• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN PAKEM BERBANTUAN PERMAINAN PESAN BERANTAI BERPENGARUH TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBELAJARAN PAKEM BERBANTUAN PERMAINAN PESAN BERANTAI BERPENGARUH TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN PAKEM BERBANTUAN PERMAINAN PESAN

BERANTAI BERPENGARUH TERHADAP

HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Pande Putu Ary W1, Ni Nyoman Ganing2, I Wayan Rinda Suardika3

1,2,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: arypande92@gmail.com1, nyomanganing@yahoo.com2, suardikarinda @yahoo.co.id3.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar bahasa Indonesia antara siswa yang mengikuti pembelajaran PAKEM berbantuan permainan pesan berantai dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Mas kecamatan Ubud Gianyar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Kontrol Group Desain. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Gugus Mas Kecamatan Ubud Gianyar. Sampel diambil dengan teknik random sampling. Data yang dianalisis adalah hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang dikumpulkan melalui tes akhir (post test). Bentuk tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda yang terdiri dari 30 butir soal. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan uji beda mean (uji t). Dari hasil perhitungan uji-t diperoleh thitung = 6,323 untuk taraf signifikansi 5% dengan

db = (n1+n2)- 2 = 68 diperoleh ttabel = 2,000 sedangkan rata-rata hasil belajar bahasa

Indonesia siswa kelas V yang mengikuti pembelajaran PAKEM berbantuan permainan pesan berantai lebih besar dari siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (81,91>75,84). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar bahasa Indonesia antara siswa yang mengikuti pembelajaran PAKEM berbantuan permainan pesan berantai dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (thitung = 6,323 > ttabel=2,000). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran PAKEM berbantuan permainan pesan berantai berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar bahasa Indonesia Siswa kelas V SD Gugus Mas Kecamatan Ubud Gianyar.

Kata-kata kunci: PAKEM, dan hasil belajar bahasa Indonesia

.

Abstract

The goal of the research is to know the significant result of learning Indonesia language between student which attended grid assisted by using chain message play with student which anttended conventional learning at the elementary school student grade V cluster of Mas, Ubud, Gianyar. The research constitude quasi experimental research by design used is Nonequivalent Kontrol Group Desain. Population in this research are student grade V at the elementary school cluster of Mas, Ubud, Gianyar. The sample is taken by random sampling technique. The datas which is analized is the results of learning Indonesian language of students are gathered trough (post test). The form of the test is multiple choice which consist of 30 question item. Then the datas is analized by using mean difference test (t-test). From the calculation t-test obtainable tcount = 6,323 for

significant extent 5% with db = (n1+n2)- 2 = 68 obtainable ttable = 2,000 whereas on the

average of learning results to the students of the elementary school grade V who attended conventional learning (81,91 > 75,84). The research results of learning Indonesian language between students who attended grip learning assisted chain message play with students who attended conventional learning (tcount = 6,323 > ttable = 2,000). Thus it can be

(2)

learning result of Indonesian language at the elementary school students grade V cluster of Mas, Ubud, Gianyar.

Keywords : PAKEM, and results of learning Indonesian language.

PENDAHULUAN

Poerwardarminta (1997:250) dalam kamus umum bahasa Indonesia menyatakan, Pendidikan memiliki arti perbuatan, hal atau cara. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai cara atau perbuatan mendidik. Pendidikan memiliki peranan penting dalam membangun masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis.

Menurut Rifa’i (2011:55) ”pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang terkait dengan proses pemeradaban, pemberdayaan manusia, dan pendewasaan manusia”. Pendidikan diharapkan dapat memanusiakan manusia serta dapat memberdayakan manusia sehingga menjadi manusia yang memiliki pribadi serta skill yang kuat. Bangsa Indonesia tentunya berharap agar nantinya pendidikan tersebut bisa menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu, guna membangun Indonesia yang baik dimasa depan.

Demi menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu maka pemerintah Indonesia telah melakukan wajib belajar 9 tahun bagi warga negara Indonesia, selain mendapat pendidikan di keluarga secara informal, seseorang perlu mendapat pendidikan secara formal di sekolah untuk mendidik pribadi serta prilaku seseorang. Di sekolah siswa berinteraksi dengan guru beserta bahan-bahan pendidikan dan pengajaran, teman-teman peserta didik lainnya, serta pegawai-pegawai tata usaha. Dengan mengikuti pendidikan formal maka terbentuklah kepribadian untuk tekun dan rajin belajar disertai keinginan untuk meraih cita-cita akademis yang setinggi tingginya.

