• Tidak ada hasil yang ditemukan

WORKING PAPER ANALISIS MAKNA KANJI KATA KERJA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WORKING PAPER ANALISIS MAKNA KANJI KATA KERJA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUDA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

WORKING PAPER

ANALISIS MAKNA KANJI KATA KERJA

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUDA

Martharesia

Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, (021)53696969, [email protected]

Felicia, S.S.

Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, (021)53696969

Abstract

Nowadays there are many Japanese company in Indonesia, therefore Indonesian people must know about Japanese language. This research explain about kanji of horse as a verb that only uses one character of kanji. The purpose of this research is to have a deeper knowledge about kanji. This research uses theory of rikusho by Ueno Shimura and theory of kanji by Satake. The method applied was qualitative. Analysis was done by linking datas with theories of kanji and rikusho. It is concluded that kanji as a verb connected with the horse.

Keywords : rikusho, kanji of horse as a verb, Ueno Shimura, kanji, Satake.

Abstrak

Sekarang ini ada begitu banyak perusahaan Jepang di Indonesia, sehingga orang Indonesia harus mengenal bahasa Jepang. Penelitian ini menjelaskan tentang kanji kata kerja yang memiliki unsur kuda yang terdiri dari satu kanji saja. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui lebih dalam tentang kanji. Penelitian ini menggunakan teori rikusho oleh Ueno Shimura dan teori kanji oleh Satake. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Analisis dilakukan dengan menghubungkan data dengan teori kanji oleh Satake dan teori rikusho oleh Ueno Shimura. Disimpulkan bahwa kanji kata kerja memiliki hubungan dengan kuda.

Kata Kunci : rikusho, kanji kata kerja yang memiliki unsur kuda, Ueno Shimura, kanji, Satake.

PENDAHULUAN

Dengan menyadari bahwa dunia ini sangat luas dan memiliki banyak kebudayaan, tentu saja bahasa yang digunakan juga berbeda-beda. Tanpa adanya bahasa, manusia akan sulit untuk saling berhubungan. Definisi bahasa menurut Walija (1996 : 4) adalah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Dari pendapat tersebut dapat kita lihat bahwa, bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia untuk saling berinteraksi. Oleh karena itu, menurut penulis bahasa adalah sesuatu yang sangat penting sebagai alat komunikasi.

Jepang adalah Negara maju dibidang ekonomi. Dalam perdagangan luar negeri, Jepang berada di pringkat ke-4 pengekspor terbesar dan pringkat ke-6 pengimpor terbesar di dunia. Oleh karena itu, tidak heran bahwa begitu banyak perusahaan-perusahaan Jepang yang masuk dan membuka cabang di Indonesia. Dengan begitu, perusahaan-perusahaan tersebut membutuhkan tenaga-tenaga kerja yang memiliki

(2)

kemampuan berbahasa Jepang, membaca huruf-huruf yang dipakai di Jepang dan mengetahui kebudayaan Jepang agar bisa bekerja sama dengan baik.

Dalam bahasa Jepang, mempunyai tiga bentuk huruf yang berbeda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu hiragana, katakana dan kanji. Huruf hiragana dan katakana sering disebut huruf kana. Huruf hiragana melambangkan suku kata tunggal, dan digunakan untuk menulis kata-kata yang berasal dari Jepang asli. Huruf katakana sama seperti huruf hiragana, bedanya digunakan untuk menulis kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diserap ke dalam bahasa Jepang, dan juga digunakan untuk penekanan suatu kata yang berasal dari Jepang asli. Kanji merupakan huruf yang terbentuk dari gabungan garis-garis dan coret-coretan yang disebut bushu sehingga membentuk satu huruf dan memiliki makna. Selain itu, ada satu huruf lagi dalam tulisan modern Jepang yang dipakai orang-orang Jepang, yaitu romaji. Romaji adalah huruf alphabet yang dipakai diseluruh dunia.

Huruf kanji berasal dari bahasa China. “Huruf kanji yang berasal dari Cina adalah merupakan lambang yang memiliki makna. Masuk ke Jepang kira-kira pada abad ke-5 pada waktu negeri Cina zaman Kan. Oleh sebab itulah maka huruf tersebut dinamakan kanji yang berarti huruf negeri Kan” (Iwabuchi dalam Sudjianto, 2003 : 40). Jumlah huruf kanji sampai saat ini diperkirakan berjumlah sekitar 50.000 huruf. Tetapi yang dipakai sehari-hari hanya berkisar 2000-3000 huruf kanji.

