USAHA MENINGKATKAN NILAI MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA
SISW A KELAS III SDN I TUKSONGO NGLOROG KEC. PRINGSURAT KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
TUKIMIN
NIM: 11408256JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
Lamp : 3 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi
Saudara tukimin
Kepada
Yth. Ketua Stain Salatiga
di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. IVb
Selelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama
IJPAYA MENINGKATKAN NILAI MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS III SDN 1 TUKSONGO TAHUN 2010
Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera
dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Assalamu 'alaikuni Wr. Wb
Salatiga, 23 Juli 2010
Hfjibing
IOCHLASIN, M.Ag NFP. 197109232006041002
K E M E N T E R I A N A G A M A
S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I ( S T A I N ) S A L A T I G A
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721
http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara TUKIMIN dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408256 yang berjudul: UPAYA MENINGKATKAN NILAI MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS III SDN I TUKSONGO TAHUN 2010, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal
25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Salatiga, 25 September 2010
Panitia Sidang,
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Tukimin
NIM : 11408256
Jurusan : Tarbiyah
Program studi : PAI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang kami tulis, benar-benar
marupakan hasil karya sendiri, bukan meaipakan pengambil alihan tulisan atau karya
orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau karya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah
skripsi.
Salatiga, 23 Juli 2010
Yang membuat pernyataan
N IM : 11408256
M O TTO
dil^sjji
(jjjillj ^5
LL
q1 ^L
qI
(jjjill
aUI
(a L U ^ I I )
“ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat “ (Q.S. Al Mujadalah: 11)
UajjJa ^ 4_1]| Laic. A_i3 (Jj ix uL U j^)ia i - ^ W ^ s
“ Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan bagi
itu jalan menuju syurga.” (H.R. Muslim)
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK . PADA SISWA KELAS III SDN 1 TUKSONGO
TAHUN 2010
Kata kunci : Nilai Membaca al-Qur’an, Model Pembelajaran Kelompok
Dalam proses pembelajarao yang menyangkut materi, metode, media alat peraga dan sebagainya harus mengalami perubahan kearah pembaharuan (inovasi). Dengan adanya inovasi tersebut di atas, dituntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif, terutama dalam menentukan model dan metode yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan siswa terutama pembentukan kecakapan hidup (life, skill) siswa yang berpijak pada lingkungan sekitar.
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan nilai membaca al-Qur’an dengan diterapkannya model pembelajaran kelompok pada siswa kelas III SDN I Tuksongo tahun pelajaran 2009/2010. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui peningkatan nilai membaca al-Qur’an setelah diterapkannya model pembelajaran kelompok.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rencana, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas III SDN I Tuksongo tahun pelajaran 2009/2010. data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (71,42%), siklus II (72,8%) siklus III (93%). Simpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran kelompok dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan nilai membaca al-Qur’an serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran membaca al-Qur’an.
KATA PENGANTAR
^LA\
J L_3j aIII
^ajjdJ*$j1\ , A i i j u a j All (jjlLai^AiiJ eLnjV^
>A*_
iL
qI
a!
6«
l
iC-
IA
a x aj l 3
^
jluI
j aIII
y$\
a]I
Segala puja dan puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Agung Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan limpahan rahmad-Nya kepada
kita semua sehingga penulis dapat menyalesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“UPAYA MENINGKATKAN NILAI MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS
III SDN 1 TUKSONGO TAHUN 2010
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Agung Muhammad S. A. W.
beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar
SI pada Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penyusunan dan penyelesaian
skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Salatiga.
2. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku ketua Program Ekstensi Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
4. Kepada seluruh dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
5. Bapak PLT. Sujito, S.Pd. selaku kepala Sekolah Dasar Negeri I Tuksongo
yang telah memberikan ijin serta fasilitasnya untuk kegiatan penelitian ini.
6. Kepada seluruh dewan guru Sekolah Dasar Negeri I Tuksongo yang telah
memberikan dukungan serta bantuan morilnya dalam kegiatan penelitian ini.
7. Kepada Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan do’a restunya dengan
setulus hati demi keberhasilan putra putrinya.
8. Kepada Istri tercinta yang senantiasa memotivasi dan memberikan bantuannya
dengan penuh rasa kasih sayang dan pengorbanannya yang tulus serta
senantiasa mendampingi dalnm penyusunan skripsi ini.
Dengan iringan do’a dan harapan yang tulus, penulis berharap semoga amal kebaikan
Bapak, Ibu dan semua pihak yang telah membantu demi terselesainya penyusunan
skripsi ini, mendapat balasan yang setimpal, diridhoi dan selalu dalam rahmad-Nya.
Dan akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan dunia pendidikan pada
umumnya.
Penulis
N I M : 11408256
DAFTAR ISI
Lembar Logo... i
Halaman Judul... i i Lembar Persetujuan Pembimbing...iii
Lembar Persetujuan dan Pengesahan... i v Pernyataan Keaslian Tulisan... v
M otto... vi
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 3
D. Hipotesis Tindakan... 4
E. Definisi Operasional... 4
F. Metodologi Penelitian... 5
L Rancangan Penelitian... 5
2. Subyek Penelitian... 5
3. Langkah-langkah/Siklus Penelitian... 6
4. Pengumpulan D ata... 7
5. Analisis D ata... 7
G. Sistematika Penulisan... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
9 A. Penilaian Membaca al-Qur’an ..
B. Definisi Belajar/Pembelajaran ..
C. Model Pembelajaran Kelompok
x
2. Pelaksanaan ...
3. Pengamatan/Pengumpulan D ata...
4. Refleksi...
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I I ...
1. Perencanaan...
2. Pelaksanaan ...
3. Pengamatan/Pengumpulan D ata...
4. Refleksi...
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III...
1. Perencanaan...
2. Pelaksanaan ...
3. Pengamatan/Pengumpulan D ata...
4. Refleksi...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian...
1. Siklus I ...
2. Siklus II ...
3. Siklus III...
B. Pembahasan...
L Ketuntasan Hasil Belajar Siswa...
2. Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran ...
