• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN iB TAPENAS HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH SEMARANG TUGAS AKHIR - ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN iB TAPENAS HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH SEMARANG - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN iB TAPENAS HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH SEMARANG TUGAS AKHIR - ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN iB TAPENAS HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH SEMARANG - Test Repository"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN iB TAPENAS HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH SEMARANG

TUGAS AKHIR

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya pada Jurusan D III Perbankan Syariah

Oleh: ADY JATMIKO NIM. 201-12-043

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN iB TAPENAS HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH SEMARANG

TUGAS AKHIR

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya pada Jurusan D III Perbankan Syariah

Oleh: ADY JATMIKO NIM. 201-12-043

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

“LEBIH BAIK MERANGKAK TETAPI JALAN KE DEPAN,

DARIPADA BERPUTAR TAPI HANYA DIAM SAJA DI

TEMPAT”

”SEMUA ORANG PUNYA RASA TAKUT, MAKA BERANILAH

UNTUK MEMBUANG RASA TAKUT”

“JIKA HIDUP

HANYA SEKEDAR HIDUP, KERA DI HUTAN

PUN BISA HIDUP. JIKA BEKERJA HANYA SEKEDAR

BEKERJA, KERBAU DI SAWAH PUN BISA BEKERJA”

(7)

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk:

1. Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak dan Ibu (Sutari dan Suprihati), terima kasih atas kasih sayang dan doa yang diberikan selama ini.

3. Kakak-kakakku tercinta Heti Kusmirah dan Amin Kusmanto.

4. Teman dekat saya Tiara Kasih Mirasanti dan sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku dan menyemangatiku dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 5. Teman-teman seperjuangan D III Perbankan Syariah angkatan 2012 yang

telah bersama berjuang selama ini. 6. Almamaterku IAIN Salatiga.

(8)

ABSTRAK

Jatmiko, Ady. 2015. Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan iB Tapenas Hasanah Pada Bank BNI Syariah Semarang). TugasAkhir. Jurusan D III Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.Pembimbing Drs. H. Alfred, S, M.SI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran tabungan iB Tapenas Hasanah diterapkan, bagaimana prosedur pengajuan tabungan iB Tapenas Hasanah dilakukan, dan untuk mengetahui bagaimana perkembangan tabungan iB Tapenas Hasanah, dengan metode kualitatif melalui wawancara, penggunaan dokumen, dan observasi. Maka dari penelitian ini telah dihasilkan bahwa strategi pemasaran di BNI Syariah Semarang menggunakan 4P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat),dan promotion (promosi) bukan 7P atau 11P. Dalam pengajuan pembukaan rekening tabungan iB Tapenas Hasanah maka calon nasabah harus memenuhi syarat-syaratnya yaitu mengisi formulir, melampirkan identitas diri, melakukan setoran awal, dan untuk anak dibawah 17 tahun menggunakan akta kelahiran. Perkembangan produk tabungan iB Tapenas Hasanah selama 3 tahun mulai dari tahun 2013 sampai 2015 per bulan Agustus mengalami kenaikan lebih dari 50% baik dari segi saldo tabungan maupun jumlah nasabah produk tabungan iB Tapenas Hasanah.

Kata Kunci : Tabungan iB Tapenas Hasanah, Strategi Pemasaran

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan iB Tapenas Hasanah Pada Bank BNI Syariah Semarang” ini dengan baik.

Tugas akhir ini disusun dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat kelulusan jurusan D III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini banyak pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan, maka selayaknya peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga beserta wakil-wakilnya.

2. Bapak Dr. Anton Bawono S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.Si selaku Kepala Jurusan D III Perbankan Syariah.

4. Bapak Rifa‘i Gunawan, selaku pembimbing lapangan kegiatan magang. 5. Drs. H. Alfred, S, M.SI., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing

dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir Ini.

6. Keluarga besar Bank BNI Syariah Semarang yang telah membantu dalam pembuatan tugas akhir ini.

(10)

7. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, serta motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

8. Teman-teman DIII Perbankan Syariah (PS) Angakatan Tahun 2012.

9. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis sadar bahwa tidak ada sesuatu apapun yang sempurna kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Salatiga, 14 Agustus 2015 Penulis

Ady Jatmiko NIM. 201-12-043

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSAH ... iii

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Kegunaan ... 10

1. Tujuan Penelitian ... 10

2. Kegunaan Penelitian... 10

D. Penelitian Terdahulu ... 11

E. Metode Penelitian... 16

1. Jenis Penelitian Kualitatif ... 16

2. Teknik Pengumpulan Data ... 16

F. Penegasan Istilah ... 17

G. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II LANDASAN TEORI ... 20

A. Bank Syariah ... 20

1. Pengertian Bank Syariah ... 20

2. Perangkat yang Digunakan Bank Syariah ... 22

3. Fungsi dan Peran Bank Syariah ... 24

4. Tujuan Bank Syariah ... 25

5. Ciri-ciri Bank Syariah ... 25

6. Instrumen Keuangan ... 26

B. Konsep Strategi Pemasaran ... 26

1. Pengertian Strategi ... 26

2. Pengertian Pemasaran ... 28

3. Pengertian Strategi Pemasaran ... 32

4. Segmentasi Pasar ... 35

(12)

C. Konsep Tabungan Mudharabah ... 36

1. Pengertian Tabungan ... 36

2. Tujuan Menabung di Bank ... 38

3. Manfaat Tabungan ... 38

4. Manfaat Menabung di Bank Syariah ... 39

D. Mudharabah ... 43

1. Pengertian Mudharabah ... 43

2. Landasan Teori ... 45

3. Jenis-jenis Mudharabah ... 46

4. Karakteristik Mudharabah ... 47

5. Rukun Akad ... 48

6. Bentuk-bentuk Akad Mudharabah ... 48

7. Aplikasi Dalam Perbankan ... 49

8. Manfaat Mudharabah ... 50

E. Tabungan Mudharabah ... 52

1. Landasan Syariah Tentang Tabungan ... 52

2. Ketentuan Tentang Tabungan Mudharabah ... 53

3. Perhitungan Bagi Hasil untuk Tabungan Mudharabah ... 54

F. Pengertian Akad ... 54

1. Rukun Akad ... 55

2. Syarat-syarat Akad ... 56

3. Akad yang Digunakan Bank Syariah ... 57

4. Keterkaitan Akad dan Produk ... 57

5. Akad Bank Syariah ... 58

D. Struktur Organisasi Bank BNI Syariah Cabang Semarang ... 67

E. Susunan Manajemen Bank BNI Syariah Cabang Semarang ... 68

F. Tugas dan Wewenang Jabatan Bank BNI Syariah Cabang Semarang 68 1. Branch Manager ... 68

2. Operational Manager ... 70

3. SME Financing... 72

4. Recovery dan Remedial ... 72

5. Customer Sales ... 72

6. Sub Branch Manager ... 74

7. Consumer Processing ... 76

8. Consumer Service... 76

9. General Affair Head ... 78

(13)