Bagi kita orang-orang Indonesia yang tidak terbiasa dengan aksara kanji, berbeda dengan orang China, Korea dan Jepang yang terbiasa dengan kanji, sulit untuk mempelajari kanji. Oleh karena itu penulis berharap orang-orang yang sedang mempelajari bahasa Jepang maupun awam dapat mempelajari

kanji melalui filosofi pembentukkannya terutama pada kanji kata kerja yang berhubungan dengan kuda.

Misalkan「 馬 」 memiliki arti kuda yang dalam kamus besar bahasa Indonesia (1996: 531) berarti “binatang menyusui yang berkuku satu dan biasa dipelihara orang sebagai kendaraan”, menurut (Digital Daijisen, 2013 diakses 15 juni 2014 dari kotobank.jp) yaitu mamalia berkuku satu. Pada umumnya berbadan besar, kepalanya panjang, memiliki surai, memiliki buntut panjang berambut. Tenaganya kuat, larinya kencang. Sudah dari dulu menjadi ternak dipakai untuk pertanian, pengiriman barang, kendaraan penumpang, kuda pacu dan dagingnya dapat di makan. Bidak catur,.sedangkan kanji「騙す」memiliki arti curang atau menipu.

Huruf kanji pada bahasa Jepang memiliki cara penyebutan yang berbeda dengan bahasa China, walaupun bentuknya sebagian besar menyerupai kanji dalam bahasa China kuno. Dalam bahasa Jepang huruf kanji memiliki peranan yang sangat besar untuk membedakan makna dari kata yang homonim (memiliki pengucapan yang sama, tetapi kanji dan artinya berbeda) dalam bahasa Jepang. Contohnya,

hashi 橋 (jembatan) dan hashi 箸 (sumpit). Memang kalau dalam percakapan, kita bisa tahu apa yang

dimaksud dari topik pembicaraan. Tetapi ketika kita melihat kanjinya, kita akan langsung tahu hashi yang dimaksud adalah jembatan atau sumpit.

Dalam skripsi ini penulis memakai beberapa teori yang berguna sebagai acuan dalam penelitian, diantaranya adalah teori kanji, kemudian dilanjutkan dengan teori rikusho dari Shimura (1990) dan di dalamnya terdapat teori keisei moji yang akan dipakai untuk menganalisis data. Teori-teori inilah yang akan dipakai sebagai dasar dalam penelitian dan penulis juga akan menggunakan teori pembantu dan referensi lain yang mendukung penyusunan skripsi ini.

Dari teori yang ada, penulis akan menghubungkan teori dengan makna kanji kata kerja yang berhubungan dengan kuda yang diambil dari Kamus Kanji Jepang-Indonesia. Penulis akan menjelaskan hubungan kuda dengan makna kata kerja yang berhubungan dengan kuda satu persatu. Dengan begitu, makna dari kanji kata kerja tersebut dan hubungannya dengan kuda dapat diketahui lebih dalam lagi. Masalah pokok : Dalam skripsi ini, permasalahan yang penulis ambil adalah analisis makna kanji kata kerja yang berhubungan dengan kuda berdasakan filosofi pembentukkannya.

Formulasi masalah : Penulis akan menganalisis kanji-kanji kata kerja yang memiliki bushu uma pada kanji yang terdiri dari satu kanji dalam filosofi pembentukannya yang terdapat dalam Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia menggunakan teori rikusho.

(3)

Ruang lingkup penelitian : Dalam skripsi ini, penulis akan meneliti makna kanji kata kerja yang memiliki

bushu uma hubungannya dengan makna uma berdasarkan filosofi pembentukkannya menggunakan teori rikusho oleh Shimura (1990), yang akan diteliti adalah tiga kanji kata kerja yang memiliki unsur kanji

hewan kuda di dalamnya, yaitu 「騒ぐ」、「驚く」、「験」、「駐」、「騎」。

Tujuan penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk lebih mengetahui secara mendalam pembentukan

kanji yang terdapat dalam satu huruf kanji kata kerja yang berhubungan dengan kuda dan dapat

memahaminya dengan tepat. Penulis berharap dari penelitian ini akan memudahkan pembelajar bahasa Jepang dalam mengingat kanji-kanji Jepang berdasarkan pembentukkannya serta untuk memudahkan masyarakat awam untuk mengingat kanji tersebut.

Tinjauan pustaka : Penelitian tentang kanji yang memiliki unsur kanji hewan tertentu tetapi tidak memiliki makna kata dari kanji hewan tertentu tersebut sudah pernah diteliti oleh Silviana (2011) dalam penelitiannya dengan judul “Analisis Bushu MUSHI pada Kanji yang tidak termasuk pada kelompok Serangga”. Dia meneliti kanji hewan yang memiliki bushu mushi tetapi tidak termasuk dalam kelompok hewan serangga. Sedangkan dalam skripsi ini penulis melakukan penelitian yang berbeda yaitu kanji yang diteliti adalah kanji kata kerja yang berhubungan dengan kuda dalam filosofi pembentukkannya sehingga berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya berfokus pada kanji hewan saja.

