TUKANGAN CANDI AMPEL TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
IRFANI
NIM: 11408119
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
Nama Irfani
NIM 11408119
Jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Judul Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al -
Qur’an Hadits Melalui Metode Index Card Match
Pada Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyali
Tukangan Candi Ampel Tahun Pelajaran 2009/2010
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan
Salatiga, /ygustos- 2QjT)
Pembimbing J
^ ---- Achmad Maimun, M. Ag. N IP .197005101998031003
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara Irfani dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408119 yang berjudul
Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al -Qur’an Hadits Melalui Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan Candi Ampel Tahun Pelajaran 2009/2010
telah di munaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 28 agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
Salatiga, 18 Romadlon 1431 28 Agustus 2010 Panitia Ujian
Nama : Irfani
NIM : 11408119
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah
Ampel, 2 Agustus 2010
Yang menyatakan
Irfani
o! 3J?
j-J
C.
“D anjangankah kam u m engikuti apa yang kam u ticCak
m em p u n ya ip en g eta h u a n tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, p eng Cihat an dan hati, sem uanya itu akan
Skripsi ini aku persem bahkan u n tu k :
IhuncCaku (JAbm) tercinta yang semoga seCaCu m endapatkan
tem pat yang m uda dan bahagia disisi-tNya
JAyahku tercinta semoga seCaCu daCam Cindungan aCCah sw t
Saudara-saudaraku M as Jadhib, M asykuri, dan M bak Siti
'Barikah yang setabu m enyem angatiku
B uat adindaku yang tercinta shoCikah yang sebabu
m enyayangiku
B uat sahabatku M ahm udi yang sebabu m em beri support
Semoga kita selalu terbimbing di dalam hidayah-Nya, diberi kemampuan untuk
senantiasa memikirkan dan menemukan rahasia kebesaran Allah SWT yang
senantiasa hadir dan menyertai segala ciptaannya baik yang berupa makhluk
hidup maupun mati.
Penulisan skripsi ini dapat terwujud sedemikian mpa karena bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menghaturkan terima
kasih dan rasa syukur yang tidak terhingga kepada :
1. Ketua STAIN Salatiga Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag yang telah memberi
motivasi kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
2. Ketua Jurusan STAIN Salatiga Bapak Drs. Joko Sutopo yang telah memberi
izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
3. Bapak Achmad Maimun, MAg. selaku pembimbing yang telah banyak
memberi bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas ini.
4. Kepala MI Salafiyah Tukangan Candi Ampel Bapak Muhammad Rofiq, S.Ag
dan segenap guru karyawannya yang telah membantu penulis sehingga kami
bisa mendapat data untuk menyusun skripsi ini.
5. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan
bantuan dan bimbingan pada penyusunan skripsi ini
Akhirnya, hanya Allah saja yang mampu membalas kebaikan semua pihak
yang telah membantu tersusunnya skripsi ini. Penulis sangat mengharapkan
Ampel, 2 Agustus 2010
Penulis
QUR’AN HADITS MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS III MADARASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH TUKANGAN CANDI AMPEL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran Al-Qur’an Hadits melalui metode Index Card Match pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan tahun pelajaran 2009/2010.
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu terhitung dari tanggal 22 April s.d 22 Juni 2010 dan dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan Candi Ampel Boyolali. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan sejumlah 20 siswa yang terdiri 13 putra dan 7 putri serta masih menempuh semester 2 tahun pelajaran 2009/2010.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskripsi persentase dan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Index Card Match dapat meningkatkan motivasi siswa selama proses pembelajaran siklus I, II, dan III. Metode Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran siklus I, II, dan III. Skor keaktifan siswa siklus I adalah 8,29 (Baik). Siklus II adalah 9,14 (Baik) dan siklus III adalah 10 (sangat baik). Metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini bisa dilihat dari nilai yang diperoleh siswa, yaitu pencapaian nilai rata-rata kelas pada siklus III adalah 79, pada siklus II adalah 69,75 dan pada siklus I adalah 55,75. Dari rata-rata tersebut berarti ada kenaikan nilai sebesar 9,25 point dari siklus II. Dan 23,25 point dari siklus I. Berdasarkan hasil tersebut, metode Index Card Match perlu diujicobakan di kelas lain, baik untuk mata pelajaran Al-Qur’an Hadits maupun mata pelajaran lain.
Kata Kunci : Hasil belajar, Al-Qur’an Hadits, Metode Index Card Match.
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN...iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...iv
MOTTO ...v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR... vii
ABSTRAK...ix
DAFTAR IS I...x
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan M asalah...4
C. Tujuan Penelitian ...4
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ...4
E. Kegunaan Penelitian ...5
F. Definisi Operasional ...6
G. Metode Penelitian...7
H. Sistematika penelitian...13
2. Hasil Belajar ... 16
3. Hal-hal yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 17
B. Mata Pelajaran Al-Qur’an H adits...19
1. Esensi Mata pelajaran Al-Qur'an H adits...19
2. Ruang Lingkup M ateri...20
3. Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an H adits...21
4. Pokok Bahasan Hadits Persaudaraan... 22
C. Metode Index Card M atch...23
1. Pengertian Metode Index Card M a tch... 23
2. Tujuan Penerapan Metode Index Card Match... 24
3. Langkah-langkah Metode Index Card Match ...24
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card M atch... 25
D. Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Index Card Match...26
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN... 27
A. Deskripsi Siklus 1...27
B. Deskripsi Siklus II...31
C. Deskripsi Siklus III...36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...42
A. Hasil Penelitian ...42
3. Deskripsi Siklus II...46
4. Deskripsi Siklus III... 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...51
1. Pengelolaan Proses Pembelajaran... 51
2. Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran... 52
3. Pencapaian Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits... 52
BAB V PENUTUP... 54
A. Kesimpulan... 54
B. Saran... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
LAMPIRAN - LAMPIRAN... 56
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
: Ulangan Pra Siklus...42
: Hasil Tes Siklus I ... 44
: Hasil Tes Siklus II... 47
: Hasil Tes Siklus I I I ... 49
Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 57
Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ...59
Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 3 ...61
Lampiran 4: Hasil Ulangan Siklus I, II dan II I ... 63
Lampiran 5: Lembar Soal Ulangan siklus I ...64
Lampiran 6: Lembar Soal Ulangan siklus II...65
Lampiran 7: Lembar Soal Ulangan siklus II I ... 66
Lampiran 8: Lembai Jawaban Siswa Siklus I ... 67
Lampiran 9: Lembar Jawaban Siswa Siklus I I ... 68
Lampiran 10: Lembar Pengamatan Untuk Guru Siklus I ...69
Lampiran 11: Lembar Pengamatan I Jntuk Guru Siklus I I ... 70
Lampiran 12: Lembar Pengamatan Untuk Guru Siklus III... 71
Lampiran 13: Lembar Pengamatan Untuk Siswa Siklus I ... 72
Lampiran 14: Lembar Pengamatan Untuk Siswa Siklus I I ... 73
Lampiran 15: Lembar Pengamatan Untuk Siswa Siklus II I ... 74
Lampiran 16: Surat Ijin Penelitian dari STAIN...75
Lampiran 17: Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian...76
B A B I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut pandangan Islam, manusia adalah makhluk Allah yang bertugas
sebagai khalifah di bumi. Allah telah memberitahukan kepada para malaikat
bahwa Dia akan menciptakan manusia yang diserahi tugas menjadi khalifah,
sebagaimana tersurat dalam Al-Qur’an b erik u t:
4
_Lli>-
(J J-p L?-
DlA>jiji
Artinya: Dan Ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bum i...." (Al-Baqarah:30) (Depag, 2000).