3. Kemampuan Guru dalam Mengolah Pembelajaran
RIWAYAT HIDUP PENULIS... 6
Tabel 3.2 Rekapitulasi Presentase Ketuntasan Siswa pada Siklus I ... 19
Tabel 3.3 Instrumen Lembar Observasi Siklus I ... 20
Tabel 3.4 Hasil Test Formatif Siklus I I ... 24
Tabel 3.5 Rekapitulasi Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I I ... 24
Tabel 3.6 Instrumen Lembar Observasi Siklus I I ... 25
Tabel 3.7 Hasil Tes Formatif Siklus I I I ... 29
Tabel 3.8 Rekapitulasi Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I I I ... 29
Tabel 3.9 Instrumen Lembar Observasi Siklus I I I ...30
DAFTAR GAM BAR
Gambar 1.1 Alur P T K ... 6
Gambar 4.1 Histogram Ketuntasan Belajar Siklus I ... 32
Gambar 4.2 Histogram Ketuntasan Belajar Siklus I I ... 34
Gambar 4.3 Histogram Ketuntasan Belajar Siklus I I I ... 35
Lampiran 2 Daftar Siswa Kelas III SDN I Tuksongo Tahun 2009/2010 ... 43
Lampiran 3 Lembar Tes Formatif Siklus I ... 44
Lampiran 4 Lembar Tes Formatif Siklus I I ... 45
Lampiran 5 Lembar Tes Formatif Siklus I I I ... 46
Lampiran 6 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 47
Lampiran 7 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I I ... 51
Lampiran 8 Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 55
PENDAHULUAN
BAB I
A. Latar Belakang
Anak adalah amanah Tuhan Yang Maha Esa yang dianugrahkan kepada
manusia dalam keadaan fisik dan psikis. Perkembangan selanjutnya tergantung
pada lingkungan. Lingkungan yang pertama dan utama adalah lingkungan
keluarga dan selebihnya lingkungfan yang berada di luar batas keluarga. Keluarga
yang memberikan pendidikan dan suritauladan serta agama kepada anak-anaknya,
tidak akan memetik hasil kecuali waladin sholihin.
Lingkungan yang buruk dapat merintangi pembawaan yang baik, tetapi
lingkungan yang baik tidak dapat menjadi pengganti suatu pembawaan yang baik
(Daradjat, 2001 : 128). Masalah pendidikan dan agama tidak dapat dipisahkan
begitu saja, karena keduanya merupakan landasan hidup yang sangat
foundamental dan saling terikat dalam kehidupan. Foundamental karena masalah
pendidikan dan agama akan selalu menyangkut penerapan budi pekerti dan moral
manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Saling terkait karena
pendidikan dan agama merupakan sarana utama dan potensial untuk bekal hidup
di dunia dan di akhirat.
Sebagai insan yang beragama kita dituntut untuk memahami dan
mengamalkan ajaran agama yang termasuk didalamnya adalah membaca al-
Qur’an. Membaca al-Qur’an adalah sebuah ibadah yang sangat mulia, tidak hanya
terbatas pada orang yang sudah dewasa saja, anak-anak pun sudah harus terbekali
sedini mungkin Dengan harapan agar anak-anak lebih mapan dan terbiasa dalam
beribadah dan bersyukur kepada Sang Pencipta. Dalam konteks ini, Allah telah
berfirman dalam al-Qur’an surat an-Nahl : 78 yang artinya “ dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati agar
Untuk mewujudkan harapan atas kemampuan membaca al-Qur’an pada
anak usia Sekolah Dasar, peran orang tua di rumah dan guru di sekolah sangat
diperlukan. Realita yang terjadi pada masyarakat desa jauh dari perkotaan pusat
keramaian dan kehidupan masyarakatnya yang rata-rata berada pada level
masyarakat ekonomi menengah ke bawah, kterkadang pendidikan anak kurang
mendapat perhatian termasuk pendidikan agama. Lebih-lebih dalam membaca al-
Qur’an. Pada sisi lain, lingkungan sosial yang kurang menaruh perhatian terhadap
perkembangan keberagamaan dan rendahnya pendidikan orang tua sangat
berpengaruh terhadap kegiatan dan kesadaran pendidikan anak didik.
Mata pelajaran Baca Tulis al-Qur’an di Sekolah Dasar yang merupakan
mata pelajaran yang bersifat muatan lokal Kabupaten, hanya mengalokasikan satu
kali tatap muka perminggu. Hal itu tidak sebanding dengan tingkat kesulitannya,
sehingga anak yang tidak dibekali pengetahuan Baca Tulis al-Qur’an di rumah
(mengaji) akan mengalami kesulitan dalam pembelajaran.
Diantara hal yang memprihatinkan adalah banyak anak didik yang kurang
tertarik terhadap Baca Tulis al-Qur’an. Ia hanya tinggal di dalam silabus saja.
Anak merasa bosan dalam setiap pembelajaran, kurang aktif dan kebanyakan
berbicara sendiri saat pembelajaran. Yang ada pada akhirnya nilai Baca Tulis al-
Qur’an tidak dapat mencapai standar ketuntasan dan nilai untuk membaca al-
Qur’an berada pada kategori rendah.
Berawal dari pengalaman yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri I Tuksongo,
guru Pendidikan Agama Islam memegang peranan cukup penting di sekolah.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk lebih peka terhadap permasalahan yang
muncul. Selain sebagai perubah, guru agama juga bertanggung jawab atas naik-
turunnya nilai agama yang dicapai oleh siswa. Seorang guru Pendidikan Agama
Islam dituntut untuk lebih aktif, kreatif untuk menemukan model pembelajaran
yang repat sebagai sarana tercapainya kemampuan Baca Tulis al-Qur'an pada
3
Untuk mengadakan perubahan yang terjadi kiranya perlu adanya penelitian
tindakan yang berupa Penelitian Tindakan Kelas yang diawali sebuah persiapan
yang matang (Wardani, 2007 : 212).
Berangkat dari fakta di atas, peneliti menganggap perlu diadakan sebuah
Penelitian Tindakan Kelas serta menemukan solusi terbaik pada kasus tersebut.
Dengan harapan nilai Baca Tulis al-Qur’an pada siswa kelas III SDN I Tuksongo,
dapat lebih meningkat, maka pada penelitan ini peneliti mengambil judul
“USAHA MENINGKATKAN NILAI MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA
KELAS III SD NEGERI I TUKSONGO “.
B. Rumusan Masalah
Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana keaktifan siswa dalam membaca al-Qur’an dengan menggunakan
model belajar kelompok?
2. Apakah nilai membaca al-Qur’an melalui model pembelajaran kelompok
dapat menigkat?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
a. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kelompok dapat
meningkatkan nilai siswa pada mata pelajaran membaca al-Qur’an.
b. Mengetahui apakah siswa dapat membiasakan atau menerapkan model
penbelajaran kelompok di rumah.
2. Manfaat
a. Secara teoritis : penelitian ini mempunyai manfaat untuk menambah
khasanah teori tentang peningkatan hasil (nilai) pelajaran membaca al-
b. Secara praktis : penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi guru
Pendidikan Agama Islam, untuk menentukan solusi dan langkah-langkah
terbaik dalam upaya meningkatkan nilai pelajaran membaca al-Qur’an
pada siswa kelas III Sekolah Dasar.
c. Secara logis : peneliti mengharapkan kesadaran siswa untuk gemar
mambaca al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran kelompok dapat meningkatkan keaktifan
siswa pada pelajaran membaca al-Qur’an siswa kelas III Sekolah Dasar
2. Penerapan model pembelajaran kelompok dapat meningkatkan nilai siswa
pada pelajaran mambaca al-Qur’an siswa kelas III Sekolah Dasar.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap judul penelitian ini, maka
perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Kelompok
Suatu model pembelajaran dengan menumbuhkan para siswa untuk
bekerjasama dengan kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang
sama. Metode pembelajaran kelompok identik dengan metode keija
kelompok, yaitu suatu cara dalam menyajikan materi pelajaran dimana guru
mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu,
untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama
dan bergotong royong (Armai, 2002 196). Pembelajaran kelompok
merupakan kegiatan belajar yang menghendaki siswa bekerja sama
menyelesaikan masalah yang sama dan bukan secara individual
5
2. Penelitian Pelajaran Membaca al-Qur’an
Merupakan suatu proses pengumpulan pelaporan dan penggunaan
infonnasi tentang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran
untuk menjelaskan prestasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu
Hasil dari penelitian adalah nilai yang menjelaskan karakteristik seseorang
atau sesuatu (Hartanto, 2002 : 33).
