• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 1

2.1 Visi dan Misi Sanitasi

2.1.1. Visi Sanitasi Kabupaten Muna

Dalam penetapan Visi Sanitasi Kabupaten Muna tak lepas dari Visi dan Misi Kabupaten Muna yang telah tertuang dalam RPJMD Kabupaten Muna 2010-2015. Visi dan Misi Kabupaten Muna tersebut merupakan penjabaran dari kehendak yang ingin dicapai oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Muna dalam kurun waktu 2010-2015 serta berdasarkan kondisi dan potensi Sumber Daya dan memperhatikan isu-isu strategis pembangunan yang akan menjadi tantangan pembangunan Kabupaten Muna dalam waktu 5 tahun ke depan. Dalam RPJMD Kabupaten Muna 2010-2015, Visi Kabupaten Muna yang ditetapkan adalah 2015 adalah: “Terwujudnya Masyarakat Muna yang Maju dan Sehat 2015”.

Maju dimaksudkan untuk mewujudkan pertumbuhan perekonomian Kabupaten Muna dengan akselerasi yang lebih dinamis, berkesinambungan, dan terdepan di Sulawesi Tenggara dan didukung oleh sendi-sendi kemandirian lokal yang kokoh dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat, berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran, dan meningkatnya peran dunia usaha dalam pengelolaan sumber daya alam.

Sehat dimaksudkan untuk : (1) mewujudkanpenyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa; (2) mewujudkan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya/ kearifan lokal serta mampu berkerja keras, cerdas, dan ikhlas; dan (3) mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip pro poor, pro job, dan pro growth.

Sedangkan Misi Kabupaten Muna 2010-2015 yang telah ditetapkan berdasarkan visi tersebut adalah :

1. Mewujudkan Perekonomian yang Maju; dimaksudkan untuk memajukan perekonomian Kabupaten Muna dimana desa memiliki kelompok usaha yang maju dan mandiri dan

BAB II

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

(2)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 2 kecamatan memiliki produk unggulan yang memiliki dan mampu menjamin pasar, sentra-sentra produksi perikanan menjadi mata rantai produksi yang terintegrasi dalam kawasan minapolitan, dan Muna menjadi tujuan utama investasi di Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Mewujudkan masyarakat yang sehat; dimaksudkan untuk menciptakan seluruh desa menjadi Desa Siaga, Rumah sakit, Puskesmas serta jaringannya memenuhi standar mutu serta mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat sehingga masyarakat Muna menjadi Keluarga yang cukup gizi dan ikut KB. Dengan sehat masyarakatnya sehingga anak usia sekolah dapat menyelesaikan pendidikan SLTA yang memiliki keterampilan dan berbudaya, dan masyarakat usia produktif menjadi tenaga kerja produktif dan bebas buta aksara sehingga mampu menjadikan pemuda dan pemudi Muna meraih prestasi di bidang olah raga, sosial budaya dan iptek.

3. Mewujudkan pembangunan yang sehat; dimaksudkan untuk menciptakan pelaksanaan pembangunan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan sesuai RTRW dan Kawasan pemukiman yang memiliki tranportasi dan infrastruktur dasar yang memenuhi syarat serta seluruh sentra produksi memiliki akses transportasi, air, listrik, telekomunikasi dan sanitasi yang handal.

4. Mewujudkan pemerintahan yang sehat; dimaksudkan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang dilaksanakan secara terintegrasi dan tepat waktu berdasarkan data yang akurat dan terkini, serta pelayanan publik terintegrasi secara online dan memenuhi standar pelayanan prima dan menjangkau seluruh masyarakat dengan didukung seluruh desa menerapkan sistem pemerintahan desa yang tertib dan akuntabel dan seluruh SKPD memiliki sumber daya aparatur kompeten sehingga masyarakat memiliki kepastian hukum dalam melaksanakan aktivitasnya secara tertib dan harmonis.

