• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N Nomor : 46/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. : ZULHAMIDI Bin KAMUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N Nomor : 46/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. : ZULHAMIDI Bin KAMUS"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor : 46/Pid.B/2013/PN.Bkn

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:

Nama : ZULHAMIDI Bin KAMUS Tempat Lahir : Kawai

Umur / Tanggal lahir : 50 Tahun/ 31 Desember 1962 Jenis Kelamin : Laki-Laki

K e b a n g s a a n : Indonesia

Tempat Tinggal : Dusun Rumah Panjang Jorong Kawai Kenagarian Bau Bular Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Sumbar

A g a m a : Islam P e k e r j a a n : Petani Terdakwa tidak didampingi Penasihat Hukum; Terdakwa ditahan:

1. Penyidik sejak tanggal 14 Nopember 2012 s/d tanggal 03 Desember 2012;

2. Perpanjangan penahanan oleh Kepala Kejaksaan Negeri Bangkinang sejak tanggal 04 Desember 2012 s/d tanggal 12 Januari 2013;

3. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Bangkinang sejak tanggal 13 Januari 2013 s/d tanggal 05 Februari 2013;

4. Penuntut Umum sejak tanggal 05 Februari 2013 s/d tanggal 18 Februari 2013; 5. Hakim Pengadilan Negeri Bangkinang sejak tanggal 19 Februari 2013 s/d tanggal

(2)

6. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Bangkinang sejak tanggal 21 Maret 2013 s/d tanggal 19 Mei 2013;

Pengadilan Negeri tersebut;

- Telah membaca surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bangkinang tentang penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini;

- Telah membaca surat Penetapan Majelis Hakim tentang penentuan hari sidang pertama;

- Telah membaca berkas perkara dan surat-surat lainnya yang berkaitan;

- Telah mendengar keterangan saksi-saksi dan Terdakwa serta memperhatikan barang bukti yang diajukan di persidangan;

- Telah mendengar tuntutan Penuntut Umum tanggal 17 April 2013 yang pada pokoknya agar Majelis Hakim memutus:

1. Menyatakan Terdakwa ZULHAMIDI Bin KAMUS, telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagai orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan itu dengan sengaja menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang, sebagaimana diatur dalam Pasal 50 Ayat (3) huruf e Jo Pasal 78 Ayat (5) Undang-Undang RI No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP, sesuai Dakwaan kami;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ZULHAMIDI Bin KAMUS, dengan pidana penjara selama 2 (dua) Tahun Denda sebesar Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah) Subsidair 4 (empat) bulan kurungan, dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara, dengan perintah terdakwa tetap ditahan ;

3. Menetapkan agar barang bukti berupa :

- 1 (satu) unit Chain Saw dengan tutup mesin orange. - 3 (tiga) keping sampel kayu olahan.

(3)

4. Menetapkan supaya Terdakwa ZULHAMIDI Bin KAMUS, dibebani untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah);

Menimbang bahwa Terdakwa tidak mengajukan pembelaan, akan tetapi hanya mengajukan permohonan keringanan pidana, karena Terdakwa menyesali perbuatannya dan tidak akan mengulangi lagi;

Menimbang bahwa Terdakwa dihadapkan ke persidangan, karena didakwa dengan dakwaan sebagai berikut:

Bahwa ia terdakwa ZULHAMIDI Bin KAMUS bersama-sama dengan Afrizal Als Pize (Dalam Daftar Pencarian Orang / DPO) pada hari Selasa tanggal 13 Nopember 2012 sekira jam 15.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Nopember 2012 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain pada tahun 2012 bertempat di Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin (Rantau Berangin) Kabupaten Kampar atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Bangkinang , sebagai orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan itu yakni

dengan sengaja menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam

hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang dilakukan dengan cara

antara lain sebagai berikut :

Bahwa Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk ditunjuk sebagai hutan suaka alam dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik lndonesia Nomor : 173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986 tentang Penunjukan Areal Hutan di Wilayah Propinsi Dati I Riau sebagai Kawasan Hutan;

Bahwa penataan Batas Kawasan hutan telah dilakukan berdasarkan Berita Acara Tata Batas yang disahkan pada tanggal 14 Maret 1990 yakni sepanjang 82,88 Km dimana tata batas yang sudah disahkan sepanjang 47.883 meter;

(4)

lahan kebun yang dikatakannya miliknya, dengan perjanjian rincian upah sebesar Rp 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) per kubik dan kayu tersebut supaya diolah dengan bentuk broti ukuran 5x10 cm, 5x7 cm dan papan, dan setelah terdakwa sampai di Lokasi, Afrizal Als Pize menunjukkan lokasi tempat menebang kayu dan menandai kayu/pohon yang akan ditumbang dengan tanda bacokan di batang pohon, terdakwa mengetahui bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan Hutan Konservasi karena sebelum terdakwa menebang kayu, ia mengetahui bahwa kondisi hutan adalah hutan alami bukan hutan yang ditanam dan kayunya masih banyak yang besar-besar berdiamater 80-90 cm serta tidak ada pondok dan tanaman atau kebun masyarakat di lokasi penangkapan terdakwa tersebut dan terdakwa tidak pernah melihat dokumen kepemilikan lahan milik Afrizal Als Pize tersebut;