METODE PENELITIAN

Tahap 1 : Memulai Penelitian Sesuai Metodologi

Untuk skripsi ini penelitian dimulai dari permasalahan yang sudah teridentifikasi dan dirumuskan. Permasalahannya adalah penelitian makna kata kerja yang berhubungan dengan kuda dengan kuda dalam filosofi pembentukkannya. Berdasarkan permasalahan ini, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pembentukan kanji sehingga lebih mudah untuk mempelajarinya.

Berangkat dari permasalahan dan tujuan itu, berikutnya penulis memilih pendekatan metode penelitian dan metode pengumpulan data. Pendekatannya adalah kualitatif dan metode pengumpulan datanya adalah kepustakaan. Sesudah itu penulis menetapkan metode analisis data dan landasan teori. Metode analisisnya berupa deskriptif analitis dan teori yang dipakai adalah teori kanji, teori rikusho, teori

bushu. Dengan demikian, sebagai output penulis memperoleh :

1. Pendekatan kualitatif untuk seluruh penelitian 2. Metode kepustakaan untuk mengumpulkan data 3. Metode deskriptif analitis untuk menganalisis data 4. Teori untuk menganalisis data.

Tahap 2: Mengumpulkan data

Tahap ini dimulai dari metode kepustakaan untuk mengumpulkan data dan menerapkan pendekatan metode kualitatif. Setelah itu menerapkan sumber data dimana penulis menggunakan kamus

kanji modern Jepang-Indonesia sebagai sumber data. Selanjutnya penulis mengumpulkan korpus data

yang akan digunakan oleh penulis. Penulis kemudian menetapkan data dan ditemukan seluruhnya ada 5 data sebagai data matang. Dengan demikian, sebagai output 5 data siap dianalisis.

Tahap 3 : Menganalisis Data

Tahap ketiga merupakan tahap menganalisis data. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif analitis dan dalam pemilahan data terdapat total 5 data yang akan dipilah atau diklarifikasi. Selanjutnya penulis akan mengkaji 5 data kata kerja yang berhubungan dengan kuda dan mencocokan data tersebut dengan teori rikusho oleh Ueno Shimura. Pada akhirnya akan didapat 5 kesimpulan. Tahap selanjutnya penulis mengulang analisis data dari butir 1 sampai butir 5. Dengan demikian, sebagai output pada tahap ketiga ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam korpus data pada Kamus Kanji Modern

(4)

Jepang-Indonesia penulis menemukan hubungan kuda dengan kanji kata kerja yang memiliki bushu uma dengan teori yang dipaparkan oleh Ueno Shimura..

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data 1: Analisis kanji sawagu 「騒ぐ」

Kanji sawagu 「騒ぐ」terbentuk dari gabungan dua kanji. Gabungan dari dua kanji tersebut

masing-masing memiliki arti yang saling melengkapi, sehingga membentuk makna baru yang disebut dengan sawagu 「騒ぐ」.

Berdasarkan filosofi pembentukan tersebut, diketahui bahwa kanji sawagu 「騒ぐ」 terbentuk dari bushu uma 「馬」dan kanji sou「蚤」.

Dibawah ini merupakan arti harafiah dari masing-masing kanji yang membentuk kanji sawagu. Tabel 4.2 Arti harafiah dari kanji sawagu 「騒ぐ」

Arti harafiah dari kanji 「馬」「馬」「馬」「馬」 dan kanji 「蚤」「蚤」「蚤」 「蚤」

馬 (バ、マ、うま) 蚤 (ソウ、のみ)

Arti harafiah : Arti harafiah :

Menurut Nelson (2008: 970), yaitu kuda, daging kuda, tangga lipat

Menurut Nelson (2008: 795), yaitu kutu

Menurut (Digital Daijisen, 2013 diakses 15 juni 2014 dari kotobank.jp), yaitu mamalia berkuku satu. Pada umumnya berbadan besar, kepalanya panjang, memiliki surai, memiliki buntut panjang berambut. Tenaganya kuat, larinya kencang. Sudah dari dulu menjadi ternak dipakai untuk pertanian, pengiriman barang, kendaraan penumpang, kuda pacu dan dagingnya dapat di makan. Bidak catur.