10.Operational Head ... 78

G. Produk-produk Bank BNI Syariah Semarang ... 80

a. Prdouk Pendanaan ... 80

b. Produk Pembiayaan ... 84

c. Produk Jasa dan Layanan ... 91

BAB IV ANALISIS DATA ... 93

A. Prosedur Pengajuan Tabungan iB Tapenas Hasanah ... 93

1. Pengertian Tabungan iB Tapenas Hasanah ... 93

2. Prosedur Pengajuan/Persyaratan Tabungan iB Tapenas Hasanah . 94 B. Strategi Pemasaran Produk Tabungan iB Tapenas Hasanah... 94

1. Strategi Produk (Product Startegi) ... 95

2. Strategi Harga (Price Strategi) ... 98

3. Strategi Lokasi dan Layout (Place Strategi and Layout) ... 100

4. Strategi Promosi (Promotion Strategi) ... 104

C. Perkembangan Produk Tabungan iB Tapenas Hasanah Antara Tahun 2013-2015 pada Bank BNI Syariah Semarang ... 109

BAB V PENUTUP ... 112

A. Kesimpulan ... 112

B. Saran ... 113 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Mudharabah 51

(15)

DAFTAR TABEL

(16)
(17)

1

Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito, kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah

―badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak‖ (Kasmir, 2013:24).

(18)

kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masayarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah seperti giro, tabungan, sertifikat deposito, dan deposito berjangka. Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak perbankan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut bisa berupa hadiah, bagi hasil, bunga, pelayanan dan balas jasa lainnya.

(19)

Nomor 10 Tahun 1998 yang baru bank umum pun dapat menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah asal sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan olek Bank Indonesia (Kasmir, 2013:24).

Jenis bank jika dilihat dari cara menentukan harga terbagi menjadi dua macam, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank berdasarka prinsip syariah (Kasmir, 2013:166). Pengertian kata

―konvensional‖ menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah ―,menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan‖. Sementara itu, menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah ―berdasarkan kesepakatan

umum‖ seperti adat, kelaziman, kebiasaan. Berdasarkan pengertian itu

bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih daulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.

(20)

Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemprakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah sesuai islam. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiawai seluruh hubungan transaksinya adalah efisiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efeisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.

Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensioanal. Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah:

(21)

c. Pinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)

d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)

e. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)

Setiap bank-bank syariah mempunyai bermacam-macam produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Di dalam menawarkan produknya maka terjadi persaingan antara bank-bank syariah sehingga perlu adanya strategi didalam pemasaran masing-masing bank tersebut. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui dan berminat untuk ,mengambil manfaat dari produk-produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhannya.

(22)

Ada tiga produk dalam bank syariah antara lain pendanaan, pembiayaan, dan jasa perbankan. Salah satunya adalah pendanaan. Di dalam pendanaan juga ada beberapa produk dan salah satungan adalah tabungan. Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan

Nomor 10 Tahun 1998 adalah ―simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu‖. Syarat–syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank dengan si penabung (Kasmir, 2013:69-70). Bank syariah menerima simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan (saving account) untuk keamanan dan kemudahan pemakaian, seperti rekening giro, tetapi tidak sefleksibel rekening giro, karena nasabah tidak dapat menarik dananya dengan cek. Prinsip yang digunakan dapat berupa wadiah (titipan), qard (pinjaman kebajikan), mudharabah (bagi hasil).

(23)

Bank BNI Syariah Semarang sebagai lembaga keuangan mempunyai strategi-strategi pemasaran pada setiap produk-produk yang mereka tawarkan. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui dan tertarik untuk mengambil manfaat dari produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Tabungan IB Haji Hasanah, tabungan IB Hasanah, Tabungan IB Prima Hasanah,Tabungan IB Tapenas Hasanah, Tabungan IB Bisnis Hasanah, Tabunganku IB, Giro IB Hasanah, dan Deposito IB Hasanah merupakan produk-produk pendanaan Bank BNI Syariah Semarang dimana masing-masing produk tersebut mempunyai keunggulan. Tabungan IB Tapenas Hasanah adalah simpanan mudharabah yang memungkinkan investasi sesuai syariah sekaligus memperoleh kemudahan mengelola dana selayaknya tabungan. Tabungan IB Tapenas Hasanah dengan investasi dana untuk perencanaan masa depan yang

(24)

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Nasabah Tabungan iB Tepenas Hasanah Dari Tahun 2013-2015/bulan Agustus

No. Tahun Jumlah Nasabah

1. 2013 50449

2. 2014 54876

3. 2015 52554

Sumber: Wawancara dengan Bp. Nunuk Nugroho selaku penyelia umum BNI Syariah Cabang Semarang pada hari Kamis 6 Agustus 2015 pukul 16.00 WIB.

Berdasarkan tabel di atas perkembangan jumlah nasabah produk tabungan IB Tapenas Hasanah pada BNI Syariah Semarang cukup pesat untuk seluruh wilayah di Indonesia, maka penulis tertarik untuk meneliti strategi pemasaran tabungan IB Tapenas Hasanah. Produk ini banyak diminati masyarakat karena terkait dengan bagi hasil yang cukup tinggi, akan tetapi hal ini tidak terjadi di BNI Syariah Semarang. Nasabah produk tabungan IB Tapenas Hasanah dari tahun 2013-2015 per bulan Agustus hanya ada 333 nasabah dari total 157879 nasabah produk tabungan IB Tapenas Hasanah yang ada di seluruh Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa perkembangan jumlah nasabah di BNI Syariah Semarang hanya tumbuh sekitar 0,003% .

(25)

kurang gencar dalam mempromosikan produk tersebut. Dari permasalahan tersebut maka perlu dilakukan analisis strategi pemasaran produk tabungan IB Tapenas Hasanah. Hal itu dilakukan sebagai strategi untuk meningkatkan pemasaran produk tersebut.

Perkembangan produk tabungan IB Tapenas Hasanah harus diketahui pihak bank dan nasabah. Bagi BNI Syariah Semarang jika perkembangan belum sesuai dengan apa yang diharapkan itu berarti strategi pemasaran yang digunakan belum cukup berhasil, maka harus dilakukan atau mencari strategi pemasaran yang baru agar masyarakat lebih tertarik lagi menggunakan produk tabungan IB Tapenas Hasanah ini. Dari latar belakang masalah penulis tertarik untuk meneliti tentang analisis strategi pemasaran, yang mana di BNI Syariah Semarang produk tabungan ini masih kecil perkembangannya. Penulis ingin mengetahui perkembangan yang masih kecil ini apakah disebabkan oleh strategi pemasaran yang kurang maksimal pada bank BNI Syariah Semarang atau dari faktor lain. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menganalisis strategi pemasaran yang sudah dilakukan bank BNI Syariah Semarang.

Berdasarkan penjelasan diatas penuis menuangkan hasil penelitian dalam tugas akhir ini dengan “Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan iB Tapenas Hasanah Pada Bank BNI Syariah Semarang”.

(26)

pendidikan di Indonesia. Sehingga sangat diharuskan adanya sebuah kesepakatan mengenai keuntungan yang diperoleh dari masing-masing pihak. Penyusun berharap, melalui penelitian yang dilakukan mampu memberikan konstribusi yang baik dan keuntungan bagi banyak pihak.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pengajuan produk tabungan iB Tapenas Hasanah pada BNI Syariah Semarang?

2. Bagaimana strategi pemasaran produk iB Tapenas Hasanah pada BNI Syariah Semarang?

3. Bagaimana perkembangan produk iB Tapenas Hasanah di BNI Syariah Semarang dari tahun 2013-2015?

C. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan

a. Untuk mengetahui prosedur pengajuan produk tabungan iB Tapenas pada BNI Syariah Semarang.

b. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk iB Tapenas pada BNI Syariah Semarang.

c. Untuk mengetahui perkembangan produk iB Tapenas di BNI Syariah Semarang dari tahun 2013-2015.

2. Kegunaan a. Bagi peneliti

(27)

2. Salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Islam pada program studi D III Perbankan Syariah.

b. Bagi Perguruan Tinggi

1. Agar karya ilmiah dapat digunakan sebagai salah satu referensi maupun tambahan informasi bagi mahasiswa umum khususnya mahasiswa IAIN Salatiga.

2. Menambah pengetahuan tentang cara pemasaran Produk Tabungan iB Hasanah pada BNI Syariah Semarang.

c. Bagi BNI Syariah Semarang

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi pihak BNI Syariah Semarang untuk mengetahui tanggapan konsumen tentang perbankan syariah dan pengaruhnya terhadap keputusan menjadi nasabah. Selain itu, untuk memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi perusahaan dalam mengevaluasi atau memperbaiki kinerjanya guna memperluas pengetahuan konsumen sehingga dapat dijadikan sebagai masukan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen.

d. Bagi pihak lain

Karya ilmiah ini dapat digunakan sebagai referensi jika ingin mengambil topik yang sama pada karya ilmiahnya.

D. Penelitian Terdahulu

(28)

Produk”menyimpulkan bahwa hasil penelitian ini adalah PT. BNI Syariah

cabang Surakarta telah melaksanakan strategi pemasaran dengan menggunakan marketing mix yang meliputi place, price, product, dan promotion. Hambatan-hambatan yang dihadapi PT. BNI Syariah cabang Surakarta dalam pemasaran produk adalah kurangnya pengetahuan yang mendalam masyarakat mengenai bank syariah, kurangnya sumber daya manusia pemasaran yang kompeten dan ketetapan sistem dari pusat yang sangat ketat. Saran yang dapat peneliti berikan pada PT. BNI Syariah cabang Surakarta adalah lebih meningkatkan pelayanan serta kualitas produk agar tetap mampu bersaing dan lebih meningkatkan manajemen mutu, sumber daya manusia, sistem kerja, dan mampu menciptakan strategi yang kompetitif.

(29)

perencanaan produk, serta promosi yang meliputi promosi melalui periklanan, sales promotion (promosi penjualan) dan personal selling (penjualan pribadi).

Sonny Ferari (2010) dalam penelitiannya yang mengangkat judul tentang Strategi Pemasaran Tabungan (Studi Kasus Pada Bank Tabungan Negara) Cabang Padang menyimpulkan bahwa tabungan yang berhasil dihimpun paling banyak dari tahun ke tahun adalah tabungan e‘Batara Pos. Hal ini disebabkan oleh promosi-promosi yang dilakukan PT. BTN (Persero) Cabang Padang, yang menarik perhatian masayarakat serta juga karena timbulnya kesadaran masayarkat akan pentingnya arti menabung di bank daripada menabung atau menyimpan uangnya dirumah sendiri, dimana hal itu akan mempunyai resiko yang tinggi misalnya pencurian. Strategi-strategi pemasaran tabungan yang digunakan agar dapat menunjang peningkatan jumlah nasabah pada PT. BTN Cabang Padang, yaitu strategi produk. Produk yang diinginkan pelanggan adalah produk yang berkualitas tinggi, sehingga bank dituntut agar memodifikasi produk yang sudah ada menjadi lebih menarik. Dalam hal ini Bank BTN Cabang Padang telah melakukan berbagai strategi produk agar memiliki keunggulan yang lebih jika dibandingkan dengan produk pesaing. Bank BTN Cabang Padang telah menciptakan sendiri produk tabungan seperti

tabungan e‘Batara Pos, Tabungan Batara, Tabungan Batara Prima,

(30)

manfaat dan keuntungan jika memakai produk tersebut. Strategi harga, strategi promosi, strategi lokasi, people, process, customer service. Dalam meningkatkan program tabungan, maka PT. BTN (persero) Cabang Padang mengharapkan akan ada kesadaran penabung untuk menyimpan uangnya di bank khususnya Bank BTN Cabang Padang.

Anggi Sulaiman (2011), pada penelitiannya yang berjudul

“Analisis Strategi Pemasaran Produk Wadi’ah Bank Mega Syariah

Pusat” menyimpulkan bahwa rencana pemasaran produk-produk pada

bank Mega Syariah yang ditawarkan kepada masyarakat atau nasabah-nasabah sesuai dengan kebutuhan setiap masing-masing produk, dalam PLC (Product Life Cycle) tergantung pada produk tersebut berada pada masa apa. Strategi pemasaran yang dibutuhkan dalam pengenalan atau pengembangan produk-produk bank Mega Syariah tidak ditentukan lama waktunya tergantung hasil target yang didapat.

(31)

program talangan bagi hasil dan pemberian hadiah langsung (gimmick) pada nasabah yang membuka rekening baru di beberapa produk funding. Pengawasan (pengevaluasian) perencanaan program-program termasuk dalam produk-produk simpanan maupun pembiayaan dilakukan setiap tahunnya dan kelengkapan organ perusahaan dewan komisaris dan direksi hal yang penting sebagai fungsi pelaksanaan dan pengawasan usaha, yang terdiri dari 3 (tiga) orang komisaris dan 4 (empat) orang direksi.

Ana Septa Utami (2009), dalam penelitiannya yang berjudul

“Mekanisme dan Prosedur Pembiayaan Murabahah di PT BPRS Asad Alif

Sukorejo Kendal” menyimpulkan bahwa:

1. Prosedur yang digunakan BPRS Asad Alif Sukorejo Kendal untuk memberikan pembiayaan kepada nasabah adalah dengan mengajukan permohonan pembiayaan. Setelah itu pihak bank akan melakukan pemeriksaan, persetujuaan, dan realisasi apabila pembiayaan telah disetujui.

2. Faktor-faktor yang menjadi penilaian terhadap calon debitur yang mengajukan pembiayaan murabahah BPRS Asad Alif Sukorejo Kendal adalah sebagai berikut:

(32)

E. Metode Penelitian

Dalam penulisan tugas akhir, penulis akan menggunakan metode penelitian yaitu:

1. Metode penelitian kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan apa yang ada di lapangan ( Bodgan dan Taylor, 1975:5 ). Selain itu landasan teori juga dimanfaatkan untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang dapat digunakan untuk mendukung suatu tujuan peneliti ini adalah:

1. Wawancara

(33)

2. Penggunaan Dokumen

Merupakan pedoman untuk mendapatkan data teori sebagai pendekatan dalam menguraikan variabel-variabel sehingga menjadi jelas atau dengan pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, literatur-literatur, surat kabar, kamus, internet, dan sumber lainnya yang memuat informasi yang mendukung dan relevan untuk digunakan dalam penelitian.

3. Observasi

Observasi berarti pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki (Sutrisno, 1992:132). Untuk mencari informasi dan mengumpulkan data yang diperlukan penulis adalah mendatangi langsung kantor Bank BNI Syariah Semarang. Observasi yang diamati yaitu pada Strategi Pemasaran Tabungan iB Tapenas Hasanah pada Bank BNI Syariah Semarang.

F. Penegasan Istilah 1. Analisis

Analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam.

2. Pemasaran

(34)

3. Tabungan

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan alat lainnya yang dipersamakan dengan itu (Kasmir, 2013:69).

4. Akad

Akad adalah sesuatu yang menjadi tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncuk dari satu pihak, seperti wakaf, talak, bersumpah, maupun yang muncul dari dua pihak, seperti jual beli, sewa, wakalah, dan gadai (Ascarya, 2013:35).

5. Mudharabah

Secara singkat mudharabahatau penanaman modal adalah penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga sehingga ia mendapatkan persentase keuntungan (Al-Mushlih dan Ash-Shawi, 2004).

6. Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

7. Strategi

(35)

8. Tapenas

Adalah tabungan perencanaan berjangka waktu dengan sistem setoran bulanan yang dikelola secara syariah dengan akad mudharabah muthlaqah.

G. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori. Dalam bab ini peneliti menjelaskan tentang teorti-teori yang mendukung terhadap analisis peneliti.

Bab III Laporan Obyek. Bab ini berisi gambaran umum, profil bank, visi-misi bank, struktur organisasi bank, susunan manajemen bank, tugas dan wewenang bank, dan produk-produk bank.

Bab IV Analisis. Bab ini berisi tentang penjelasan pemasaran bank syariah agar nasabah menjadi lebih banyak melalui produk TAPENAS (Tabungan Pendidikan Anak Sekolah) serta strategi pemasaran produk tersebut.

(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Kata bank berasal dari kata banque dalam bahasa perancis, dan bancodalam bahasa Italia, yang berarti peti/lemari atau bangku. Kata penting atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya. Dalam Al-Quran istilah bank tidak disebutkan secara eksplisit. Tetapi jika yang dimaksud adalah sesuatu yang memakai unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi, hak dan kewajiban maka semua itu disebutkan dengan jelas, seprti zakat, sadaqah, ghanimah (harta rampasan perang), ba’i (jual beli), dayn (utang dagang), maal (harta) dan sebagainya, yang memiliki fungsi yang dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan ekonomi.

Pada umumnya yang dimaksud bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peradaran uang yangberoperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan pengertian bank syariah menurut beberapa ahli adalah:

Menurut UU No. 10 Tahun 1998, bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan

(37)

menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah.

Menurut Sudarsono (2003), bank syariah adalah lembaga keuangan yang memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah. Meski memiliki prinsip-prinsip dan pengertian berbeda, tetapi bank syariah memiliki fungsi yang sama dengan fungsi bank-bank lainnya. Fungsi-fungsi tersebut adalah menciptakan uang, mendukung kelancaran mekanisme pembayaran, menghimpun dana simpanan masyarakat, dan mendukung kelancaran transaksi internasional. Keempat fungsi tersebut bisa ditambahkan ke dalam pengertian bank syariah menurut para ahli agar masyarakat lebih memahami konsep bank syariah. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang yang merupakan barang dagangan utamanya.

Selain itu, yang dimaksud dengan prinsip syariah dijelaskan pada Pasal I butir 13 Undang-Undang tersebut, yakni sebagai berikut:

“Prinsip syariah adalah aturan perjanjian bedasarkan hukum

islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan dengan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari

(38)

Kegiatan bank dan usaha bank akan selalu berkaitan dengan komoditas antara lain:

a. Pemidahan uang

b. Menerima dan membayar kembali uang dalam rekening koran c. Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga

lainnya

d. Membeli dan menjual surat-surat berharga e. Membeli dan menjual cek, wesel, kertas dagang f. Memberi kredit, dan;

g. Memberi jaminan kredit (Sudarsono, 2003:18). 2. Perangkat yang digunakan bank syariah

a. Surat berharga pasar uang (SBPU) mudharabah

Surat berharga pasar uang (SBPU) mudharabah digunakan untuk membantu bank syariah untuk mengatasi kesenjangan likuidasi yang bersifat sementara akibat mismatch dalam pendanaan, ataupun mengatasi kemungkinan terjadinya kesalahan kliring dan sebagai sumber pendanaan untuk kegiatan pembiayaan bank syariah. Ketentuan-ketentuan SBPU adalah sebaga berikut:

1) Pembelian SPBU nasabah bank syariah adalah sebesar nilai nominal tanpa diskonto dengan jangka waktu maksimal 180 hari.

(39)

3) Atas penggunaan fasilitas SBPU ini bank syariah akan memberikan imbalan dalam bentukbagi hasil yang berlaku pada banksyariah yang tercermin dari pendapatan operasional bank syariah, dan dihitung secara berkala setiap 90 hari.

b. Ba’i Al Dayn

Bai al dayn atau jula beli hutang merujuk pada pembiayaan utang. Didalam prinsip ini pembiayaan dibuatkan berdasarkan jual beli dokumen perdagangan dan pembiayaaan digunakan bagi tujuan pengeluaran, perdagangan dan perkhidmatan. Ketentuan-ketentuan al Dayn sebagai berikut:

a. Nasabah yang telah menerima fasilitas jual beli dari bank syariah akan mengeluarkan surat hutang (promissory note), sementara bank syariah sendiri tidak dapat menerbitkan surat hutang, maka promissory note di-endos dan menjadi underlying transactioan untuk menerima dari bank konvensional.

(40)

3. Fungsi dan peran bank syariah

Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution), sebagai berikut:

a. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.

b. Investor bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah

dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagai lazimnya.

d. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya (Sudarsono, 2003:31).

(41)

4. Tujuan bank syariah

a. Mengarahkan kegiatan ekonomi untuk ber-muamalat secara Islam. b. Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi denagn jalan

meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi.

c. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif.

d. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program usaha utama dari negara-negara yang sedang berkembang.

e. Untuk menjaga stabiltas ekonomi dan moneter.

f. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank non syariah.

5. Ciri-ciri bank syariah

a. Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal.

b. Penggunaan presentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran selalu dihindari.

(42)

d. Pengerahan dana masayarakat dalam bentuk deposito tabungan oleh penyimpan dianggap sebagai titipan (wadiah) sehingga penyimpan tidak dikenakan imbalan.

e. Dewan Pengawas Syariah (DPS) bertugas untuk mengawasi operasionalisasi bank dari sudut syariahnya.

f. Fungsi kelembagaan bank syariah selain menjembatani antara pihak pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana juga mempunyai fungsi khusus yaitu fungsi amanah.

6. Instrumen Keuangan Syariah

Instrumen keuangan syariah yang tersedia di perbankan sayriah Indonesia bukan merupakan produk-produk yang ditawarkan bank syariah kepada nasabahnya, melainkan hanya merupakan instrumen keuangan yang dimanfaatkan bank syariah untuk manajemen likuiditasnya untuk sementara dan berjangka.

B. Konsep Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi

(43)

semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya, dan agama (Manna Abdul Djaliel, 1999:8).

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi adalah suatu ilmu untuk menggunakan sumberdaya-sumberdaya untuk melaksanakan kebijakan tertentu (Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1997:199).

Sedangkan menurut Din Syamsudin, strategi mengandung arti antara lain:

a. Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan.

b. Seni dalam mensiasati pelaksanaa rencana atau program untuk mencapai tujuan.

c. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan (Din Syamsudin, 2000:127).

Menurut Sondang Siagian untuk memenuhi persyaratan-persyaratan strategi yang baik, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara lain:

(44)

b. Strategi sebagai keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya harus memberikan petunjuk tentang bagaimana strategi akan membawa organisasi lebih cepat dan efektif menuju tercapainya tujuan dan berbagai sasaran oraganisasi.

c. Strategi organisasi dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam arti jelasnya satuan kerja sebagai pelaksana utama kegiatan melalui pembagian kerja uang jelas sehingga kemungkinan terjadinya tumpah tindih, saling lempar tanggung jawab dan pemborosan dapat dicegah.

d. Pernyataan strategi itu harus bersifat spesifik dan tepat, bukan merupakan pernyataan-pernyataan yang masih dapat diimplementasikan dengan berbagai jenis interprestasi yang pada selera dan persepsi individu dari pembuat interprestasi (Sondang, 1986:23).

2. Pengertian pemasaran

Pemasaraan merupakan fungsi pokok bagi perusahaan. Semua perusahaan berusaha memproduksi dan memasarkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

(45)

1997:3).Menurut Basu Swastha dan Irawan, pemasaran adalah satu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjuk untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasaa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Bashu Swastha: 1997:5).Menurut Kasmir, pemasaran merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa.

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya proses pemasaran itu terjadi atau dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi. Keputusan-keputusan dalam pemasaran harus dibuat untuk menentukan produk pasar, harga dan promosinya. Kegiatan pemasaran tidak bermula pada saat selesaainya proses produksi, juga tidak berakhir pada saat penjualan dilakukan.

(46)

Berikut ini beberapa tujuan suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran, antara lain:

1. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan akan suatu produk maupun jasa.

2. Dalam rangka memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa.

3. Dalam rangka memberikan kepuasan semaksimal mungkin terhadap pelanggannya.

4. Dalam rangka meningkatkan penjualan dan laba.

5. Dalam rangka ingin mengusai pasar dan menghadapi pesaing. 6. Dalam rangka memperbesar kegiatan usaha.

Ada beberapa konsep alternative yang dilakukan organisasi dalam menjalankan kegiatan-kegiatan pemasaran yaitu:

a. Konsep Produksi

(47)

memperoleh rezeki, dan manusia haruslah berjuang untuk memperolehnya (Fajrul Rahman, 1995:208-209).

b. Konsep Produk

Gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan mutu, kinerja dan penampilan terbaik dan bahwa suatu organisasi sebaiknya mencurahkan tenaganya untuk melakukan perbaikan produk secara berkesinambungan. Produk yang ditawarkan adalah produk haram yang secara tegas dilarang oleh hukum saya. Seperti yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam Firman-Nya:

Artinya: ―Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengadu nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan‖ (Q.S. Al-Maidah:90) c. Konsep Penjualan

Gagasan konsumen bahwa tidak akan membeli cukup produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan upaya-upaya dan promosi yang gencar.

(48)

potensi pertukaran, ada beberapa persyaratan berikut yang harus dipenuhi:

1) Sekurang-kurangnya ada dua pihak

2) Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin bernilai bagi pihak lain

3) Masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan menyerahkan sesuatu

4) Masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak tawaran pertukaran

5) Masing-masing pihak yakin bahwa bertransaksi dengan pihak lain merupakan yang tepat dan diinginkan (Philip Kotler, 2007:7-8).

3. Pengertian strategi pemasaran

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat

Swastha ―strategi adalah serangkaian rancangan besar yang

menggambarkan sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya (J. Santon, 1991:5).

(49)

bahasa yang lebih sederhana, suatu strategi pemasaran pada dasarnya menunjukan bagaimana sasaran pemasaran dapat dicapai (Widjayakusuma, 2002:169).

Kamus besar Ilmu Pengetahuan menjelaskan bahwa strategi pemasaran merupakan proses pemasaran yang mencakup hal-hal mengenai analisis atas kesempatan, pemilikan sasaran, pengembangan strategi, perumusan rencana, implementasi dan pengawasan (Dagun, 2000:804).

Strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam keberhasilan tujuan organisasi, karena didalamnya berisi gambaran atau pedoman yang jelas dan terarah apa yang akan dilakukan dalam menggunakan kesempatan dan peluang pada beberapa pasar sasaran. Strategi pemasaran antara lain dibutuhkan untuk menentukan konsumen-konsumen manakah yang dituju. Ini berarti bahwa dengan strategi pemasaran, manajer pemasaran dapat mengetahui konsumen tertentu sebagai sasarannya, sehingga dapat diketahui kepuasan seperti apakah yang diharapkan oleh konsumen tersebut, kemudian mengidentifikasikan keinginan mereka agar dapat menentukan kombinasi elemen-elemen marketing mix (produk, harga, distribusi, dan promosi) agar program pemasaran berjalan efektif.

(50)

a. Produk (produk)

Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan pasar dan keinginan pelanggan. Dalam praktiknya produk terdiri dari dua jenis yaitu produk yang berkaitan dengan fisik atau benda berwujud dan tidak berwujud.

b. Price (harga)

Harga menjadi salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa.

c. Place (lokasi)

Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Lokasi yang tidak strategis akan mengurangi minat nasabah untuk berhubungan dengan bank. d. Promotion (promosi)

(51)

4. Segmentasi pasar

Segmentasi pasar adalah suatu cara untuk membedakan pasar menurut golongan pembeli, kebutuhan pemakai, motif, perilaku, kebiasaan pembeli, cara penggunaan produk dan tujuan pembeli produk tersebut (Assauri, 2004:144). Dengan segmentasi pasar, sumber daya yang terbatas dapat digunakan secara optimal untuk menghasilkan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar, dapat mengalokasikannya kepada potensial yang paling menguntungkan, dan dapat ikut bersaing dalam segmen tertentu, serta dapat menentukan cara-cara promosi yang efektif.

Segmentasi pasar dapat juga diartikan sebagai bermacam-macam kategori atau karakteristik pasar. Misalnya, segmentasi daerah pemasaran, ukuran pasar, kelompok, pendapatan, status sosial masyarakat dan sebagainya (Soekartiwi, 1993:47).

Agar proses segmentasi pasar tersebut dapat efektif dan bermanfaat bagi perusahaan, maka segmen pasar harus memenuhi kriteria dan syarat berikut:

a. Dapat diukur (measurable), baik besarnya maupun luasnya serta daya beli segmen pasar tersebut.

b. Dapat dicapai atau dijangkau (accessible), sehingga dapat dilayani secara efektif

(52)

d. Dapat dilaksanakan (actionable), sehingga semua program yang telah disusun untuk menarik dan melayani segmen pasar itu dapat efektif.

Faktor-faktor tersebut membantu untuk menilai kelayakan pasar dari produk perusahaan untuk di segmentasikan atau tidak (Assauri, 2004:145). Tujuan dari segmentasi pasar adalah:

1. Agar kegiatan organisasi pemasaran lebih terarah sehingga dapat menentukan segmen mana yang lebih diutamakan.

2. Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan tingkat efisiensi yang tinggi.

3. Agar perusahaan dapat lebih kompetitif. C. Konsep Tabungan Mudharabah

1. Pengertian tabungan

Secara umum dan sederhana, tabungan adalah sebagian pendapatan yang tidak dihabiskan atau tidak digunakan. Tabungan juga bisa diartikan sebagai sebuah cara yang dilakukan untuk berhemat demi mendapatkan simpanan uang yang bisa digunakan sewaktu-waktu saat dibutuhkan.

(53)

Sedangkan menurut N. lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi, tabungan adalah simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan oleh orang yang menabung sewaktu-waktu sesuai keinginannya.

Ada berbagai bentuk tabungan dalam dunia perbankan hingga saat ini. Bentuk-bentuk tabungan ini disesuaikan fungsinya dengan kebutuhan masyarakat yang semakin besar terhadap keberadaan perbankan. Bentuk-bentuk tabungan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tabungan giro atau tabungan kas adalah jenis tabungan berupa uang yang disimpan di lembaga perbankan milik pemerintah Indonesia atau swasta.

b. Tabungan deposito adalah rekening tabungan, giro, atau jenis lainnya dari rekening bank di sebuah lembaga perbankan dimana uang yang disimpan bisa ditarik kembali.

c. Investasi adalah salah satu cara untuk mendapatkan uang pada bentuk asset dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan di kemudian hari, seperti tambahan modal, deviden, atau bunga. d. Rekening tabungan online adalah salah satu bentuk rekening yang

bisa disimpan, dipindahkan, atau ditarik dengan cara memanfaatkan jaringan internet.

(54)

disebabkan karena keamanan uangnya yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Simpanan Tabungan ialah salah satu bentuk simpanan yang diperlukan oleh masyarakat untuk menyimpan uangnya, karena merupakan jenis simpanan yang dapat dibuka dengan persyaratan yang sangat mudah dan sederhana.

2. Tujuan Menabung di bank:

a. Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan masa depan.

b. Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu atau kelompok.

3. Manfaat Tabungan

Beberapa manfaat yang diperoleh dari tabungan pada umumnya, diantaranya:

a. Manfaat yang diperoleh bagi bank antara lain adalah:

1. Sebagai salah satu sumber dana bagi bank yang bersangkutan dan dapat digunakan sebagai penunjang operasional bank dalam memperoleh keuntungan atau laba.

2. Sebagai penunjang untuk menarik nasabah dalam rangka menggunakan fasilitas produk-produk lainnya.

(55)

b. Manfaat yang diperoleh bagi nasabah antara lain:

1. Akan mendapatkan bunga dengan meyimpan uang di bank. 2. Dapat terhindar dari pemakaian uang secara terus-menerus. 3. Terjamin keamanannya karena dengan meyimpan uang di bank

keamanan akan uang terjamin. 4. Manfaat menabung di bank syariah

a. Terhindar Dari Riba

Memakan uang riba adalah hal yang tidak dianjurkan, hal itu dikarenakan bunga bank konvensional merupakan uang riba yang tidak boleh dimakan. Oleh sebab itu menabung di bank syariah bisa menghindarkan Anda dari dosa.

b. Berdasarkan Syariah Islam

Manfaat menabung di bank syariah untuk umat islam sama saja dia telah menjalankan syariah islam dan telah melakukan muamalah berdasarkan islam.

c. Bonus

Bank Syariah memang tidak memberlakukan bunga, namun bank syariah memiliki bonus. Terutama jika nasabah memiliki investasi yang besar di bank.

d. Nasabah Tidak Akan Rugi

(56)

e. Terjamin Dengan LPS

Bagi nasabah yang menabung sebagai investasi di bank syariah, nasabah akan diuntungkan dengan jaminan yang diberikan oleh Lembaga penjaminan Simpanan atau LPS. Sehingga investasi yang ditanamnya akan dijamin jika suatu saat mengalami masalah tertentu.

f. Dilengkapi Fasilitas Net Banking

Meski berbasis syariah, fasilitas dan teknologi dalam bank syariah tidak kalah dengan bank konvensional.

g. Sistem Bagi Hasil

Dengan sistem ini, bagi hasil yang dilakukan oleh nasabah dan pihak bank adalah dengan melakukan perhitungan antara pendapatan bank, biaya yang dikeluarkan bank akan diambil dari bagi hasil yang menjadi hak bank.

h. Aman

Sama halnya dengan bank lain, menabung di bank syariah lebih aman dan terpecaya. Sistem keamanannya pun sama dengan menabung di bank konvensional hal itu dikarenakan bank syariah juga didukung dengan teknologi pengamanan yang tinggi sehingga orang yang tidak memiliki kepentingan tidak akan bisa mengetahui tabungan Anda.

(57)

Dengan menabung di bank syariah, nasabah akan dimudahkan dengan berbagai macam fasilitas yang ada di bank syariah tersebut. Salah satu fasilitas yang menguntungkan adalah sebagai berikut :

1) Gratis biaya administrasi bulanan sehingga setiap bulannya tabungan tidak akan terpotong.

2) Gratis biaya bulanan untuk kartu ATM.

3) Gratis ketika melakukan tarik tunai di ATM sendiri maupun di ATM bersama dan juga ATM Prima.

4) Gratis untuk melakukan cek saldo di ATM BRI maupun di jaringan ATM Bersama dan juga di ATM Prima.

5) Gratis untuk melakukan biaya transfer di ATM BRI maupun di ATM Prima dan juga di ATM Bersama.

6) Gratis untuk biaya debit Prima

j. Kartu ATM Bisa Berfungsi Sebagai Kartu Debit

Jika anda memiliki tabungan di bank syariah, kartu ATM nya bisa digunakan sebagai kartu debit untuk bisa membayar semua belanjaan anda tanpa harus mengeluarkan uang tunai untuk membayar belanjaan anda.

k. Memberlakukan Saldo Tabungan Yang Rendah

(58)

memberlakukan saldo minimal sebanyak Rp 50.000, di bank syariah ada bank yang memberlakukan saldo senilai Rp. 25.000. l. Penabung Atau Nasabah Adalah Mitra Bank

Salah satu manfaat menabung di bank syariah adalah bank akan melihat nasabah sebagai mitranya. Jika di bank konvensional, akan tercipta hubungan antara debitur dan kreditur. Hubungan itu akan membuat asas berupa bank akan membayar bunga kepada penabung tidak peduli berapa keuntungan yang didapatkan bank dan tidak peduli berapa kerugian yang akan diderita oleh bank. Sedangkan di bank syariah, nasabah adalah mitra yang berhak untuk menerima hasil dari investasi yang dia tanamkan di bank tersebut. Muamalah di bank syariah berdasarkan dengan konsep kebersamaan dalam keuntungan dan risiko, sehingga bisa menciptakan ekonomi yang adil serta transparan.

m. Pemanfaatan Dana Penabung

(59)

n. Peringatan Dini Tentang Bahaya

Salah satu keunggulan dari bank syariah adalah bank syariah mampu memberikan peringatan dini kepada nasabahnya. Ketika bank syariah mengalami hasil yang terus merosot, nasabah bisa mendapatkan isyarat bahwa sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada banknya sehingga nasabah bisa melakukan antisipasi. Sedangkan di bank konvensional sinyal yang akan diberikan adalah kebalikan.

o. Dana Untuk Umat

Salah satu keunggulan dari bank syariah adalah dana yang didapatkan merupakan dana untuk umat, didapatkan dari umat, mengumpulkan dana dari umat dan akan dikembalikan untuk umat juga.Manfaat menabung di bank Syariah memang cukup banyak bagi masyarakat, tidak hanya itu konsep yang ditawarkan juga banyak berkembang sehingga semakin banyak yang beralih di bank syariah

D. Mudharabah

1. Pengertian Mudharabah

(60)

Istilah ―mudharabah” merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh bank-bank islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai

”qiradh” atau “muqaradah”.