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus secara
kerkelanjutan. Setiap siklus dilaksanakan dengan perbaikan. Pada tahap ini,
peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana
Pembelajaran (RP), sarana dan prasarana, skenario pembelajaran secara
lembar observasi/pengamatan untuk memperoleh data.
Dalam pelaksanaan tindakan kelas melalui beberapa siklus, setiap siklus
meliputi planning (perencanaan/ac/zon/tindakan), observasi (pengamatan) dan
reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang
sudah direvisi, tindakan pengamatan dan refleksi.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan ini adalah semua siswa kelas III SD Negeri
I Tuksongo yang berjumlah 14 siswa, terdiri dari 10 siswa putra dan 4 siswa
putri. Penelitian tindakan dilaksanakan di SD Negeri I Tuksongo, Nglorog,
3. Langkah-langkah Siklus Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
(Suharsimi, 2002 : 83) yaitu berbentuk spiral dari siklus ke siklus berikutnya.
Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observer
(pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah
perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum
pelaksanaan siklus I, dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa
identifikasi permasalahan. Siklus spiral mulai tahap-tahap penelitian tindakan
kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
Refleksi
Tindakan Observasi
Refleksi
Tindakan Observasi
Refleksi
Tindakan Observasi
7
a. Rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk
didalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
b. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati
hasil atau dampak dari diterapkannya pengajaran kontekstual model
pembelajaran berbasis masalah.
c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat.
d. Rancangan/'rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
4. Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
a. Lembar observasi untuk merekam cara guru menjelaskan dan
mengaktifkan siswa.
b. Wawancara dengan siswa setelah pelajaran selesai.
c. Analisis dokumen (hasil latihan siswa).
Tujuan dari pengumpulan data ini adalah untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa secara individu maupun secara kelompok (klasikal).
Disamping itu juga mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan
siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya khususnya pada
bagian indikator yang belum tercapai.
5. Analisis Data
Dalam rangka menyususn dan mengolah data yang terkumpul
sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan dilakukan dengan menyeleksi dan mengelompokkan
menyimpulkan dalam bentuk pernyataan yang bertujuan untuk menerapkan
perencanaan sebagai tindak lanjut.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang diawali dengan
halaman judul, lembar persetujuan, lembar pengesahan, pernyataan keaslian
tulisan, motto, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan
daftar lampiran.
Bab pertama : tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian,
definisi istilah/operasional, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua : tentang kajian pustaka yang terdiri dari penilaian pelajaran
membaca al-Qur’an, definisi pembelajaran dan model pembelajaran kelompok
Bab ketiga : tentang pelaksanaan penelitian yang terdiri dari deskripsi
pelaksanaan siklus f, deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan
siklus III.
Bab keempat : tentang hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari
deskripsi persiklus (data hasil pengamatan/wawancara, refleksi keberhasilan dan
kegagalan) dan pembahasan tiap siklus.
Bab kelima : penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
Kemudian pada bagian akhir skripsi ini penulis sertakan daftar pustaka, lampiran
KAJIAN PUSTAKA
BAB II
A. Penilaian Pembelajaran Membaca al-Qur’an
Penilaian berasal dari kata dasar “nilai”, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti angka kepandaian juga diartikan biji. Sedangkan membaca
mempunyai arti mengeja atau melafalkan apa yang tertulis. Pelajaran membaca
merupakan belajar meniru bunyi yang didengar. Jika pendengaran peserta didik
baik, akan terangsang untuk menirukan bacaan itu secara baik pula, tetapi jika
yang terjadi sebaliknya maka akan kesulitan menirukannya (Azis, 2003 : 69).
Al-Qur’an bermakna kitab suci umat islam yang berisi firman Allah yang
diturunkan kepada nabi Muhammad S. A. W. dengan perantaraan malaikat Jibril
untuk dibaca, dipahami dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi
umat manusia dan yang membacanya merupakan ibadah (Daradjat, 2001 : 89).
Disamping pengertian di atas, beberapa tokoh ulama mendefinisikan al-
Qur’an dengan argumentasi yang berbeda, diantaranya (Mardiyo, 2004 : 24-26).
1. Menurut H. M. Khudhari : Sebagaimana dikutip oleh Mardiyo, al-Qur’an
adalah kalam Allah yang tiada tandingannya (Mukjizat) yang diturunkan
kepada nabi Muhammad sebagai penutup para nabi dan rasul dengan
perantara malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan
kepada manusia secara mutawattir, serta mempelajarinya merupakan suatu
ibadah, dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.
2. Prof. Dr. T. M. Hasbi Ash Shiddiqy, beliau memberikan pengertiannya
sebagai berikut:
Sebagaimana dikutip oleh Mardiyo, al-Qur’an adalah kalam Allah yang
diturunkan kepada nabi Muhammad yang ditilawatkan dengan lisan
mutawattir penulisannya.
3. Imam Fatkhur Razie dan syekh Mahmud Syaltut menyatakan, yang artinya
“al-Qur’an adalah lafadz arab yang diturunkan kepada nabi Muhammad S. A.
W. yang dinukilkan kapada kita secara mutawattir.
4. Ustadz farid Wajdi, beliau mengemukakan pengertian al-Qur’an sebagai
berikut:
Yang artinya : “al-Qur’an adalah wahyu Illahi yang diturunkan dengan
perantaraan al-Ruh ai-Amin (Jibril) atas Rasulullah Muhammad S. A. W. agar
menjadi peringatan manusia seluruh alam.
Namun, pada dasarnya nabi Muhammad S. A. W. dengan perantaraan
malaikat Jibril atau dengan perantaraan lain, menggunakan bahas arab untuk
pedoman dan petunjuk bagi umat manusia merupakan mukjizat nabi
Muhammad S. A. W. yang terbesar dan diterima oleh umat manusia secara
mutawattir. Dalam kajian ini, lebih ditekankan pada membaca huruf al-Qur’an
(arab). Pengajaran Baca Tulis al-Qur’an di Sekolah Dasar, selain anak dituntut
mampu membaca al-Qur’an juga diharapkan dapat memberikan perhatian
yang seimbang terhadap bacaan itu, hal ini bertujuan :
a. Siswa dapat membaca kitab Allah dengan mantap, baik segi ketepatan
harakat, saktat (tempat-tempat berhenti), membunyikan huruf-huruf
dengan makhrajnya dan persepsi maknanya.
b. Siswa mengetahui makna al-Qur’an dan tertanam dalam jiwanya.
c. Siswa mampu menimbulkan rasa haru, khusu’ dan tenang jiwanya serta
takut kepada Allah.
d. Membiasakan siswa kemampuan membaca pada mushaf dan
memperkenalkan dengan istilah-istilah yang tertulis baik untuk waqaf,
mad, idgham dan lainnya (Mardiyo, 2002 : 35).
e. Pengajaran membaca al-Qur’an identik dengan qiraat al-Qur’an. Yang
paling penting dalam membaca al-Qur’an adalah keterampilan atau
kemampuan membaca al-Qur'an dengan baik sesuai dengan kaidah yang
peningkatan nilai membaca al-Qur’an merupakan ukuran seseorang untuk
mendapat nilai yang baik dari hasil pembelajaran membaca al-Qur’an.
B. Definisi Belajar atau Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang mempunyai arti berubah tingkah
laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2005 : 17), Reber (Muhibbin Syah, 2004 : 94) mengemukakan belajar
adalah “are latively permanent chance in respons potentiality which accurs as
result of reinforced practice” yaitu perubahan kemampuan beraksi relativ
langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.
Sedangkan menurut Hamzah B. Uno (2008 : V) menyatakan bahwa
pembelajaran (learning) adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan
siswa secara terintegrasi dengan menghitungkan faktor lingkungan belajar,
karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta sebagai strategi pembelajaran,
baik penyampaian, pengelolaan maupun pengorganisasian pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan peserta didik yang
dikelola secara sistematis dan menyeluruh untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Guna menentukan kegiatan pembelajaran yang produktif, perlu dirumuskan
kegiatan secara terpadu yang mengandung unsur kegiatan peserta didik,
pengelolaan kelas, materi dan penggunaan sarana (Yulaelawati, 2004 : 129)
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan kegiatan
pembelajaran adalah sebagi berikut:
1. Mengandung pengalaman belajar yang berpusat pada peserta didik.
2. Mengandung kegiatan yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
3. Mengelola kegiatan yang bervariasi, misalnya kegiatan belajar perseorangan,
pasangan, kelompok (ktesrkal).
4. Memahami perbedaan individu.
6. Menunjang berkembangnya kecakapan hidup yang meliputi kecakapan
personal, sosial, akademik dan pengendalian emosi (Yulaelawati : 2004 :
130).
Keberhasilan belajar belum cukup ditentukan dengan membaca, mendengar
atau melihat. Pelajaran yang melibatkan peserta didik untuk mengalami dan
membicarakan bahan tertentu dengan orang lain dapat lebih bermakna dalam
belajar. Terlebih lagi jika peserta didik mempunyai kesempatan untuk
mengajarkan atau memberikan pengetahuannya terhadap peserta didik lain
(Yulaelawati, 2004 : 17). Memaparkan teori keberhasilan dalam pembelajaran
sebagai berikut:
Keterangan :
1. Apa yang dibaca : 10 %.
2. Apa yang didengar : 20 %.
3. Apa yang dilihat : 30 %.
4. Apa yang didengar dan dilihat: 50 %.
5. Apa yang dibicarakan dengan orang lain : 70 %.
6. Apa yang dialami sendiri : 80 %.
7. Apa yang diajarkan kepada orang lain : 95 %.
Dari uraian di atas secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Menurut Ella Yulaelawati (2004 : 37) pembelajaran sebagai proses yang
merupakan pengembangan sistematis tentang spesifikasi pembelajaran untuk
menjamin mutu pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses keseluruhan
tentang kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya.
Pasal 1 undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa pembelajran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
bisa juga diartikan sebagi proses/cara menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar. Sedangkan belajar merupakan usaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Dari uaraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses
yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar
untuk melakukan kegiatan pada situasi tetentu.
C. Model Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran kelompok merupakan model pembelajaran yang menerapkan
lama dalam teori-teori belajar. Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai suatu
model pembelajaran dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja sama dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama. Pendekatan
kelompok bertujuan agar siswa dapat membangun pengetahuannya melalui
dialog, saling berbagi informasi sesama siswa dan guru sehingga siswa dapat
meningkatkan kemampuan mental pada tingkat tinggi.
Pembelajaran kelompok oleh sebagian pakar pendidikan diidentikkan
dengan metode kerja kelompok juga metode diskusi. Dimana salah satu ciri khas
dari pembelajaran kelompok, siswa tidak dikotak-kotakkan berdasarkan
kemampuannya, minatnya, maupun karakteristik dan mengurangi kesempatan
Kelompok bermakna kerja sama (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005
280). Kerja kelompok yang mempunyai arti dengan kolaborasi menyajikan materi
pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau
grup untuk menyelesikan tugas yang lebih ditetapkan cara bersama-sama dan
gotong royong (Armai, 2002 : 196).
Istilah kerja sama kelompok mengandung arti bahwa siswa dalam satu kelas
dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Pengelompokan biasanya didasarkan
atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran dengan model ini
dapat digunakan bila terdapat minat dan perbedaan individual peserta didik serta
ada beberapa unit yang perlu diselesaikan dalam waktu bersamaan.
M. Basyiruddin Usman (2000 : 49) mengemukakan metode ini sebagai
berikut:
1. Ditinjau dari segi pedagogis, kegiatan kelompok akan dapat meningkatkan
kualitas kepribadin siswa seperti : adanya kerja sama, toleransi, berfikir kritis,
disiplin dan sebagainya.
2. Ditinjau dari segi psikologis, timbul persaingan positif antar kelompok,
karena mereka bekerja pada masing-masing kelompok.
3. Ditinjau dan segi sosial, anak yang pandai dapat membantu anak yang kurang
pandai dalam menyelesaikan tugas.
Untuk mencapai hasil pengajaran yang maksimal, peran guru dalam model
pembelajaran kelompok perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Perlu adanya motivasi yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota. Situasi
yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil atau tidaknya
kerja kelompok. Demikian pula persaingan yang sehat antar kelompok
biasanya akan mendorong untuk semangat belajar.
2. Masalah dapat merupakan suatu unit yang dipecahkan bersama, atau masalah
dibagi untuk dikerjakan secara individual. Hal ini bergantung pada kompleks
15
Sependapat uraian tersebu. di atas, Dr. Zakiyah Daradjat mengemukakan
bahwa pembelajaran kerja kelompok (kolaborasi) berguna bagi anak didik agar
tertanam rasa saling membantu dan kerja sama menyelesaiakan suatu tugas. Di
samping itu juga bermaksud menanamkan kepada anak didik tentang pentingnya
musyawarah dan rasa kesetiakawanan.
Model mempunyai arti pola (contoh, acuan, ragam dan corak) dari sesuatu
yang akan dibuat atau dihasilkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005 : 751).