Disamping sebagai khalifah, mereka juga termasuk makhluk paedagogik
yaitu makhluk Allah yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan dapat
mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan
pengembang kebudayaan. (Sudiyono, 2009:1).
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses
belajar mengajar terdapat kesatuan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar
dengan guru yang mengajar. Dalam hal ini guru berperan untuk
mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pelajaran dalam rangka pencapaian tujuan belajar.
Tujuan pendidikan dalam Islam secara umum menurut Abdul Fathah Jalai
sebagaimana dikutip Sudiyono (2009:59) adalah menjadikan manusia sebagai
asma Allah SWT dengan meneladani Rasulullah SAW, menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan, suka mempelajari segala yang bermanfaat baginya dalam
merealisasikan tujuan yang telah digariskan oleh Allah SWT, sebagaimana dalam
firman-Nya :
_ . i ' * ^ /
Artinya: Hai orang yang berkemnl (berselimut), Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah! (Al-Mudassir: 1-3). (Depag, 2000).
Oj&Zlj y» (jyjjtj >■ (_$ j j l ijjupt
Artinya: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (Al-Baqarah:21)
(Depag, 2000).
Dari ayat ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian, dan mandiri, serta rasa
tanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa.
Untuk mencapai hasil pembelajaran yang berkualitas di sekolah maka guru
dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan profesionalismenya dengan cara
memahami dan menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan disampaikan
kepada muridnya.
Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu
mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis
Al-Qur'an dan Hadits dengan benar, serta hafalan surat-surat pendek dalam Al-
tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan (Khon, 2010).
Selama ini pembelajaran mata pelajaran Ai-Qur’an Hadits di Kelas III
Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan sering dilakukan secara konvensional.
Guru lebih banyak menerangkan materi pelajaran dengan ceramah, sedangkan
siswa hanya menjadi pendengar tanpa banyak melakukan aktivitas yang
melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
Lingkungan belajarpun cenderung tetap sepanjang tahun. Akibatnya siswa bosan
dan kurang antusias dalam mengikuti pelajaran.
Indikatornya antara lain kurangnya semangat siswa mengikuti pelajaran,
rendahnya pemusatan perhatian siswa serta rendahnya respon umpan balik dari
siswa terhadap pertanyaan guru. Akibatnya penguasaan dan pemahaman mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits di Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan
sampai saat ini belum mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Ulangan harian dan ulangan umum menunjukkan bahwa masih banyak
siswa yang nilainya baru sebatas nilai minimal lulus (KKM), yaitu 60.
berdasarkan identifikasi guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, hal ini berkaitan
dengan rendahnya minat dan motivasi siswa saat pembelajaran berlangsung.
Mengingat permasalahan di atas, maka diperlukan suatu metode yang tepat
agar tujuan pembelajaran mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dapat tercapai sesuai
yang diharapkan. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
Al-Qur’an Hadits khususnya pada materi hadits tentang persaudaraan, penulis
salah satu metode pembelajaran kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview
informasi (Suprijo.xO, 2008:120).
B. Rumusan Masalah
Penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai b erik u t:
1. Apakah penggunaan metode index card match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits pada kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan tahun pelajaran
2009/2010?
2. Apakah penggunaan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada siswa kelas III Madrasah
Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan tahun pelajaran 2009/2010 ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk m engetahui:
1. Peningkatan keaktifan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran
Al-Qur’an Hadits melalui metode index card match pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan tahun pelajaran 2009/2010.
2. Peningkatan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits melalui metode
index card match pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan tahun pelajaran 2009/2010.
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan
siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan ^ h u n pelajaran
2009/2010.
Untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian, dirumuskan indikator
sebagai b erik u t:
Sekurang-kurangnya 75 % siswa mendapat nilai ulangan harian lebih besar
dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu 60
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Untuk Siswa
a. Dapat meningkatkan keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran Al-
Q ur’an Hadits.
b. Dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.
2. Untuk Guru
a. Dapat menciptakan inovasi baru dalam pembelajaran.
'o. Dapat memperbaiki kinerja guru dalam proses belajar mengajar. c. Merupakan umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa.
d. Dapat menjadikan masukan kepada rekan guru sehingga termotivasi dalam
meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran.
3. Untuk Madrasah
a. Suasana pembelajaran di madrasah akan lebih kondusif terutama dalam
pelaksanaan proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
b. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan bacaan yang dapat
F. Definisi Operasional
Supaya tidak terjadi kesalahpahaman yang diakibatkan oleh penafsiran
yang berbeda, maka berikut ini dijelaskan maksud yang terkandung dalam
penelitian tindakan kelas ini.
1. Peningkatan
Menurut Dani (2002:613), peningkatan berasal dari kata tingkat yang
berati kedudukan atau jenjang. Peningkatan berarti proses, perbuatan, cara
meningkatkan.
2. Hasil Belajar
Menurut S Nasution (1988:39), belajar adalah perubahan kelakuan
berkat pengalaman dan latihan. Dengan demikian yang dimaksud hasil belajar
adalah hasil suatu proses perubahan kearah perubahan perilaku dan
perubahan sikap yang bersifat permanen dan tahan lama dan terbentuk
sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya.
3. Mata Pelajaran AI-Qur’an Hadits
Al-Qur’an dan Hadits dalam penelitian ini merupakan salah satu bidang
studi Agama Islam yang diajarkan di kelas III Ml Salafiyah Tukangan.
4. Metode Indeks Card Macth
Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan
(Sutan Zanti Arbi, 1993:28). Metode indeks card macth merupakan salah satu metode pembelajaran kolaboratif yang cukup menyenangkan dan bisa
digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang
dibelikan kepada siswa oleh guru saat proses pembelajaran (Suprijono,
2008:120)
5. Siswa kelas III MI Salafiyah Tukangan
Siswa kelas III MI Salafiyah Tukangan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah siswa yang pada tahun pelajaran 2008/2009 tercatat
sebagi siswa di kelas III MI Salafiyah Tukangan, Candi, Ampel.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
a. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu terhitung dari tanggal
22 April s.d 22 Juni 2010. Penelitian ini bertepatan dengan masa
pembelajaran semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini
dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan Candi Ampel
Boyolali.
b. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan. Menurut Soly
Abimanyu (dalam Suwandi, 2007), penelitian tindakan adalah studi yang
dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri,
tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas
diri. Sebagai bentuk penelitian praktis, dalam bidang pendidikan,
penelitian tindakan ini mengacu pada apa yang dilakukan guru untuk
memperbaiki proses pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Subyek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah
Salafiyah Tukangan sejumlah 20 siswa yang terdiri 13 putra dan 7 putri serta
masih menempuh semester 2 tahun pelajaran 2009/2010, 1 orang guru dan 1
orang observer.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini meliputi 3 (tiga) siklus tindakan. Tahap-tahap yang
dilaksanakan pada tiap siklus dalam penelitian ini untuk tiap siklus pada
dasarnya adalah sama. Perbedaan pada tiap siklus terletak pada materi
pembelajarannya. Untuk siklus I, materi pembelajarannya adalah lafal hadits
persaudaraan, pada siklus II materi pembelajarannya adalah menerjemahkan
hadits persaudaraan, dan pada siklus III materi pembelajarannya adalah
kandungan hadits persaudaraan.
Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
b erik u t:
a. Tahap persiapan
Persiapan penulis sebelum melaksanakan penelitian antara lain :
1) mengurus perijinan
2) melakukan survey dan identifikasi masalah ke lokasi
3) menyiapkan bahan dan instrument pengumpulan data
b. Tahap pelaksanaan
Tahap-tahap dalam tiap siklus meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
b erik u t:
1) Tahap perencanaan
Tahap perencanaan dalam siklus tiap siklus meliputi hal-hal
sebagai b erik u t:
(a) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan diteliti
(b) Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan
(c) Merumuskan masalah secara jelas
(d) Menetapkan rumusan hipotesis
(e) Menetapkan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan
menjabarkan indikator-indikator keberhasilan
(f) Membuat secara rinci
2) Tahap tindakan
Tahap tindakan dalam tiap siklus ini meliputi hal-hal sebagai
b erik u t:
(a) Guru mengawali pembelajaran dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran.
(b) Guru membentuk kelompok dengan jumlah anggota sebanyak 2
orang (berpasangan).
(c) Guru menyiapkan potongan-potongan kertas sebanyak jumlah
(d) Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang
sama. Satu bagian berisi pertanyaan, dan yang lain berisi jawaban.
(e) Semua kertas di kocok sehingga akan tercampur antara soal dan
jawaban kemudian setiap siswa di beri satu potongan kertas.
(f) Siswa diminta bergerak mencari pasangannya, kemudian setiap
pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh
dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal
tersebut dijawab oleh pasangannya.
(g) Seiring dengan presentasi dari tiap kategori tersebut, guru
memberikan poin-poin penting terkait materi pembelajaran.
(h) Guru memberi evaluasi dan kesimpulan
3) Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat
semua dan mencatat semua hal yang diperlukan dan teijadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung.
4) Refleksi
Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mencakup
analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan
yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka
dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang
meliputi : perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang
sehingga permasalahan dapat teratasi (Hopkins dalam Suhardjono,
4. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Butir soal tes
b. Lembar observasi
c. Lembar hasil tes
5. Pengumpulan Data
Data yang dihimpun dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi dua jenis
data, yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari sumbernya;
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki, 1977:55). Adapun
data primer ini diperoleh dengan beberapa macam cara, antara lain:
1) Studi kepustakaan, meliputi hal-hal yang berkaitan dengan strategi dan
metode pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
2) Dokumen, meliputi nilai tes siklus hasil penelitian, jurnal mengajar,
daftar hadir siswa kelas III.
3) Data Lapangan, meliputi jumlah, situasi dan kondisi siswa kelas III;
metode guru dalam mengajar berdasarkan hasil observasi saat
penelitian berlangsung.
b. Data Skunder
Data skunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peliti (Marzuki, 1977:56). Adapun sumber data
1) Studi kepustakaan, meliputi hal-hal yang berkaitan dengan metode-
metode pembelajaran aktiv termasuk didalamnya adalah metode index card match.
2) Dokumen, meliputi rapor siswa kelas III, jurnal mengajar, daftar hadir
siswa kelas III.
3) Data Lapangan, meliputi jumlah, situasi dan kondisi siswa kelas III;
metode guru dalam mengajar berdasarkan informasi dari rekan guru
maupun dari kepala sekolah serta dari wali murid.
6. Analisis Data
Dalam penelitian ini ada dua macam data yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif, sehingga analisisnya juga menggunakan dua macam analisa data,
yaitu:
a) Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan
deskripsi persentase. Nilai persentase di hitung dengan ketentuan sebagai
b erik u t:
NK
NP = - — ... x 100% R
Keterangan :
NP = Nilai Persentase
NK = Nilai Komulatif
R = Jumlah Responden
b) Data kualitatif dengan analisis deskriptif kualitatif, berdasar pada hasil
H. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas ini disusun dalam format
skripsi berdasarkan petunjuk yang telah dikeluarkan oleh institusi sebagai berikut:
Bagian Awal Skripsi, memuat : Sampul, Lembar Berlogo, Judul, Persetujuan Pembimbing, Pengesahan Kelulusan, Pernyataan Keaslian Tulisan, Motto dan
Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar,
Daftar Lampiran.
Bagian Inti Skripsi terdiri d a ri:
BAB I PENDAHULUAN, yang berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan,
Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, memuat:
(1) Rancangan Penelitian, (2) Subjek Penelitian, (3) Langkah-langkah Penelitian,
(4) Instrumen Penelitian, (5) Pengumpulan Data, dan (6) Analisis Data;
Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, meliputi: A. Belajar
1. Hakikat Belajar
2. Hasil Belajar
3. Hal-hal Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
B. Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits
1. Esensi Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits
2. Ruang Lingkup Materi
4. Pokok Bahasan Hadits Persaudaraan
C. Metode Index Card Match
1. Pengertian Metode Index Card Match
2. Tujuan Penerapan Metode Index Card Match
3. Langkah-langkah Metode Index Card Match
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card Match
D. Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Index Card Match
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, meliputi :
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, memuat rencana, pelaksanaan,
pengamatan/pegumpulan data, dan refleksi.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, memuat rencana, pelaksanaan,
pengamatan/pegumpulan data, dan refleksi.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 111, memuat rencana, pelaksanaan,
pengamatan/pegumpulan data, dan refleksi.
BAB IV. HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN, meliputi
A. Hasil Penelitian, meliputi:
1. Deskripsi sebelum pembelajaran siklus I, II dan III;
2. Diskripsi siklus I;
3. Deskripsi siklus II;
4. Deskripsi Siklus III.
B. Pembahasan Hasil Penelitian, meliputi :
1. Pegelolaan Proses Pembelajaran oleh Guru,
3. Pencapaian Penguasaan Pembelajaran Hadits Persaudaraan dengan Metode Index Card Match.
BAB V. PENUTUP, meliputi Kesimpulan dan Saran.
Bagian Akhir Skripsi terdiri d a ri:
3. Pencapaian Penguasaan Pembelaj aran Hadits Persaudaraan dengan Metode Index Card Match.
BAB V. PENUTUP, meliputi
A. Kesimpulan
B. Saran.
1. Bagian Akhir Skripsi terdiri dari :
BABU
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Hakikat Belajar
Gagne berpendapat sebagaimana dikutip oleh Suprijono (2009:2),
belajar adalah perubahan kemampuan yang dicapai seseorang melalui
aktivitas. Sementara itu Burton sebagaimana dikutip oleh Aunurrahman
(2009:35), belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Hasil Belajar
Menurut Gagne yang dikutip Aunurrahman (2009:47), hasil belajar
yang diperoleh setelah melaksanakan pembelajaran, ada lima hal antara lain:
a. Keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup
belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui
penyajian materi di sekolah.
b. Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah
baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu
dalam memperhatikan, belajar, mengingat, dan berpikir.
c. Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu
dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang
d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan
mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.
e. Sikap, suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang yang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan serta faktor
intelektual.
3. Hal-hal Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Daryanto (2009:51) menyebutkan bahwa hal-hal yang mempengaruhi
hasil belajar secara garis besar meliputi dua hal dengan perincian sebagai
b erik u t:
a. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa,
meliputi tiga faktor yaitu :
1) Faktor Jasmaniah, meliputi :
(a) Faktor kesehatan, proses belajar seseorang akan terganggu jika
kesehatan seseorang terganggu, selain itu ia akan cepat lelah,
kurang semangat, mudah pusing serta gangguan lainnya.
(b) Cacat tubuh. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar
karena siswa yang cacat belajarnya dapat terganggu.
2) Faktor Psikologis, m elip uti:
(a) Inteligensi. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat
intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang
mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi belum pasti berhasil
dalam belajarnya.
(b) Perhatian. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka
siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajari.
Hal ini agar tidak timbul kebosanan sehingga ia tidak lagi suka
belajar.
(c) Minat. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada
daya tarik baginya.
(d) Bakat. Bakat menurut Hilgard adalah “ The capacity to learn “ yaitu kemampuan untuk belajar.
(e) Motif. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat
mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik, mempunyai motif
untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan
melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan belajar.
(f) Kematangan. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap
(matang) jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu
tergantung dari kematangan dan belajar.
(g) Kesiapan. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon.
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar karena jika
siswa belajar dan sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya akan
3) Faktor Kelelahan
Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari
jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu
diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan,
b. Faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat
dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu :
1) Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, hubungan antara
anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga.
2) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, hubungan guru
dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran
dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat, meliputi : kegiatan siswa dalam masyarakat, media
massa, dan bentuk kehidupan masyarakat.
B. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
1. Esensi Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits
Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah
satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan
menulis Al-Qur'an dan Hadits dengan benar, serta hafalan surat-surat pendek
dalam Al-Qur'an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan
(Khon, 2010:3).
Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk:
a. Pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang
menyangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomimikasi
dan kesadaran diri;
b. Pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan
hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa; serta
c. Fondasi bagi pendidikan berikutnya
Secara substansial mata pelajaran Al-Qur'an Hadits memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab
sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang
terkandung dalam Al-Qur'an Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan
sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari
2. Ruang Lingkup Materi
a. Ruang Lingkup Materi Pokok
Ruang lingkup materi pokok mata pelajaran Al-Qur'an Hadits di
Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
1) Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-Qur'an yang benar sesuai
2) Hapalan surat-surat pendek dalam Al-Qur'an dan pemahaman
sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya
melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan
mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan kebersihan, niat,
menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, takwa, menyayangi
anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal salih
b. Ruang Lingkup Materi Pendukung
Sebagai materi pendukung adalah sebagai berikut:
1) Keterampilan baca tulis huruf Hijaiyah dengan benar {makhraj).
2) Kaedah Tajwid, meliputi:
(a) Waqaf (berhenti bacaannya) dan washal (berlanjut). (b) Al-Qamariyah dan Al-Syamsiyah.
(c) M ad thabi ’i, mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil.
(d) Bacaan nun sukun dan tanwin (Izhar, ikhfa, idgham bighunnah dan idgham bila ghunnah dan iqlab).
3. Tujuan Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan
untuk:
(a) Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca,
menulis, membiasakan, dan menggemari membaca Al-Qur'an dan Hadits;
(b) Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-
(c)Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman
E ! ; '.C '
pada isi kandungan ayat Al-Qur’an dan Hadits (Khon, 2010:6).
4. Pokok Bahasan Hadits Persaudaraan
Berdasarkan urutan penyampaian materi Al-Qur’an Hadits yang
terdapat pada silabus materi, maka dalam penelitian ini mengambil bab
mengenai hadits persaudaraan dengan penjabaran sebagai berikut:
a. Lafal Hadits Tentang Persaudaraan
■v
^---S c)l > (Muslim, 2003:855)
b. Menerjemahkan Hadits Tentang Persaudaraan
1) Mufradat (Arti Kata)
c. Kandungan Hadits Persaudaraan
Semua orang Islam itu bersaudara. Tidak pilih-pilih kaya atau
miskin, laki-laki, perempuan, tua, muda, besar atau kecil, berpangkat atau
tidak. Jika mereka itu semua muslim, mukmin, semuanya seperti saudara.
Orang Islam itu sangat kuat, seperti sebuah bangunan gedimg yang
kokoh dan kuat. Kita orang Islam merasa senang dan bangga. Kita punya
saudara sesama orang Islam.
Orang muslim dan mukmin kuat sebab, antara satu dengan yang
lain saling : tolong menolong, bantu membantu, berkasih sayang dan
akrab, bekerjasama, nasihat-menasihati, dan mengucapkan salam.
C. Metode Index Card Match
Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan
(Arbi, 1993:28). Pembelajaran lebih menekankan bahwa peserta didik sebagai
makhluk berkesadaran memahami arti penting interaksi dirinya dengan
lingkungan yang menghasilkan pengalaman adalah kebutuhan. Kebutuhan
baginya mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan yang dimilikinya.
1. Pengertian Index Card Match
Silberman sebagaimana diterjemahkan oleh Sarjuli, dkk. (2007:240), Index Card Match merupakan salah satu metode pembelajaran aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Metode ini membolehkan peserta didik
untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas.
Aktif, menunjuk pada proses pembelajaran harus menumbuhkan suasana
mengemukakan gagasan. Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang
menumbuhkan dinamika belajar bagi peserta didik (Suprijono, 2009 : x).
2. Tujuan Penerapan Index Card Match
Tujuan penerapan Index Card Match adalah untuk melakukan peninjauan terhadap suatu materi yang telah di pelajari. Materi yang telah di tinjau oleh
peserta didik mungkin disimpan lima kali lebih kuat dari materi yang tidak
ditinjau. Hal ini karena peninjauan memudahkan peserta didik untuk
mempertimbangkan informasi dan menemukan cara-cara untuk menyimpannya
dalam otaknya.
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Index Card Match
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode
Index Card Match sebagai berikut:
a. Guru membuat potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada
di dalam kelas.
b. Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
c. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan
dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
d. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang telah dibuat.
e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
f. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang
dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh
g. Guru meminta kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada
yang sudah menemukan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan.
Jelaskan juga agar mereka tidak memberi tahu materi yang mereka dapatkan
kepada teman yang lain.
h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, setiap
pasangan diminta secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh
dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut
dijawab oleh pasangannya.
i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card Match
Metode index card match mempunyai beberapa kelebihan, antara lain. a. dapat membantu peserta didik mengingat ulang apa yang telah dipelajari
b. dapat membantu peserta didik mengevaluasi kemajuan mereka
c. dapat membantu peserta didik aktif dan senang saat kegiatan pembelajaran
berlangsung
d. dapat membantu peserta didik belajar sekaligus bersosialisasi melalui kerja
kelompok.
Adapun kekurangan metode index card match antar lain sebagai berikut:
a. Persiapan sebelum pembelajaran lebih ekstra
b. cenderung hanya cocok untuk materi-materi yang bersifat teoritis dan
hafalan.
D. Hasil Belajar dengan Metode Index Card Match
Hasil belajar yang diperoleh setelah melaksanakan pembelajaran
dengan metode index card match , merujuk pada pendapat Gagne yang dikutip oleh Aunurrahman (2009:47) ada lima hal antara lain:
1. Metode index card match mendorong dalam meningkatkan keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar konsep,
prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui penyajian materi di
sekolah.
2. Metode index card match merupakan suatu alternatif strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur
proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, belajar,
mengingat, dan berpikir.
3. Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan
kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan. Metode
index card match mendukung dalam mengungkapkan informasi secara verbal. 4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan
mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. Metode
index card match membantu dalam meningkatkan keterampilan motorik. 5. Sikap, suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang
yang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan serta faktor intelektual.
BAB IH
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Diskripsi Siklus I
1. Perencanaan Siklus I
Tahap perencanaan dalam siklus I ini dapat didiskripsikan sebagai
b erik u t:
Pertama, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
berkaitan dengan materi cara melafalkan badits persaudaraan. Kedua,
membuat dan menyiapkan butir-butir soal yang akan digunakan untuk
mengetes kemampuan siswa diakhir pembelajaran. Langkah berikutnya
adalah mempersiapkan bahan pembelajaran yakni berupa materi cara
melafalkan hadits persaudaraan, salah satu bagian penting dalam
penyampaian materi ini adalah ditulis kedalam kartu. Sehingga guru juga
mempersiapkan media pembelajaran berupa kartu. Terakhir, dalam
perencanaan ini adalah penulis mempersiapkan lembar observasi serta
menghubungi satu orang rekan sesama guru di MI Salafiyah untuk diminta
menjadi observer pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.
2. Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Jum ’at tanggal 7 Mei 2010 jam
pelajaran ke-1 dan 2 selama 70 menit. Fokus yang dipelajari dalam siklus I
ini adalah bagaimana siswa melafalkan dengan benar hadits persaudaraan.
a. Kegiatan Pendahuluan
Guru memasuki ruangan dengan disertai rekan guru sebagai
observer. Beberapa saat kemudian salah satu siswa memimpin
membaca do’a. guru memberi salam dan mengecek kehadiran siswa.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran. Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa
dengan menyampaikan manfaat dari materi yang akan dipelajari yaitu
bahwa dengan mempelajari materi cara melafalkan hadits persaudaraan
ini maka siswa kelak akan lebih mudah untuk memahami lebih dalam
sehingga bisa mengambil hikmah yang terkandung dalam bacaan
hadits tersebut.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan pembelajaran pada tahap ini dimulai dari guru
menyampaikan materi tentang cara melafalkan hadits persaudaraan.
Guru mula-mula menuliskan hadits persaudaraan pada papan tulis dan
meminta kepada siswa untuk mencatat pada buku catatan masing-
masing. Berikutnya, guru membacakan hadits persaudaraan kemudian
meminta siswa untuk menyimak dan mendengarkan dengan seksama
agar nanti pada saat anak mendapat giliran membaca, dapat melakukan
dengan benar dan lancar. Pada saat kegiatan membaca ini, guru dengan
dibantu rekan guru sebagai observer, melihat dan mencermati
Siswa terlihat belum begitu aktif dalam mengikuti
pembelajaran, hal ini terlihat pada saat guru menulis materi pada papan
tulis, sebagian besar siswa justru ramai, kurang mengindahkan perintah
guru agar segera menyalin tulisan guru kedalam buku tulis masing-
masing.
Setelah guru memberi contoh cara melafalkan bacaan liadits
persaudaraan selesai, seluruh siswa beserta guru bersama-sama
membaca hadits tersebut yang kemudian dilanjutkan kepada tiap siswa
secara individu melafalkan hadits persaudaraan yang tadinya dibaca
bersama-sama.
Untuk lebih memantapkan kemampuan siswa dalam melafalkan
hadits persaudaraan ini, guru tidak hanya menggunakan metode
ceramah, tapi juga menggunakan metode pembelajaran Index Card Match. Adapun gambaran lebih detail dengan metode ini adalah
sebagai berikut:
Guru mula-mula membentuk kelompok dengan jumlah anggota
sebanyak 2 orang (berpasangan). Kemudian guru menyiapkan kartu
indeks, berupa potongan-potongan kertas berbentuk persegi panjang,
sebanyak 20 kartu indeks. Jumlah ini sesuai dengan jumlah siswa yang
ada di dalam kelas III.
Langkah berikutnya guru membagi kertas indeks tersebut
menjadi dua bagian yang sama. Satu bagian berjumlah 10 buah kartu
jawaban. Semua kertas di kocok sehingga akan tercampur antara soal
dan jawaban kemudian setiap siswa di beri satu potongan kertas.
Setelah setiap siswa menerima potongan kertas, guru meminta
siswa bergerak mencari pasangannya, yaitu dengan mencocokkan
antara soal dan jawaban yang benar. Setelah ditemukan pasangan yang
tepat kemudian siswa secara bergantian membacakan soal berikut
dengan jawabannya dengan keras kepada teman-teman yang lain. Jadi
tugas tiap pasangan adalah bekerjasama mencocokkan soal dengan
jawaban yang sesuai kemudian mempresentasikan didepan kelas.
Seiring dengan presentasi siswa berupa pembacaan kartu, guru
memberikan poin-poin penting terkait materi yang dibacakan, yaitu
dengan membetulkan bacaan yang belum sesuai dengan ketentuannya.
Diakhir pembelajaran, setelah semua siswa membacakan
kartunya masing-masing, guru kemudian mengajak siswa 'bersama-
sama melafalkan hadits persaudaraan tersebut.
3. Observasi
Bersamaan dengan jalannya kegiatan pembelajaran, observer
melakukan kegiatan observasi. Observer mengamati situasi dan perubahan
yang terjadi, serta memperhatikan respon siswa selama pembelajaran.
4. Refleksi
Pembelajaran pada siklus I ini secara umum dapat dikatakan cukup
baik, berdasarkan tujuan pembelajaran yaitu agar siswa dapat melafalkan
Namun jika ditinjau dari sisi proses pembelajaran, pengelolaan kelas oleh
guru masih kurang optimal. Hal ini terlihat saat guru menyampaikan
materi, sementara sebagian siswa ramai sendiri dan guru kurang dapat
mengkondisikan suasana kelas agar kondusif sehingga pembelajaran dapat
berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan.
Dari sisi penggunaan waktu, dalam pembelajaran siklus I ini juga
belum berjalan secara efektif dan efisien, hal ini terlihat masih banyak
waktu yang tersita untuk persiapan, baik oleh maupun siswa. Dari refleksi
ini maka perlunya beberapa tindakan perbaikan oleh guru pada
pembelajaran di siklus berikutnya agar kekurangan-kekurangan pada
pembelajaran di siklius I menjadi berkurang atau bahkan sudah tidak
terdapat lagi.
B. Diskripsi Siklus II
1. Perencanaan Siklus II
Tahap perencanaan dalam siklus II ini dapat didiskripsikan sebagai
b erik u t:
Guru mula-mula membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
berkaitan dengan materi menteijemahkan hadits persaudaraan. Setelah itu
mempersiapkan bahan pembelajaran yakni menterjemahkan hadits
persaudaraan. Guru mempersiapkan media pembelajaran berupa kartu.
Langkah berikutnya adalah guru menyiapkan lembar observasi yang akan
Sebagai evaluasi, guru membuat dan menyiapkan butir-butir soal yang
akan digunakan untuk mengetes kemampuan siswa diakhir pembelajaran.
2. Pelaksanaan Siklus II
Pembelajaran Siklus II ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal
14 Mei 2010 jam pelajaran ke-1 dan 2 selama 70 menit. Fokus yang
dipelajari dalam siklus II ini adalah bagaimana siswa menterjemahkan
dengan benar hadits persaudaraan. Adapun jalannya pelaksanaan
pembelajaran adalah:
a. Kegiatan Pendahuluan
Guru memasuki ruangan dengan disertai rekan guru sebagai
observer. Beberapa saat kemudian salah satu siswa memimpin
membaca do’a. guru memberi salam dan mengecek kehadiran siswa.
Pada awal kegiatan pembelajaran, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dilanjutkan guru memberi motivasi kepada siswa.
Motivasi ini berkaitan dengan manfaat dari materi yang akan
dipelajari yaitu bahwa dengan dapat menterjemahkan hadits
persaudaraan ini maka siswa akan lebih mudah untuk memahami lebih
dalam sehingga bisa mengambil hikmah yang terkandung dalamnya.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dalam pembelajaran pada tahap ini diawali oleh
guru dengan meminta siswa membuka catatan masing-masing
berkenaan dengan hadits persaudaraan kemudian mengajak siswa
Berikutnya, guru membacakan hadits persaudaraan yang
disertai dengan terjemahpya. Guru membimbing siswa secara klasikal
\
dalam menterjemahkan hadits persauuaraan dengan cara bertahap,
yakni dengan cara memotong hadits tersebut menjadi beberapa bagian.
Potongan hadits yang hanya terdiri dari satu atau dua suku kata ini
terasa lebih memudahkan siswa dalam menteijemahkannya. Setelah
siswa selesai dalam menterjemahkan potongan-potongan hadits
tersebut, barulah guru membimbing siswa untuk menterjemahkan
secara keseluruhan dengan menggabungkannya m enjadi satu.
Pada saat proses kegiatan menteijemahkan ini, guru berupaya
mengkondisikan siswa agar memusatkan perhatian dan aktif dalam
mengikuti pembelajaran.
Keaktifan siswa terlihat lebih baik jika di bandingkan dengan
pembelajaran pada siklus I. Pembelajaran dalam siklus II ini, siswa
terlihat lebih antusias dan bersemangat. Hal ini telihat dari raut wajah
mereka yang terlihat ceria dan lebih memperhatikan instruksi guru.
Pembelajaran dalam siklus II ini juga memiliki kesamaan
seperti pada pembelajaran siklus I, yakni sama-sama menerapkan
metode indeks card match, tetapi dengan fokus materi yang berbeda. Pada siklus I fokusnya cara melafalkan sedangkan pada siklus II fokus
materinya adalah menterjemahkan hadits persaudaraan.
Adapun gambaran berkaitan dengan penerapan metode ini
Gum mula-mula membentuk kelompok dengan jumlah anggota
sebanyak 2 orang (berpasangan). Kemudian guru menyiapkan kartu
indeks, berupa potongan-potongan kertas berbentuk persegi panjang,
sebanyak 20 kartu indeks. Jumlah ini sesuai dengan jumlah siswa yang
ada di dalam kelas III.
Langkah berikutnya guru membagi kertas indeks tersebut
menjadi dua bagian yang sama. Satu bagian berjumlah 10 buah kartu
indeks berisi pertanyaan berupa potongan hadits, dan yang lain
berjumlah 10 buah berisi jawaban berupa terjemahan dari potongan
hadits. Semua kertas di kocok sehingga akan tercampur antara soal dan
jawaban kemudian setiap siswa di beri satu potongan kertas.
Setelah setiap siswa menerima potongan kertas, guru meminta
siswa bergerak mencari pasangannya, yaitu dengan mencocokkan
antara soal dan jawaban yang benar. Setelah ditemukan pasangan yang
tepat kemudian setiap pasangan siswa tersebut secara bergantian
membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman
yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
Seiring dengan presentasi siswa berupa pembacaan kartu, guru
memberikan poin-poin penting terkait materi yang dibacakan, yaitu
dengan membetulkan bacaan yang belum sesuai dengan ketentuannya
dan menegaskan kembali terjemahannya.
Di akhir pembelajaran, setelah semua siswa membacakan
bersama-sama melafalkan hadits persaudaraan tersebut beserta dengan
terjemahannya.
3. Observasi
Bersamaan dengan jalannya kegiatan pembelajaran, observer
melakukan kegiatan observasi. Observer mengamati situasi dan perubahan
yang terjadi, serta memperhatikan respon siswa selama proses
pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, situasi pembelajaran pada siklus
II ini lebih baik dari pembelajaran sebelum.
Siswa terlihat sudah bisa beradaptasi dengan metode indeks card
macth, bahkan ada siswa yang meminta kepada guru agar pada
pembelajaran berikutnya menggunakan metode itu lagi. Suasana
pembelajaran beijalan baik, mayoritas siswa aktif mengikuti pembelajaran.
Akan tetapi dari sisi waktu, belum sesuai dengan rencana. Hal ini
disebabkan banyak waktu yang diperlukan siswa dalam bekerjasama
dengan pasangannya. Dalam pembelajaran ini masih terdapat siswa yang
ramai dan bahkan cenderung siswa lain walaupun jumlahnya sudah tidak
sebanyak pada pembelajaran sebelumnya.
4. Refleksi
Pembelajaran pada siklus II ini secara umum dapat dikatakan sudah
cukup baik. Namun jika ditinjau dari sisi proses pembelajaran, pengelolaan
kelas oleh guru perlu lebih dioptimalkan lagi. Agar saat guru
menyampaikan materi, semua siswa benar-benar dapat berkonsentrasi dan
Dari sisi penggunaan waktu, dalam pembelajaran siklus II ini
belum berjalan sesuai rencana tetapi melebihi rencana, hal ini terlihat
masih banyak waktu yang terpakai oleh siswa dalam bekerja kelompok
secara berpasangan. Dari refleksi ini maka perlunya beberapa tindakan
perbaikan oleh guru pada pembelajaran di siklus berikutnya agar
kekurangan-kekurangan pada pembelajaran di siklus II menjadi
berkurang atau bahkan sudah tidak terdapat lagi. Adapun perbaikan-
perbaikan yang perlu dilaksanakan guru adalah dalam hal
mengefektifkan waktu pembelajaran agar sesuai rencana dan
mengkondisikan siswa agar fokus dalam pembelajaran.
C. Diskripsi Siklus III
1. Perencanaan Siklus III
Tahap perencanaan dalam siklus III ini dapat didiskn'psikan sebagai
berikut:
Guru mula-mula membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
berkaitan dengan materi kandungan hadits persaudaraan. Setelah itu
mempersiapkan bahan pembelajaran yakni kandungan hadits
persaudaraan. Guru mempersiapkan media pembelajaran berupa kartu.
Langkah berikutnya adalah guru menyiapkan lembar observasi yang akan
digunakan oleh observer untuk mengamati jalannya proses pembelajaran.
Sebagai evaluasi, guru membuat dan menyiapkan butir-butir soal yang
2. Pelaksanaan Siklus III
Pembelajaran Siklus III ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal
28 Mei 2010 jam pelajaran ke-1 dan 2 selama 70 menit. Fokus materi
pembelajarannya dalam siklus III ini adalah menjelaskan kandungan hadits
persaudaraan. Adapun jalannya pelaksanaan pembelajaran adalah :
a. Kegiatan Pendahuluan
Guru memasuki ruangan dengan disertai rekan guru sebagai
observer. Beberapa saat kemudian salah satu siswa memimpin
membaca do’a. guru memberi salam dan mengabsen siswa. Pada awal
kegiatan pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dilanjutkan guru memberi motivasi kepada siswa. Motivasi ini
berkaitan dengan manfaat dari materi yang akan dipelajari yaitu
bahwa dengan memahami kandungan hadits persaudaraan ini maka
siswa akan lebih mudah untuk mengambil hikmah yang terkandung
dalam Dacaan hadits tersebut dan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dalam pembelajaran pada tahap ini diawali oleh
guru dengan meminta siswa membuka catatan masing-masing
berkenaan dengan hadits persaudaraan kemudian mengajak siswa
melafalkan bacaan dan terjemahannya secara bersama-sama.
Berikutnya, guru menuliskan beberapa macam kandungan hadits
masing-masing. Setelah proses pencatatan selesai, guru menjelaskan
kandungan hadits persaudaraan kepada siswa dengan metode ceramah
dan tanya jawab.
Di akhir pembelajaran, guru membagikan kartu indeks berupa
potongan kertas berbentuk segi empat kepada siswa. Kartu indeks yang
telah disiapkan oleh guru sebanyak 20 buah. 10 buah berisi soal
berkaitan dengan kandungan hadits persaudaraan dan 10 buah lainnya
berisi jawaban soal tersebut.
Keaktifan siswa terlihat lebih baik jika di bandingkan dengan
pembelajaran pada siklus II. Pembelajaran dalam siklus III ini, siswa
terlihat lebih antusias, aktif, bersemangat. Hal ini tercermin dari raut
wajah mereka yang ceria dan lebih memperhatikan instruksi guru.
Pembelajaran dalam siklus III ini juga memiliki kesamaan
seperti pada pembelajaran siklus II, yakni sama-sama menerapkan
metode Index Card Match tetapi dengan fokus materi yang berbeda. Pada Siklus II materinya tentang menteijemahkan sedangkan pada
siklus III ini materinya adalah menjelaskan kandungan hadits.
Adapun gambaran berkaitan dengan penerapan metode ini
adalah sebagai berikut:
Guru mula-mula membentuk kelompok dengan jumlah anggota
sebanyak 2 orang (berpasangan). Kemudian guru menyiapkan kartu
Langkah berikutnya guru membagi kertas indeks tersebut
menjadi dua bagian yang sama. Satu bagian berjumlah 10 buah kartu
indeks berisi pertanyaan berkaitan dengan kandungan hadits
persaudaraan, dan yang lain berjumlah 10 buah berisi jawaban. Setelah
kartu indeks tersebut siap dibagikan kepada siswa, semua kartu indeks
di kocok sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban kemudian
setiap siswa di beri satu potongan kertas.
Langkah selanjurnya, setiap siswa menerima 1 potongan kartu
indeks. Guru kemudian meminta siswa bergerak mencari pasangannya,
yaitu dengan mencocokkan antara soal dan jawaban yang benar.
Setelah ditemukan pasangan yang tepat kemudian setiap pasangan
siswa tersebut secara bergantian membacakan soal yang diperoleh
dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjurnya soal tersebut
dijawab oleh pasangannya.
Seiring dengan presentasi siswa berupa pembacaan kartu, guru
memberikan poin-poin penting terkait materi yang dibacakan, yaitu
dengan mengulangi dan menegaskan isi kandungan yang dibaca siswa
serta meminta siswa memperhatikan dan menyimak materi yang
sedang dibaca oleh siswa yang mendapat giliran membaca.
Di akhir pembelajaran, setelah semua siswa membacakan
kartunya masing-masing, guru kemudian mengajak siswa bersama-
sama melafalkan hadits persaudaraan dan terjemahannya serta
3. Observasi
Bersamaan dengan jalannya kegiatan pembelajaran, observer
melakukan kegiatan observasi. Observer mengamati situasi dan perubahan
yang terjadi, serta memperhatikan respon siswa selama proses
pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, situasi pembelajaran pada siklus
III ini lebih baik dari pembelajaran sebelumnya.
Siswa terlihat sudah bisa beradaptasi dengan metode indeks card macth. Suasana pembelajaran berjalan baik, mayoritas siswa aktif mengikuti pembelajaran. Dari sisi waktu, sudah dapat berjalan sesuai
dengan rencana. Siswa dalam bekeijasama dengan pasangannya terlihat
penuh semangat dan ceria.
4. Refleksi
Pembelajaran pada siklus III ini secara umum dapat dikatakan sudah
cukup baik. Jika ditinjau dari sisi proses pembelajaran, pengelolaan kelas
oleh guru sudah baik. Saat guru menyampaikan materi, semua siswa sudah
dapat dikondisikan untuk berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Dari sisi penggunaan waktu, dalam pembelajaran siklus III ini telah
dapat berjalan sesuai rencana, hal ini terlihat mulai dari kegiatan
pendahuluan sampai pada kegiatan penutup, tepat memerlukan waktu 2
Dari refleksi ini terlihat bahwa guru telah berupaya seoptimal
mungkin dalam memperbaiki berbagai kekurangan yang terdapat pada
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Diskripsi Data Sebelum Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I, II, dan III.
Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, II, dan III telah
dilaksanakan penilaian dalam proses pembelajaran. Hasil tes disampaikan
dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kemampuan awal
siswa agar dapat memberikan ada dan tidaknya kemajuan yang dicapai
dalam proses pembelajaran siklus I, II dan III.
Adapun hasil tes sebelum proses pembelajaran siklus I, II dan III
adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Ulangan Pra Siklus
12 Salina 70 T
mencapai KKM sebanyak 13 orang.
c. Berdasarkan perolehan nilai dari hasil tes pra siklus ini, maka guru
perlu mengevaluasi dan merefleksi diri serta berupaya mencari metode
yang tepat dalam pembelajaran agar memperoleh hasil yang lebih baik.
2. Diskripsi Siklus I
Diskripsi data hasil observasi dan hasil tes pada pembelajaran siklus I
a. Diskripsi data hasil observasi
1) Observasi terhadap guru
Observasi terhadap guru pada pembelajaran siklus 1
memperoleh skor total sebesar 107. Dari hasil ini berarti nilai
penguasaan guru dalam pembelajaran (107 x 2)/24 = 8,92. Hasil
perihitungan ini menunjukkan penguasaan guru dalam
pembelajaran sangat baik.
2) Observasi terhadap siswa
Observasi terhadap siswa pada pembelajaran siklus I
10 P 'n tang 30 BT
11 Dama Eko 45 BT
12 Salina 75 T
13 Lukman H 50 BT
14 Sariatus 70 T
15 Erwin 60 T
16 Ragil 60 T
17 Slamet 40 BT
18 Yoga 45 BT
19 Supriyanto 50 BT
20 Sababul 30 BT
Jumlah 1115 T = 1 0 , B T = 1 0
Rata-rata 55,75
KKM 60
% Tuntas 50%
Penjelasan :
1. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil tes
siklus I sebesar 55,75. Nilai ini masih berada dibawah nilai KKM kelas
III sebesar 60.
2. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 10 orang dan yang belum
mencapai KKM sebanyak 10 orang.
3. Berdasarkan perolehan nilai dari hasil tes siklus I ini, maka guru perlu
mengevaluasi dan merefleksi diri serta berupaya melakukan perbaikan
c. Hal-hal yang Menghambat dan Mendukung Proses Pembelajaran Siklus I
1) Hal-hal yang Menghambat Proses Pembelajaran Siklus I
a) Siswa belum terbiasa melakukan proses pembelajaran dengan
metode indeks card macth maka guru perlu memberikan bimbingan intensif.
b) Perlu waktu relatif lama
2) Hal-hal yang Mendukung Proses Pembelajaran Siklus I
a) Keaktifan siswa cukup baik untuk diajak memperbaiki hasil tes
sebelumnya
b) Telah ada kesungguhan siswa untuk memperoleh hasil belajar
yang lebih baik
3. Diskripsi Siklus II
a. Hasil Observasi
1) Observasi terhadap guru
Observasi terhadap guru dalam proses pembelajaran siklus II
mendapatkan skor kemampuan beijumlah 116. Dengan skor ini
berarti kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran
adalah (116x2)/24 = 9,67. Nilai perhitungan ini menunjukkan
bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus II
adalah amat baik.
2) Observasi terhadap siswa
Observasi terhadap siswa dalam proses pembelajaran siklus
(32x2)/7 = 9,14. Berdasarkan nilai ini berarti tingkat keaktifan
siswa dikategorikan sangat baik,
b. Hasil Belajar S i iV lus II
Tabel 3. Hasil Tes Siklus II
KKM
60 % Tuntas
75
Penjelasan :
1. Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil
tes siklus II sebesar 69,75. Nilai ini telah berada diatas nilai KKM
kelas III sebesar 60.
2. Siswa yang telah mencapai nilai KKM sebanyak 15 orang atau 75 %.
3. Siswa yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 5 orang atau 25 %.
4. Meskipun sebagian besar siswa telah mencapai KKM akan tetapi
karena prosentase tuntas baru sama dengan 75% maka perlu diadakan
perbaikan pada pembelajaran siklus berikutnya.
c. Hal-hal yang Menghambat dan Mendukung Proses Pembelajaran Siklus II
1) Hal-hal yang Menghambat Proses Pembelajaran Siklus II
a) Sebagian siswa kurang bisa mendengarkan presentasi temannya
tapi justru ramai sendiri.
b) Perlu bimbingan kepada siswa dan pengkondisian suasana agar
proses pembelajaran terarah dan tepat sasaran.
2) Hal-hal yang Mendukung Proses Pembelajaran Siklus II
a) Keaktifan siswa semakin baik untuk diajak memperbaiki hasil tes
seb elu m n ya
b) Telah ada peningkatan hasil belajar dibandingkan dari siklus