• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALI FAHRUDIN A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ALI FAHRUDIN A"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION DALAM UPAYA MENINGKATKAN KERJA KERAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SMP N 2 KARANGGEDE Naskah Publikasi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

ALI FAHRUDIN

A 410 070 023

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PENERAPAN STRATEGI GROUP INVESTITATION DALAM UPAYA MENINGKATKAN KERJA KERAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SMP N 2 KARANGGEDE Oleh

Ali Fahrudin1, Sutama2, dan Slamet HW3 1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, ali.fahrudin.023@gmail.com 2

Staf Pengajar UMS Surakarta, sutama_mpd@yahoo.com 3

Staf Pengajar UMS Surakarta, slamethw0406@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kerja keras dan hasil belajar matematika siswa dengan melalui strategi pembelajaran group investigation siswa kelas VII A SMP N 2 Karanggede. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kerja keras dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Hasil penelitian ini adalah 1) Adanya peningkatan kerja keras belajar, hal ini dapat di lihat dari aspek a) siswa mengajukan pertanyaan sebelum tindakan 8,50 % dan pada akhir tindakan meningkat menjadi 84,00%, b) siswa yang mengajukan pertanyaan sebelum tindakan 10,00 % dan pada akhir tindakan meningkat menjadi 92,32 c) siswa mempresentasikan hasil pekerjaan sebelum tindakan 15,00 % dan pada akhir tindakan meningkat menjadi 88,20%, 2) Peningkatan hasil belajar, hal ini dapat di lihat nilai siswa yang mencapai KKM sama dengan 65 sebelum tindakan 50,00% dan pada akhir tindakan meningkat menjadi 92,32%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan menerapkan strategi group investigation dapat meningkatkan kerja keras dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Investigation, Kerja Keras

Pendahuluan

Kerja keras dan hasil belajar itu sangat penting. Pentingnya kerja keras dapat mempengaruhi hasil belajar yang lebih baik, kerja keras belajar juga merupakan salah satu proses belajar siswa, dan dapat di katakan bahwa kerja keras belajar merupakan dorongan belajar siswa supaya mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Banyak siswa mengalami masalah dalam belajar dan akibatnya hasil belajar yang di capai siswa tidak tinggi.

(4)

Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu di telusuri penyebab yang mempengaruhi kerja keras dan hasil belajar siswa tidak meningkat. Salah satu mata pelajaran yang butuh mendapat perhatian lebih adalah matematika, banyak siswa kurang menyukai dengan mata pelajaran ini karena mereka menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit mengerti dan di pahami, sehingga banyak siswa malas untuk mengikuti pelajaran ini dengan maksimal.

Menurut Slameto (2003) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar.. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif(Hisyam Zaini dkk,2008: xiv). Adapun indicator – indicator kerja keras belajar siswa dapat diklasifisika sebagai berikut (menurut Sutama, hand out etos hidup yang harus di miliki siswa. 05 Nop 2011): 1) Pantang menyerah, 2) Tekun, 3)Sungguh – sungguh.

Menurut Johson dan Myklebust dalam mulyono (2003 : 252) “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedang fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir”

Menurut Kline dalam Mulyono (2003 : 252) “Matematika adalah bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif” Untuk itu, guru sebagai salah satu center pelaksanaan pendidikan harus mempunyai suatu inovasi strategi pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika.

Berkaitan dengan masalah di atas, pada kegiatan pembelajaran juga di temukan dan terjadi di SMP N 2 Karang Gede di temukan bermacam – macam masalah di antaranya : 1) Kurangnya keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan(8,50%), 2) Siswa tidak ada yang bertanya ketika guru memberikan kesempatan bertanya(15%), 3) Kurangnya kemauan siswa dalam mengerjakan PR(30,50%), 4) kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas(10%), 5) hasil belajar yang kurang memuaskan.(50%)

Melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation, penelitian ini bertujuan untuk : 1) Peningkatan kerja keras siswa dalam proses pembelajaran

(5)

matematika melalui strategi Group Investigation, secara khusus siswa diharapkan pantang menyerah, sungguh – sungguh, dan tekun dalam mengikuti pembelajaran.2) Peningkatan hasil dengan melalui srategi Group Investigation dalam pembelajaran matematika. Dan manfaat dari penelitian ini yaitu Secara umum hasil penelitian ini memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, disamping itu juga kepada penelitian peningkatan kerja keras dan hasil dalam pembelajaran matematika melalui Strategi pembelajaran Group Investigation. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada strategi pembelajaran matematika di sekolah.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif. Sedangkan desain penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Menurut Suhardjono Suharsimi Arikunto (2008) yang menjelaskan bahwa PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Guru kelas dan peneliti adalah subjek yang memberi tindakan, sedangkan siswa kelas VII A SMP N 2 Karang Gede sebagai subyek yang menerima tindakan. Penelitian ini rencananya akan dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012 / 2013. Dan pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan september 2012 dengan menerapkan strategi group investigation. Pelaksanaan penelitian ini belum sesuai dengan perencanaan karena dalam situasi ini ada hal – hal yang tidak di rencanakan.

Metode pengumpulan data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dibedakan menjadi dua yaitu metode pokok dan metode bantu. Analisis data dapat jelaskan, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Untuk kesinambungan dan kedalaman dalam pengajaran data dalam penelitian ini digunakan analisis interaktif.

(6)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada konsisi awal SMP N 2 Karang Gede strategi yang di gunakan masih strategi pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang masih berpusat pada siswa sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran ini dilakukan karena siswa belum terbiasa untuk diterapkan strategi pembelajaran yang efektif.

Dari hasil penelitian siswa kelas VII A SMP N 2 Karang Gede disimpulkan bahwa untuk indikator kerja keras belajar siswa pada tindakan kelas putaran I dan II mulai meningkat. Dalam hal penggunaan strategi pembelajaran Group Investigation sudah terlihat kondusif, dan semua siswa bisa kerja secara individu dan kelompok, menggunakan semua unsur pembelajaran dalam dirinya.

Dapat di lihat dari data yang telah di buat sebagai pembuktian bahwa kerja keras dan hasil belajar meningkat yaitu dengan pemberian soal – soal yang sesuai dengan materi yang telah di ajarkan di antaranya soal test siklus I putaran I sebagai berikut :Tentukan hasil dari a) 3ax + 5ax, b) 8y – 3y , c) 7x + 8y – 2 , d) (5x + 2y) – (7x + 3y) dan jawaban dari siswa adalah = 8ax, 5y, tak di ketahui ( -2x – y)

Kemudian di lanjutkan pada siklus I putaran II yakni dengan memberi soal dengan metode Goup Investigation untuk mendapatkan indicator kerja keras dan hasil belajar yang di harapkan. Soal test siklus I putaran II sebagai berikut : a. 18x + 18x, b. (5x – 3 ) + ( 7x + 6) c. ( 10a + 6x – 4 ) + ( 24a – 3x + 8 ) , d. ( 5y – 3x ) + ( 8y + 2x – 9 ) dan jawaban dari siswa yaitu : a. 36x, b. 12x – 3 , c. 34a + 3x + 4 , d. 13y – x + 12

Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Anis Susilaningsih (2009) menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif group investigation memiliki peran dalam meningkatkan minat belajar siswa. Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75). Dalam hal ini siswa pantang menyerah dalam

(7)

mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru, kemudian siswa tekun dalam mengikuti pelajaran serta siswa sungguh – sungguh dalam mengerjakan soal latihan dan mengikuti pelajaran. Kerja keras belajar siswa dapat di lihat dari beberapa aspek diantaranya siswa bertanya kepada guru, siswa menjawab pertanyaan dari guru, dan siswa mau mengerjakan soal di depan kelas adalah langkah – langkah untuk mencapai hasil yang lebih baik dan memuaskan. Dari beberapa indikator dalam kerja keras belajar siswa dapat di katakan hal tersebut termasuk bagian dari keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Hisyam Zaini dkk (2008)

Siswa menjawab pertanyaan dikarenakan siswa sungguh – sungguh dalam mengikuti pelajaran yang diberikan, sehingga siswa berani menjawab dan mengerti materi yang telah di sampaikan. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di berikan guru. Menggunakan jawaban-jawaban yang muncul sebagai jawaban untuk mengenalkan topik-topik yang penting. Heru Supriyanto (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran Missoury Mathenmatics Project (MMP) memiliki peran dalam meningkatkan kesungguh – sungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran.

Siswa bertanya kepada guru dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut tekun dalam mempelajari pelajaran yang di berikan oleh guru dan ingin lebih mengerti materi yang di berikan oleh guru, siswa tekun mengikuti pelajaran untuk mengetahui dan mengerti pelajaran yang di sampaikan. Jayanti (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan dengan strategi pembelajaran aktif tipe Active Knowledge Sharing mempunyai peran dalam meningkatkan ketekunan siswa dalam mempelajari pelajaran yang di berikan oleh guru yang ingin lebih mengerti pelajaran yang di berikan.

Kemauan siswa mengerjakan soal di depan kelas di karenakan siswa tersebut pantang mengerah dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswa tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa pantang menyerah dalam menyelesaikan tugas yang di berikan yakni dengan tujuan mendapatka hasil yang lebih baik. Fitri Yoshinta Miscarine (2010) dalam penelitianya menyimpulkan bahwa dengan metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining mempunyai peran dalam meningkatkan

(8)

kepantang menyerahan siswa dalam menyelesaikan masalah yang di hadapi sehingga kemauan siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas meningkat.

. Pada putaran ini pembelajaran mulai berpusat pada siswa, hal ini terlihat dari banyak siswa yang aktif dalam berdiskusi dan menjelaskan hasil diskusinya di depan kelas. Pada putaran II dapat di lihat hasil belajar siswa dari putaran II tindakan I meningkat dari 21 siswa (84,00%) dan pada akhir tindakan II mencapai 23 siswa (92,32%) , kegiatan pembelajaran sudah berjalan lancar dan hasilnya sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan putaran sebelumnya.

Hasil penelitian mengenai kerja keras belajar siswa mulai observasi sampai putaran kedua dapat di lihat table dan grafik di bawah ini:

Table 2.4

Data peningkatan kerja keras belajar siswa kelas VII A SMP N 2 Karang Gede

Kerja keras belajar Kondisi awal

Siklus I Siklus II

Putaran I Putaran II Putaran I Putaran II

Menjawab pertanyaan (8,50%) 2 siswa (15,25%) 5 siswa (50,72%) 13 siswa (70,30%) 18 siswa (84,00%) 21 anak Bertanya kepada guru (10,00%)

3 siswa (15,25%) 5 siswa (60,50%) 15 siswa (80,00%) 20 siswa (92,32%) 23 siswa Kemauan mengerjakan

soal di dapan kelas

(15,00%) 4 siswa (28,50%) 7 siswa (40,00%) 10 siswa (78,00%) 19 siswa (88,20%) 22 siswa

(9)

Gambar 4.1

Grafik Peningkatan Kerja Keras Belajar Siswa

0 5 10 15 20 25 Sebelum Tindakan siklus I siklus II Ban yak sis w a

Peningkatan Kerja keras belajar

siswa bertanya kepada guru

siswa menjawab pertanyaan dari guru siswa mau mengerjakan soal di depan kelas

Dari penelitian di atas Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I hingga siklus II menunjukkan bahwa kemampuan kerja keras belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Siswa yang mempunyai kemauan kerja keras paling tinggi dalam pengerjakan soal akan mendapatkan hasil belajar matematika yang meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan kemampuan koneksi matematika mengalami peningkatan. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Hasil belajar matematika dapat dilihat dari banyaknya nilai siswa yang tuntas KKM. Peningkatan tersebut dapat diuraikan dibawah ini.

Pada kondisi awal, siswa yang tuntas dengan nilai lebih dari sama dengan KKM yaitu 60 sebanyak 15 siswa, siklus I sebanyak 18 siswa, dan siklus II sebanyak 23 siswa. Data hasil belajar dapat disajikan pada tabel sebagai berikut.

(10)

Tabel 2.5

Data peningkatan hasil belajar siswa kelas VII A SMP N 2 Karang Gede Hasil belajar matematika Kondisi awal Siklus I Siklus II

Putaran I Putaran II Putaran I Putaran II Nilai siswa di atas

standar kelulusan minimal (50,00%) 13 siswa (60,30%) 15 siswa 70,30% 18 siswa 84,00% 21 siswa 92,32% 23 siswa Gambar 4.2

Grafik Peningkatan Hasil Belajar Matematika

0 5 10 15 20 25 Sebelum Tindakan siklus I siklus II Ba n ya k sisw a

Peningkatan Hasil belajar

hasil belajar matematika

Menurut Tella (2007) bahwa hasil belajar matematika dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Pendapat lain yang menguatkan hasil penelitian ini, yaitu Hodkova H, Kodym P dan Flegr J. (2007) penelitian penurunan hasil belajar disebabkan oleh efek pada kapasitas belajar atau dengan efek dari perbedaan memori, motivasi.

Hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan kelas masih belum tinggi terbukti dengan masih ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 60. Setelah pembelajaran menggunakan strategi Group Investigation, siswa yang mendapat nilai

(11)

lebih dari 60 meningkat dibanding sebelum dilaksanakan. Pada siklus I dilakukan perbaikan pada siklus II agar hasil yang didapat lebih meningkat. Hasilnya siklus II lebih meningkat daripada siklus I. Hasil dari siklus II putaran II lebih meningkat daripada siklus putaran II. Hal ini dikarenakan terus dilaksanakan perbaikan pada siklus II putaran II. Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan 60 yang merupakan nilai minimal yang harus didapat siswa agar dapat dikatakan tuntas dalam penelitian ini, dari sebelum tindakan sampai skilus II putaran II terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Pernyataan ini didukung oleh penelitian terdahulu oleh Subiarti (2010) dapat meningkatkan hasil belajar siswa ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan 60 yang merupakan nilai minimal yang harus didapat siswa agar dapat dikatakan tuntas dalam penelitiannya.

Menurut Adedoyin (2010) mengatakan, hasil belajar matematika dipengaruhi oleh gender dan cara mengajar guru dalam proses pembelajaran. Menurut Zaini (2010) menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika dalam pembelajaran matematika dalam menuliskan lambang pecahan melalui penggunaan metode diskusi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Svanstrom (2008) juga mendukung pentingnya hasil belajar dalam pembelajaran matematika. Pentingnya motivasi dalam proses pembelajaran juga mengakibatkan pada hasil belajar pula..

Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I hingga siklus II menunjukkan bahwa kemampuan kerja keras belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Siswa yang mempunyai kemauan kerja keras paling tinggi dalam pengerjakan soal akan mendapatkan hasil belajar matematika yang meningkat. Penerapan strategi Group Investigation dapat meningkatkan kerja keras dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Karanggede. Hal tersebut dapat di lihat dari indicator – indicator kerja keras belajar matematika sebagai berikut : 1) Siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru 18 siswa (70,30%) dan pada akhir mencapai 21 siswa (84,00%), 2) Siswa yang mengajukan pertanyaan sebanyak 20 siswa (80,00%) dan pada akhir tindakan mencapai

(12)

23 siswa (92,32%),3) siswa yang mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 18 siswa (40,00%) dan pada akhir tindakan mencapai 22 siswa (88,20%) . Hasil belajar siswa meningkat dari 21 siswa (84,00%) dan pada akhir tindakan mencapai 23 siswa (92,32%) , kegiatan pembelajaran sudah berjalan lancar dan hasilnya sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan putaran sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru matematika kelas VII A SMP N 2 Karang Gede dapat disimpulkan bahwa:1) Perbaikan tindak mengajar yang di lakukan guru matematika setelah di kenai tindakan yaitu : guru memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi terhadap siswa, dan guru dapat menumbuhkan kerjasama antar siswa dalam kerja kelompok. 2) Perencanaan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh evaluasi berdasarkan tindakan kelas, yaitu pembelajaran yang biasa dilakukan masih pembelajaran konvensional, berubah menjadi pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih banyak yang aktif, sehingga terpusat pada siswa. Siswa lebih aktif dalam menjawab pertanyaan, bertanya dan mengerjakan soal latihan di depan kelas. 3) Peningkatan kerja keras dan hasil belajar matematika melalui strategi pembelajaran Group Investigation dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut :a) Adanya peningkatan keinginan siswa untuk menjawab pertanyaan. b) Adanya peningkatan keinginan siswa dalam bertanya. c) Adanya peningkatan mengerjakan soal latihan di depan kelas. 4) Penerapan strategi pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kerja keras dan hasil belajar matematika

Daftar Pustaka

Adedoyin, Omobola. 2010.”An Investigation of the Effect of Teachers’Classroom Questions on the Achievements of Students in Matehematics: Case Study of

Botswana Community Junior Secondary School”. 2 (3): 313-329.

Arikunto, Suharsimi dan Suhardjono. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

(13)

Hodkova H, Kodym P dan Flegr J. 2007. Poorer results of mice with latent toxoplasmosis in learning tests : impaired learning processes or the novelty discrimination mechanism. (http:// Cambridge University Press doi:10.1017/S0031182007002673)

Hendra Kusuma, Febrian. 2008. “ Optimalisasi Pemahaman Konsep Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Melalui Pendekatan Learning Community dengan Menggunakan Tutor Sebaya”. Skripsi UMS, tidak diterbitkan.

http://muktiwibowo.com/education/pengertian-kerja-keras/

Jayanti .2011 .” Keefektifan Metode Pembelajaran Course Review Horay Dibanding Snowball Throwing Terhadap Prestasi Belajar Matematika “.Skripsi UMS, tidak diterbitkan. Miscarine Fitri Yoshinta. 2010 “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

Matematika Pada Luas Dan Keliling Persegi Panjang Melalui Metode Student Facilitator And Explaining “.Skripsi UMS, tidak diterbitkan.

Putri, Rofi Perdani. 2010. Penerapan Strategi Student Teams-Achievement Divisions (STAD) sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan dan Motivasi Siswa dalam

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rodaskarya Offset.

Subiarti, 2010 . “Keefektifan Metode Pembelajaran Course Review Horay Dibanding Snowball Throwing Terhadap Prestasi Belajar Matematika ”. Surakarta : Skripsi UMS, tidak Diterbitkan.

Susilaningsih, Anis. 2009. “ Peningkatan Pembelajaran Kooperatif Model GI dan Upaya Peningkatan Kemampuan Procedural Fluency Siswa “. Skripsi FKIP UMS (tidak diterbitkan).

Supriyanto, Heru. 2011. “ Implementasi Model Pembelajaran Missoury Mathematics (MMP) Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Siswa”. Surakarta : Skripsi UMS, tidak Diterbitkan.

(14)

Svanstrom, Magdalena. 2008.” Learning Outcomes for Sustainable Development in Higher Education” 9 (3): 339-351.

Tella, Adedeji. 2007.”The Impact of Motivation on Student’s Academic Achievement and Learning Outcomes in Mathematics among Secondary School Students in Nigeria” 3 (2): 149-156.

Ulinnur, Minnatin. 2008. “Metode Inquiri Berbasis Portopolio Dapat Meningkatkan Minat dan Keaktifan Belajar Siswa”. Surakarta : Skripsi UMS, Tidak Diterbitkan.

Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Zaini, Adrawi. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dalam Menuliskan Lambang Pecahan Melalui Penggunaan Metode Diskusi Di Kelas IV SDN Rek-Kerrek III

Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan, Jurnal Kependidikan Interaksi / Th.5 No.5. Zaini, Hisyam, dkk, 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Gambar

Grafik Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Referensi

Dokumen terkait

Menurut (Potter & Perry, 2005) Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada kemudian menjadi tidak ada, baik

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolah dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh positif konten pekerjaan terhadap

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi, biaya transaksi yang

Dengan telah dilegalisasi akta di bawah tangan maka bagi hakim telah diperoleh kepastian mengenai tanggal dan identitas para pihak yang mengadakan perjanjian tersebut serta

Mahkamah Agung Republik Indonesia Hal. 1/2006 sebagaimana telah dicabut dan diganti dengan Perkom No. 1/2010, disebutkan bahwa untuk menemukan ada atau tidaknya pelanggaran

Sementara itu, hasil analisis pada mahasiswa bidikmisi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) diketahui sebesar 11% termasuk dalam kategori sangat tinggi, 46%

Berdasarkan hasil penelitian dari 6 stasiun pengamatan secara umum kondisi terumbu karang di perairan Pulau Tegal dan Sidodadi dikategorikan kondisi sedang..

Force Majeure.  Resiko pertama dalam suatu proyek panas bumi (dihadapi pada waktu eksplorasi dan awal pemboran  sumur  eksplorasi)  adalah  resiko  yang