• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah bagi Mahasiswa - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah bagi Mahasiswa - Test Repository"

Copied!
233
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kepadamu Ya Rob aku tuliskan dengan mantap, aku yakin Engkau lebih mengerti. Syukurku yang ku tuliskan di lembaran ini, nampaknya tidak sekedar dibasa-basikan dalam tarian jemariku di atas keyboards. Sepenuh hati penulis sampaikan syukur yang mendalam atas segala nikmat yang Engkau lebihkan kepadaku. Penulis mendapatkan kesempatan, kesemangatan, dan kejernihan berfikir sehingga naskah buku Penulisan Karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Aku mengira di tengah kesibukan untuk mengajar di STAIN Salatiga, berorganisasi di PSGK STAIN Salatiga, kuliah S3 di UNS, dan pengabdian masyarakat di Payaman Magelang, serta kesibukan membina kedua mata hati kami, Aisya Tsaaqiba Ashari dan Arava Izza Ashari tidak akan terwujud buku ini, tapi itu semua karena Engkau membimbingku, Engkau lebihkan nikmat, karunia, rahmat itu sehingga buku ini sekarang dapat dimanfaatkan oleh pembaca .

Menulis, pada hakikatnya merupakan upaya mengekspresikan apa yang dilihat, didengar, dialami, dirasakan, dan dipikirkan, dan diharapkan ke dalam bahasa tulisan. Menulis, merupakan satu hal yang masih sulit menjadi budaya di masyarakat, termasuk bagi mahasiswa dan dosen sekalipun. Masyarakat masih cerdas dan senang dibuai dengan budaya lisan, padahal bahasa lisan cepat hilang dan mudah dilupakan orang, sedangkan tulisan tetap terkenang sepanjang zaman. Sebagai sebuah proses transfer ilmu dan informasi kepada orang lain maka, aktivitas menulis bagi mahasiswa dan dosen menjadi sebuah kebutuhan yang harus segera dipenuhi.

Menulis Karya Ilmiah sesungguhnya tidak sulit bagi sebagian orang, berbeda dengan menulis karya fiksi. Kita membutuhkan imajinasi secara mendalam untuk dapat menghidupkan teks dan konteks sehingga menjadi enak dibaca dan mudah dipahami. Menulis karya fiksi sangat kental dengan rekombinasi antara bahasa sebagai unsur utama dalam penulisan, di samping itu juga adanya tuntutan akan kemahiran dalam menggunakan gaya bahasa dan kemampuan untuk menghadirkan emosi sehingga seakan-akan penulis turut hadir dalam situasi konteks yang sedang digambarkan. Dengan demikian, tulisan sekan memiliki ruh yang dapat mengundang pembaca untuk lebih dalam memahami esensi yang disediakan. Menulis karya ilmiah sesungguhnya menggaambarkan realita konteks yang ada, dari konteks itulah dianalisis. Meskipun demikian, memang ada bagian-bagian yang dirasakan sulit untuk membuat titik singgung teks dan konteks agar dapat menyatu dalam satu analisis.

Untuk melejitkan kemahiran peulisan karya tulis ilmiah ini maka, penulis paparkan beberapa bab yang memuat tentang definisi karya ilmiah, jenis, tahapan-tahapan penyusunan, serta teknik penulisan dari bagian awal perencanaan hingga menyusun laporan akhir karangan ilmiah. Buku tentang penulisan karya ilmiah yang ada di tangan Saudara ini dipandang cukup untuk mengantarkan mahasiswa dan penulis agar dapat mengawali membuat tulisan bahkan untuk melaporkan hasil penelitian yang sudah dilakukan. Meskipun demikian, penulis akui secara jujur bahwa buku ini memiliki banyak keterbatasan baik pada sistematika, contents dan bahkan sequences. Untuk itu, penulis memiliki harapan sederhana buku ini dapat menjadi inspirasi bagi pembaca untuk membuat karya ilmiah, mengaplikasikan yang sudah dilakukan dan dikuasai, serta dapat menyebarkan semangat kepada orang lain untuk memulai menulis karangan ilmiah.

Buku ini saya dedikasikan setinggi-tingginya buat putriku yang genap berusia 9 tahun (Aisya Tsaaqiba Ashari) dan akan menyusul putriku genap berusia 8 tahun (Arava Izza Ashari), doaku mudah-mudahan menjadi anak yang sholehah, selamat dunia dan akhirat, mulia dunia dan akhirat, tinggi pangkat dan derajatnya di dunia dan akhirat.

Salam hangat dari penulis, Salatiga, 14 Agustus 2015 Hj. Maslikhah, S.Ag.,M.Si 19700529 200003 2 0001

(3)

iii

inilah media terindah untuk menorehkan dedikasiku untuk:

Bapakku H.Jamzuri Nawawi dan Ibuku Ibu Hj Muslikhah, mereka telah membukakan cakrawala hidup hingga di sisa akhir nafas hidupnya, bahkan mereka sering menebar petuah kala aku terlelap. Agar aku tetap berada di jalanNya, dan bersemangat untuk meneruskan perjuangan mereka yang masih tersisa, serta dapat mewarisi nilai-nilai luhur yang dulu dilatihkan dan ditempa dengan kuat untuk anak cucunya. Hanya terima kasih nampaknya tidak cukup untuk membalas jasa mereka, aku kuatkan doa untuk beliau semoga Allah Swt menjadikan akhir hayatnya khusnul khotimah. Disambut dengan Indah oleh Malaikat untuk menikmati SurgaMu yang Engkau janjikan.

Suamiku, H. M.Saifudin Ashari, kau telah membentangkan karpet merah dengan penuh keikhlasan untukku dalam menjalankan tugas suci di STAIN Salatiga, menuntut ilmu di UNS Surakarta, dan pengayaan ilmu dan pengalaman di India, serta pengabdian sebagai sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Salatiga.

Anakku, Aisya Tsaaqiba Ashari dan Arava Izza Ashari, kau selalu ingin ibu melambaikan tangan dan cium jauh saat aku bergelayut di atas bus meninggalkanmu. Pesanmu, saat aku berpamitan ke India sudah aku tunaikan untuk meninggalkan foto ibu yang langsung ibu genggamkan di tanganmu saat engkau terlelap di keheningan malam. Ambillah anak-anakku, segala yang baik dari ibumu untuk menjadi bekal hidupmu jadi anak yang sholehah. Hanya itu kepuasan dari ibu dan bapakmu, menjadi anak sholehah.

Aku yakin, dalam setiap huruf yang aku ketukkan di keyboads bagaikan untaian doa untuk mereka, robbighfirli, warkhamni, wajburni, warfa’ni, warzuqni, wahdini, waafini, wa’fuanni. Amiiin... Aku,... Anakmu, istrimu dan ibumu...

Salatiga, 14 Agustus 2015

Hj. MASLIKHAH, S.Ag.,M.Si NIP: 197005292000032001

(4)

iv

Sampul Depan ...……… i

Kata Pengantar ... ii

Persembahan ... iii

Daftar Isi ... iv

BAB I DAHSYATNYA MEMBACA DAN MENULIS ... 1

A. Prawacana ... 1

B. Membaca ... 3

C. Menulis ... 12

BAB II KONSEP DASAR PENULISAN KARYA ILMIAH ... 21

A. Prawacana ... 21

B. Konsep Dasar Penulisan Karya Ilmiah ... 21

C. Sistematika Karya Tulis Ilmiah ... 41

BAB III RAGAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH... 47

A. Prawacana ... 47

B. Ragam Penulisan Karya Ilmiah ... 48

BAB IV KARYA ILMIAH POPULER DAN KARYA ILMIAH MURNI ... 66

A. Prawacana ... 66

B. Penulisan Ilmiah Populer ... 67

C. Penulisan Ilmiah Murni ... 86

D. Perbedaan Penulisan Ilmiah Murni dengan Penulisan Ilmiah Populer ... 95

BAB V PEMILIHAN TEMA ... 96

A. Prawacana ... 96

B. Tips Mendapatkan Tema ... 96

C. Tips Merumuskan Tema ... 96

D. Kerangka Tulisan ... 97

E. Langkah Membuat Kerangka Tulisan ... 98

BAB VI MEMILIH JUDUL KARANGAN ... 100

A. Prawacana ... 100

B. Karakteristik Judul dari yang Unik Hingga Menipu ... 100

C. Menyusun Deskripsi Pendahuluan ... 106

D. Isi Tulisian ... 109

BAB VII MASALAH DAN PERMSALAHAN ... 111

A. Prawacana ... 111

(5)

