumlah nilai keseluruhan siswa

∑ = jumlah siswa

(33)

17

b. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus

sebagai berikut:

P = ∑

x

100%

Keterangan:

P = ketuntasan belajar dalam persen

F = frekuensi

(34)

18 H. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari V bab yang dapat diuraikan sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan,berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfa‟at penelitian, definisi operasional,

hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori, membahas tentang belajar, hasil belajar,

pembelajaran tematik,strategi pembelajaran active learning tipe

card sort.

BAB III Pelaksanaan Penelitian, berisi tentang deskripsi pelaksanaan

siklus.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang deskripsi per

siklus (data hasil penelitian, refleksi) dan pembahasan.

(35)

19 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan usaha seseorang dengan sengaja dalam keadaan

sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan

baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku

yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun bertindak

(Susanto, 2013: 4).

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap,

dan mengokohkan kepribadian (Suyono, dkk, 2014: 9).

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu

secara sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku tertentu, baik

yang dapat diamatisecara langsung sebagai pengalaman (latihan) dalam

interaksinya dengan lingkungan. Dapat dikatakan juga bahwa belajar

sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan dalam

pengetahuan dan pemahaman, keterampilan serta nilai-nilai, dan sikap

(36)

20

Menurut Winkel dalam buku Suprihatin (2015: 15) belajar adalah

suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampian, nilai, dan sikap. Belajar boleh

juga dikatakan sebagai suatu interaksi antara diri manusia dengan

lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun

teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu

adalah proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang bealajar, dan

dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan.

Menurut R. Gagne dalam buku Susanto (2013 : 1), belajar dapat

didefisinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan

dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini

menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru

dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran

berlangsung.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan

manusia dengan keadaan sadar untuk memperoleh perubahan, dan

(37)

21 b. Teori-Teori Belajar

Teori belajar secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat

aliran, yaitu aliran behavioristik, kognitivistik, humanistik, dan

sibernetik.

1) Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik atau tingkah laku menjelaskan bahwa

perubahan tingkah laku sebagai interaksi antara stimulus dan respon.

Menurut penganut teori ini, belajar adalah perubahan perilaku yang

dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkret. Teori behavioristik

hanya menganalisis perilaku yang tampak saja, yang dapat diukur,

dilukiskan, dan diramalkan teori kaum behavioris lebih dikenal

dengan nama teori belajar karena seluruh perilaku manusia adalah

hasil belajar. Kaum behavioristik tidak mau mempersoalkan apakah

manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, behavioristik hanya

ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh

faktor-faktor lingkungan.

Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat, dan

kecenderungan perilaku S-R (stimulus-respon) seperti gambar

berikut:

Rrrrrrrrrr

Gambar 2.1

Skema hubungan langsung stimulus (S) dan respon (R) Hubungan Langsung

(38)

22

Syarat terjadinya proses belajar dalam pola hubungan S-R ini

adalah adanya unsur dorongan (drive), rangsangan (stimulus), respn,

dan penguatan (reinforcement). Dengan demikian, dalam tingkah

laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi

behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan

ini berpendapat bahwa tingah laku siswa merupakan reaksi terhadap

lingkungan dan hasil belajar.

2) Teori Belajar Kontruktivisme

Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan

dalam teori pembelajaran kontruktivisme (contructivist theories of

learning). Teori ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan

sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek

informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila

aturan-aturanitu tidak lagi sesuai. Bagi siswa supaya benar-benar

memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus

bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk

dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.

Menurut teori belajar kontruktivisme, satu prinsip yang paling

penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya sekedar

membeikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun

sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan

kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan siswa

(39)

23

mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa

anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi,

dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga

tersebut.

3) Teori Belajar Humanistik

Teori humanistik lebih mengedepankan sisi huanis manusia

dan tidak menuntut jangka waktu pembelajar mencapai pemahaman

yang diinginkan. Teori ini lebih menekankan pada isi/materi yang

harus dipelajari agar membentuk manusia seutuhnya. Proses belajar

dilakukan agar pembelajar mendapatkan makna yang sesungguhnya

dari belajar atau yang disebut sebagai meaningful learning.