Menurut Shinmura (1998: 2095), yaitu rove beetle dengan nama umum kutu. Bermetamorfosis sempurna. Tidak memiliki sayap. Panjang badannya 2-3 mm, menjadi parasit luar pada mamalia dan burung, menghisap darah. Tubuhnya bersisi rata, dengan pandangan sekilas, berwarna merah gelap coklat tua. Betis belakang berkembang untuk melompat. Ukuran betina lebih besar dari pada jantan. Ada yang menjadi perantara wabah demam berdarah.

形声文字(けいせいもじ)

「馬 = (馬)」+「蚤 = (音)」

(kanji.okcoram.jp)

騒ぐ

Membuat gaduh/riuh/ramai/gempar/heboh/resah/ribut; berteriak; sibuk, terburu-buru; bersenang-senang, berpesta pora.

(5)

Kanji 「蚤」yang memiliki arti kutu (Nelson, 2008: 795) dapat juga dihubungkan dengan suara

yang dikeluarkan oleh kuda seperti yang dikatakan oleh Kanehide (2010: 765) 旧字体は騷で、馬と、

音を表す蚤(ソウ。さわぐ=噪)とを合わせた字。Artinya bentuk karakter lama dari 騒 adalah 騷

yang merupakan gabungan karakter kuda dan kutu yang mewakili suara. Jadi kanji 「蚤」yang memiliki makna kutu, melakukan sesuatu pada kuda.

Kanji 「馬」disini, menurut analisis penulis, merupakan bushu uma. Makna bushu uma disini

adalah kuda sehingga kuda menjadi yang diganggu oleh kutu dan menyebabkan keributan, kegaduhan, kerusuhan karena adanya kutu menyebabkan kuda menjadi gelisah dan membuat keributan dengan meringkik (Digital Naritachi Jiten, 2014). Kanehide (2010: 765) pun mengatakan馬がいなないしさわが

しいことをいみする。Diartikan kuda yang meringkik gaduh karena adanya kutu.

蚤の字で、かゆいノミのこと。「ひっかく」という意味を表す。それに馬をつけて、ウ マがいらいらしてひづめで地面をひっかくこと。Kanji 「蚤」memiliki arti kutu gatal. Hikkaku

menunjukkan arti menggaruk. Di depan kanji tersebut ada bushu kuda, karena ada kutu maka kuda menjadi gelisah sehingga mendengus dan menggaruk tanah. Dikatakan juga bahwa kuda melompat-lompat sehingga dari sana diartikan berisik, gaduh. (ヂギタル漢字成り立ち辞典、2014, diakses 15 juni 2014 dari kanji.okcoram.jp

Jadi penggunaan bushu uma disini merupakan penekanan bahwa kanji 「騒ぐ」masih ada hubungan dengan kuda, karena kuda yang membuat keributan. Dan penggunaan bushu uma ini tidak dapat digantikan dengan bushu yang lain karena akan mengubah makna yang terkandung pada kanji 「騒ぐ」 itu sendiri.

Data 2 : Analisis kanji gen 「験」

Kanji gen 「験」terbentuk dari gabungan dua kanji. Gabungan dua kanji tersebut masing-masing

memiliki arti yang saling melengkapi, sehingga membentuk makna baru yang disebut dengan gen 「験」 Berdasarkan filosofi pembentukan tersebut, diketahui bahwa kanji gen 「験」 terbentuk dari

bushu uma 「馬」dan kanji ken「僉」.

Dibawah ini merupakan arti harafiah dari masing-masing kanji yang membentuk kanji gen.

Tabel 4.3 Arti harafiah dari kanji gen 「験」

Arti harafiah dari kanji「馬」「馬」「馬」「馬」 dan kanji 「僉」「僉」「僉」「僉」

馬 (バ、マ、うま) 僉 (ケン、みな)

Arti harafiah : Arti harafiah :

Menurut Nelson (2008: 970), yaitu kuda, daging kuda, tangga lipat

Menurut (Digital Daijisen, 2013 diakses 15 juni 2014 dari kotobank.jp) yaitu pendapat semua orang Menurut (Digital Daijisen, 2013 diakses 15 juni

2014 dari kotobank.jp) yaitu mamalia berkuku satu. Pada umumnya berbadan besar, kepalanya panjang, memiliki surai, memiliki buntut panjang berambut. Tenaganya kuat, larinya kencang. Sudah dari dulu menjadi ternak dipakai untuk pertanian, pengiriman barang, kendaraan penumpang, kuda pacu dan

(6)

dagingnya dapat di makan. Bidak catur. 形声文字(けいせいもじ) 「馬 = (馬)」+「僉 = (音)」 Kanehide (2010: 765) 験 Testing, pengujian Nelson (2008: 974)

Kanji 「僉」yang memiliki arti pendapat semua orang (ヂギタル大辞泉, 2013, diakses 15 juni

2014 dari kotobank.jp) dinyatakan sebagai huruf yang menunjukkan suara seperti yang dikatakan oleh

Kanehide (2010: 765) 旧字体はで、馬と、音を表す僉(ケン)とを合わせた字。Artinya bentuk

karakter lama dari 験 adalah 驗. Gabungan dari huruf kuda dan 僉 yang menunjukkan suara dari orang-orang yang berkumpul untuk membicarakan sesuatu. Menurut Hajime (1991: 68) 人が集まって話あう、

それが僉だ。Memiliki arti dimana ketika orang berkumpul membicarakan sesuatu, itu adalah ken. Jadi

kanji 「僉」memiliki makna berkumpul memeriksa dan dibicarakan dengan seru.