Bahwa pada hari Selasa tanggal 13 Nopember 2012 sekira jam 15.00 Wib berdasarkan Surat Perintah Tugas Kepala Balai Besar KSDA Riau Nomor : PT.2893/IV-17/TU1/2012 tanggal 8 Nopember 2012, ketika saksi Supriyadi, saksi Hendri Kumar serta saksi M.Ismet selaku Polisi Kehutanan, ketika para saksi sedang melaksanakan tugas kegiatan operasi pengamanan hutan, melakukan penangkapan terhadap terdakwa di Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin (Rantau Berangin) Kabupaten Kampar, yang mana ketika terdakwa ditangkap, ia sudah selesai menebang pohon dan sedang mengolah pohon yang ditebang menjadi kayu broti dengan menggunakan l (satu) unit Gergaji Mesin (Chainsaw) milik terdakwa dan ditemukan beberapa batang pohon yang telah diolah menjadi broti dan 2 (dua) tumpukan kayu diperkirakan sebanyak + 6-7 m2 dalam bentuk broti ukuran 5 x 7 cm dan ukuran 5 x 10 cm, dan jumlah pohon yang sudah ditumbang oleh terdakwa adalah 4 (empat) batang kayu Meranti dengan ukuran besar dan telah diolah menjadi kayu gergajian jenis Meranti berbentuk broti ukuran 5 x 7 cm, 5 x 10 cm dan bentuk papan di 6 (enam) tumpukan terpisah dengan jumlah 359 (tiga ratus enam puluh sembilan) keping;

(5)

Bahwa setelah dilakukan Pemeriksaan Tempat kejadian Perkara, dengan menggunakan alat GPS, lokasi kayu yang ditebang oleh terdakwa termasuk di dalam kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin (Rantau Berangin ) Kabupaten Kampar;

Bahwa perbuatan terdakwa Zulhamidi Bin Kamus menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam kawasan hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk adalah tanpa seijin dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Kehutanan Republik Indonesia;

Sebagaimana diatur dan diancam hukuman menurut Pasal 50 Ayat (3) huruf e jo Pasal 78 Ayat (5) Undang-Undang RI Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan jo Pasal 55 Ayat (1) ke 1 KUHP;

Menimbang, bahwa atas dakwaan tersebut, Terdakwa tidak mengajukan keberatan;

Menimbang, bahwa di persidangan telah didengar keterangan saksi-saksi yang telah disumpah menurut agamanya yang pada pokoknya berisi sebagai berikut:

1. Supriyadi :

- Bahwa saksi pernah memberikan keterangan di penyidikan dan keterangan yang diberikan adalah benar;

- Bahwa saksi adalah Polisi Kehutanan dan menjadi anggota SPORC Brigade Beruang sejak tahun 2007;

- Bahwa tugas saksi selaku Polisi Kehutanan adalah melakukan perlindungan dan pengamanan terhadap keutuhan kawasan hutan;

- Bahwa terdakwa ditangkap sedang menebang hutan pada hari Selasa tanggal 13 Nopember 2012 sekira pukul 15.00 Wib di dalam kawasan hutan konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin (Rantau Berangin) Kabupaten Kampar;

(6)

- Bahwa saksi bersama-sama dengan Tim operasi menemukan dan menangkap terdakwa sedang menebang dan mengolah kayu di kawasan hutan konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk;

- Bahwa alat yang terdakwa gunakan untuk menebang dan mengolah kayu tersebut adalah 1 (satu) unit gergaji mesin (chainsaw);

- Bahwa kondisi hutan yang ditebang oleh terdakwa adalah masih berbentuk hutan lebat dan masih banyak terdapat kayu yang besar, karena masih banyak pohon hutan alam seperti meranti yang tumbuh berdiameter antara 60 cm s/d 100 cm; - Bahwa saksi bersama-sama dengan Tim operasi mengetahui lokasi yang ditebang

oleh terdakwa adalah Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukti Bungkuk dengan membawa peta kerja dan alat GPS dan tim juga mengambil titik koordinat dan menploting ke dalam peta kerja dan diketahui bahwa lokasi tersebut sudah berada di dalam Kawasan Cagar Alam;

- Bahwa ketika terdakwa ditangkap, terdakwa sudah menebang dan mengolah pohon yang ditebangnya dan telah diolah menjad kayu broti;

- Bahwa saksi tidak tahu berapa pohon yang telah ditebang oleh terdakwa;

- Bahwa olahan kayu yang sudah diolah terdakwa sebanyak 2 (dua) tumpukan, yakni ukuran 5x7 cm dan 5x10 cm.

- Bahwa terdakwa bekerja menebang pohon dilokasi tersebut adalah atas perintah dan permintaan Sdr. Pize yang mengaku sebagai pemilik lahan tersebut;

- Bahwa dilokasi tempat penangkapan terdakwa tidak ada lahan kebun masyarakat; - Bahwa dilokasi tempat terdakwa ditangkap tidak terdapat pondok, pondok

masyarakat terdapat kurang lebih 1 Km dari lokasi penangkapan; 2. Hendri Kumar Bin Azhar (Alm):

- Bahwa saksi pernah memberikan keterangan di penyidikan dan keterangan yang diberikan adalah benar

- Bahwa saksi adalah Polisi Kehutanan dan menjadi anggota SPORC Brigade Beruang sejak tahun 2006;

(7)

- Bahwa tugas saksi selaku Polisi Kehutanan adalah melakukan perlindungan dan pengamanan terhadap keutuhan kawasan hutan;

- Bahwa terdakwa ditangkap sedang menebang hutan pada hari Selasa tanggal 13 Nopember 2012 sekira pukul 15.00 Wib di dalam kawasan hutan konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin (Rantau Berangin) Kabupaten Kampar;

- Bahwa saksi bersama-sama dengan Tim operasi menemukan dan menangkap terdakwa sedang menebang dan mengolah kayu di kawasan hutan konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk;