Dalam berinteraksi tersebut erat kaitannya dengan bahasa Indonesia, selain bahasa Indonesia sebagai alat dalam berkomunikasi, bahasa Indonesia juga sebagai bahasa nasional dan sebagai

bahasa negara ditinjau dari segi ilmu linguistik. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Sedangkan dalam Undang – Undang Dasar 1945 Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara telah tercantum sesuai dengan hukum dalam Bab XV Pasal 36 Undang – Undang Dasar 1945 yang berbunyi Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia. Dengan kedudukan tersebut, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa oengantar di lembaga-lembaga pendidikan, sebagai lambang kebanggaan nasional, sebagai alat penyatu berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa, sebagai alat pengembang kebudayaan, IPTEK, serta sebagai alat perhubungan dalam kepentingan pemerintah dan kenegaraan.

Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional seseorang dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajarai semua bidang studi. Berkaitan dengan bahasa Indonesia banyak orang menyepelekan pelajaran bahasa Indonesia, ini dikarenakan mereka setiap hari menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi jadi bahasa Indonesia tersebut terlihat mudah. Hal yang berbeda terjadi didalam pendidikan itu sendiri jika bahasa Indonesia tersebut semakin ditelusuri maka semakin luas yang harus dipelajari dan dikuasai. Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.

Menurut Dibia,dkk (2007:9), “Pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya tidak disajikan secara terpisah-pisah artinya pembelajaran bahasa Indonesia harus disajikan secara terpadu dan terintegrasi dalam kegiatan real siswa sehari-hari”. Selain itu, pembelajaran

(3)

bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Dari semua uraian di atas, jelas bahwa bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.

Sejalan dengan hal tersebut, Dibia, dkk (2007:10) pengajaran bahasa adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun secara tertulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia.

Dalam era globalisasi serta perkembangan teknologi seperti sekarang, dalam hal berkomunikasi tidak hanya ditekankan kepada aspek berbicara saja, tetapi semua aspek di dalam berkomunikasi itu sendiri, seperti kemampuan mendengar, kemampuan menjawab, cara dalam berkomunikasi, kemampuan memahami kata – kata, dan kemampuan menuangkan gagasan atau ide.

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD mempunyai beberapa tujuan salah satunya adalah agar siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, memiliki disiplin dalam berbahasa (Dibia, 2007:11). Dalam hal ini yang dimaksud adalah hasil belajar bahasa Indonesia yang diharapkan mencapai standar ataupun melebihi standar ketuntasan minimal. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia hasil belajar yang diukur mencakup 4 keterampilan dalam berbahasa mulai dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan hasil belajar. Seharusnya peningkatan hasil belajar ini dapat tercapai, namun kenyataannya hasil belajar siswa masih kurang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 2 Januari 2013 di SD Gugus Mas Kecamatan Ubud Gianyar

yaitu pada siswa kelas V, terdapat permasalahan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Ini terlihat dari hasil belajarar bahasa Indonesia siswa sebelumnya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa dikatakan tuntas jika bila memenuhi KKM yaitu sebesar 75.

Setelah ditelusuri penyebab dari masalah ini adalah pembelajaran yang diterapkan guru di kelas. Hal ini disebabkan siswa belum memahami isi pelajaran yang disampaikan oleh guru, kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama ilmu pengetahuan, siswa lebih diposisikan sebagai objek sehingga siswa tidak memiliki kebebasan dan keleluasaan untuk membangun pengetahuannya sendiri, kemudian pemberian tugas dan ceramah masih menjadi pilihan utama metode belajar.

Demi mencapai hasil belajar yang maksimal tidak hanya berkaitan dengan siswa saja, diperlukan perubahan strategi serta metode guru dalam proses belajar serta gaya belajar yang dimiliki peserta didik melihat bahwa pelajaran bahasa Indonesia sangat penting. Selain itu Bahasa Indonesia sebagai disiplin ilmu yang perlu dikuasai dan dipahami dengan baik oleh segenap lapisan masyarakat, terutama siswa sekolah formal khususnya siswa SD, karena pendidikan bahasa Indonesia sebagai bagian integral kurikulum nasional memiliki peran penting dan stategis dalam membentuk kualitas SDM Indonesia yang lebih baik.

Untuk membentuk kualitas SDM yang baik guru mempunyai tugas yang berat dalam pengajaran karena memiliki tujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu guru harus memiliki gaya yang bervariasi dalam mengajar, guru juga harus menyesuaikan strategi mengajar dengan karakteristik siswa.

Latar belakang ini didukung oleh Cempaka (2011) bahwa PAKEM dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV semester I tahun pelajaran 2011/2012 di sekolah dasar No. 1 Banjar Tegal kecamatan Buleleng.

Selain itu pembelajaran yang dipilih harus disesuaikan dengan karakteristik

(4)

mata pelajaran Bahasa Indonesia dan kondisi siswa yang dihadapi. Pembelajaran yang dipilih adalah PAKEM. Mengapa PAKEM ini dikarenakan PAKEM lebih memungkinkan siswa dan guru sama-sama terlibat dalam pembelajaran. PAKEM lebih memungkinkan guru dan siswa berbuat kreatif bersama.

Guru mengupayakan segala cara secara kreatif untuk melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu siswa juga didorong agar kreatif dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru, materi pelajaran dan segala alat bantu belajar, sehingga hasil pembelajaran dapat meningkat.

Menurut Cempaka, (2011:18) “PAKEM adalah sebuah istilah untuk menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan”. Hal ini dikarenakan pembelajaran ini mengajak untuk lebih

mengaktifkan siswa dalam

mengembangkan kreatifitasnya sehingga pembelajaran efektif berlangsung dalam suasana yang menyenangkan.

Jauhar (2011:1) menyatakan, PAKEM menggunakan prinsip – prinsip pembelajaran berbasis kompetensi, pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PAKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan tertuju pada bagaimana cara (1) pengorganisasian meteri pembelajaran, (2) menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, (3) mengelola pembelajaran yang mengajak siswa untuk lebih mengaktifkan diri dalam berkreatifitas dalam situasi yang menyenangkan.

Pembelajaran aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Perlu ditekankan bahwa keaktifan siswa tersebut tidak hanya keterlibatan fisik, tetapi yang utama adalah keterlibatan mental,

khususnya keterlibatan intelektual – emosional.

Dalam pembelajaran yang aktif, siswa tidak terbebani secara perseorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam belajar, tetapi mereka dapat saling bertanya dan berdiskusi sehingga beban belajar bagi mereka berkurang.

Guru dalam pembelajaran aktif memposisikan diri sebagai seorang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif.

Kreatif yang dimaksud dalam pembelajaran ini adalah membentuk siswa menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain atau dapat juga dikatakan kreatif adalah kemampuan siswa dalam menghasilkan sebuah kegiatan atau aktifitas yang baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya yang baru.

Dalam pembelajaran dikatakan pembelajaran kreatif lebih menekankan pada pengembangan kreatifitas siswa, baik berupa pengembangan kemampuan berimajinasi dan daya kreasi ataupun kemampuan mengembangkan berfikir kreatif.

Pembelajaran efektif juga menekankan terhadap keaktifan siswa. Pembelajaran efektif akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi siswa. Lebih dari itu pembelajaran efektif menekankan bagaimana agar siswa mampu belajar dengan cara belajarnya sendiri.

Pembelajaran yang menyenangkan (joyful) bukan hanya sekedar pembelajaran yang berisi banyak lelucon, banyak bernyanyi, atau tepuk tangan yang meriah. Jauhar (2011:164) Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat dinikmati siswa, siswa merasa aman, nyaman, dan asik. Pada pembelajaran menyenangkan diharapkan siswa berani bertanya, berani mengungkapkan ide/gagasan diri sendiri dan orang lain tanpa takut merasa salah, tanpa takut akan dihukum oleh guru, dan tanpa takut ditertawakan oleh teman – temannya.

(5)

Berdasarkan permasalah tersebut, maka pada penelitian ini dicoba menerapkan pembelajaran PAKEM dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan melaksanakan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pembelajaran PAKEM Berbantuan Permainan Pesan Berantai Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Gugus Mas Kecamatan Ubud Gianyar Gianyar.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SD Gugus Mas Kecamatan Ubud Gianyar Gianyar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia antara siswa yang diajar menggunakan pembelajaran PAKEM berbantuan permainan pesan berantai dengan hasil belajar bahasa Indonesia dengan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Mas Kecamatan Ubud Gianyar Gianyar, dengan memanipulasi variabel bebas yaitu pembelajaran PAKEM, dan variabel terikat yaitu hasil belajar bahasa Indonesia yang tidak dapat dikontrol secara ketat sehingga jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental).

Menurut Wirartha (2006:175), menyatakan eksperimen semu bertujuan bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Metode penelitian ini adalah eksperimen, karena penelitian ini melakukan perlakuan atau manipulasi variabel. Perlakuan yang dilakukan terhadap variabel bebas dilihat hasilnya pada variabel terikatnya. Menurut Wirartha (2006:171), “Penelitian ekpserimen adalah penelitian yang bertujuan meramalkan hal-hal yang akan terjadi bila variabel-variabel tertentu dikontrol atau dimanipulasi sedemikian rupa untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel tersebut,

atau untuk menemukan efektivitas salah satu variabel tersebut.” Dalam penelitian eksperimen diperlukan aturan-aturan tertentu dalam melaksanakannya.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Desain, ini karena peneliti ingin mengetahui perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia yaitu antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, bukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia kedua kelompok. Sehingga rancangan penelitian ini hanya memperhitungkan skor post test saja yang dilakukan pada akhir penelitian atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan skor pretest.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus Mas Kecamatan Ubud Gianyar yang terdiri dari 8 SD dan 8 kelas yang berjumlah 249 orang siswa dan seluruh sekolah tersebut terdistribusi ke dalam sekolah-sekolah yang setara secara akademik. Dikatakan setara karena dalam pengelompokan siswa ke dalam kelas-kelas tersebut disebar secara merata antara siswa yang memiliki kemampuan rendah, sedang dan tinggi dilihat dari nilai rapot masing-masing siswa. Hal ini berarti tidak terdapat kelas unggulan maupun non unggulan. Jadi anggota populasi dalam penelitian ini sebanyak delapan kelas. Ke delapan kelas memiliki kemampuan relatif sama, karena kelas tidak dirangking.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling, tetapi yang dirandom adalah kelas. Untuk mendapatkan sampel dilakukan random pada populasi sehingga diperoleh sampel yaitu SD Negeri 3 Mas dan SD Negeri 6 Mas.

Selanjutnya, untuk menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan random dengan teknik undian. Berdasarkan teknik random sampling yang telah dilakukan kelas V SD Negeri3 Mas yang berjumlah 33 orang siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas V SD Negeri 6 Mas yang berjumlah 37 orang sebagai kelas kontrol.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pembelajaran PAKEM berbantuan Permainan Pesan Berantai yang dikenakan

(6)

pada kelompok eksperimen sedangkan model pembelajaran konvensional dikenakan pada kelompok control. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil belajar bahasa Indonesia.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode tes . Dalam melaksanakan metode tes digunakan instrumen pengumpulan data. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan test hasil belajar bahasa Indonesia adalah melalui tes hasil belajar.

Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda berjumlah 40 butir soal. Dalam pilihan ganda ini terdapat empat pilihan alternatif jawaban yaitu (alternatif a, b, c, dan d).

Setiap item jawaban yang benar akan diberi nilai atau skor 1 dan bila salah diberi skor 0. Skor setiap jawaban kemudian dijumlahkan dan jumlah tersebut merupakan skor variabel hasil belajar pembelajaran Bahasa Indonesia.

Rentangan skor tersebut adalah 0-100. Skor seratus merupakan skor maksimal tes hasil belajar pembelajaran bahasa Indonesia dan skor nol merupakan minimal ideal.

Dari 40 soal pilihan ganda yang diuji cobakan hanya 30 soal yang memenuhi validitas butir secara empirik. Dari 30 soal yang dinyatakan valid maka diperoleh

r

11 = 0,599 > 0,70 artinya bahwa soal tes pilihan ganda pada penelitian ini tergolong reliabel dengan kriteria derajat reliabilitas sedang.

Dari analisis uji daya beda Terdapat 12 butir soal dengan kriteria Kurang baik,7 butir soal dengan kriteria cukup baik, 4 butir soal dengan criteria baik dan terdapat 7 butir soal dengan kriteria sangat baik.

Dari analisis tingkat kesukaran Sesuai klasifikasi di atas dan analisis yang dilakukan terdapat 3 butir soal yang termasuk dalam kriteria sukar, 17 butir soal yang termasuk dalam kriteria sedang dan 10 butir soal yang termasuk dalam kriteria mudah.

Data tentang nilai akhir merupakan penggabungan antara nilai keterampilan berbahasa dengan nilai post test. Uji prasyarat data yang digunakan adalah uji normalitas sebaran data dengan analisis

chi-khuadrat, uji homogenitas varian menggunakan uji-F, dan uji hipotesis menggunakan uji beda mean (Uji-t) polled varian.

Dalam proses analisis data menggunakan bantuan program pengolah angka Microsoft Office Excel 2007.

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil setelah perhitungan diperoleh rata-rata nilai akhir hasil belajar bahasa Indonesia dalam pembelajaran bahasa Indonesia dari penggabungan nilai post test dengan rubrik keterampilan berbahasa, untuk kelompok eksperimen melalui pembelajaran PAKEM adalah adalah 81.91 dengan varian sebesar 17,38 dan standar deviasi 4,17.

Sedangkan rata-rata nilai akhir hasil belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia dari penggabungan nilai post test dengan rubrik keterampilan berbahasa, untuk kelompok kontrol melalui pembelajaran konvensional adalah 75,84 dengan varian sebesar 14,94 dan standar deviasi 3,86.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen melalui metode pembelajaran PAKEM memiliki rata-rata akhir hasil belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varian.

Uji normalitas data dilakukan pada dua kelompok, meliputi data kelompok eksperimen melalui pembelajaran PAKEM dan data kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional. Uji ini dilakukan untuk mengetahui sebaran data nilai akhir hasil belajar yaitu penggabungan nilai rubrik keterampilan berbahasa dengan nilai post test.

Yang digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji normalitas dianalisis dengan chi-khuadrat. (

2) pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk)=(k-1). taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (db) = 5 diperoleh X2tabel =

(7)

X2(0,05,5) = 11,07, karena X2hit <X2tab maka Ha diterima (gagal ditolak), Ini berarti sebaran data nilai akhir kelompok eksperimen berdistribusi normal.

Ini berarti sebaran data nilai akhir kelas V SD Negeri 3 Mas (kelompok eksperimen) berdistribusi normal. taraf signifikan 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (db) = 5 diperoleh X2tabel = X2(0,05,5) = 11,07, karena X2hit <X2tab maka Ha diterima (gagal ditolak), Ini berarti sebaran data nilai akhir kelompok kontrol berdistribusi normal.

Ini berarti sebaran data nilai akhir kelas V SD Negeri 6 Mas (kelompok kontrol) berdistribusi normal.

Uji homogenitas varians ini dilakukan berdasarkan data nilai akhir hasil belajar bahasa Indonesia dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang terdiri dari data kelompok eksperimen (model pembelajaran PAKEM) dan data kelompok kontrol (pembelajaran konvensional).

Jumlah siswa kelompok eksperimen adalah 33 orang siswa dan jumlah siswa kelompok kontrol adalah 37 orang siswa. uji homogenitas varians menggunakan uji-F.

Kriteria pengujian untuk mengetahui data yang mempunyai varians yang homogen yaitu, jika ( 1, 1)

2

1 

n n

hitung F

F

maka sampel tidak homogen dan jika

) 1 , 1 (12  n n hitung F F  maka sampel homogen.

Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1–1 (33-1=32) dan derajat kebebasan untuk penyebut n2–1 (37-1=36).

Hasil uji homogenitas varians menunjukkan hasil bahwa Fhitung<Ftabel. Ini berarti bahwa varians data nilai akhir kelompok eksperimen dan data nilai akhir kelompok kontrol adalah homogen.

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda mean (uji-t) polled varians dengan kriteria pengujian adalah Hoditolak jika thitungt(1),

dimana t(1)didapat dari tabel distribusi t

pada taraf signifikan (

) 5% dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2 - 2) dan Ha ditolak jika thitungt(1).

(8)

Tabel 1. Tabel Uji Hipotesis

Sampel Varians n dk thitung ttabel Simpulan Kelompok

eksperimen

Kelompok kontrol 68 6,323 2,000 Ha=diterima

17,38 32

14,94 36

Berdasarkan Tabel 1, diperoleh thitung sebesar 6.323. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan dk=68 diperoleh batas penolakan hipotesis nol sebesar 2,000. Berarti thitung lebih besar dari pada ttabel yaitu 6,323>2,000.

Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan ” Tidak Terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia antara siswa yang diajar menggunakan pembelajaran PAKEM berbantuan permainan pesan berantai dengan hasil belajar bahasa Indonesia dengan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Mas Kecamatan Ubud Gianyar.”, ditolak dan Ha yang menyatakan ” Terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia antara siswa yang diajar menggunakan pembelajaran PAKEM berbantuan permainan pesan berantai dengan hasil belajar bahasa Indonesia dengan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Mas Kecamatan Ubud Gianyar Gianyar

Pada bagian ini dipaparkan pembahasan hasil penelitian dan pengujian hipotesis. Deskripsi umum hasil analisis pada penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia antara siswa yang mengikuti metode pembelajaran PAKEM berbantuan permainan pesan berantai dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Mas Kecamatan Ubud Gianyar.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa yang mengikuti metode pembelajaran PAKEM berbantuan permainan pesan berantailebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.

Diperoleh thitung sebesar 6.323. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan dk=68 diperoleh batas penolakan hipotesis nol sebesar 2,000. Berarti thitung lebih besar dari pada ttabel yaitu 6,323>2,000. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran PAKEM terbukti lebih baik dan mampu meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Pembelajaran PAKEM mampu melibatkan kehidupan nyata siswa dalam pembelajarannnya. Pembelajaran PAKEM mendorong siswa untuk lebih aktif, mau mengembangkan kreatifitas di dalam dirinya serta tidak merasa takut untuk mengemukakan pendapat di dalam kelas. PAKEM merupakan pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Mengapa PAKEM ini dikarenakan pembelajaran ini guru mengajak siswa untuk lebih aktif, mengembangkan kreatifitas yang dimiliki oleh siswa untuk mengerjakan kegiatan yang beragam guna mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman siswa dengan poenekanan belajar sambil berkerja tetapi berlangsung dalam suasana yang menyenangkan sehingga proses pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student centre).

Hal tersebut didukung oleh penelitian Cempaka (2011:73) dikatakan bahwa penerapan pendekatan PAKEM dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV semester I tahun pelajaran 2011/2012 di sekolah dasar No. 1 Banjar Tegal kecamatan Buleleng.

Dalam pembelajaran siswa bisa menggali pengetahuannya sendiri, mampu berfikir kreatif, sehingga nantinya berdampak pada hasil belajar siswa.

Terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia antara siswa yang diajar menggunakan pembelajaran PAKEM berbantuan permainan pesan berantai

(9)

dengan hasil belajar bahasa Indonesia dengan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Mas Kecamatan Ubud Gianyar.

Dalam pembelajaran PAKEM proses dan hasil sama-sama penting. Pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru melainkan pada siswa, sehingga siswa sendiri yang aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri.

Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang lebih menekankan kepada hasil.Selain itu, pembelajaran berpusat pada guru, sehingga siswa cenderung pasif dan hanya menunggu informasi yang disampaikan guru. Selain itu dalam pembelajaran konvensional guru adalah sebagai sumber ilmu pengetahuan.

Pembelajaran konvensional tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif mencari, menemukan sekaligus menentukan jalan keluar dari masalah yang ditemui.Pengalaman yang dimiliki siswa serta lingkungan sekitar siswa tidak dikaitkan ke dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, pemahaman siswa akanpembelajaran bahasa Indonesia akan lemah. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Hal tersebut menyebabkan hasil belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa pada kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional, lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen yang mengikuti metode pembelajran PAKEM.

SIMPULAN DAN SARAN

Rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia yang mengikuti pembelajaran PAKEM berbantuan permainan pesan berantaipada siswa kelas V SD Negeri 3 Mas sebagai kelompok eksperimen sebesar 81,91.

Rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia yang mengikuti pembelajaran

konvensional pada siswa kelas V SD Negeri 6 Mas sebagai kelompok kontrol sebesar 75,84.

Dari perhitungan uji-t pada bab sebelumnya, diperoleh ttabel sebesar 2,000 dan thitung sebesar 6,323. Kedua nilai tersebut dibandingkan maka diperoleh thitung>ttabel (6,323>2,000).

Dari perbandingan ini maka hipotesis observasi ditolak dan hipotesis alternatif diterima, yang artinya berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar bahasa antara siswa yang mengikuti pembelajaran PAKEM berbantuan permainan pesan berantai dengan hasil belajar bahasa Indonesia dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Mas Kecamatan Ubud Gianyar.

Hal ini menyimpulkan bahwa adanya PAKEM berbantuan permainan pesan berantai terhadap proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Gugus Mas Kecamatan Ubud Gianyar. Kemudian kepada para calon guru agar nantinya mammpu menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Saran kepada guru hendaknya

menerapkan pembelajaran PAKEM dalam

proses pembelajaran karena mampu

melibatkan kehidupan nyata siswa dalam pembelajarannnya. Pembelajaran PAKEM mendorong siswa untuk lebih aktif, mau mengembangkan kreatifitas di dalam dirinya

serta tidak merasa takut untuk

mengemukakan pendapat di dalam kelas.

Siswa hendaknya lebih aktif selama pembelajaran dan tidak takut atau malu dalam mengeluarkan gagasan maupun pendapat untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada materi bahasa Indonesia saja, sehingga untuk mengetahui kemungkinan hasil yang berbeda pada materi atau mata pelajaran lainnya, peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang sejenis pada materi atau mata pelajaran yang lain.

(10)

DAFTAR RUJUKAN

Asmani, Jamal. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ). Jogjakarta: DIVA Press.

Cempaka, Ria. 2011. Penerapan Pendekatan PAKEM Berbantuan Media Visual Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 Di Sekolah Dasar NO. 1 Banjar Tegal Kecamatan Bulelenmg. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas pendidikan Ganesha.

Dibia, Dkk. 2007. Pendidikan bahasa Indonesia 2. Singaraja: Undiksha. Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi

PAIKEM. Jakarta: Prestasi Pustaka. Hamzah. 2011. Belajar Dengan

Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.(diakses tanggal 10 Januari 2012).

Kemendiknas. 2006. Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.

Poerwadarminta. 2001. KAMUS UMUM BAHASA INDONESIA. Jakarta balai Pustaka.

Rifa”i, Muhammad. 2011. Sosiologi Pendidikan. Jogjakarta : AR-RUZZ Media.

Sri. 2012. “Metode Pembelajaran Artikulasi”.Tersedia pada http://indah-mozaeq.blogspot.com/2012/01/metod e-pembelajaran-artikulasi.html (diakses tanggal 12 Januari 2013). Sugiyono. 2009. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

.

Wirartha, I Made. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V

(11)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Terdapat korelasi antara dengan Jumlah Helicobacter pylori dengan jumlah sel radang kronis pada mukosa gaster bagian antrum karena didapatkan hasil p &lt; 0.05 (p = 0.00)

ROYKHATUL MUFIDAH NIM.. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa pada mata

Yayasan, orang tua, maupun tutor baiknya memberikan model pembelajaran yang bervariasi dan tepat ter- hadap anak home schooling tersebut, karena pada pendekatan personal, anak

Hasil Penelitian menunjukan; (1) Kinerja perbankan BRI pada aspek permodalan dan aspek kualitas manajemen berada dalam kategori sehat; aspek rentabilitas dan aspek

Prosesi pernikahan masyarakat Kudus nonsamin pada umumnya yang membedakan dengan warga Samin Kudus berupa jika warga Samin tanpa pengeras suara, tanpa musik pengiring acara,

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Perencanaan dan

bahwa sebagai pelaksanakan Pasal 89 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa , maka perlu menetapkan Peraturan Bupati