v

C. Kepekaan dalam Melihat Permasalahan ... 113

D. Cara Menemukan Masalah dan Permasalahan ... 115

E. Pertimbangan dalam Memilih Permasalahan dalam Penelitian ... 116

F. Permasalahan Penelitan Kualitatif dan Kuantitatif ... 117

G. Perumusan Masalah ... 118

BAB VIII MODEL PENGAMBILAN KUTIPAN ... 121

A. Prawacana ... 121

B. Model Penulisan Rujukan ... 121

C. Rujukan dengan Menggunakan Penulisan Tertentu ... 125

D. Rujukan dengan Menggunakan Catatan Kaki ... 127

BAB IX LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ... 139

A. Prawacana ... 139

B. Landasan Teori ... 139

C. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori ... 149

D. Kerangka Berfikir dengan Landasan Teori ... 152

E. Daftar Pustaka ... 152

BAB X MENYSUSUN ABSTRAK ... 154

A. Prawacana ... 154

B. Abstrak ... 154

BAB XI PLAGIARISME ... 163

A. Prawacana ... 163

B. Mengutip Tanpa Menjiplak ... 164

C. Kode Etik ... 171

D. Plagiarisme ... 172

E. Contoh Plagiasi ... 176

BAB XII PENULISAN RESENSI BUKU ... 185

A. Prawacana ... 185

B. Meresensi ... 185

C. Pola Penulisian Resensi Buku... 187

D. Tips Menulis Resensi ... 187

E. Contoh Resensi Buku ... 189

BAB XIII PROPOSAL PENELITIAN ... 198

A. Prawacana ... 198

(6)

vi

C. Langkah Menyusun Proposal ... 200

D. Sistematika Proposal Penelitian ... 201

E. Uji kejujuran Peneliti dalam Menyusun Proposal ... 221

BAB XIV BAGIAN AWAL DAN AKHIR NASKAH KARYA ILMIAH ... 223

A. Prawacana ... 223

B. Bagian Awal ... 223

C. Bagian Akhir ... 235

DAFTAR PUSTAKA

(7)

1 BAB I

DAHSYATNYA MEMBACA DAN MENULIS

A. Prawacana

Nutrisi bagi seorang penulis adalah membaca, baik membaca teks maupun konteks. Segudang keuntungan bagi seseorang yang mau membaca buku, di antaranya dapat menambah wawasan, melejitkan kemampuan kebahasaan, pembangkit motivasi, perentang waktu, menemukan media hiburan, sarana refleksi diri, menajamkan hati dengan kebijakan. Secara kesehatan, dapat meringankan stress, melatih otak, meningkatkan konsentrasi, mengembangkan pola tidur yang sehat. Membaca dan menulis merupakan sejoli yang saling menguatkan.

Empat keterampilan berbahasa seseorang secara bertahap bermula dari mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Seseorang yang pasif hanya akan menyimak pada fenomena yang ada dan berkembang di sekitar dirinya. Selanjutnya, akan belajar untuk berbicara dan memberanikan diri untuk berbicara di depan publik. Membaca sebagai nutrisi untuk menulis dikembangkan oleh masyarakat akademis agar dapat menulis. Menulis merupakan satu hal yang masih sulit menjadi budaya di masyarakat, termasuk bagi mahasiswa dan dosen sekalipun. Masyarakat masih cerdas dan senang dibuai dengan budaya lisan, padahal bahasa lisan cepat hilang dan mudah dilupakan orang, sedangkan tulisan tetap terkenang sepanjang zaman. Seorang penulis dengan cepat melihat dan berfikir, berfikir dan mengerti, mengerti dan memberi kesan mendalam, berkesan dan bereaksi terhadap fenomena yang mucul dan berkembang, bereaksi dan berinterpreneur. Menjadi seorang penulis merupakan pekerjaan yang tidak akan pernah mengenal kata pensiun dan royalti pun akan tetap mengalir hingga 8 (delapan) keturunan.

(8)

2

Tidak ada satu buku pun yang pernah di tulis oleh orang lain yang tidak membawa manfaat bagi orang lain. Setiap buku akan membawa manfaat kepada setiap orang jika mampu menangkap makna dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Jika masih sulit untuk menangkap makna dan hikmah suatu buku, berarti belum siap untuk menerima sesuatu yang disuguhkan oleh orang lain. Oleh karena itu, setiap orang harus membuka diri dan meningkatkan keterbukaan pikirannya agar dapat menerima dunia orang lain. Hikmah dan makna sebuah buku tidak akan masuk ke dalam pikiran setiap orang kalau pikiran masih tertutup rapat. Bagaikan gelas (kosong atau berisi), kalau tetap tertutup tidak akan pernah terisi, apalagi penuh. Selama masih belum siap untuk membuka diri dengan alur pikiran orang lain, maka selama itu pula tetap tidak akan bisa menerima cakrawala baru. Sekali kita membaca buku dan saat itu pula pikiran akan terbuka, maka makna dan hikmah dapat dengan mudah diterima ke dalam pikiran. Satu-satunya buku yang tidak membawa manfaaat kepada setiap orang adalah buku yang tidak pernah kita baca.

Membaca dan menulis adalah kegiatan yang sifatnya sangat personal. Ketika seseorang memiliki minat kuat untuk membaca dan menulis, maka sesungguhnya sedang berhadapan dengan diri sendiri. Jika sudah berapi-api untuk membaca dan menulis, namun "bara api" yang berkobar itu tiba-tiba padam, itu berarti yang memadamkannya adalah diri sendiri. Ada kemungkinan "api" itu padam karena seseorang tidak menemukan buku yang inginkan dan belum bisa menemukan topik baru yang menggelitik menjadi sebuah tulisan yang bagus. Buku yang dibaca mungkin saja dapat ditemukan. Namun, tidak dibuat senang oleh buku tersebut, maka hasilnya tetap nihil. Bahkan yang lebih parah, "api" membaca itu padam karena seseorang disiksa oleh buku yang seseorang itu tidak memiliki pengetahuan awal tentang buku itu.

(9)

3

hal ini juga tidak sulit, semua itu bisa karena terbiasa, karena ada kemauan semua pasti bisa dilakukan.

Penulis adalah profesi yang tidak akan mengenal pensiun, dan nama harumnya akan dikenang sepanjang masa. Menulis adalah keterampilan yang bisa diasah oleh siapa saja. Siapa pun, dengan latar belakang pendidikan dan profesi apa pun, punya peluang yang sama untuk bisa menjadi seorang penulis atau menghasilkan karya tulis. Banyak keuntungan yang biasa kita peroleh menjadi penulis. Namun, untuk menjadi seorang penulis terkenal dan senior banyak batu sandungan yang harus dilalui dan dilatihkan kembali yang pada gilirannya dapat menghasilkan karya yang fenomenal dan royalti yang tidak mengenal pensiun.

B. Membaca

1. Kelebihan Membaca

Beberapa kelebihan membaca antara lain: a. Menambah Wawasan

Membaca akan memberikan wawasan yang lebih luas keberagamannya, yang membuat belajar dalam segala hal lebih mudah. Seseorang yang membaca buku fiksi pun akan mengerti tentang fakta-fakta yang ada dalam berbagai disiplin keilmuan sepereti agama, ekonomi, sejarah, geografi, politik, dan ilmu pengetahuan lainnya. Wawasan ilmu tidak akan datang sendiri tanpa diundang dan kondisikan dalam diri seseorang. Membaca buku, seseorang dapat memperolah informasi apapun, dengan demikian tidak menjadikan seseorang cekak pikir (pendek berfikir). Bertambahnya wawasan, maka diharapkan dapat menjadi orang yang penuh kebijakan, sabar, dan penuh pengertian. Berikut ini disampaikan kata mutiara yang ditulis oleh Kahlil Gibran “Suara kehidupanku memang tak akan mampu menjangkau telinga kehidupanmu; tapi marilah kita coba saling bicara barangkali kita dapat mengusir kesepian dan tidak merasa jemu”. Untuk mengusir kesepian dan kejemuan adalah memiliki wawasan yang luas. Wawasan yang luas di antaranya diperoleh dari buku sebagai sumbernya.

Membaca buku berarti menambah ideologi baru, wawasan baru, dapat merancang sesuatu berdasarkan alam bawah sadar seseorang, berfikir untuk mengubah dunia menjadi lebih baik lagi. Setiap orang tumbuh dan berkembang dengan apa yang dia fikirkan seperti “ you’re what you think” kamu adalah apa yang kamu pikirkan. Membaca, dapat menelaah semua potret sisi kehidupan di dunia dengan seluas-luasnya. Membuka cakrawala selebar-lebarnya seperti apa yang diinginkan.

(10)

4

tuntutan. Dengan demikian, membaca akan memperoleh tambahan ilmu pengetahuan yang tidak mengenal batas.

b. Membaca akan memiliki kemampuan kebahasaan yang lebih baik.

Membaca buku secara tidak langsung memberikan kesempatan kepada seseorang untuk belajar ilmu praktek kebahasaan. Menyusuri huruf, angka, tanda baca dan diksi yang dapat memperkaya kemahiran dalam berbahasa praktis. Orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat; lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “di antara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat). Seseorang dapat belajar bagaimana mengira suatu makna dari suatu kata (yang belum diketahui) dengan membaca konteks dari kata-kata lainnya di sebuah kalimat. Buku, terutama yang menantang, akan menampakkan kepada Anda begitu banyak kata yang mungkin sebaliknya belum Anda ketahui. Secara tidak disadari dapat merangkainya dalam kata maupun dalam tulisan pada media lain dan pada kesempatan yang berbeda. Dengan demikian, kalimat yang disajikan akan lebih memiliki ruh kebahasaan yang jika orang membacanya akan merasakan kenikmatan, sehingga sulit untuk menghentikan kegiatan membaca.

c. Sarana Hiburan

Pada buku tertentu akan menghadirkan hiburan yang sangat menarik bagi pembacanya. Orang yang sedang susah adalah orang yang dalam keadaan tidak stabil jalan pikirannya. Membaca buku, maka pikiran seseorang akan diarahkan mengikuti alur buku tersebut, sehingga orang yang sedang dalam keadaan susah, kemudian mengambil alih pikirannya kepada alur pikiran penulis yang sedang dalam kondisi menyenangkan akan menjadikan pembaca merasa senang dan terhibur. Dengan demikian, kesusahan dapat ditukar dengan kesenangan yang tanpa disadari akan melekat pada diri seseorang yang sedang dalam keadaan kurang baik.

d. Menajamkan Sikap Bijak

(11)

5

lain, dan membangun kemajuan bagi diri, orang lain, dan bangsa serta negaranya. Buku yang bermuatan kata-kata hikmah dan kebijakan akan turut memberikan muatan hikmah dan kebijakan kepada siapa saja yang membaca dan menikmati serta menghayatinya. Pada gilirannya pembaca akan dapat merasakan betapa indahnya nilai-nilai luhur itu, dan dengan demikian pembaca akan mencoba untuk melakukan apa yang dicontohkan dalam nilai-nilai luhur yang ada pada buku.

e. Pembangkit Motivasi

Bagaikan baterai handphone atau alat elektronik lainnya, lama tidak di charge maka yang terjadi tidak berfungsinya alat tersebut, dalam waktu tertentu akan terjadi kerusakan. Orang-orang yang lemah semangat perlu mendapatkan motivasi agar kembali menemukan tujuan hidupnya. Buku-buku yang bermuatan motivasi akan memberikan kontribusi dalam membangkitkan dan mengusung energi posistif dari motivasi, dengan demikian seseorang dapat secara optimal menemukan kembali motivasi tersebut untuk mencapai harapan yang diinginkan.

Membaca tentang keanekaragaman kehidupan dan membuka diri terhadap ide dan informasi baru akan membantu perkembangan sisi kreatifitas dan motivasi diri, karena otak akan menyerap inovasi tersebut ke dalam proses berfikir seseorang yang sedang membaca.

f. Perentang Waktu

Kegaitan membaca sudah biasa dilakukan oleh banyak orang, namun, siapa yang membuat jadwal untuk membaca buku setiap harinya? Banyak kemungkinan hanya dimiliki oleh segelintir orang. Karena itulah, menambahkan aktivitas membaca buku ke dalam jadwal harian seseorang dan berpegang dengan jadwal tersebut hanya dimiliki oleh orang-oang yang memiliki kesiplinan dan motivasi yang tinggi. Seseorang yang sudah terbiasa dengan kedisiplinan tersebut akan merasakan sesuatu yang ganjil manakala tidak dapat menikmati kegiatan yang sudah dijadwalkan itu. Seseorang yang sudah memiliki kebiasaan untuk membaca, maka seseorang saat berada pada antrian pelayanan publik pun akan tetap meluangkan waktu untuk membaca buku yang sudah disiapkan sebelumnya.

(12)

6

untuk seseorang itu. Di samping tidak merasakan lama waktu tunggunya yang menjadikan seseorang bosan, seseorang pun akan mendapatkan manfaat membaca buku, antara lain menjadi rasa senang dan fresh atas pilihan buku yang dibaca.

g. Sarana Refleksi Diri dan Pembelajaran Diri

Membaca dapat mengantarkan seseorang untuk dapat melihat dunia dari kaca mata atau sudut pandang penulis buku. Pembaca buku dapat memiliki idealisme dengan beragam pengetahuan dari idealisme penulis penulis buku yang dibaca. Dengan demikian, seseorang dapat melakukan refleksi diri terhadap apa yang difikirkan dan dilakukan.

Membaca buku seseorang seakan dapat bercermin dari pemikiran yang ada dalam buku. Buku menawarkan keuntungan dan menebarkan kebaikan bagi siapa saja yang mau menerima asupan ilmu. Ilmu yang disuguhkan dalam buku dapat menjadikan seseorang dapat mengukur diri sendiri, menimbang dan menakar seberapa dekat pembaca dengan konsep yang ditawarkan. Dengan demikian, seseorang dapat merefleksi diri dan mendapatkan pembelajaran diri untuk menemukan kesuksesan di masa yang akan datang. Kata mutiara Kahlil Gibran berikut ini “Keindahan adalah kehidupan itu sendiri saat ia membuka tabir penutup wajahnya. Dan kalian adalah kehidupannya itu, kalianlah cadar itu. Keindahan adalah keabadian yang termangu di depan cermin. Dan kalian; adalah keabadian itu, kalianlah cermin itu. Dengan demikian, cermin itu adalah refleksi diri untuk mendapakan keindahan hidup kita sendiri.

2. Manfaat Membaca bagi Kesehatan

Salah satu manfaat membaca yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari adalah menemukan cara untuk mengerjakan sesuatu. Pada masa dahulu anak-anak hanya belajar dengan mengamati dan menirukan orang tua. Dalam kehidupan modern orang harus semakin banyak bergantung pada petunjuk-petunjuk tertulis dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu (Zuchdi, 2007: 98). Di samping itu, membaca bukan hanya untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan saja, namun ternyata membaca juga bermanfaat untuk kesehatan. (Solopos.com 24/11/11 diakses tanggal 9 Maret 2012). Buku memberikan beberapa keuntungan bagi pembacanya, berikut ini disampaikan beberapa manfaat membaca bagi kesehatan.

a. Melatih Otak

(13)

7

mengetahuinya. Saat membaca otak akan berpikir lebih, sehingga akan mengasah kecerdasan.

b. Meringankan Stres

Sastra adalah seni yang memiliki keindahan bahasa dalam bentuk tulisan. Keindahan bahasa sastra mampu mengantarkan pembaca untuk berimaginasi sebagimana yang diantarkan oleh penulis agar pembaca merasa terhibur. Manfaat membaca buku sastra akan dapat menghibur dan akan mengurangi stress yang dialami seseorang. Stress merupakan salah satu penyebab beberapa penyakit berbahaya yang mengancam jiwa seseorang.

c. Menjauhkan Risiko Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan,[1] sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua (wikipedia.org.alzheimer, diakses tanggal 16 Maret 2012. Stimulasi (rangsangan) dalam membaca buku bermanfaat langsung meningkatkan daya ikat otak, sehingga membantu mencegah gangguan penyakit Alzheimer. Menurut para peneliti, membaca buku atau majalah, bermain teka-teki silang, sudoku, dan lain-lain dapat menunda atau mencegah kehilangan memori karena sel-sel otak dapat terhubung dan tumbuh. Membaca, walaupun bukan sebuah permainan, akan membantu seseorang

dapat meregangkan “otot” memori dengan cara yang sama. Membaca itu memerlukan

ingatan terhadap detail, fakta dan gambar pada suatu literatur, alur, tema atau karakter cerita. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa jika seseorang tidak menggunakan memorinya, maka seseorang bisa kehilangan memori yang sudah dimiliki. Teka-teki silang adalah salah satu contoh permainan kata yang dapat mencegah penyakit Alzheimer.

d. Mengembangkan Pola Tidur yang Sehat

Membaca sebelum tidur akan bertindak sebagai alarm bagi tubuh dan mengirimkan sinyal bahwa sudah waktunya tidur. Membaca sebelum tidur tidak sama dengan membaca sambil tiduran. Seseorang yang melakukan kebiasaan membaca buku sebelum tidur akan menjadikan seseorang dapat tidur dengan nyenyak. Seseorang yang dapat tidur dengan nyenyak dan berkualitas akan membuat seseorang merasa segar bangun di pagi hari.

e. Meningkatkan Konsentrasi

(14)

8

kecil informasi, buku akan menceritakan keseluruhan cerita. Oleh sebab itu, seseorang perlu berkonsentrasi untuk membaca. Seperti otot, seseorang yang sedang membaca buku akan menjadi lebih baik di dalam berkonsentrasi. Seseorang yang sudah terlatih untuk membaca buku dengan konsentrasi yang baik, akan menjadikan seseorang memiliki keterampilan untuk melihat sebuah urutan dan kedalaman fakta yang ada di dalam buku. Dengan demikian seseorang yang terbisa membaca buku dapat menganrtarkan seseorang untuk melihat sebuah fakta secara secara objektif. Obyektivitas inilah yang akan menjadikan seseorang dapat bersikap obyektif dalam pengambilan keputusan yang ada. f. Menyehatkan Kulit Wajah

Fatimah Mernissi, perempuan penulis Islam dari Maroko pernah berpesan “usahakan menulis setiap hari, niscaya kulit anda akan menjadi segar kembali akibat kandungan manfaatnya yang luar biasa. Dari saat seseorang bangun dari tidurnya, kegiatan menulis dapat meningkatkan aktifitas sel. Coretan pertama di atas kertas kosong, kantung di bawah mata akan segera lenyap dan kulit seseorang dan akan terasa segar kembali.

g. Menjernihkan Pikiran,

Menulis pada hakekatnya adalah usaha mengekpresikan berbagai kekalutan berfikir, ketidakadilan, kejengkelan dan perasaan lain yang menghadirkan energi negatif. Apabila dikeluarkan melalui tulisan, maka kekalutan berfikir itu dapat berkurang, hilang dan diganti dengan ada kepuasaan tersendri. Para sastrawan, budayawan atau ilmuwan itu sebenarnya merasakan sesuatu dalam diri mereka yang kemudian direnungkan, dianalisis, didiskusikan, dan ditulis. Karya sastrawan, budayawan atau ilmuwan sebenarnya merupakan pelampiasan terhadap kejengkelan sosial, politik, etika, dan moral yang terjadi di masyarakat. Sastrawan, budayawan atau ilmuwan sekadar berkeluh kesah terhadap fenomena yang terjadi dan berusaha dengan kacamatanya memberikan solusi. Kemudian apa yang dapat diungkapkan kepada masyarakat itulah yang sebenarnya merupakan kepuasaan tersendiri yang dimiliki oleh sastrawan, budayawan atau ilmuwan. Sastrawan, budayawan atau ilmuwan akan terlepas dari beban moral yang selama ini menghantui perasaan dan pikirannya. Melihat, mendengar, merasakan, dan menuliskan dari fenomena itu tumbuh pikiran-pikiran yang jernih untuk memberikan kritik solusi yang baik.

h. Mengatasi Trauma.

(15)

9

masalah tersebut diungkapkan melalui tulisan, maka sebenarnya seseorang telah melepaskan energi negatif yang menjadikan beban psikologis. Orang-orang yang menuliskan pikiran dan dan perasaan terdalam mereka tentang pengalaman traumatis akan menunjukkan peningkatan fungsi kekebalan tubuh bila dibandingkan mereka yang sama sekali tidak menuliskannya. Aidh bin Abdullah al-Qarni, dalam bukunya, “La Tahzan” mengungkapkan tentang banyaknya manfaat membaca, yaitu di antaranya sebagai berikut: membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan, ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan, kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja, orang dapat mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata, membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir, meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman, orang dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain: kearifan orang bijaksana dan pemahaman para sarjana, orang mengembangkan kemampuannya; baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup, membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.

Nasihat lama, yaitu “Buku adalah gudang ilmu. Demikian bunyi nasihat lama yang sering kita dengar. Dengan membaca buku, kita akan menemukan lebih banyak inspirasi, motivasi, dan berbagai khasanah ilmu pengetahuan. Begitu juga bagi seorang penulis buku. Buku menjadi sarana menuangkan inspirasi, motivasi, dan menularkan ilmu. Bahkan dengan menulis, maka seorang penulis pun akan menjadi lebih ahli dalam bidang yang ditulis dan menemukan inspirasi-inpirasi baru untuk berkarya dalam sebuah buku. Namun, tidak semua orang mau menulis bahkan orang-orang yang sudah berilmu seperti dosen, guru, atau mahasiswa misalnya, juga malas untuk campur tangan dalam dunia tulis-menulis ini. Saya sendiri pun juga baru berinisiatif untuk menulis setelah mengetahui bahwa menulis itu mempunyai banyak keuntungan.

3. Tips Mengantarkan pada Cinta Baca a. Jadikan Buku sebagai Sahabat Setia

(16)

10

melihat kemampuan, situasi, dan kondisi yang ada pada dirinya. Semunya seakan-akan akan berjalan sesuai dengan imaginasi yang ada untuk meraih sukses itu. Jika seseorang pernah merasakan hal ini, berarti seseorang mendapat manfaat secara langsung dari motivasi yang dibaca.

Jadikan buku sebagai teman yang akan memberikan banyak manfaat, bahkan jadikan membaca sebagai sahabat dalam suka dan duka. Jadikagian buku sebagai bagian yang tidak akan lepas dari rutinitas kehidupan. Jangan pernah berfikir bahwa seseorang ada dalam kesendirian atau terkungkung pada perasaan bersalah dan dengan demikian tidak ada satupun orang lain yang mau mengerti dan membantu. Allah akan selalu hadir baik dibutuhkan maupun tidak, ada kalam ilahi yang bisa dibaca dan juga buku yang dapat hadir sebagai penglipur lara.

b. Jadikan Buku untuk Membantu Meretas Kesulitan

Masyarakat sebenarnya sudah dapat mengambil nilai lebih dari membaca buku ataupun lainnya. Tatkala mereka menemukan kesulitan terhadap permasalahan yang dihadapi, masyarakat kembali untuk membuka buku atau sumber lain agar dapat membantu mengurai benang ruwetnya sesuai dengan spesifikasi keilmuan yang dimiliki oleh sumber bacaan. Sebagai contoh, ketika seseorang kesulitan untuk membagi harta warisan, membagi harta akibat perceraian, dan lain sebagainya, maka jadikan buku yang dapat membantu untuk meretas kesulitan tersebut. Ketika seseorang menemukan kejenuhan berfikir untuk mengukir prestasi, maka buku dapat menghadirkan ide-ide segar yang siap untuk mengantarakan kesuksesan. Sebagai contoh sederhana saja, seseorang yang hendak mengikuti sebuah mata lomba di desanya, dia sama sekali tidak dapat menemukan ide bagus yang dapat diandalkan untuk mencapai prestasi. Seseorang tersebut cukup menuju ke ruang perpustakaan desa untuk membaca beberapa buku dan menemukan ide cemerlang untuk diaplikasikan dalam salah satu lomba tersebut. Singkat cerita, dapat memenangkan lomba tanpa harus menganggu ide kreatif lawan. c. Jadikan Membaca sebagai Kebutuhan Harian

(17)

11 4. Jenis Buku Bacaan

Jenis buku yang dapat dibaca antara lain: a. Buku pelajaran

Buku pelajaran biasanya berupa buku-buku yang digunakan oleh sekolah sebagai materi utama yang diajarkan sesuai dengan kurikulum pada tahun pelajaran tertentu atau pada tahun kurikulum tertentu. Buku pelajaran biasanya hanya memuat teori-teori dasar yang jauh dari pengungkapan problematika masing-masing mata pelajaran. Sistematika penyusunan sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan. Memuat materi pokok dan bahan-bahan evaluasi atas materi yang ada.

b. Kamus/ensiklopedi

Ensiklopedia adalah sejumlah tulisan yang berisi penjelasan yang menyimpan informasi secara komprehensif dan cepat dipahami serta dimengerti mengenai keseluruhan cabang ilmu pengetahuan atau khusus dalam satu cabang ilmu pengetahuan tertentu yang tersusun dalam bagian artikel-artikel dengan satu topik bahasan pada tiap-tiap artikel yang disusun berdasarkan abjad, kategori atau volume terbitan dan pada umumnya tercetak dalam bentuk rangkaian buku yang tergantung pada jumlah bahan yang disertakan (http://id.wikipedia.org/wiki/ Ensiklopedia, diakses 9 Maret 2012) c. Parenting

Buku-buku parenting biasanya memuat materi tentang bagaimana mendidik anak, membesarkan anak, membangun motivasi tertentu, mengukir prestasi, dan mengembangkan hidup dengan perilaku terpuji dan lain sebagainya serta solusi yang ditawarkan untuk mendidik anak yang berbudi pekerti luhur, cerdas, dan terampil. Sistematika dalam penulisan buku yang memuat tentang parenting biasanya dibangun dari kewajiban dan tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, setelah itu baru memuat hal-hal teknis yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengantarkan pada tujuan yang diinginkan.

d. How to yang memuat tentang panduan-panduan praktis cara memasak, cara merawat diri dan lain sebagainya.

(18)

12 C. Menulis

1. Syarat sebagai Penulis

Menjadi seorang penulis sebenarnya tidak ada patokan yang ketat, semua syarat sudah melekat pada diri seseorang secara lengkap, hanya saja apakah seseorang tersebut telah mengenali dirinya bahwa dirinya mampu menjadi seorang penulis yang handal bahkan fenomenal atau tidak sama sekali?. Di bawah ini disampaikan syarat-syarat tersebut:

a. Dapat membaca dan menulis, b. Gemar membaca,

c. Ada kemauan atau motivasi kuat untuk menulis, d. Mampu membaca situasi dan kondisi di sekitar kita, e. Mau belajar bagaimana bisa menulis berbagai jenis tulisan,

f. Mengetahui teknik penulisan, dan penggunaan bahasa yang baik dan benar, g. Mau memulai menulis,

Dari beberapa klasifikasi syarat menjadi seorang penulis tampak sangat sederhan, sehingga setiap orang tanpa mengenal batas umur, latar belakang pendidikan, status sosial, dan status agama, bahkan tidak menyebutkan bahwa menulis adalah bakat. Dengan demikian, yang mungkin diperlukan bukanlah suatu ‘bakat’ istimewa, tetapi lebih pada keinginan dan minat yang besar untuk mau belajar, membangun kebiasaan dalam menuangkan gagasan lewat tulisan.”

2. Tips Konsistensi Menulis

Komitmen yang dapat ditawarkan agar seseorang bisa memiliki konsistensi menulis antara lain:

a. Target

Target merupakan bagian dari strategi untuk mendapatkan peluang, kesempatan dan suksesi. Membuat target-target tertentu dalam melaksanakan kegiatan merupakan trik jitu agar apa yang kita laksanakan sesuai dengan target yang sudah ditentukan. Menentukan target pasti tidak sembarang menentukan waktu yang dapat kita selesaikan untuk menulis sesuatu karya tulis. Banyak pertimbangan yang perlu diperhatikan agar target yang kita tetapkan tidak menyisakan kekecewaan. Target yang ditentukan dapat berupa target perencanaan secara umum, secara teknis seperti target ekplorasi data, waktu selesai penyusunan laporannya maupun berupa jumlah eksemplar yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu.

(19)

13

dengan kemampuan, kesempatan, dan kemauan yang disepakti oleh diri kita sendiri sebagai seorang penulis/peneliti.

Sebagai seorang penulis yang sudah memiliki nama harum misalnya, biasanya pada waktu tertentu sudah mendapatkan pesanan dari penerbit. Secara tidak langsung dari penerbit meminta tenggang waktu kapan tulisan itu bisa diterimakan ke bagian penerbitan. Dengan demikian, penulis harus memiliki target waktu tertentu kapan tulisan itu dapat diselesaikan agar kredibilitas penulis tetap terjaga dengan baik.

b. Sebagai Sumber Nafkah

Dunia informasi dan telekomunikasi memang dunia yang menjanjikan secara finansial. Penghargaan terhadap kepemilikan ilmu sekarang ini cukup dijunjung tinggi. Sebenarnya dunia tulis menulis bagi kebanyakan orang bukan fianansial yang dituju, tetapi hasil karyanya dalam orientasi untuk melatih analisis, melatih menulis, membagi ilmu dan pengalaman, serta melatih kehalusan seni berkomunikasi secara tulis. Bersamaan dengan orientasi tersebut bagi penerbit memberikan apresiasi secara profesional dengan memberikan royalti kepada penulis dengan besaran sesuai dengan oplah penjualan dengan menggunakan perhitungan yang telah diketahui oleh kedua belah pihak. Apresiasi secara profesional tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu sumber naskah yang cukup menjanjikan sepanjang hayat. Apresiasi secara positif dari penerbit tersebut dapat menjadi penggugah bagi penulis untuk menjadikan hasil-hasil karyanya menjadi investasi yang tidak mengenal umur. Contoh Habiburrahman Elshirazy misalnya, dari novel Ayat-Ayat Cinta, mendapatkan royalti lebih dari Rp1,2 miliar. Sederhananya hanya dengan modalnya sebuah naskah novel, yang kemudian naik menjadi konsumsi film sang sangat melejit.

(20)

14

mudah membuat gelap (sombong), sedang ilmu menerangi pemiliknya (menjadi rendah hati). Sayyidina Ali RA.

c. Menggeser Hobi ke Profesi

Sebagian orang masih menjunjung tinggi kegiatan tulis menulis merupakan kepuasan diri sebagai wahana pengembangan hobi belaka. Di luar apresiasi yang diberikan oleh penerbit yang jumlahnya cukup lumayan, penulis ini masih menganggap menulis sebagai hobi dan bukan profesi. Sebagai salah satu hobi, maka profesi menulis dianggap tidak memiliki nilai jual yang baik. Paradigma ini dapat digeser untuk membangun konsistensi dalam menghasilkan karya tulis bahwa menulis dapat dijadikan sebagai profesi yang baik dan menjanjikan.

Profesi penulis merupakan sebuah profesi yang tidak mengenal kata terlalu muda dan terlalu tua, pantas dan tidak pantas, serta tidak mengenal masa pensiun. Profesi sebagai penulis dapat dimiliki oleh setiap orang. Profesi itu akan mengikuti dengan karya yang keluar dari pemikiran yang bersih dan tajam dan dapat diterima oleh masyarakat. Selama penulis dapat secara baik melakukan kegiatan tulis menulis, tulisanannya dapat diterima oleh masyarakat, maka seorang lansia sekalipun dapat tetap melanjutkan menjadi seorang kolumnis maupun pengarang.

d. Bangga sebagai Penulis

Di belahan bumi yang mana, negara mana, provinsi mana, kabupaten/kota mana, desa mana dan lembaga yang mana kalau seseorang tidak merasa bangga menjadi orang terkenal karena memiliki pengaruh yang kuat dalam masayarakat?. Popularitas seseorang dalam dunia penerbitan tidak mengenal batas negara, wilayah, dan latar belakang pendidikan. Sepanjang hasil pemikirannya dapat ditulis dengan baik, diterima oleh masyarakat pembacanya, diterbitkan dengan baik, maka tulisan itu dapat melampaui kemampuan fisik untuk mengunjungi wilayah tersebut.

(21)

15

Penghargaan publik ini dapat mengantarkan kepada seseorang untuk melakukan kegiatan penulisan secara konsisten.

3. Proses Menulis

Proses menulis bagi seseorang yang satu dengan seseorang yang lain memiliki kerangka yang berbeda-beda. Meskipun demikian, proses menulis biasanya mengikuti beberapa langkah berikut ini:

1. Inspirasi

Seorang penulis biasanya untuk melakukan kegiatan tulis menulis diawali dengan mendapatkan inspirasi terlebih dahulu. Inspirasi tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan observasi, pembacaan beberapa sumber tertulis, mendengarkan ceramah, atau bahkan mendaptkan inspirasi dari kegiatan sederhana yang dilakukan atau melihat fenomena yang sangat sederhana, tetapi dari hasil berfikirnya yang dalam menjadikan tulisan itu populis di masyarakat.

2. Pendalaman

Setelah mendapatkan inspirasi dari berbagai sumber tersebut penulis biasanya melakukan pemahaman dengan mencari dan penelusuran kepustakaan/informasi dari sumber lain untuk menguatkan buah dari inspirasi tersebut. Inspirasi yang ada dikuatkan dengan pendalaman referensi yang dapat menjadikan inspirasi tersebut memiliki timbangan akademik yang dapat dipertanggung jawabkan. Pendalaman melalui literatur tersebut menjadikan ispirasi itu semakin tajam, dalam dan jelas untuk menunjukkan kebenaran fakta.

3. Fokus Perhatian

Penulis melalui pendalaman referensi yang terpercaya, biasanya akan memilih pada fokus yang ditulis dengan mengerucutkan pada kompetensi yang lebih kuat yang ada pada dirinya. Inilah yang akan menandai pada spesifikasi keilmuan dari penulis. Penulisan yang sesuai dengan spesifikasinya menjadikan tulisan itu bersifat integral, komprehensif, dan memiliki kedalaman yang tuntas dan jelas.

4. Menata Alur Pemikiran dengan Data, Logika dan Bahasa.

(22)

16

demikian penulis tidak membiarkan pembaca untuk menafsirkan sendiri dari data yang disuguhkan.

4. Penyakit Umum Calon Penulis

Calon penulis atau penulis yunior biasanya memiliki penyakit yang manusiawi berupa takut salah dan takut tanggapan dari masyarakat yang kurang berpihak kepadanya. Takut konsep yang ditawarkan tidak populis atau bahkan tidak dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Itu saja masih beruntung, ada penulis yang mendapatkan tanggapan yang tidak membangun dari pembaca karena berbeda perspektif. Tanggapan yang kurang membangun tersebut dapat merusak mentalitas penulis yunior. Oleh karena itu, berbekallah dengan prinsip hidup dalam mengawali profesi sebagai penulis seperti per, semakin ditekan justru semakin melonjak/melejit membumbung tinggi ke langit. Seorang penulis yang memiliki perspektif ini, akan menjadikan namanya semakin membumbung tinggi. Hal ini tentunya tetap pada pendirian bahwa yang ditulis adalah sesuatu yang benar dan mendasar pada pijakan referensi yang mapan.

5. Kelemahan Penulis Senior dan Yunior a. Kelemahan Penulis Senior

Menurut Djuroto dan Bambang Suprijadi (2002: 51-52) kelemahan penulis senior antara lain:

1) Karena merasa sudah mapan, penulis senior cenderung tidak lagi mempelajari atau mengembangkan struktur tulisan sebagai daya tarik tersendiri, penulis senior menganggap tulisannya sudah bagus dan rutin karena sudah dikontrak oleh penerbit, 2) Penulis senior sering menggunakan bahasa yang klise,

3) Penulis senior sering mengulang-ulang topik dan hanya sedikit perbaikan sesuai dengan permasalahan yang berkembang di masyarakat,

4) Penulis senior biasanya merasa sudah memiliki nama melalui karyanya, sehingga mengabaikan beberap hal yang dinilai penting.

b. Kelemahan Penulis Yunior

Kelemahan penulis pemula antara lain: 1) Wahana berfikirnya kurang aktual.

Penulis pemula biasanya kurang tekun mengikuti pergulatan isu yang berkembang di masyarakat, dan lemah dalam menangkap esensi masalahnya. Mungkin, hal ini kurang didukung kemauan untuk membaca, tidak memiliki literatur, dan tidak mau mengikuti perkembangan tulisan di media lainnya.

(23)

17

Tulisan pemula biasanya melebar seringkali hit and run atau keluyuran ke mana-mana; tidak fokus. Satu masalah diangkat belum diperdalam sudah membahas topik lain yang kurang relevan dengan tulisan yang sebelumnya. Begitu berulang-ulang sehingga tampak terlalu banyak jalan yang hendak ditempuh. Kalau sudah demikian, akhirnya lupa pada kaitan dan solusi antara sekian masalah yang harus difokuskan sebelumnya. Hal ini akan menjadikan pembaca bingung dan tidak dapat menemukan sesuatu yang esensi dari tulisan itu.

3) Tidak Memahami Angle (sudut pandang)

Penulis pemula cara menulisnya terlalu umum dan bersahaja. Bisanya penulis pemula kurang berani untuk mengungkapkan ide yang spesifik dan bahkan kontrapersepsi. Penulis pemula seakan tidak berani untuk mengambil cabang, ranting, tangkai, daun, bunga atau buah dalam satu pohon sehingga kurang dalam dalam mengeksplorasi masalah yang ditulis. Dengan demikian, tulisan menjadi terkesan jauh dari sudut pandang yang jelas dan dangkal.

4) Kurang Eksplanatif

Penulis pemula biasanya kurang eksplanatif dan cenderung deskriptif dalam mengurai permasalahan, sehingga padu padannya menjadi kurang sesuai dengan realita yang ada, seakan hanya menyambung bagian-bagian topik yang ada. seakan-akan penulis tidak hadir dalam kaya tulisan yang disuguhkan. Dengan demikian, hanya sekedar memberikan penjelasan secara umum dan tidak sampai pada tingkatan teknis apa yang difikirkan dan diusulkan sebagai buah pemikirannya itu.

6. Tips Jitu bagi Penulis Yunior untuk Melejitkan Profesi dirinya. a. Keluar dari Penjara Teori

(24)

18

perlu terkungkung pada teori-teori yang sudah mapan, bisa jadi karena perubahan waktu dan dinamika masyarkat, maka teori lama pun dapat tergesert dengan teori baru. Penulis boleh menjadikan teori lama untuk dijadikan sebagai bagian dari pengayaan apa yang sedang kita tulis untuk dihadirkan kepada pembaca.

2) Keluar dari penjara teori, ikuti kata hatinya, tulis saja apa kata hati kita, biarkan otak kanan bekerja, setelah itu biarkan otak kiri yang akan merapikan,

3) Ia barat anak yang baru belajar berjalan jangan dibatasi dengan pagar, biarkan dia berjalan sesuka yang dia mau. Pagar ibarat penjara,

4) Perjalanan menuju lupa untuk sampai kepada sebuah kejernihan berfikir, dengan demikian hasil tulisannya dapat memiliki ruh,

5) Cara yang terbaik untuk menulis menuruti kata hati adalah menulis buku harian, karena dalam menulis buku harian tidak terbebani apa-apa, kecuali yang terbersit dalam hati dan pikiran. Tokoh-tokoh yang tenar karena menulis buku harian antara lain Ahwad Wahib tentang Pergolakan Pemikiran Islam,

6) Menulis dengan tujuan terbatas hanya pada satu tujuan tertentu yang jelas,

7) Ibarat kita menyetir mobil di jalan raya yang sepi. Seakan kita sendirian, sehingga mantap memutar setir kemudi kemana arah yang akan dituju, seakan tidak akan pernah terjadi tabrakan, menabrak, atau ditabrak. Memakai ibarat tersebut, seorang penulis akan dapat mengeluarkan ide segarnya tanpa ada perasaan takut salah dan disalahkan. Ibarat tersebut seperti yang dilakukan oleh seorang penulis surat atau korespondensi. Dalam menulis surat, kita sudah membayangkan pembaca yang dituju, tetapi pembacanya terbatas (hanya satu orang), kecuali surat terbuka,

8) Tokoh terkenal dengan menulis surat adalah Kartini (habis gelap terbitlah terang), sebuah pernyataan hati untuk membongkar tadisi Jawa yang feodal yang dikirimkan kepada teman korespondensinya.

9) Jika kita sudah mampu memanfaatkan kemampuan tujuan terbatas, langkah berikutnya menulis dengan tak terbatas, artinya, kita tinggal mengubah paradigma kalau semula (menulis surat) dirubah menjadi sebuah tulisan yang lebih memiliki cakupan yang lebih luas.

(25)

19

b. Spiritual Writing

Spiritual writing merupakan cara cepat melejitkan potensi menulis. Al- ghozali untuk mengawali menulis dengan diawali melakukan sholat dua rokaat. Tanpa sarana yang canggih, al-ghozali menulis dengan tulisan tangan hingga 8000 halaman. Kita??? Berarti ada sesuatu yang hilang pada diri kita, jaawabnya antara lain ada nilai spiritual yang hilang. Menulis merupakan skill yang dapat dipelajari asalkan punya kemauan siapapun pasti bisa. Apakah menulis perlu bakat? Jawanya dari banyak pengalaman, bakat hanya berkontribusi 10% selebihnya (0% adalah kemauan kuat dan kerja keras. Cara mengawali untuk menulis dengan car mengawali dengan mengembangkan otak kiri terlebih dahulu, baru dengan otak kanan (analitis), bersegeralah memposisikan hatinya dengan hati, dan bahasa yang enak berasal dari hati bukan pikiran.

c. No Exellences

Sebagai seorang penulis yunior, fokus pada hal terbatas, kerucutkan permasalahan jelas, atur emosi berfikirnya dengan baik, jaga tata bahasanya, dan jangan berfikir untuk sempurna. Membuat dan lakukan dengan sempurna merupakan sebuah modal awal bagi pemula. Hal penting bagi pemula adalah sempurnakan tulisan yang dibuat itu. Jika penulis sudah membuat tulisan dengan sempurna, maka pengakuan akan datang dari masyarakat. Biarkan waktu yang akan menentukan kapan matahari terbit, biarkan kesuksesan Saudara seakan terjadi dengan sendirnya. Ingat, lakukan yang terbaik !!!. beberapa hal penting dalam mengawali untuk menulis sebagaimana disarankan oleh DePorter (2009: 12) bahwa pusatkan pikiran, tuliskan beragam ide dan point-point utama, atur point-point utama dalam sebuah kerangka, fokuskan pada target penulisan dan buat draft karangan. Selamat datang penulis yunior.

Tips jitu yang lain yang disederhanakan tetapi memiliki kekuatan yang besar dalam melahirkan bakat-bakat penulis adalah membiasakan untuk membaca buku, melihat dan mencermati fenomena yang terjadi di masyarakat dan perkembangan informasi di dunia tulis menulis, baik cetak maupun elektronik, serta segera menulis dengan ide yang dapat ditangkap dari fenomena tersebut.

7. Mengapa Perlu Menulis dan Meneliti?

(26)

20

lain menjadi lebih dipentingkan oleh orang lain, dari tidak terjangkau menjadi terjangkau dari hal yang memiliki nilai mahal menjadi lebih murah, dari rentang waktu yang lama menjadi rentang waktu yang sedikit, dan lain sebagainya. Dengan demikian, masyarakat dapat memanfaatkan tulisan dari pengarang tersebut untuk mendapatkan keuntungan dan kebermanfaatan. Transfer ilmu kepada orang lain tersebut melalui tulisan yang dapat memahamkan, sehingga orang lain dapat melakukannya dengan baik untuk merubah seseorang yang memutuhkan.

(27)

21

(28)

22 BAB II

KONSEP DASAR PENULISAN KARYA ILMIAH

A. Prawacana

Di perguruan tinggi, baik mahasiswa maupun dosen, dituntut dan bahkan berkewajiban untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti menulis artikel, makalah, penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi, dan bahkan untuk menulis jurnal tingkat lokal, nasional, dan bahkan Internasional. Penulisan jurnal sekarang ini menjadi syarat mutlak sebuah kelulusan bagi mahasiswa di perguruan tinggi di bawah naungan kementerian pendidikan nasional.

Mahasiswa dalam proses perkuliahan pada mata kuliah tertentu diwajibkan untuk membuat artikel, makalah, dan menyusun tugas akhir berupa penyusunan skripsi. Doesn dalam menjalankan tugas tri dharma perguruan tinggi tidak lepas dari kegiatan penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, dosen di samping bertugas membimbing mahasiswa untuk menulis karya tulis ilmiah berupa skripsi, juga diwajibkan untuk membuat karya tulis ilmiah (makalah), dan melakukan penelitian.

Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat akademik. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya itu merupakan produk kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Variasi jenis penelitian dikuti dengan variasi penyusunan laporan yang perlu dilengkapi sesuai dengan pedoman masing-masing lembaga atau departemen.

B. Konsep Dasar Penulisan Karya Ilmiah 1. Pemikiran Ilmiah

Pemikiran ilmiah adalah pemikiran yang logis dan empiris. Logis berarti masuk akal, sedangkan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan/yang dapat dibuktikan kebenarannya oleh orang lain. Pemikiran ilmiah digunakan dalam memaparkan dan menganalisis data. Pemaparan dan analisis data dapat membantu untuk memberikan penjelasan atas data yang ada.

(29)

23

Karena berkaitan dengan pengamatan, maka pemikiran empiris ini sangat terikat dengan waktu dan ruangan.

Proses pemikiran ilmiah seseorang selalu dimulai dengan apa yang disebut dengan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah merupakan gabungan dari dua pendekatan yaitu pendekatan induktif dan deduktif. Pemahaman terhadap pendekatan induktif dan deduktif ini perlu dilakukan secara bersama, karena hasil yang dicapai dari kedua pendekatan itu berbeda.

a. Penalaran Induktif

Menurut Sukandarrumidi (2004: 38-40) pendekatan induktif adalah pengalaman atau pengamatan seseorang pada tingkat empiris, menghasilkan konsep, modifikasi model hipotesis menjadi teori dan bermuara di tingkat abstrak. Pola induktif merupakan suatu pola berfikir yang menarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus dari berbagai kasus yang bersifat umum. Pola penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi dan diakhiri dengan penyimpulan yang bersifat umum.

Dengan demikian, metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Metode berpikir induktif dapat diberikan sebagaimana dalam contoh berikut ini:

Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai. Jika dipanaskan, platina memuai.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jika dipanaskan, logam memuai. Jika ada udara, manusia akan hidup.

Jika ada udara, hewan akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

Dengan demikian, jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

b. Penalaran Deduktif

(30)

24

Pola penarikan deduktif dan induktif dapat ditampilkan dalam bagan berikut:

Gambar Penarikan Kesimpulan 2. Pengertian Dasar Penulisan Karya Ilmiah

Karya tulis ilmiah berasal dari kata tulis atau tulisan dan ilmiah. Tulis atau tulisan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan, serta gagasan sendiri ataupun orang lain. Orang yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan oleh orang lain itu disebut penulis, bukan pengarang. Hal ini dapat disepakati sebab yang bersangkutan hanya mengkompilasikan dengan cara meringkas, menyimpulkan, atau bahkan dengan menggabungkan data dan informasi menjadi satu berbagai bahan tulisan. Kompilasi, ringkasan, kesimpulan tersebut sedemikian rupa sehingga tercipta sebuah informasi baru yang lebih utuh. Seorang penulis biasanya sangat jarang menuliskan dengan jujur bahwa tulisannya merupkan kompilasi, ringkasan, ataupun kesimpulan dari beberapa sumber. Meskipun demikian, terkadang juga ada yang dengan jujur menuliskan bahwa, yang saya tuliskan ini merupakan kompilasi, sehingga ini bukan merupakan karya saya.

Ilmiah berarti bersifat ilmu, atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam merumuskan permasalahan, membahas permasalahan, menggunakan metode sebagai alat bedahnya, membahas hasil kajiannya, dan menyajikan kajiannya dengan bahasa baku dan tata tulis ilmiah. Di samping itu juga menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti objektif, logis, empiris (berdasarkan fakta), sistematis, lugas, jelas, dan konsisten.

Abstrak/umum

Deduktif: dari Umum

ke Khusus

Induktif:

dari

Khusus ke

(31)

25 a. Definisi Karya Tulis Ilmiah

1) Djuroto dan Bambang Supriyadi (2005: 15).

Karya tulis ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya. Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium ataupun kajian pustaka (Juroto dan Bambang Suprijadi, 2002, 13).

2) Dwiloka dkk (2005: 2)

Karya seseorang ilmuwan (yang baru berupa pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan orang lain sebelumnya

3) Arifin, 2006: 1-2.

Karya tulis ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.

4) Firman (2008).

Karya tulis ilmiah adalah laporan tertulis yang dipublikasikan atau dipaparkan berdasarkan hasil penelitian atau pengkajian yang dilakukan oleh seorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Dari berbagai macam pengertian karya tulis ilmiah di atas dapat disimpulkan bahwa, karya tulis ilmiah adalah suatu karangan yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah, dan menyajikan hasil pembahasannya dengan menggunakan tata tulis yang baku. Karya tulis ilmiah juga merupakan suatu tulisan yang di dalamnya membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan pengamatan, penyelidikan, pengumpulan data yang diperoleh dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium ataupun kajian pustaka. Oleh karena itu, dalam memaparkan dan menganalisis data harus berdasarkan pemikiran ilmiah yaitu pemikiran yang logis dan empiris, dan memiliki karakteristik sikap-sikap ilmiah.

(32)

26

suatu jawaban atas permasalahan yang diajukan terdapat dua pembuktian. Pertama jawaban yang mengandung konklusi thesis, sedangkan yang kedua merupakan jawaban yang mengandung konklusi hipotesis, benar tetapi dapat diuji kembali atas kebenaran tersebut dalam waktu dan ruang berbeda. Pengujian tersebut dapat diperoleh kesimpulan dan bila memungkinkan diberikan rekomendasi atau hasil yang diperoleh untuk pengembangan ilmu.

Kesimpulan sebagai temuan hasil penelitian tidak selalu berupa sesuatu yang baru, kecuali penelitian berupa diseretasi yang menuntut novelty yaitu kebaruan dari hasil penelitian. Penelitian bisa jadi merupakan penelitian yang sengaja dilakukan berdasarkan dari penelitian lanjut yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain sebelumnya, dengan demikian kesimpulan atau hasil temuan penelitian itu sangat mungkin berupa kelanjutan dari hasil penelitian terdahulu. Penelitian merupakan suatu proses mengandung keterlibatan berbagai unsur, maka penelitian tidak dapat disebut sebagai penelitian yang benar-tidak benar, tepat dan tidak tepat, dan bagus-jelek, tetapi dengan sebutan yang menggunakan ukuran signifikansi/meyakinkan atau tidak meyakinkan.

3. Sifat Karya Ilmiah

Sifat Karya Ilmiah menurut Dwiloka dkk (2005: 4-5) dikonsepkan bahwa karya ilmiah bersifat formal, maka harus memenuhi syarat dari sifat karya ilmiah itu sendiri, antara lain lugas dan tidak emosional, logis, efektif, efisien, dan baku.

a. Lugas dan tidak Emosional,

Lugas dan tidak emosional artinya karya ilmiah hanya memiliki satu arti, tidak memakai kata kiasan, sehingga pembaca tidak membuat tafsiran (interpretasi) sendiri-sendiri. Oleh karena itu, perlu ada pembatasan (definisi operasional) pengertian suatu istilah, konsep dari variable yang ada.

b. Logis

Logis artinya kalimat, alinea, sub-bab, sub-sub-bab disusun berdasarkan suatu urutan yang konsisten. Urutan tersebut antara lain meliputi urutan pengertian, klasifikasi, waktu (kronologis), ruang, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum, atau proses dan peristiwa yang terjadi.

c. Efektif

Efektif artinya alinea atau subbab harus menunjukkan adanya satu kebulatan pikiran, ada penekanan, dan ada pengembangan.

(33)

27

Efesien artinya hanya menggunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.

e. Baku

Baku artinya menggunakan bahasa Indonesia yang dibakukan seperti menggunakan ejaan yang disempurnakan (EYD).

4. Fungsi Penulisan Karya Ilmiah

Pada dasarnya kegunaan karya ilmiah untuk menemukan konsep-konsep baru berdasarkan indikator-indikator pada fenomena yang diteliti, atau pengujian konsep-konsep yang sudah ada, atau hanya untuk memaparkan apa yang terjadi pada obyek penelitian. Hasil penelitian ada yang dapat menghasilkan sebuah rumusan yang baru dengan harapan pada kondisi dan situasi yang sama atau hampir sama ditemukan perubahan. Perubahan-perubahan tersebut dalam rangka untuk memperbaiki segala sesuatu yang terjadi pada situasi dan kondisi obyek penelitian. Perubahan positif hasil dari penelitian adalah kemajuan dan kemajuan inilah yang dituntut oleh ilmu pengetahuan. Secara tekstual kegunaan karya tulis ilmiah antara lain:

a. Djuroto dkk, (2002: 19)

Menurut Djuroto dkk bahwa penulisan karya ilmiah fungsi penulisan karya ilmiah meliputi dua hal, yaitu:

1) Pengakuan scientific objective untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. 2) Pengakuan practical objective untuk membantu pemecahan problema praktisi yang

mendesak.

b. Dwiloka dkk (2005: 2)

Menurut Dwiloka dkk, fungsi karya ilmiah adalah:

1) Sebagai penjelasan/explanation: sebagai penjelasan suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui, tidak jelas, dan tidak pasti, menjadi sebaliknya;

2) Ramalan/prediction: dapat membantu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa mendatang;

3) Kontrol/control: untuk mengontrol, mengawasi dan atau mengoreksi benar-tidaknya suatu pernyataan.

Perbedaan fungsi penulisan karya ilmiah di atas merupakan perbedaan secara umum dan secara khusus.

5. Jenis Karya Ilmiah

(34)

28

terhadap suatu masalah yang dianalisis oleh ahlinya secara profesional. Contoh dari karya tulis ilmiah yang didasarkan pada penelitian ilmiah adalah makalah (paper), artikel ilmiah, skripsi, tesis, disertasi. Sedangkan yang didasarkan pada suatu kajian terhadap suatu masalah yang berkembang secara aktual dianalisis oleh ahlinya secara profesional dengan penyajian yang lebih sederhana dikenal dengan karya tulis ilmiah populer.

Pada dasarnya semua karya ilmiah merupakan hasil dari kegiatan ilmiah. Hal yang membedakan hanyalah ruang lingkup permasalahan, materi, susunan, tujuan, teknik penulisan, serta obyek yang dituju. Secara garis besar, karya ilmiah diklasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian.

Jenis karya ilmiah dibedakan antara lain karya ilmiah pendidikan yang terdiri dari karya ilmiah tugas kuliah/resume, atau untuk mendapatkan gelar tertentu dalam bidang pendidikan, karya ilmiah panduan, dan referensi. Karya ilmiah penelitian antara lain makalah seminar dan Laporan hasil penelitian.

a. Karya Ilmiah Pendidikan

1) Karya ilmiah pendidikan berupa resume atau tugas kuliah, serta sebagai syarat untuk mendapatkan gelar tertentu antara lain paper, pra skripsi, skripsi, tesis, dan disertasi.

a) Paper (karya tulis)

Arifin (2006: 2) makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris obyektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berfikir deduktif atau induktif. Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis/makalah, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya. Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih peserta didik untuk mengambil intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen. Penulisan paper ini diperdalam dengan beberapa bab, antara lain: Bab I Pendahuluan; Bab II Pemaparan Data; Bab III Pembahasan atau Analisis; dan Bab IV Penutup yang terdiri dari Simpulan dan Saran.

b) Pra Skripsi

(35)

29

Bab II berisi tentang gambaran umum lokasi. Bab III deskripsi data. Bab IV berisi tentang analisis. Bab V Penutup berisi tentang simpulan dan saran. c) Skripsi

Menurut Arifin (2006: 3) Sripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris, obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan). Dwiloka dkk (2005: 6) skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat orang lain harus didukung oleh data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan, atau percobaan di laboratorium) maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan).

Menurut Manullang (2004: 4). Ciri skripsi antara lain; disusun oleh mahasiswa untuk mendapatkan gelar akademik pada strata satu (S1). Skripsi yang disusun memiliki karakteristik akademis berupa tidak subyektif, memuat terkaan, memuat kebohongan, bersifat emosional, mengejar keuntungan, argumentatif, persuasif, melebih-lebihkan sesuatu tanpa data pendukung. Dengan demikian, skripsi bersifat obyektif, penemuan yang valid berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode yang benar, memuat kebenaran, rasional, untuk pengembangan keilmuan, deskriptif sesuai dengan data yang ada di lapangan. Pembahasan dalam skripsi dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan empiris.

Target dalam penyusunan skripsi bagi mahasiswa strata satu sebenarnya sangat sederhana, yaitu mahasiswa memiliki kemampuan untuk merumuskan permasalahan, menentukan dan menggunakan metode penelitian, dan mampu mengumpulkan data lapangan dengan benar.

d) Tesis

(36)

30

mahasiswa program pascasarjana (S2) untuk mendapatkan gelar megister. Thesis bersumberkan dari data dan pustaka. Format penulisan kurang lebih sama dengan pra skripsi.

Penulisan tesis bertujuan mensintesiskan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah magister. Khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal yang menjadi tema tesis tersebut.

Target dalam penyusunan tesis bagi mahasiswa strata dua sebenarnya sangat sederhana, yaitu mahasiswa memiliki kemampuan untuk merumuskan permasalahan, menentukan dan menggunakan metode penelitian, dan mampu mengumpulkan data lapangan dengan benar dan mampu untuk menganalisis data yang diperoleh di lapangan dengan benar.

e) Disertasi

Menurut Bambang Dwiloka dkk (2005: 7) disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh peneliti berdasarkan data dan fakta yang valid dengan analisis yang terinci. Disertasi diperuntukkan bagi mahasiswa strata tiga (3) untuk mendapatkan gelar doktor. Berbeda dengan sebelumnya, disertasi bersumberkan dari data, pustaka, dan dari laboratorium dan pengungkapan teori yang digunakan. Untuk memecahkan permasalahan yang hendak diungkap dengan menyertakan dalil-dalil atau teori baru secara ilmiah serta sanggahan-sanggahan atas teori-teori lama. Penemuan teori-teori-teori-teori atau dalil-dalil baru inilah yang sebenarnya menunjukkan ciri khas disertasi. Menurut Arifin (2006: 3) disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci.

(37)

31

oleh satu/beberapa promotor atau copromotor yang turut bertanggung jawab atas disertasi promovendus (sebutan mahasiswa yang menulis disertasi).

Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada suatu perguruan tinggi. Disertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari disertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri. Perguruan tinggi tertentu akan menambahkan persyaratan lain di samping penyusunan laporan penelitian dalam bentuk disertasi. Dengan demikian, target dalam penyusunan disertasi bagi mahasiswa strata tiga (S3) sebenarnya agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk merumuskan permasalahan, menentukan dan menggunakan metode penelitian, dan mampu mengumpulkan data lapangan dengan benar dan mampu untuk menganalisis data yang diperoleh di lapangan dengan benar, serta mampu untuk memberikan solusi yang baik dan tepat demi pengembangan ilmu, serta mempu menemukan keaslian dan kebaruan dari hasil penelitian yang dilakukan.

Setelah memenuhi berbagai persyaratan lain secara spesifik dari lembaga tersebut, maka penulis disertasi berhak untuk menyandang gelar Doktor. Laporan penelitian tersebut harus memenuhi ciri-ciri penelitian ilmiah antara lain purposiveness rigor, testibility, replicability, objectivity, generalizability, precision, confidence, parsimony. Purposiveness, fokus tujuan yang jelas. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas. Replicability, pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis. Objectivity, berdasarkan fakta dari data aktual, tidak subjektif dan emosional. Generalizability, semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna. Precision, mendekati realitas. Confidence, peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat. Parsimony, kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.

Gambar

Gambar Penarikan Kesimpulan
Gambar Nama Benda
Tabel perbedaan Penulisan Karya Ilmiah Populer dan Ilmiah Murni
Tabel  Proses Pembuatan Judul
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yang menerapkan metode K- Means Clustering untuk mensegmentasi lahan hijau di Kota Pekanbaru

Apabila kita lihat hasil dari penelitian di atas, maka penggunaan metode Demonstrasi dan pendekatan pengetahuan ketrampilan ini sangatlah penting karena dapat meningkatkan

menggunakan metode tutor sebaya lebih tinggi dari pada. ceramah, H o ditolak apabila t hitung <

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana peningkatan aktivitas siswa pada materi penyebab benda bergerak melalui pembelajaran langsung

“Saya berniat menjalankan £alat fardu Magrib tiga rakaat dijama' dengan Isya yang diringkas dengan jama' Ta’kh³r menghadap kiblat karena Allah Ta’±la”!. Setelah memahami

1) Siswa dikelompokan 5 atau 6 orang secara heterogen. Pada tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan

Karena pembangunan menghendaki udara baru, bagi kelantjaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prioritas kriteria-kriteria utama kinerja pelayanan yang perlu diperbaiki dan atau ditingkatkan pada toko buku Gramedia