- Bahwa alat yang terdakwa gunakan untuk menebang dan mengolah kayu tersebut adalah 1 (satu) unit gergaji mesin (chainsaw);

- Bahwa kondisi hutan yang ditebang oleh terdakwa adalah masih berbentuk hutan lebat dan masih banyak terdapat kayu yang besar, karena masih banyak pohon hutan alam seperti meranti yang tumbuh berdiameter antara 60 cm s/d 100 cm; - Bahwa saksi bersama-sama dengan Tim operasi mengetahui lokasi yang ditebang

oleh terdakwa adalah Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukti Bungkuk dengan membawa peta kerja dan alat GPS dan tim juga mengambil titik koordinat dan menploting ke dalam peta kerja dan diketahui bahwa lokasi tersebut sudah berada di dalam Kawasan Cagar Alam;

- Bahwa ketika terdakwa ditangkap, terdakwa sudah menebang dan mengolah pohon yang ditebangnya dan telah diolah menjad kayu broti;

- Bahwa saksi tidak tahu berapa pohon yang telah ditebang oleh terdakwa;

- Bahwa olahan kayu yang sudah diolah terdakwa sebanyak 2 (dua) tumpukan, yakni ukuran 5x7 cm dan 5x10 cm.

- Bahwa terdakwa bekerja menebang pohon dilokasi tersebut adalah atas perintah dan permintaan Sdr. Pize yang mengaku sebagai pemilik lahan tersebut;

(8)

- Bahwa dilokasi tempat terdakwa ditangkap tidak terdapat pondok, pondok masyarakat terdapat kurang lebih 1 Km dari lokasi penangkapan;

3. M.Ismet :

- Bahwa saksi pernah memberikan keterangan di penyidikan dan keterangan yang diberikan adalah benar

- Bahwa saksi adalah Polisi Kehutanan dan menjadi anggota SPORC Brigade Beruang sejak tahun 2005;

- Bahwa tugas saksi selaku Polisi Kehutanan adalah melakukan perlindungan dan pengamanan terhadap keutuhan kawasan hutan;

- Bahwa terdakwa ditangkap sedang menebang hutan pada hari Selasa tanggal 13 Nopember 2012 sekira pukul 15.00 Wib di dalam kawasan hutan konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin (Rantau Berangin) Kabupaten Kampar;

- Bahwa saksi bersama-sama dengan Tim operasi menemukan dan menangkap terdakwa sedang menebang dan mengolah kayu di kawasan hutan konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk;

- Bahwa alat yang terdakwa gunakan untuk menebang dan mengolah kayu tersebut adalah 1 (satu) unit gergaji mesin (chainsaw);

- Bahwa kondisi hutan yang ditebang oleh terdakwa adalah masih berbentuk hutan lebat dan masih banyak terdapat kayu yang besar, karena masih banyak pohon hutan alam seperti meranti yang tumbuh berdiameter antara 60 cm s/d 100 cm; - Bahwa saksi bersama-sama dengan Tim operasi mengetahui lokasi yang ditebang

oleh terdakwa adalah Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukti Bungkuk dengan membawa peta kerja dan alat GPS dan tim juga mengambil titik koordinat dan menploting ke dalam peta kerja dan diketahui bahwa lokasi tersebut sudah berada di dalam Kawasan Cagar Alam;

- Bahwa ketika terdakwa ditangkap, terdakwa sudah menebang dan mengolah pohon yang ditebangnya dan telah diolah menjad kayu broti;

(9)

- Bahwa saksi tidak tahu berapa pohon yang telah ditebang oleh terdakwa;

- Bahwa olahan kayu yang sudah diolah terdakwa sebanyak 2 (dua) tumpukan, yakni ukuran 5x7 cm dan 5x10 cm.

- Bahwa terdakwa bekerja menebang pohon dilokasi tersebut adalah atas perintah dan permintaan Sdr. Pize yang mengaku sebagai pemilik lahan tersebut;

- Bahwa dilokasi tempat penangkapan terdakwa tidak ada lahan kebun masyarakat; - Bahwa dilokasi tempat terdakwa ditangkap tidak terdapat pondok, pondok

masyarakat terdapat kurang lebih 1 Km dari lokasi penangkapan;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut Terdakwa membenarkannya dan tidak keberatan;

Menimbang bahwa di persidangan telah didengar keterangan ahli Stephanus Hanny Rekyanto,S.Hut,M.P yang pada pokoknya berisi sebagai berikut :

- Bahwa ahli adalah Pegawai Negeri Sipil pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau, sejak tahun 2005 s/d sekarang dan ahli adalah staf pada Seksi Perlindungan, Pengawetan dan Perpetaan Bidang Teknis Konservasi Sumber Daya Alam Balai Konservasi Sumber Daya Alam;

- Bahwa menurut Undang-Undang RI No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Sedangkan Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap;

- Bahwa Kawasan Hutan Cagar Alam Bukti Bungkuk ditunjuk sebagai hutan suaka alam dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), maka kawasan ini termasuk dalam kasawan konservasi perioritas I. kawasan ini ditunjuk sebagai cagar alam didasarkan atas pertimbangan bahwa kawasan ini memiliki karakteristik yang khas yaitu tipe hutan hujan dataran tinggi dan daerah tangkapan air;

(10)

- Bahwa kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk yang memilikitopografi berbukti merupakan hulu dari beberapa sungai kecil yang akhirnya bergabung dalam aliran sugai batang kampar kanan yang secara keseluruhan termasuk dalam sub daerah aliran sungai kampar;

