i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK
SUB TEMA MANUSIA DAN LINGKUNGAN
MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
ACTIVE LEARNING TIPE CARD SORT
PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF GEDANGAN,
KEC. TUNTANG, KAB. SEMARANG,
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan
Oleh:
ANIS ULFATUN NIKMAH
NIM. 11514113
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
v
MOTTO HIDUP
اًعَمَطَو اًفْوَخ ُهْوُعْداَو اَهِحَلاْصِا َدْعَ ب ِضْرَْلْا ِْفِ اْوُدِسْفُ تَلاَو
ج
َنِم ٌبْيِرَق ِوَّللا َتَْحَْر َّنِا
َْيِنِسْحُمْلا
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan
baik. Berdo‟alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya
rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan” (Al-a‟raf: 56)
)للهادبع نب رباج نع يذمترلا هاور( ُوَل َيِهَف ًةَتْيَم اًضْرَا اَيْحَا ْنَم
“Barang siapa yang menghidupkan tanah (lahan) mati maka ia akan menjadi
vi
PERSEMBAHAN
Sembah sujud syukur kehadirat Allah SWT. Taburan cinta dan kasih
sayang-Mu telah memberikan kekuatan, membekali dengan ilmu serta
memperkenalkan dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau
berikan, akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat serta
salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah Saw.
Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang
penulis kasihi dan sayangi:
1. Ibunda dan Ayahanda tercinta,Bapak Suko dan Ibu Ngatini sebagai tanda
bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada tara karena telah memberikan
kasih sayang, dukungan, serta cinta kasih yang mungkin tidak dapat
penulisbalas hanya dengan karya ini.
2. Adik tersayang, Anas Ulin Nuha yang selalu menyemangati penulis.
3. Keluarga besar pondok pesantren Edi Mancoro, terutama Ibu Rosyidah yang
telah banyak membimbing penulis.
4. Santriwan santriwati pondok pesantren Edi Mancoro yang banyak
memberikan warna dalam hari-hari penulis.
5. Teman-teman kamar sahabat surga dan kamar 16 Pondok Pesantren Edi
Mancoro yang telah banyak membantu dan memotivasi.
6. Keluarga besar Ya Bismillah IAIN Salatiga, terutama teman-teman Bidikmisi
angkatan 2014 yang banyak memberi motivasi.
7. Keluarga Besar PGMI angkatan 2014 yang banyak memberi semangat kepada
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, hidayah dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar Tematik Sub Tema Manusia dan Lingkungan
Menggunakan Strategi Pembelajaran Active Learning Tipe Card Sort pada Siswa
Kelas V MI Ma‟arif Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang, Tahun Pelajaran
2018/2019”dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Beliau Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa‟atnya kelak di yaumil
qiyamah. Amin.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan di IAIN Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, MPd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku ketua jurusan PGMI IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing
skripsi yang selalu sabar dan rela meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis.
5. Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro, terutama Ibu
viii
7. Keluarga besar Ya Bismillah Bidikmisi IAIN Salatiga, teriutama
angkatan 2014.
8. Kedua orang tua, adik, dan saudara-saudaraku yang telah memberikan
dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
9. Santriwan santriwati Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
10.Teman-teman Jurusan PGMI angkatan 2014 yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
11. Bapak Ridha Rahman, S.Pd.I. selaku Kepala Sekolah MI Ma‟arif
Gedangan yang telah memberi kesempatan penulis untuk meneliti di
Madrasah tersebut.
12.Bapak Jumrowi, S.Pd.I. selaku guru kelas V MI Ma‟arif yang telah
banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian.
13.Siswa-siswi kelas V MI Ma‟arif Gedangan yang telah antusias
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi active learning
tipe card sort.
Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
x
ABSTRAK
Nikmah, Anis Ulfatun. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Tematik Sub Tema Manusia dan Lingkungan Menggunakan Strategi Pembelajaran Active
Learning Tipe Card Sort Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Gedangan,
Kec. Tuntang, Kab. Semarang, Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: active Learning, card sort, hasil belajar tematik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tematik sub tema manusia dan lingkungan dengan menggunakan strategi pembelajaran active learning tipe card sort pada siswa kelas V MI Ma‟arif
Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Tahun Pelajaran 2018/2019. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ma‟arif yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan pencapaian nilai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan ditandai dengan peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.