Kanji 「馬」disini, menurut analisis penulis, merupakan bushu uma. Makna bushu uma disini

adalah kuda sebagai sesuatu yang diperiksa dan dibicarakan oleh orang banyak. Dan kanji 「馬」dalam

kanji 「験」menurut Kanehide (2010: 765) mengatakan 馬の種類の名。Yang memiliki arti jenis nama

kuda.

馬が付くのは、もと、馬の名を表したからです。Yang artinya kanji 「験」 memakai

bushu uma karena pada zaman dulu sering digunakan sebagai nama dari seekor kuda, sehingga bushu uma

terdapat dalam kanji gen. (ヂ ギ タ ル 漢 字 成 り 立 ち 辞 典 、 2014, diakses 15 juni 2014 dari

kanji.okcoram.jp)

Jadi penggunaan bushu uma disini, digunakan untuk menekankan bahwa kanji 「験」masih ada hubungan dengan kuda, karena kuda sebagai sesuatu yang diperiksa dan dibicarakan oleh orang banyak dan juga pada awalnya gen biasa digunakan sebagai nama seekor kuda. Maka penggunaan bushu uma ini tidak dapat digantikan dengan bushu yang lain karena akan mengubah makna yang terkandung pada kanji

「験」itu sendiri.

Data 3 : Analisis kanji odoroku 「驚く」

Kanji odoroku 「驚く」terbentuk dari gabungan dua kanji. Gabungan dua kanji tersebut

masing-masing memiliki arti yang saling melengkapi, sehingga membentuk makna baru yang disebut dengan

odoroku 「驚く」.

Berdasarkan filosofi pembentukan tersebut, diketahui bahwa kanji odoroku 「驚く」 terbentuk dari

bushu uma 「馬」dan kanji kei「敬」.

(7)

Tabel 4.4 Arti harafiah dari kanji odoroku 「驚く」

Arti harafiah dari kanji「馬」「馬」「馬」「馬」 dan kanji 「敬」「敬」「敬」「敬」

馬 (バ、マ、うま) 敬 (ケイ)

Arti harafiah : Arti harafiah :

Menurut Nelson (2008: 970), yaitu kuda, daging kuda, tangga lipat

Menurut Nelson (2008: 459), yaitu menghormati, memuja-muja

Menurut (Digital Daijisen, 2013 diakses 15 juni 2014 dari kotobank.jp) yaitu mamalia berkuku satu. Pada umumnya berbadan besar, kepalanya panjang, memiliki surai, memiliki buntut panjang berambut. Tenaganya kuat, larinya kencang. Sudah dari dulu menjadi ternak dipakai untuk pertanian, pengiriman barang, kendaraan penumpang, kuda pacu dan dagingnya dapat di makan. Bidak catur.

Menurut Shinmura (1992: 1672), yaitu menghormati, berhati-hati.

形声文字(けいせいもじ)

「馬 = (馬)」+「敬 = (音)」

Kanehide (2010: 766)

驚く

Terkejut; ketakutan; tercengang; ngeri; gempar; kagum; heran; takjub Nelson (2008: 975)

Kanji 「敬」yang memiliki makna ‘menghormati, memuja-muja’ menurut Nelson (2008: 459).

Bila dihubungkan dengan arti secara fonetik diartikan sebagai yang mengeluarkan suara seperti yang dikatakan Kanehide (2010: 766) mengatakan 馬と、音を表す敬(ケイー>キョウ。上をむく=仰)

とを合わせた字。 Menghubungkan antara kuda dan suara, dimana kuda akan bersuara apabila dia

melihat orang yang dihormatinya.

