SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA Halaman Judul dan PrasyaratGelar
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMAMPUAN IBU MERAWAT BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
BERDASARKAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR DI KABUPATEN MANGGARAI-NTT
PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIK
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan UNAIR
Oleh :
Yohanes Pemandi Doka NIM. 131611123061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
ii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA Lembar Pernyataan
SURAT PERNYATAAN
iii
iv
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA Lembar Penetapan Panitia Penguji
v
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA Sebagai civitas akademik Universitas Airlangga, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Yohanes Pemandi Doka
NIM : 131611123061
Program Studi : Pendidikan Ners
Fakultas : Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Airlanga Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kemampuan Ibu Merawat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Berdasarkan Theory of Planned Behavior
Di Kabupaten Manggarai-NTT”,
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas royalti Noneksklusif ini, Universitas Airlangga berhak menyimpan, alihmedia/format, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
vi
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
MOTTO
BERSAKIT-SAKIT DAHULU
BERSENANG-SENGANGLAH KEMUDIAN
vii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
Ucapan Terima Kasih
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan bimbinganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMAMPUAN IBU MERAWAT BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
BERDASARKAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR DI KABUPATEN MANGGARAI-NTT”. Skripsi ini merupakan salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Bersama ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M. Nurs (Hons), selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga-Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan fasilititas kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga program Studi Pendidikan Ners
2. Ibu Tiyas Kusumaningrum, S.Kep.,Ns., M.Kep dan ibu Iqlima Dwi Kurnia, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku pembimbing, yang telah meluangkan waktu tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini
3. Ibu Eka Mishbahatul M.HAS, S.Kep.,M.Kep selaku penguji skripsi yang telah memberikan masukan untuk perbaikan tulisan ini
4. Pemerintah Kabupaten Manggarai yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian di Kabupaten Manggarai
5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai beserta staf yang telah memberikan data dan ijin penelitian serta masukan untuk perbaikan proposal penelitian
6. Kepala Puskesmas sewilayah Kabupaten Manggarai yang telah membantu penulis dalam pengambilan data penelitian
7. Para petugas kesehatan di pustu maupun polindes beserta kader kesehatannya yang telah membantu penulis menyelesaikan penelitian ini 8. Para responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga dalam
viii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA 9. Semua dosen dan staf administrasi di Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga program Studi Pendidikan Ners
10. Pak Hendi, Pak Duha, Pak Udin, Bu Nur, Bu Ani, yang telah membantu kelancaran ujian
11. Istriku Elviana dan anakku Keysha terima kasih untuk dukungan dan doanya
12. Keluarga tercinta : Bapak Paulus, Ibu Rebeka, Bapak Frans, Ibu Anas, Mama Michel, Bapa Michel, Esti, Ilen, Evan, Vister, Bapa Iam, dan Mama Iam terima kasih untuk dukungan dan doanya
13. Teman-teman seperjuangan Bu Lusi, K’Gerdi, Bu Nurul, Bu Nina, Galih, Hesea, Nayang, Mario, Retno, kelompok II (Bu Tiur,Mba Erna, Mba Riska, Mba Enny, Mba Renny, dan Mba Intan) dan semua teman-teman yang belum disebutkan
14. Teman-teman keluarga B19 yang telah memberikan semangat untuk penyelesaian penulisan ini
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penelitian ini
Semoga Tuhan selalu memberikan berkat dan rahmat kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian
Surabaya, Desember 2017
Penulis
ix
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMAMPUAN IBU MERAWAT BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
BERDASARKAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR DI KABUPATEN MANGGARAI-NTT
PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIK Oleh: Yohanes Pemandi Doka
Pendahuluan: Kemampuan ibu merawat bayi berat lahir rendah perlu ditingkatkan supaya bayi terhindar dari kecacatan dan kesakitan. Theory of planned behavior dapat dipakai sebagai dasar untuk menjelaskan kemampuan ibu merawat bayi BBLR. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor yang berhubungan dengan kemampuan ibu dalam merawat BBLR berdasarkan theory of planned of behavior di Kabupaten Manggarai-NTT. Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan
cross-sectional. Populasi adalah semua ibu yang memiliki BBLR di kabupaten Manggarai-NTT pada bulan Januari s.d September 2017. Jumlah sampel sebanyak 57 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, norma subjektif, perceived behavior control, dan intensi. Variabel dependen adalah kemampuan ibu merawat bayi berat lahir rendah. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari teori Ajzen (2005) dan dianalisis menggunakan regresi logistik dengan tingkat
signifikansi ≤ 0,05. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa pengetahuan (p=0,002), sikap (p=0,033), norma subjektif (p=0,016), dan perceived behavior control
(p=0,12) mempunyai hubungan dengan kemampuan ibu merawat BBLR sedangkan intensi (p=0,087) tidak berhubungan dengan kemampuan ibu merawat BBLR. Diskusi: Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control berhubungan dengan kemampuan ibu merawat BBLR sedangkan intensi tidak berhubungan dengan kemampuan ibu merawat BBLR. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan kembali penelitian ini secara lebih mendalam terkait penambahan variabel-variabel yang diketahui berhubungan dengan kemampuan ibu merawat bayi BBLR di Kabupaten Manggarai seperti: pengaruh budaya, peran keluarga, kebijakan-kebijakan pemerintah dan sebagainya.
Kata Kunci: pengetahuan, sikap, norma subjektif, perceived behavior control,
x
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
ABSTRACT
FACTORS RELATED TO MOTHER’S COMPETENCY IN CARING FOR LOW BIRTH WEIGHT BABY BASED ON THEORY OF PLANNED
BEHAVIOR
A Descriptive Analysis Study
By: Yohanes Pemandi Doka
Introduction: Mother competency in caring for low birth weight baby should be
improved to avoid infant’s from disability and morbidity. The theory of planned behavior can be used to explain mother’s competency in caring for low birth weight baby. This study was aimed to analize factors related the mother’s competency in caring for low birth weight baby. Methods: The design used in this study was descriptive analysis with cross sectional approach. The population was all mother who have low birth weight baby in Manggarai NTT at Januari to September 2017. Total sample was 57 respondents, taken according to inclusion criteria. The independent variabels were knowledge, attitude, subjective norm, perceived behavior control and intention. The dependent variabel was mother’s competency in caring for low birth weight baby. Data were collected using a modified questionnaire from Ajzen Theory and were analyzed using logistic regression test with significance level ≤ 0,05. Result: Result showed that knowledge (p=0,02), attitude (p=0,033), subjective norm (p=0,016), and perceived behavior control (p=0,087) have correlation with mother’s competency in caring for low birth weight baby. However, intention (p=0,087) has no correlation with mother’s competency. Discussion: It can be concluded that better knowledge, attitude, subjectif norm, and perceived behavior control increase mother’s competency in caring for low birth weight baby while intention didn’t proved the same. Further studies the variabel that is related to mother’s competency in caring for low birth weight baby, like culture influence, familly supported, and goverment policies need to be proposed.
xi
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
DAFTAR ISI
Halaman Judul dan Prasyarat Gelar ... i
Lembar Pernyataan... ii
Lembar Persetujuan ... iii
Lembar Penetapan Panitia Penguji... iv
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ... iv
Motto ... vi
Ucapan Terima Kasih ... vi
Abstrak ... viii
Daftar Isi... xii
Daftar Tabel ... xiii
Daftar Gambar ... xiv
Daftar Lampiran ... xv
Daftar Arti Lambang, Singkatan Dan Istilah ... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
2.2.5 Masalah pada BBLR dan perawatannya ... 12
2.3 Konsep Kemampuan ... 25
2.3.1 Definisi Kemampuan ... 25
2.3.2 Kemampuan Ibu Merawat BBLR ... 27
2.4 Konsep Theory of Planned Behavior ... 28
2.4.1 Sejarah Theory of Planned Behavior ... 28
2.4.2 Variabel yang Mempengaruhi Intensi ... 28
2.5 Keaslian Penelitian... 31
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 35
3.1 Kerangka Konsep ... 35
xii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 37
4.1 Rancangan Penelitian ... 37
4.2 Populasi, Sampel dan Sampling ... 37
4.2.1 Populasi ... 37
4.2.2 Sampel ... 38
4.2.3 Teknik Sampling ... 38
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 39
4.3.1 Variabel Independen ... 39
4.3.2 Variabel Dependen ... 39
4.3.3 Definisi Operasional ... 39
4.4 Instrumen Penelitian ... 44
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 49
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49
4.6.1 Uji Validitas ... 49
4.6.2 Uji Reliabilitas ... 52
4.7 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data ... 53
4.8 Cara Analisis Data ... 56
4.9 Kerangka Operasional atau Kerja ... 61
4.10 Masalah Etik ... 62
4.11 Keterbatasan Penelitian ... 63
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 64
5.1 Hasil Penelitian ... 64
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 64
5.1.2 Data Umum Karakteristik Responden ... 66
5.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian ... 68
5.2 Pembahasan... 74
5.2.1 Hubungan pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi berat lahir rendah ... 74
5.2.2 Hubungan sikap dengan kemampuan ibu merawat bayi BBLR ... 77
5.2.3 Hubungan norma subjektif dengan kemampuan ibu merawat bayi BBLR ... 81
5.2.4 Hubungan perceived behavior control dengan kemampuan ibu merawat bayi BBLR ... 84
xiii
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Perawatan Metode Kanguru ... 18
Tabel 2.2 Keyword Development ... 31
Tabel 2.3 Keaslian Penelitian ... 32
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian ... 40
Tabel 4.2 Blue Print Instrumen Pengetahuan ... 44
Tabel 4.3 Blue Print Instrumen Sikap ... 45
Tabel 4.4 Blue Print Instrumen Norma Subjektif ... 46
Tabel 4.5 Blue Print Instrumen Perceived Behavioral Control ... 47
Tabel 4,6 Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan ... 49
Tabel 4.7 Uji Validitas Kuesioner Sikap ... 50
Tabel 4.8 Uji Validitas Kuesioner Norma Subjektif Ibu ... 51
Tabel 4.9 Uji Validitas Kuesioner Perceived Behavior Control... 51
Tabel 4.10 Uji Validitas Kueosioner Intensi ... 52
Tabel 4.11 Uji Validitas Kuesioner Kemampuan ... 52
Tabel 5.1 Distribusi Responden ... 67
Tabel 5.2 Distribusi Pengetahuan Responden ... 68
Tabel 5.3 Distribusi Sikap Responden ... 69
Tabel 5.4 Distribusi Norma Subjektif Responden ... 69
Tabel 5.5 Distribusi Perceived Behavioral Control ... 70
Tabel 5.6 Distribusi Intensi Responden ... 70
Tabel 5.7 Distribusi Kemampuan Responden ... 71
xiv
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
DAFTAR GAMBAR
xv
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Survei Pengambilan Data Awal ... 96
Lampiran 2 Surat Permohonan Fasilitas Pengambilan Data Penelitian ... 97
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian... 98
Lampiran 4 Surat Keterangan Lolos Kaji Etik ... 99
Lampiran 5 Lembar Penjelasan Penelitian Bagi Responden ... 100
Lampiran 6 Lembar Permohonan untuk Menjadi Responden ... 103
Lampiran 7 Informed Consent ... 104
Lampiran 8 Kuesioner Data Demografi ... 105
Lampiran 9 Tabulasi Data Penelitian ... 116
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 129
xvi
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
A : Analisis
ASI : Air susu ibu
BB : Berat Badan
BBLR : Bayi berat lahir rendah
BBLASR : Bayi Berat lahir amat sangat rendah BBLSR : Bayi Berat Lahir sangat Rendah
D : Desain
g/L : gram/liter
H1 : hipotesis
IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia
IgA : Antibodi A
IgG : Antibodi G
IgM : Antibodi M
I : Instrumen
KEMKES : Kementrian Kesehatan Kkal/L : Kilo kalori/liter
KMC : Kangaroo Mother Care
KMK : Kecil masa kehamilan
LC-PUFA : Long Chain Polysaturated Fati Acids
NCB-KMK : Neonatus cukup bulan-kecil masa kehamilan NKB-KMK : Neonatus kurang bulan kecil untuk masa kehamilan NLB-KMK : Neoantus lebih bulan-kecil untuk masa kehamilan
NTT : Nusa Tenggara Timur
PBC : Perceived Behavioral control
PMK : Perawatan Metode Kanguru
S : Sampel
V : Variabel
1
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
BAB 1 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka kematian dan kesakitan bayi berat lahir rendah masih menjadi masalah baik secara global maupun nasional. Mayoritas kematian pertahun disebabkan oleh komplikasi bayi berat lahir rendah (WH0, 2012). Perawatan bayi berat lahir rendah perlu dilakukan dengan baik supaya terhindar dari kecacatan dan kesakitan (Murdoc dan Less, 2009). BBLR sering mengalami gangguan pengaturan suhu tubuh yang mengakibatkan hipotermi, refleks menelan yang lemah yang mengakibatkan tidak tercukupinya kebutuhan ASI, dan gangguan pada sistem pertahanan tubuh yang mengakibatkan mudahnya bayi mengalami infeksi (Proverawati & Ismawati, 2010). Studi pendahuluan yang dilakukan di Kabupaten Manggarai pada bulan September 2017 kepada 5 orang ibu yang memiliki BBLR, diketahui bahwa 3 orang ibu masih memberikan susu formula, dan 5 orang ibu tidak mencuci tangan sebelum memberikan ASI kepada bayinya dan 1 orang ibu tidak memakaikan topi pada bayinya.
Kemampuan ibu dalam merawat BBLR tidak datang dengan sendirinya tetapi dipengaruhi oleh faktor perilaku ibu. Fishbein dan Ajzen (1975) menyebutkan faktor perilaku terbagi dalam beberapa faktor penentu, yaitu attitude toward the behavior, subjective norm, perceived behavioral control dan intention.
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA Bayi berat lahir rendah merupakan kelompok yang rentan mengalami berbagai masalah kesehatan. Secara global, 15%-20% dari 20 juta kelahiran/tahun merupakan berat badan lahir rendah. Sekitar 1,1 juta kematian bayi di dunia disebabkan oleh komplikasi BBLR (WH0, 2012). Kejadian BBLR secara nasional memiliki rata-rata sebesar 10,2% dan 10% balita Indonesia dilahirkan dengan berat badan lahir rendah pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Berdasarkan profil kesehatan propinsi NTT, pada tahun 2011 jumlah kasus BBLR sebanyak 3.484 bayi mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 3.911 bayi selanjutnya pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 4.457 bayi dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar 5.577 bayi dari 133.977 kelahiran hidup (Profil Kesehatan NTT, 2015). Kejadian BBLR di Kabupaten Manggarai mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir. Pada tahun 2014, kasus BBLR adalah 114 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, 2014), 276 kasus BBLR terjadi pada tahun 2015 (Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, 2015) 291 kasus BBLR pada tahun 2016 (Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, 2016) dan pada Januari s.d Juli 2017 kasus BBLR sudah mencapai 202 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, 2017).