- Bahwa ttidak ada izin untuk pemanfaatan kayu maupun izin untuk usaha lainnya dalam kawasan hutan tersebut, karena status hutan tersebut adalah hutan negara yang berfungsi sebagai kawasan suaka alam berupa cagar alam sehinega tidak dibenarkan dilakukan segala bentuk kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan keutuhan seperti mengurangi, menghilangkan fungsi dan luas serta menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli;

- Bahwa berdasarkan hasil plotting titik-titik koordinat pada peta status kawasan hutan di Propinsi Riau yang dikeluarkan oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XII tahun 2010 dan Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) Propinsi Riau Update ke-2 yang dikeluarkan Dishut Propinsi Riau maka semua titik tersebut berada dalam kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk dengan jarak minimal 70 meter ke batas kawasan terdekat;

- Bahwa Cagar Alam Bukit Bungkuk merupakan monumen alam yang sekaligus dapat berfungsi sebagai perpustakaan alam dan laboratorium alam untuk tipe hutan hujan dataran tinggi di Propinsi Riau. Selain itu selama ini kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk juga berfungsi sebagai daerah tangkapan air yang turut memasok suplai air bagi PLTA Koto Panjang;

- Bahwa kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk dan kawasan hutan di sekitarnya bukan hanya perlu dilindungi tetapi juga perlu diawetkan dan dimanfaatkan secara lestari bagi generasi kini maupun gengerasi yang akan datang;

- Bahwa kegiatan perbuatan menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang di kawasan hutan Cagar Alam Bukit Bungkuk dengan mempergunakan chainsow dapat mengakibatkan dampak yang sangat besar, dari segi ekologi maupun dari segi

(11)

ekonomi, bagi kesejahteraan hidup manusia gengerasi sekarang maupun yang akan datang;

Atas keterangan ahli tersebut Terdakwa menyatakan tidak keberatan;

Menimbang bahwa di persidangan telah didengar keterangan Terdakwa yang pada pokoknya berisi sebagai berikut :

- Bahwa terdakwa ditangkap oleh Polisi Kehutanan pada hari selasa tanggal 13 Nopember 2012 sekira pukul 15.00 Wib pada saat sedang bekerja mengolah kayu di dalam Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin Kabupaten Kampar;

- Bahwa yang menunjukkan lokasi tempat terdakwa bekerja adalah Sdr. Pize dan terdakwa bekerja di lokasi tersebut sudah kurang lebih 2 (dua) minggu;

- Bahwa Sdr. Pize yang menawarkan bekerja untuk mengolah kayu di lahan yang menurut Sdr.Pize adalah miliknya dan Sdr.Pize menyampaikan kepada terdakwa bahwa kayu tersebut diolah dengan bentuk ukuran 5x7 cm dan 5x10 cm dan papan; - Bahwa terdakwa digaji sebesar Rp 500.000,00 (enam ratus ribu rupiah) per

kubiknya;

- Bahwa terdakwa tidak pernah melihat surat kepemilikan lahan dilokasi tempat terdakwa bekerja;

- Bahwa yang menunjukkan lokasitersebut kepada terdakwa adalah Sdr.Pize;

- Bahwa selama 14 (empat belas) hari bekerja, terdakwa sudah menebang kayu sebanyak 4 (empat) batang, yang rata-rata berdiameter kurang lebih 70 cm (tujuh puluh sentimeter) dan telah terdakwa olah sebanyak 7 (tujuh) kubik;

- Bahwa terdakwa tidak pernah mengeluarkan kayu dari lokasi tersebut, namun sebagian kayu sudah ada yang keluar;

- Bahwa sebelum ditangkap, terdakwa telah mengolah kayu tersebut menjadi ukuran 5x7 cm;

(12)

- Bahwa terdakwa mengolah kayu tersebut menggunakan 1 (satu) unit chainsaw merk Pro 1 milik terdakwa dan terdakwa sudah biasa menggunakan chainsaw semenjak kurang lebih selama 15 tahun terakhir;

- Bahwa selama 14 (empat belas) hari bekerja, terdakwa sudah mendapat upah dari Sdr.Pize sebesar Rp.2.500.000, (dua juta lima ratus ribu rupiah);

- Bahwa Terdakwa bukan orang asli Rantau Berangin dan Terdakwa tidak pernah mendengar lokasi tempat Terdakwa ditangkap merupakan hutan lindung;

- Bahwa dilokasi tempat terdakwa mengolah kayu, tidak ada lahan kebun masyarakat di lokasi tersebut yang ada hanya kayu-kayu hutan;

- Bahwa kondisi hutan tempat terdakwa mengolah kayu adalah masih merupakan hutan yang tumbuh alami bukan hutan yang ditanam karena kayunya masih banyak yang besar-besar;

- Bahwa lokasi tempat terdakwa bekerja adalah hutan;

- Bahwa pada hari pertama terdakwa bekerja, terdakwa menumbangkan 1 (satu) batang meranti dan kemudian langsung diolah. Setelah mengolah kayu tersebut, lalu terdakwa menumbangkan lagi 1 (satu) batang meranti lagidan kemudian mengolahnya lagi;

- Bahwa Sdr.Afrizal Als Pize yang menunjukkan lokasi terdakwa menebang kayu lalu Sdr.Pize menandai pohon yang akan ditebang dengan memberikan bacokan di pohon tersebut;

- Bahwa jarak tempat terdakwa tidur dengan tempat terdakwa bekerja sejauh kurang lebih 1 KM (satu kilometer) dan terdakwa bekerja dengan berjalan kaki;

- Bahwa tidak ada pondok atau tanaman atau kebun masyarakat di lokasi tempat terdakwa bekerja yang ada hanya pohon yang besar;