Sehubungan dengan pernyataan diatas, dikatakan juga 髪を特別な形にして身体を曲げ神に祈

る象形とバクッという音を表す擬音語と右手の象形。Pembentukkan huruf kei terdiri dari wujud

seseorang yang sedang bersujud menyembah dewa dengan bentuk rambut khusus dan menunjukkan tiruan bunyi “BUK”. Karena itu kanji 「敬」mempunyai arti menghormati dan terkejut. (ヂギタル漢字成り立

ち辞典、2014, diakses 15 juni 2014 dari kanji.okcoram.jp)

Kanji 「馬」disini, menurut analisis penulis, merupakan bushu uma. Makna bushu uma disini

adalah kuda yang melakukan sesuatu, yaitu bersuara ketika melihat orang yang dihormatinya. Menurut Kanehide (2010: 766) 馬がおどろいて前足をあげて立ついと。Kuda terkejut sehingga ia mengangkat kaki depannya dan berdiri. Sehingga kanji 「驚く」dipakai untuk menunjukkan makna terkejut.

(8)

Jadi, kanji 「驚く」menggunakan bushu uma disini karena kanji 「驚く」masih ada hubungan dengan kuda, karena kuda yang melakukan sesuatu seperti menghormati seseorang atau terkejut. Dan penggunaan bushu uma ini tidak dapat digantikan dengan bushu yang lain karena akan mengubah makna yang terkandung pada kanji 「驚く」itu sendiri.

Data 4 : Analisis kanji chuu 「駐」

Nelson (2008: 973) kanji 「駐」ini memiliki arti berhenti, tinggal.

Kanji chuu 「駐」yang bisa juga dibaca todomaru terbentuk dari gabungan dua kanji. Gabungan

dua kanji tersebut masing-masing memiliki arti yang saling melengkapi, sehingga membentuk makna baru yang disebut dengan chuu 「駐」.

Berdasarkan filosofi pembentukan tersebut, diketahui bahwa kanji chuu 「駐」 terbentuk dari

bushu uma 「馬」dan kanji shu「主」.

Dibawah ini merupakan arti harafiah dari masing-masing kanji yang membentuk kanji chuu. Tabel 4.5 Arti harafiah dari kanji chuu 「駐」

Arti harafiah dari kanji「馬」「馬」「馬」「馬」 dan kanji 「「「「主主主主」」

馬 (バ、マ、うま) 主 (ス、シュ、シュウ)

Arti harafiah : Arti harafiah :

Menurut Nelson (2008: 970), yaitu kuda, daging kuda, tangga lipat

Menurut Nelson (2008: 110), yaitu Tuhan, penguasa, raja, guru, majikan, tujuan, sasaran, masalah utama.

Menurut (Digital Daijisen, 2013 diakses 15 juni 2014 dari kotobank.jp), yaitu mamalia berkuku satu. Pada umumnya berbadan besar, kepalanya panjang, memiliki surai, memiliki buntut panjang berambut. Tenaganya kuat, larinya kencang. Sudah dari dulu menjadi ternak dipakai untuk pertanian, pengiriman barang, kendaraan penumpang, kuda pacu dan dagingnya dapat di makan. Bidak catur.

Menurut (Digital Daijisen, 2013 diakses 15 juni 2014 dari kotobank.jp), yaitu menjadi pusat, bekerja pada seseorang, orang yang menerima dan mencatat tamu di rumah, pendeta agama Kristen, peraturan, menjadi orang pusat hubungan kepemilikan. 形声文字(けいせいもじ) 「馬 = (馬)」+「主 = (音)」 Kanehide (2010: 765) 駐 Berhenti, tinggal

(9)

Nelson (2008: 973)

Kanji 「 主」 yang memiliki makna ‘Tuhan, penguasa, raja, guru, majikan, tujuan, sasaran,

masalah utama’ (Nelson, 2008: 110), bisa dihubungkan sebagai penunjuk suara seperti yang dikatakan

Kanehide (2010: 765) mengatakan 馬と、音を表す主(シュー>チュウ。とどまる=住)とを合わ

せた字。 Hubungan antara kuda dan suara, yaitu bunyi ucapan kanji 「主」 sama dengan bunyi ucapan

kanji todomaru yang memiliki arti tinggal. Sehingga dikatakan bahwa kanji 「主」menunjukkan suara. Kanji 「馬」disini, menurut analisis penulis, merupakan bushu uma. Makna bushu uma disini

adalah kuda yang melakukan sesuatu. Menurut Kanehide (2010: 766) 馬をとどめること。そこからと

どまるいみになった。Kuda berhenti. Oleh karena itu artinya menjadi berhenti.