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA dan infeksi. Bayi baru lahir rentan sekali terhadap penyakit yang berpengaruh pada kelangsungan hidupnya. Hal ini terjadi karena kondisi sistem tubuh bayi yang belum stabil. Ahmad et al. (2012) menyatakan terdapat hubungan berat lahir dengan status kesehatan bayi. Bayi dengan berat badan < 2500 gram memiliki
status kesehatan yang buruk dibandingkan dengan bayi berat lahir ≥2500 gram.
Bayi berat lahir rendah (<2500 gram) berisiko mati pada periode neonatal dini 6 kali lebih besar daripada berat lahir normal.
Ibu mempunyai peranan yang sangat penting dalam merawat bayi baru lahir. Kemampuan ibu menentukan status sehat dan sakit BBLR. Kemampuan ini mencerminkan keyakinan seorang wanita bahwa dia mampu dalam menjalankan tugas pengasuhan sebagai seorang ibu (Ngai & Chan, 2009). Silaban (2010) menyebutkan pengetahuan berhubungan dengan kemampuan ibu merawat bayi. Pengetahuan yang baik membuat ibu mempunyai kemampuan yang baik juga dalam merawat bayi BBLR. Selain itu, adanya sikap negatif terhadap BBLR berpengaruh terhadap kemampuan ibu dalam merawat bayi tersebut (Nabiwemba
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA rumah sakit. Puskesmas sudah melakukan kegiatan kunjungan neonatus selama 3 kali sampai bayi berusia 28 hari pada minggu pertama yang bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar seperti monitoring suhu tubuh bayi, pemeriksaan fisik, konseling, promosi kesehatan tentang tanda-tanda bahaya pada bayi dan perawatan tali pusat . Keterlibatan keluarga merawat bayi dirumah sakit memberikan rasa aman, meningkatkan kemampuan dalam merawat diri dan bayinya, dan mempromosikan kesejahteraan ibu dan bayi. Perencanaan pulang dapat menurunkan rawat ulang dan meningkatkan percaya diri orangtua dalam merawat bayinya dirumah. Kunjungan neonatus pada minggu pertama dilakukan agar ibu tahu dan bisa mendeteksi secara dini masalah kesehatan bayinya (Rustina, 2015).
Teori perilaku terencana (Theory of Planned Behavior) merupakan prediksi perilaku melalui pendekatan psikologi sosial untuk pemahaman dan memprediksi beberapa faktor penentu perilaku kesehatan. Melalui teori ini, peneliti berharap bisa menemukan faktor perilaku yang mempengaruhi kemampuan ibu merawat BBLR. Fishbein dan Ajzen (1975) menyebutkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh seseorang dipengaruhi oleh intensi untuk melakukan suatu tingkah laku. Intensi, yaitu niat atau keinginan ibu merawat BBLR. Intention ini ditentukan oleh tiga faktor penentu, yaitu attitude toward the behavior, yaitu penilaian ibu tentang perawatan BBLR yang menghasilkan sikap terhadap perilaku positif atau negatif,
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA meliputi faktor personal (sikap umum seseorang terhadap sesuatu, nilai hidup, emosi, dan kecerdasaan yang dimiliki), faktor sosial (usia, jenis kelamin, etnis, pendidikan, penghasilan dan agama), dan faktor informasi berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang perawatan BBLR. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam melakukan promosi kesehatan dan kebijakan yang telah dilakukan dalam upaya meningkatkan kemampuan ibu merawat BBLR.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan ibu dalam merawat bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan theory of planned behavior
di Kabupaten Manggarai-NTT ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan faktor yang berhubungan dengan kemampuan ibu dalam merawat BBLR di Kabupaten Manggarai-NTT.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi berat lahir rendah.
2. Menganalisis hubungan sikap dengan kemampuan ibu merawat bayi berat lahir rendah.
3. Menganalisis hubungan norma subjektif dengan kemampuan merawat bayi berat lahir rendah.
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA 5. Menganalisis hubungan intensi dengan kemampuan ibu merawat bayi berat
lahir rendah.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu Keperawatan Maternitas yang berkaitan dengan kemampuan ibu dalam merawat BBLR pada periode neonatal.
1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Responden
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada responden untuk menambah wawasannya dalam peningkatan kemampuan dalam merawat BBLR. 2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai-NTT
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam melakukan intervensi selanjutnya berkaitan dengan kebijakan yang akan diambil.
3. Bagi Perawat
Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan secara komprehensif dan berkualitas, khususnya dalam meningkatkan kemampuan ibu merawat BBLR pada periode neonatal.
4. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengembangkan ilmu keperawatan maternitas dan menambah wawasan pengetahuan peneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan ibu dalam merawat BBLR pada periode neonatal.
7
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
BAB 2TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir atau biasa disebut neonatus adalah bayi yang berusia 0 sampai dengan 28 hari. Periode ini merupakan masa kritis bayi untuk bertahan hidup baik pada hari pertama, minggu pertama maupun bulan pertama (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Sejumlah adaptasi psikologis dan fisiologis mulai terjadi pada tubuh bayi guna memastikan kemampuan bertahan hidup.
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
2.2 Konsep Bayi Berat Lahir Rendah
2.2.1 Definisi BBLR
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan < 2500 gram tanpa memandang usia kehamilan yang diukur dalam 1 jam atau 24 jam setelah lahir (Kementerian Kesehatan, 2011). Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan < 2500 gram tanpa memandang status kehamilanya (Norwitz, 2013).
BBLR adalah bayi dengan berat badan lahir < 2500 gram yang menjadi masalah kesehatan dunia dan dihubungkan dengan dampak jangka pendek dan jangka panjang (WHO, 2014). Berat badan lahir rendah memiliki makna yang hampir setara dengan kehamilan < 37 minggu (Saudah, 2016).
2.2.2 Penyebab BBLR
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA faktor lingkungan dan perilaku beresiko yang meliputi pekerjaan dan stres psikososial, merokok, konsumsi alkohol, konsumsi kafein, obat-obatan, dan terpapar dengan substansi beracun (Valero De Bernabé et al., 2004).
BBLR terjadi karena persalinan kurang bulan yang diakibatkan oleh uterus tidak mampu menahan janin, gangguan selama hamil, dan lepasnya plasenta lebih cepat dari waktunya. Selain itu BBLR juga terjadi karena adanya gangguan sirkulasi nutrisi ibu ke janin, faktor ibu (paritas, infertilitas, abortus spontan sebelumnya, bahan teratogenik, penyakit kronis, dan keadaan insufisiensi plasenta), faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan ganda, malformasi, tumor, dan plasenta previa. Faktor janin dapat menyebabkan terjadinya BBLR seperti kelainan kromosom, malformasi, infeksi kongenital, kehamilan ganda, dan ketuban pecah dini (Manggiasih & Jaya, 2016)
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
2.2.3 Klasifikasi BBLR
Menurut Manggiasih & Jaya (2016), BBLR dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Berdasarkan Berat badan lahir
a. BBLR : Berat badan < 2500 gram
b. BBLSR : Berat badan 1000 gram-1500 gram c. BBLASR : Berat badan < 1000 gram
2. Berdasarkan umur kehamilan a. Prematur
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan < 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau biasa disebut neonatus kurang bulan-sesuai masa kehamilan (NKB-SMK). b. Dismatur
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan yang dapat terjadi pada kelahiran preterm, term dan postterm atau biasa disebut juga neonatus kurang bulan-kecil untuk masa kehamilan (NKB-KMK).
c. Neonatus cukup bulan–kecil masa kehamilan (NCB-KMK) d. Neonatus lebih bulan-kecil masa kehamilan (NLB-KMK)
Menurut Kementrian Kesehatan (2011), BBLR dapat dibagi menjadi dua berdasarkan penyebabnya, yaitu :
1. Bayi kurang bulan atau prematur
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA kehamilan (neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan). Sebagian bayi kurang bulan belum siap untuk hidup diluar kandungan dan mendapatkan kesulitan untuk mulai bernafas, menghisap, melawan infeksi, dan menjaga tubuhnya agar tetap hangat.
2. Bayi kecil masa kehamilan atau dismaturitas
Adalah bayi yang tidak tumbuh dengan baik didalam kandungan selama kehamilan dengan berat badan bayi 2500 gram atau kurang pada saat lahir. Bayi kecil masa kehamilan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu KMK lebih bulan, KMK cukup bulan, dan KMK kurang bulan. Bayi KMK cukup bulan mampu bernafas dan menghisap dengan baik. Sedangkan KMK kurang bulan kadang kemampuan menghisapnya lemah.
2.2.4 Gambaran Klinis BBLR
Manggiasih & Jaya (2016) menyebutkan BBLR mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan < 45 cm, lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < 33 cm, umur kehamilan < 37 minggu, kepala lebih besar, kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, dan lemak berkurang, otot hipotonik lemah, pernafasan tidak teratur yang mengakibatkan mudahnya terjadi apnea, ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi lurus, kepala tidak mampu tegak, pernafasan 40-50 kali/menit, Nadi 100-140 kali/menit.
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
belum terbentuk dengan sempurna, lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama pada punggung, jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik, pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora, pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun, rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk, kadang disertai dengan pernapasan tidak teratur, aktifitas dan tangisannya lemah, dan refleks menghisap dan menelan tidak efektif/lemah. Sedangkan pada bayi KMK memiliki ciri-ciri seperti umur bayi dapat cukup, kurang atau lebih bulan tetapi beratnya kurang dari 2500 gram, gerakannya cukup aktif, tangis cukup kuat, kulit keriput, lemak bawah kulit tipis, bila kurang bulan jaringan payudara kecil, puting kecil. Bila cukup bulan payudara dan puting sesuai masa kehamilan, bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia minora, bayi laki-laki testis mungkin telah turun, rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian, dan mengisap cukup kuat.
2.2.5 Masalah pada BBLR dan perawatannya
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA 1. Hipotermia
Hipotermia adalah suhu inti tubuh bayi < 360C sehingga bayi beresiko mengalami stres dingin (Fraser & Cooper, 2009). Hipotermia ini terjadi karena mekanisme pengaturan suhu tubuh bayi baru lahir belum berfungsi sempurna. Apabila tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas, tubuh dapat mengalami hipotermia. Hipotermia terjadi karena lemak subkutan bayi masih tipis, perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar, asfiksia bebas, distres pernafasan, sepsis, dan cadangan glukosa yang sedikit (Purwoastuti & Walyani, 2016).
Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan kehilangan panas yang berlebihan seperti lingkungan dingin, basah atau bayi yang telanjang. Ketidaksanggupan menahan panas tubuh mengakibatkan kehilangan panas yang lebih besar seperti pada permukaan tubuh yang lebih luas, kurang lemak, ketidaksanggupan merefleksikan permukaan tubuh dan tonus otot yang lemah. Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya untuk mempertahankan suhu tubuh tidak dilakukan secara baik (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
laju metabolisme basalnya dengan membakar glukosa untuk menghasilkan energi panas.
BBLR yang mengalami hipotermia memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu suhu tubuh < 320C, mengantuk dan sukar dibangunkan, menangis sangat lemah, seluruh tubuh dingin, pernafasan lambat, pernafasan tidak teratur, bunyi jantung lambat, mengeras kaku (sklerema) dan bayi tidak mau menyusui sehingga beresiko dehidrasi. Purwoastuti & Walyani (2016) menyebutkan ada beberapa akibat yang ditimbulkan hipotermia meliputi hipoglikemia-asidosis metabolik, vasokonstriksi perifer dengan metabolisme anaerob, kebutuhan oksigen meningkat, gangguan pembekuan darah, shock, apnea, perdarahan intraventrikular, hipoglikemia dan berlanjut dengan kematian.
Kementerian Kesehatan RI (2010) menjelaskan BBLR dapat mengalami hipotermia melalui beberapa mekanisme yang berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas. Penurunan produksi panas terjadi karena kegagalan dalam sistem endokrin dan terjadi penurunan basal metabolisme tubuh. Peningkatan panas yang hilang terjadi bila panas tubuh berpindah ke lingkungan sekitar. Perpindahan ini terjadi melalui beberapa mekanisme yang meliputi konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi.
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA panas atau disebut radiasi. Evaporasi terjadi karena panas tubuh bayi terbuang akibat penguapan. Mekanisme kehilangan panas ini menyebabkan konsumsi oksigen jaringan meningkat karena bayi berusaha meningkatkan laju metabolisme basalnya dengan membakar glukosa untuk menghasilkan energi dan panas.
Fraser & Cooper (2009) menyebutkan prinsip perawatan BBLR yang mengalami hipotermia dengan menjaga keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas. Pencegahan stres dingin, yang dapat menyebabkan hipotermia (suhu tubuh <350C), sangat penting untuk pertahanan utuh bayi BBLR. Bayi BBLR tidak dapat menggigil atau bergerak terlalu banyak sehingga sangat bergantung pada adaptasi fisik yang menghasilkan panas dengan meningkatkan laju metabolisme basal dan menggunakan cadangan lemak coklat yang ada.
Sudarti & Khoirunnisa (2010) menyebutkan prinsip umum mempertahankan suhu normal bayi, yaitu :
1) Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat agar tetap hangat walaupun dalam keadaan dilakukan tindakan. Ada beberapa cara untuk menjaga kondisi ini, yaitu memakai pakaian bayi dan mengenakan topi, bungkus atau selimuti bayi dengan pakaian yang kering dan lembut.
2) Rawat bayi kecil diruangan hangat
3) Jangan letakkan bayi dengan benda yang dingin atau permukaan tempat yang dingin
4) Pada waktu dipindahkan ketempat lain, jaga bayi tetap hangat
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
Widyastuti (2016) menyatakan bahwa termoregulasi yang efektif menunjukkan perubahan berat badan pada BBLR. Pada hari pertama sampai dengan hari ketiga, berat badan BBLR mengalami penurunan dan meningkat kembali pada hari keempat dan kelima. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan lemak coklat untuk meningkatkan suhu tubuh lebih sedikit sehingga energi akan lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan (Prawiroharjo, 2009).
Sudarti & Khoirunnisa (2010) menyebutkan lima cara untuk menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh BBLR, yaitu :
1) Kontak kulit dengan kulit
Kontak kulit dengan kulit digunakan untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat atau menghangatkan bayi hipotermia (32-36,40C). Kulit bayi dilekatkan pada kulit ibu dengan suhu ruangan 250C. Tindakan ini dapat mempertahankan suhu tubuh bayi pada 36,50C-37,50C (suhu aksila).
2) Kangaroo Mother Care (KMC)
KMC merupakan perawatan bayi yang dilakukan dengan cara kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif yang bertujuan agar bayi tetap hangat (Depkes RI, 2009). KMC dilakukan pada BBLR yang stabil, sudah bernafas spontan dan tidak memiliki masalah kesehatan serius (Proverawati & Ismawati, 2010).
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA KMC. Penyapihan ini dapat dilakukan dengan kontak kulit lagi setelah bayi mandi atau pada waktu malam hari (Sudarti & Khoirunnisa, 2010).
KMC memiliki manfaat meliputi suhu tubuh bayi tetap normal, mempercepat pengeluaran ASI dan meningkatkan keberhasilan menyusui, perlindungan dari infeksi, berat badan bayi cepat naik, stimulasi dini kasih sayang, dan mengurangi biaya rumah sakit karena perawatan yang pendek (Proverawati & Ismawati, 2010). Silvia et al. (2015) menjelaskan bahwa BBLR yang dilakukan KMC mengalami peningkatan berat badan sebesar 28,3 gram bila dibandingkan dengan sebelum dilakukan KMC. Bayi yang diberikan KMC mendapatkan manfaat seperti suhu tubuh dalam batas normal dan mempunyai irama jantung dan pernafasan yang teratur, tidur lebih dalam, sedikit menangis, insiden infeksi lebih rendah, pertambahan berat badan lebih banyak, dan pemulangan lebih awal (Anderson, 1991).
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Perawatan Metode Kanguru (Depkes RI, 2009)
No Tahap Kegiatan
1. Persiapan a. Petugas kesehatan melatih ibu agar mampu beradaptasi dengan PMK selama 3 hari.
b. Ibu diajarkan tentang personal hygiene dengan membiasakan mencuci tangan, menjaga kebersihan kulit bayi,ibu mandi terlebih dahulu sebelum melakukan PMK.
c. Petugas kesehatan menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya pada BBLR, seperti kesulitan bernafas (dada tertarik kedalam, merintih), bernafas cepat atau sangat lambat, serangan henti nafas yang sering dan lama, bayi terasa dingin, bayi kesulitan minum, kejang, diare dan kulit menjadi kuning
2. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan PMK, ibu perlu memperhatikan empat komponen, yaitu :
a. Posisi Bayi
Pakaikan bayi pakaian, topi, popok dan kaus kaki yang telah dihangatkan
Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada bayi menempel ke dada ibu
Posisi bayi dijaga dengan kain panjang atau pengikat lainnya
Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri dengan posisi sedikit tengadah
Ujung pengikat tepat berada dibawah kuping
Tungkai bayi haruslah dalam posisi ‘kodok” dan
tangan dalam posisi fleksi
Pastikan juga bahwa ikatan yang kuat dari kain tersebut menutupi dada si bayi dan perut bayi jangan sampai tertekan, usahakan perutnya berada disekitar epigastrium ibu
Untuk memasukkan dan mengeluarkan bayi dari baju kanguru dapat dilakukan dengan cara, yaitu pegang bayi dengan satu tangan diletakkan dibelakang leher sampai punggung bayi, topang bagian rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari lainnya agar kepala bayi tidak tertekuk dan tidak menutupi saluran nafas ketika bayi berada pada posisi tegak, dan tempatkan tangan lainnya dibawah pantat bayi.
b. Nutrisi dengan pemberian ASI
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA 32 minggu atau lebih sudah dapat menyusui pada ibu. c. Dukungan
Dukungan emosional
Ibu memerlukan dukungan emosional untuk membantunya melakukan PMK. Ibu sering merasa cemas untuk menyusui bayinya sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga, temam, dan petugas kesehatan.
Dukungan Fisik
Selama beberapa minggu pertama PMK, ibu berfokus pada perawatan bayinya dan memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Oleh karena itu, ibu memerlukan dukungan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas rumah.
Dukungan edukasi atau informasi
Ibu perlu memahami proses PMK dan mengetahui manfaat PMK. Hal ini membuat PMK menjadi lebih bermakna dan meningkatkan keberhasilan PMK dirumah. Dukungan bisa diperoleh dari petugas kesehatan, seluruh anggota keluarga, ibu dan masyarakat.
d. Pemulangan
Pemulangan bayi dilakukan atas persetujuan dokter. Ibu dan bayi dapat dipulangkan jika kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik, tidak ada henti nafas atau infeksi, bayi minum dengan baik, berat badan bayi bertambah (15gr/kg/hari) dalam tiga hari berturut-turut dan ibu mampu merawat bayi. e. Monitoring kondisi bayi
Satu minggu setelah bayi pulang, timbang bayi setiap hari bila memungkinkan dan diskusikan setiap masalah yang ada dengan ibu
Pada minggu ke-2, petugas kesehatan melakukan kunjungan 2 kali/minggu sampai bayi berumur 40 minggu atau berat bayi 2500gr
3) Pemancar Panas
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
4) Inkubator
Inkubator merupakan penghangat berkelanjutan bagi BBLR < 1500 gram yang tidak dapat dilakukan KMC. Alat ini memiliki keuntungan dalam membantu pengamatan bayi, dapat mempertahankan suhu pada tingkat tertentu dan memudahkan penyediaan oksigen. Namun inkubator memiliki kerugian, yaitu membutuhkan tenaga terlatih untuk merawat bayi, memudahkan bakteri untuk tumbuh, dan resiko kepanasan.
5) Ruangan yang hangat
BBLR memerlukan ruangan yang hangat selama minggu pertama dirumah. Keluarga perlu mengatur suhu ruangan kira-kira pada suhu 260C, memastikan bayi diberi pakaian hangat, dan pada waktu malam hari menambahkan sumber panas. Bayi dengan BB 1500-2000 gram memerlukan suhu ruangan 280C-300C sedangkan bayi dengan BB >2000 gram memerlukan suhu ruangan 260C-280C (Sudarti & Khoirunnisa, 2010).
2. Masalah pemberian nutrisi
Masalah pemberian nutrisi pada BBLR terjadi karena berhubungan dengan berbagai kondisi ataupun komplikasi pada berbagai sistem organ tubuh seperti saluran nafas, susunan saraf pusat, saluran cerna, hati dan ginjal. Mekanisme ingesti dan digesti makanan pada bayi BBLR belum berkembang dengan baik. BBLR juga mengalami perkembangan mental, karakteristik fisik yang lemah, dan cadangan nutrisi yang rendah menjadikan bayi ini beresiko mengalami kesakitan dan kematian (Perry, et al. 2010).
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA kematangan fungsi pernafasan, dan kordinasi gerakan menghisap, menelan dan bernafas. Komponen refleks ini sudah mulai ada sejak usia kehamilan 28 minggu namun bayi belum mampu beradaptasi dan mudah mengalami kelelahan. Mekanisme yang teratur didapatkan pada usia kehamilan 32-36 minggu. Permasalahan yang mungkin ditemukan pada bayi prematur adalah mudah mengalami kekurangan gizi. Hal ini disebabkan oleh keadaan umum bayi yang tidak stabil, adaptasi bayi saat tidur ke keadaan bangun yang sulit, henti nafas, daya tahan yang terbatas, inkordinasi refleks menghisap, menelan dan bernafas serta kontrol fungsi oral yang kurang baik. Peningkatan kecepatan pertumbuhan, kebutuhan metabolisme yang tinggi, sistem fisiologi tubuh yang belum sempurna atau bayi sakit memudahkan bayi mengalami kekurangan gizi (IDAI, 2013).
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
alergi, perkembangan kognitif, dan meningkatkan kestabilan psikologis bayi (Anggraini & Septira, 2016).
Pemberian ASI pada BBLR bergantung pada kematangan fungsi refleks hisap dan menelan. Bayi dengan usia kehamilan > 34 minggu (BB>1800 gram) dapat disusukan langsung kepada ibunya karena refleks menelan dan menghisap sudah bagus. Bayi dengan usia kehamilan ibu 32-34 minggu (BB 1500-1800 gram) memiliki refleks menelan yang cukup baik namun refleks menghisapnya masih kurang baik. Pemberian ASI pada bayi ini dilakukan dengan cara ibu memerah ASI dan ASI diberikan menggunakan sendok, cangkir atau pipet. Jika bayi lahir dengan usia kehamilan ibu kurang dari 32 minggu (berat badan 1250-1500 gram), bayi belum memiliki refleks hisap dan menelan yang baik, maka ASI perah diberikan dengan menggunakan pipa lambung/orogastrik (IDAI, 2013).
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA IDAI (2013) menjelaskan untuk menilai kecukupan nutrisi pada BBLR dapat dilihat dari hasil pengukuran berat badan. Berat badan bayi baru lahir mengalami penurunan 10% dari berat badan lahir yang disebabkan oleh ekskresi cairan ekstravaskuler yang berlebihan. Berat badan bayi akan bertambah pada minggu ke dua dan bertumbuh sekitar 30 gr/hari selam satu bulan. Peningkatan berat badan/minggu BBLR adalah 250 gram pada bayi laki-laki dan 200 gram pada bayi perempuan (Anggraini & Septira, 2016).
Sudarti dan Khoirunnisa (2010) menjelaskan manajemen pemberian minum atau nutrisi bagi bayi berat lahir rendah sebagai berikut :
a) Prinsip umum
Nutrisi yang terbaik bagi BBLR adalah ASI. Apabila BBLR mendapat ASI, ibu perlu memastikan bayi sudah cukup minum atau belum dengan cara apakah bayi merasa puas setelah menyusui, mencatat jumlah urine setiap bayi kencing untuk menilai kecukupan minum (6 kali/hari), memperhatikan kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali, BBLR (BB 1500-2500 gram) tidak boleh kehilangan berat badan >10% dari berat badannya pada 4-5 hari pertama dan BBLR dengan berat badan < 1500 gram dapat kehilangan BB 10% pada 7-10 hari pertama.
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
kali/hari. BBLR sehat dengan berat badan 1250-1499 gram dapat diberikan ASI peras melalui pipa lambung selama 8 kali/hari dan bila kondisi bayi sudah stabil maka ASI dapat diberikan menggunakan sendok atau gelas.
b) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari
BBLR akan kehilangan berat badan selama 7-10 pertama sebesar 10 % untuk berat badan > 1500 gram dan 15 % untuk bayi dengan berat badan < 1500 gram. Kenaikan berat badan akan tercapai selama 3 bulan pertama sebesar 150-200 gram/minggu untuk bayi <1500 gram dan 200-250 gram untuk bayi dengan berat badan 1500-2500 gram.
3. Gangguan Imunitas
BBLR memiliki mekanisme pertahanan yang kurang terbentuk dengan baik. Gangguan imunologik menyebabkan daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang. Gangguan ini terjadi karena rendahnya kadar IgG atau gamma globulin, rendahnya aktivitas bakterisidal neotrofil, dan efek sitotoksik limfosit yang rendah. Bayi prematur belum mampu membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap infeksi belum baik. (Proverawati & Ismawati, 2010).
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA pertama setelah keluar dari rumah sakit karena aspirasi susu, diare, dan infeksi. Bayi baru lahir rentan sekali terhadap penyakit yang berpengaruh pada kelangsungan hidupnya. Hal ini terjadi karena kondisi sistem tubuh bayi yang belum stabil.
Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dalam perawatan bayi baru lahir. Sudarti & Khoirunnisa (2010) menjelaskan kewaspadaan dalam pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, yaitu anggaplah setiap orang berkontribusi untuk menyebarkan infeksi, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi, bersihkan dan bila perlu lakukan desinfeksi peralatan makan bayi, dan bersihkan ruang perawatan bayi. Perawatan dan pengawasan infeksi terhadap bayi harus dilakukan secara ketat. Prosedur yang dapat dilakukan oleh ibu atau tenaga kesehatan, yaitu mencuci tangan dengan air mengalir selama 2 menit sebelum dan sesudah memegang bayi, melakukan tindakan untuk mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang berhubungan langsung dengan bayi, mencegah kontaminasi udara, membatasi kontak langsung atau tidak langsung dengan petugas atau bayi lainnya, dan melarang petugas atau keluarga yang terkena infeksi untuk berhubungan langsung dengan bayi (Proverawati & Ismawati, 2010).
2.3 Konsep Kemampuan
2.3.1 Definisi Kemampuan
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
Kemampuan terbentuk sejak lahir, belajar, dan pengalaman untuk melakukan suatu kegiatan secara fisik atau mental (Soehardi, 2003).
Kemampuan merupakan suatu perwujudan dari kewajiban dan tanggung jawab seseorang untuk melindungi kesehatan dan menjaga kesehatan dirinya sendiri dari segala macam penyakit dan masalah kesehatan lainnya (Notoatmodjo, 2012). Kemampuan kesehatan terbentuk oleh adanya pemberdayaan melalui promosi kesehatan sehingga individu, kelompok atau masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
Kemampuan dalam kesehatan terbentuk dari adanya kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman individu tentang cara memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Kesadaran dan pengetahuan merupakan tahap awal timbulnya kemampuan karena kemampuan merupakan proses belajar. Belajar merupakan suatu proses adanya alih pengetahuan dari sumber belajar kepada subjek belajar. Oleh karena itu, kemampuan seseorang dimulai dengan diperolehnya informasi kesehatan.
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA 2.3.2 Kemampuan Ibu Merawat BBLR
Proses transisi menjadi orangtua merupakan periode waktu yang cukup singkat yang dimulai dari awal kehamilan sampai bulan pertama memiliki anak. Proses ini membutuhkan kemampuan ibu dalam merawat bayi sejak berada dalam kandungan sampai dengan bayi berumur satu bulan. Kemampuan merawat bayi perlu dipelajari karena adanya pandangan bahwa merawat bayi merupakan suatu keterampilan alamiah (Henderson & Jones, 2006).
Peran ibu merupakan suatu proses untuk mencapai kemampaun dan mengintegrasikan perilaku keibuannya sehingga ia merasa nyaman dengan identitasnya sebagai ibu. Peran ini menggambarkan kemampuan seorang ibu dalam kepercayaannya merawat bayi (Shah, et al. 2016). Kompetensi peran ibu mencerminkan keyakinan ibu bahwa dia mampu merawat bayinya.
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
2.4 Konsep Theory of Planned Behavior 2.4.1 Sejarah Theory of Planned Behavior
Theory of planned behavior merupakan pengembangan lebih lanjut dari
theory of reasoned action. TRA dikemukan pertama kali oleh Fisbein dan Ajzen pada tahun 1975 dengan memberikan bukti ilmiah bahwa intensi untuk melakukan suatu tingkah laku dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) dan norma subjektif (subjective norms). Beberapa tahun kemudian, Ajzen melakukan metaanalisis terhadap TRA. Hasil yang didapatkan dari metaanalisis tersebut adalah TRA hanya berlaku bagi tingkah laku yang berada dibawah kontrol penuh individu karena ada faktor yang dapat menghambat atau mempermudah realisasi intensi kedalam tingkah laku. Pada tahun 1988, Ajzein menambahkan perceived behavioral control sebagai satu faktor antesenden bagi intensi kedalam tingkah laku.
2.4.2 Variabel yang Mempengaruhi Intensi
Ramdhani (2011) mengemukakan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya intensi atau niat untuk berperilaku. Intensi adalah seberapa kuat seseorang mencoba suatu perilaku. Atau orang berperilaku karena faktor keinginan, kesengajaan, atau memang sudah direncanakan (Nursalam, 2016). Ada tiga faktor penentu niat atau intensi, yaitu :
1. Attitude towards the behavior atau sikap
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA dengan cara menghubungkan antara perilaku tertentu dengan berbagai manfaat atau kerugian yang mungkin diperoleh apabila seseorang melakukan atau tidak melakukannya. Sikap seseorang terhadap suatu tingkah laku dilandasi oleh keyakinan seseorang terhadap konsekuensi (outcome) yang akan dihasilkan jika tingkah laku tersebut dilakukan (outcome evaluation) dan kekuatan terhadap keyakinan tersebut (belief strength). Hal ini berarti bahwa seseorang yang percaya bahwa suatu tingkah laku dapat menghasilkan outcome positif, maka ia akan memiliki sikap yang positif.
2. Subjektive norm atau norma subjektif
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
penting bagi dirinya untuk berperilaku tertentu dan sejauhmana seseorang ingin mematuhi anjuran orang-orang tersebut (Nursalam, 2016).
3. Perceived behavioral control atau persepsi kontrol perilaku
Ramdhani, 2011 menyatakan bahwa persepsi kontrol sama halnya dengan efikasi diri, yaitu keyakinan individu bahwa ia akan berhasil menguasai keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Persepsi kontrol perilaku adalah persepsi individu mengenai mudah atau sulitnya sebuah perilaku dapat dilakukan. Persepsi ini didapatkan dengan menjumlahkan hasil kali antara keyakinan mengenai mudah atau sulitnya suatu perilaku dilakukan (control belief) dan faktor kekuatan dalam memfasilitasi atau menghambat tingkah laku (power belief). Hal ini berarti semakin besar persepsi seseorang mengenai kesempatan dan sumber daya yang dimiliki (faktor pendukung) dan semakin kecil persepsi hambatan yang dimiliki maka semakin besar perceived behavioral control yang dimiliki seseorang. Variabel ini juga diasumsikan untuk merefleksikan pengalaman masa lalu seseorang dan mengantisipasi halangan yang mungkin terjadi (Nursalam, 2016).
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA Gambar 2.1 Peran Faktor-faktor latar belakang pada theory of planned behavior
(Ajzen, 2005 dalam Nursalam, 2016)
2.5 Keaslian Penelitian
Tabel 2.2 Keyword Development
Bayi BBLR Perawatan bayi BBLR Teori Perilaku terencana
Low Birth Weight Care prematur Planned of Behavior Kemampuan ibu
merawat bayi
Care for low birth weight
Untuk melakukan literature review, peneliti menggunakan kata kunci seperti tertera pada tabel 2.2 di atas. Alternatif kata kunci tersebut digunakan untuk mencari literatur artikel jurnal di database DOAJ, science direct, repository UNAIR dan google scholar dan mengerucutkan pencarian berdasarkan judul, abstrak, dan hasil penelitian. Penelusuran pada database DOAJ dengan kata kunci
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
perawatan bayi BBLR ditemukan 9 jurnal yang sesuai dan 9 jurnal direview. Kata kunci care for low birth weight 94 jurnal dan yang direview 3 jurnal. Kata kunci bayi BBLR ditemukan 54 jurnal dan yang direview 3 jurnal. Kata kunci theory of planned behavior ditemukan 600 jurnal dan yang direview 1 jurnal. Kata kunci kemampuan merawat bayi ditemukan 49 jurnal dan yang direview 3 jurnal.
Penelusuran pada google scholar dengankata kunci bayi BBLR ditemukan 490 jurnal dan yang direview 24 jurnal. Kata kunci perawatan bayi BBLR ditemukan 1600 jurnal dan yang direview 12 jurnal. Kata kunci kemampuan ibu merawat bayi ditemukan 35 jurnal dan yang direview 4 jurnal. Penelusuran pada
science direct dengan kata kunci care for low birth weight ditemukan 102.477 jurnal dan yang direview 45 jurnal. Kata kunci planned of behavior ditemukan 257.674 jurnal dan direview 2 jurnal. Jurnal yang sesuai dengan penelitian tersebut adalah seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.3 Keaslian penelitian analisis faktor yang berhubungan dengan kemampuan ibu merawat BBLR
No. Judul Artikel; Penulis; Tahun
Metode (Desain, Sampel, Variabel,Instrumen ,Analisis
Hasil Penelitian
1. Pengaruh perawatan metode kanguru terhadap perubahan berat badan bayi lahir rendah; Silvia , Yelmi Reni Putri, Elharisda Gusnila; 2015
Dependent : Perubahan berat badan bayi lahir sebelum perawatan metode kanguru adalah 1738,60 gram, sedangkan setelah dilakukan perawatan
metode kanguru berat badan bayi meningkat menjadi 1766,90 gram, dengan peningkatan berat badan sebanyak 28,30 gram dimana p value = 0.00 (α< 0.05 )
Ada hubungan pengetahuan dengan self efficacy ibu dalam mempertahankan suhu tubuh bayi (p-value 0,000), ada hubungan pengetahuan dengan
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
memberikan nutrisi bayi BBLR (p-value 0,000), ada qualitative study of knowledge, beliefs and di fasilitas kesehatan dan 6 bayi yang
Pengenalan terhadap BBLR oleh ibu dianggap sebagai sesuatu yang sulit. Ada yang tahu penyebab kelahiran BBLR dan ada juga yang menganggapnya sebagai pengaruh dari kekuatan supranatural. Ibu yang melahirkan dirumah sakit memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan BBLR dirumah. Perawatan yang dilakukan meliputi perawatan tali pusat dan menjaga bayi tetap hangat dan kemampuan yang buruk adalah mengenai inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif. Sikap ibu yang menggangap berat badan bayi bukan sebagi sesuatu yang berbahaya sehingga ibu tidak mencari perawatan kesehatan.
4. Pengalaman Ibu dalam Merawat Bayi dengan Prematur dan
Berat Badan Lahir Rendah; Deswita, 2013
D : Desain penelitian kualitatif dengan studi
Tema yang teridentifikasi dari hasil wawancara adalah sebanyak 5 (lima). Tema tersebut adalah: (1) Karakteristik bayi prematur dan BBLR, (2) Respon ibu terhadap kelahiran prematur dan BBLR (3) Perawatan bayi prematur dan BBLR di rumah, (4) Dukungan ibu dalam meningkatakan berat badan lahir rendah pada bayi prematur
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
di RS PKU Muhammadiyah Surakarta; Siti Arifah, Sri Wahyuni; 2013
KMC dengan durasi 2 jam dan 4 jam sehari selama 2
3.Rata-rata peningkatan berat badan bayi setelah dilakukan perawatan KMC selama 4 jam sehari adalah 167,86 gram.
4.Metode KMC 4 jam sehari dapat menignkatan berat badan lebih banyak dibanding KMC 2 jam sehari 6. Pengetahuan ibu
D : Deskriptif kuantitatif S : 45 orang
V : Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi BBLR
I : Kuesioner
A : Statistik inferensial
Pengetahuan mempertahankan suhu dan
kehangatan (75,56%) memiliki pengetahuan kurang, Pengetahuan memberikan ASI (42,22%) memiliki pengetahuan cukup dan pengetahuan mencegah infeksi (44,45%) memiliki
Ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini, kekuatan korelasi (r) = 0,483 yang mengidentifikasikan bahwa kekuatan hubungan dalam kategori sedang dan arah korelasi (+) yang artinya semakin besar nilai tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir, maka semakin besar pula nilai kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini
D : Kualitatif dengan pendekatan
Grounded Theory
S : 6 Partisipan
I : Wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur
Tujuh tema yang dibentuk menjadi konsep baru tentang pola perawatan pada ibu merawat bayi, pemenuhan kebutuhan biopsikososial bayi, pencegahan penyakit bayi dan dukungan sosial
35
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
BAB 3KERANGKA KONSEPTUAL BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konsep
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
Gambar 3.1 di atas menjelaskan tentang theory of planned behavior yang merupakan suatu pendekatan psikologisosial untuk pemahaman dan memprediksi beberapa faktor penentu perilaku kesehatan. Perilaku dipengaruhi oleh intensi untuk melakukan perilaku. Intensi atau niat tidak dapat berdiri sendiri namun dipengaruhi oleh tiga faktor penentu, yaitu sikap, norma subjektif, dan perceived behavior control. Ketiga faktor ini dipengaruhi oleh background factor yang meliputi personal factor, social dan information. Personal factor adalah sikap umum seseorang terhadap sesuatu, sifat kepribadian (personality values), nilai hidup (values), emosi, dan kecerdasan yang dimilikinya. Social factor meliputi usia, jenis kelamin, etnis, pendidikan, penghasilan dan agama. Sedangkan
information meliputi pengalaman, paparan media dan pengetahuan. Pada penelitian ini, calon peneliti mengambil beberapa faktor yang berhubungan dengan kemampuan ibu dalam merawat bayi BBLR. Faktor-faktor itu adalah pengetahuan, sikap, norma subjektif, perceived behavior control, intensi dan perilaku kemampuan ibu merawat bayi BBLR.
3.2 Hipotesis Penelitian
H1 :
1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat BBLR 2. Ada hubungan antara sikap dengan kemampuan ibu merawat BBLR
3. Ada hubungan antara norma subjektif dengan kemampuan ibu merawat BBLR
4. Ada hubungan antara perceived behavior control dengan kemampuan ibu merawat BBLR
37
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas tentang 1) rancangan penelitian, 2) populasi, sampel dan sampling, 3) variabel penelitian dan definisi operasional variabel , 4) instrumen penelitian, 5) lokasi dan waktu penelitian, 6) Uji validitas dan relibialitas, 7) prosedur pengambilan atau pengumpulan data, 8) cara analisis data, 9) kerangka operasional atau kerja, 10) masalah etik, 11) keterbatasan penelitian.
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah suatu strategi penelitian untuk mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan mendefenisikan struktur penelitian yang akan dilaksanakan (Nursalam, 2016). Jenis penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional. Desain ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi pengetahuan ibu, sikap ibu, norma subjektif ibu, perceived behavioral control dan intensi yang berhubungan dengan kemampuan ibu dalam merawat BBLR.
4.2 Populasi, Sampel dan Sampling
4.2.1 Populasi
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah atau wakil dari populasi (Arikunto, 2013). Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2016). Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi BBLR pada bulan Juli s.d September 2017 yang berjumlah 77 orang.
Sebagai upaya untuk mengurangi biasnya hasil penelitian, peneliti menerapkan beberapa kriteria yang harus dimiliki sampel berupa:
1. Kriteria inklusi
a. Ibu yang pernah mempunyai bayi berat lahir rendah b. Bayi dengan riwayat BBLR yang berusia ≤ 3 bulan c. Ibu yang bisa membaca dan menulis
2. Kriteria eksklusi
a. Ibu mengalami sakit berat b. Ibu bayi yang meninggal 4.2.3 Teknik Sampling
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
4.3.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2016). Pada penelitian ini, variabel independennya adalah pengetahuan, sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, dan intensi
4.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain (Nursalam, 2016). Pada penelitian ini, variabel dependennya adalah kemampuan ibu dalam merawat bayi BBLR.
4.3.3 Definisi Operasional
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
Tabel 4.1 Definisi operasional penelitian analisis faktor yang berhubungan dengan kemampuan ibu merawat BBLR berdasarkan theory of planned behavior di Kabupaten Manggarai-NTT
No Variabel Definisi Operasional
Parameter Alat ukur Skla
Pengukuran kanguru, manfaat metode kanguru, dan kondisi ruangan
c. Pemberian susu formula, manfaat ASI, dan cara memberikan ASI kepada BBLR
d. Kondisi daya tahan tubuh
BBLR dan cara
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA bayi BBLR, manfaat
metode kanguru, tindakan pemberian susu formula pada BBLR, manfaat pemberian ASI, dan tindakan pencegahan infeksi
b. Keyakinan ibu terhadap perawatan BBLR yang terdiri dari tindakan mempertahankan suhu bayi BBLR, manfaat metode kanguru, tindakan pemberian susu formula pada BBLR, manfaat pemberian ASI, dan tindakan pencegahan infeksi
positif
Sangat tidak setuju = 1 Tidak Setuju = 2 Setuju = 3 Sangat Setuju = 4 Skala likert pernyataan negatif
Sangat tidak setuju = 4 Tidak Setuju = 3
Sikap negatif jika T< T mean
Parameter penilaian norma subjektif ibu terdiri dari :
a. Motivation to comply
yang terdiri atas motivasi untuk mengikuti apa yang disampaikan dan dianjurkan oleh suami, keluarga, dan tenaga kesehatan untuk
Kuesioner Ordinal Terdiri dari 6 pernyataan
Skala likert
pencegahan infeksi pada BBLR
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
4.4 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (Arikunto,2010). Instrumen yang digunakan pada penelitian meliputi pengetahuan ibu, sikap ibu, norma subjektif ibu, perceived behavioral control ibu,intensi ibu, dan kemampuan ibu. Adapun instrumen ini meliputi :
1. Tingkat pengetahuan ibu
Pengambilan data variabel tingkat pengetahuan ibu merawat bayi berat lahir rendah menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15 pernyataan
Tabel 4.2 Blue print instrumen pengetahuan ibu
Variabel Subvariabel Indikator Nomor Pertanyaan
Penilaian Pengetahuan Definisi BBLR,
Penyebab BBLR,
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA Proverawati & Ismawati (2010), Kementerian Kesehatan RI (2010), Kemenetrian Kesehatan RI (2011), Frans & Cooper (2009), Purwoastuti & Walyani (2016), Sudarti & Khoirunnisa (2010) dan Depkes (2009).
2. Sikap ibu
Pengambilan data pada variabel sikap ibu dalam merawat bayi berat lahir rendah menggunakan 12 pernyataan.
Tabel 4.3 Blue print instrumen sikap ibu
Variabel Subvariabel Indikator Nomor Pernyataan
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA
berdasarkan literatur yang berkaitan dengan perawatan bayi berat lahir rendah. Sumber literaturnya yaitu Proverawati & Ismawati (2010), Kementerian Kesehatan RI (2010), Kementerian Kesehatan RI (2011), Frans & Cooper (2009), Purwoastuti & Walyani (2016), Sudarti & Khoirunnisa (2010) dan Depkes (2009). 3. Norma Subjektif
Pengambilan data pada variabel norma subjektif menggunakan 6 pernyataan yang terdiri dari :
Tabel 4.4 Blue print instrumen norma subjektif Variabel Subvariabel Indikator Item
Pernyataan
Kuesioner yang digunakan pada variabel ini merupakan hasil modifikasi peneliti dengan mengacu pada kuesioner norma subjektif perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan berdasarkan theory of planned behavior
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG.... YOHANES PEMANDI DOKA 4. Perceived behavioral control
Pengambilan data pada variabel ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari 10 pernyataan.
Tabel 4.5 Blue print instrumen perceived behavioral control
Variabel Subvariabel Indikator Item Pernyataan
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi peneliti dengan mengacu perceived behavioral control pada perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan berdasarkan theory of planned behavior