- Bahwa Sdr.Pize setiap hari datang kelokasi tempat terdakwa bekerja dimana Sdr.Pize telah menandai kayu dengan tanda bacokan di batang pohon yang akan ditumbang dan memberikan ukuran kayu yang akan diolah;

(13)

Menimbang, bahwa di persidangan Penuntut Umum telah mengajukan pula barang bukti berupa :

- 1 (satu) unit Chain Saw dengan tutup mesin orange. - 3 (tiga) keping sampel kayu olahan.

barang bukti tersebut telah disita secara sah menurut hukum, ketika diperlihatkan barang bukti tersebut diakui dan dibenarkan oleh saksi-saksi maupun Terdakwa

Menimbang bahwa dari hasil pemeriksaan persidangan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :

- Bahwa Terdakwa melakukan penebangan atau memungut hasil hutan di Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin (Rantau Berangin) Kabupaten Kampar tersebut atas tawaran Afrizal Als Pize sekitar bulan Nopember 2012 melalui telepon dengan alasan kawasan tersebut adalah milik Afrizal Als Pize dan Terdakwa dijanjikan upah sebesar Rp 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) per kubik dan kayu tersebut supaya diolah dengan bentuk broti ukuran 5x10 cm, 5x7 cm dan papan;

- Bahwa Terdakwa sampai di lokasi tersebut setelah Afrizal Als Pize menunjukkan lokasi tempat menebang kayu dan menandai kayu/pohon yang akan ditumbang dengan tanda bacokan di batang pohon dan pada saat itu terdakwa telah mengetahui bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan Hutan Konservasi karena sebelum terdakwa menebang kayu, ia mengetahui bahwa kondisinya hutan alami bukan hutan yang ditanam dan kayunya masih banyak yang besar-besar berdiamater 80-90 cm serta tidak ada pondok dan tanaman atau kebun masyarakat dan terdakwa tidak pernah melihat dokumen kepemilikan lahan milik Afrizal Als Pize tersebut;

- Bahwa pada hari Selasa tanggal 13 Nopember 2012 sekitar pukul 15.00 Wib berdasarkan Surat Perintah Tugas Kepala Balai Besar KSDA Riau Nomor : PT.2893/IV-17/TU1/2012 tanggal 8 Nopember 2012, ketika saksi Supriyadi, saksi Hendri Kumar serta saksi M.Ismet selaku Polisi Kehutanan melaksanakan tugas

(14)

Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin (Rantau Berangin) Kabupaten Kampar;

- Bahwa ketika terdakwa ditangkap, ia sudah selesai menebang pohon dan sedang mengolah pohon yang ditebang menjadi kayu broti dengan menggunakan l (satu) unit Gergaji Mesin (Chainsaw) milik terdakwa dan ditemukan beberapa batang pohon yang telah diolah menjadi broti dan 2 (dua) tumpukan kayu diperkirakan sebanyak + 6-7 m2 dalam bentuk broti ukuran 5 x 7 cm dan ukuran 5 x 10 cm, dan jumlah pohon yang sudah ditumbang oleh terdakwa adalah 4 (empat) batang kayu Meranti dengan ukuran besar dan telah diolah menjadi kayu gergajian jenis Meranti berbentuk broti ukuran 5 x 7 cm, 5 x 10 cm dan bentuk papan di 6 (enam) tumpukan terpisah dengan jumlah 359 (tiga ratus enam puluh sembilan) keping;

- Bahwa setelah dilakukan Pemeriksaan Tempat kejadian Perkara, dengan menggunakan alat GPS, lokasi kayu yang ditebang oleh terdakwa termasuk di dalam kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin (Rantau Berangin ) Kabupaten Kampar;

- Bahwa perbuatan terdakwa menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam kawasan hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk adalah tanpa seijin dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Kehutanan Republik Indonesia;

- Bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik lndonesia Nomor : 173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986 tentang Penunjukan Areal Hutan di Wilayah Propinsi Dati I Riau sebagai Kawasan Hutan menyatakan bahwa Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk ditunjuk sebagai hutan suaka alam dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) dan penataan Batas Kawasan hutan telah dilakukan berdasarkan Berita Acara Tata Batas yang disahkan pada tanggal 14 Maret 1990 yakni sepanjang 82,88 Km dimana tata batas yang sudah disahkan sepanjang 47.883 meter;

(15)

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan secara yuridis, apakah perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur dari pasal yang didakwakan;

Menimbang, bahwa Terdakwa didakwa oleh Penuntut Umum melanggar Pasal 50 Ayat (3) huruf e Jo Pasal 78 Ayat (5) Undang-Undang RI No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP, yang unsur-unsurnya sebagai berikut:

1. Setiap orang;

2. Dengan sengaja menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang;

3. Orang yang melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta melakukan;

Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis akan mempertimbangkan sebagai berikut :

Ad.1 Unsur Setiap orang;

Menimbang, bahwa yang dimaksud unsur setiap orang disini adalah barang siapa sebagai pendukung hak dan kewajiban serta didakwa melakukan suatu tindak pidana;

Menimbang, bahwa Terdakwa ZULHAMIDI Bin KAMUS membenarkan, bahwa identitas yang termuat dan termaksud dalam surat dakwaan adalah dirinya, dengan demikian unsur ad.1 telah terpenuhi;

Ad. 2. Unsur dengan sengaja menerima, membeli atau menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan, atau memiliki hasil hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah;

Menimbang, bahwa dalam unsur ini perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tersebut tidaklah harus memenuhi seluruh kualifikasi sebagaimana yang disebutkan dalam unsur ini, akan tetapi apabila asalah satu kualifikasi sebagaimana tersebut dalam unsur ini telah terpenuhi, maka unsur ini dianggap pula telah terpenuhi ;

(16)

Menimbang, bahwa menurut Memorie Van Toelichting (MvT) yang dimaksud dengan sengaja adalah “Willen En Wetens”, yang berarti bahwa seorang pembuat pidana haruslah menghendaki melakukan perbuatan tersebut, serta mengetahui akan arti akibat perbuatannya tersebut ;

Menimbang, bahwa dalam teori pengetahuan hukum pidana dikenal 3 (tiga) teori kesengajaan yaitu :

1. Kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogmerk) ;

2. Kesengajaan sebagai kepastian (opzet bijzekerheidsbewustzijn) ;

3. Kesengajaan sebagai kemungkinan (opzet bij mogelijkheids atau dolus eventualis) ; Menimbang, bahwa dalam bentuk kesengajaan yang pertama, mengacu kepada sikap batin dan pengetahuan seseorang, bahwa dengan melakukan suatu tindakan, maka akan mengakibatkan suatu hal yang dikehendaki oleh orang tersebut ;

Menimbang, bahwa dalam bentuk kesengajaan yang kedua yaitu kesengajaan sebagai kepastian, mengacu pada perbuatan yang dilakukan oleh seseorang, dimana perbuatan tersebut diinsyafi atau dipastikan akan menimbulkan akibat atau keadaan tertentu;

Menimbang, pada bentuk kesengajaan yang ketiga yaitu kesengajaan sebagai kemungkinan, yaitu mengacu pada hal yang sama yaitu pada perbuatan seseorang, dimana seseorang mengetahui bahwa perbuatannya juga mempunyai jangkauan, untuk dalam keadaan-keadaan tertentu akan terjadi suatu akibat, ataupun seseorang tersebut berifkir tidak terdapat jalan lain, untuk mencapai tujuan tertentu dia melakukan suatu perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana ;

Menimbang, bahwa Terdakwa melakukan penebangan atau memungut hasil hutan di Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin (Rantau Berangin) Kabupaten Kampar tersebut atas tawaran Afrizal Als Pize sekitar bulan Nopember 2012 melalui telepon dengan alasan kawasan tersebut adalah milik Afrizal Als Pize dan Terdakwa dijanjikan upah sebesar Rp 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) per kubik dan kayu tersebut supaya diolah dengan bentuk broti ukuran 5x10 cm,

(17)

5x7 cm dan papan dan Terdakwa sampai di lokasi tersebut setelah Afrizal Als Pize menunjukkan lokasi tempat menebang kayu dan menandai kayu/pohon yang akan ditumbang dengan tanda bacokan di batang pohon dan pada saat itu terdakwa telah mengetahui bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan Hutan Konservasi karena sebelum terdakwa menebang kayu, ia mengetahui bahwa kondisinya hutan alami bukan hutan yang ditanam dan kayunya masih banyak yang besar-besar berdiamater 80-90 cm serta tidak ada pondok dan tanaman atau kebun masyarakat dan terdakwa tidak pernah melihat dokumen kepemilikan lahan milik Afrizal Als Pize tersebut;

Menimbang, bahwa pada hari Selasa tanggal 13 Nopember 2012 sekitar pukul 15.00 Wib berdasarkan Surat Perintah Tugas Kepala Balai Besar KSDA Riau Nomor : PT.2893/IV-17/TU1/2012 tanggal 8 Nopember 2012, ketika saksi Supriyadi, saksi Hendri Kumar serta saksi M.Ismet selaku Polisi Kehutanan melaksanakan tugas kegiatan operasi pengamanan hutan, melakukan penangkapan terhadap terdakwa di Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin (Rantau Berangin) Kabupaten Kampar dan ketika terdakwa ditangkap, ia sudah selesai menebang pohon dan sedang mengolah pohon yang ditebang menjadi kayu broti dengan menggunakan l (satu) unit Gergaji Mesin (Chainsaw) milik terdakwa dan ditemukan beberapa batang pohon yang telah diolah menjadi broti dan 2 (dua) tumpukan kayu diperkirakan sebanyak + 6-7 m2 dalam bentuk broti ukuran 5 x 7 cm dan ukuran 5 x 10 cm, dan jumlah pohon yang sudah ditumbang oleh terdakwa adalah 4 (empat) batang kayu Meranti dengan ukuran besar dan telah diolah menjadi kayu gergajian jenis Meranti berbentuk broti ukuran 5 x 7 cm, 5 x 10 cm dan bentuk papan di 6 (enam) tumpukan terpisah dengan jumlah 359 (tiga ratus enam puluh sembilan) keping;

Menimbang, bahwa setelah saksi Supriyadi, saksi Hendri Kumar serta saksi M.Ismet selaku Polisi Kehutanan melakukan Pemeriksaan Tempat kejadian Perkara, dengan menggunakan alat GPS, lokasi kayu yang ditebang oleh terdakwa termasuk di dalam kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin (Rantau

(18)

Menimbang, bahwa perbuatan terdakwa menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam kawasan hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk adalah tanpa seijin dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Kehutanan Republik Indonesia;

Menimbang, bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik lndonesia Nomor : 173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986 tentang Penunjukan Areal Hutan di Wilayah Propinsi Dati I Riau sebagai Kawasan Hutan menyatakan bahwa Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk ditunjuk sebagai hutan suaka alam dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) dan penataan Batas Kawasan hutan telah dilakukan berdasarkan Berita Acara Tata Batas yang disahkan pada tanggal 14 Maret 1990 yakni sepanjang 82,88 Km dimana tata batas yang sudah disahkan sepanjang 47.883 meter;