Berdasarkan pernyataan diatas, dikatakan 乗り物がじっと止まっている状態を 『駐駐駐駐(チュ

ウ)』という漢字で表します。昔は車とは馬車のことでした。したがって駐駐駐駐車の駐駐駐駐は 馬馬馬馬扁 (うまへん)が用いられているのです。Kanji chuu ialah menunjukkan keadaan kendaraan yang

berhenti pelan-pelan. Zaman dulu, kendaraan yang digunakan adalah kereta kuda. Oleh sebab itu, kanji

chuu pada kanji chuusha memakai bushu uma karena memiliki makna kuda 「馬」 dan tuannya 「主」

berhenti di suatu tempat untuk beristirahat. (ヂギタル漢字成り立ち辞典、2012, diakses 22 September 2014 dari http://huusennarare.cocolog-nifty.com/blog/2012/12/post-1879.html)

Jadi, penggunaan bushu uma disini menunjukkan bahwa kuda dan tuannya beristirahat, sehingga dapat menjadi makna ‘berhenti, tinggal’. Pada kanji 「駐」 bushu uma tidak dapat digantikan oleh bushu yang lain, karena kuda yang berhenti digunakan oleh tuannya untuk beristirahat. Sehingga apabila diganti dengan bushu yang lain akan mengubah makna yang terkandung pada kanji 「駐」itu sendiri.

Data 5 : Analisis kanji ki 「騎」

Kanji ki 「騎」 terbentuk dari gabungan dua kanji. Gabungan dua kanji tersebut masing-masing

memiliki arti yang saling melengkapi, sehingga membentuk makna baru yang disebut dengan ki 「騎」. Berdasarkan filosofi pembentukannya, diketahui bahwa kanji ki 「騎」 terbentuk dari bushu

uma 「馬」dan kanji ki「奇」.

Menurut Nelson (2008: 974) kanji 「騎」ini memiliki arti naik kuda, orang/penunggang kuda. Dibawah ini merupakan arti harafiah dari masing-masing kanji yang membentuk kanji ki.

Tabel 4.6 Arti harafiah dari kanji ki 「騎」

Arti harafiah dari kanji「馬」「馬」「馬」「馬」 dan kanji 「「「「奇奇奇奇」」

馬 (バ、マ、うま) 奇 (キ、ギ、あやしい、くし、くすし、あ

やに)

Arti harafiah : Arti harafiah :

Menurut Nelson (2008: 970), yaitu kuda, daging kuda, tangga lipat

Menurut Nelson (2008: 297), yaitu keanehan, rasa ingin tahu, keeksentrikan, aneh, misterius. Menurut (Digital Daijisen, 2013 diakses 15 juni

2014 dari kotobank.jp), yaitu mamalia berkuku satu. Pada umumnya berbadan besar, kepalanya panjang, memiliki surai, memiliki buntut panjang

Menurut (Digital Daijisen, 2013 diakses 15 juni 2014 dari kotobank.jp), yaitu berbeda dari pada umumnya, langka, tidak dapat diprediksi,

(10)

berambut. Tenaganya kuat, larinya kencang. Sudah dari dulu menjadi ternak dipakai untuk pertanian, pengiriman barang, kendaraan penumpang, kuda pacu dan dagingnya dapat di makan. Bidak catur.

mencurigakan, aneh, misterius.

形声文字(けいせいもじ)

「馬 = (馬)」+「奇 = (音)」

Kanehide (2010: 765)

Naik kuda, orang/penunggang kuda Nelson (2008: 974)

Kanji 「奇」yang memiliki makna ‘keanehan, rasa ingin tahu, keeksentrikan, aneh, misterius’

(Nelson, 2008: 297), bila dihubungkan dengan arti secara fonetik diartikan sebagai yang mewakili sebuah suara. (Kanehide, 2010: 765) mengatakan 馬と、音を表す奇(キ)とを合わせた字。 Mengabungkan huruf uma dan ki yang mewakili sebuah suara. Dikatakan juga「奇」は、身体を曲げた人の姿を漢字

にしたものです。漢字の足し算では、大(大人の人)+可(曲がった)=奇奇奇奇(身体を曲げた人、

斜(nana)めの人、寄りかかった人)はです。 Yang berarti pembentukan huruf kanji ki berasal dari

penambahan kanji orang dewasa dengan membungkuk sehingga menjadi orang yang membungkuk, orang yang miring, orang yang bersandar. (ヂギタル漢字成り立ち辞典、2014, diakses 22 September 2014 dari http://huusennarare.cocolog-nifty.com/blog/2014/02/post-04e8.html)

Kanji 「馬」disini, menurut analisis penulis, merupakan bushu uma. Makna bushu uma disini

adalah kuda yang digunakan oleh manusia. Menurut Kanehide (2010: 766) 馬にまたがってのること。 Yang artinya naik diatas punggung kuda. Oleh karena itu artinya menjadi naik kuda.

Melengkapi pernyataan diatas, dikatakan 「騎騎騎」は、馬に乗る様子を表す形声文字です。漢騎

字の足し算では、馬+奇奇奇奇(たよりにする・よりかかる)=騎騎騎騎(馬に乗る)です。Pembentukan

huruf Kanji ki yaitu menunjukkan gambar naik kuda. Penggabungan kanjinya adalah kuda ditambah dengan bersandar sama dengan naik kuda.

Jadi, penggunaan bushu uma dalam kanji 「騎」 merupakan penekanan bahwa kanji 「騎」 masih ada hubungannya dengan kuda, karena kuda ditunggangi oleh manusia. Sehingga kanji 「騎」 memiliki arti ‘naik kuda, orang/penunggang kuda’. Penggunaan bushu uma ini tidak dapat digantikan dengan bushu yang lain karena akan mengubah makna yang terkandung pada kanji 「騎」itu sendiri.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan : Berdasarkan hasil analisis pada bab 4 dari lima kanji yang dianalisis, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa kanji kata kerja yang berhubungan dengan kuda memang memiliki hubungan dengan kuda berdasakan filosofi pembentukkannya.

Saran : Penulis berharap, bagi para pembaca skripsi ini yang tertarik dan berminat untuk meneliti lebih dalam lagi tentang huruf kanji. Pada penelitian ini penulis hanya membatasi pada analisis makna kanji

(11)

kata kerja yang berhubungan dengan kuda. Sedangkan masih banyak lagi hal-hal yang menarik tentang huruf kanji yang dapat diambil untuk diteliti lebih dalam lagi.

REFERENSI

Hajime, Tomono.(1991). 新•四年生の漢字. Tokyo : Saera. Ikegami, Yoshihiko.(1991). Imiron. Tokyo : Taishukan Shoten. Kanehide, Onoe.(2010). Shogaku Gakushuu Kanji Jiten.

Matsuura, Kenji.(2005). Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Nelson, Andrew N.(2008). Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia. Jakarta : Kesaint Blanc. Nazir, Moh.(2005). Metode Penelitian.

Poerwadarminta, W.J.S.(1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Satake, Kuniko.(2005). Nihongo wa Shiru Migaku Kotoba no Hyouki no Kyoukaso. Tokyo : Surie Towakku.

Shinmura, Izuru.(1998). Koujien. Tokyo : Iwanami Shoten. Shimura, Ueno.(1990). Kanji. Tokyo : Meiji Shouin.

Sugiyono.(2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : CV.Alfabeta. Toudou, Akiyasu.(2013). Reikai Gakkushuu Kanji Jiten. Tokyo : Shogakkan.

Toudou, Akiyasu.(1990). Kanji Naritachi Jiten. Tokyo : Kyoikusha.

RIWAYAT PENULIS

Martharesia lahir di Jakarta pada tanggal 2 Maret 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sastra Jepang tahun 2014.

Gambar

Tabel 4.3 Arti harafiah dari kanji gen  「験」
Tabel 4.4 Arti harafiah dari kanji odoroku  「驚く」
Tabel 4.6 Arti harafiah dari kanji ki  「騎」

Referensi

Dokumen terkait

Namun penelitian tentang makna kata ﺮﺒﺼ ﻟا / A ṣ - ṣabru / yang terdapat dalam Al-Qur’an belum pernah diteliti oleh Mahasiswa Jurusan Sastra Arab Fakultas Ilmu

Dari contoh di atas dapat dikatakan bahwa kata mou dan ato memiliki makna yang sama yaitu lagi, akan tetapi penggunaan kedua kata tersebut berbeda situasinya. Pada kalimat

Apabila suatu kata memiliki makna yang hampir sama (mirip) dengan satu atau lebih kata yang lain, maka dapat dikatakan bahwa kata-kata tersebut memiliki hubungan atau relasi

Bushu v( nikuzuki ) pada kanji ini menekankan makna bahwa hati merupakan bagian dari organ tubuh dan tidak bisa digantikan dengan bushu lain karena dapat merubah maknanya

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kanji kyaku memiliki unsur atap dengan makna yaitu: Bangunan Pelindung Penutup rumah Atap「屋根」 M anusia Aman, tenang Keluarga

Sumber data menggunakan kanji ber- bushu sanzui hen ( 氵 ) dengan kategori kata benda dalam jōyō kanji revisi tahun 2010 yang berjumlah 47 karakter. Sampel akan dianalisis

Neshougatsu (寝正月) kata majemuk ini memiliki makna ‘tetap dirumah saat liburan tahun baru’ struktur kata yang membentuknya adalah verba 寝 /ne/ ditambah dengan nomina

Untuk mengetahui komponen makna yang terkandung pada kata dasar verba yang memiliki relasi makna ‘menampakkan’ yaitu dengan cara melihat terlebih dahulu makna kata dari