Meaningful learning memiliki makna bahwa belajar adalah

mengasosiasikanpengetahuan baru dengan prior knowledge

(pengetahuan awal) pembelajar. Setiap pembelajar memiliki

kecepatan belajar yang berbeda-beda sehingga menurut teori ini

keberhasilan belajar akan tercapai jika pembelajar dapat memahami

diri an lingkungannya. Hal ini karena setiap manusia adalah unik.

Tugas pendidik adalah membantu mengenali sisi unik tersebut serta

(40)

24 4) Teori Belajar Sibernetik

Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi.

Teori ini lebih menekankan pada “sistem informasi” yang diproses.

Informasi inilah yang menentukan proses. Asumsi lain dri teori ini

adalah tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk segala situasi,

yang cocok untuk semua siswa. Oleh karena itu, sebuah informasi

mungkin akan dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses

belajar, dan informasi yang sama itu mungkin akan dipelajari siswa

yang lain melalui proses belajar yang lain.

Pengertian belajar dikaitkan dengan pembelajaran merupakan

proses perubahan perilaku mealui pengalaman dan atau proses

berpikir sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Proses belajar

dalam konteks pengalaman dan proses berpikir dalam mencapai

tujuan (goal) memerlukan perencanaan, karena adanya unsur

kesengajaan. Dengan demikian, unsur kesengajaan di luar individu

yang belajar tersebut adalah perancang pembelajaran, yaitu pengajar

atau ahli pembelajaran lainnya.

Berdasarkan pemaparan teori-teori belajar di atas dapat diketahui

bahwa teori belajar yang sesuai dengan active learning adalah teori

(41)

25 c. Tujuan Belajar

Tujuan belajar menurut Kastolani (2014: 66-67) adalah sebagai

berikut:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan kemampuan

berfikir. Kemampuan pengembangan berfikir membutuhkan adanya

bahan pengetahuan, dan kemampuan berfikir dapat memperluas

pengetahuan.

2) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep memerlukan konsep keterampilan, baik

keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan dialami, sehingga

menitik beratkan pada keterampilan gerak atau penampilan anggota

tubuh seseorang yang sedang belajar, atau keterampilan rohani yang

menyangkut tentang penghayatan dan keterampilan berfikir serta

kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suau masalah atau

konsep.

3) Pembentukan sikap

Guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap mental,

perilaku, dan pribadi siswa.

Berdasarkan tujuan belajar yang telah dipaparkan di atas, dapat

diketahui bahwa guru mempunyai tugas penting yaitu untuk

membelajarkan siswa, maksudnya adalah memberikan dorongan dan

(42)

26

berkeinginan untuk belajar. Belajar tidak lagi ditekankan pada

penguasaan ilmu pengetahuan, namun diartikan sebagai perubahan dalam

diri seseorang, baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.

d. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut R. Nasution dalam buku Kastolani

(2014: 71) meliputi:

1) Agar seseorang (siswa) benar-benar belajar, maka ia harus

mempunyai suatu tujuan.

2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan

hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.

3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran dan

berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.

4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan perilakunya.

5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula

hasil-hasil sambilan atau sampingan.

6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.

7) Seseorang (siswa) belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya

atau secara intelektual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis

dan sebagainya.

8) Dalam hal belajar, seseorang (siswa) memerlukan bantuan dan

bimbingan dari orang lain.

9) Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya seseorang

(43)

27

10)Belajar lebih berhasil apabila usaha itu memberi sukses yang

menyenangkan.

11)Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa keberhasilan

prinsip belajar tidak lepas dari peran guru dan siswa. siswa harus

meningkatkan upaya belajar untuk memperoleh hasil belajar yang baik,

sedangkan guru harus meningkatkan kualitas mengajarnya.

e. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar juga

diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik

yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil

dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5).

Hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan

yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku

yang bersangkutan (Mulyasa, 2009: 5)

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan tersebut

mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Hasil belajar dapat

dilihat dari melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan

data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa

(44)

28

Hasil belajar menurut Anni dalam Supardi merupakan perubahan

perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas

belajar. Hasil belajar lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang

diberikan oleh guru dan perubahan sikap serta cara pandang dan cara

fikir siswa setelah mengalami proses belajar (Supardi, 2013: 22).

Jadi, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah melakukan proses pembelajaran bersama guru.

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses

perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami

perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu, baik yang

berasal dari siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya.

Berdasarkan teori ini asil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, yaitu

siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti

kemampuan berfikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan

kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu

sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreatifitas guru, sumber-sumber

belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan

(Susanto, 2013: 12).

Pendapat yang senada dikemukakan oleh Waslimah dalam buku

Susanto (2013: 12), hasil belajar yang dicapai oleh pendidik merupakan

(45)

29

internal maupun eksternal. Secara rinci, uraian mengenai faktor internal

dan eksternal adalah sebagai berikut:

1) Faktor Internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri pesrta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.

Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan.

2) Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Selanjutnya dikemukakan oleh Waslimah dalam buku Susanto

(2013: 13) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut

menetukan hasil belajar siswa. semakin tinggi kemampuan belajar siswa

dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil

belajar siswa.

Menurut Dunkin dalam buku Susanto (2013: 13) terdapat

beberapa aspek yang dapat mempengaruhi kulaitas proses pembelajaran

dilihat dari faktor guru, yaitu:

1) Teacher Formative Experience, meliputi jenis kelamin serta semua

pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka.

Yang termasuk aspek ini di antaranya tempat asal kelahiran guru

(46)

30

2) Teacher Training Experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang

berhubungan dengan aktifitas dan latar belakang pendidkan guru,

misalnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidkan, dan

pengalaman jabatan.

3) Teacher Properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

sifat yang dimiliki guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap

siswa, kemampuan dan inteligensi guru, motivasi dan kemampuan

mereka, baik kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran termasuk

di dalamnya kemampuan dalam merncanakan dan evaluasi

pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan materi.

Dengan demikian, semakin jelas bahwa hasil belajar siswa

merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat sejumlah

faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi rendahnya hasil belajar

ditentukan oleh faktor-faktor tersebut.

Menurut Ruseffendi dalam buku Susanto (2013: 14)

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam

sepuluh macam, yaitu: kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemajuan

belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru,

suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.

Dari kesepuluh faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

belajar siswa, terdapat faktor yang dikatakan hampir sepenuhnya

tergantung pada siswa. faktor-faktor tersebut adalah kecerdasan anak,

(47)

31

hampir sepenuhnya tergantung pada guru, yaitu kemampuan

(kompetensi), suasana belajar, dan kepribadian guru. Dapat dikatakan

bahwa keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada faktor dari

dalam siswa dan faktor dari luar siswa. Hal ini sejalan dengan yang

dikatakan oleh Sudjana dalam Susanto (2013: 15), bahwa hasil belajar

yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor

dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswaatau faktor

lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan

yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar pengaruhnya terhadap

hasil belajar siswa.

1) Kecerdasan Anak

Kemampuan inteligensi seseorang sangat mempengaruhi

terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta

terpecahkan atau tidaknya suatu masalah. Kecerdasan siswa sangat

membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu

mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak akan terlepas

dari faktor lainnya.

2) Kesiapan atau Kematangan

Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan di

mana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana

mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan sangat

menentukan keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena itu,

(48)

32

dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan ini erat

hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan anak.

3) Bakat Anak

Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah

kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian,

sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk

mencapai prestasi sampai tingkat tertentu. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka bakat akan mempengaruhi tinggi rendahnya hasil

belajar.

4) Kemauan Belajar

Salah satu tugas guru yang sukar dilaksanakan ialah membuat

anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk belajar.

Ketidakmauan siswa untuk belajar mungkin disebabkan karena ia

belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk kehidupannya

kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan tanggung jawab

yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang

diraihnya, karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam

mencapai keberhasilan belajar.

5) Minat

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang

(49)

33

memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya.

kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi

itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat lagi,

dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

6) Model Penyajian Materi Pelajaran

Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada

penyajian materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak

membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa

tentunya berpengaruh positif terhadap keberhasilan belajar.

7) Pribadi dan Sikap Guru

Siswa, begitu juga manusia pada umumnya dalam melakukan

belajar tidak hanya melalui bacaan atau melalui guru saja, tentu bisa

melalui contoh-contoh yang baik dari sikap, tingkah laku, dan

perbuatan. Kepribadian dan sikap guru yang inovatif dalam

perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang aktif dan kretaif

ini.

8) Suasana Pengajaran

Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa dalam

belajar adalah suasana pengajaran. Suasana pengajaran yang tenang,

terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru,

menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa tentunya akan

(50)

34 9) Kompetensi Guru

Guru yang profesional memiliki kemampuan-kemampuan

tertentu. Kemampuan-kemampuan itu diperlukan siswa dalam

belajar. Keberhasilan belajar siswa akan banyak dipengaruhi oleh

kemampuan guru yang profesional. Guru yang profesional adalah

guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai

dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih

metode belajar mengajar yang tepat, sehingga pendekatan itu bisa

berjalan dengan semestinya.

10)Masyarakat

Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku

manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh

karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan masyarakat

pun sangat mempengaruhi kepribadian siswa. kehidupan modern

dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak dipengaruhi dan

dibentuk oleh kondisi masyarakat dari pada keluarga dan sekolah

(Susanto, 2013: 16).

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa faktor

belajar yang paling dominan adalah faktor internal atau faktor yang ada

dalam diri siswa, karena kecerdasan siswa, minat, motivasi, kondisi fisik,

(51)

35 g. Penilaian Belajar

Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan

untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri siswa.

Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua

bentuk:

1) Siswa akan mempunyai prespektif terhadap kekuatan dan

kelemahannya atas perilaku yang diinginkan.

2) Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah

meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga timbul lagi

kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan

perilaku yang diinginkan (Mulyasa, 2009: 243-244).

Penilaian pembelajaran menurut Mulyasa (2009: 253-256) pada

umumnya mencakup Pre Test, penilaian proses dan Post Test. Ketiga hal

tersebut dijelaskan berikut ini.

1) Pre Test

Pre Test merupakan pemberian soal untuk siswa sebelum guru

memberikan materi pembelajaran yang akan dibahas. Pre Test

memiliki banyak kegunaan dalam menjajaki proses pembelajaran

yang akan dilaksanakan. Pre Test memegang peranan yang cukup

penting dalam proses pembelajaran. Fungsi Pre Test ini antara lain:

a) Untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar, karena dengan

Pre Test maka pilkiran mereka akan terfokus pada soal-soal

(52)

36

b) Untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa sehubungan dengan

proses pembelajaran yang dilakukan.

c) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki siswa

mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses

pembelajaran.

d) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran

dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai siswa, dan

tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan

perhatian khusus.

2) Penilaian Proses

Penilaian proses dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar pada siswa

termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan.

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari

segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan

berkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar (75%)

siswa terlibat secraa aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam

proses pembelajaran, di samping menunjukan kegairahan belajar

yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya pda diri

sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan

berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri

(53)

37 3) Post Test

Post Test merupakan pemberian soal setelah guru

menyampaikan materi pembelajaran. Post Test juga memiliki banyak

kegunaan, terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran.

Fungsi Post Test antara lain:

a) Mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi

dasar yang telah ditentukan, baik secara individu maupun

kelompok.

b) Menggetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang dapat

dikuasai oleh siswa, serta kompetensi dasar dan tujuan-tujuan

yang belum dikuasainya.

c) Mengetahui siswa yang perlu mengikuti kegiatan remedial, dan

yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk

mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul

(kesulitan belajar).

d) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap

komponen-komponen pembelajaran (modul), dan proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap

perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.

2. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah salah satu strategi pembelajaran

(54)

38

pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna pada siswa (Hartono, 2017: 167).

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang memadukan

antara berbagai mata pelajaran atau bidang studi dengan menggunakan

tema tertentu. Tema tersebut kemudian diulas atau dielaborasi dari

berbagai sudut pandang baik dari pandang ilmu pengetahuan sosial, ilmu

pengetahuan alam, humaniora maupun agama, sehingga memberikan

pengalaman bermakna bagi peserta didik (Kadir dan Asrohah, 2015 : 9).

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan

tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran

dengan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa sehingga dapat

memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Dalam

pembelajaran tematik anak didik diharapkan mendapatkan hasil belajar

yang optimal dan maksimal dan menghindari kegagalan pembelajaran

yang masih banyak terjadi dengan model pembelajaran yang lain (Kadir

dan Asrohah, 2015 : 6).

Jadi, dapat disimpukan bahwa pembelajaran tematik adalah

pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu

tema, dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga

(55)

39 b. Manfaat Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik mempunyai beberapa manfaat, antara lain

sebagai berikut:

1) Siswa lebih mudah untuk memsatkan perhatian pada satu tema

tertentu.

2) Siswa bisa mempelajari pengetahuan serta mengembangkan berbagai

kompetensi dasar antar pelajaran dengan tema yang sama.

3) Kompetensi dasar dapat dikembangkan secara lebih baik dengan

mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

4) Siswa mampu memahami materi pelajaran secara lebih mendalam.

5) Siswa bisa mengetahui dan merasakan manfaat dari belajar karena

materi disajikan dengan tema yang jelas.

6) Guru bisa menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan

secara tematik dapat dipersiapkan secara sekaligus sehingga ini bisa

belangsung dua atau tiga pertemuan (Hartono, 2017: 166).

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa dalam

pembelajaran tematik, perhatian siswa lebih terpusat pada satu tema

tertentu, dan proses belajar mengajar dalam pembelajaran tematik juga

tidak dibatasi oleh waktu, karena dapat dilanjutkan di hari berikutnya.

c. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik

Ada beberapa ciri utama dari strategi pembelajaran tematik:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingat

(56)

40

2) Beberapa bentuk kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan

pembelajaran tematik selalu bertolak dari minat dan kebutuhan

siswa.

3) Proses belajar mengajar akan menimbulkan kesan yang lebih bagi

siswa sehingga hasil dari belajar mampu bertahan lebih lama.

4) Strategi tematik ini dapat membantu keterampilan siswa dalam

berpikir.

5) Menyajikan pelajaran secara lebih realistis sesuai dengan tingkat

permasalahan yang terjadi pada siswa.

6) Mengasah dan mengembangkan potensi sosial anak, layaknya

toleransi, kerja sama, dan tanggap terhadap berbagai perbedaan yang

dimiliki oleh orang lain (Hartono, 2017: 168).

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui yang membedakan

pembelajaran tematik dengan pembelajaran yang lain adalah pada

pembelajaran tematik pembelajaran berpusat pada siswa dan memberikan

pengalaman langsung kepada siswa.

d. Kelebihan Pembelajaran Tematik

Kelebihan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:

1) Menghemat pelaksanaan pembelajaran terutama dari segi waktu,

karena pembelajaran tematik dilaksanakan secara terpadu antara

(57)

41

2) Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna

sebab materi pembelajaran lebih berperan sebagai saran atau alat,

bukan tujuan akhir.

3) Peserta didik akan mendapatkan pengertian mengenai proses dan

materi yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

4) Keterkaitan antara satu mata pelajaran degan lainnya akan

menguatkan konsep yang telah dikuasai anak, karena didukung

dengan pandangan dari berbagai prospektif.

Jadi kelebihan pembelajaran tematik yang paling menonjol adalah

dalam segi waktu, karena dalam pembelajaran tamatik, beberapa mata

pelajaran dilakukan secara terpadu.

e. Kekurangan Pembelajaran Tematik

Adapun kekurangan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran menjadi lebih kompleks dan menuntut guru untuk

mempersiapkan diri sedemikian rupa.

2) Guru harus merancang pembelajaran tematik dengan memperhatikan

keterkaitan antara berbagai pokok materi.

3) Menuntut penyediaan alat, media, bahan, sarana dan prasarana untuk

berbagai mata pelajaran yang dipadukan secara serentak.

3. Kajian Materi Penelitian

a. Manusia dan Lingkungan

Bersepeda merupakan kegiatan yang menyenangkan sekaligus

(58)

42

murah, praktis, dan mudah dikendarai. Banyak orang memanfaatkan

sepeda untuk pergi ke kantor, sekolah, pasar, dan lain-lain. Sepeda juga

ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar minyak

sehingga tidak menimbulkan polusi. Selain itu, dengan bersepeda juga

dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh kita.

Bersepeda dapat mengencangkan otot-otot tubuh. Bersepeda tidak

hanya melibatkan bagian kaki saja. Bahkan, banyak orang yang

menganggap bersepeda hanya dapat mengencangkan otot-otot bagian

betis dan paha saja. Namun sebenarnya, bersepeda merupakan latihan

fisik yang hampir melibatkan setiap bagian tubuh. Selain memperkuat

otot-otot bagian kaki dan paha, bersepeda secara rutin juga akan

mengencangkan otot-otot bagian belakang, pinggul, dan lengan.

Jika bersepeda secara rutin, kesehatan jantung kita akan tetap

terjaga. Selama bersepeda, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya.

Efek positif terhadap jantung ini tentunya juga akan membawa efek-efek

positif lainnya seperti melancarkan peredaran darah dan oksigen. Dengan

demikian kita bisa terhindar dari munculnya gangguan-gangguan yang

berkaitan dengan jantung dan peredaran darah dalam tubuh (Buku siswa

tematik terpadu kelas V, 2017: 34).

b. Sistem Gerak pada Manusia

Alat gerak pada manusia dan hewan tingkat tinggi adalah tulang

dan otot. Tulang disebut alat gerak pasif, sedangkat otot disebut alat

(59)

43

menggerakkan tulang. Tulang-tulang dalam tubuh manusia menyusun

suatu sistem kerangka. Tulang-tulang yang menyusun rangka mempunyai

struktur yang beraneka ragam, sesuai dengan fungsinya. Secara umum,

fungsi rangka adalah sebagai berikut:

1) Menegakkan tubuh

2) Sebagai alat gerak pasif

3) Tempat melekatnya otot-otot rangka

4) Melindungi alat-alat vital seperti otak, jantung, dan paru-paru

5) Tempat pembentukan sel-sel darah

6) Tempat deposit kalsium dan fosfat.

Berikut tulang penyusun rangka tubuh manusia:

Gambar 2.2 rangka tubuh manusia

(60)

44

Tulang anggota gerak pada manusia terdiri atas tulang anggota

gerak bagian atas (tangan) dan tulang anggota gerak bagian bawah (kaki).

Masing-masing tulang tersebut tersusun oleh beberapa tulang.

1) Tulang anggota gerak bagian atas atau tangan terbentuk dari tulang

lengan atas (humerus), tulang pengumpil (radius), dan tulang hast

(ulna).

2) Tulang penyusun anggota gerak bagian bawah adalah tulang paha

(femur), tulang betis (fibula), dan tuing kering (tibia).

Perhatikan gambar berikut!

Gambar 2.3

(sumber: buku siswa tematik terpadu kelas V, 2017: 37).

c. Kenampakan Alam pada Bentang Alam Indonesia

Kenampakan alam pada bentang alam Indonesia merupakan salah

satu yang terlengkap di dunia. Kenampakan alam itu meliputi laut,

pantai, dataran rendah, lembah subur, padang rumput, sungai,

Gambar

Gambar 1.1
Gambar 2.1 Skema hubungan langsung stimulus (S) dan respon (R)
Gambar 2.2 rangka tubuh manusia
Gambar 2.3 (sumber: buku siswa tematik terpadu kelas V, 2017: 37).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran I Surat Keterangan Magang Lampiran II Surat Tugas Magang Lampiran III Laporan Periodik Lampiran IV Foto Produksi. commit

Ekonomi Manajerial adalah penerapan dari teori ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) dan peralatan analisis ilmu keputusan (matematika ekonomi dan ekonometri)

hakim yang meringankan memang tidak disebutkan adanya santunan yang diberikan oleh terdakwa, namun adanya hal yang meringankan tersebut telah ada perdamaian antara

Hasil ini menunjukan bahwa variabel kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA dan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh postif terhadap nilai perusahaan,

Ada sepuluh spesies ikan yang ditemukan di lokasi penelitian yang diklasifikasikan kedalam 3 ordo (Cypriniformes, Osteoglossiformes, Perciformes) dan 5 famili

[r]

Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha perusahaan yang

Ada juga yang mengajarkan “al-Fiqh alā madzāhibul arba’ah .” Ada juga yang memasukkan pelajaran aswaja ( ahli sunnah wal jama’ah ) masuk kedalam kurikulum pesantren. Karena