BAB IV
PEMBAHASAN
Perusahaan merupakan wajib pajak yang tergolong wajib pajak badan.
Dalam usahanya, suatu perusahaan pasti menginginkan pemasukan yang besar
dengan pengeluaran yang seminimal mungkin. Pembayaran pajak juga merupakan
pengeluaran yang terkadang sangat ingin diminimalisir adanya. Sehingga
terkadang suatu perusahaan tidak ingin memperlihatkan asset yang dimiliki dalam
laporannya. Karena dalam perpajakan, suatu asset merupakan bukti dari adanya
pendapatan yang masuk.
Untuk itulah pemerintah mengeluarkan program yang dapat menarik wajib
pajak yang tidak mencamtumkan asset dalam pelaporan agar segera dilaporkan
dengan tanpa adanya pajak yang terutang. Wajib pajak hanya harus membayar
uang tebusan sebesar ketentuan yang ada. Dengan adanya program ini maka dari
pihak pajak maupun dari wajib pajak sama-sama diuntungkan.
PT VV merupakan salah satu wajib pajak yang juga memanfaatkan program
pengampuna pajak untuk melaporkan harta yang sebelumnya belum terlapor
dalam SPT Tahunan. PT VV diketahui melaporkan hartanya pada tanggal 22
Desember 2016 yaitu pada saat Program Pengampunan Pajak Periode ke II.
Namun apa yang harus dilakukan apabila PT VV melakukan Pembetulan SPT
untuk melaporkan harta yang belum terlapor tersebut. Oleh karena itu pada bab ini
akan dibahas mengenai perbandingan cara pelaporan antara Pengampunan Pajak
dan Pembetulan SPT atas harta yang belum terlapor tersebut diatas. Selain itu
berdasarkan data yang didapat bahwa PT VV juga memiliki sejumlah Kompensasi
Keugian dan Kompensasi PPN Lebih Bayar maka penulis juga akan
membandingkan pengaruh yang terjadi atas data tersebut apabila PT VV
mengikuti Program Pengampunan Pajak dan apabila melakukan Pembetulan SPT.
4.5 Perbandingan Cara Pelaporan antara Pengampunan Pajak dengan
Pembetulan SPT atas Harta yang Belum Terlapor
4.1.3. Pelaporan dengan Pengampunan Pajak
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa PT VV
melaporkan harta sejumlah Rp 276.112.397,00. Total harta inilah yang
menjadi Dasar Pengenaan Uang Tebusan. Berdasarkan Pasal 4 UU
Nomor 11 Tahun 2016 tarif yang dikenakan atas harta didalam
wilayah NKRI pada periode kedua yaitu 3%. Maka perhitungan Uang
Tebusan untuk PT VV adalah sebagai berikut
Uang Tebusan = Tarif X Dasar Pengenaan Uang Tebusan
Uang Tebusan = 3% X Rp 276.112.397,-
Uang Tebusan = Rp 8.283.372,-
Jadi total Uang Tebusan yang harus dibayarkan PT VV kepada Kas
Negara adalah sejumlah Rp 8.283.372,00
Formulir yang digunakan untuk melaporkan Harta dan juga jumlah
Uang Tebusan yang harus dibayar oleh PT VV menggunakan surat
pernyataan khusus berupa “Surat Pernyataan Harta Untuk
Pengampunan Pajak”. Berikut Surat Pernyataan yang dilaporkan PT
FOR
MULI
R
SURAT PERNYATAAN HARTA UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK
PERNYATAAN : PERTAMA KEDUA KETIGA
PERHATIAN: • SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU PETUNJUK PENGISIAN • ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM • BERI TANDA DALAM (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
A
.
ID
E
N
TI
TA
S
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
18
N P W P : 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 0 0
NAMA WAJIB PAJAK : P T V V
N I K / S I U P / AKTA PENDIRIAN :
ALAMAT TEMPAT TINGGAL/KEDUDUKAN DI INDONESIA :
ALAMAT TEMPAT TINGGAL/KEDUDUKAN DI LUAR NEGERI :
JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS :
NO. TELEPON/FAKSIMILI :
NO. HP :
EMAIL :
U M K M :
YA
TIDAK K L U : 0 0 0 0 0
PEMBUKUAN :
TIDAK YA, PERIODE : 0 1 - 1 2
DIAUDIT TIDAK DIAUDIT
MENGGUNAKAN KONSULTAN PAJAK : YA TIDAK
NAMA KONSULTAN PAJAK :
1 NILAI HARTA BERSIH DALAM SPT PPh TERAKHIR
[ Diisi dari Daftar Rincian Harta dan Utang Huruf A : Total A ] 1 -1.799.778.350
BE
3 NILAI HARTA BERSIH DI LUAR NEGERI YANG DIALIHKAN KE DALAM NEGERI (REPATRIASI)
[ Diisi dari Daftar Rincian Harta dan Utang Huruf C : Total C ] 3 0
4 NILAI HARTA BERSIH DI LUAR NEGERI YANG TIDAK DIALIHKAN KE DALAM NEGERI (TIDAK REPATRIASI)
[ Diisi dari Daftar Rincian Harta dan Utang Huruf D : Total D ] 4 0
N 5 DASAR PENGENAAN UANG TEBUSAN (DPUT)
a. DPUT UNTUK HARTA BERSIH DI DALAM NEGERI DAN HARTA BERSIH DI LUAR NEGERI YANG DIALIHKAN KE DALAM NEGERI (2 + 3) 5a 276.112.397
b. DPUT UNTUK HARTA BERSIH DI LUAR NEGERI YANG TIDAK DIALIHKAN KE DALAM NEGERI (4) 5b 0
6 DASAR PENGENAAN UANG TEBUSAN PADA PERNYATAAN SEBELUMNYA
a. DPUT UNTUK HARTA BERSIH DI DALAM NEGERI DAN HARTA BERSIH DI LUAR NEGERI YANG DIALIHKAN KE
DALAM NEGERI 6a 0
b. DPUT UNTUK HARTA BERSIH DI LUAR NEGERI YANG TIDAK DIALIHKAN KE DALAM NEGERI 6b 0
7 DASAR PENGENAAN UANG TEBUSAN PADA PERNYATAAN INI
a. DPUT UNTUK HARTA BERSIH DI DALAM NEGERI DAN HARTA BERSIH DI LUAR NEGERI YANG DIALIHKAN KE DALAM NEGERI (5a - 6a) 7a 276.112.397
b. DPUT UNTUK HARTA BERSIH DI LUAR NEGERI YANG TIDAK DIALIHKAN KE DALAM NEGERI (5b - 6b) 7b 0
N 8. PENGHITUNGAN UANG TEBUSAN (TARIF BERDASARKAN PERIODE PELAPORAN PENGAMPUNAN)
a. UANG TEBUSAN UNTUK HARTA BERSIH DI DALAM NEGERI DAN HARTA BERSIH DI LUAR NEGERI YANG
DIALIHKAN KE DALAM NEGERI (Tarif* x 7a) 8a 8.283.372
b. UANG TEBUSAN UNTUK HARTA BERSIH DI LUAR NEGERI YANG TIDAK DIALIHKAN KE DALAM NEGERI
c. JUMLAH UANG TEBUSAN (8a + 8b) 8c 8.283.372
9 UANG TEBUSAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR TANGGAL PEMBAYARAN 1 2 1 6 9 8.283.372
YANG LEBIH DIBAYAR
UANG TEBUSAN YANG LEBIH DIBAYAR MOHON : DIKEMBALIKAN DIPERHITUNGKAN DENGAN KEWAJIBAN PAJAK LAINNYA
F.