Menimbang, bahwa ketika Terdakwa melakukan penebangan kayu di Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin (Rantau Berangin) Kabupaten Kampar setelah mendapat tawawan dari Afrizal Als Pize dengan upah Rp.600.000, perkubik, kemudian kayu-kayu tersebut diolah yang diperkirakan sebanyak + 6-7 m2 dalam bentuk broti ukuran 5x7 cm dan ukuran 5x10 cm, dan jumlah pohon yang sudah ditumbang oleh terdakwa adalah 4 (empat) batang kayu Meranti dengan ukuran besar dan telah diolah menjadi kayu gergajian jenis Meranti berbentuk broti ukuran 5x7 cm, 5x10 cm dan bentuk papan di 6 (enam) tumpukan terpisah dengan jumlah 359 (tiga ratus enam puluh sembilan) keping tidak dilengkapi dokumen sah, sementara tempat penebangan kayu yang dilakukan oleh Terdakwa tersebut bukanlah milik sdr.Afrizal Als Pize oleh karena sdr.Afrizal Als Pize tidak pernah memperlihatkan alas hak atas lahan tempat Terdakwa melakukan penebangan kayu tersebut dan ketika sdr.Afrizal Als Pize membawa Terdakwa kelokasi lahan penebangan kayu tersebut pada saat itu Terdakwa sudah mengetahui kondisinya hutan alami bukan hutan yang ditanam dan kayunya masih banyak yang besar-besar berdiamater 80-90 cm serta tidak ada pondok dan tanaman atau kebun masyarakat, sehingga perbuatan yang dilakukan oleh

(19)

terdakwa tersebut merupakan suatu perbuatan dalam bentuk kesengajaan sebagai maksud ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas pula, maka Majelis berpendapat bahwa Terdakwa telah terbukti dengan sengaja menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang, dengan demikian unsur ad.2 telah terpenuhi;

Ad.3 Orang yang melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta melakukan Menimbang, bahwa unsur “yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan” menunjuk kepada peran serta pelaku dalam suatu tindak pidana. Orang yang melakukan (Pleger) yaitu orang yang telah berbuat memenuhi unsur-unsur dari suatu tindak pidana, atau orang yang telah berbuat memenuhi semua syarat yang telah ditentukan di dalam suatu rumusan tindak pidana ;

Menimbang, bahwa yang menyuruh melakukan (doen pleger) yaitu seorang yang menyuruh orang lain melakukan suatu tindak pidana (middelijke dader). Dalam hal ini, harus ada orang yang di suruh melakukan suatu tindak pidana (materieele dader);

Menimbang, bahwa orang yang turut serta melakukan (medepleger), yaitu adanya perbuatan bersama-sama melakukan. Sedikitnya harus ada dua orang, yakni orang yang melakukan dan orang yang turut melakukan. Kedua orang tersebut haruslah melakukan perbuatan pelaksanaan, yakni melakukan anasir atau unsur suatu tindak pidana ;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan terungkap bahwa sekitar bulan Nopember 2012 Terdakwa ditawari pekerjaan oleh Afrizal Als Pize untuk melakukan penebangan kayu dan diolah dalam bentuk broti ukuran 5x10 cm, 5x7 cm dan papan dengan upah sebesar Rp 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) per kubik;

(20)

ditumbang dengan tanda bacokan di batang pohon dan pada saat itu terdakwa telah mengetahui bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan Hutan Konservasi karena sebelum terdakwa menebang kayu, ia mengetahui bahwa kondisinya hutan alami bukan hutan yang ditanam dan kayunya masih banyak yang besar-besar berdiamater 80-90 cm serta tidak ada pondok dan tanaman atau kebun masyarakat dan terdakwa tidak pernah melihat dokumen kepemilikan lahan milik Afrizal Als Pize tersebut;

Menimbang, bahwa pada hari Selasa tanggal 13 Nopember 2012 sekitar pukul 15.00 Wib berdasarkan Surat Perintah Tugas Kepala Balai Besar KSDA Riau Nomor : PT.2893/IV-17/TU1/2012 tanggal 8 Nopember 2012, ketika saksi Supriyadi, saksi Hendri Kumar serta saksi M.Ismet selaku Polisi Kehutanan melaksanakan tugas kegiatan operasi pengamanan hutan, melakukan penangkapan terhadap terdakwa di Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Desa Merangin (Rantau Berangin) Kabupaten Kampar dan ketika terdakwa ditangkap, ia sudah selesai menebang pohon dan sedang mengolah pohon yang ditebang menjadi kayu broti dengan menggunakan l (satu) unit Gergaji Mesin (Chainsaw) milik terdakwa dan ditemukan beberapa batang pohon yang telah diolah menjadi broti dan 2 (dua) tumpukan kayu diperkirakan sebanyak + 6-7 m2 dalam bentuk broti ukuran 5x7 cm dan ukuran 5x10 cm, dan jumlah pohon yang sudah ditumbang oleh terdakwa adalah 4 (empat) batang kayu Meranti dengan ukuran besar dan telah diolah menjadi kayu gergajian jenis Meranti berbentuk broti ukuran 5x7 cm, 5x10 cm dan bentuk papan di 6 (enam) tumpukan terpisah dengan jumlah 359 (tiga ratus enam puluh sembilan) keping. Oleh karena itu Terdakwa adalah orang yang melakukan (Pleger) perbuatan tersebut secara bersama-sama;

Menimbang, bahwa karena semua unsur pasal yang didakwakan kepada Terdakwa telah terpenuhi, maka Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana kejahatan seperti dalam dakwaan tersebut;

(21)

Menimbang, bahwa selama di persidangan tidak ditemukan adanya alasan yang dapat menghapuskan kesalahan dan pemidanaan Terdakwa, maka Terdakwa harus dinyatakan bersalah dan oleh karenanya harus dipidana;

Menimbang, bahwa oleh karena selama pemeriksaan persidangan Terdakwa ditahan maka Terdakwa agar tetap berada dalam tahanan;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan, maka masa penahanan tersebut harus dikurangkan dari pidana yang dijatuhkan;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan barang bukti yang diajukan dipersidangan berupa :

- 1 (satu) unit Chain Saw dengan tutup mesin orange. - 3 (tiga) keping sampel kayu olahan.

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 78 ayat (15) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999, ditegaskan bahwa semua hasil hutan dari hasil kejahatan dan atau termasuk alat-alat angkutnya yang dipergunakan untuk melakukan kejahatan dan atau pelanggaran dirampas untuk Negara, dimana menurut Majelis Hakim ketentuan tersebut adalah bersifat imperative, dihubungkan dengan pertimbangan Majelis Hakim sebelumnya, bahwa Terdakwa telah terbukti bersalah melakukan penebangan dan pengolahan hasil hutan sebanyak + 6-7 m2 dalam bentuk broti ukuran 5 x 7 cm dan ukuran 5 x 10 cm, dan jumlah pohon yang sudah ditumbang oleh terdakwa adalah 4 (empat) batang kayu Meranti dengan ukuran besar dan telah diolah menjadi kayu gergajian jenis Meranti berbentuk broti ukuran 5 x 7 cm, 5 x 10 cm dan bentuk papan di 6 (enam) tumpukan terpisah dengan jumlah 359 (tiga ratus enam puluh sembilan) keping dengan menggunakan 1 (satu) unit Chain Saw dengan tutup mesin orange, maka mengenai barang bukti sebagaimana tersebut diatas, Majelis Hakim akan menetapkannya sebagaimana yang diatur dalam ketentuan tersebut;

Menimbang, bahwa karena Terdakwa dipidana, maka harus dibebani membayar biaya perkara;

(22)

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana, Majelis Hakim terlebih dahulu akan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan yang memberatkan; Yang meringankan :

- Terdakwa belum pernah dihukum;

- Terdakwa menyesal dan tidak akan mengulangi perbuatannya; Yang memberatkan :

- Perbuatan Terdakwa telah merugikan keuangan Negara;

- Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan program pemerintah dengan pemberantasan ilegal loging;

- Perbuatan Terdakwa dilakukan di kawasan hutan konservasi cagar alam;

Memperhatikan Pasal 50 Ayat (3) huruf e Jo Pasal 78 Ayat (5) Undang-Undang RI No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP serta pasal-pasal lain dalam undang-undang yang berkaitan

M E N G A D I L I

1. Menyatakan Terdakwa ZULHAMIDI Bin KAMUS, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Secara bersama-sama dengan sengaja menebang pohon di dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat

yang berwenang”;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan dan denda sebesar Rp.2.000.000, (dua juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan;

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalankan oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan; 5. Memerintahkan agar barang bukti berupa:

(23)

- 3 (tiga) keping sampel kayu olahan. dirampas untuk Negara.

6. Membebani terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.5.000,- (lima ribu rupiah);

Demikianlah diputus dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bangkinang, pada hari RABU, tanggal 24 APRIL 2013 oleh kami TOTO RIDARTO,SH, sebagai Hakim Ketua, ABDI DINATA SEBAYANG,SH dan JUMADI APRI AHMAD,SH masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan tersebut diucapkan didepan persidangan yang terbuka untuk umum pada hari itu juga, oleh Hakim Ketua tersebut didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota, dibantu oleh H.ALI MARDI, Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut, dengan dihadiri KICKY ARITYANTO,SH Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Bangkinang dan dihadapan Terdakwa;

Hakim-Hakim Anggota, Hakim Ketua,

ABDI DINATA SEBAYANG,SH TOTO RIDARTO,SH

JUMADI APRI AHMAD,SH

Panitera Pengganti,

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Nilai budaya Minang apa sajakah yang terkandung dalam novel Rantau Satu Muara karya Ahmad Fuadi. Tujuan penelitian

• Memiliki bukti surat ijin penjualan rnakanan. • Besarnya modal usaha terbatas Pendampingan Pengolahan Makanan Dalam teori pengemasan ada hal yang penting dilakukan adalah

Salah satu faktor yang mempengaruhi prilaku manusia dalam hal yang berkaitan dengan K3 dan LL adalah persepsinya terhadap K3 dan LL serta pelaksanaannya dalam perusahaan

Menurutnya, penggunaan cara ini (kekerasan) dalam menerapkan disiplin pada pola pengasuhan anak semakin dimungkinkan terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya

Keyakinan anggota PSM bahwa dirinya memiliki keterampilan untuk mengatur perasaannya, saat bernyanyi dalam paduan suara akan membantu anggota mengenali perasaan apa yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu tunggu rata-rata per nasabah, jumlah teller yang optimal agar nasabah bank tidak terlalu lama mengantri, kesesuaian

Dalam proses belajar mengajar dua unsur yang sangat penting yaitu metode dan media pembelajaran.Kedua aspek ini saling berkaitan.Pemilihan salah satu metode pengajaran

Dengan demikian dapat diketahui bahwa hipotesis 3 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa kepemimpinan dan lingkungan kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang