• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) PADA SISWA KELAS II SDN SIDOREJO LOR O7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) PADA SISWA KELAS II SDN SIDOREJO LOR O7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

0

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR

BAHASA INGGRIS MELALUI METODE TOTAL

PHYSICAL RESPONSE (TPR) PADA SISWA KELAS II

SDN SIDOREJO LOR O7 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

DIAH SETIYOWATI

NIM 11509005

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

1

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

Nama : Diah Setiyowati

NIM : 11509005

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR

BAHASA INGGRIS MELALUI METODE

TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) PADA

SISWA KELAS II SDN SIDOREJO LOR 07

SALATIGA

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 6 Januari 2014

Pembimbing

Rasimin, M.Pd

NIP. 197507132009011011

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :

(3)
(4)
(5)

4

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain. ”

(Q.S Al-Insyirah 6-7)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas rahmat serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan

skripsi dengan baik dan lancar. Karya kecil ini ku persembahkan kepada :

1. Suamiku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa dan

memberi semangat serta selalu menemani selama ini.

2. Ibu dan Bapak yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan

dalam segala hal serta selalu mencurahkan kasih sayang tanpa

mengharap imbalan.

3. Kepada anakku Swastika Wanodya Kanastri yang selalu menemani

dan menjadi penyemangat dalam menyelesaikan karya ini.

4. Dan untuk dosen pembimbingku Bapak Rasimin yang telah

memberikan bimbingan skripsiku hingga selesai dengan baik.

5. Sahabatku (

sweety

) Lailatul, Zidha, Salis, Dania, Septi yang selalu

setia setiap saat dalam suka maupun duka, kalian adalah sahabat

terbaikku.

6. Teman-teman PGMI A 2009 yang tak terlupakan, jaga terus

(6)

5 ABSTRAK

Setiyowati, Diah. 2013. Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Melalui Metode Total Physical Response Pada Siswa Kelas II SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga. Skripsi.Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing : Rasimin, M.Pd.

Kata Kunci : Motivasi Belajar Bahasa Inggris, Metode Total Physical Response. Penelitian ini merupakan upaya peningkatan motivasi belajar untuk mengembangkan metode yang berguna bagi siswa, agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Realita di lapangan membuktikan bahwa pendidik dalam menyampaikan pelajaran bahasa Inggris kurang efektif. Sehingga menyebabkan motivasi belajar bahasa Inggris rendah. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah 1). Bagaimana motivasi belajar bahasa Inggris siswa kelas II SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga tahun pelajaran 2013/2014? 2). Bagaimana penerapan metode Total Physical Response dalam pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas II SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga tahun pelajaran 2013/2014? 3). Apakah metode Total Physical Response dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris siswa kelas II SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga tahun pelajaran 2013/2014?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. PTK terdiri tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Metode yang digunakan adalah metode Total Physical Response.

(7)

6

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW.

Merupakan kebahagiaan bagi penulis yang telah dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Melalui

Metode Total Physical Response Pada Siswa Kelas II SDN Sidorejo Lor 07

Salatiga”. Selanjutnya dengan penuh kerendahan hati penulis sampaikan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.

Adapun ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis sampaikan

kepada :

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku ketua Program Studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah STAIN Salatiga.

3. Bapak Rasimin, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

4. Para dosen seluruh jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

5. Bapak dan Ibu serta suami yang telah memberikan do’a restu serta

(8)

7

Semoga segala amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT,

mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para

pembaca pada umumnya.

Salatiga, 6 Januari 2013

Penulis

(9)

8 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TEBEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

(10)

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Motivasi Belajar Bahasa Inggris ... 14

1. Hakikat Motivasi Belajar ... 14

2. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran ... 16

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 18

4. Masalah Memotivasi Siswa dalam Belajar ... 19

B.Materi Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 20

1. Hakekat Bahasa Inggris ... 20

2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris ... 21

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 22

C.Metode Total Physical Response ... 23

1. Pengertian Metode Total Physical Response ……….. 23

2. Aktifitas Metode Total Physical Response (TPR) dalam Proses Belajar ………. 25

3. Keunggulan Metode Total Physical Response (TPR) ……. 26

4. Kelemahan Metode Total Physical Response (TPR) ……. 28

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.Gambaran Umum SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga ... 29

7. Kegiatan Ekstrakulikuler SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga ... 34

B.Karakteristik Subyek Penelitian ... 35

C.Pelaksanaan Penelitian ... 37

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 38

(11)

10

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 47

1. Pra Siklus ... 47

2. Siklus I ... 49

3. Siklus II ... 52

4. Siklus III ……… 54

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 58

B.Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... … 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

11

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Perkembangan Siswa………. 29

Tabel 3.2 Daftar Guru dan Penjaga SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga ……… 32

Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa ……… 33

Tabel 3.4 Data Sarana Pra Sarana SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga ... … 34

Tabel 3.5 Data Siswa Kelas II SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga ... 35

Tabel 4.1 Presentase Nilai Pra Siklus ... 48

Tabel 4.2 Presentase Nilai Siklus I ... 50

Tabel 4.3 Presentase Nilai Siklus II ... 52

Tabel 4.4 Presentase Nilai Siklus III ... 54

(13)

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur organisasi SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga... 31

Gambar 4.1 Peningkatan Pra Siklus ... 48

Gambar 4.2 Peningkatan Siklus I ... 51

Gambar 4.3 Peningkatan Siklus II ... 53

Gambar 4.4 Peningkatan Siklus III ... ... 55

(14)

13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III

Lampiran 4 Soal Formatif Siklus I

Lampiran 5 Soal Formatif Siklus II

Lampiran 6 Soal Formatif Siklus III

Lampiran 7 Daftar Nilai

Lampiran 8 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 9 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 9 Surat Balasan Ijin Penelitian

Lampiran 10 Nilai SKK

Lampiran 11 Foto Kegiatan

(15)

14 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru adalah seorang yang bertugas membimbing dan mengarahkan

peserta didik tentang cara belajar agar mencapai hasil yang diharapkan. Guru

mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan

peserta didik, begitu seharusnya seorang guru maka dibutuhkan profesional.

Untuk menjadi seorang guru yang professional, guru hendaknya dapat

mendesain kegiatan proses pembelajaran sedemikian rupa dengan metode

pembelajaran yang bervariasi agar peserta didik lebih aktif, sehingga dapat

memberikan motivasi belajar peserta didik agar lebih giat belajar (Zaini, dkk,

2002:xvi). Karena guru yang professional dapat mewujudkan keberhasilan

guru dalam menyampaikan materi.

Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada

kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya (Asnawir &

Usman, 2002:1). Agar siswa dapat mencapai keberhasilannya, guru harus

memiliki kreatifitas dalam mengelola proses pembelajaran. Kreatifitas dapat

dilakukan melalui strategi, teknik, metode, serta media dalam pembelajaran.

Penyampaian materi pelajaran pada jenjang pendidikan dasar paling tepat

penyajiannya menggunakan permainan. Untuk itu guru perlu menciptakan

kelas yang tadinya pasif menjadi aktif. Namun guru juga harus bisa memilih

(16)

15

cenderung menyukai berbagai aktivitas yang menyenangkan dan tidak

membosankan.

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku siswa secara tetap

melalui pengalaman, pengamatan, dan bahasa yang dilakukannya secara aktif

(Uno, 2007: 21). Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan

sehari-hari yang digunakan untuk berkomunikasi. Dengan bahasa, siswa dapat

menyampaikan perasaannya sehingga dapat dipahami oleh siswa lain. Bahasa

inggris adalah mata pelajaran yang sangat kompleks, karena terdiri dari

berbagai terapan ilmu pengetahuan yang mencakup empat kecerdasan,

sehingga membutuhkan guru yang kompeten dalam penguasaan materi dan

pengelolaan kelas, terutama dalam hal pemilihan metode atau menciptakan

suasana kelas yang nyaman guna menarik minat siswa. Karena sejauh ini

bahasa inggris masih belum diminati oleh para siswa kelas rendah. Pelajaran

Bahasa Inggris selama ini menjadi pelajaran yang sangat berguna untuk semua

orang. Karena Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang harus

dipelajari oleh semua orang. Maka dari itu pelajaran Bahasa Inggris harus

dipelajari sejak anak masih dini.

Realita membuktikan bahwa kebanyakan pendidik dalam

menyampaikan pelajaran Bahasa Inggris kurang efektif, sehingga

menyebabkan motivasi belajar bahasa Inggris rendah. Berdasarkan dari

kondisi, peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas tentang:

“Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Melalui Metode Total Physical

(17)

16 B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana motivasi belajar bahasa Inggris siswa kelas II SD Negeri

Sidorejo Lor 07 Salatiga?

2. Bagaimana penerapan metode total physical response dalam pembelajaran

bahasa Inggris siswa kelas II SD Negeri Sidorejo Lor 07 Salatiga?

3. Apakah metode total physical response dapat meningkatkan motivasi

belajar bahasa Inggris siswa kelas II SD Negeri Sidorejo Lor 07 Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris siswa kelas II SD

Negeri Sidorejo Lor 07 Salatiga.

2. Untuk mengetahui penerapan metode total physical response dalam

pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas II SD Negeri Sidorejo Lor 07

Salatiga.

3. Untuk meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris melalui metode total

(18)

17 D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat

kebenarannya (Rasimin, 2011: 110). Hipotesis tindakan hendaknya dipahami

sebagai suatu dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan

dilakukan. Hipotesis tindakan merupakan alternative tindakan yang dipandang

paling tepat untuk dilakukan dalam rangka memecahkan masalah yang diteliti.

Bentuk umum rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan rumusan hipotesis

dalam penelitian formal.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui metode Total Physical

Response (TPR) dapat meningkatkan motivasi untuk belajar Bahasa Inggris

siswa kelas II Sidorejo Lor 07 Salatiga.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi

guru di SD Negeri Sidorejo Lor 07 Salatiga khususnya, agar dapat membantu

mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi, juga mendapat

tambahan wawasan serta metode yang digunakan dapat meningkatkan mutu

pembelajaran.

Penelitian ini dirumuskan manfaatnya baik secara akademis maupun

(19)

18 1. Akademis

a. Untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan

relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajaran

dalam jangka pendek (Kunandar, 2011: 68).

b. Bermanfaat sebagai wacana pengembangan keilmuan pada pendidikan

bahasa Inggris dan metode pembelajaran terkait usaha perbaikan

kualitas pendidikan.

2. Praktis

a. Guru dapat menerapkan metode pembelajaran pada mata pelajaran

bahasa Inggris untuk meningkatkan prestasi belajar dan menumbuhkan

motivasit siswa.

b. Penelitian ini sebagai masukan pengambilan kebijakan pemerintah

untuk pembinaan guru mata pelajaran bahasa Inggris, terutama dalam

hal penerapan metode pembelajaran dan upaya meningkatkan motivasi

belajar siswa.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari persepsi terhadap penggunaan istilah dalam

penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional sebagai berikut.

1. Peningkatan

Peningkatan berarti usaha seseorang untuk mencapai nilai lebih

dari yang sebelumnya dengan melakukan berbagai cara sesuai dengan

(20)

19

seseorang menjadi lebih tinggi dari sebelumnya (Poerwadharminto, 1982:

1077).

2. Motivasi Belajar

Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang

mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan

sebelumnya. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk mencoba

memengaruhi oranng atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan

pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan

lebih dahulu (Uno, 2007: 1).

Belajar adalah proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan,

dan sikap. Belajar dimulai dari sejak kecil sampai akhir hayat seseorang

(Yamin, 2003: 97). Sedangkan menurut Sardiman (2009:20), belajar

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian

kegiatan.

3. Bahasa Inggris

Yang dimaksud adalah mata pelajaran bahasa Inggris yang

diajarkan di Sekolah Dasar yang berfungsi sebagai bahasa asing, ilmu

pengetahuan, dan komunikasi.

4. Metode TPR (Total Physical Response)

Menurut Wijaya Kusumah (dalam Asmani, 2013: 30) metode adalah

cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di kelas, sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

(21)

20

Metode TPR adalah metode pembelajaran Bahasa Inggris dengan

cara mendengarkan kalimat perintah, ucapan, dan berusaha untuk

mengajarkan aktivitas fisik (motorik) (Penny, 2008: 1).

Jadi yang dimaksud dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar

Bahasa Inggris Melalui Metode Total Physical Response (TPR) Pada Siswa

Kelas II SD Sidoreji Lor 07 Salatiga” adalah suatu usaha untuk memberi

dorongan yang lebih tinggi dalam menguasai pelajaran bahasa Inggris

melalui cara mendengarkan kalimat perintah, ucapan, dan berusaha untuk

mengajarkan aktivitas fisik (motorik).

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yaitu

penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau

perbaikan. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan

oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa

menjadi meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan meminta bantuan

seorang guru (kolaboratif).

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Sidorejo Lor 7 Salatiga. Subjek

(22)

21 3. Langkah-langkah

Langkah PTK terdiri dari beberapa siklus, sesuai dengan

tingkat permasalahan yang akan dipecahkan dan kondisi yang akan

ditingkatkan (Mulyasa, 2009:70-73). Siklus-siklus tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Siklus pertama

1) Rencana

Rencana pelaksanaan PTK antara lain mencakup

kegiatan sebagai berikut:

a) Tim peneliti melakukan analisis standar isi untuk

mengetahui SKKD yang akan diajarkan kepada peserta

didik.

b) Mengembangkan RPP dengan memperhatikan

indikator-indikator hasil belajar.

c) Mengembangkan alat peraga, alat bantu, atau media

pembelajaran yang menunjang pembentukan SKKD dalam

rangka implementasi PTK.

d) Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah yang

sesuai dengan kondisi pembelajaran.

e) Mengembangkan Lembar Kerja Siswa.

f) Mengembangkan pedoman atau instrument yang digunakan

(23)

22

g) Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan

indikator hasil belajar.

2) Tindakan

Tindakan PTK mencakup prosedur dan tindakan yang akan

dilakukan, serta proses perbaikan yang akan dilakukan.

3) Observasi

Observasi mencakup prosedur perekaman data tentang proses

dan hasil implementasi tindakan yang dilakukan.

4) Refleksi

Refleksi menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil

pemantauan dan refleksi tentang proses dan dampak perbaikan

yang dilakukan, serta criteria dan rencana tindakan pada siklus

berikutnya.

b. Siklus kedua

1) Rencana

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, guru sebagai

peneliti membuat RPP sesuai dengan SKKD.

2) Tindakan

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP yang

dikembangkan dari hasil refleksi siklus pertama.

3) Observasi

Guru peneliti mengadakan observasi terhadap proses

(24)

23 4) Refleksi

Guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua

dan menyusun RPP berdasarkan SKKD untuk siklus ketiga.

c. Siklus ketiga

1) Rencana

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua, guru membuat

RPP sesuai dengan SKKD.

2) Tindakan

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP yang

dikembangkan dari hasil refleksi siklus kedua.

3) Observasi

Guru mengadakan observasi terhadap proses pembelajaran dan

pembentukan kompetensi peserta didik.

4) Refleksi

Guru melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan PTK siklus

ketiga dan menganalisis serta menarik kesimpulan terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan dengan

melaksanakan tindakan tertentu. Apakah pembelajaran yang

dirancang dengan PTK dapat meningkatkan kualitas

(25)

24 4. Instrument Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrument tes dan non tes. Tes meliputi

soal yang diberikan kepas siswa. Sedangkan non tes meliputi observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

a. Teknik observasi

Teknik observasi sebagai teknik ilmiah bias diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan tentang sistematis fenomena-fenomena

yang diselidiki. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang

proses pembelajaran bahasa Inggris melalui metode Total Physical

Response (TPR) pada siswa kelas II SD Negeri Sidorejo Lor 07

Salatiga.

b. Teknik wawancara

Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara

verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi

atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu (Wiriaatmadja, 2008:

117).

Teknik ini digunakan untuk melengkapi jawaban yang diperoleh dari

observasi dan dokumentasi, guna menunjang kevalidan data yang

diinginkan.

c. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah sekumpulan data verbal yang berbentuk

dokumen, sertifikat, foto, rekaman kaset, dan lain-lain. Teknik ini

(26)

25

pembelajaran bahasa Inggris melalui metode TPR, tinjauan histori

struktur organisasi, keadaan siswa, dan sarana prasarana yang dimiliki

oleh SD Negeri Sidorejo Lor 07 Salatiga.

5. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan

data sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Melakukan dengan cara pengamatan terhadap peserta didik dan

guru selama pembelajaran berlangsung, untuk mengetahui apakah

kegiatan pembelajaran berjalan dengan sesuai perencanaannya dan juga

untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran

Bahasa Inggris dengan menggunakan metode Total Physical Response.

b. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan pada setiap siswa dan guru mata pelajaran

Bahasa Inggris yang bersangkutan. Pertanyaan yang dilakukan secara

lisan dan dijawab secara lisan pula. Bertanya kepada guru mapel

tentang bagaimana siswa dalam belajar bahasa inggris di kelas.

c. Metode Dokumentasi

Gambaran untuk mengumpulkan data dari hasil pembelajaran

sebelum penerapan tindakan kelas, keadaan guru, keadaan siswa dan

juga mengetahui prestasi belajar dari masing-masing siswa.

(27)

26

Analisis data adalah analisis data yang telah telah terkumpul guna

mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk

perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2011: 85). Dalam metode ini siswa

menjadi bersemangat dalam proses belajar, karena guru menggunakan alat

peraga atau media dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa menjadi

meningkat dengan adanya metode total physical response ini.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi, meliputi:

Bab I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional,

metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II Kajian Pustaka berisi tentang peningkatan motivasi belajar

bahasa Inggris melalui metode TPR (Total Physical Response) pada siswa

kelas II SD Negeri Sidorejo Lor 07 Salatiga.

Bab III Pelaksanaan penelitian yang memuat deskripsi siklus (tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan refleksi).

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang memuat deskripsi per

siklus (data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan) dan

pembahasan.

(28)

27 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar Bahasa Inggris 1. Hakikat Motivasi Belajar

Menurut David Mc. Clelland et al berpendapat bahwa: A motive is

the redintegration by a cue of a change in an affective situation, yang

berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah

dipelajari (redintegration) dengan ditandai suatu perubahan pada situasi

afektif. Sumber utama munculnya motif adalah dari rangsangan (stimulasi)

perbedaan situasi sekarang dengan situasi yang diharapkan, sehingga tanda

perubahan tersebut tampak pada adanya perbedaan afektif saat munculnya

motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Motivasi dalam

pengertian tersebut memiliki dua aspek, yaitu adanya dorongan dari dalam

dan dari luar untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaan pada

keadaan yang diharapkan, dan usaha untuk mencapai tujuan.

Secara jelas dikatakan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan

yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga

seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah

laku/aktifitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya (Uno, 2007: 9).

Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, belajar berarti

berusaha memperoleh kepandaian ilmu. Belajar adalah proses orang

memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari

(29)

28

menurut Sardiman (2009:20), belajar merupakan perubahan tingkah laku

atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan.

Ciri-ciri belajar meliputi :

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku

b. Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relative permanen

c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat

berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi

potensial

d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi.

Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara

potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced

practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi

belajar dapat timbul karena factor intrinsic, berupa hasrat dan keinginan

berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

Sedangkan factor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan

belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus

diingat, kedua factor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu,

sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktifitas belajar yang

lebih giat dan semangat.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

(30)

29

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan

seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f. Adanya lingkungan belajara yang kondusif, sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar dengan baik

2. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

Menurut Uno (2007 : 27) motivasi pada dasarnya dapat membantu

dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk yang

sedang belajar. Ada beberapa peranan dan motivasi dalam belajar dan

pembelajaran, antara lain (a) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan

penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (c)

menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan

(31)

30

a. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar

Motivasi dapat berperan penguatan belajar apabila seorang

anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan

pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang

pernah dilaluinya.

b. Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat

kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar

sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikit sudah dapat diketahui atau

dinikmati.

c. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu,

akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan

memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi

untuk belajar menyebabkan kurang atau tidak memiliki motivasi untuk

belajar, maka dia tidak lama belajar. Dia mudah tergoda untuk

mengerjakan hal yang lain dan buan belajar. Itu berarti motivasi sangat

berpengaruh ketahanan dan ketekunan belajar.

Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran

sebagai berikut.

a. Pernyataan penghargaan secara verbal

b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan

(32)

31

d. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa

e. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa

f. Menggunakan simulasi dan permainan

g. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan

kemahirannya di depan umum

h. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan

siswa dalam kegiatan belajar

i. Memahami iklim sosial dalam sekolah

j. Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat

k. Memperpadukn motif-motif yang kuat

l. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai

m. Merumuskan tujuan-tujuan sementara

n. Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai

o. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa

p. Mengembangkan persaingan dengna diri sendiri

q. Memberikan contoh yang positif

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin

tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi

motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para

(33)

32 Ada tiga fungsi motivasi, yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut.

4. Masalah Memotivasi Siswa dalam Belajar

Masalah memotivasi siswa dalam belajar, merupakan masalah

yang sangat kompleks. Dalam usaha memotivasi siswa tersebut, tidak ada

aturan-aturan yang sederhana. Penyelidikan tentang motivasi, kiranya

menjadikan guru peka terhadap kompleksitas masalah ini. Guru hendaknya

mengetahui prinsip-prinsip motivasi yang dapat membantu pelaksanaan

(34)

33 B. Materi Bahasa Inggris di Sekolah Dasar

1. Hakekat Bahasa Inggris

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan

informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,

teknologi dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang

utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan

atau menghasilkan teks lisan dan atau tulisan yang direalisasikan dalam

empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca

dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk

menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan masyarakat. Oleh

karena itu mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk

mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu

berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Inggris pada tingkat literasi

tertentu (Wulanike, 2010: iii).

Pendidikan Bahasa Inggris pada jenjang pendidkan SD identik

dengan mengajari seorang bayi bahasa ibu. Dimana secara umum

anak-anak kita di sekolah dasar belum mengenal Bahasa Inggris, sehingga hal

itu akan berdampak pada pola pengajaran Bahasa Inggris pada tingkat SD

yang lebih bersifat pengenalan. Sehingga diusahakan sedapat mungkin

agar tercapai apa yang disebut “kesan pertama yang mengesankan” yang

selanjutnya sebagai motivasi bagi mereka untuk mengeksplorasi wawasan

(35)

34

dengan Bahasa Indonesia adalah merupakan alat komunikasi yang

mengandung beberapa sifat yaitu sistemik, manasuka, ujar, manusisawi

dan komunikatif. Disebut sistemik karena bahasa merupakan sebuah

sistem terdiri dari sistem bunyi dan system makna. Disebut manasuka

karena antara makna dan bunyi tidak ada hubungan logis. Disebut ujaran

karena dalam bahasa yang terpenting adalah bunyi, karena walaupun ada

yang ditemukan dalam media tulisan tapi pada akhirnya dibaca dan

menimbulkan bunyi. Disebut manusiawi karena bahasa ada jika manusia

ada dan masih memerlukannya.

Dalam pengenalan Bahasa Inggris untuk siswa pengguna bahasa

ibu bahasa Indonesia, kita hendaknya menganggap siswa tersebut seorang

bayi yang baru akan belajar bahasa. Kita tidak bisa memulai pengenalan

belajar bahasa dengan cara menghafalkan kata dan arti, mengenalkan

tensis, dan yang lainnya seperti kita belajar waktu di bangku SMA.

Banyak sekali buku-buku pelajaran Bahasa Inggris untuk SD yang ditulis

dengan gaya seperti itu. Pola pembelajaran Bahasa Inggris dengan tingkat

pengenalan sedapat mungkin diciptakan suasana bahwa di ruangan itu

adalah ruangan yang segala bentuk tampilan berbahasa menggunakan

Bahasa Inggris.

2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Mempelajari Bahasa Inggris sangatlah penting bahkan bisa

dikatakan wajib terutama pada anak usia dini. Ini dikarenakan Bahasa

(36)

35

adalah dengan menguasai Bahasa Inggris maka orang dengan mudah

masuk dan dapat mengakses dunia informasi dan teknologi. Dengan

pengenalan Bahasa Inggris di Sekolah Dasar maka mereka mempunyai

pengetahuan dasar yang lebih baik sebelum melanjutkan ke tingkat

pendidikan yang lebih tinggi. Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SD/ MI

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan (Standar kompetensi

bahasa Inggris kelas II) sebagai berikut :

a. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara

terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action)

dalam konteks sekolah

b. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris

untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar

Sesuai dengan standar isi yang ditetapkan pemerintah, pelajaran

bahasa Inggris terdiri dari empat komponen pembelajaran bahasa pada

umumnya, yaitu menyimak (mendengarkan), berbicara, membaca, dan

menulis (Pardoyino, 2009: iii). Keempat komponen tersebut dirangkaikan

dalam satu tema sehingga mampu memberikan pengalaman yang

bermakna bagi siswa. keempat tema tersebut disajikan dalam lima aspek

berikut ini.

a. Kosa kata, berupa daftar kata-kata yang dioergunakan dalam bab tersebut.

(37)

36

Kemampuan menghafalkan kata-kata tersebut memungkinkan siswa untuk

memahami materi dengan lebih baik. Untuk mencapai tujuan tersebut,

guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan yang disajikan.

b. Mendengarkan, berupa cerita atau percakapan yang akan dibacakan oleh

guru atau siswa lain. Setelah mendengarkan pembacaan, siswa diharapkan

mampu mengungkapkan bacaan dengan kalimatnya sendiri.

c. Percakapan, berupa percakapan yang dipraktikkan oleh siswa. dalam

materi ini, siswa melakukan praktik penggunaan bahasa Inggris secara

langsung.

d. Membaca, berupa bacaan yang dibaca oleh siswa. guru membimbing siswa

serta mengarahkannya agar siswa memiliki pemahaman yang benar.

e. Menulis, berupa latihan-latihan untuk meningkatkan kemampuan menulis

siswa dalam bahasa Inggris.

C. Metode Total Physical Response (TPR)

1. Pengertian Metode Total Physical Response (TPR)

Menurut Wijaya Kusumah (dalam Asmani, 2013: 30), metode

adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar di kelas, sebagai upaya untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran merupakan suatu proses

yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa, atas dasar

hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif, untuk

(38)

37

membicarakan tentang cara-cara menyampaikan bahan pelajaran, sehingga

dikuasai oleh peserta didik dengan kata lain ilmu tentang guru mengajar

dan murid belajar (Penny, 2008: 1).

Yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah tujuan,

bahan, metode, alat, serta penilaian. Metode mengajar yang dugunakan

guru hampir tidak sia-sia. Karena suatu metode akan mendatangkan hasil,

baik dalam waktu dekat maupun dalam waktu yang relatif lama. Hasil

yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan sebagai dampak langsung

(instructional effect), sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang

relatif lama disebut dampak pengiring (nurturant effect) (Asmani, 2013:

30).

Menurut Penny ( 2008:1), metode Total Physical Response (TPR)

didefinisikan “ a language teaching method build around the coordination

of speech and action, it attempts to teach language through physical

(motor) activity”. Jadi metode Total Physical Response (TPR) merupakan

suatu metode pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi perintah

(command), ucapan (speech), gerak (action), dan berusaha untuk

mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik (motor).

Tujuan dalam pembelajaran metode TPR adalah mengajarkan

kemahiran berbicara pada tahap awal, menggunakan pemahaman sebagai

jalan atau cara untuk berbicara, menggunakan drill (latihan) berdasarkan

(39)

38

Metode ini dikembangkan oleh seorang professor psikologi di

Universitas San Jose California yang bernama Asher yang telah sukses

dalam pengembangan metode ini pada pembelajaran bahasa asing pada

anak-anak. Ia berpendapat bahwa pengucapan langsung pada anak atau

siswa mengandung suatu perintah, dan selanjutnya anak atau siswa akan

merespon kepada fisiknya sebelum mereka memulai untuk menghasilkan

respon verbal atau ucapan. Metode TPR ini sangat mudah dan ringan

dalam segi penggunaan bahasa dan juga mengandung unsur gerakan

permaianan sehingga dapat menghilangkan stress pada peserta didik

karena masalah-masalah yang dihadapi dalam pelajarannya terutama pada

saat mempelajari bahasa asing, dan juga dapat menciptakan suasana hati

yang positif pada peserta didik yang dapat memfasilitasi pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pelajaran

tersebut. Guru memiliki peran aktif dan langsung dalam menerapkan

metode ini (Penny, 2008: 2).

2. Aktifitas Metode Total Physical Response (TPR) dalam Proses Belajar

Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Total

Physical Response (TPR) ini banyak sekali aktivitas yang dapat dilakukan

oleh guru dan siswa antara lain:

a. Latihan dengan menggunakan perintah (imperative drill), merupakan

aktivitas utama yang dapat dilakukan guru di dalam kelas. Latihan

(40)

39

b. Dialog atau percakapan (conversational dialogue).

c. Bermain peran (Role Play), dapat dipusatkan pada aktivitas sehari-hari

seperti, di sekolah, restoran, pasar, dll.

d. Presentasi dengan OHP atau LCD.

e. Aktivitas membaca (reading) dan menulis (writing) untuk menambah

perbendaharaan kata dan juga melatih pada susunan kalimat

berdasarkan tenses dan sebagainya.

3. Keunggulan Metode Total Physical Response (TPR)

a. Siswa apakah anak-anak atau orang dewasa, mampu mengambil dan

belajar bahasa yang lebih baik dan lebih cepat jika mereka mengaitkan

tindakan fisik pada kata tertentu. Hal ini juga sangat berguna untuk

anak-anak karena anak-anak ingin memberikan respon dengan

menggunakan respon fisik yang pertama lebih baik daripada

menggunakan respon verbal.

b. Menyenangkan dan mudah. Siswa akan menikmati bangkit dari kursi

mereka dan bergerak di sekitar.

c. Aktivitas metode Total Physical Response (TPR) yang sederhana tidak

memerlukan banyak persiapan pada pihak guru. Namun, beberapa

aplikasi yang lebih kompleks lainnya mungkin saja.

d. Baik untuk peserta didik kinestetik yang baru aktif di kelas.

e. Metode ini adalah alat yang baik untuk membangun kosa kata.

(41)

40

g. Metode ini dapat memfasilitasi siswa dengan makna dalam konteks

nyata.

h. Mudah diingat. Tindakan atau kegiatan membantu memperkuat

hubungan diotak.

i. Tidak memerlukan banyak persiapan pada pihak guru meskipun guru

harus bersedia untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif.

j. Ukuran kelas tidak menjadi masalah.

k. Membantu para siswa segera memahami bahasa target.

l. Metode Total Physical Response (TPR) bersifat inklusif dan bekerja

dengan baik sekelas dengan tindakan kemampuan campuran.

m. Membantu peserta didik mencapai kefasihan lebih cepat dengan

membenamkan peserta didik dalam kegiatan yang melibatkan mereka

dalam penggunaan bahasa situsional.

n. Praktik pembelajaran yang baik untuk ESL dalam masa diam mereka.

Bekerja dengan baik bagi pelajar anak atau dewasa.

o. Metode Total Physical Response (TPR) tampaknya bekerja efektif

untuk anak-anak dan orang dewasa. Tidak ada batasan umur .

p. Metode ini menguntungkan siswa berbahasa Inggris yang memiliki

penguatan akademik yang kecil di rumah.

q. Metode ini menguntungkan perjuangan siswa.

r. Guru memperhatikan pertumbuhan dalam siswa belajar, dan

(42)

41

s. Menciptakan berfikir positif yang memfasilitasi siswa untuk terlibat

dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mengembangkan tidak

hanya motivasi, tetapi juga tujuan siswa dalam belajar.

4. Kelemahan Metode Total Physical Response (TPR)

a. Meskipun dapat digunaka pada tingkat yang lebih tinggi metode Total

Physical Response (TPR) paling berguna bagi para pemula.

b. Siswa umumnya tidak diberi kesempatan untuk mengekspresikan

pikiran mereka sendiri dengan cara yang kreatif.

c. Sangat mudah untuk terlalu sering metode Total Physical Response

(TPR).

d. Guru mungkin menemukan bahwa hal ini terbatas dalam lingkup

bahasa. Bahasa target tertentu mungkin tidak cocok unutk metode ini.

e. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi siswa yang pemalu atau tidak

aktif.

f. Ini buka metode yang sangat kreatif. Siswa tidak diberi kesempatan

untuk mengekspresikan pandangan mereka sendiri dan pikiran dengan

cara yang kreatif.

g. Hal ini terbatas, karena semuanya tidak dapat dijelaskan dengan

metode ini.

h. Metode ini menekankan konstruksi penting, yang dapat menyebabkan

(43)

42 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga 1. Sejarah Singkat SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga

SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga merupakan SD Negeri yang

dibangung menurut inpres yang terakhir di kelurahan Sidorejo Lor.

Berlokasi satu komplek dengan SD Negeri Sidorejo Lor 03 dengan

alamat di Jalan Imam Bonjol No. 86 B Salatiga. Dibangun pada tahun

1978/1979. Tahun pelajaran baru tahun 1979 dengan jumlah murid

kelas I sebanyak 17 siswa. Dari tahun ke tahun jumlah siswa semakin

berkembang yang artinya sekolah ini semakin diminati oleh

masyarakat sekitar, bahkan sampai wilayah desa, kecamatan, bahkan

luar daerah kabupaten.

(44)

43 2. Identitas Sekolah

1. Nama Sekolah : SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga

2. NSS / NSM : 1010362044018

3. Akreditasi : B

4. Alamat : Jalan Imam Bonjol No. 86 B Salatiga

5. Telepon : (0298) 7101007

6. Kode Pos : 50714

7. Status Sekolah : Negeri

8. Tahun Didirikan : 1979

9. Kepala Sekolah : Kusnin, S.Pd.SD

3. Visi dan Misi SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga a. Visi

Unggul dalam prestasi, bertakwa, terampil, berbudi luhur dan

berjiwa nasionalisme.

b. Misi

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif

2) Membimbing siswa untuk melaksanakan ajaran agama

3) Mengembangkan potensi siswa

4) Meningkatkan disiplin warga sekolah

5) Memotivasi siswa untuk berprestasi

6) Menumbuhkembangkan semangat rasa cinta bangsa dan

(45)

44

7) Mengembangkan jiwa seni dan budaya serta kesetiakawanan

8) Menumbuhkembangkan rasa cinta kebersihan, keindahan,

keamanan, kesehatan, dan kekeluargaan.

4. Struktur Organisasi SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga

.

Gambar 1. Struktur organisasi SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga

KEPALA SEKOLAH

KUSNIN, S.Pd.SD

NIP. 19561228 197701 1 002

(46)

45 5. Keadaan Guru, Siswa, dan Penjaga

a. Keadaan Guru

Guru-guru di SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga direjo merupakan guru

yang profesional mengajar sesuai bidangnya dan lulusan S1 atau

sedang menempuh S1. Terdiri dari Kepala sekolah (PNS), Wakil

kepala (PNS), dan 4 Guru wiyata bakti, untuk mengetahui lebih

rinci dapat disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.2

Daftar Guru dan Penjaga SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga

No Nama Pendidikan Jabatan

12 PURNOMO SMA Tenaga Administrasi

(47)

46 b. Keadaan Siswa

Keadaan siswa SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga tahun ajaran

2013/2014 secara keseluruhan adalah dengan rincian sebagai

berikut :

Tabel 3.3

Daftar Jumlah Siswa

No. Kelas L P Total

1 I 22 22 44

2 II 21 29 50

3 III 24 20 44

4 IV 17 30 47

5 V 20 26 46

6 VI 17 24 41

JUMLAH 121 151 272

6. Sarana dan Prasarana SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga

Penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan

efisien sangat diharapkan oleh setiap instansi pendidikan. Untuk

mewujudkan harapan tersebut diperlukan kemampuan kerja yang

maksimal, disiplin, dan loyalitas yang tinggi di kalangan warga

sekolah.

Perencanaan organisasi dan pengelolaan yang didukung dengan

pendanaan dan sarana prasarana yang memadai menjadi suatu acuan

(48)

47

optimal. Adapun sarana prasarana yang dimiliki SDN Sidorejo Lor 07

Salatiga sebagai berikut :

Tabel 3.4

Sarana Prasarana SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga

Tahun 2013/2014

No. Ruang / Sarana Jumlah

1 Ruang Kelas 6

2 Ruang Kepala Sekolah 1

3 Ruang Guru 1

4 Ruang UKS 1

5 Perpustakaan 1

6 Lab. Komputer 1

7 WC 6

8 Kantin 1

9 Dapur 1

7. Kegiatan Ekstrakulikuler SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga

Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan yang tidak wajib

diikuti semua siswa. Karena hanya tambahan di luar jam sekolah atau

belajar. Di SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga mengadakan kegi iatan

ekstrakulikuler diantaranya :

a. Pramuka

b. Drumband

(49)

48 d. Komputer

e. Dokter Kecil

f. Baca Tulis Al-quran (BTA)

Data diperoleh dari administrasi SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga pada

tanggal 12 September 2013.

B. Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SDN Sidorejo Lor 07

Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

Subjek penelitian meliputi siswa kelas 2 yang berjumlah 49 siswa yang

terdiri 28 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki.

Tabel 3.5

Nama siswa kelas II SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga

(50)

49

18 Chuurin Asya Luhcitasari P

(51)

50

No Nama Laki-laki Perempuan

37 Refalina Yunita Pratiwi P

38 Rivanda Alief Setiawan L

39 Rafa Maulana Setiawan L

40 Radhitya Azfa Mustofa L

41 Rizkia Zahra Destiana P

42 Radit Mahesa Putra L

43 Salsabila Nadya Aulia P

44 Siti Faatin Luthfiyah P

45 Sinta Dewi Anova P

46 William Aji Santoso L

47 Yasfin Ainun Ramadhani P

48 Zahra Desvita Shelshy P

49 Devina Aulia Dakhma P

Jumlah 21 28

C. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dimulai tanggal 9 s.d 17 September 2013. Dalam

penelitian ini dilaksanakan tiga siklus, yang masing-masing dimulai dari

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Secara jelas

(52)

51 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan:

1) Pembuatan RPP siklus I, RPP disusun dengan

mempertimbangkan hasil pre test yang dilakukan sebelum

tindakan dilakukan.

2) Membuat media bendera warna sejumlah siswa, yang

masing-masing halaman berisi materi.

3) Menyusun alat evaluasi dan alat observasi.

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus I dilaksanakan pada Selasa, 10 September 2013. Tahapan

dan langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1) Kegiatan Awal

a. Apersepsi

a) Guru mengucapkan salam dan berdo’a bersama

b) Guru menanyakan kabar siswa

2) Kegiatan inti

a. Guru menjelaskan materi yang telah dipilih terlebih dahulu.

b. Guru menyiapkan dan metode media yang akan disampaikan

kepada siswa.

c. Guru membagi media bendera warna kepada semua siswa.

d. Guru mengambil bendera satu persatu dan menyebutkan

(53)

52

e. Guru bertanya pada siswa warna apa bendera yang mereka

pegang.

f. Guru memberikan perintah kepada kelas

“Who’s got a yellow flag? Show is to me”.

g. Guru meminta seorang murid ke meja pusat

“Pick up a purple flag and show it to the class”

3) Kegiatan akhir

a. Guru dan siswa bersama mengangkat bendera yang mereka pegang

dan menyebutkan namanya.

b. Melaksanakan post test

c. Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam penutup.

c. Observasi

Selama proses belajar mengajar berlangsung peneliti juga

mengadakan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui tingkat

keseriusan dalam mengikuti pelajaran bahasa Inggris. Adapun hasil

pengamatan tersebut dapat dilihat pada lembar pengamatan berikut:

No Aspek yang diamati Kemunculan Komentar/catatan

(54)

53

Sesuai dengan tujuan pendidikan ini, yaitu untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa mata pelajaran bahasa Inggris kelas II SDN

Sidorejo Lor 07 Salatiga dengan menggunakan metode TPR, maka

observasi difokuskan pada penguasaan materi dan semangat belajar siswa.

Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat

pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru / rekan sejawat untuk

memperlancar jalannya penelitian. Sehingga didapat data yang valid.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu

hasil pengamatan situasi kelas / pembelajaran dan perbandingan atau

peningkatan nilai post test dibanding nilai pre test.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada

siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran

sebagai berikut :

a) Pelaksanaan post test belum sesuai dengan yang diharapkan, karena

perhatian siswa belum sepenuhnya terfokus pada pembelajaran.

b) Siswa belum bisa mengikuti metode TPR dengan baik dan masih banyak

yang bingung.

c) Kemampuan siswa untuk memahami materi juga belum maksimal,

sehingga guru harus mengulang-ulang materi.

d) Siswa banyak yang kurang semangat mengikuti pelajaran.

Meskipun demikian pembelajaran ini telah menunjukkan

(55)

54

a) Siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran bisa mengerti tentang

materi yang diajarkan.

b) Siswa juga banyak bertanya tentang hal-hal yang ada hubungannya dengan

materi.

Selanjutnya perbandingan nilai post test terhadap nilai pre test ada

peningkatan tetapi belum maksimal. Dari hal tersebut di atas maka yang

akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus kedua adalah :

a) Mengupayakan agar siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran yang

diharapkan agar pemahaman dan motivasi belajar bahasa Inggris lebih

meningkat.

b) Memberikan rangsangan (stimulant) agar siswa termotivasi untuk belajar

bahasa Inggris.

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi:

1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada tanggal 12 September

2013.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat

serangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan metode Total Physical

Response (TPR)..

3) Menyiapkan media kartu warna sejumlah siswa, yang masing-masing

berisi tentang materi yang akan disampaikan.

(56)

55 b. Pelaksanaan Tindakan

1) Kegiatan awal

a) Apersepsi

a. Guru mengucap salam dengan jelas, dan berdoa bersama

b. Guru mengajak siswa untuk bernyanyi lagu twinkle-twinkle little star.

c. Guru memotivasi siswa agar lebih memperhatikan pelajaran.

b) Melaksanakan pre test.

2) Kegiatan Inti

a) Guru mengajak siswa untuk berdialog tentang bendera warna yang

dipegang siswa

b) Guru menegur siswa yang asik bermain.

c) Guru memberikan kesempatan kepada beberapa siswa untuk berdialog

berpasangan di depan kelas.

d) Guru membimbing siswa dalam berdialog.

3) Kegiatan akhir

a) Guru memberikan tebakan kepada siswa untuk mencari kartu warna yang

disebutkan oleh guru secara acak.

b) Melaksanakan post test.

c) Guru mengkondisikan kelas.

d) Guru dan siswa mengucap hamdalah dan salam penutup.

(57)

56

Dari observasi dilakukan pengumpulan data dengan instrumen

lembar observasi dan tes sumatif. Observasi pada siklus II ditemukan

hambatan yaitu yang terdapat dalam lembar observasi sebagai berikut :

Jenis yang diamati sama dengan siklus I, yang diharapkan ada

peningkatan motivasi dan pemahaman dalam pembelajaran. Peneliti

meminta bantuan guru atau rekan sejawat untuk memperlancar jalannya

penelitian, sehingga didapatkan data yang valid.

d. Refleksi

Berdasarkan pengamatan pembelajaran pada siklus kedua ini,

peneliti menemukan peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran

bahasa Inggris dengan menggunakan metode TPR pada siswa kelas II

SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga sebagai berikut :

a. Hasil post test kedua lebih bagus dari hasil post test pertama.

b. Pemahaman siswa dalam belajar bahasa Inggris dengan metode

TPR ada peningkatan

Dengan demikian akan ada peningkatan bila pembelajaran bahasa

Inggris menggunakan metode TPR , seperti dalam hal-hal berikut :

a) Dalam pembelajaran bahasa Inggris siswa dapat aktif dalam mengikuti

permainan.

b) Tumbuh keberanian berpendapat.

c) Perhatian siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris juga meningkat.

d) Ada keberanian dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru atau dari

(58)

57

e) Siswa dapat menyimak pelajaran dengan baik dan benar.

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III a. Perencanaan

Tahap pelaksanaan siklus III meliputi:

1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada tanggal 17

September 2013.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Menyiapkan kartu warna sejumlah siswa, yang berisi tentang materi

yang akan disampaikan.

4) Menyusun alat evaluasi dan lembar observasi.

b. Pelaksanaan Tindakan 1) Kegiatan Awal

a) Apersepsi

a. Guru mengucapkan salam dengan jelas dan membaca doa

bersama.

b. Guru menanyakan keadaan siswa.

b) Melaksanakan pre test.

2) Kegiatan Inti

a) Guru mengajak siswa untuk berdialog tentang bendera warna yang

dipegang siswa

(59)

58

c) Guru memberikan kesempatan kepada beberapa siswa untuk

berdialog berpasangan di depan kelas.

d) Guru membimbing siswa dalam berdialog.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru memberikan tebakan kepada siswa untuk mencari kartu

warna yang disebutkan oleh guru secara acak.

b) Melaksanakan post test.

c) Guru mengkondisikan kelas.

d) Guru dan siswa mengucap hamdalah dan salam penutup.

c. Observasi

Kegiatan pengamatan dalam siklus III adalah observasi

pelaksanaan proses pembelajaran. Observasi dilakukan terhadap siswa dan

guru, sedangkan observasi terhadap guru dilakukan oleh peneliti. Data

yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus III adalah hasil observasi

proses pembelajaran dan hasil evaluasi. Dari hasil pengumpulan data

ternyata hasilnya lebih baik dari pada siklus sebelumnya. Keasyikan telah

tampak dalam proses pembelajaran belangsung.

Jenis yang diamati sama dengan siklus II, yang diharapkan ada

peningkatan motivasi dan pemahaman dalam pembelajaran. Peneliti

meminta bantuan guru atau rekan sejawat untuk memperlancar jalannya

penelitian, sehingga didapatkan data yang valid.

(60)

59

Setelah data terkumpul dan dianalisis, ternyata prestasi belajar dari

siklus III sudah baik karena semua siswa bisa mengikuti pelajaran dengan

baik dan hasil observasi serta hasil nilai di atas rata-rata. Semua siswa bisa

mengikuti pembelajaran dengan baik. Semua siswa aktif dalam mengikuti

proses belajar mengajar dan pengamatan terhadap guru sudah

mendapatkan tanggapan setuju dari peneliti. Pada siklus III ini, guru dan

siswa aktif dalam peran masing-masing. Akhirnya hasil belajar yang

diperoleh dari siklus III ini meningkat jika dibandingkan dengan kondisi

awal dan siswa semakin semangat mengikuti pelajaran bahasa Inggris.

Refleksi pada siklus III yaitu didapatkan satu metode pembelajaran untuk

mata pelajaran bahasa Inggris. Metode ini diharapkan menambah hasanah

pengetahuan untuk pengembangan penggunaan metode pada mata

(61)

60 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus 1. Pra Siklus

Pembelajaran bahasa Inggris melalui penggunaan kartu warna

ini diawali dengan penyusunan program pembelajaran. Materi

pelajaran adalah colours. Materi penerapan artikel ini dirasa cukup

berat bagi siswa kelas II, karena mayoritas anak menganggap belajar

bahasa Inggris adalah sulit, maka perlu adanya pembaharuan dalam

kegiatan pembelajaran.

Sebelum diterapkan metode Total Physical Response (TPR),

penyampaian materi menggunakan metode ceramah. Dari dokumentasi

sebelum penerapan metode Total Physical Response (TPR) ini, didapat

nilai sebagai pembandingan sebelum metode permainan ini dipilih

sebagai indikasi tingkat pencapaian penguasaan materi dengan metode

Total Physical Response (TPR) untuk meningkatkan motivasi siswa

(62)

61 Tabel 4.1

Presentase nilai pra siklus

No

Rentang

Nilai

Kategori Frekuensi Presentase

Rata- Rata

Kelas

1 40 – 54 Kurang 6 12%

65

2 55 – 69 Cukup 28 57%

3 70 – 84 Baik 7 14%

4 85 – 100 Sangat Baik 8 17%

Berdasarkan data tersebut diatas dapat dikatakan bahwa siswa

yang tuntas dalam KKM 65 sebanyak 24 siswa atau 49%. Dan yang

belum tuntas sebanyak 25 siswa atau 51% dari jumlah siswa yang ada

di kelas II SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga nilai rata-rata kelasnya adalah

65.

Gambar 4.1. Peningkatan siswa pra siklus

Peningkatan pra siklus

tuntas

(63)

62 a. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian,

yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan pernbandingan

atau peningkatan hasil post test dibanding nilai pre test.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan post test belum sesuai yang diharapkan, karena

siswa masih bingung dengan materi pembelajaran.

b. Siswa jenuh dengan suasana pembelajaran yang monoton.

Kemampuan siswa untuk memahami materi belum maksimal.

2. Siklus I

Pada siklus I dicari data menggunakan tes formatif dan lembar observasi.

Dari instrumen tersebut diperoleh data tentang nilai keaktifan dan

perhatian siswa mengikuti pembelajaran. Keaktifan dan perhatian siswa

sebagai focus observasi karena dalam sebuah keberhasilan mengajar tidak

terlepas dari 2 hal tersebut. Agar siswa paham dengan materi, siswa harus

mempunyai perhatian kepada materi yang disampaikan. Sedangkan

keaktifan adalah indikator adanya minat dari siswa untuk turut serta dalam

pembelajaran, keaktifan dan perhatian siswa turut serta dalam

pembelajaran. Keaktifan dan perhatian siswa menunjukkan tingkat

keikutsertaan siswa. bila keduanya dapat berjalan dengan baik, maka

diharapkan materi ajar dapat dipahami sehingga tingkat penguasaan materi

(64)

63 a. Data Hasil Pengamatan

Dari instrumen soal test didapatkan nilai sebagai berikut:

Tabel 4.2

Presentase nilai siklus 1

No

Rentang

Nilai

Kategori Frekuensi Presentase

Rata- Rata

TPR. Dan nilai individual siswa juga lebih meningkat, dengan data nilai

individual terlampir. Siswa yang tuntas sebanyak 32 anak atau 65%,

dan siswa yang belum tuntas sebanyak 17 anak atau 35%. Rata-rata

kelas pada siklus I adalah 71, naik 6 dari sebelum penggunaan media

permainan bahasa.

Siswa yang telah tuntas dari setengah jumlah keseluruhan

jumlah siswa. Tetapi belum memenuhi kriteria ketuntasan kelas yang

baik, yaitu 75% dari semua siswa kelas II SDN Sidorejo Lor 07

(65)

64

Gambar 4.2. Peningkatan siswa siklus 1

b. Refleksi

Penerapan metode TPR pada siklus I masih sangat kurang

menarik bagi siswa. Hal tersebut dikarenakan tidak fokusnya siswa

dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran

pada siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan post test belum sesuai dengan yang diharapkan, karena

perhatian siswa belum sepenuhnya terfokus pada pembelajaran.

b. Siswa belum bisa mengikuti permainan dengan baik dan masih

banyak yang bingung.

c. Kemampuan siswa untuk memahami materi juga belum maksimal, sehingga guru harus mengulang-ulang materi.

Peningkatan siklus 1

tuntas

(66)

65 3. Siklus II

a. Data Hasil Pengamatan

Pada siklus II diperoleh data dari lembar observasi tentang perhatian

dan keaktifan siswa sebagai berikut :

Tabel 4.3

Presentase nilai siklus 2

No

Rentang

Nilai

Kategori Frekuensi Presentase

Rata- Rata

Berdasarkan data tersebut diatas dapat dikatakan bahwa nilai

individual siswa lebih meningkat dari siklus I. Tidak ada siswa yang

mendapat nilai kurang dari 50, dan hanya 7 orang siswa atau 14% yang

belum tuntas. Nilai rata-rata kelasnya adalah 79. Salah satu siswa yang

belum tuntas memang pada observasi mempunyai skor yang tidak baik.

Untuk itu perlu diadakan usaha lagi untuk dapat memberikan motivasi

kepada siswa tersebut untuk tidak minder dalam belajar bahasa Inggris

Gambar

Gambar 1  Struktur organisasi SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga..................     31
Tabel 3.1
Gambar 1. Struktur organisasi SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil identifikasi masalah dari analisis tahap define dirumuskan beberapa hal yang menjadi kebutuhan dan penting untuk diupayakan pada proses perkuliahan

SKPD Kabupaten Tebo, dalam penelitian ini menunjukkan ketika sistem akuntansi keuangan, teknologi informasi, dan komitmen organisasi dilaksanakan secara serentak, maka

41 tahun 2007 dan BSNP yang menyatakan silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dibuat kesimpulan bahwa ada hubungan negatif signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan intensi

(3) Setiap nelayan atau pengusaha perikanan atau Badan Hukum lainnya yang berkaitan dengan usaha kelautan dan perikanan yang berada di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung

Monitor dilakukan dengan memonitor kemampuan self-care lansia, dapat dilakukan dengan pengkajian melalui wawancara, maupun observasi meliputi kemampuan lansia

Adapun korupsi, yakni perilaku pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat

Memberikan saran rentang arus lalu lintas yang layak untuk tipe dan denah standar jalan perkotaan dalam masalah perancangan, perencanaan dan operasional. Tipe jalan standar