LA
MP
IR
A
N
DAFTAR RINCIAN HARTA DAN UTANG
BUKTI PEMBAYARAN UANG TEBUSAN
BUKTI PELUNASAN TUNGGAKAN PAJAK
BUKTI PEMBAYARAN PAJAK YANG BELUM/TIDAK DIBAYARKAN DALAM HAL WAJIB PAJAK DILAKUKAN PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN ATAU PENYIDIKAN
FOTOKOPI SPT PPH TERAKHIR
SURAT PERNYATAAN MENGENAI BESARAN PEREDARAN USAHA (UMKM)
SURAT PERNYATAAN TIDAK MENGALIHKAN HARTA YANG BERADA DAN/ATAU DITEMPATKAN DI DALAM NEGERI KE LUAR WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
SURAT PERNYATAAN MENGALIHKAN DAN MENGINVESTASIKAN HARTA LUAR NEGERI YANG DIALIHKAN KE DALAM NEGERI
SURAT PERNYATAAN PENCABUTAN PERMOHONAN (SESUAI PASAL 8 AYAT (3) HURUF F UNDANG-UNDANG TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK)
SURAT KUASA KHUSUS
SURAT PENGAKUAN KEPEMILIKAN HARTA
SURAT PENGAKUAN NOMINEE
DOKUMEN LAIN
G. PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa apa yang telah saya ungkapkan dalam Surat Pernyataan ini beserta lampiran-lampirannya adalah benar. TANDA TANGAN - CAP PERUSAHAAN
WAJIB PAJAK PEMIMPIN TERTINGGI KUASA TANGGAL: 2 2 1 2 2 0 1 6
NAMA
LENGKAP meterai Rp6.000
WAJIB PAJAK/PEMIMPIN TERTINGGI/KUASA
:
NPWP :
4.1.4. Pelaporan dengan Pembetulan SPT
Ada pilihan lain untuk melaporkan asset yang sebelumnya
belum tercantum dalam SPT Tahunan maupun dalam
Laporan-Laporan lainnya. Cara tersebut adalah dengan melakukan pembetulan
SPT. Proses ini dirasa akan lebih mudah dibandingkan dengan
mengiktui program pengampunan pajak. Karena Wajib Pajak hanya
perlu melakukan pengisian SPT Tahunan seperti biasa namun diisi
dengan SPT Pembetulan. Dalam hal ini sebelum adanya program
pengampunan pajak maka PT VV dapat melakukan SPT Pembetulan
untuk Tahun Pajak 2015.
Harta bersih yang belum dilaporkan oleh PT VV berupa Kas dan
Setara Kas Lainnya. Berdasarkan data yang didapat bahwa kas
tersebut adalah kas yang didapat dari adanya sumbangan dari
perusahaan lain yang bekerja sama dengan PT VV. Oleh karena itu,
harta tersebut dimasukan dalam SPT Pembetulan dengan menambah
penghasilan yang diterima. Penghasilan tersebut dimasukan dalam
SPT Pembetulan Lampiran IV pada bagian B yaitu Penghasilan Yang
Tidak Termasuk Objek Pajak.
Berikut SPT Pembetulan yang dapat dilakukan oleh PT VV
dengan menggunakan data laporan keuangan yang diperoleh untuk
• ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM X • BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
N P W P : 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 0 0
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN : X DIAUDIT OPINI AKUNTAN TIDAK DIAUDIT
NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK :
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat buku petunjuk hal. 3)
1. PENGHASILAN NETO FISKAL
(Diisi dari Formulir 1771-I Nomor 8 Kolom 3) ……….
2. KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL
(Diisi dari Lampiran Khusus 2A Jumlah Kolom 8) ………
3. PENGHASILAN KENA PAJAK (1-2) ……...…..……….………..…………
4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT)
a. Tarif PPh Ps. 17 ayat (1) Huruf b X Angka 3 …………. b. Tarif PPh Ps. 17 ayat (2b) X Angka 3 ……….
c. Tarif PPh Ps. 31E ayat (1)
(Lihat Buku Petunjuk)
5. PENGEMBALIAN / PENGURANGAN KREDIT PAJAK LUAR NEGERI
(PPh Ps. 24) YANG TELAH DIPERHITUNGKAN TAHUN LALU ……….
6. JUMLAH PPh TERUTANG (4 + 5) …..……….………..…………
7. PPh DITANGGUNG PEMERINTAH (Proyek Bantuan Luar Negeri) ……..………..………..………
8. a. KREDIT PAJAK DALAM NEGERI
(Diisi dari Formulir 1771-III Jumlah Kolom 6) ……….………..…....………..………..………..……
b. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI
(Diisi dari Lampiran Khusus 7A Jumlah Kolom 8) ……….………..………..………..………..…
c. JUMLAH ( 8a + 8b ) ……...………..….………..………
12. PPh YANG KURANG DIBAYAR PADA ANGKA 11.a DISETOR TANGGAL ………
13. PPh YANG LEBIH DIBAYAR PADA ANGKA 11.b MOHON :
a. DIRESTITUSIKAN b. DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
F.1.1.32.14
THN
Khusus Restitusi untuk Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu atau Wajib Pajak
yang Memenuhi Persyaratan Tertentu: Pengembalian Pendahuluan (Pasal 17C atau Pasal 17D UU KUP) 10c
• SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI SPT PEMBETULAN
N P W P : 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 0 0
NAMA WAJIB PAJAK : P T V V
PERIODE PEMBUKUAN : 0 1 1 2 1 2 1 5
PENGHASILAN NETO KOMERSIAL DALAM NEGERI :
a. PEREDARAN USAHA …………..………...…………...…………...…………...………...…...……….Ø
DAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK ..…………...…………...…………...………Ø
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF :
a. BIAYA YANG DIBEBANKAN / DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN
PEMEGANG SAHAM, SEKUTU, ATAU ANGGOTA. ..…………...…………...………….Ø
b. PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN ..…………...…………...………….Ø
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN PEKERJAAN ATAU
JASA DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN ..…………...…………..