Berdasarkan hasil penelitian pada pra siklus, siklus I, dan siklus II diperoleh data sebagai berikut: Standart KKM pembelajaran tematik adalah 70. Hasil Pra siklus siswa yang tuntas adalah 13 siswa (34,20%) dan yang belum tuntas adalah 25 siswa (65,70%) dengan rata-rata 59,73. Hasil belajar siswa dalam
pre test siklus I yang tuntas adalah 16 siswa (42,10%) dan yang belum tuntas adalah 22 siswa (57,80%) dengan rata-rata 61,84. Adapun dalam post test siswa yang tuntas adalah 26 siswa (68,40%) dan yang belum tuntas adalah 12 siswa (31,50%) dengan rata-rata 69,73. Hasil belajar siswa yang tuntas dalam pre test
xi DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Operasional... 8
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 11
G. Metode Penelitian... 12
H. Sistematika Penulisan... 18
xii
a. Pengertian Belajar ... 19
b. Teori-teori Belajar ... 21
c. Tujuan Belajar ... 25
d. Prinsip-prinsip Belajar ... 26
e. Pengertian Hasil Belajar ... 27
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 28
g. Penilaian Belajar ... 35
2. Pembelajaran Tematik a. Pengertian Pembelajaran Tematik... 37
b. Manfaat Pembelajaran Tematik ... 39
c. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik ... 39
d. Kelebihan Pembelajaran Tematik ... 40
e. Kekurangan Pembelajaran Tematik ... 41
3. Kajian Materi Penelitian a. Manusia dan Lingkungan ... 41
b. Sistem Gerak pada Manusia ... 42
c. Kenampakan Alam pada Bentang Alam Indonesia ... 44
4. Strategi Pembelajaran Active Learning Tipe Card Sort a. Pengertian Strategi Pembelajaran Active Learning ... 46
b. Pengertian Card Sort ... 48
c. Langkah-langkah Pembelajaran Card Sort ... 49
B. Kajian Pustaka ... 51
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Awal ... 54
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 61
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 63
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus ... 72 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 102
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 105 B. Saran ... 106
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 13
Gambar 2.1 Skema Hubungan Langsung Stimulus (S) dan Respon (R) ... 21
Gambar 2.2 Rangka Tubuh Manusia ... 43
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Bangunan/Ruang MI Ma‟arif Gedangan ... 56
Tabel 3.2 Daftar Inventaris MI Ma‟arif Gedangan ... 57
Tabel 3.3 Data Guru MI Ma‟arif Gedangan... 58
Tabel 3.4 Data Siswa MI Ma‟arif Gedangan ... 59
Tabel 3.5 Data Siswa Kelas V MI Ma‟arif Gedangan ... 60
Tabel 4.1 Hasil Pra Siklus ... 72
Tabel 4.2 Hasil Pre Test Siklus I ... 75
Tabel 4.3 Hasil Post Test Siklus I ... 79
Tabel 4.4 Data Penilaian Sikap Siklus I ... 81
Tabel 4.5 Data Penilaian Keterampilan Siklus I ... 83
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 87
Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 88
Tabel 4.8 Hasil Pre Test Siklus II ... 89
Tabel 4.9 Hasil Post Test Siklus II ... 92
Tabel 4.10 Data Penilaian Sikap Siklus II ... 94
Tabel 4.11 Data Penilaian Keterampilan Siklus II ... 96
Tabel 4.12 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 98
Tabel 4.13 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 101
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Daftar Riwayat HidupLampiran 2 Surat Pembimbing Skripsi
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 5 Daftar Nilai SKK
Lampiran 6 Lembar Konsultasi
Lampiran 7 RPP Siklus I
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 9 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 10 RPP Siklus II
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 13 Soal Pre Test Siklus I
Lampiran 14 Hasil Pre Test Siklus I
Lampiran 15 Soal Post Test Siklus I
Lampiran 16 Hasil Post Test Siklus I
Lampiran 17 Soal Pre Test Siklus II
Lampiran 18 Hasil Pre Test Siklus II
Lampiran 19 Soal Post Test Siklus II
Lampiran 20 Hasil Post Test Siklus II
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia, melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang
hayat. Pendidikan mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk
mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta
keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan
fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya (Husien,
2017:53).
Pendidikan merupakan suatu model rekayasa sosial yang paling efektif
untuk menyiapkan suatu bentuk masayarakat masa depan (Mansur, 2004: 3).
Jadi, pendidikan bukan saja dimaksudkan untuk mewariskan kebudayaan kepada
anak-anak generasi bangsa penerus mereka, tetapi juga merupakan suatu cara
untuk mentransformasikan kebudayaan masyarakat. Pendidikan juga memuat
gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk
kehidupan.
Sub tema yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai aktifvitas
dan interaksi manusia dengan lingkungannya. Manusia harus bisa menjaga
kelestarian lingkungan hidupnya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
2
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Katakanlah (Muhammad), “bepergianlah di bumi, lalu lihatlah bagaimana
kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang
yang menyekutukan (Allah)” (Sudrajat, dkk, 2007: 408).
Kandungan ayat tersebut adalah penegasan Allah bahwa berbagai
kerusakan yang terjadi di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan mansia
sendiri. Oleh karena itu, hendaklah manusia menghentikannya dan mau kembali
ke jalan yang benar, yaitu menggantinya dengan perbuatan-perbuatan baik.
Allah SWT menyeru manusia supaya mempelajari umat-umat tedahulu
(sejarah), banyak bencana yang menimpa mereka karena mereka tidak
menghiraukan seruan Allah, bahkan kebanyakan mereka ingkar dan musyrik
kepada-Nya. Upaya perbaikan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik
secara umum maupun dengan cara-cara yang baru. Hal tersebut lebih berfokus
kembali setelah diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
meningkatkan mutu pendidikan nasional pada setiap jenjang pendidikan
(Husien, 2017:62). Meningkatkan kualitas pendidikan bisa dilakukan dengan
memperbaiki kurikulum, menerapkan alat peraga, model pembelajaran, dan
3
Pemahaman manusia akan selalu bertambah apabila manusia itu melatih
diri dan mempelajari berbagai macam ilmu secara tekun dan teratur. Semua ilmu
akan membawa manusia ke taraf nilai yang lebih baik. keadaan yang demikian
diperlukan adanya suatu bimbingan yang harus dilakukan secara sadar dan
sistematis dalam usaha membentuk pribadi manusia secara multidimensional
sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan manusia (Rosyadi, 2004: 124). Dengan
demikian, perlu adanya proses pembelajaran yang baik sehingga dapat
mengantarkan manusia menuju taraf nilai yang diharapkan.
Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan. Dalam
konsep ini, pengetahuan dilaksanakan dengan metode imposisi, dengan cara
mentransfer pengetahuan kepada siswa. Umumnya guru menggunakan metode
formal step dari J. Herbart berdasarkan asosiasi dan reproduksi atas
tanggungan/kesan. Cara penyampaian pengetahuan ini berdasarkan ajaran dalam
psikologi asosiasi (Putra, 2013:19).
Pembelajaran terjadi karena adanya interaksi antara pendidik dan peserta
didik selama proses belajar mengajar berlangsung. Dalam hal ini, pendidik tidak
semata-semata bertindak sebagai pemimpin atau pembimbing yang memiliki
otoritas penuh (menempatkan siswa secara pasif), melainkan sebagai fasilitator,
sehingga peserta didik dapat belajar dengan aktif dan kreatif.
Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, suasana kelas perlu
direncanakan dan dibangun sedemikian rupa, sehingga siswa mendapatkan
kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini, peserta didik
4
proses belajar dan saling mendukung satu sama lain. Suasana belajar yang penuh
dengan persaingan dan pengisolasian peserta didk, sikap dan hubungan yang
negatif akan terbentuk dan mematikan semangat siswa. suasana seperti ini akan
menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif (Hamruni, 2012: 29).
Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh, baik
dari aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,
keterampilan, dan seni. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada
peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui
pencapaian diri, dan berhasil di masa datang. Oleh karena itu, diperlukan
penyempurnaan kurikulum sekolah yang berbasis pada kompetensi peserta didik.
Menurut Soedjaji, kurikulum adalah sekumpulan pokok-pokok materi
ajar yang direncanakan untuk memberi pengalaman tertentu kepada peserta didik
agar mampu tujuan yang ditetapkan (Trianto, 2015: 14). Pada saat ini, kurikulum
di Indonesia telah mengalami perubahan dari kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013 (tematik), khususnya di sekolah
dasar. Kurikulum 2013 (tematik) berorientasi pada penguasaan kompetensi atau
biasa disebut dengan pembelajaran tematik integratif.
Pembelajaran tematik lebih menekankan keterlibatan peserta didik secara
aktif. Peserta didik tidak hanya dijadikan sebagai objek, tetapi dituntut aktif
untuk terlibat langsung di lapangan. Keterlibatan aktif akan membuat siswa
memperoleh pengalaman yang luas. Pengalaman inilah yang akan membawa
5
Wawancara yang peneliti lakukan dengan bapak Jumrowi pada hari
Senin 16 Juli 2018 selaku guru kelas V MI Ma‟arif Gedangan, beliau
mengatakan bahwa KKM yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran tematik
adalah 70, berarti nilai yang masih di bawah 70 dinyatakan belum tuntas.
Berdasarkan data pra siklus yang diperoleh dari guru kelas V MI Gedangan, dari
38 siswa terdapat 13 siswa yang tuntas dan 25 siswa lainnya belum tuntas. Hal
itu dikarenakan beberapa faktor, seperti kurangnya minat belajar siswa dan
pembelajaran yang monoton. Beliau sendiri mengaku belum pernah mencoba
menerapkan model-model pembelajaran dalam pembelajaranya. Apalagi
menggunakan media permainan-permainan. Hal tersebut dikarenakan jumlah
siswa cukup banyak dan ruang kelas kurang luas.
Setelah peneliti melihat permasalahan yang terjadi di kelas V MI Ma‟arif
Gedangan, maka peneliti mempunyai solusi untuk memecahkan masalah
tersebut yaitu dengan mencoba suatu strategi pembelajaran yang efektif
digunakan di kelas, menggunakan strategi pembelajaran active learning tipe
card sort.
Peneliti memilih menerapkan strategi pembelajaran active learning tipe
card sort karena strategi ini mudah digunakan, dan bagus untuk mengetahui
daya ingat siswa dalam memahami materi yang sudah diajarkan. Dengan cara
pengajaran ini, siswa diharapkan dapat terangsang motivasinya, tertarik, serta
aktif dalam pembelajaran, serta dapat menambah pemahaman siswa mengenai
pembelajaran tematik sub tema manusia dan lingkungan. Strategi pembelajaran
6
Ma‟arif Gedangan. Strategi pembelajaran ini mengajak siswa untuk belajar aktif
dan bertujuan supaya siswa mempunyai kemandirian dalam belajar serta dapat
menumbuhkan daya kreativitas.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin meneliti tentang:
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK SUB TEMA MANUSIA
DAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
ACTIVE LEARNING TIPE CARD SORT PADA SISWA KELAS V MI
MA’ARIF GEDANGAN, KEC. TUNTANG, KAB. SEMARANG, TAHUN
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang di atas,
maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah strategi pembelajaran active learning tipe card sort dapat
meningkatkan hasil belajar tematik sub tema manusia dan lingkungan pada
siswa kelas V MI Ma‟arif Gedangan, Kec. Tuntang, kab. Semarang, Tahun
Pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tematik sub tema manusia
dan lingkungan menggunakan strategi pembelajaran active learning tipe card
sort pada siswa kelas V MI Ma‟arif Gedangan Kec. Tuntang, kab. Semarang,
Tahun Pelajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Mampu menjadi salah satu sumbangan pemikiran dalam
mengoptimalisasikan proses belajar mengajar.
b. Sebagai pertimbangan penelitian yang sejenis di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
8
1) Siswa akan lebih aktif, kreatif, dan kemampuannya dalam
pembelajaran tematik akan meningkat.
2) Memotivasi belajar siswa supaya prestasinya dapat lebih meningkat.
b. Bagi Guru
1) Sebagai bahan pertimbangan tentang pentingnya mengupayakan
metode mengajar yang baik agar tercapai ketuntasan belajar pada
peserta didik secara optimal.
2) Dapat memberikan pengalaman langsung untuk memecahkan masalah
secara terencana dan sistematis.
c. Bagi Sekolah
1) Memberikan sumbangan baik bagi sekolah dalam memperbaiki proses
pembelajaran.
2) Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.
3) Meningkatkan prestasi sekolah dengan peningkatan hasil belajar siswa
dan kinerja guru.
E. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Gagne dan Briggs adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat
diamati melalui penamapilan siswa (learner’s performance). Sudirman (2009:
94) menyatakan bahwa dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau
terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin
9
diri siswa untuk terus belajar dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat
(Suprihatiningrum, 2017: 37).
Jadi, hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai
yang diperoleh siswa kelas V MI Ma‟arif Gedangan setelah melakukan
pembelajaran tematik sub tema manusia dan lingkungan dengan
menggunakan strategi pembelajaran active learning tipe card sort.
2. Pembelajaran Tematik Sub Tema Manusia dan Lingkungan
a. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah salah satu strategi pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan
pengalaman terhadap siswa. Tema menjadi pembicaraan atau gagasan
yang mudah memusatkan siswa pada satu tema tertentu. Dengan strategi
pembelajaran tematik ini, siswa akan lebih fokus dan konsentrasi
sehingga pemahaman terhadap satu materi pelajaran akan lebih
mendalam (Hartono, 2013: 165).
Pembelajaran tematik dengan sub tema manusia dan lingkungan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa mengaitkan sub tema
tersebut ke dalam beberapa mata pelajaran, seperti mengaitkan mata
pelajaran IPA dengan Bahasa Indonesia.
b. Manusia dan Lingkungan
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala
10
mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, serta terkait
dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah
hubungan timbal balik baik itu positif maupun negatif.
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal,
mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas
yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup
yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang
lebih kompleks dan riil (Hasan, 2012).
c. Strategi Pembelajaran Card Sort
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu
(Hamruni, 2012: 3).
Card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan
untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang obyek
atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini
dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh atau bosan (Zaini, 2002:
50).
Penggunaan pembelajaran active learning tipe card sort dalam
penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya ingat siswa mengenai
11
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan kajian teori di atas, penulis dapat mengajukan hipotesis
dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu penerapan strategi pembelajaran
active learning tipe card sort dapat meningkatkan hasil belajar tematik sub
tema manusia dan lingkungan pada siswa kelas V MI Ma‟arif Gedangan,
Kec. Tuntang, Kab. Semarang,Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan strategi pembelajaran active learning tipe card sort pada
pembelajaran tematik sub tema manusia dan lingkungan dikatakan berhasil
jika indikator yangtelah ditetapkan dapat tercapai. Adapun indikator
ketuntasan siswa menurut Depdikbud dalam buku Trianto (2009: 241) adalah
sebagai berikut:
a. Secara Individu
Siswa mendapat nilai lebih dari atausama dengan KKM yang telah
ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥ 70 pada pembelajaran tematik sub tema
manusia dan lingkungan.
b. Secara Klasikal
Adanya peningkatan hasil belajar pada tes siswa secara berkelanjutan
dari siklus I ke siklus II dan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam
12 G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang
dilakukan oleh siswa (Arikunto, dkk, 2014: 3).
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (Action
Researc) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar
mengajaryang terjad di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan
lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai
hal-hal yang terjadi di dalam kelas (Arikunto, dkk, 2014: 58).
Penelitian ini dilakukan dengan tiga siklus. Siklus akan dihentikan
apabila keadaan kelas sudah stabil. Dalam hal ini guru sudah mampu
menguasai keterampilan belajar yang baru dan ada peningkatan keaktifan
sekaligus prestasi belajar siswa.
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas
V MI Ma‟arif Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang dengan jumlah 38
siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan pada
13 3. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas dapat dimulai dari
perencanaan berdasarkan analisis awal, kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan tindakan, pengamatan terhadap apa yang terjadi ketika tindakan
berlangsung, dan diakhiri dengan refleksi. Dari kegiatan refleksi tersebut
dapat diketahui apakah sudah mencapai ketuntasan atau belum.
adapun siklus spiral dari beberapa tahapan adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1
Alur Peneliian Tindakan Kelas (Arikunto: 2014: 16)
Penjelasan tahapan darialur di atas adalah:
a. Menyusun rancangan tindakan, dalam tahap ini peneliti menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana
14
b. Pelaksanaan tindakan, dalam tahap ini penelitian tindakan adalah
pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
c. Pengamatan, dalam tahap ini kegiatan pengamatan dilakukan oleh
pengamat. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pada
tahap kedua, karena guru yang sebagai pelaksana tindakan juga
berstatus sebagai pengamat, supaya melakukan pengamatan balik
terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.
d. Refleksi, tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang sudah dilakukan. Kegiatan ini sangat tepat dilakukan ketika
guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian
berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi
rancangan tindakan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam PTK dalam penelitian ini meliputi:
a. Observasi
Obervasi yaitu pengamatan langsung proses belajar mengajar
yang terjadi di kelas. Pengamat dapat mengobservasi guru dan siswa
terkait proses belajar mengajar, aktivitas, dan interaksinya (Sani dan
Sudiran, 2017: 63).
Penelitian ini menggunakan dua pedoman observasi, yaitu
observasi keaktifan peserta didik dan observasi pelaksanaan
15
tipe card sortpada siswa kelas V MI Ma‟arif Gedangan, Kec. Tuntang,
Kab. Semarang. Observasi keaktifan siswa difokuskan pada
pengamatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran tematik sub
tema manusia dan lingkungan.
Sedangkan observasi pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan strategi pembelajaran active learning tipe card sort
difokuskan pada keaktifan guru maupun siswa selama proses
pembelajaran.
b. Tes
Tes yang digunakan berupa pre test dan post test yang fungsinya
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah belajar tematik sub
tema manusia dan lingkungan dengan menerapkan strategi
pembelajaran active learning tipe card sort.
c. Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh darilembar observasi, lembar wawancara,
catatan lapangan, hasil tes peserta didik, dan foto-foto selama proses
pembelajaran berlangsung.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian (alat bantu) yang digunakan untuk penelitian
adalah:
a. Lembar Observasi
Penelitian ini menggunakan dua lembar observasi. Pertama,
16
menerapkan strategi pembelajaran active learning tipe card sort.
Kedua, lembar observasi mengenai keaktifan siswa.
b. Soal
Proses pembelajaran active learning tipe card sort pada
pembelajaran tematik sub tema manusia dan lingkungan menggunakan
soal pre test dan post tes. Dalam tes ini terdapat soal-soal yang
dikerjakan oleh peserta didik.
6. Analisis Data
Analisis data merupakan suatu kegiatan mencermati atau menelaah,
menguraikan dan mengaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi
awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk membuktikan kebenaran
hipotesis.
Adapun penilaian untuk ranah kognitif adalah sebagai berikut:
a. Penilaian rata-rata
Penilaian rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai yang
diperoleh oleh siswa kemudian membaginya dengan jumlah siswa
tersebut, rumus yang digunakan sebagai berikut:
X = ∑ ∑
Keterangan:
∑ jumlah nilai keseluruhan siswa
∑ = jumlah siswa
17
b. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut:
P = ∑
∑
x
100%Keterangan:
P = ketuntasan belajar dalam persen
F = frekuensi
18 H. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari V bab yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan,berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfa‟at penelitian, definisi operasional,
hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori, membahas tentang belajar, hasil belajar,
pembelajaran tematik,strategi pembelajaran active learning tipe
card sort.
BAB III Pelaksanaan Penelitian, berisi tentang deskripsi pelaksanaan
siklus.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang deskripsi per
siklus (data hasil penelitian, refleksi) dan pembahasan.
19 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan usaha seseorang dengan sengaja dalam keadaan
sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan
baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku
yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun bertindak
(Susanto, 2013: 4).
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap,
dan mengokohkan kepribadian (Suyono, dkk, 2014: 9).
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu
secara sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku tertentu, baik
yang dapat diamatisecara langsung sebagai pengalaman (latihan) dalam
interaksinya dengan lingkungan. Dapat dikatakan juga bahwa belajar
sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan dan pemahaman, keterampilan serta nilai-nilai, dan sikap
20
Menurut Winkel dalam buku Suprihatin (2015: 15) belajar adalah
suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampian, nilai, dan sikap. Belajar boleh
juga dikatakan sebagai suatu interaksi antara diri manusia dengan
lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun
teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu
adalah proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang bealajar, dan
dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan.
Menurut R. Gagne dalam buku Susanto (2013 : 1), belajar dapat
didefisinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan
dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini
menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru
dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan
manusia dengan keadaan sadar untuk memperoleh perubahan, dan
21 b. Teori-Teori Belajar
Teori belajar secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat
aliran, yaitu aliran behavioristik, kognitivistik, humanistik, dan
sibernetik.
1) Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik atau tingkah laku menjelaskan bahwa
perubahan tingkah laku sebagai interaksi antara stimulus dan respon.
Menurut penganut teori ini, belajar adalah perubahan perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkret. Teori behavioristik
hanya menganalisis perilaku yang tampak saja, yang dapat diukur,
dilukiskan, dan diramalkan teori kaum behavioris lebih dikenal
dengan nama teori belajar karena seluruh perilaku manusia adalah
hasil belajar. Kaum behavioristik tidak mau mempersoalkan apakah
manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, behavioristik hanya
ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh
faktor-faktor lingkungan.
Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat, dan
kecenderungan perilaku S-R (stimulus-respon) seperti gambar
berikut:
Rrrrrrrrrr
Gambar 2.1
Skema hubungan langsung stimulus (S) dan respon (R) Hubungan Langsung
22
Syarat terjadinya proses belajar dalam pola hubungan S-R ini
adalah adanya unsur dorongan (drive), rangsangan (stimulus), respn,
dan penguatan (reinforcement). Dengan demikian, dalam tingkah
laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi
behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan
ini berpendapat bahwa tingah laku siswa merupakan reaksi terhadap
lingkungan dan hasil belajar.
2) Teori Belajar Kontruktivisme
Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan
dalam teori pembelajaran kontruktivisme (contructivist theories of
learning). Teori ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek
informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila
aturan-aturanitu tidak lagi sesuai. Bagi siswa supaya benar-benar
memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus
bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk
dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.
Menurut teori belajar kontruktivisme, satu prinsip yang paling
penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya sekedar
membeikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun
sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan
kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan siswa
23
mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan
strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa
anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi,
dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga
tersebut.
3) Teori Belajar Humanistik
Teori humanistik lebih mengedepankan sisi huanis manusia
dan tidak menuntut jangka waktu pembelajar mencapai pemahaman
yang diinginkan. Teori ini lebih menekankan pada isi/materi yang
harus dipelajari agar membentuk manusia seutuhnya. Proses belajar
dilakukan agar pembelajar mendapatkan makna yang sesungguhnya
dari belajar atau yang disebut sebagai meaningful learning.
Meaningful learning memiliki makna bahwa belajar adalah
mengasosiasikanpengetahuan baru dengan prior knowledge
(pengetahuan awal) pembelajar. Setiap pembelajar memiliki
kecepatan belajar yang berbeda-beda sehingga menurut teori ini
keberhasilan belajar akan tercapai jika pembelajar dapat memahami
diri an lingkungannya. Hal ini karena setiap manusia adalah unik.
Tugas pendidik adalah membantu mengenali sisi unik tersebut serta
24 4) Teori Belajar Sibernetik
Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi.
Teori ini lebih menekankan pada “sistem informasi” yang diproses.
Informasi inilah yang menentukan proses. Asumsi lain dri teori ini
adalah tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk segala situasi,
yang cocok untuk semua siswa. Oleh karena itu, sebuah informasi
mungkin akan dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses
belajar, dan informasi yang sama itu mungkin akan dipelajari siswa
yang lain melalui proses belajar yang lain.
Pengertian belajar dikaitkan dengan pembelajaran merupakan
proses perubahan perilaku mealui pengalaman dan atau proses
berpikir sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Proses belajar
dalam konteks pengalaman dan proses berpikir dalam mencapai
tujuan (goal) memerlukan perencanaan, karena adanya unsur
kesengajaan. Dengan demikian, unsur kesengajaan di luar individu
yang belajar tersebut adalah perancang pembelajaran, yaitu pengajar
atau ahli pembelajaran lainnya.
Berdasarkan pemaparan teori-teori belajar di atas dapat diketahui
bahwa teori belajar yang sesuai dengan active learning adalah teori
25 c. Tujuan Belajar
Tujuan belajar menurut Kastolani (2014: 66-67) adalah sebagai
berikut:
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan kemampuan
berfikir. Kemampuan pengembangan berfikir membutuhkan adanya
bahan pengetahuan, dan kemampuan berfikir dapat memperluas
pengetahuan.
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep memerlukan konsep keterampilan, baik
keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan dialami, sehingga
menitik beratkan pada keterampilan gerak atau penampilan anggota
tubuh seseorang yang sedang belajar, atau keterampilan rohani yang
menyangkut tentang penghayatan dan keterampilan berfikir serta
kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suau masalah atau
konsep.
3) Pembentukan sikap
Guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap mental,
perilaku, dan pribadi siswa.
Berdasarkan tujuan belajar yang telah dipaparkan di atas, dapat
diketahui bahwa guru mempunyai tugas penting yaitu untuk
membelajarkan siswa, maksudnya adalah memberikan dorongan dan
26
berkeinginan untuk belajar. Belajar tidak lagi ditekankan pada
penguasaan ilmu pengetahuan, namun diartikan sebagai perubahan dalam
diri seseorang, baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
d. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar menurut R. Nasution dalam buku Kastolani
(2014: 71) meliputi:
1) Agar seseorang (siswa) benar-benar belajar, maka ia harus
mempunyai suatu tujuan.
2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan
hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.
3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran dan
berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan perilakunya.
5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula
hasil-hasil sambilan atau sampingan.
6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
7) Seseorang (siswa) belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya
atau secara intelektual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis
dan sebagainya.
8) Dalam hal belajar, seseorang (siswa) memerlukan bantuan dan
bimbingan dari orang lain.
9) Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya seseorang
27
10)Belajar lebih berhasil apabila usaha itu memberi sukses yang
menyenangkan.
11)Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa keberhasilan
prinsip belajar tidak lepas dari peran guru dan siswa. siswa harus
meningkatkan upaya belajar untuk memperoleh hasil belajar yang baik,
sedangkan guru harus meningkatkan kualitas mengajarnya.
e. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar juga
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5).
Hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan
yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku
yang bersangkutan (Mulyasa, 2009: 5)
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan tersebut
mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Hasil belajar dapat
dilihat dari melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan
data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa
28
Hasil belajar menurut Anni dalam Supardi merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas
belajar. Hasil belajar lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang
diberikan oleh guru dan perubahan sikap serta cara pandang dan cara
fikir siswa setelah mengalami proses belajar (Supardi, 2013: 22).
Jadi, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah melakukan proses pembelajaran bersama guru.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami
perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu, baik yang
berasal dari siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya.
Berdasarkan teori ini asil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, yaitu
siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti
kemampuan berfikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan
kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu
sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreatifitas guru, sumber-sumber
belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan
(Susanto, 2013: 12).
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Waslimah dalam buku
Susanto (2013: 12), hasil belajar yang dicapai oleh pendidik merupakan
29
internal maupun eksternal. Secara rinci, uraian mengenai faktor internal
dan eksternal adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri pesrta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
2) Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Selanjutnya dikemukakan oleh Waslimah dalam buku Susanto
(2013: 13) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut
menetukan hasil belajar siswa. semakin tinggi kemampuan belajar siswa
dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil
belajar siswa.
Menurut Dunkin dalam buku Susanto (2013: 13) terdapat
beberapa aspek yang dapat mempengaruhi kulaitas proses pembelajaran
dilihat dari faktor guru, yaitu:
1) Teacher Formative Experience, meliputi jenis kelamin serta semua
pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka.
Yang termasuk aspek ini di antaranya tempat asal kelahiran guru
30
2) Teacher Training Experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang
berhubungan dengan aktifitas dan latar belakang pendidkan guru,
misalnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidkan, dan
pengalaman jabatan.
3) Teacher Properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
sifat yang dimiliki guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap
siswa, kemampuan dan inteligensi guru, motivasi dan kemampuan
mereka, baik kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran termasuk
di dalamnya kemampuan dalam merncanakan dan evaluasi
pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan materi.
Dengan demikian, semakin jelas bahwa hasil belajar siswa
merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat sejumlah
faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi rendahnya hasil belajar
ditentukan oleh faktor-faktor tersebut.
Menurut Ruseffendi dalam buku Susanto (2013: 14)
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam
sepuluh macam, yaitu: kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemajuan
belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru,
suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.
Dari kesepuluh faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa, terdapat faktor yang dikatakan hampir sepenuhnya
tergantung pada siswa. faktor-faktor tersebut adalah kecerdasan anak,
31
hampir sepenuhnya tergantung pada guru, yaitu kemampuan
(kompetensi), suasana belajar, dan kepribadian guru. Dapat dikatakan
bahwa keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada faktor dari
dalam siswa dan faktor dari luar siswa. Hal ini sejalan dengan yang
dikatakan oleh Sudjana dalam Susanto (2013: 15), bahwa hasil belajar
yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor
dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswaatau faktor
lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan
yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar pengaruhnya terhadap
hasil belajar siswa.
1) Kecerdasan Anak
Kemampuan inteligensi seseorang sangat mempengaruhi
terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta
terpecahkan atau tidaknya suatu masalah. Kecerdasan siswa sangat
membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu
mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak akan terlepas
dari faktor lainnya.
2) Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan di
mana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana
mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan sangat
menentukan keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena itu,
32
dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan ini erat
hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan anak.
3) Bakat Anak
Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian,
sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk
mencapai prestasi sampai tingkat tertentu. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka bakat akan mempengaruhi tinggi rendahnya hasil
belajar.
4) Kemauan Belajar
Salah satu tugas guru yang sukar dilaksanakan ialah membuat
anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk belajar.
Ketidakmauan siswa untuk belajar mungkin disebabkan karena ia
belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk kehidupannya
kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan tanggung jawab
yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang
diraihnya, karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam
mencapai keberhasilan belajar.
5) Minat
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang
33
memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya.
kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi
itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat lagi,
dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
6) Model Penyajian Materi Pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada
penyajian materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak
membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa
tentunya berpengaruh positif terhadap keberhasilan belajar.
7) Pribadi dan Sikap Guru
Siswa, begitu juga manusia pada umumnya dalam melakukan
belajar tidak hanya melalui bacaan atau melalui guru saja, tentu bisa
melalui contoh-contoh yang baik dari sikap, tingkah laku, dan
perbuatan. Kepribadian dan sikap guru yang inovatif dalam
perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang aktif dan kretaif
ini.
8) Suasana Pengajaran
Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa dalam
belajar adalah suasana pengajaran. Suasana pengajaran yang tenang,
terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru,
menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa tentunya akan
34 9) Kompetensi Guru
Guru yang profesional memiliki kemampuan-kemampuan
tertentu. Kemampuan-kemampuan itu diperlukan siswa dalam
belajar. Keberhasilan belajar siswa akan banyak dipengaruhi oleh
kemampuan guru yang profesional. Guru yang profesional adalah
guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai
dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih
metode belajar mengajar yang tepat, sehingga pendekatan itu bisa
berjalan dengan semestinya.
10)Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku
manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh
karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan masyarakat
pun sangat mempengaruhi kepribadian siswa. kehidupan modern
dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak dipengaruhi dan
dibentuk oleh kondisi masyarakat dari pada keluarga dan sekolah
(Susanto, 2013: 16).
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa faktor
belajar yang paling dominan adalah faktor internal atau faktor yang ada
dalam diri siswa, karena kecerdasan siswa, minat, motivasi, kondisi fisik,
35 g. Penilaian Belajar
Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan
untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri siswa.
Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua
bentuk:
1) Siswa akan mempunyai prespektif terhadap kekuatan dan
kelemahannya atas perilaku yang diinginkan.
2) Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah
meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga timbul lagi
kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan
perilaku yang diinginkan (Mulyasa, 2009: 243-244).
Penilaian pembelajaran menurut Mulyasa (2009: 253-256) pada
umumnya mencakup Pre Test, penilaian proses dan Post Test. Ketiga hal
tersebut dijelaskan berikut ini.
1) Pre Test
Pre Test merupakan pemberian soal untuk siswa sebelum guru
memberikan materi pembelajaran yang akan dibahas. Pre Test
memiliki banyak kegunaan dalam menjajaki proses pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Pre Test memegang peranan yang cukup
penting dalam proses pembelajaran. Fungsi Pre Test ini antara lain:
a) Untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar, karena dengan
Pre Test maka pilkiran mereka akan terfokus pada soal-soal
36
b) Untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa sehubungan dengan
proses pembelajaran yang dilakukan.
c) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki siswa
mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses
pembelajaran.
d) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran
dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai siswa, dan
tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan
perhatian khusus.
2) Penilaian Proses
Penilaian proses dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar pada siswa
termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari
segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar (75%)
siswa terlibat secraa aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam
proses pembelajaran, di samping menunjukan kegairahan belajar
yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya pda diri
sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan
berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri
37 3) Post Test
Post Test merupakan pemberian soal setelah guru
menyampaikan materi pembelajaran. Post Test juga memiliki banyak
kegunaan, terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran.
Fungsi Post Test antara lain:
a) Mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi
dasar yang telah ditentukan, baik secara individu maupun
kelompok.
b) Menggetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang dapat
dikuasai oleh siswa, serta kompetensi dasar dan tujuan-tujuan
yang belum dikuasainya.
c) Mengetahui siswa yang perlu mengikuti kegiatan remedial, dan
yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk
mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul
(kesulitan belajar).
d) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap
komponen-komponen pembelajaran (modul), dan proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap
perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.
2. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah salah satu strategi pembelajaran
38
pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna pada siswa (Hartono, 2017: 167).
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang memadukan
antara berbagai mata pelajaran atau bidang studi dengan menggunakan
tema tertentu. Tema tersebut kemudian diulas atau dielaborasi dari
berbagai sudut pandang baik dari pandang ilmu pengetahuan sosial, ilmu
pengetahuan alam, humaniora maupun agama, sehingga memberikan
pengalaman bermakna bagi peserta didik (Kadir dan Asrohah, 2015 : 9).
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan
tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran
dengan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa sehingga dapat
memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Dalam
pembelajaran tematik anak didik diharapkan mendapatkan hasil belajar
yang optimal dan maksimal dan menghindari kegagalan pembelajaran
yang masih banyak terjadi dengan model pembelajaran yang lain (Kadir
dan Asrohah, 2015 : 6).
Jadi, dapat disimpukan bahwa pembelajaran tematik adalah
pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu
tema, dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga
39 b. Manfaat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik mempunyai beberapa manfaat, antara lain
sebagai berikut:
1) Siswa lebih mudah untuk memsatkan perhatian pada satu tema
tertentu.
2) Siswa bisa mempelajari pengetahuan serta mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antar pelajaran dengan tema yang sama.
3) Kompetensi dasar dapat dikembangkan secara lebih baik dengan
mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
4) Siswa mampu memahami materi pelajaran secara lebih mendalam.
5) Siswa bisa mengetahui dan merasakan manfaat dari belajar karena
materi disajikan dengan tema yang jelas.
6) Guru bisa menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan
secara tematik dapat dipersiapkan secara sekaligus sehingga ini bisa
belangsung dua atau tiga pertemuan (Hartono, 2017: 166).
Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa dalam
pembelajaran tematik, perhatian siswa lebih terpusat pada satu tema
tertentu, dan proses belajar mengajar dalam pembelajaran tematik juga
tidak dibatasi oleh waktu, karena dapat dilanjutkan di hari berikutnya.
c. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik
Ada beberapa ciri utama dari strategi pembelajaran tematik:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingat
40
2) Beberapa bentuk kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik selalu bertolak dari minat dan kebutuhan
siswa.
3) Proses belajar mengajar akan menimbulkan kesan yang lebih bagi
siswa sehingga hasil dari belajar mampu bertahan lebih lama.
4) Strategi tematik ini dapat membantu keterampilan siswa dalam
berpikir.
5) Menyajikan pelajaran secara lebih realistis sesuai dengan tingkat
permasalahan yang terjadi pada siswa.
6) Mengasah dan mengembangkan potensi sosial anak, layaknya
toleransi, kerja sama, dan tanggap terhadap berbagai perbedaan yang
dimiliki oleh orang lain (Hartono, 2017: 168).
Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui yang membedakan
pembelajaran tematik dengan pembelajaran yang lain adalah pada
pembelajaran tematik pembelajaran berpusat pada siswa dan memberikan
pengalaman langsung kepada siswa.
d. Kelebihan Pembelajaran Tematik
Kelebihan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
1) Menghemat pelaksanaan pembelajaran terutama dari segi waktu,
karena pembelajaran tematik dilaksanakan secara terpadu antara
41
2) Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna
sebab materi pembelajaran lebih berperan sebagai saran atau alat,
bukan tujuan akhir.
3) Peserta didik akan mendapatkan pengertian mengenai proses dan
materi yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
4) Keterkaitan antara satu mata pelajaran degan lainnya akan
menguatkan konsep yang telah dikuasai anak, karena didukung
dengan pandangan dari berbagai prospektif.
Jadi kelebihan pembelajaran tematik yang paling menonjol adalah
dalam segi waktu, karena dalam pembelajaran tamatik, beberapa mata
pelajaran dilakukan secara terpadu.
e. Kekurangan Pembelajaran Tematik
Adapun kekurangan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran menjadi lebih kompleks dan menuntut guru untuk
mempersiapkan diri sedemikian rupa.
2) Guru harus merancang pembelajaran tematik dengan memperhatikan
keterkaitan antara berbagai pokok materi.
3) Menuntut penyediaan alat, media, bahan, sarana dan prasarana untuk
berbagai mata pelajaran yang dipadukan secara serentak.
3. Kajian Materi Penelitian
a. Manusia dan Lingkungan
Bersepeda merupakan kegiatan yang menyenangkan sekaligus
42
murah, praktis, dan mudah dikendarai. Banyak orang memanfaatkan
sepeda untuk pergi ke kantor, sekolah, pasar, dan lain-lain. Sepeda juga
ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar minyak
sehingga tidak menimbulkan polusi. Selain itu, dengan bersepeda juga
dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh kita.
Bersepeda dapat mengencangkan otot-otot tubuh. Bersepeda tidak
hanya melibatkan bagian kaki saja. Bahkan, banyak orang yang
menganggap bersepeda hanya dapat mengencangkan otot-otot bagian
betis dan paha saja. Namun sebenarnya, bersepeda merupakan latihan
fisik yang hampir melibatkan setiap bagian tubuh. Selain memperkuat
otot-otot bagian kaki dan paha, bersepeda secara rutin juga akan
mengencangkan otot-otot bagian belakang, pinggul, dan lengan.
Jika bersepeda secara rutin, kesehatan jantung kita akan tetap
terjaga. Selama bersepeda, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya.
Efek positif terhadap jantung ini tentunya juga akan membawa efek-efek
positif lainnya seperti melancarkan peredaran darah dan oksigen. Dengan
demikian kita bisa terhindar dari munculnya gangguan-gangguan yang
berkaitan dengan jantung dan peredaran darah dalam tubuh (Buku siswa
tematik terpadu kelas V, 2017: 34).
b. Sistem Gerak pada Manusia
Alat gerak pada manusia dan hewan tingkat tinggi adalah tulang
dan otot. Tulang disebut alat gerak pasif, sedangkat otot disebut alat
43
menggerakkan tulang. Tulang-tulang dalam tubuh manusia menyusun
suatu sistem kerangka. Tulang-tulang yang menyusun rangka mempunyai
struktur yang beraneka ragam, sesuai dengan fungsinya. Secara umum,
fungsi rangka adalah sebagai berikut:
1) Menegakkan tubuh
2) Sebagai alat gerak pasif
3) Tempat melekatnya otot-otot rangka
4) Melindungi alat-alat vital seperti otak, jantung, dan paru-paru
5) Tempat pembentukan sel-sel darah
6) Tempat deposit kalsium dan fosfat.
Berikut tulang penyusun rangka tubuh manusia:
Gambar 2.2 rangka tubuh manusia
44
Tulang anggota gerak pada manusia terdiri atas tulang anggota
gerak bagian atas (tangan) dan tulang anggota gerak bagian bawah (kaki).
Masing-masing tulang tersebut tersusun oleh beberapa tulang.
1) Tulang anggota gerak bagian atas atau tangan terbentuk dari tulang
lengan atas (humerus), tulang pengumpil (radius), dan tulang hast
(ulna).
2) Tulang penyusun anggota gerak bagian bawah adalah tulang paha
(femur), tulang betis (fibula), dan tuing kering (tibia).
Perhatikan gambar berikut!
Gambar 2.3
(sumber: buku siswa tematik terpadu kelas V, 2017: 37).
c. Kenampakan Alam pada Bentang Alam Indonesia
Kenampakan alam pada bentang alam Indonesia merupakan salah
satu yang terlengkap di dunia. Kenampakan alam itu meliputi laut,
pantai, dataran rendah, lembah subur, padang rumput, sungai,