Dalam buku kurikulum dan pembelajaran Ella Yulaelawati (2004 : 56)
dikemukakan model dimaksudkan untuk memudahkan para guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Kerangka berfikir yeng digunakan adalah
perumusan tujuan, penyusunan kegiatan belajar dan penyusunan kegiatan
penilaian untuk mencapai tujuan sertya memahami keefektifan kegiatan belajar
yang akan dilaksanakan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kelompok
adalah suatu model atau corak pembelajaran dimana siswa yang dituntut untuk
dapat bekerja sama dalam kelompok yang ditentukan untuk menyelesaikan tugas
bersamna dengan cara gotong royong ataupun tukar pendapat. Sehingga akan
terjalin interaksi yang positif antara siswa yang tingkat kecerdasannya rendah
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri
dari Rencana Pembelajaran (RP), sarana dan prasarana serta skenario
pembelajaran. Adapun rumusan pembelajaran yang dimaksud adalah :
RENCANA PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Baca Tulis al-Qur’an.
Pokok Bahasan : Membaca al-Qur’an dengan bacaan mad.
Sub Pokok Bahasan : Mengenal huruf mad.
Kelas/Semester : III/l.
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit.
1. Standar Kompetensi :
Menerapkan bacaan mad dalam membaca al-Qur’an.
2. Kompetensi D asar:
Membaca al-Qur’an dengan bacaan mad.
3. Indikator :
a. Membaca bacaan mad dengan benar.
b. Menyebutkan huruf-huruf mad.
c. Menyebutkan tanda-tanda mad.
4. Materi Pembelajaran :
Bacaan mad.
5. Metode Pembelajaran :
Ceramah, Tanya jawab, penugasan dan diskusi.
6. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan
17
1) Appersepsi.
2) Memotivasi siswa dengan menjelaskan pentingnya materi.
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) Guru membuat kelompok-kelompok.
2) Guru menjelaskan materi mad dan cara membaca mad.
3) Siswa mendiskusikan bacaan mad.
4) Siswa mempresentasikan tugas kelompok.
5) Guru memberikan penjelasan beberapa hal yang diperlukan
c. Penutup
1) Penilaian proses.
2) Tugas individu.
7. Sumber Bahan
a. Buku paket BTQ untuk Sekolah Dasar kelas III, penerbit Sahabat.
b. Buku juz ‘amma.
c. Buku tajwid.
d. Buku penunjang yang sesuai.
8. Penilaian
a. Kognitif : Lisan.
b. Afektif : Pengamatan proses.
Dalam mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran termasuk alat
peraga yang diperlukan dalam pembelajaran, guru melibatkan siswa
Diantaranya, dengan meminta setiap siswa membawa buku juz ‘amma dari
rumah. Namun demikian, guru tetap mempersiapkan alat peraga khusus yang
tidak mungkin disiapkan oleh siswa. Selain PR dan alat peraga yang
dipersiapkan, guru juga mempersiapkan topik pembelajaran untuk membaca
al-Qur’an dengan bacaan mad thabi’i yang terumus dalam langkah-langkah
a. Guru memberi salam, menanyakan keadaan siswa dan mengadakan
appersepsi yang berupa pertanyaan.
b. Berdasarkan jawaban siswa, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Guru memajang alat peraga yang berisi macam-macam huruf hijaiyah,
huruf-huruf mad dan contoh bacaannya.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, bagi siswa
yang belum paham.
e. Siswa diminta untuk mengucapkan huruf-huruf tersebut dan mengucapkan
bacaan, mengikuti bacaan guru.
f. Secara berkelompok diminta mengucapkan mad secara bergantian.
g. Berdasarkan pertanyaan siswa, guru menjelaskan bacaan mad thabi'I
secara terinci.
h. Guru mengajak siswa untuk mencatat materi yang telah diikuti atau
dipelajari bersama.
i. Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan pada
tanggal 1.4 April 2010 di kelas III SDN I Tuksongo dengan jumlah 14 siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar. Pada akhir proses pembelajaran siswa diberikan tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan.
Rumusnya sebagai berikut:
Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
19
Tabel 3.1 Hasil Tes Formatif Siklus I
No. Nama Jenis Kelamin Nilai Tes Formatif
1. Muhammad Arifin L 57
2. Dwi Pradana L, 59
3. Eko Setiawan L 58
4. Muhammad Beni Tri Sefawan L 69
5. Danang Arifin L 69
6. Muhammad Wahyu Rifa’i L 71
7. Septa Adi Pratama L 66
8. Tunggul Wahyu Riyadi L 67
9. Anggi Setiyawan L 78
10. Chanifatul Arifah P 83
11. Putri Marlina P 76
12. Triningsih P 59
13. Nia Anita
p 79 i
14. Muhammad Nur Ramadhan L 77
_l
Tabel 3. 2 Rekapitulasi Presentase Ketuntasan Siswa pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus
1 Nilai rata-rata tes formatif 70,71
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 10
3 Presentase ketuntasan belajar 71,42%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran
model kelompok diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa 70,71 dan
belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara
klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai > 65,
hanya sebesar 71,42 % lebih kecil dari presentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena siswa masih
merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru
dengan menerapkan pembelajaran kelompok.
3. Pengamatan Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti mempersiapka prosedur dan instrument pengumpul
data yang berupa :
a. Lembar observasi untuk merekam cara guru menjelaskan dan keaktifan
siswa.
b. Wawancara dengan siswa setelah selesai pelajaran.
c. Analisis dokumen.
Tabel 3.3 Instrumen Lembar Observasi Siklus I
No Aspek yang dinilai Kemunculan
Sering Tidak
1 a. Guru yang memberikan contoh
X
b. Guru menggunakan latar peraga X
2 Bahasa yang digunakan guru jelas dan sederhana
X
j
Guru memeriksa pemahaman siswa
dengan mengajukan pertanyaan/
memberi tugas
X
4 Guru memberikan kesempatan bertanya
X
5 a. Siswa menjawab X
b. Jawaban siswa logis X
21
Ditanggapi oleh siswa lain
Tidak ditanggapi
7 Keaktifan siswa berdiskusi X
Kesan umum Ketuntasan belajar
siswa secara kelompok siswa belum
tuntas belajar
4. Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data dan pemantauan ditemukan kelemahan-
kelemahan yang perlu direncanakan kembali pada siklus berikutnya :
a. Guru belum maksimal dalam menggunakan alat peraga.
b. Bahasa yang digunakan guru tidak terfokus pada tema dan sasaran.
c. Guru masih terbatas dalam memberikan tugas.
d. Meskipun guru memberikan pertanyaan, tetapi jawaban siswa kurang
logis.
e. Tidak banyak siswa yang mengajukan pertanyaan.
f. Keaktifan siswa dalam kelompok masih kurang, ada beberapa siswa yang
belum pernah terlihat dalam kegiatan diskusi.
g. Ketuntasan belajar secara kelompok (klasikal) belum mencapai standar
ketuntasan, sehingga belum sesuai dengan indikator penelitian dan kriteria
ketuntasan belajar.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan
Berdasarkan refleksi, observasi dan penilaian pada siklus I, rencana tindakan
siklus II disusun berdasarkan kekurangan yang dijumpai pada siklus I. pada
tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
Sub Pokok Bahasan : Mengenal huruf mad thabi’i.
Kelas/semester : III/I.
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit.
1. Standar Kompetensi :
Menerapkan bacaan mad thabi’i dalam membaca ayat al-Qur’an.
2. Kompetensi D asar:
Membaca al-Qur’an dengan bacaan mad thabi’i.
3. Indikator:
a. Membaca bacaan mad thabi’i dengan benar.
b. Menyebutkan huruf-huruf mad thabi’i.
c. Menyebutkan tanda-tanda mad thabi’i.
4. Materi Pembelajaran :
Tanda-tanda bacaan mad thabi’i.
5. Metode Pembelajaran :
Ceramah, Tanya jawab, penugasan dan diskusi.
6. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan
1) Appersepsi.
2) Memotivasi siswa dengan menjelaskan pentingnya materi.
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) Guru membuat kelompok-kelompok.
2) Guru menjelaskan materi mad dan cara membaca mad thabi’
3) Siswa mendiskusikan bacaan mad thabi’i.
4) Siswa mempresentasikan tugas kelompok.
23
c. Penutup
1) Penilaian proses.
2) Tugas individu.
7. Sumber Bahan
a. Buku paket BTQ untuk Sekolah Dasar kelas III, penerbit Sahabat.
b. Buku juz ‘arama.
c. Buku tajwid.
d. Buku penunjang yang sesuai.
8. Penilaian
a. Kognitif : Lisan.
b. Afektif : Pengamatan proses.
Adapun skenario pembelajaran pada siklus II meliputi skenario pembelajaran
pada siklus 1 yang telah direvisi :
a. Guru lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk'terlibat
langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
b. Guru perlu mendistribuskan waktu secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
c. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa
sehingga siswa bisa lebih antusias.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II ditaksakan pada tanggal
21 april 2010 dikelas III dengan jumlah anak didik 14 siswa. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada Rencana Pembelajaran II, sehingga kesalahan atau kekurangan
pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar,siswa diberi test formatif II dengan tujuan
yang telah dilakukan.instrument yang digunakan adalah tes formatif II.
Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah ;
Tabel 3.4 Hasil Test Formatif Siklus II
No. Nama Jenis Kelamin Nilai Tes Formatif
1. Muhammad Arifin L 59
2. Dwi Pradana L 63
3. Eko Setiawan L 66
4. Muhammad Beni Tri Setiawan L 70
5. Danang Arifin L 68
6. Muhammad Wahyu Rifa’i L 68
7. Septa Adi Pratama L 69
8. Tunggul Wahyu Riyadi L 69
9. Anggi Setiyawan L 76
10. Chanifatul Arifah P 85
11. Putri Marlina P 77
12. Triningsih P 61
13. Nia Anita P OC
1 1 i i
___
14. Muhammad Nur Ramadhan L 79
Tabel 3.5 Rekapitulasi Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus
1 Nilai rata-rata tes formatif 70,85
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 11
25
Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 7,85
dan ketuntasan belajar mencapai 72,8 % atau ada 11 dan 14 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketutasan
belajar secara kelompok telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari
siklus I. adanya peningkatn hasil belajar siswa ini karena setelah guru
menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes.
Sehingga pada pertemuan berikutnya siswa sudah mulai mengerti apa yang
dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan pembelajaran model
kelompok.
3. Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti mempersiapka prosedur dan instrument pengumpul
data yang berupa :
a. Lembar observasi untuk merekam cara guru menjelaskan dan keaktifan
siswa.
b. Wawancara dengan siswa setelah selesai pelajaran.
c. Analisis dokumen (hasil latihan siswa).
Tabel 3.6 Instrumen Lembar Observasi Siklus II
No Aspek yang dinilai Kemunculan
Sering Tidak
1 a. Guru yang memberikan contoh X
b. Guru menggunakan latar peraga X
2 Bahasa yang digunakan guru jelas dan sederhana
X
3
Guru memeriksa pemahaman siswa
dengan mengajukan pertanyaan/
memberi tugas
X
4 Guru memberikan kesempatan bertanya
5 a. Siswa menjawab X
b. Jawaban siswa logis X
a. Siswa bertanya X
b. Pertanyaan siswa
6 Ditanggapi oleh guru
Ditanggapi oleh siswa lain
Tidak ditanggapi X
7 Keaktifan siswa berdiskusi X
Kesan umum : Ketuntasan belajar
siswa secara kelompok mengalami
peningkatan dari siklus I
4. Refleksi
Berdasarkan analisis pada data siklus II didapatkan peran guru dan siswa
dalam pembelajaran. Namun, masih perlu diberikan tindak lanjut guna
perbaikan pada siklus berikutnya, yaitu :
a. Guru belum maksimal dalam menggunakan alat peraga.
b. Bahasa yang digunakan guru tidak terfokus pada tema dan sasaran.
c. Guru masih terbatas dalam memberikan tugas.
d. Meskipun guru memberikan pertanyaan, tetapi jawaban siswa kurang
logis.
e. Tidak banyak siwa yang mengajukan pertanyaan.
f. Keaktifan siswa dalam kelompok masih kurang, ada beberapa siswa yang
C. Deskripsi pelaksanaan siklus III
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti memnpersiapkan perangkat pembelajaran yang
dari rencana pembelajaran III, soal tes formatif III dan alat-alat
mendukung.
RENCANA PEMBELAJARAN
Mata pelajaran : Baca Tulis al-Qur’an
Pokok Bahasan : Membaca al-Qur’an dengan bacaan mad
Sub Pokok Bahasan : Mengenal huruf mad thabi’i
Kelas/semester : III/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
1. Standar Kompetensi :
Menerapkan bacaan mad thabi’i dalam membaca ayat al-Qur’an.
2. Kompetensi Dasar :
Membaca al-Qur’an dengan bacaan mad thabi’i.
3. Indikator :
a. Membaca bacaan mad Alif Sesuadah Fathah ' — melalui kata.
b. Membaca bacaan mad ya’ Sesuadah kasrah v ,—
c. Membaca bacaan mad wau sukun Sesuadah dhamah _y—
d. Membaca bacaan mad wau sukun dan alif Sesudah dhamah
4. Materi Pembelajaran :
Mad thabi’i.
5. Metode Pembelajaran :
Ceramah, Tanya jawab, penugasan dan diskusi.
6. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan
1) Appersepsi.
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) Guni membuat kelompok-kelompok.
2) Guru menjelaskan materi mad dan cara membaca mad thabi’i.
3) Siswa mendiskusikan bacaan mad thabi’i.
4) Siswa mempresentasikan tugas kelompok.