d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMEGANG SAHAM / PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ..…………...…………...…………...…………....Ø
e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN ..…………...…………...………….Ø
f. PAJAK PENGHASILAN ..…………...…………...…………...…………...…………...……Ø
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA
ATAU CV YANG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM ..…………...…………...…………...…Ø
h. SANKSI ADMINISTRASI ..…………...…………...…………...…………...…………...…………....Ø
i. SELISIH PENYUSUTAN KOMERSIAL DI ATAS PENYUSUTAN FISKAL ..…………...………Ø
j. SELISIH AMORTISASI KOMERSIAL DI ATAS AMORTISASI FISKAL ..…………...…………...…………...…………...…………...…..Ø
k. BIAYA YANG DITANGGUHKAN PENGAKUANNYA ..…………...…………...…………...………Ø
l. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA ..…………...…………...…………...…………....Ø
m. JUMLAH 5a s.d. 5l : ..…………...…………...…………...…………... Ø
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF :
a. SELISIH PENYUSUTAN KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN FISKAL ..………….Ø
b. SELISIH AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH AMORTISASI FISKAL ..………Ø
c. PENGHASILAN YANG DITANGGUHKAN PENGAKUANNYA ..……… Ø
d. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA ..…………...…………...…………...………Ø
e. JUMLAH 6a s.d. 6d ..…………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...………..Ø
FASILITAS PENANAMAN MODAL BERUPA PENGURANGAN PENGHASILAN NETO: TAHUN KE - 7a (Diisi dari Lampiran Khusus 4A Angka 5b) ..…………. Ø
Formulir 1771 Halaman 2
14. a. PENGHASILAN YANG MENJADI DASAR
PENGHITUNGAN ANGSURAN ………..………
b. KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL:
(Diisi dari Lampiran Khusus 2A Jumlah Kolom 9) .………...
c. PENGHASILAN KENA PAJAK (14a – 14b) …..………
d. PPh YANG TERUTANG
(Tarif PPh dari Bagian B Nomor 4 X 14c)
e. KREDIT PAJAK TAHUN PAJAK YANG LALU ATAS PENGHASILAN YANG TERMASUK DALAM ANGKA 14a
YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN …..……
f. PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI (14d – 14e) ………
g. PPh PASAL 25 : (1/12 X 14f) ………..…….………
15 a. PPh FINAL :
(Diisi dari Formulir 1771-IV Jumlah Bagian A Kolom 5) …..……..…
b. PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK : PENGHASILAN BRUTO
(Diisi dari Formulir 1771-IV Jumlah Bagian B Kolom 3) …..……..…..
16 a. Ada Transaksi Dalam Hubungan Istimewa dan/atau Transaksi dengan Pihak yang Merupakan Penduduk Negara Tax Haven Country. (Wajib melampirkan Lampiran Khusus 3A, 3A-1, dan 3A-2 Buku Petunjuk Pengisian SPT )*
b. Tidak Ada Transaksi Dalam Hubungan Istimewa dan/atau Transaksi dengan Pihak yang Merupakan Penduduk Negara Tax Haven
Country
17 SELAIN LAMPIRAN-LAMPIRAN 1771-I, 1771-II, 1771-III, 1771-IV, 1771-V, DAN 1771-VI BERSAMA INI DILAMPIRKAN PULA :
a. SURAT SETORAN PAJAK LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29
b. LAPORAN KEUANGAN
c. TRANSKRIP KUTIPAN ELEMEN-ELEMEN DARI LAPORAN KEUANGAN (Lampiran Khusus 8A-1 / 8A-2 / 8A-3 / 8A-4 / 8A-5 / 8A-6/ 8A-7/ 8A-8)*
d. DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL (Lampiran Khusus 1A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
e. PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL (Lampiran Khusus 2A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
f. DAFTAR FASILITAS PENANAMAN MODAL (Lampiran Khusus 4A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
g. DAFTAR CABANG UTAMA PERUSAHAAN (Lampiran Khusus 5A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
h. SURAT SETORAN PAJAK LEMBAR KE-3 PPh PASAL 26 AYAT (4) (Khusus bagi BUT)
i. PERHITUNGAN PPh PASAL 26 AYAT (4) (Khusus BUT) (Lampiran Khusus 6A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
j. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI (Lampiran Khusus 7A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
k. SURAT KUASA KHUSUS (Bila dikuasakan)
l. RINCIAN JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh FINAL PP 46/2013 PER MASA PAJAK DARI MASING-MASING TEMPAT USAHA
m.
n.
*Wajib Pajak dapat langsung mengunduh dari situs Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat http://www.pajak.go.id. atau mengambil di KPP/KP2KP terdekat.
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
N P W P : 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 0 0 NAMA WAJIB PAJAK : P T V V
• Nomor 1 untuk Perusahaan Dagang diisi pembelian barang dagangan, untuk perusahaan industri diisi pembelian bahan baku, bahan penolong dan barang jadi.
• Nomor 7 termasuk management fee, technical assistance fee, dan jasa lainnya
• Nomor 11 diisi dengan total biaya yang tidak tertampung dalam perincian 1 s.d. 10.
• Nomor 12 dan 13 untuk perusahaan dagang diisi total persediaan awal dan akhir barang dagangan, untuk perusahaan industri diisi total persediaan awal/akhir bahan baku/bahan penolong ditambah barang setengah jadi ditambah barang jadi.
D.1.1.32.54
NO. PERINCIAN HARGA POKOK PENJUALAN BIAYA USAHA LAINNYA
FOR
PERINCIAN HARGA POKOK PENJUALAN, BIAYA USAHA LAINNYA DAN BIAYA DARI LUAR USAHA SECARA KOMERSIAL
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
N P W P : 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 0 0
PENGHASILAN USAHA PENYALUR / DEALER /
PENGHASILAN PENGALIHAN HAK ATAS
DIVIDEN / BAGIAN LABA DARI PENYERTAAN MODAL PADA BADAN USAHA DI INDONESIA (Pasal 4 Ayat (3) Huruf f UU PPh) IURAN DAN PENGHASILAN TERTENTU YANG DITERIMA DANA PENSIUN
……….…………
Halaman ke- dari halaman Lampiran-IV
D.1.1.32.34
Pindahkan ke Formulir 1771 huruf F angka 15 butir b
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
7.
JUMLAH BAGIAN B JBB 276,112,397 4.
5. BAGIAN LABA YANG DITERIMA PERUSAHAAN MODAL VENTURA DARI BADAN PASANGAN USAHA
6.
SISA LEBIH YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH BADAN ATAU LEMBAGA NIRLABA YANG BERGERAK DALAM BIDANG PENDIDIKAN DAN/ATAU BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, YANG TELAH TERDAFTAR PADA INSTANSI YANG MEMBIDANGINYA, YANG DITANAMKAN KEMBALI DALAM BENTUK SARANA DA
Pindahkan ke Formulir 1771 huruf F angka 15 butir a
13. TRANSAKSI DERIVATIF YANG DIPERDAGANGKAN
PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Setelah dibandingkan, untuk asset yang belum terlapor apabila PT VV
mengikuti program pengampunan pajak maka PT VV harus membayar Uang
Tebusan sebesar Rp 8.283.372,00 sedangkan apabila PT VV melakukan
Pembetulan SPT maka PT VV tidak mengeluarkan uang. Secara ekonomi maka
perusahaan akan lebih diuntungkan dengan memilih untuk melakukan Pembetulan
SPT. Namun untuk jangka panjang, perusahaan lebih aman untuk mengikuti
program pengampunan pajak karena tidak akan dilaksanakan pemeriksaan untuk
tahun-tahun sebelum pengampunan pajak.