Oleh karena itu maka Visi Sanitasi Kabupaten Muna dapat dirumuskan berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Muna diatas. Pada Visi Kabupaten Muna terdapat kata yang sangat relevan dengan istilah sanitasi yang bermuara pada terwujudnya masyarakat yang sehat. Pernyataan Masyarakat Muna yang Maju dan Sehat 2015 merupakan pernyataan yang memiliki korelasi dengan maksud dan tujuan pembangunan sanitasi. Untuk Misi sanitasi sendiri ditetapkan berdasarkan tiap sub sektor yaitu sub sektor air limbah, sub sektor persampahan, sub sektor air bersih dan sub sektor drainase. Visi dan Misi sanitasi Kabupaten Muna dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.

(3)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 3 Tabel 2.1. Visi dan Misi Kabupaten Muna, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Muna

Visi Kabupaten

Muna

Misi Kabupaten

Muna Kabupaten Muna Visi Sanitasi Misi Sanitasi Kabupaten Muna

Terwujudya masyarakat Muna Maju dan sehat 2015 1. Mewujudkan Perekonomian yang maju 2. Mewujudkan masyarakat yang sehat 3. Mewujudkan pembangunan yang sehat 4. Mewujudkan pemerintahan yang sehat Terwujudnya system sanitasi Kabupaten Muna yang memadai

menuju masyarakat

Muna Yang Maju dan Sehat

Misi Sub Sektor Air Limbah

1. Meningkatkan akses pelayanan air limbah melalui pembangunan infrastruktur pendukung pengelolaan air limbah

2. Meningkatkan akses layanan air limbah untuk MBR dan wilayah padat dan kumuh

3. Merumuskan PERDA tentang air limbah dan retribusinya

4. Menyiapkan kelembagaan pengelolaan air limbah 5. Meningkatkan peran stakeholder terkait dan swasta

dalam pengeleloaan air limbah domestik

6. Meningkatkan peran media dalam mensosialisasikan pengelolaan air limbah domestik

Misi Sub Sektor Persampahan

1. Meningkatkan pelayanan dan menyiapkan sarana prasarana untuk wilayah yang memiliki resiko persampahan

2. Meningkatkan operasional dan pemeliharaan infrastruktur persampahan

3. Meningkatkan system pengelolaan TPA Lakauduma menjadi Sanitary Landfill

4. Meningkatkan peran serta masyarakat (kader peduli) dan swasta dalam penelolaan persampahan

5. Merumuskan PERDA tentang pengelolaan

persampahan di Kabupaten Muna

6. Peningkatan peran media dalam mensosialisasikan pengelolaan persampahan

Misi Sub Sektor Drainase

1. Meningkatkan kwalitas jaringan drainase dan penambahan jaringan drainase

2. Mengurangi daerah dengan khususnya pada daerah produktif

(4)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 4 drainase eksisting

4. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan drainase lingkungan

5. Merumuskan PERDA tentang pengelolaan

drainase

6. Meningkatkan peran media dalam

mensosialisasikan pengelolaan drainase

Misi Sum Sektor Prohisan

1. Meningkatkan Promosi hygiene dan sanitasi di sektor rumah tangga

2. Meningkatkan kesadaran dan kemampuan

masyarakat dalam promosi dan kampaye hygiene dan sanitasi.

3. Mendorong penyusunan Stantar Operasional Pruduk (SOP) dan PERDA Prohisan

4. Menigkatkan kemandirian berprilaku hidup sehat dari tatanan sekilah, rumah tangga dan pemerintahan

5. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran

masyarakat tentang hidup sehat melalui media lokal

6. Meningkatkan ketersediaan pendanaan sub sektor Prohisan.

Sumber : Dokumen RPJMD Kab. Muna (2010) dan Kesepakatan Tim (2013)

2.2. Tahapan Pengembangan Sanitasi

Dalam pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna mempertimbangkan beberapa faktor diantara :

1. Faktor pengelolaan (peraturan, pengelolaan kelembagaan, pengaturan O & M, dan kepemilikan aset.

2. Faktor fisik wilayah (kepadatan penduduk, pemanfataan lahan dan topografi)

3. Faktor keuangan dan pendanaan (kapasitas fiskal, dukungan dan mekanisme pendanaan). Faktor-faktor tersebut diatas saling mempengaruhi dalam rangka sukses atau tidaknya pengembangan sanitasi pada suatu wilayah termasuk di Kabupaten Muna. Dalam pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna dilakukan secara bertahap yaitu jangka pendek (1-2 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka panjang (10-15 tahun).