Mudharabah juga disebut qiradh yang berarti ―memutuskan‖. Dalam hal ini, si pemilik uang itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebilangan uang itu untuk diperdagangkannya berupa barang-barang dan memutuskan sekalian sebagian dari keuntungannya bagi pihak kedua orang yang berakad qiradh ini.

Menurut istilah Syarak, mudharabah dikenal sebagai suatu akad atau perjanjian atas sekian uang untuk dipertindakkan oleh amil (pengusaha) dalam perdagangan, kemudian keuntungannya dibagikan diantara keduanya menurut syarat-syarat yang ditetapkan terlebih dahulu, baik dengan sama rata maupun dengan kelebihan yang satu atas yang lain.

(61)

Menurut Adiwarman Karim (2004:192) mudharabah adalah bentuk kontrak antara dua pihak dimana satu pihak berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaksana usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

2. Landasan Teori

Secara umum, landasan dasar syariah al-mudharabah lebih mencerminkan lanjutan untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat-ayat dan hadits berikut ini.

a. Al-Qur‘an

dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT‖ (al-Muzzammil:20)

Yang menjadi wajhud-dilalah atau argument dari surah al-Muzzammil:20 adalah adanya kata yadhribun yang sama dengan akar kata mudharabah yang berarti melakukan suatu perjalanan usaha.

”Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di

muka bumi dan carilah karunia Allah SWT” (al-Jumu‘ah:10)

“Tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari karunia

Tuhanmu” (al-Baqarah:198)

(62)

b. Hadits

Dhari Shlaih bin Shuhaib r.a bahwa Rasullah saw. Bersabda,

“Tiga hal tang didalamnya terdapat keberkatan:jual beli secara

tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan unuk dijual”. (HR Ibnu Majah no. 2280, kitab at-Tijarah).

c. Ijma

Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadits yang dikutip Abu Ubaid.

3. Jenis-jenis Mudharabah

a. Mudharabah muthlaqah (Investasi tidak terikat)

Yang dimaksud dengan transaksi mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.

b. Mudharabah Muqayyadah (Investasi terikat)

(63)

4. Karakteristik Mudharabah

a. Kedua pihak yang mengadakan kontrak antara pemiik dana dan mudharib akan menentukan kapasitas baik sebagai nasabah maupun pemilik.

b. Modal adalah sejumlah uang pemilik dana diberikan kepada mudharib untuk diinvestasiikan (dikelola) dalam kegiatan usaha mudharib.

c. Keuntungan adalah jumlah yang melebihi jumlah modal dan merupakan tujuan mudharabah dengan syarat-syarat sebagai berikut:

1. Keuntungan ini haruslah berlaku bagi kedua belah pihak dan tidak ada satu pihak pun yang akan memilikinya.

2. Haruslah menjadi perhatian dari kedua belah pihak dan tidak terdapat pihak ketiga yang akan turut memperoleh bagi hasil darinya.

3. Pemilik dana akan menanggung semua kerugian sebaliknya mudaharib tidak akan menanggung kerugian sedikit pun. d. Jenis usaha/pekerjaan diharapkan mewakili/menggambarkan

adanya kontribusi mudharib dalam usahanya untuk mengembalikan/membayar modal kepada penyedia dana.

(64)

f. Garansi dalam mudharabah untuk menunjukan adanya tanggung jawab mudharib dalam mengembalikan modal kepada pemilik dana dalam semua pekerjaannya.

5. Rukun akad

a. Pelaku akad, yaitu shahibul maal adalah pihak yang memiliki modal tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib adalah pihak yang pandai berbisnis, tetapi tidak memiliki modal.

b. Objek akad, yaitu modal (mal), kerja (dharabah), dan keuntungan (ribh); dan

c. Shighah, yaitu ijab dan Qabul 6. Bentuk-bentuk akad mudharabah

a. Mudharabah bilateral (sederhana)

Mudharabah bilateral adalah bentuk mudharabah antara satu pihak sebagai shahibul maal dan satu pihak sebagai mudharib.

b. Mudharabah multiteral

Mudharabah multuteral adalah bentuk mudharabah antara beberapa pihak sebagai shahibul maal dan satu pihak lain sebagai mudharib.

c. Mudharabah bertingkat (re-mudarabah)

Adalah bentuk mudharabah antara tiga pihak. Puhak pertama sebagai shahibul maal, pihak kedua sebagai mudharib antara, dan pihak ketiga sebagai mudharib akhir.

(65)

Dalam perjanjian mudharabah pada umumnya diasumsikan bahwa pengelola tidak ikut menanamkan modalnya, tetapi hanya bertanggung jawab dalam menjalankan usaha, sedangkan modal seluruhnya berasal dari pemodal.

7. Aplikasi dalam perbankan

Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, mudharabah diterapkan pada:

a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan qurban, dan sebagainya;

Deposito biasa;

b. Deposito special (special investment) di mana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah atau saja ijarah saja.

Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk: 1. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan

jasa;

(66)

8. Manfaat Mudharabah

a. Manfaat Mudharabah

1) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.

2) Bak tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.

3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/ arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.

4) Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.

5) Prinsip bagi hasil dalam mudharabah/musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bungan tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.

b. Risiko Mudharabah

(67)

1) Side streaming; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak;

2) Lalai dan kesalahan yang disengaja;

3) Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabah tidak jujur.

Secara umum, aplikasi perbankan mudharabah dapat digambarkan dalam skema berikut ini.

Gambar 2.1 Skema Mudharabah

PERJANJIAN BAGI HASIL

keahlian modal /ketrampilan 100%

Nisbah Nisbah

X% Y%

Pengambilan modal pokok

BANK (Shahibul maal) NASABAH

(Mudharib)

PROYEK/USA HA

PEMBAGIA N

(68)

E. Tabungan Mudharabah

Tabungan mudharabah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu seperti dijelaskan dalam butir tabungan wadiah. Dalam Fatwa Dewan syariah Nasional Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000 tentang Tabungan, memberikan landasan syariah dan ketentuan tabungan mudharabah adalah sebagai berikut:

1. Landasan syariah tentang tabungan a. Firman Allah QS Annisa:29

“Hai orang-orang yang beriman ! janganlah kalian saling

memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela

diantaramu”

b. Firman Allah QS Al-Baqarah:28

“Maka jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,

hendaknya yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan

hendaknya ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya”

c. Firman Allah QS Almaidah:1

“Hai orang-orang yang beriman ! Penuhilah akad akad itu”

d. Firman Allah QS Almaidah:2

“Dan bertolong-menolonglah dalam mengerjakan kebaikan”

(69)

“Nabi bersabda “ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli

tidak secara tunai, muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dan jewawut untuk kepentingan rumah tangga, bukan

untuk dijual” (HR Ibnu Majah dari Shuhaib)‖

2. Ketentuan tentang Tabungan Mudharabah, yakni sebagai berikut: a. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau

pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

b. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan menembangkannya termasuk didalamnya mudharabah dengan pihak lain.

c. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

d. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

e. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan biaya operasional tabungan.

(70)

3. Perhitungan bagi hasil untuk Tabungan Mudharabah

Perhitungan bagi hasil tabungan dilakukan berdasarkan besarnya dana investasi rata-rata selama satu periode perhitungan bagu hasil dimana dana rata-rata tersebut dihitung dengan menjumlahkan saldo harian setiap tanggal dibagi dengan hari periode perhitungan bagi hasil. Perhitungan saldo rata-rata dapat dilakukan dengan mempergunakan rumus:

a1 + a2 + a3 + a4….. + aN

jumlah hari periode perhitungan 90.000.000/30 = 3.000.000

Misalnnya indikasi rate bagi hasil untuk kelompok tabungan pada periode tersebut sebesar 6% dan bagi hasil selama 30 hari maka perhitungan bagi hasil tabungan tersebut adalah

3.000.000 x 30 x 6 = 88,77 365x100

F. Pengertian Akad

(71)

Secara khusus akad berarti keterkaitan antara ijab (petnyataan penawaran/pemindahan kepemilikan) dan qabul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam lingkup yang disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu. Rumusan akad mengindikasikan bahwa perjanjian harus merupakan perjanjian kedua belah pihak untuk mengikatkan diri tentang perbuatan yang akan dilakukan dalam suatu hal yang khusus. Akad ini diwujudkan pertama, dalam ijab dan qabul. Kedua, sesuai dengan kehendak syariat. Ketiga, adanya akibat hukum pada objek perikatan (Hasbi, 1984).

1. Rukun Akad a. Pelaku akad

Pelaku akad haruslah orang yang mampu melakukan akad untuk dirinya (ahliyah) dan mempunyai otoritas syariah yang diberikan pada seseorang untuk merealisasikan akad sebagai perwakilan dari yang lain (wilayah).

b. Objek akad

Objek akad harus ada ketika terjadi akad, harus sesuatu yang disyariatkan, harus bisa diserahterimakan ketika terjadi akad, dan harus sesuatu yang jelas antara dua pelaku akad.

c. Shighah, atau pernyataan ijab dan qabul

(72)

akad. Dalam ijab qobul terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, ulama fiqih menuliskannya sebagai berikut:

1. Adanya kejelasan maksud antara dua belah pihak. 2. Adanya kesesuaian antara ijab dan qobul.

3. Adanya pertemuan antara ijab dan qobul.

4. Adanya satu majelis akad dan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak, tidak menunjukan penolakan dan pembatalan dari keduanya.

2. Syarat Akad

a) Syarat berlakunya akad (in’iqod) Syatar umum:

1. Harus ada pelaku akad 2. Objek akad dan shighah

3. Akad pada bukan sesuatu yang diharamkan 4. Akad pada sesuatu ang bermanfaat.

Syarat khusus:

Syarat khusus merupakan merupakan sesuatu yang harus ada pada akad-akad tertentu, seperti syarat minimal dua saksi pada akad nikah.

b) Syarat sahnya akad (shihah)

(73)

c) Syarat terealisasinya akad akad (Nafadz)

Syarat nafadz ada dua yaitu kepemilikan (barang dimiliki oleh pelaku dan berhak menggunakannya) dan wilayah.

d) Syarat Lazim

Syarat lazim yaitu bahwa akad harus dilaksanakan apabila tidak terjadi cacat atai tidak ada cacat.

3. Akad yang digunakan bank syariah

Akad atau transaksi yang digunakan bank syariah dalam operasinya terutama diturunkan dari kegiatan mencari keuntungan (ijarah) dan sebagian dari kegiatan tolong-menolong (tabbaru’). Cakupan akad yang akan dibahas meliputi akad perniagaan (al-bai’) yang umum digunakan untuk produk bank syariah. Ditambahkan akad-akad lain diluar perniagaan, seperti qardhul hasan (pinjaman kebajikan).

4. Keterkaitan akad dan produk

Allah telah menghalalkan perniagaan (Al-Bai’) dan mengharamkan riba (QS 2:275). Inilah dasar utama operasi bank syariah yang meninggalkan penggunaan sistem bunga dan menerapkan penggunaan sebagian akad-akad perniagaan dalam produk-produk bank syariah.

(74)

certainty contracts/NCC), yaitu kontrak dengan sistem nonbagi hasil (jual-beli dan sewa). Sedangkan transaksi yang mengandung ketidakpastian (natural uncertainty contracts/NUC), yaitu kontrak dengan prinsip bagi hasil. Transaksi NCC berlandaskan pada teori pertukaran, sedangkan NUC berlandaskan pada teori percampuran (Karim, 2004).

5. Akad Bank Syariah a) Akad pola titipan

1. Titipan Wadiah yad Amanah

Secara umum wadiah adalah titipan murni dari pihak penitip (muwaddi’) yang mempunyai barang/asset kepada pihak penyimpanan (mustawda’) yang diberi amanah/kepercayaan, baik individu maupun badan hukum, tempat barang yang dititipkan harus dijaga dari kerusakan, kerugian, keamanan, dan keutuhannya, an dikembalikan kapan saja penyimpan menghendaki.

2. Titipan Wadiah yad Dhamanah

Gambar

Tabel 1.1
Skema Gambar 2.1 Mudharabah
Gambar 3.1 Struktur Kepengurusan Bank BNI Syariah Cabang Semarang
Gambar 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis didapatkan faktor kunci sebagian besar rumah usaha gitar telah mampu mengasilkan modal jangka pendek secara mandiri, produk yang dihasilkan

Laporan Kerja Praktik ini dapat menjadi media informasi bagi masyarakat dan pihak yang berkepentingan lainnya untuk lebih mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan

mendeskripsikan materi ajar.. observasi pada siklus I diperoleh data bahwa aktivitas siswa termasuk dalam kategori cukup. Dengan skor pada siklus I dari 20-100, ternyata

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah diperoleh dengan pengujian secara statistik, penelitian ini terbukti berhasil karena menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa : Proses dalam pengembangan

Berdasarkan masalah dari pemahaman konsep yang dialami oleh peserta didik MA NU 03 Sunan Katong dan kurangnya bahan ajar yang digunakan maka perlu dilakukan pengembangan

Mokinio adaptacijos naujojoje mokykloje me­ tu nusistovi mokinio ir mokyklos aplinkos pu­ siausvyra, tenkinanti esminius mokinio psicho­ loginius, socialinius ir akademinius

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua variabel, yaitu kompeteni SDM dan tindak lanjut temuan audit yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kualitas