4.2 Pengaruh Pengampunan Pajak dan Pembetulan SPT atas Kompensasi
Kerugian
Berdasarkan data laporan keuangan yang didapatkan penulis dan disajikan
dalam tabel dibawah, pada laporan keuangan tahun 2015 PT VV memiliki
kompensasi kerugian atas kerugian yang terjadi di tahun 2014 sebesar Rp
6.183.196.889,00. Kerugian yang dialami perusahaan ini diperoleh dari hasil
pengurangan antara penghasilan bruto dengan pengeluaran-pengeluaran dan
menghasilkan hasil negatif. Hasil negatif ini karena penghasilan yang didapat
pada tahun 2014 lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pengeluaran yang
dikeluarkan pada tahun yang sama. Untuk kerugian ditahun 2014 akan
dikompensasi dengan cara mengurangi jumlah kerugian dengan laba yang
diperoleh ditahun 2015. Jadi kerugian sebesar Rp 6.283.196.889,00 – Rp 451.497.389,00 = Rp 5.731.699.500,00. Jumlah itulah yang mencerminkan
sisa kerugian yang bisa dikompensasikan ditahun selanjutnya yaitu tahun
Tabel 4.2.1
Data Laporan Keuangan PT VV Tahun 2015
Laporan Keuangan 31 Desember 2015
ASSETS
Harta Lancar
Kas Rp. 56.735.000
Harta Lancar Lainnya Rp. 150.000.000
Kompensasi Kerugian Rp. 1.057.054.247
Persediaan Rp. 850.885.050
Rp. 2.114.674.297
Harta Tetap
Bangunan Rp. 801.009.000
Mesin Rp. 1.156.316.200
Kendaraan Rp. 80.300.000
Peralatan Kantor Rp. 26.000.000
Rp. 2.063.625.200
Akumulasi Depresiasi Rp. (1.703.171.150)
Rp. 360.454.050
TOTAL HARTA Rp. 2.475.128.347
LIABILITAS DAN EKUITAS
Kewajiban Lancar
Hutang Lainnya Rp. 5.978.077.847
Ekuitas Pemegang Saham
Modal Saham Rp. 2.228.750.000
Laba (Rugi) 31 Desember 2014 Rp. (6.183.196.889)
Laba (Rugi) Tahun 2015 Rp. 451.497.389
Rp. (3.502.949.499)
Tabel 4.2.2
Data Laporan Keuangan PT VV Tahun 2016
Laporan Keuangan 31 Desember 2016
HARTA
Harta Lancar
Kas Rp. 156.800.000
Harta Lancar Lainnya Rp. 150.000.000
Kompensasi Kerugian Rp. 163.412.805
Persediaan Rp. 826.756.300
Rp. 1.296.969.105
Harta Tetap
Bangunan Rp. 801.009.000
Mesin Rp. 1.156.316.200
Kendaraan Rp. 80.300.000
Peralatan Kantor Rp. 26.000.000
Rp. 2.063.625.200
Akumulasi Depresiasi Rp. (1.743.221.600)
Rp. 320.403.600
TOTAL HARTA Rp. 1.617.372.705
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Lancar
Hutang Lainnya Rp. 4.445.981.447
Ekuitas Pemegang Saham
Modal Saham Rp. 2.228.750.000
Laba (Rugi) 31 Desember 2014 267.829.025
Laba (Rugi) Tahun 2015 Rp. (5.731.699.500)
Rp. 407.023.960
4.2.3 Pengaruh Pengampunan Pajak Atas Kompensasi Kerugian
Apabila PT VV mengikuti Program Pengampunan Pajak maka
pengaruh untuk kompensasi kerugian yang dimiliki akan hangus.
Sehingga untuk tahun berikutnya yaitu setelah tahun 2015, kerugian
yang akan dikompensasikan sebelumnya yang masih bersisa Rp
5.731.699.500,00 tidak boleh dikompensasikan lagi atau akan bernilai
Rp 0,00. Perlu diketahui, apabila dalam usahanya perusahaan
mengalami kerugian, maka pada tahun berjalan dimana masih ada
kerugian yang dikompensasi maka perusahaan tidak dikenakan pajak.
Jadi untuk tahun 2015 karena ada sisa kerugian dari tahun 2014, maka
perusahaan tidak dikenakan pajak. Tetapi karena PT VV mengikuti
program Pengampunan Pajak yang menyebabkan kompensasi
kerugian hangus, maka pada tahun 2016 sudah tidak ada lagi kerugian
yang dikompensasi, sehingga PT VV dikenakan pajak sebagaimana
mestinya.
4.2.4 Pengaruh Pembetulan SPT Atas Kompensasi Kerugian
Sedangkan apabila PT VV melakukan Pembetulan SPT maka
kompensasi kerugian tidak akan terpengaruh. Atau untuk tahun
selanjutnya dalam laporan Neraca, jumlah kompensasi kerugian dapat
diperhitungkan. Berdasarkan data laporan laba rugi di tahun 2016, PT
VV memiliki sisa kerugian sebesar Rp 5.731.699.500,00. Kemudian
pada tahun 2016 perusahaan mendapat laba sebesar Rp
407.023.960,00 maka jumlah sisa kompensasi kerugian untuk tahun
2016 adalah Rp 5.731.699.500,00 – Rp 407.023.960,00 = Rp
5.324.675.540,00. Karena adanya sisa kerugian di tahun 2016 ini,
maka pada tahun 2016 ini PT VV juga tidak dikenakan pajak
penghasilan atas usahanya sebagai wajib pajak badan. Disisi lain,
adanya kompensasi kerugian yang menyebabkan wajib pajak tidak
dikenakan pajak akan membuat wajib pajak menjadi prioritas sasaran
4.3 Pengaruh Pengampunan Pajak dan Pembetulan SPT atas Kompensasi Lebih Bayar PPN
Tabel 4.3.1
Laporan Laba Rugi PT VV Tahun 2015
PROFIT AND LOSS ACCOUNTS YEAR 2015
A. SALES EXPORT
Sales Export Rp. 20.285.076.882
Rp. 20.285.076.882 B. COST OF GOODS SOLD
Raw Materials, at beginning
Jan 1, 2015 Rp. 954.552.851
Raw Materials Purchase Rp. 13.735.622.710 Raw Materials Ready for Use Rp. 14.690.175.561 Raw Materials, at the end Dec
31, 2015 Rp. (850.885.050)
Total Raw Materials Use Rp. 13.839.290.511
Production Employee Rp. 2.442.459.200
Depreciation Fixed Assets Rp. 40.050.450
Electricity Rp. 391.503.215
Energy for Production (BBM) Rp. 226.312.465 Raw Materials Freight In Rp. 804.172.287 Services and Maintenance Rp. 311.449.750 Sparepart and Tools Rp. 723.587.079
Rp. 2.457.024.796
Work In Process at Beginning
Jan 1, 2015 Rp. 0
Finished Goods at Beginning
Jan 1, 2015 Rp. 450.622.664
Total Inventory at Beginning
Jan 1, 2015 Rp. 450.622.664
Work In Process at the End
Dec 31, 2015 Rp. 0
Finished Goods at the End
Dec 31, 2015 Rp. (580.540.700)
Total Inventory at the End
Dec 31, 2015 Rp. (580.540.700)
C. GROSS PROFIT ( LOSS ) ( A - B ) Rp. 1.636.169.961
D. OPERATING COST
Office Employee Rp. 66.644.800
Accommodation and Travelling Rp. 145.750.119
Communications Rp. 99.522.479
Document Rp. 222.580.000
Stationary and Office Supplies Rp. 305.576.195 Health and Medicine Rp. 111.770.949
Bank Charges Rp. 3.944.500
Others Rp. 228.883.530
Rp. 972.277.653
Total Operating Cost Rp. 1.184.672.572
E.