5) Guru memberikan penjelasan beberapa hal yang diperlukan.
c. Penutup
1) Penilaian proses.
2) Tugas individu.
7. Sumber Bahan
a. Buku paket BTQ untuk Sekolah Dasar kelas III, penerbit Sahabat.
b. Buku juz ‘amma
c. Buku tajwid
d. Buku penunjang yang sesuai.
8. Penilaian
a. Kognitif : Lisan.
b. Afektif : Pengamatan proses.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada
tanggal 28 April 2010 di kelas III SDN I Tuksongo dengan jumlah 14 siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Sebagai pengamat adalah wali kelas III. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada model pembelajaran III.
Pada akhir proses belajar mengajar pada siklus III diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes
29
Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah :
Tabel 3.7 Hasil Tes Formatif Siklus III
No. Nama Jenis Kelamin Nilai Tes Formatif
1. Muhammad Arifin L 63
2. Dwi Pradana L 77
3. Eko Setiawan L 81
4. Muhammad Beni Tri Setiawan L 93
5. Danang Arifin L 66
6. Muhammad Wahyu Rifa’i L 91
7. Septa Adi Pratama L 81
8. Tunggul Wahyu Riyadi L 77
9. Anggi Setiyawan L 75
10. Chanifatul Arifah P 73
11. Putri Marlina P 78
12. Triningsih P 68
13. Nia Anita P 87
14. Muhammad Nur Ramadhan L 75
Tabel 3.8 Rekapitulasi Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus III
No Uraian Hasil Siklus
1 Nilai rata-rata tes formatif 78,87
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 13
3 Presentase ketuntasan belajar 92,85 %
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 78,5
belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus III ini ketuntasan belajar
secara kelompok telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus
II. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru
menginformasikan pada sitiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes.
Sehingga pada pertemuan berikutnya siswa sudah mulai mengerti apa yang
dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan pembelajaran model
kelompok.
3. Pengamatan atau Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti mempersiapka prosedur dan instrument pengumpul
data yang berupa :
a. Lembar observasi untuk merekam cara guru menjelaskan dan keaktifan
siswa
b. Wawancara dengan siswa setelah selesai pelajaran.
c. Analisis dokumen (hasil latihan siswa).
Tabel 3.9 Instrumen Lembar Observasi Siklus III
No Aspek yang dinilai Kemunculan
Sering Tidak
1 a. Guru yang memberikan contoh X b. Guru menggunakan latar peraga X
2 Bahasa yang digunakan guru jelas dan sederhana
X
3
Guru memeriksa pemahaman siswa
dengan mengajukan pertanyaan/
memberi tugas
X
4 Guru memberikan kesempatan
bertanya X
31
b. Jawaban siswa logis X
6
a. Siswa bertanya X
b. Pertanyaan siswa
Ditanggapi oleh guru X
Ditanggapi oleh siswa lain X
Tidak ditanggapi
7 Keaktifan siswa berdiskusi X
Kesan umum : Ketuntasan belajar
siswa secara kelompok mengalami
peningkatan dari siklus I
4. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana baik maupun yang masik
kurang. Baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan model
pembelajaran kelompok (klasikal). Dari data-data yang diperoleh dan
diuraikan sebagai berikut:
a. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan pembelajaran
dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi
presentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
b. Berdasarkan data hasil pengamatan, diketahui bahwa siswa aktif selama
proses belajar berlangsung.
c. Kekurangan pada siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan
peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Siklus I
Suatu pokok pembahasan dianggap tuntas secara kelompok jika siswa
yang mendapat nilai 65 lebih dari atau sama dengan 85 %. Sedangkan seorang
siswa dinyatakan tuntas belajar pada pokok bahasan tertentu jika mendapat
nilai minimal 65
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus J dilaksanakan pada
tanggal 14 April 2010 di ke.'as III SDN I Tuksongo dengan jumlah 14 siswa
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Sebagai pengamat adalah wali kelas III. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada model pembelajaran 1.
Pada akhir proses belajar mengajar pada siklus I diberi tes formatif
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun hasil pengamatan yang
diperoleh dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini :
33
Berdasarkan histogram pada siklus I diketahui bahwa yang mencapai
ketuntasan belajar 10 siswa dari 14 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
ketuntasan belajar secara kelompok mencapai 71,42 % kurang dari presentase
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85,0 %.
Diantara ketidakberhasilan pembelajaran ini adalah siswa masih merasa
baru dan belum mengerti apa yang imaksudkan dan digunakan guru dalam
pembelajaran ini. Di samping itu masih adanya kelemahan-kelemahan yang
perlu diperbaiki diantaranya :
a. Guru belum maksimal dalam menggunakan alat peraga.
b. Bahasa yang digunakan guru tidak terfokus pada tema dan sasaran
c. Guru masih terbatas dalam memberikan tugas.
d. Meskipun guru memberikan pertanyaan, tetapi jawaban siswa kurang
logis.
e. Tidak banyak siswa yang mengajukan pertanyaan.
f. Keaktifan siswa dalam kelompok masih kurang, ada beberapa siswa
yang belum pernah terlihat dalam kegiatan diskusi.
g. Ketuntasan belajar secara kelompok (klasikal) belum mencapai standar
ketuntasan, sehingga belum sesuai dengan indikator penelitian dan
kriteria ketuntasan belajar.
2. Siklus II
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada
tanggal 21 April 2010 di kelas III SDN I Tuksongo dengan jumlah 14 siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Sebagai pengamat adalah wali kelas III. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada model pembelajaran II.
Pada akhir proses belajar mengajar pada siklus II diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
formatif II. Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dapat digambarkan
dalam histogram di bawah ini :
Gambar 4.2 Histogram Ketuntasan Belajar Siklus II
Berdasarkan histogram pada siklus II diketahui bahwa yang mencapai
ketuntasan belajar 11 siswa dari 14 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
ketuntasan belajar secara kelompok mencapai 72,8% lebih sedikit meningkat
dari hasil pembelajaran siklus I yaitu 71.42 %. Peningkatan ini karena guru
menginformasikan bahwa pada akhir pembelajarn akan diadakan tes, sehingga
siswa termotivasi untuk belajar. Meskipun pada siklus II mengalami
peningkatan dari siklus I namun, perlu adanya perbaikan untuk tindak lanjut
pada siklus berikutnya :
a. Guru belum maksimal dalam menggunakan alat peraga.
b. Bahasa yang digunakan guru tidak terfokus pada tema dan sasaran.
c. Guru masih terbatas dalam memberikan tugas.
d. Meskipun guru memberikan pertanyaan, tetapi jawaban siswa kurang
logis.
e. Tidak banyak siswa yang mengajukan pertanyaan.
f. Keaktifan siswa dalam kelompok masih kurang, ada beberapa siswa yang
35
g. Ketuntasan belajar secara kelompok (klasikal) belum mencapai standar
ketuntasan, sehingga belum sesuai dengan indikator penelitian dan kriteria
ketuntasan belajar.
3. Siklus III
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan
pada tanggal 28 April 2010 di kelas III SDN I Tuksongo dengan jumlah 14
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan
pengamatan (observasi) dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan belajar
mengajar. Sebagai pengamat adalah wali kelas III. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada model pembelajaran III.
Pada akhir proses belajar mengajar pada siklus III diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes
formatif III. Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dapat digambarkan
dalam histogram di bawah ini :
100%
■ Siswa yang sudah tuntas belajar □ Siswa yang belum tuntas belajar
Gambar 4.3 Histogram Ketuntasan Belajar Siklus III
Berdasarkan histogram pada siklus III diketahui bahwa yang mencapai
ketuntasan belajar 13 siswa dan 14 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
ketuntasan belajar secara kelompok mencapai 93 % di atas 85 % dari
menunjukkan bahwa model pembelajaran kelompok sangat dapat diterapkan
dalam pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an, sehingga siswa yang belum
mampu akan termotifasi dari siswa yang sudah mampu. Di samping adanya
peningkatan hasil belajar, kelemahan-kelemahan yang ada perlu tindak lanjut
demi proses belajar mengajar selanjutnya adalah :
a. Keberanian siswa dalam bertanya.
b. Keberanian siswa menanggapi pertanyaan guru ataupun sesama siswa.
c. Keaktifan siswa dalam belajar kelompok dan berdiskusi.
d. Kesesuaian guru dalam memberi tugas kepada siswa.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Dalam hasil Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Rescorch)
dengan penerapan model pembelajaran kelompok, menunjukkan peningkatan
prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan semakin mantapnya
pemahaman siswa terhadap materi Baca Tulis al-Qur’an dan khususnya
tentang bacaan mad. Di samping meningkatkan pemahaman terhadap materi
pelajaran siswa yang penakut dan pemalu timbul rasa keberanian
berkelompok dengan siswa lain. Sehingga keaktifan siswa dalam
pembelajaran tidak hanya didominasi oleh siswa yang mempunyai sifat
pemberani saja.
Melalui hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus 1 sampai siklus
III menunjukkan peningkatan yang signifikan. Yaitu siklus 1 ketuntasan i
belajar mencapai 71,42 % siklus II mencapai 72.8 % dan siklus III mencapai
93 %. Pada siklus ketuntasn belajar secara kelompok (klasikal) telah mencapai
95 % dari target yang dikehendaki. Hal ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran kelompok terhadap pelajaran baca tulis al-Qur’an memiliki
dampak positif dalam peningkatan prestasi siswa dan perlu diterapkan dalam
37
2. Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Berdasarkan analisis data pada siklus I, keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran sangat pasif. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang
kurang memperhatikan pelajaran guru, setiap guru memberikan pertanyaan
jawaban siswa tidak logis, keberhasilan siswa dalam bertanya belum muncul
dan siswa kurang aktif dalam berdiskusi. Ketuntasan belajar juga belum
mencapai target yang dikehendaki, yaitu hanya 71,42 %.
Pada siklus II ada peningkatan, dimana siswa mulai memperhatikan
penjelasan guru, keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab sudah
muncul meskipun pertanyaan dan jawaban siswa berdiskusi sudah ada. Hal ini
ditandai dengan peningkatan presentase ketuntasan belajar yang meningkat
72,8 %.
Pada siklus III diperoleh data yang menunjukkan peningkatan. Siswa
sudah aktif dalam proses pembelajaran dan mampu belajar kelompok dengan
baik, pertanyan dari guru dan siswa sudah ditanggapi oleh siswa yang lain
dengan jawaban yang logis, dalam berdiskusi siswa juga menunjukkan
keaktifan. Dan pada akhir pembelajaran siswa mampu menyelesaikan tugas
guru dengan ketuntasan belajar mencapai 93 %.
3. Kemampuan Guru dalam Mengolah Pembelajaran
Berdasarkan analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, guru
mendapat sebuah pembelajaran yang cukup berarti, dimana guru dapat
mengetahui kelemahan dan kekurangannya dalam mengolah sebuah
pembelajaran. Sehingga dapat diketahui sepenuhnya tiadak hanya yang
dikatakan oleh guru saja, namun profesionalitas guru dalam mengolah
pembelajaran turut menentukan sebuah ketuntasan belajar.
Pada siklus I kelemahan guru masih sangat tampak diantaranya belum
memaksimalkan dalam menggunakan alat peraga, masih minim dalam
memberikan tugas kepada siswa, dalam memantau keaktifan siswa ketika
berdiskusi belum maksimal, sehingga ketuntasan belajar pada siklus I hanya
mencapai 71,42 %.
Berdasarkan hasil pada siklus I, dalam pelaksanaan siklus II guru
berusaha melengkapi kekurangan yang terjadi pada siklus I. diantaranya,
memaksimalkan dalam menggunakan alat peraga, lebih rinci dalam
menjelaskan materi pembelajaran, lebih memotivasi siswa untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan serta mengarahkan siswa dalam berdiskusi dengan baik.
Dengan adanya perubahan yang dilakukan, ketuntasan belajar pada siklus II
sedikit meningkat menjadi 72,8 %.
Pada siklus II ini di samping penyempurnaan dan revisi dari siklus
sebelumnya perlu adanya perhatian untuk tindakan selanjutnya adalah
memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan pada
pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan model
pembelajaran kelompok dapat meningkatkan proses belajar mengajar.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam tiga siklus, hasil
seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kelompok dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
Baca Tulis al-Qur’an.
2. Model pembelajaran kelompok memiliki dampak positif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar
siswa dalam setiap siklus yaitu siklus I (71,42 %), siklus II (72,8 %) dan
siklus III (92,85 %)
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh dan uraian sebelumnya, agar
proses belajar mengajar Baca Tulis al-Qur’an lebih efektif dan lebih memberikan
hasil yang optimal bagi siswa, maka dapat disampaikan saran-saran sebagi berikut
1. Dalam melaksanakan model pembelajaran kelompok memerlukan persiapan
yang matang, sehingga guru dituntut untuk lebih mampu dalam menentukan
atau memilih topik yang benar-benar dapat diterapkan dengan model
pembelajaran kelompok dalam proses belajar mengajar agar diperoleh hasil
yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan ketuntasan belajar siswa, guru hendaknya selalu
memantau setiap kelompok atau individu yang kurang aktif agar ikut
berpartisipasi dan pro aktif.
4U
4. Untuk penelitian serupa, hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan dan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Armani, Arief. 2002. Pengamat Ilmu Metodologi Islam. Jakarta : Ciputat Raya.
Daradjat, Zakiyah. 2001. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Departemen Agama RI. 2000. al Qur'an al Karim dan Terjemahnya. Semarang Toha Putra.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Mardiyo. 2002. Pengajaran al Qur'an. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung Remaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta . Ciputat Raya.
Wardani, Igak. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas terbuka.
Yulaelawati, ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi.