8
A. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah konstruk sentral untuk mengenal dan mengerti
individu, terkait dengan dunia fenomenalnya dalam dunia fenomenal orang
lain (Fitts, 1971).
Agustiani (2009) berpendapat konsep diri merupakan gambaran yang
dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui
pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Fitts
(Agustiani, 2009) menambahkan konsep diri merupakan aspek penting
dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka
acuan (frame of refrence) dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Hurlock (dalam Ghufron & Risnawita, 2016) mengatakan bahwa
konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang
merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional
aspiratif dan prestasi yang mereka capai. Burn (1993) mendefinisikan
konsep diri sebagai kesan terhadap diri sendiri secara keseluruhan yang
mencakup pendapatnya terhadap diri sendiri, pendapat tentang gambaran
diri di mata orang lain, dan pendapatnya tentang hal-hal yang ingin
Definisi lain dikemukakan oleh Rakhmat (2002), bahwa konsep diri
adalah pandangan dan perasaan terhadap diri individu itu sendiri. Fatimah
(2012) menambahkan konsep diri adalah keyakinan, penilaian atau
pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri, penilaian tersebut dapat
dilihat dari aspek fisik maupun psikologis. Menurut Calhoun & Acocela
(1995) konsep diri adalah gambaran mental seseorang tentang pengetahuan
tentang diri sendiri, pengharapan bagi diri sendiri dan penilaian terhadap
diri sendiri. Sementara itu menurut Gunarsa & Gunarsa (2000)
menyatakan, konsep diri merupakan pendapat individu mengenai dirinya
yang dalam pikiran dan bukan dalam realitas kompleks.
Berdasarkan penjelasan di atas dan berbagai definisi dari para ahli
dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan gabungan beberapa
pikiran, perasaan, dan sikap terhadap pengetahuan, keyakinan dan
gambaran yang dimiliki individu tentang karakteristik dirinya sendiri baik
yang bersifat fisik, sosial, maupun psikologis yang diperoleh.
2. Aspek – aspek dan Dimensi Konsep Diri
Konsep diri memiliki beberapa aspek dan juga dimensi. Dalam
penelitian ini peneliti mengacu pada Calhoun dan Acocella (1995) yang
mengatakan konsep diri terdiri dari tiga aspek, yaitu :
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah apa yang kita ketahui tentang diri sendiri.
kita, usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku, pekerjaan dan lain
sebagainya.
b. Harapan
Pada saat kita mempunyai satu set pandangan tentang siapa kita,
kita juga mempunyai satu set pandangan lain yaitu tentang
kemungkinan kita menjadi apa di masa mendatang. Pendeknya kita
mempunyai pengharapan bagi diri kita sendiri. Pengharapan ini
merupakan diri-ideal. Diri-ideal tersebut sangat berbeda untuk tiap
individu. Seseorang mungkin melihat masa depan dirinya sangat
bagus memakai jaket dengan tambalan di siku dan memberi kuliah
dari mimbar di kelas yang penuh dengan mahasiswa. Diri-ideal
orang lain di masa mendatang mungkin berupa orang yang di
dalam rumah yang besar dengan “Lincoln Continental” putih besar
yang diparkir di depan.
c. Penilaian
Penilaian kita terhadap diri kita sendiri. Kita berkedudukan sebagai
penilai tentang diri kita sendiri setiap hari, mengukur apakah kita
bertentangan dengan (1)” saya-dapat-menjadi apa”, yaitu
pengharapan kita bagi kita sendiri dan (2)”saya
-seharusnya-menjadi apa” yaitu standar kita bagi diri sendiri. Semakin besar
ketidak sesuaian antara gambaran kita tentang siapa kita dan
gambaran tentang seharusnya kita menjadi apa atau dapat menjadi
sesuai dengan standar dan harapan-harapan untuk dirinya sendiri
yang menyukai siapa dirinya, apa yang sedang dikerjakan, akan ke
mana dirinya, akan memiliki rasa harga-diri tinggi. Sebaliknya,
orang yang terlalu jauh dari standar harapan-harapanya akan
memiliki rasa harga-diri rendah. Evaluasi kita tentang diri kita
sendiri merupakan komponen konsep-diri yang sangat kuat.
Fitts (Agustiani, 2009) membagi konsep diri dalam dua dimensi yaitu
sebagai berikut :
A. Dimensi Internal
Dimensi internal atau yang disebut juga kerangka acuan internal
(internal frame of reference) adalah penilaian yang dilakukan
individu yakni penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya
sendiri berdasarkan dunia di dalam dirinya. Dimensi ini terbentuk
dari tiga bentuk :
1. Diri Identitas (Identity self)
Bagian diri ini merupakan aspek yang paling mendasar pada
konsep diri dan mengacu pada pertanyaan, “siapakah saya?”.
2. Diri Pelaku (behavioral self)
Diri pelaku merupakan persepsi individu tentang tingkah lakunya,
yang berisikan segala kesadaran mengenai “apa yang dilakukan
3. Diri Penerimaan/Penilai (judging self)
4. Diri penilai berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, dan
evaluator.
B. Dimensi Eksternal
1. Diri Fisik (physical self)
Diri fisik menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya
secara fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang mengenai
kesehatan dirinya, penampilan dirinya (cantik, jelek, menarik, tidak
menarik) dan keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk, kurus).
2. Diri Etik-Moral (moral-ethical self)
Bagian ini merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat
dari standar pertimbangan nilai moral dan etika.
3. Diri Pribadi (personal self)
Merupakan perasaan atau persepsi seseorang tentang keadaan
pribadinya.
4. Diri Keluarga (family self)
Menunjukkan perasaan dan harga diri seseorang dalam
kedudukannya sebagai anggota keluarga.
Bagian ini merupakan penilaian individu terhadap interaksi dirinya
dengan orang lain maupun lingkungan di sekitarnya.
Aspek-aspek konsep diri menurut Calhoun dan Acocella (1995)
terdiri dari tiga aspek yaitu: pengetahuan, adalah apa yang kita ketahui
tentang diri sendiri. Harapan yaitu pandangan individu terhadap
kemungkinan menjadi apa di masa mendatang, dan yang ketiga aspek
penilaian yaitu individu berkedudukan sebagai penilai tentang diri individu
sendiri. Dimensi konsep diri menurut Fitts (Agustiani, 2009) terdiri dari
dimensi internal (terbentuk dari tiga bentuk yaitu diri identitas, diri pelaku,
diri penerima dan diri penilai), dimensi eksternal terdiri dari diri fisik, diri
etik-moral, diri pribadi, diri keluarga dan diri sosial.
Aspek yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
teori Calhoun dan Acocella (1995) yaitu aspek (pengetahuan) apa yang
individu ketahui tentang diri sendiri , aspek (harapan) pandangan individu
terhadap kemungkinan menjadi apa di masa mendatang, dan aspek
(penilaian) individu berkedudukan sebagai penilai tentang diri individu
sendiri. Alasan peneliti menggunakan aspek tersebut dalam penelitian ini
karena aspek tersebut dapat mengungkap gambaran konsep diri pada gay
3. Bentuk-bentuk Konsep Diri
Menurut Calhoun & Acocella (Ghufron & Risnawita, 2016) dalam
perkembanganya konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan
konsep diri negatif.
a. Konsep Diri Positif
Konsep diri yang positif ciri-cirinya adalah yakin terhadap
kemampuan dirinya sendiri dalam mengatasi masalah, merasa
sejajar dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, sadar
bahwa tiap orang mempunyai keragaman perasaan, hasrat, dan
perilaku yang tidak disetujui oleh masyarakat serta mampu
Mengembangkan diri karena sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian yang buruk dan berupaya untuk mengubahnya.
b. Konsep Diri Negatif
Konsep diri negatif ciri-cirinya adalah peka terhadap kritik,
responsif terhadap pujian, punya sikap hiperkritis, cenderung
merasa tidak disukai orang lain, dan pesimistis terhadap kompetisi.
Berdasarkan pada teori Calhoun & Acocella (Ghufron & Risnawita,
2016) dapat disimpulkan bahwa konsep diri terbagi menjadi konsep diri
positif dan konsep diri negatif. Konsep diri positif ditunjukkan dengan
adanya kemampuan untuk mengembangkan diri karena individu sanggup
mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang buruk dan berupaya untuk
mengubahnya. Sedangkan konsep diri negatif ditunjukkan dengan sikap
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Rakhmat (2002) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
konsep diri antara lain:
a. Orang lain
Jika seseorang diterima orang lain, dihormati, dan disenangi karena
keadaan dirinya, maka orang tersebut akan cenderung bersikap
menghormati dan menerima dirinya. Tetapi sebaliknya jika orang
lain selalu meremehkan, menyalahkan dan menolak individu
tersebut, maka dia akan cenderung tidak menyenangi dirinya
sendiri. Walaupun demikian ternyata tidak semua orang lain
mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri individu tertentu.
Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat
dengan individu tersebut.
b. Kelompok Rujukan
Dalam suatu kelompok ataupun komunitas pasti akan terdapat
norma-norma baik tertulis maupun yang tidak tertulis, oleh karena
itu setiap individu yang terkait dengan kelompok tersebut akan
berupaya untuk selalu menyesuaikan setiap perilakunya dengan
aturan atau norma yang ada dalam kelompok tersebut.
Hurlock (1992) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
konsep diri meliputi:
Kesehatan yang buruk dan cacat fisik menghalangi individu untuk
berinteraksi dengan orang lain, sehingga menyebabkan individu
merasa berbeda dengan orang lain. Reaksi yang datang dari orang
lain terutama dari orang terdekat yang dianggap penting akan
mempengaruhi individu dalam melakukan penilaian terhadap
kondisi fisiknya. Individu yang mudah sakit akan berbeda dalam
menilai tubuhnya dibandingkan dengan individu yang tahan
terhadap penyakit, individu yang sakit mudah merasa frustasi
dengan kondisi fisiknya. Kondisi-kondisi tersebut akan
mempengaruhi konsep diri individu.
b. Bentuk tubuh
Postur tubuh yang tidak sesuai dengan yang diinginkan
mengakibatkan rendahnya konsep diri. Citra mengenai bentuk
tubuh yang ideal telah menjadi harapan setiap individu terhadap
dirinya.
c. Nama dan julukan
Nama yang menimbulkan cemoohan atau menggambarkan status
keluarga yang minoritas dapat mengakibatkan perasaan rendah diri.
Julukan yang negatif pada individu akan menimbulkan konsep diri
individu menjadi rendah.
d. Status sosial dan ekonomi
Individu yang merasa mempunyai status sosial yang lebih tnggi
terhadap dirinya. Demikian sebaliknya individu yang merasa
memiliki status sosial ekonomi yang lebih rendah dari individu lain
cenderung mempunyai gambaran yang negatif terhadap dirinya.
e. Dukungan sosial
Ada atau tidaknya dukungan dari orang lain memengaruhi
pembentukan konsep diri individu.
f. Keberhasilan dan kegagalan
Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas ataupun
permasalahan memberikan rasa percaya diri dan menerima
dirinya sendiri, sedangkan kegagalan akan menimbulkan perasaan
kurang mampu yang menyebabkan penilaian negatif terhadap
dirinya.
g. Jenis kelamin
Pandangan bahwa peran yang dijalankan wanita lebih rendah dari
pria menyebabkan menurunya penilaian wanita terhadap dirinya.
Namun dalam lingkungan masyarakat sekarang ini sudah
terbentuk adanya konsep bahwa pria dan wanita memiliki hak dan
perlakuan yang sama dalam semua bidang seperti pendidikan,
pekerjaan, keterampilan dan lain sebagainya. Perlakuan yang
sama akan sangat berpengaruh terhadap konsep diri individu
tanpa memandang jenis kelamin.
Individu yang berintelegensi kurang dari rata-rata akan merasakan
penolakan dari kelompoknya, penolakan tersebut akan
menyebabkan individu memiliki penilaian negatif terhadap dirinya.
Hal itu disebabkan karena individu merasa ada yang kurang dan
berbeda dengan kondisi dirinya dibandingkan dengan orang lain
yang berintelegensi normal.
Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri, dalam
penelitian ini penulis mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi
konsep diri menurut Hurlock (1992) yang meliputi kondisi fisik, bentuk
tubuh, nama dan julukan, status sosial dan ekonomi, dukungan sosial,
keberhasilan dan kegagalan, jenis kelamin, intelegensi.
5. Gambaran Konsep Diri pada Gay dengan HIV
Gay merupakan istilah homoseksual untuk laki-laki. Seksualitas pada
gay terdiri dari tiga bentuk yaitu ketertarikan kepada sesama jenis, perilaku
seksual yaitu pelampiasan hasrat dan nafsu kepada sesama jenis yang
berhubungan dengan fungsi reproduksi, dan identitas seksual yaitu apa
yang orang lain katakan yang berkaitan dengan orientasi seksual dan
perilaku seksual yang beresiko HIV (Herlani, dkk, 2016). Menurut Suzana,
dkk (2007 : 4) HIV adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh
manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan segala jenis
penyakit yang datang. Kondisi tersebut menjadi permasalahan utama bagi
kaum gay dengan HIV, dan akan mempengaruhi konsep diri nya menjadi
kaum minoritas. Berbagai stigma dan diskriminasi yang diterima dari
reaksi lingkungan terhadap keberadaan gay dengan HIV dapat
mempengaruhi konsep diri yang dimiliki. Menurut Yogestri (2014) kondisi
tersebut menjadi permasalahan utama bagi kaum gay, mereka merasakan
bahwa posisi mereka adalah kaum minoritas. Keadaan seperti ini akan
sangat mempengaruhi konsep dirinya, namun pada penelitian yang telah
dilakukan kondisi fisik yang semakin menurun dan berbagai stigma dari
masyarakat tidak membuat konsep diri gay berubah.
B. Pertanyaan Penelitian
1. Central Question
Central question merupakan pertanyaan pokok dalam penelitian
kualitatif. Central question dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :“Bagaimana gambaran konsep diri pada gay dengan HIV?”.
2. Sub Question
Sub question adalah pertanyaan spesifik dalam penelitian ini. Pertanyaan berdasarkan pada aspek-aspek konsep diri. Berikut
pertanyaan-pertanyaan issue sub question dalam penelitian ini:
a. Pengetahuan
1) Bisa anda jelaskan gambaran diri anda seperti apa?
2) Menurut anda, diri anda sebelum dan setelah terkena HIV
seperti apa?
1) Bisa anda ceritakan, ingin seperti apa diri anda di masa
depan?
2) Seperti apa harapan diri anda sebelum dan setelah terkena
HIV? Apakah ada perbedaan?
c. Penilaian
1) Bagaimana penilaian anda terhadap diri anda sendiri?
2) Seberapa suka anda terhadap diri anda sendiri?
3) Apa alasan anda suka atau tidak suka terhadap diri anda?
3. Topical Question
Topical question berfungsi sebagai pertanyaan tambahan yang mengungkapkan penjelasan atau keterangan lainnya untuk memperoleh
informasi yang komprehensif tentang permasalahan utama dalam
penelitian. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan:
a. Proses terkena HIV
1) Bisa anda ceritakan bagaimana anda sampai terkena HIV?
2) Apa penyebab anda terkena HIV?
b. Reaksi terhadap HIV
1) Seperti apa reaksi dari lingkungan sekitar setelah anda
terkena HIV?
2) Bagaimana reaksi dari keluaraga setelah mengetahui anda
HIV?
4) Bagaimana cara anda dalam menyikapi adanya reaksi