NET PROFIT (LOSS) BEFORE
TAX ( C - D ) Rp. 451.497.389
PT VV merupakan perusahaan yang sudah terdaftar sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP). Oleh karena itu PT VV melakukan pemungutan PPN atas hasil
produksi yang dijual serta juga dipungut PPN atas barang yang diperoleh dari
PKP lain. Kredit Pajak dalam PPN dihitung dengan cara mengurangkan antara
Pajak Keluaran (atas penyerahan) dengan Pajak Masukan (atas perolehan).
Berdasarkan data diatas, PT VV merupakan perusahaan yang melakukan kegitan
ekspor. Dalam perpajakan, kegiatan ekspor dikenakan tariff 0%. PT VV hanya
melakukan usaha penjualan ke luar negeri, maka dari itu jumlah PPN Masukan
akan selalu lebih besar daripada PPN Keluaran. Wajib pajak yang memiliki PPN
Masukan yang lebih besar dibanding PPN Keluarannya akan memiliki PPN Lebih
Bayar. PPN Lebih Bayar ini bisa dikompensasikan untuk masa pajak bulan
berikutnya, atau juga dapat dilakukan restitusi atau meminta pengembalian pajak.
Sebagai perhitungan dalam data yang tersedia diketahuipembelian bahan (Raw
Material Purchase) dari Pengusaha Kena Pajak (PKP) sebesar Rp
13.735.622.710,00 maka terdapat PPN Masukan atas pereolehan barang sebesar
10% dari harga yaitu Rp 1.373.562.271,00. Sedangkan PT VV melakukan ekspor
penyerahan sebesar 0% dari harga ekspor yaitu Rp 0,00. Dengan informasi
tersebut maka :
Pajak Kurang Bayar (Lebih Bayar) = PK – PM
Pajak Kurang Bayar (Lebih Bayar) = 0 – 1.373.562.271
Pajak (Lebih Bayar) = 1.373.562.271
Dalam hal kompensasi, maka Pajak Lebih Bayar dengan jumlah Rp
1.373.562.271,- tersebut dapat dikompensasi ke masa pajak berikutnya. Namun
PT VV juga bisa melakukan restitusi, karena berdasarkan UU Nomor 42 Tahun
2009 Restitusi dapat diajukan bagi :
1. Pengusaha Eksportir (Barang Kena Pajak dan/ Jasa Kena Pajak)
2. Pengusaha yang menyerahkan kepada Pemungut PPN
3. Pengusaha yang mendapat fasilitas tidak dipungut PPN
4. Pengusaha yang masih tahap belum berproduksi
Bagi wajib pajak yang termasuk dalam kategori tersebut dapat melakukan restitusi
pada setiap masa pajak menurut Pasal 9 Ayat 4b.
PT VV yang merupakan eksportir dapat meminta pengembalian dengan cara
Pengembalian Pendahuluan yang diatur dalam UU KUP Pasal 17C dan 17D yang
mana dapat diberikan kepada Wajib Pajak Patuh. Menurut Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 235/KMK.03/2003 pada tanggal 3 Juni 2003 wajib pajak yang
dapat ditetapkan sebagai wajib pajak patuh yakni :
a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan dalam 2
(dua) tahun terakhir;
b. Dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak lebih
dari 3 (tiga) masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut;
c. SPT Masa yang terlambat tersebut disampaikan tidak lewat dari batas
waktu penyampaian SPT Masa masa pajak berikutnya;
1. Kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak;
2. Tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang
diterbitkan untuk 2 (dua) masa pajak terakhir;
e. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terkahir; dan
f. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan public atau Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan harus dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan
pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba
rugi fiskal.
4.3.1 Pengaruh Pengampunan Pajak Atas Kompensasi LB PPN
Apabila PT VV mengikuti program Pengampunan Pajak, maka
kompensasi atau jumlah yang akan di restitusi atas adanya PPN Lebih
Bayar tadi akan hangus atau berjumlah Rp 0,- untuk Masa dan Tahun
Pajak berikutnya setelah tahun Pengampunan Pajak. Hal ini
menyebabkan PT VV tidak boleh melaporkan adanya PPN Lebih
Bayar yang dikompensasikan dalam laporan SPT Tahunan Badan dan
juga dalam laporan SPT Masa PPN untuk tahun selanjutnya setelah
tahun 2015.
4.3.2 Pengaruh Pembetulan SPT Atas Kompensasi LB PPN
Apabila PT VV melakukan SPT Pembetulan maka kompensasi bisa
terus dilanjutkan. Dengan kata lain, PPN Lebih Bayar sejumlah Rp
1.373.562.271,00 dari hasil pengurangan antara Pajak Keluaran dan
Pajak Masukan dapat dikompensasikan untuk tahun pajak selanjutnya
atau juga dapat dimintakan restitusi. Disisi lain, apabila ada kelebihan
pembayaran pajak maka pihak fiskus atau pihak pajak menjadikan
wajib pajak tersebut sebagai pihak yang diutamakan untuk dilakukan
4.4 Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Sebelum dan Sesudah Pengampunan Pajak
Setelah dipertimbangkan antara kedua sisi untuk pengampunan pajak dan
pembetulan SPT, maka wajib pajak disarankan untuk mengikuti pengampunan
pajak dalam melaporkan harta tersebut. Hal selanjutnya yang perlu dilakukan
oleh PT VV selaku Wajib Pajak setelah selesai mengikuti Program
Pengampunan Pajak, adalah melanjutkan pelaporan SPT Tahunan Badan.
Berikut adalah perbandingan pelaporan SPT Tahunan Badan Pra
• ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM • BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
N P W P : 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 0 0
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN : ü DIAUDIT OPINI AKUNTAN TIDAK DIAUDIT
NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK :
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat buku petunjuk hal. 3)
1. PENGHASILAN NETO FISKAL
(Diisi dari Formulir 1771-I Nomor 8 Kolom 3) ……….
2. KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL
(Diisi dari Lampiran Khusus 2A Jumlah Kolom 8) ………
3. PENGHASILAN KENA PAJAK (1-2) ……...…..……….………..…………
4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT)
a. Tarif PPh Ps. 17 ayat (1) Huruf b X Angka 3 …………. b. Tarif PPh Ps. 17 ayat (2b) X Angka 3 ………. c. Tarif PPh Ps. 31E ayat (1)
(Lihat Buku Petunjuk)
5. PENGEMBALIAN / PENGURANGAN KREDIT PAJAK LUAR NEGERI
(PPh Ps. 24) YANG TELAH DIPERHITUNGKAN TAHUN LALU ……….
6. JUMLAH PPh TERUTANG (4 + 5) …..……….………..…………
7. PPh DITANGGUNG PEMERINTAH (Proyek Bantuan Luar Negeri) ……..………..………..………
8. a. KREDIT PAJAK DALAM NEGERI
(Diisi dari Formulir 1771-III Jumlah Kolom 6) ……….………..…....………..………..………..……
b. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI
(Diisi dari Lampiran Khusus 7A Jumlah Kolom 8) ……….………..………..………..………..…
c. JUMLAH ( 8a + 8b ) ……...………..….………..………
12. PPh YANG KURANG DIBAYAR PADA ANGKA 11.a DISETOR TANGGAL ………
13. PPh YANG LEBIH DIBAYAR PADA ANGKA 11.b MOHON :
a. DIRESTITUSIKAN b. DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
THN
Khusus Restitusi untuk Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu atau Wajib Pajak
yang Memenuhi Persyaratan Tertentu: Pengembalian Pendahuluan (Pasal 17C atau Pasal 17D UU KUP)
10c NIHIL
• SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI SPT PEMBETULAN
N P W P : 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 0 0
NAMA WAJIB PAJAK : P T V V
PERIODE PEMBUKUAN : 0 1 1 5 1 2 1 5
PENGHASILAN NETO KOMERSIAL DALAM NEGERI :
a. PEREDARAN USAHA …………..………...…………...…………...…………...………...…...……….Ø
DAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK ..…………...…………...…………...………Ø
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF :
a. BIAYA YANG DIBEBANKAN / DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN
PEMEGANG SAHAM, SEKUTU, ATAU ANGGOTA. ..…………...…………...………….Ø
b. PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN ..…………...…………...………….Ø
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN PEKERJAAN ATAU
JASA DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN ..…………...…………..
d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMEGANG SAHAM / PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ..…………...…………...…………...…………....Ø
e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN ..…………...…………...………….Ø
f. PAJAK PENGHASILAN ..…………...…………...…………...…………...…………...……Ø
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA
ATAU CV YANG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM ..…………...…………...…………...…Ø
h. SANKSI ADMINISTRASI ..…………...…………...…………...…………...…………...…………....Ø
i. SELISIH PENYUSUTAN KOMERSIAL DI ATAS PENYUSUTAN FISKAL ..…………...………Ø
j. SELISIH AMORTISASI KOMERSIAL DI ATAS AMORTISASI FISKAL ..…………...…………...…………...…………...…………...…..Ø
k. BIAYA YANG DITANGGUHKAN PENGAKUANNYA ..…………...…………...…………...………Ø
l. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA ..…………...…………...…………...…………....Ø
m. JUMLAH 5a s.d. 5l : ..…………...…………...…………...…………... Ø
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF :
a. SELISIH PENYUSUTAN KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN FISKAL ..………….Ø
b. SELISIH AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH AMORTISASI FISKAL ..………Ø
c. PENGHASILAN YANG DITANGGUHKAN PENGAKUANNYA ..……… Ø
d. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA ..…………...…………...…………...………Ø
e. JUMLAH 6a s.d. 6d ..…………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...………..Ø
FASILITAS PENANAMAN MODAL BERUPA PENGURANGAN PENGHASILAN NETO:
TAHUN KE - 7a (Diisi dari Lampiran Khusus 4A Angka 5b) ..…………. Ø
CATATAN : Pindahkan jumlah Angka 8 ke Formulir 1771 Huruf A Angka 1.
Formulir 1771 Halaman 2
14. a. PENGHASILAN YANG MENJADI DASAR
PENGHITUNGAN ANGSURAN ………..………
b. KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL:
(Diisi dari Lampiran Khusus 2A Jumlah Kolom 9) .………...
c. PENGHASILAN KENA PAJAK (14a – 14b) …..………
d. PPh YANG TERUTANG
(Tarif PPh dari Bagian B Nomor 4 X 14c)
e. KREDIT PAJAK TAHUN PAJAK YANG LALU ATAS PENGHASILAN YANG TERMASUK DALAM ANGKA 14a
YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN …..……
f. PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI (14d – 14e) ………
g. PPh PASAL 25 : (1/12 X 14f) ………..…….………
15 a. PPh FINAL :
(Diisi dari Formulir 1771-IV Jumlah Bagian A Kolom 5) …..……..…
b. PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK : PENGHASILAN BRUTO
(Diisi dari Formulir 1771-IV Jumlah Bagian B Kolom 3) …..……..…..
16 a. Ada Transaksi Dalam Hubungan Istimewa dan/atau Transaksi dengan Pihak yang Merupakan Penduduk Negara Tax Haven Country. (Wajib melampirkan Lampiran Khusus 3A, 3A-1, dan 3A-2 Buku Petunjuk Pengisian SPT )*
b. Tidak Ada Transaksi Dalam Hubungan Istimewa dan/atau Transaksi dengan Pihak yang Merupakan Penduduk Negara Tax Haven Country
17 SELAIN LAMPIRAN-LAMPIRAN 1771-I, 1771-II, 1771-III, 1771-IV, 1771-V, DAN 1771-VI BERSAMA INI DILAMPIRKAN PULA :
a. SURAT SETORAN PAJAK LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29
b. LAPORAN KEUANGAN
c. TRANSKRIP KUTIPAN ELEMEN-ELEMEN DARI LAPORAN KEUANGAN (Lampiran Khusus 8A-1 / 8A-2 / 8A-3 / 8A-4 / 8A-5 / 8A-6/ 8A-7/ 8A-8)*
d. DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL (Lampiran Khusus 1A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
e. PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL (Lampiran Khusus 2A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
f. DAFTAR FASILITAS PENANAMAN MODAL (Lampiran Khusus 4A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
g. DAFTAR CABANG UTAMA PERUSAHAAN (Lampiran Khusus 5A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
h. SURAT SETORAN PAJAK LEMBAR KE-3 PPh PASAL 26 AYAT (4) (Khusus bagi BUT)
i. PERHITUNGAN PPh PASAL 26 AYAT (4) (Khusus BUT) (Lampiran Khusus 6A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
j. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI (Lampiran Khusus 7A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
k. SURAT KUASA KHUSUS (Bila dikuasakan)
l. RINCIAN JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh FINAL PP 46/2013 PER MASA PAJAK DARI MASING-MASING TEMPAT USAHA
m.
n.
*Wajib Pajak dapat langsung mengunduh dari situs Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat http://www.pajak.go.id. atau mengambil di KPP/KP2KP terdekat.
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
N P W P : 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 0 0 A WAJIB PAJAK : P T V V
• Nomor 1 untuk Perusahaan Dagang diisi pembelian barang dagangan, untuk perusahaan industri diisi pembelian bahan baku, bahan penolong dan barang jadi.
• Nomor 7 termasuk management fee, technical assistance fee, dan jasa lainnya
• Nomor 11 diisi dengan total biaya yang tidak tertampung dalam perincian 1 s.d. 10.
• Nomor 12 dan 13 untuk perusahaan dagang diisi total persediaan awal dan akhir barang dagangan, untuk perusahaan industri diisi total persediaan awal/akhir bahan baku/bahan penolong ditambah barang setengah jadi ditambah barang jadi.
D.1.1.32.54
NO. PERINCIAN HARGA POKOK PENJUALAN BIAYA USAHA LAINNYA
FOR
PERINCIAN HARGA POKOK PENJUALAN, BIAYA USAHA LAINNYA DAN BIAYA DARI LUAR USAHA SECARA KOMERSIAL
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
• ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM • BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
N P W P : 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 0 0
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN : x DIAUDIT OPINI AKUNTAN TIDAK DIAUDIT
NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK :
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat buku petunjuk hal. 3)
1. PENGHASILAN NETO FISKAL
(Diisi dari Formulir 1771-I Nomor 8 Kolom 3) ……….
2. KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL
(Diisi dari Lampiran Khusus 2A Jumlah Kolom 8) ………
3. PENGHASILAN KENA PAJAK (1-2) ……...…..……….………..…………
4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT)
a. Tarif PPh Ps. 17 ayat (1) Huruf b X Angka 3 ………….
b. Tarif PPh Ps. 17 ayat (2b) X Angka 3 ………. c. x Tarif PPh Ps. 31E ayat (1)
(Lihat Buku Petunjuk)
5. PENGEMBALIAN / PENGURANGAN KREDIT PAJAK LUAR NEGERI
(PPh Ps. 24) YANG TELAH DIPERHITUNGKAN TAHUN LALU ……….
6. JUMLAH PPh TERUTANG (4 + 5) …..……….………..…………
7. PPh DITANGGUNG PEMERINTAH (Proyek Bantuan Luar Negeri) ……..………..………..………
8. a. KREDIT PAJAK DALAM NEGERI
(Diisi dari Formulir 1771-III Jumlah Kolom 6) ……….………..…....………..………..………..……
b. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI
(Diisi dari Lampiran Khusus 7A Jumlah Kolom 8) ……….………..………..………..………..…
c. JUMLAH ( 8a + 8b ) ……...………..….………..………
a. DIRESTITUSIKAN b. DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
F.1.1.32.14
THN
Khusus Restitusi untuk Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu atau Wajib Pajak
yang Memenuhi Persyaratan Tertentu: Pengembalian Pendahuluan (Pasal 17C atau Pasal 17D UU KUP) 10c
• SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI SPT PEMBETULAN
N P W P : 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 0 0 NAMA WAJIB PAJAK : P T V V
PERIODE PEMBUKUAN : 0 1 1 6 1 2 1 6
PENGHASILAN NETO KOMERSIAL DALAM NEGERI :
a. PEREDARAN USAHA …………..………...…………...…………...…………...………...…...……….Ø
DAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK ..…………...…………...…………...………Ø
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF :
a. BIAYA YANG DIBEBANKAN / DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN
PEMEGANG SAHAM, SEKUTU, ATAU ANGGOTA. ..…………...…………...………….Ø
b. PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN ..…………...…………...………….Ø
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN PEKERJAAN ATAU
JASA DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN ..…………...…………..
d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMEGANG SAHAM / PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ..…………...…………...…………...…………....Ø
e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN ..…………...…………...………….Ø
f. PAJAK PENGHASILAN ..…………...…………...…………...…………...…………...……Ø
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA
ATAU CV YANG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM ..…………...…………...…………...…Ø
h. SANKSI ADMINISTRASI ..…………...…………...…………...…………...…………...…………....Ø
i. SELISIH PENYUSUTAN KOMERSIAL DI ATAS PENYUSUTAN FISKAL ..…………...………Ø
j. SELISIH AMORTISASI KOMERSIAL DI ATAS AMORTISASI FISKAL ..…………...…………...…………...…………...…………...…..Ø
k. BIAYA YANG DITANGGUHKAN PENGAKUANNYA ..…………...…………...…………...………Ø
l. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA ..…………...…………...…………...…………....Ø
m. JUMLAH 5a s.d. 5l : ..…………...…………...…………...…………... Ø
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF :
a. SELISIH PENYUSUTAN KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN FISKAL ..………….Ø
b. SELISIH AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH AMORTISASI FISKAL ..………Ø
c. PENGHASILAN YANG DITANGGUHKAN PENGAKUANNYA ..……… Ø
d. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA ..…………...…………...…………...………Ø
e. JUMLAH 6a s.d. 6d ..…………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...…………...………..Ø
FASILITAS PENANAMAN MODAL BERUPA PENGURANGAN PENGHASILAN NETO: TAHUN KE - 7a (Diisi dari Lampiran Khusus 4A Angka 5b) ..…………. Ø
Formulir 1771 Halaman 2
14. a. PENGHASILAN YANG MENJADI DASAR
PENGHITUNGAN ANGSURAN ………..………
b. KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL:
(Diisi dari Lampiran Khusus 2A Jumlah Kolom 9) .………...
c. PENGHASILAN KENA PAJAK (14a – 14b) …..………
d. PPh YANG TERUTANG
(Tarif PPh dari Bagian B Nomor 4 X 14c)
e. KREDIT PAJAK TAHUN PAJAK YANG LALU ATAS PENGHASILAN YANG TERMASUK DALAM ANGKA 14a
YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN …..……
f. PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI (14d – 14e) ………
g. PPh PASAL 25 : (1/12 X 14f) ………..…….………
15 a. PPh FINAL :
(Diisi dari Formulir 1771-IV Jumlah Bagian A Kolom 5) …..……..…
b. PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK : PENGHASILAN BRUTO
(Diisi dari Formulir 1771-IV Jumlah Bagian B Kolom 3) …..……..…..
16 a. Ada Transaksi Dalam Hubungan Istimewa dan/atau Transaksi dengan Pihak yang Merupakan Penduduk Negara Tax Haven Country. (Wajib melampirkan Lampiran Khusus 3A, 3A-1, dan 3A-2 Buku Petunjuk Pengisian SPT )*
b. Tidak Ada Transaksi Dalam Hubungan Istimewa dan/atau Transaksi dengan Pihak yang Merupakan Penduduk Negara Tax Haven Country
17 SELAIN LAMPIRAN-LAMPIRAN 1771-I, 1771-II, 1771-III, 1771-IV, 1771-V, DAN 1771-VI BERSAMA INI DILAMPIRKAN PULA :
a. SURAT SETORAN PAJAK LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29
b. LAPORAN KEUANGAN
c. TRANSKRIP KUTIPAN ELEMEN-ELEMEN DARI LAPORAN KEUANGAN (Lampiran Khusus 8A-1 / 8A-2 / 8A-3 / 8A-4 / 8A-5 / 8A-6/ 8A-7/ 8A-8)*
d. DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL (Lampiran Khusus 1A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
e. PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL (Lampiran Khusus 2A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
f. DAFTAR FASILITAS PENANAMAN MODAL (Lampiran Khusus 4A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
g. DAFTAR CABANG UTAMA PERUSAHAAN (Lampiran Khusus 5A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
h. SURAT SETORAN PAJAK LEMBAR KE-3 PPh PASAL 26 AYAT (4) (Khusus bagi BUT)
i. PERHITUNGAN PPh PASAL 26 AYAT (4) (Khusus BUT) (Lampiran Khusus 6A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
j. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI (Lampiran Khusus 7A Buku Petunjuk Pengisian SPT)*
k. SURAT KUASA KHUSUS (Bila dikuasakan)
l. RINCIAN JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh FINAL PP 46/2013 PER MASA PAJAK DARI MASING-MASING TEMPAT USAHA
m.
n.
*Wajib Pajak dapat langsung mengunduh dari situs Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat http://www.pajak.go.id. atau mengambil di KPP/KP2KP terdekat.
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
N P W P : 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 0 0 NAMA WAJIB PAJAK : P T V V
• Nomor 1 untuk Perusahaan Dagang diisi pembelian barang dagangan, untuk perusahaan industri diisi pembelian bahan baku, bahan penolong dan barang jadi.
• Nomor 7 termasuk management fee, technical assistance fee, dan jasa lainnya
• Nomor 11 diisi dengan total biaya yang tidak tertampung dalam perincian 1 s.d. 10.
• Nomor 12 dan 13 untuk perusahaan dagang diisi total persediaan awal dan akhir barang dagangan, untuk perusahaan industri diisi total persediaan awal/akhir bahan baku/bahan penolong ditambah barang setengah jadi ditambah barang jadi.
D.1.1.32.54
NO. PERINCIAN HARGA POKOK PENJUALAN BIAYA USAHA LAINNYA
FOR
PERINCIAN HARGA POKOK PENJUALAN, BIAYA USAHA LAINNYA DAN BIAYA DARI LUAR USAHA SECARA KOMERSIAL
60
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapat dan setelah dilakukan analisis serta
observasi, maka untuk pengungkapan asset yang dilakukan oleh PT VV
penulis dapat berpendapat bahwa :
a. Harta atau asset yang belum pernah terlapor dalam SPT Tahunan
maupun SPT Masa dan SPT lainnya dapat dilaporkan dengan
menggunakan dua cara. Cara pertama yaitu dengan mengikuti
program pemerintah yakni Pengampunan Pajak. Atas surat pernyataan
yang dilaporkan maka wajib pajak harus menyertakan Uang Tebusan
yang dihitung dengan tarif berdasarkan UU. Cara kedua yaitu dengan
Pembetulan SPT. Pembetulan SPT dilakukan dengan hanya mengisi
formulir Pembetulan SPT Tahunan Badan di tahun 2015.
b. Pengaruh dari adanya kompensasi kerugian yang dimiliki oleh wajib
pajak apabila wajib pajak mengikuti Pengampunan Pajak maka
kompensasi tersebut akan dianggap hangus sehingga untuk tahun
setelah Pengampunan Pajak tidak ada lagi kompensasi kerugian yang
boleh diakui. Perlu diketahui, adanya kompensasi kerugian yang
dimiliki pada tahun tersebut penghasilan ataupun laba yang diperoleh
tidak dikenakan pajak. Tetapi karena tahun berikutnya setelah
pengampunan pajak kompensasi kerugian tidak diperbolehkan untuk
diakui, tahun pajak berikutnya atas laba yang diperoleh akan
dikenakan pajak sebagaimana mestinya. Kompensasi kerugian dapat
terus diakumulasi apabila wajib pajak hanya melakukan Pembetulan
SPT. Disisi lain, apabila wajib pajak tetap melakukan pembetulan SPT
pajak tersebut dijadikan prioritas utama pihak fiskus untuk dilakukan
pemeriksaan.
c. Pengaruh dari adanya kompensasi PPN Lebih Bayar yang dimiliki
oleh wajib pajak apabila mengungkap harta dengan Pengampunan
Pajak maka kompensasi juga akan hangus dan tidak boleh diakui
untuk masa pajak ataupun tahun pajak berikutnya. Kompensasi PPN
Lebih Bayar dapat terus dikompensasi atau juga dapat di restituai
apabila wajib pajak mengakui harta yang belum terlapor dengan
melakukan Pembetulan SPT. Adanya kompensasi Lebih Bayar PPN
yang dicantumkan karena membuat pembetulan SPT menyebabkan
wajib pajak ini menjadi sasaran utama pihak pajak sebagai objek
pemeriksaan.
d. Setelah dibandingkan dari kedua sisi, maka wajib pajak lebih baik
untuk tetap mengikuti program pengampunan pajak yang jauh lebih
aman untuk jangka panjang.W ajib pajak, yaitu PT VV memilih untuk
mengikuti program Pengampunan Pajak yang diselenggarakan oleh
pemerintah. Oleh karena itu, PT VV wajib mengikuti setiap prosedur
yang ada dalam UU Pengampunan Pajak. Prosedur utama setelah
mengikuti program dan membayar Uang Tebusan, maka PT VV wajib
melaporkan SPT untuk tahun berikutnya yaitu tahun 2016. Perbedaan
dari pelaporan SPT sebelumnya yaitu tidak adanya kompensasi
kerugian yang boleh diakui dalam SPT PPH Tahunan Badan dan juga
tidak adanya kompensasi kelebihan pembayaran pajak atas PPN pada
62
2. Saran
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan
saran yaitu:
a. PT VV wajib mempertimbangkan setiap keputusan yang akan diambil
yang berkaitan dengan perpajakan dengan Peraturan Perundangan yang
berlaku. Seperti kasus diatas, PT VV lebih baik memilih untuk
mengikuti Program Pengampunan Pajak untuk mengungkap harta
dibandingkan dengan melakukan Pembetulan SPT dengan menerima
konsekuensi hilangnya kompensasi kerugian dan kompensasi kelebihan
pembayaran pajak. Namun keputusan tersebut dapat membawa hasil
yang aman untuk kedepannya.
b. Hasil dari analisis yang telah disajikan penulis diharapkan mampu
membantu wajib pajak sebagai dasar untuk terus mempertimbangkan
keputusan yang diambil dalam hal perpajakan berdasarkan Peraturan
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun 2015. Diunduh dari https://www.kemenkeu.go.id/apbn2015 pada 2
September 2017
Metrotvnews. Kemenkeu Catat 134.511 WP DKI Jakarta Ikuti Amnesti Pajak. 2016. Diunduh dari
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2016/10/14/597722/kemenkeu-catat-134-511-wp-dki-jakarta-ikuti-amnesti-pajak
IPM Consultant. Tentang Pendirian KAP. ARHJ. 2010. Diunduh dari http://www.ipmsemarang.com/aboutus
Formulir SPT Tahunan Badan
http://www.pajak.go.id/mts_download_tree/page/48 pada Kamis, 11 Januari 2018
Suandy, E. 2008. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat
Muttaqin, Zainal. 2013. Tax Amnesty di Indonesia. Bandung: Refika Aditama
Mardiasmo. 2016. Perpajakan. Yogyakarta: ANDI
Abaz, Oyok Abuyamin bin H. 2014. Pilar-Pilar Perpajakan. Jakarta: Adoya
Mitra Sejahtera
Rusjdi, M. 2005. PPN & PPnBM Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah. Jakarta: INDEKS
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan Atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM)
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak