• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENGUPAHAN KARYAWAN DI HOME INDUSTRI KRUPUK RAMBAK DI DUSUN KARANG SEMANDING DESA SUKOREJO KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER PERSPEKTIF FIQIH MUAMALAH TAHUN 2015/2016 - Digilib IAIN Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SISTEM PENGUPAHAN KARYAWAN DI HOME INDUSTRI KRUPUK RAMBAK DI DUSUN KARANG SEMANDING DESA SUKOREJO KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER PERSPEKTIF FIQIH MUAMALAH TAHUN 2015/2016 - Digilib IAIN Jember"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Islam satu-satunya agama yang paling banyak memiliki julukan. Pasalnya, apabila dikaitkan dengan pembicaraan dibidang apa pun yang berhubungan dengan kehidupan manusia maupun kemanusiaan, Islam dipastikan memiliki ajaran yang terkait atau sekurang-kurangnya berkaitan dengan dunia ekonomi dan keungan (al-iqtishad wa al-maliyyah).1

Dan dalam kesehariannya Islam juga mengatur umatnya dalam setiap perilakunya. Mulai dari kepentingan individu sampai dengan kepentingan orang banyak. Semua itu ditentukan berdasarkan ketentuan yang telah baku dalam ajaran Islam.

Maka pada dasarnya setiap yang dilakukan manusia itu boleh, selama tidak ada larangan yang melarang sesuatu itu untuk dilakukan. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqih yang berbunyi:

Artinya: “Hukum asal dalam semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”2

Berkaca dari gambaran di atas, banyak manusia yang mengartikannya hanya sekilas dan setengah saja atau tidak sepenuhnya. Manusia yang

1

Muhammad Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi Teks, Terjemah, dan Tafsir (Jakarta: Amzah, 2013), 1.

2

(2)

menganggap segala hal itu boleh dilakukan, tanpa melihat larangan yang menjadi tolak ukur pembeda antara ajaran Islam dengan ajaran yang lainnya.

Hubungan antara manusia dengan manusia juga menjadi sorotan yang diatur dalam ajaran Islam, sebagaimana hubungan antara pengusaha dengan karyawannya. Setiap pengusaha tentunya ingin selalu memperoleh keuntungan yang besar, hingga terkadang mengabaikan kepentingan orang lain dari usahanya tersebut, yaitu kepentingan karyawannya. Karena itu Allah SWT berfirman dalam (QS. At-Thalaq: 06) yang berbunyi:

...

Artinya: .... Jika menyusukan (anak-anak)mu untukmu, maka berikanlah upah kepada mereka ... (QS. At-Thalaq: 06).3

Pada dasarnya seorang pengusaha dalam tatanan ekonomi konvensional mereka tidak memeperhatikan istilah halal dan haram. Yang biasanya menjadi prioritas kerja mereka adalah memenuhi keinginan pribadi dengan mengumpulkan keuntungan, harta dan uang sebanyak-banyaknya. Tanpa mereka sadari bahwa mereka tidak mementingkan apakah pegawainya atau pekerjanya itu makan, di beri upah atau tidak, baik atau buruk, layak atau tidak, etis atau tidak etis, dan yang di produksi suci atau najis.

Dalam suatu usaha bisnis, produksi merupakan kegiatan yang dilakukan manusia dalam menghasilkan suatu produk baik barang, maupun jasa yang

3

(3)

kemudian dimanfaatkan oleh konsumen.4 Dalam bukunya muqaddimah fi-Ilm

al-iqtishad al-islamiy. Abdurrahman lebih jauh menjelaskan bahwa dalam

melakukan proses produksi yang dijadikan ukuran utamanya adalah nilai manfaat (utility) yang diambil dari hasil produksi tersebut. Produksi dalam pandangannya harus mengacu pada nilai utulity dan masih dalam bingkai nilai „halal‟ serta tidak membahayakan bagi diri seseorang ataupun sekolompok

masyarakat.5

Banyak usaha yang bisa dilakukan oleh manusia di bumi ini. Setiap usaha yang dilakukan tentunya harus bersifat kreatif dan produktif. Karena keberlangsungan usaha yang di jalani oleh seseorang itu bergantung dari tingkat produktifitas usaha tersebut dan kesetiaan karyawannya. Dan juga bergantung dari tingkat hubungan kerjanya, di dalam bukunya Abdul Khakim dituliskan hubungan kerja menurut Soepomo yaitu “suatu hubungan antara

seorang buruh dan seorang majikan, di mana hubungan kerja itu terjadi setelah adanya perjanjian kerja antara kedua belah pihak pekerja atau buruh bersedia bekerja dengan menerima upah dan pengusaha mempekerjakan pekerja atau buruh dengan memberi upah.6

Jika hasil produksi yang dihasilkan itu baik, berguna bagi konsumen dan dikelola dengan proses Islami, serta tidak membahayakan kesehatan konsumen maka keuntungan yang diperoleh dari usaha seseorang itu akan lebih besar dan juga dengan tingkat upah yang akan di berikan juga akan lebih

4

M. Nur Rianto Al Arif, Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi Suatu Perbandingan Ekonomi Islam Dan Ekonomi Konvensional (Jakarta: Kencana, 2010), 148.

5

M.Nur Rianto Al Arif, Euis Amalia,Teori Mikro Ekonomi, 151.

6

(4)

besar. Sebaliknya jika hasil produksinya kurang memberikan kepuasan, dan tidak maslahah bagi masyarakat atau konsumen maka hasil yang diperoleh kurang memuaskan bahkan bisa rugi dan karyawanpun juga bisa menjadi korban.

Keberhasilan itu tentu bergantung dari buruh dan karyawan yang mempunyai kualitas dalam melakukan kegiatan produksi. Karyawan yang mempunyai prestasi dan kecepatan dan giat dalam kegiatan produksi, sewajarnya mereka akan mendapatkan imbalan atau upah yang sesuai dengan yang dilakukan.

Praktik-praktik yang terjadi secara garis besar para pengusaha mengabaikan tanggung jawab sosial yang seharusnya dipenuhi. Hubungan perusahaan dengan pekerja (karyawan) dibangun diatas sistem kapitalisme, implikasinya pekerja (karyawan) diperas tenaganya tanpa dihargai secara layak oleh para pemodal. Ini terbukti dengan minimnya upah yang mereka terima dan waktu pembayaran, yang tidak sesuai dengan waktu dan tanggal yang diharapkan. Sehingga membuat mereka menunggu upah yang sebenarnya tidak mencukupi kebutuhan hidupnya, belum lagi perlakuan yang tidak etis juga sering terjadi.

Dari paradigma tersebut, maka dibutuhkan pula suatu aturan, ketentuan atau ketetapan yang berkaitan dengan pengupahan yang sesuai dengan aturan Islam yang berlaku dalam bisnis Islam itu sendiri.

(5)

usaha yang berjalan sejak 15 tahun yang lalu. Hubungan antara karyawan dengan pengusaha krupuk rambak terjalin bagus. Seperti halnya sanak sodara dan keluarga yang dirintis sejak tahun 2001 hingga sekarang. Dari segi pengupahannya sendiri berbeda dengan pengupahan di Home Industri pada umumnya. Banyak industri pengupahan di lingkungan sekitar Dusun Karang Semanding ini karyawannya di upah berdasarkan patokan yang telah dipatok oleh perusahaan. Dimana karyawan bekerja setiap hari sedangkan hasil upah dari pekerjaanya akan diberikan perhari, atau per minggu dan bisa juga per bulan. 7

Istilah seperti itu biasanya dipakai dalam istilah pekerja yaitu dalam praktek untuk menunnjukkan status hubungan kerja, seperti pekerja kontrak, pekerja borongan, pekerja harian, pekerja honorer, pekerja tetap, dan sebagainya. 8 dengan nilai yang tetap tanpa melihat seberapa besar kontribusinya dalam produksi tersebut.

Dengan adanya home industri krupuk rambak yang ada di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Karyawannya yang bekerja di home industri tersebut akan mendapatkan hasil upah pekerjaannya berdasarkan jumlah banyak barang yang dikemas dan sesuai bidang kerjanya dalam proses kegiatan produksi tersebut. Tentunya hal ini mempunyai nilai positif dan negatif tersendiri bagi karyawan maupun bagi pengusaha kerupuk rambak itu sendiri.

7

Hari, wawancara, Sukorejo, 30 Maret 2016

8

(6)

Kelebihan lain di home Industri krupuk rambak di Dusun Karang Semanding ini yaitu : cara kerja yang masih menggunakan sistem manual dan masih terbilang tradisioanal sekali, proses penjemurannya masih menggunakan tenaga matahari demi terciptanya hasil yang lebih sempurna dan kualitas rasa yang lebih nikmat.

Dan dari unsur kepemilikan Home Industri ini istrinya adalah seorang ibu yang aktif dibidang muslimatan dan istri dari pemilik Home Insutri ini juga ikut andil dalam mengurusi usaha yang dikelola suaminya, yaitu sebagai penasehat. Maka dari itu karyawan disini sebagian besar adalah perempuan dan sebagian besar adalah golongan ibu-ibu muslimatan.9

Dari pemaparan di atas, penulis tertarik meneliti praktik pengupahan yang berlaku pada Home Indutri Krupuk Rambak di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember dengan tolak ukur fiqih muamalah, dengan judul penelitian: “Sistem Pengupahan

Karyawan Di Home Industri Krupuk Rambak Di Dusun Karang

Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember

Perspektif Fiqih Muamalah.”

9

(7)

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan suatu pokok masalah yang akan diteliti guna untuk mengetahui permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pengupahan pada Home Industri Krupuk Rambak di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember?

2. Bagaimana sistem pengupahan yang dijalani Home Industri Krupuk Rambak di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember dalam perspektif fiqih muamalah?

C. Tujuan Penelitian

Setelah menguraikan masalah-masalah yang ada maka suatu tujuan merupakan faktor penting dalam suatu penelitian, maka tujuan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui Sistem Pengupahan Karyawan Di Home Industri Krupuk Rambak Di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember Perspektif Fiqih Muamalah.

2. Tujuan Khusus

(8)

b. Untuk mengetahui apakah penerapan sistem pengupahan yang dijalani Home Industri Krupuk Rambak di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember sesuai dengan konsep pengupahan fiqih muamalah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang konstribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, intansi dan masyarakat secara keseluruhan, kegunaan penelitian harus realistis.10

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada pihak yang membutuhkan dalam mengangkat permasalahan yang sama, serta menambah keilmuan dalam aspek ekonomi syariah, khususnya yang berkenaan dengan sistem pengupahan karyawan perspektif fiqih muamalah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat umum

Penelitian ini dijadikan informasi atau suatu pertimbangan dan evaluasi bagi masyarakat umum khususnya bagi pemilik home industri krupuk rambak di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember apakah cara mereka sudah sesuai dengan ajaran agamanya.

10

(9)

b. Bagi lembaga IAIN

Bagi Almamater IAIN Jember penelitian ini semoga dapat menjadi koleksi atau bahan rujukan tentang sistem pengupahan karyawan yang lebih sempurna untuk prodi muamalah yang akan datang.

c. Bagi Peneliti

Bagi peneliti diharapkan menambah pengetahuan, wawasan serta informasi penulis dan juga para pembaca, khususnya dalam praktik pengupahan karyawan dalam fiqih muamalah serta dapat menjadi penelitian ilmiah yang memenuhi syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana.

E. Definisi Istilah

1. Sistem Pengupahan

Sistem dalam Kamus Ilmiah Populer adalah metode, cara yang teratur (untuk melakukan sesuatu), susunan cara.11 Yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahap yaitu dengan metode input, proses, dan output.

Pengupahan, upah (ujrah), gaji adalah imbalan yang diberikan kepada seseorang karena orang tersebut mengerjakan suatu pekerjaan tertentu, dalam bentuk akad yang jelas manfaat dan tujuannya, serah terima secara langsung, dan dibolehkan dengan pembayaran yang telah

11

(10)

diketahui. Syaratnya adalah baik pemberi upah dan penerimanya harus pintar dan tidak ada unsur pemaksaan disertai ijab qabul yang jelas.12 2. Karyawan

Karyawan dalam Kamus Ilmiah Populer adalah pekerja, buruh, pegawai (dalam perusahaan).13Namun pada zaman belanda dulu yang dimaksut dengan karyawan (buruh) adalah orang-orang pekerja kasar seperti kuli, mandor, tukang, dan lain-lain.14

3. Perspektif

Perspektif dalam Kamus Ilmiah Populer adalah pengharapan, peninjauan, tinjauan, padang luas.15

4. Fiqih muamalah

Fiqih menurut bahasa adalah faham atau pemahaman yang benar terhadap apa yang dimaksudkan. Dan Fiqih menurut istilah ialah mengetahui hukum-hukum agama Islam dengan cara atau jalan ijtihat.16

Muamalah adalah segala peraturan yang diciptakan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam hidup dan kehidupan.17

Fiqih muamalah dalam arti luas adalah aturan-aturan hukum Allah SWT, yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan sosial

12 Marzuqi Yahya, Panduan Fiqih Imam Syafi’i (Jakarta: Al-Magfirah, 2012), 99. 13

Pius Partanto, M. Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 2001), 317.

14

Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja (Hukum Ketenaga kerjaan Bidang Hubungan Kerja) (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), 19.

15

Pius Partanto, M. Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 200), 600.

16

Saifuddin Mujtaba, Ilmu Fiqh Sebuah Pengantar (Jember: STAIN Jember Press, 2012),3.

17

(11)

kemasyarakatan. Dan dalam arti sempit (khas) adalah aturan-aturan Allah yang ditetapkan untuk mengatur hubungan antara manusia dengan cara memperoleh, mengatur, mengelola, dan mengembangkan mal (harta benda).18

Selain itu didalam fiqih muamalah terdapat berbagai pendapat dari beberapa imam mazhab maka disini penulis nantinya hanya akan menganalisis dengan menggunakan mazhab Syafi‟iyah sebagai

pembandingnya.

Jadi Sistem pengupahan karyawan Perspektif fiqih muamalah adalah Suatu cara atau metode upah (ujrah) yang diberikan kepada seorang karyawan atau buruh karena orang tersebut mengerjakan suatu pekerjaan tertentu, dalam bentuk akad yang jelas manfaat dan tujuannya, serah terima secara langsung, dan dibolehkan dengan pembayaran yang telah diketahui dengan peninjauan aturan-aturan hukum Allah SWT, yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan sosial kemasyarakatan sehingga selamat dunia akhirat.

F. Sitematika Pembahasan

BAB I membahas tentang pendahuluan yang merupakan dasar dalam penelitian yang terdiri dari sub-sub bab yaitu latar, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, serta sistematika pembahasan. Hal tersebut berfungsi sebagai gambaran umum dari sekripsi ini.

18

(12)

BAB II Kajian kepustakaan. Dalam bab ini terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian teori.

BAB III metodelogi penelitian. Dalam bab ini membahas tentang

pendekatan dan jenis penelitaian yang dilakukan, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian yang akan di laksanakan.

BAB IV membahas tentang penyajian data analisis yang didalamnya berisikan gambaran obyek penelitian, penyajian data, dan analisis serta pembahasan temuan.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis probabilitas kemiskinan nelayan di gampong Kuala Langsa kecamatan Langsa Barat Kota Langsa dapat diketahui dari hasil analisis berupa pengaruh

Hasil fraksi ekstrak n-heksan dan etil asetat kulit buah muda pisang ambon (Musa paradisiaca var. sapientum) memiliki aktivitas teraktif terhadap bakteri

Jika kedekatan Prediksi Uji korelasi (rxy) 2 x 100 = 11.56% maka variable X, yakni strategi komunikasi pemasaran Brodo Footwear mempunyai nilai rendah untuk

penderita, malahan berperan sebagai benefaktif. Dari data yang ada memperlihatkan bahwa dalam bahasa Aceh peran peruntung dapat menduduki fungsi subjek dan fungsi

Peneliti melakukan wawancara mengenai pelayanan pengurus di dalam komunitas “X” dengan pembina yang sudah mengikuti komunitas ini dari awal berdirinya tahun 1999

Sama halnya dengan aquades, titik didih larutan diketahui dengan mengukur suhu setiap setengah menit, dimana pada menit ke-52 hingga seterusnya suhu tetap pada 90..

Tujuan dari makalah ini adalah untuk menghasilkan model bagi status setengah penganggur dengan memperhatikan bahwa data yang digunakan memiliki struktur hirarkis..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan harga terhadap kepuasan konsumen Restoran Coto Paraikatte, dibuktikan dengan nilai koefisien