(5)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 5

2.2.1. Pengembangan Sanitasi Jangka Pendek

Dalam jangka pendek pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna diarahkan pada pembenahan infrastruktur yang terkait dengan sanitasi yaitu drainase, air bersih, air limbah dan persampahan. Pembenahan tersebut meliputi perbaikan jaringan dan fasilitas eksisting yang teah terbangun sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal. Selain itu dalm jangka pendek ini, pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna diarahkan pada upaya meningkatkan status Kabupaten Muna dalam hal kebersihan melalui target pencapaian predikat peraih Adipura. Upaya untuk mencapai predikat tersebut dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas sanitasi yang telah ada serta pembenahan pada aspek pelayanan kesanitasian bagi segenap komponen masyarakat khususnya pada fasilitas publik, fasilitas pemerintahan dan kawasan permukiman penduduk.

2.2.2. Pengembangan Sanitasi Jangka Menengah

Dalam jangka menengah pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna diarahkan pada upaya mewujudkan Misi Sehat Masyarakat dan Misi Sehat Pembangunan sebagaimana yang telah tertuang dalam RPJMD Kabupaten Muna. Misi tersebut menekankan pada peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan serta peningkatan akses dan kualitas Infrastruktur dasar wilayah pada semua kawasan pemukiman, pemantapan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kehendak dari misi tersebut sangat berkorelasi terhadap program pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna. Oleh karena itu maka arahan pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna pada jangka menengah adalah peningkatan akses dan kualitas infrastruktur sanitasi (air limbah, drainase, air bersih dan persampahan) pada kawasan permukiman) guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

2.2.3. Pengembangan Sanitasi Jangka Panjang

Pengembangan sanitasi secara jangka panjang di Kabupaten Muna diarahkan pada terwujudnya masyarakat Kabupaten Muna yang memiliki kemampuan dalam hal kemandirian untuk mengatasi masalah sanitasi dan memiliki kemampuan dalam pengelolaan sektor sanitasi guna menopang pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Muna. Pada tahap ini peran pemerintah daerah lebih bersifat sebagai fasilitator dan regulator dalam pengelolaan sanitasi. Hal-hal yang berkaitan dengan penyelesaian masalah sanitasi lebih banyak/dominan diselesaikan oleh masyarakat secara mandiri. Selain itu secara jangka menengah pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna lebih ditekankan pada optimalisasi jaringan infrastruktur sanitasi yang telah terbangun melalui reempowering lembaga/lembaga pengelola infrastruktur keseanitasian agar mampu mengelola fasilitas yang telah terbangun secara maksimal. Hal lain yang juga menjadi

concern secara jangka menengah adalah pertumbuhan nol (Zero Growth) masalah-masalah kesehatan di Kabupaten Muna yang berkaitan dengan sektor sanitasi seperti Diare, Malaria, DBD dan lain-lain.

Secara lengkap tahapan pengembangan sanitasi di Kabupaten Muna dapat dilihat pada peta-peta berikut ini yang pengembangannya berdasarkan tiap sub sektor sanitasi yatu sub sektor air limbah domsetik, sub sektor persampahan dan sub sektor drainase. Pemetaan ini beradasarkan data-data yang diinput pada instrumen 1 SSK yang bersumber dari area beresiko pada Buku Putih Sanitasi Kabupaten Muna, data Badan Pusat Statistik Kabupaten Muna serta data-data lainnya yang telah terverifikasi keabsahannya. Data-data yang telah diinput pada

(6)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 6 instrumen tersebut selanjutnya akan direlianasikan pada peta per sub sektor diatas. Berikut Peta tahapan pengembangan air limbah di Kabupaten Muna .

(7)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 6 Peta 2.1. Peta Tahapan Pengembangan Sub Sektor Air Limbah di Kabupaten Muna Kawasan Perkotaan Raha

(8)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 7 Zoning wilayah Air limbah Domestik Kab. Muna terbagi dalam dua zona yakni :

1. Zona I Onsite Komunal ( > 25 jiwa /Ha ), sistem onsite komunal ini dipersiapkan untuk perencanaan jangka menengah sistem terpusat

Kelurahan yang termasuk dalam zona ini adalah Kecamatan Katobo yang terdiri dari Kelurahan Wamponiki, Kelurahan Watunea, Kelurahan Butung-butung, Kel. Raha 1, Kelurahan Raha II, Kelurahan Raha III, Kelurahan Laende dan Kelurahan Manggakuning. Wilayah-wilayah ini memiliki resiko kesehatan berdasarkan IRS studi EHRA dan kondisi kepadatan penduduk. 2. Zona II Onsite Individual ( > 25 Jiwa /Ha), sistem ini dipersiapkan untuk perencanaan

sistem terpusat jangka panjang.

Wilayah kecamatan/kelurahan yang termasuk dalam zona ini adalah semua kelurahan/desa yang ada di Kecamatan Tongkuno, Kecamatan Kabangka, Kecamatan Tikep, Kecamatan Towea, Kecamatan Lawa, Kecamatan Duruka, Kecamatan Batalaiworu, Napabalano, Kecamatan Tikep, Kecamatan Wakarumba selatan dan Kecamatan Maligano. yang didorong menggunakan sistem terpusat jangka panjang ; wilayah-wilayah ini bukan merupakan area beresiko berdasarkan IRS studi EHRA. Dan kondisi kepadatan penduduk

Tabel 2.2. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Muna

No Sistem Cakupan Layanan

Eksisting (%) 2014 2015 2016 2017 2018 A Sistem On Site 1 Individual (Tangki septik) 47% 52% 57% 62% 67% 72% 2 Komunal (MCK, MCK++ 5% 8% 12% 15% 18% 21% 3 Cupluk dan sejenisnya 12% 9% 6% 3% 0% 0% 4 IPAL Komunal/Septic Tank komunal 0% 0% 3% 6% 9% 12%

B Sistem Off Site

Skala Kota 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Skala Wilayah 0% 0% 05 0% 0% 0%

C BABS 36% 31% 26% 21% 16% 11%

TOTAL 100%

Sumber: Hasil Analisis Pokja Sanitasi Kab Muna.

Berdasarkan tabel tahapan pengembangan air limbah Kabupaten Muna, cakupan layanan eksisiting sistem On-Site yakni individual Jamban keluarga kondisi eksisting 47% dengan target penambahan setiap tahunnya yaitu 5%. Jamban cubluk /Helikopter, Sungai, Kebun, Pantai cakupan layanan eksisting sebesar 12 % target pengurangannya yaitu 3%, pertahun .cakupan layanan eksisting MCK, MCK ++ sebesar 5 % target penanbahan setiap tahunnya yaitu 3 % setiap tahunnya. Pemda saat ini menargetkan peningkatan kepemilikan jamban pribadi hingga 72% di akhir tahun 2018 dengan memaksimalkan pemicuan STBM dan kampanye stop BABS. Untuk sistem komunal yakni IPAL komunal/septik tank komunal ditargetkan mencapai 12% pada tahun 2018 warga di daerah peri urban. Untuk sistem terpusat pemerintah baru akan melakukan sosialisasi pra kelayakan pengelolaan Air limbah sistem off site.

(9)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 7 Zoning wilayah Pengembangan Persampahan Kab. Kolaka terbagi dalam 2 zona yakni :

1. Zona I Penanganan Langsung Coverage >100% ; jika kepadatan penduduk >25 jiwa/ha atau wilayah tersebut merupakan area centrall business distrik (CBD)

Pengelolaan sampah yang dihasilkan dari kawasan CBD sudah harus sistem langsung dimana sampah-sampah yang dihasilkan dari titik timbulan pada area tersebut langsung dibawa oleh armada pengangkut sampah ke TPA. Wilayah kelurahan yang termasuk dalam zona ini adalah Kecamatan Katobu yang terdiri dari Kelurahan Wamponiki, Kelurahan Watunea, Kelurahan Butung-Butung, Kelurahan Raha I, Kelurahan Raha II, Kelurahan Raha III, Kelurahan Laende dan Kelurahan Mangga Kuning.

2. Zona II Penanganan langsung dan tidak langsung coverage > 70 % ; jika kepadatan > 25 jiwa/ha

Sampah yang dihasilkan dari titik timbulan (user interface) pada area-area padat penduduk /pusat-pusat permukiman, pengelolaan sampah sudah harus ditangani secara langsung akan tetapi pada wilayahpermukiman yang belum padat penduduk sampah diolah dengan sistem tidak langsung artinya sampah yang ada dari titik timbulan akan melalui beberapa proses pemindahan mulai dari bak sampah diangkut oleh armada pengumpul untuk dipindahkan ke TPS, kontainer atau dibawa ke TPST /komposter, lalu diangkut oleh armada pengangkut sampah ke TPA untuk diproses lebih lanjut.

Wilayah kelurahan yang termasuk dalam zona ini adalah Kelurahan Wakorambu, Kelurahan Wawesa, Kelurahan Sidodadi, dan desa laiworu

3. Zona III Penanganan tidak langsung coverage < 70 % ; jika kepadatan < 25 jiwa/ha

Sampah yang dihasilkan dari titik timbulan (user interface) akan melalui beberapa proses dikelola langsung/ individu dengan pelayanan seperlunya. Layanan ini berlaku pada wilayah yang masih kurang dari 25 jiwa /ha. Zone III ini berada pada Kecamatan Tongkuno, Kecamatan Kabangka, Kecamatan Tiworo Kepulauan, Kecamatan Towea, Kecamatan Duruka, Kecamatan, Kecamatan Napabalano, Kecamatan Wakorsel dan Kecamatan Maligano.

(10)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 8 Tabel 2.3: Tahapan Pengembangan Persampahan

No Sistem Cakupan Layanan

Eksisting (%) 2014 2015 2016 2017 2018 A Penanganan Langsung (Direct) 2.60% 1 Kawasan Komersial 4.60% 8.60% 10,60% 12.60% 14.60 B Penanganan Tidak Langsung 97.40% Kawasan Permukiman (Inderect) 1 Pemilahan Rumah Tangga 3.7% 13.7% 23.7% 43.7% 53.7% 63.7% 2 Pengumpulan setempat a. Pengumpulan 3R  Motor sampah 3R 0% 10% 20% 30% 40% 50%  Gerobak sampah 3R 0% 10% 20% 30% 40% 50% b.Pengumpulan Biasa  Gerobak sampah 10% 20% 30% 40% 50% 60%  Motor Sampah 0% 10% 10% 10% 10% 10% C Penanganan Berbasis Masyarakat 0% 5% 10% 15% 20% 25%

Zoning wilayah Pengembangan Drainase Kab. Kolaka terbagi dalam tiga zona yakni : 1. Zona I (> 25 jiwa/Ha), coverage minimal 80 % dengan mengevaluasi drainase makro

dan mikro.

Wilayah kelurahan yang termasuk dalam zona ini adalah Kelurahan Wamponiki dan Kelurahan Butung-Butung, pada derah tersebut terdapat area genangan dan memiliki resiko kesehatan berdasarkan IRS EHRA.

2. Zona II (> 25 jiwa/Ha), coverage 80 % belum diperlukan untuk melakukan evaluasi drainase makro dan mikro

Wilayah yang termasuk dalam zone II ini adalah Kelurahan Watunea, Kelurahan Raha I, Kelurahan Raha II, Kelurahan Raha III, Kelurahan Laende dan Kelurahan manga

(11)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 9 Kuning. pada derah tersebut tidak terdapat area genangan serta bukan merupakan area resiko kesehatan berdasarkan IRS EHRA

3. Zona III (< 25 jiwa/Ha) coverage minimal 60%

Wilayah yang masuk dalam Zone III ini adalah semua desa yang berada di Kecamatan Tongkuno, Kecamatan Kabangka, Kecamatan Tikep, Kecamatan Towea, Kecamatan Lawa, Kecamatan Duruka, Kecamatan Batalaiworu, Kecamatan Napabalano, Kecamatan Wakarumba Selatan dan Kecamatan Maligano.

Tabel 2.4: Tahapan Pengembangan Persampahan

No Sistem Cakupan Layanan

Eksisting (%) 2014 2015 2016 2017 2018

A Drainase Primer 30% 35% 40% 45% 50% 55%

B Drainase Sekunder 25% 30% 35% 40% 45% 50%

(12)
(13)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 7

2.3. Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi

Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Muna Untuk Sanitasi

No Uraian Belanja Sanitasi (Rp) Pertumbu

han Rata-Rata

2008 2009 2010 2011 2012

I Belanja Sanitasi (1.1 + 1.2 +1.3 +1.4) 5,121,821,800 5,036,480,000 5,739,217,038 4,634,182,240 6,719,797,387 9.51 1.1 Air Limbah Domestik 2,678,400,000 3,360,000,000 2,495,956,656 1,142,837,540 1,871,965,385

1.2 Sampah Rumah Tangga 2,201,236,800 1,269,450,000 2,367,747,782 2,229,634,700 1,684,261,002 1.3 Drainase Lingkungan 151,000,000 396,115,000 790,832,600 1,239,300,000 3,094,031,000

1.4 PHBS 91,185,000 10,915,000 84,680,000 22,410,000 69,540,000

2 Dana Alokasi Khusus (2.1 + 2.2 + 2.3 ) 3,375,900,000 4,135,000,000 3,448,918,708 1,996,657,595 2,824,927,437 1.32

2.1 DAK Sanitasi 2,678,400,000 3,360,000,000 2,495,956,656 1,142,837,540 1,871,965,385

2.2 DAK Lingkungan Hidup 697,500,000 775,000,000 952,962,052 853,820,055 952,962,052 2.3 DAK Perumahan dan Permukiman 0 0 0 0 0 3 Pinjaman Hibah Untuk Sanitasi 0 0 0 0 0

Belanja APBD Murni Untuk Sanitasi (1+2+3) 1,745,921,800 901,480,000 2,290,298,330 2,637,524,645 3,894,869,950 42.13

Total Belanja Langsung 215,311,379,897 173,517,046,431 157,453,885,926 199,077,393,030 275,374,886,183 9.02

APBD Murni Terhadap Belanja Langsung 0.81 0.52 1.45 1.32 1.41 35.47 Komitmen APBD untuk Pendanaan Sanitasi ke depan (% terhadap Belanja Langsung ataupun penetapan nilai absolut)

(14)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 6 Tabel 2.6: Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan

No Uraian Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp) Total Pendanaan

2008 2009 2010 2011 2012

1 Perkiraan Belanja Lansung 327,292,976,739 356,814,803,241 388,999,498,494 424,087,253,258 462,339,923,502 1,959,534,455,234 2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 7,868,002,209 11,182,791,540 15,894,101,616 22,590,286,627 32,107,574,383 89,642,756,375 3 Perkiraan Komitmen Pendanaan

Sanitasi

Tabel 2.7: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Muna Untuk Operasional/Pemeliharaan Sanitasi

No Uraian Belanja Sanitasi (Rp) Pertumbuhan

Rata-Rata

2008 2009 2010 2011 2012

Belanja Saniitasi 150,000,000 955,980,000 2,181,732,427 3,636,024,645 5,066,414,950 192.88%

Air Limbah Domestik 0 0 0 0 0 0% Biaya Operasional/pemeliharaan

(justified)

0 0 0 0 0 0%

Sampah Rumah Tangga

0 901,480,000 2,102,649,167 2,637,524,645 3,894,869,950 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) 0 901,480,000 2,102,649,167 2,637,524,645 3,894,869,950 51.59% Drainase Lingkungan 150,000,000 54,500,000 79,083,260 998,500,000 1,171,545,000 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) 150,000,000 54,500,000 79,083,260 998,500,000 1,171,545,000 290.34%

(15)
(16)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 6 Tabel 2.8: Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Muna Untuk Kebutuhan Operasional Pemeliharaan Aset Sanitasi

No Uraian Belanja Sanitasi (Rp) Total Pendanaan

2014 2015 2016 2017 2018

Belanja Saniitasi 1,121,190,315 1,593,547,794 2,264,909,480 3,219,115,844 4,575,329,350 12,774,092,783

Air Limbah Domestik 177,030,050 251,612,810 357,617,286 508,281,449 722,420,424 2,016,962,018 Biaya Operasional/pemeliharaan

(justified) 177,030,050 251,612,810 357,617,286 508,281,449 722,420,424

Sampah Rumah Tangga 507,486,143 721,290,054 1,025,169,554 1,457,073,487 2,070,938,548 5,781,957,786 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) 507,486,143 721,290,054 1,025,169,554 1,457,073,487 2,070,938,548 Drainase Lingkungan 436,674,123 620,644,930 882,122,640 1,253,760,908 1,781,970,378 4,975,172,979 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) 436,674,123 620,644,930 882,122,640 1,253,760,908 1,781,970,378

(17)

Startegi Sanitasi Kab Muna II - 7 Tabel 2.9: Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Muna Dalam Mendanai Program Kegiatan SSK

No Uraian Belanja Sanitasi (Rp) Total Pendanaan

2014 2015 2016 2017 2018

Perkiraan Kebutuhan

Operasional/Pemeliharaan

1,121,190,315 1,593,547,794 2,264,909,480 3,219,115,844 4,575,329,350 12,774,092,783 Perkiraan APBD Murni Untuk Sanitasi 7,868,002,209 11,182,791,540 15,894,101,616 22,590,286,627 32,107,574,383 89,642,756,375 Perkiraan Komitmen Pendanaan

Sanitasi 7,826,000,000 11,150,000,000 15,132,000,000 22,563,000,000 32,187,000,000 88,858,000,000

Kemampuan Mendanai SSK (APBD

Murni) (2-1) 6,746,811,895 9,589,243,746 13,629,192,136 19,371,170,783 27,532,245,033 76,868,663,592 Kemampuan Mendanai SSK

(18)
(19)

Gambar

Tabel 2.1. Visi dan Misi Kabupaten Muna, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Muna
Tabel 2.2. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Muna
Tabel 2.3: Tahapan Pengembangan Persampahan
Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Muna Untuk Sanitasi
+4

Referensi

Dokumen terkait

menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka

Pernahkah Anda dalam 1 tahun terakhir ini mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) Masa/Tahunan yang tidak sesuai dengan ketentuan formal yang disyaratkan dalam

Buta warna dapat juga ditemukan pada penyakit makula, saraf optik, sedang pada kelainan retina ditemukan cacat relative penglihatan warna biru dan kuning sedang kelainan saraf

Batuan Beku Ultrabasa (Ultramafik) adalah batuan beku dan meta -batuan beku dengan sangat rendah kandungan silika konten (kurang dari 45%), umumnya &gt; 18% Mg O

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan

Tinjauan Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Wonosobo Berdasarkan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009

2. Guru meluruskan miskonsepsi dan memberikan penegasan terhadap kosa kata dan pola kalimat.. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah

Superego dibentuk melalui jalan internalisasi larangan-larangan atau perintah-perintah dari luar (khususnya orang tua) sedemikian rupa sehingga akhirnya terpencar