• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PEMBIASAAN PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 PAJAGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES PEMBIASAAN PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 PAJAGAN."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Naturalistik Pada Proses Penerapan Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan di Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Ilmu Pendidikan Sosial

TESIS

Oleh,

REKSA ADYA PRIBADI

1009556

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

▸ Baca selengkapnya: download laporan kegiatan pembiasaan siswa

(2)

Oleh

Reksa Adya Pribadi

S.Pd Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Dasar

Pascasarjana

© Reksa Adya Pribadi 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undanag-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin

(3)

Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan di Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak)

Oleh:

Reksa Adya Pribadi

NIM. 1009556

(4)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROSES PEMBIASAAN PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 PAJAGAN (Penelitian Naturalistik Pada Proses Penerapan Pendidikan Karakter Siswa

Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan di Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak).

Reksa Adya Pribadi (1009556) ABSTRAK

(5)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terus mengembangkan pengetahuannya dalam bidang pendidikan berkarakter dengan cara membaca buku sumber, mengikuti pelatihan, seminar dan sebagainya.

PENERAPAN NILAI KARAKTER DISIPLIN DALAM BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 PAJAGAN MELALUI METODE

PEMBIASAAN

(Naturalistic Research In Character Education Application Process elementary school Students 2 Pajagan Sajira Lebak district)

Reksa Adya Pribadi (1009556) ABSTRACT

(6)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(7)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATAPENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Tesis ... 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter ... 10

1. Pengertian Pendidikan Karakter ... 10

2. TugasGuru Dalam Menerapkan Pendidikan Karakter ... 17

B. Disiplin Belajar ... 24

C. Kegiatan Pembiasaan ... 31

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 36

1. Lokasi Penelitian ... 36

2. Subjek Penelitian ... 36

B. Desain Penelitian ... 37

(8)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. TahapKegiatan Lapangan ... 39

3. Tahap Pasca Lapangan ... 42

C. Metode Penelitian ... 43

D. Definisi Oprasional ... 45

E. Instrument Penelitian ... 45

F. Teknik Pengumpul Data ... 46

1. Studi Observasi ... 46

2. Wawancara ... 46

G. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Subjek Penelitian ... 50

1. Kepala Sekolah ... 50

2 Guru Kelas ... 50

3. Siswa ... 51

4. Orang Tuas Siswa ... 52

B. Hasil Penelitian ... 52

1. Pemahaman Mengenai Latar Belakang Diterapkannya Pendidikan Karakter Disiplin Belajar di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan... 53

2 Kemampuan Guru Dalam Menerapkan Pendidikan Karakter Disiplin Belajar Di Sekolah... 62

3. Manfaat Diterapkannya Pendidikan Karakter Disiplin Belajar Di Sekolah ... 72

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

1. Pemahaman Mengenai Latar Belakang Diterapkannya Pendidikan Karakter Disiplin Belajar di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan ... 88

(9)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Manfaat Diterapkannya Pendidikan Karakter Disiplin Belajar Di

Sekolah ... 95

BAB V. PENDAHULUAN A. Kesimpulan ... 102

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 107

LAMPIRAN ... 108

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Cross Check Pemahaman Kepala Sekolah dan Guru Mengenai Pendidikan Karakter Disiplin Belajar ... 90

Tabel 4.2 Cross Check Kemampuan Kepala Sekolah dan Guru Dalam Menerapkan Pendidikan Disiplin Belajar ... 93

(10)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Cross Check Pemahaman Kepala Sekolah dan Guru Mengenai Pendidikan Karakter Disiplin Belajar ... 90 Gambar 4.2 Cross Check Kemampuan Kepala Sekolah dan Guru Dalam

Menerapkan Pendidikan Disiplin Belajar ... 93 Gambar 4.3 Cross Check Manfaat Penerapan Pendidikan Karakter dan

Karakter Disiplin Belajar Terhadap Siswa ... 99 Gambar 4.4 Cross Check Pemahaman Kepala Sekolah dan Guru Mengenai

Pendidikan Karakter Disiplin Belajar ... 90 Gambar 4.5 Cross Check Kemampuan Kepala Sekolah dan Guru Dalam

Menerapkan Pendidikan Disiplin Belajar ... 93 Gambar 4.6 Cross Check Manfaat Penerapan Pendidikan Karakter dan

(11)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Keberhasilan pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah tapi di rumah dan di lingkungan sosial, bahkan sekarang ini peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa, oleh karena itu pendidikan karakter harus selalu diselipkan di segala aspek lingkungan.

Upaya membangun karakter bangsa sejak dini melalui jalur pendidikan dianggap sebagai langkah yang tepat. Mulai tahun pelajaran 2010/2011, pendidikan karakter telah diselipkan kedalam struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Setiap sekolah termasuk sekolah dasar negeri 2 Pajagan merumuskan bagaimana konsep pendidikan karakter yang tertuang dalam kurikulum sekolah masing-masing.

Persoalannya adalah bagaimana penerapan konsep pendidikan karakter yang sudah dimasukkan ke dalam kurikulum tersebut. Apakah harus ada mata pelajaran khusus pendidikan karakter, atau apakah harus diintegrasikan kedalam materi pelajaran masing-masing mata pelajaran? Ataukah kita tunggu saja metode lain yang lebih jitu untuk menerapkan pendidikan karakter di sekolah?

(12)

Masalah-Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah yang sering dijumpai adalah adanya siswa yang kurang hormat kepada bapak/ibu guru, kekerasan kepada siswa lainnya dan lain sebagainya.

Identifikasi masalah-masalah sosial di sekolah mengarah kepada adanya kekurangdisiplinan siswa. Ditengarai penyebab-penyebab adanya kekurang-disiplinan siswa adalah kurangnya kepedulian pihak-pihak di sekitar siswa. Penyebab lainnya adalah mudahnya siswa mendapatkan informasi tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu.

Pendidikan karakter dipandang sebagai solusi adanya kekurangdisiplinan siswa di sekolah. Pendidikan karakter dijadikan alat untuk “mengkarakterkan siswa”. Melalui kegiatan ini, siswa dilatih bertindak sesuai dengan norma dan aturan berlaku. Melalui kegiatan ini pula, siswa dibiasakan melaksanakan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Dalam dunia pendidikan, kedisiplinan merupakan harga mati yang harus dibayar oleh setiap pelaku di dalamnya. Kita tidak dapat menerima penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh para pelaku proses pendidikan akibat ketidak disiplinan. Hal ini harus kita lakukan sebab pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar siswa sangatlah besar. Ini bukanlah ancaman bagi siswa tetapi sekedar pengkondisian agar tumbuh dan berkembang sikap disiplin pada pola kehidupan siswa. Pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar siswa ini sifatnya tidak akan sementara tetapi akan dibawa terus oleh siswa sampai kapan pun. Jadi, jika disiplin sudah ditanamkan dalam diri siswa sejak dini, setelah lulus dan melanjutkan ke tingkat studi selanjutnya akan terbawa, bahkan sampai ke dunia kerja mereka nanti yang pada akhirnya prestasi ini dapat mengembalikan nama baik Indonesia di mata dunia.

(13)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui pemberian informasi dan doktrin belaka. Penerapan karakter disiplin belajar perlu metode pembiasaan dan keteladanan dari semua unsur pendidikan di sekolah.

Tentu saja cukup beraneka ragam metode pembiasaan yang diterapkan di setiap sekolah. Semua yang dilakukan oleh warga sekolah tersebut bertujuan untuk membangun karakter disiplin belajar. Namun yang lebih penting lagi adalah keteladanan dari pengelola pembelajaran di sekolah. Kepala sekolah, guru dan tenaga administratif tidak cukup hanya dengan menghimbau agar siswa rapi berpakaian, mematuhi disiplin sekolah, sopan santun terhadap sesama teman dan terhadap guru.

Landasan pemikiran metode pembiasaan dan keteladanan adalah kecenderungan anak usia sekolah untuk meniru mode dan kebiasaan yang sedang menjadi trend di lingkungannya. Siswa sering meniru mode rambut, pakaian, ucapan dan tingkah laku unik. Kadang-kadang hal tersebut bertentangan dengan budaya dan karakter Indonesia pada umumnya dan aturan serta tata tertib siswa di sekolah pada khususnya.

(14)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang lainnya itu tidak sama. Hal ini terjadi disebabkan karena adanya faktor yang ada dalam diri individu (faktor intern) dan faktor di luar individu (faktor ekstern). Syah (2011:129) secara global menjelaskan faktor -faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

Dengan adanya kedua faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Disamping kedua faktor tersebut, masih ada faktor lainnya yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang, misalnya kedisiplinan dalam belajar. Dalam belajar atau mempelajari sesuatu itu tidak hanya dalam waktu yang singkat dan cepat, tetapi perlu untuk meluangkan waktu sedikit setiap hari untuk belajar dan itu juga harus konsisten. Dengan demikian, maka dapat membuat seseorang menjadi disiplin dalam belajar.

(15)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ironisnya kekawatiran di dunia pendidikan kini muncul ketika menyaksikan tawuran antar pelajar yang terjadi dimana-mana termasuk di Kabupaten Lebak sendiri. Ada kegalauan muncul pada saat meliahat realitas bahwa guru di sekolah lebih banyak menghukum daripada memberi reward siswanya. Ada keresahan yang muncul ketika sosok guru berbuat asusila terhadap siswanya. Dunia pendidikan yang harusnya penuh dengan kasih sayang, tempat untuk belajar tentang moral, budi pekerti justru sekarang ini dekat dengan tindak kekarasan dan asusila. Dunia yang seharusnya mencerminkan sikap-sikap intelektual, budi pekerti, dan menjunjung tinggi nilai moral, justru telah dicoreng oleh segelintir oknum pendidik (guru) yang tidak bertanggung jawab. Realitas ini mengandung pesan bahwa dunia guru harus segera melakukan evaluasi ke dalam.

Kesalahan guru dalam memahami profesinya akan mengakibatkan bergesernya fungsi guru secara perlahan-lahan. Pergeseran ini telah menyebabkan dua pihak yang tadinya sama-sama membawa kepentingan dan saling membutuhkan, yakni guru dan siswa, menjadi tidak lagi saling membutuhkan. Akibatnya suasana belajar sangat memberatkan, membosankan, dan jauh dari suasana yang membahagiakan.

Guru adalah manusia biasa dan sebagai manusia biasa dalam melaksanakan peran sebagai pendidik dan sebagai pemimpin bagi anak didik dalam pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar) mereka memiliki gaya tersendiri. Secara umum ada tiga tipe kategori dari gaya mereka yaitu; gaya demokrasi, gaya otoriter, gaya laissez-faire.

(16)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan oleh anak didik untuk guru berkarakter otoriter tersebut. Belajar dengan guru yang berkarakter otoriter adalah suatu mimpi buruk bagi anak didik. Suasana kelas tentu saja akan menjadi tenang dan teratur. Gerak laju jarum jam dinding terasa begitu lambat dan lama. Atmosfir ruangan kelas menjadi lebih kaku dan menegangkan dan menakutkan. Guru berkarakter killer atau berkarakter otoriter akan berpotensi untuk melahirkan anak didik yang suka membisu dan penakut. Adalah suatu keputusan yang bijaksana bagi pribadi yang memiliki karakter otoriter untuk tidak menjadi pendidik dimanapun berada, apalagi mengajar untuk Sekolah Dasar, karena keberadaan mereka cendrung merugikan dan merusak pertumbuhan jiwa anak didik.

Kedisiplinan belajar siswa dapat terjadi secara optimal bila pihak sekolah dan para pendidik (guru) melakukan perbaikan proses belajar mengajar yang menjadikan siswa itu memiliki tingkat yang sama, sama-sama mencari ilmu tanpa ada dinding pemisah yang menghalangi. Sehingga antara guru dan siswa itu akan tercipta saling kerjasama dan siswa pun menjadi bersemangat dalam belajar karena siswa tidak merasa lebih rendah dari pada guru mereka. Disiplin berarti perangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang tertib dan teratur (Sumarmo, 2008:24). Selanjutnya pengertian belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, (2010:2).

(17)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru sebagai faktor yang berhubungan secara langsung dalam proses belajar mengajar dengan siswa.

Pada akhirnya, pembentukan karakter, khususnya karakter disiplin belajar, akan tumbuh, berkembang dan menyatu dalam kehidupan tiap siswa ketika pihak sekolah, rumah dan masyarakat bekerjasama dalam menentukan dan membiasakan standar moral yang mengarah pada pembentukan karakter yang baik dan benar.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dengan adanya disiplin diri dalam belajar yang tertanam dalam diri setiap siswa, hal ini akan menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif dalam belajar. Dengan adanya disiplin belajar yang baik bagi siswa akan meningkatkan ketekunan serta memperbesar kemungkinan siswa untuk berkreasi dan berprestasi. Sehingga, bila siswa itu telah memiliki disiplin dalam hal belajar, maka mereka akan memiliki motivasi atau dorongan dari dalam diri mereka untuk terus belajar.

Pendidikan karakter yang dilakukan dengan cara membiasakan karakter disiplin akan memberi kesempatan kepada para siswa tidak hanya bagaimana memahami karakter secara teoritis tetapi juga bagaimana secara praktek siswa dapat meniru dan mencontoh karakter yang baik dan benar sehingga dapat menerapkannya sesuai dengan kepribadian masing-masing siswa.

(18)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang menjadi latar belakang pendidikan karakter disiplin belajar diterapkan di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan?

2. Bagaimanakah kemampuan guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin belajar di sekolah?

3. Bagaimana proses pembiasaan penerapan pendidikan karakter disiplin belajar di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses implementasi atau penerapan pendidikan karakter disiplin belajar melalui metode pembiasaan siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui latar belakang diterapkannya pendidikan karakter disiplin belajar di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan.

2. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin belajar di sekolah. 3. Untuk mengetahui dampak dari proses pembiasaan penerapan setelah

diterapkannya pendidikan karakter disiplin belajar di sekolah.

D. Manfaat Penelitian

(19)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Secara teoretis

Diharapkan dapat memberikan manfaat pada dunia pendidikan terutama dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang handal dan kokoh dengan melalui berbagai upaya untuk menerapkan pendidikan karakter melalui metode pembiasaan di sekolah.

2. Secara Praktis

a. Memberikan data nyata mengenai kedisiplinan siswa kepada guru agar dapat bermanfaat dalam upaya menerapkan pendidikan karakter melalui kegiatan pembiasaan.

b. Memberikan pemahaman kepada siswa dengan adanya metode pembiasaan dapat membentuk karakter yang baik sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

c. Menyajikan data dan hasil penelitian kepada sekolah mengenai efektifitas menerapkan pendidikan karakter disiplin dengan menggunakan metode pembiasaan melalui kegiatan-kegiatan positif di sekolah yang bersifat pembiasaan.

d. Menunjukan kepada orang tua akan pentingnya pembiasaan disiplin untuk pembentukan karakter siswa.

E. Struktur Organisasi Tesis

(20)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(21)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Berdasarkan hasil diskusi dengan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, mengenai beberapa sekolah yang tingkat kedisiplinannya tinggi maka sekolah yang menjadi lokasi penelitian naturalistik ini yaitu di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak. Hal ini dikarenakan tempat penelitian tersebut merupakan salah satu sekolah yang menerapkan kegiatan disiplin yang cukup baik di wilayah Kabupaten Lebak bagi proses pendidikan karakter disiplin belajar dan lokasinya yang berada di daerah pedalaman menjadikan sekolah ini menjadi sekolah yang sangat unik untuk dijadikan sebagai tempat penelitian.

2. Subyek Penelitian

Berdasarkan rancangan naturalistik (Lincoln dan Guba 1985, Moleong 2007, Nasution 1988, Bogdan dan Biklen 1995.) bahwa yang dimaksud dengan subyek penelitian hanyalah sumber data yang dapat memberikan informasi atau data yang ditarik dan dikembangkan secara purposif. Berdasarkan pendapat tersebut yang menjadi subyek penelitian adalah guru kelas yang mengajar dari kelas satu sampai kelas enam, serta kepala sekolah yang juga mengajar di kelas IV.

(22)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(activity) yaitu proses penerapan karakter disiplin belajar, pelaku (actors) yaitu guru dan murid.

B. Desain Penelitian

Lincoln dan Guba (1985:39) menjelaskan bahwa penelitian yang bersifat inkuiri naturalistik menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Oleh karena itu menurut Lincoln dan Guba hal tersebut didasarkan atas beberapa asumsi.

1) Tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, karena itu hubungan penelitian harus mengambil tempat pada keutuhan dalam konteks untuk keperluan pemahaman.

2) Konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks lainnya, yang berarti bahwa suatu fenomena harus dilihat dalam keseluruhan pengaruh dilapangan

Untuk memahami secara mendalam terhadap penelitian ini, maka peneliti perlu turun ke lapangan guna mengadakan pengamatan langsung terhadap subyek penelitian, antara lain mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas bersama guru kelas guna melihat aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa, serta wawancara terhadap guru kelas dan kepala sekolah yang menjadi subyek penelitian.

Proses penelitian disajikan menurut tahap-tahapnya, yaitu: (1) Tahap Pra-lapangan, (2) Tahap Kegiatan Lapangan, dan (3) Tahap Pasca-lapangan.

1. Tahap Pra-lapangan

(23)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rancangan penelitian,(4) Pemilihan dan interaksi dengan subyek, dan (5) Penyiapan piranti pembantu untuk kegiatan lapangan

Perlu dikemukakan, peneliti menaruh minat dan kepedulian terhadap pendidikan karakter. Pengamatan sepintas sudah dilakukan jauh sebelum rancangan penelitian disusun dan diajukan sebagai judul penelitian.

Berbekal pengamatan awal dan telaah pustaka, peneliti mengajukan usulan penelitian tentang pendidikan karakter. Usulan yang diajukan dan diseminarkan dan diuji oleh para dosen UPI yang berkompeten di bidangnya.

Karena berpendekatan kualitatif, usulan penelitian itu dipandang bersifat sementara (tentative), karena itu proses seminar dan tahap pembimbingan digunakan untuk menangkap kritik dan masukan, baik terhadap topik maupun metode penelitian. Berdasarkan kritik dan masukan tersebut, peneliti membenahi rancangan penelitiannya dan melakukan penjajakan lapangan.

Penjajakan lapangan dilakukan secara simultan dan lentur, yaitu (a) pengamatan; peneliti mengamati secara langsung tentang gejala- gejala umum permasalahan, misalnya kebiasaan-kebiasaan para guru dan siswa yang dilakukan di lingkungan sekolah, (b) wawancara; secara aksidental peneliti mewawancari beberapa informan dan tokoh masyarakat.

Dalam ungkapan Lincoln dan Guba (1985: 208), kecenderungan rancangan penelitian yang terus-menerus mengalami penyesuaian berdasarkan interaksi antara peneliti dengan konteks ini disebut rancangan membaharu (emergent design).

(24)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara rinci pusat perhatian ini mencakup beberapa pertanyaan sebagaimana diajukan dalam bab pendahuluan, yaitu: (1) Apakah yang menjadi latar belakang pendidikan karakter disiplin belajar diterapkan di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan? (2) Bagaimanakah kemampuan guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin belajar di sekolah?, dan (3) Apakah manfaat langsung dari diterapkannya pendidikan karakter disiplin belajar di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan?

2. Tahap Kegiatan Lapangan

Sepanjang pelaksanaan penelitian, ternyata penyempurnaan tidak hanya menyangkut pusat perhatian penelitian, melainkan juga pada metode penelitiannya. Bogdan dan Taylor (1975:126) memang menegaskan agar para peneliti sosial mendidik (educate) dirinya sendiri. "To be educated is to learn to create a new. We must constantly create new methods and new approaches".

Konsep sampel dalam penelitian ini berkaitan dengan bagaimana memilih informan atau situasi sosial tertentu yang dapat memberikan informasi yang baik dan terpercaya mengenai unsur-unsur penelitian.

Dalam menentukan jumlah dan waktu berinteraksi dengan sumber data, peneliti menggunakan konsep sampling yang dianjurkan oleh Lincoln dan Guba (1985), yaitu maximum variation sampling to document unique variations. (Lincoln dan Guba 1985, Bogdan dan Taylor 1975)

Tidak semua guru bisa memberikan data yang diperlukan. Karena itu, hanya 6 orang guru sumber data yang diwawancarai secara mendalam. Masing-masing adalah guru kelas dan kepala sekolah yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan.

(25)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipersiapkan hanya untuk memudahkan, misalnya : (1) kamera, (2) tape recorder, dan (3) alat tulis termasuk lembar catatan lapangan. Perlengkapan ini digunakan apabila tidak mengganggu kewajaran interaksi sosial.

Pengamatan dilakukan dalam suasana alamiah yang wajar. Pada tahap awal, pengamatan lebih bersifat tersamar. Teknik ini seringkali memaksa peneliti melakukan penyamaran. Misalnya: untuk mengamati aspek-aspek yang berhubungan dengan perilaku dan gaya hidup, peneliti berkunjung ke rumah informan. Sambil berbincang-bincang, peneliti mencermati cara berbicara, berpakaian, kebersihan rumah, gaya bangunan rumah dan sebagainya.

Ketersamaran dalam pengamatan ini dikurangi sedikit demi sedikit seirama dengan semakin akrabnya hubungan antara pengamat dengan informan. Ketika suasana akrab dan terbuka sudah tercipta, peneliti bisa mengkonfirmasikan hasil pengamatan melalui wawancara dengan informan.

Dengan wawancara, peneliti berupaya mendapatkan informasi dengan bertatap muka secara fisik dan bertanya-jawab dengan informan. Dengan teknik ini, peneliti berperan sekaligus sebagai piranti pengumpul data.

Selama wawancara, peneliti juga mencermati perilaku gestural informan dalam menjawab pertanyaan. Untuk menghindari kekakuan suasana wawancara, tidak digunakan teknik wawancara terstruktur. Bahkan wawancara dalam penelitian ini seringkali dilakukan secara spontan, yakni tidak melalui suatu perjanjian waktu dan tempat terlebih dahulu dengan informan. Dengan ini peneliti selalu berupaya memanfaatkan kesempatan dan tempat-tempat yang paling tepat untuk melakukan wawancara.

(26)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diperoleh. Dengan cara ini, peneliti bisa menemukan informasi penting yang belum terkumpul.

Jarak yang jauh antara tempat tinggal peneliti dengan informan ternyata sedikit menyulitkan kegiatan lapangan. Namun secara tidak sengaja peneliti sering bertemu dengan informan, sehingga pembicaraan setiap saat bisa berlangsung. Kendati tidak dirancang, bila hasil percakapan itu memiliki arti penting bagi penelitian, akan dicatat dan diperlakukan sebagai data penelitian.

Pada dasarnya wawancara dilaksanakan secara simultan dengan pengamatan. Kadang-kadang wawancara merupakan tindak-lanjut dari pengamatan. Misalnya, setelah mengamati kebiasaan-kebiasaan dan sikap informan, peneliti menuliskan hasilnya dalam bentuk catatan lapangan.

Pemeriksaan keabsahan (trustworthiness) data dalam penelitian ini dilakukan dengan empat kriteria sebagaimana dianjurkan oleh Lincoln dan Guba (1985: 289-331). Masing-masing adalah derajat: (1) kepercayaan (credibility), (2) keteralihan (transferability), (3) kebergantungan (dependability), dan (4) kepastian (confirmability).

Untuk meningkatkan derajat kepercayaan data perolehan, dilakukan dengan teknik: (1) perpanjangan keikut-sertaan, (2) ketekunan pengamatan, (3) triangulasi, (4) pemeriksaan sejawat, (5) kecukupan referensial, (6) kajian kasus negatif, dan (7) pengecekan anggota.

(27)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, penempatan teori lebih mengikuti anjuran Bogdan dan Taylor (1975). Menurut mereka, teori memberikan suatu penjelasan atau kerangka kerja penafsiran yang memungkinkan peneliti memberi makna pada kekacauan data (morass of data) dan menghubungkan data dengan kejadian-kejadian dan latar yang lain. Karena itu, sangat penting bagi peneliti untuk mengetengahkan temuannya dengan perspektif teoretik lain, khususnya selama tahap pengolahan data penelitian yang intensif. (Lincoln dan Guba 1985, Bogdan dan Taylor 1975, Moleong (1989).

Pengamatan dan wawancara tidak terstruktur yang diterapkan dalam penelitian ini memang menghasilkan data yang masih kacau. Untuk memilah dan memberi makna pada data tersebut, peneliti tidak bisa tidak harus berpaling kepada teori-teori sosiologi dan antropologi yang relevan.

Pemeriksaan sejawat dilakukan dengan cara mengetengahkan (to expose) hasil penelitian, baik yang bersifat sementara maupun hasil akhir, dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Dengan cara ini peneliti berusaha mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, dan mencari peluang untuk menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari peneliti (pemikiran peneliti).

Sebelum menetapkan temuan sebagai kecenderungan pokok, peneliti melakukan pengecekan anggota. Ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan berapa proporsi kasus yang mendukung temuan, dan berapa yang bertentangan dengan temuan. Bila ada penyimpangan dalam kasus-kasus tertentu, peneliti menelaahnya secara lebih cermat.

3. Tahap Pasca-lapangan

(28)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kata-kata orang, baik tertulis maupun lisan dan tingkah laku teramati, termasuk gambar (Bogdan and Taylor, 1975).

Walau peneliti tidak sependapat dengan teknik-teknik analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (1987), model analisis interaktif yang digambarkannya sangat membantu untuk memahami proses penelitian ini. Model analisis interaktif mengandung empat komponen yang saling berkaitan, yaitu (1) pengumpulan data, (2) penyederhanaan data, (3) pemaparan data, dan (4) penarikan dan pengujian simpulan.

Mengacu model interaktif, analisis data tidak saja dilakukan setelah pengumpulan data, tetapi juga selama pengumpulan data. Selama tahap penarikan simpulan, peneliti selalu merujuk kepada "suara dari lapangan" untuk mendapatkan konfirmabilitas.

C. Metode Penelitian

Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih diarahkan pada penelitian naturalistik. Sebagaimana pendapat Lincoln & Guba (1985 :189), lebih suka menggunakan istilah Naturalistik Inquiry karena ciri yang menonjol dari penelitian ini adalah cara pengamatan dan pengumpulan datanya dilakukan dalam latar/setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subyek yang diteliti (sebagaimana adanya natural) “...We Suggest that inquiry must be carried out in a natural setting because phenomena of study, wahatever they may be, take their meaning as much from their contexts as they do from

themselves” (Lincoln & Guba 1985:189)

(29)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dilihat dari segi orientasinya, penelitian naturalistik ini berorientasi pada proses penerapannya. Karena berorientasi pada proses, maka penelitian naturalistik dianggap tepat untuk memecahkan permasalahan penelitian yang berkaitan dengan kegiatan siswa, seperti perubahan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari yang.

Penelitian Kualitatif Naturalistik memiliki karakteristik tersendiri sehingga dapat membedakan dengan jenis penelitian yang lain. Beberapa karakteristik tersebut menurut Bogdan dan Biklen (1995: 27-30) adalah:

1. Penelitian kualitatif memiliki setting (latar) alamiah sebagai sumber data langsung dan peneliti merupakan instrumen kunci.

2. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif.

3. Peneliti kualitatif lebih memberikan perhatian pada proses daripada hasil.

4. Peneliti kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif. 5. “Makna” merupakan perhatian utama bagi pendekatan kualitatif.

Pada dasarnya penelitian naturalistik ini bertujuan untuk mengetahui tentang penerapan karaketr disiplin belajar secara terus menerus sehingga hal ini menjadi sebuah kebiasaan dan terjadi secara natural atau alamiah. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pendekatan naturalistik untuk mengetahui tentang penerapan pendidikan karakter disiplin belajar melalui metode pembiasaan,.

Pendekatan naturalistik-kualitatif dipandang sesuai dengan masalah penelitian ini dengan beberapa alasan,

(30)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dianggap sebagai solusi terbaik bagi menyelesaikan kemerosotan mentalitas yang sudah semakin parah belakangan ini.

b) Penelitian ini berfokus pada proses penerapan pendidikan karakter disiplin belajar yang dimana Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan merupakan lokasi penelitian. Kegiatan implementasi pendidikan karater disiplin belajar ini dapat terungkap melalui pendekatan kualitatif sesuai dengan karkateristik kualitatif yang dikemukakan oleh Bogdan & Biklen (1982 : 82) “Qualitative research are concerned with process

rather than simply with outcomes or products”.

c) Faktor-faktor yang mempengaruhi implementas pendidikan karkater disiplin belajar dapet ditemukan apabila dilakukan penelitian melalui pendekatan naturalistik.

Lincoln & Guba (1985 :39) mengatakan

“Naturalist elects to carry out researchin the natural setting or

context of entity for wich study is proposed because naturalistic ontology suggest that reakities are wholes that cannot be understood in isolation from their contexts, not can they be fragmented for

separate study of the part”

D. Definisi Operasional

Penerapan pendidikan karakter yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu penerapan pendidikan karakter yang berkaitan dengan disiplin belajar. Dalam dunia pendidikan, karakter siswa menjadi bagian penting yang harus dikembangkan oleh pihak sekolah. Namun hal ini tidak akan berjalan dengan baik jika pendidikan karakter itu sendiri tidak diterapkan dengan baik oleh pihak sekolah. Pihak sekolah yang di maksud dalam penelitian ini adalah kepala sekolah sebagai pembuat kebijakan di lingkungan sekolah dan guru sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh sekolah.

(31)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disiplin dalam belajar di sekolah, disiplin dalam mengerjakan tugas, maupun disiplin dalam belajar di rumah, sehingga akan dicapai hasil belajar yang optimal. Disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri keunggulan.

Disiplin belajar yang dimaksud disiplin belajar dalam penelitian ini adalah sikap atau tingkah laku siswa yang taat dan patuh untuk dapat menjalankan kewajibannya untuk belajar, baik belajar di sekolah maupun belajar di rumah.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai “human

instrument”, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan, menilai kualitas data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan serta temuannya. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “the researcher is the

key instrument”, jadi peneliti adalah instrument kunci.

(32)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Pengumpulan data, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu studi obeservasi dan wawancara.

1. Studi Observasi.

Observasi merupakan alat yang sangat ampuh yang dibutuhkan dalam penelitian kualitaitf. Keuntungan yang diperoleh melalui observasi adalah pengalaman yang diperoleh secara mendalam, dimana peneliti berhubungan secara langsung dengan objek penelitian. Seleksi terhadap situasi observasi mengacu kepada purposive sampling guna memperoleh hasil yang maksimal dalam mengumpulkan informasi (Lincoln dan Guba, 1985 :274).

Pengamatan yang dilakukan menggunakan pengamatan berstruktur yaitu dengan melakukan pengamatan menggunakan pedoman observasi pada saat pengamatan dilakukan. Pengamatan ini dilakukan saat subyek melakukan kegiatan belajar mengajar dan pada saat jalannya wawancara.

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan di lingkungan sekolah dan di dalam kelas untuk mengamati kegiatan belajar mengajar, bagaimana sikap guru ketika sedang mengajar di kelas, bagaimana respon siswa ketika menerima pelajaran di kelas, bagaimana cara guru untuk menyelesaikan permasalahan ketika sedang berada di kelas.

Kegiatan observasi ini dilakukan berulang kali sampai didapatkan semua data yang diperlukan. Pelaksanaan yang berulang ini memiliki keuntungan dimana responden yang diamati akan terbiasa dengan kehadiran peneliti sehingga responden berprilaku apa adanya.

2. Wawancara

(33)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Wawancara dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan subyek penelitian sehingga diperoleh data-data yang diperlukan. Teknik wawancara mendalam ini diperoleh langsung dari subyek penelitian melalui serangkaian tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait langsung dengan pokok permasalahan.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas terpimpin yaitu cara mengajukan pertanyaan yang dikemukakan bebas, artinya pertanyaan tidak terpaku pada pedoman wawancara tentang masalah-masalah pokok dalam penelitian kemudian dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi di lapangan (Hadi, 1995: 207).

G. Teknik Analisis Data

(34)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Reduksi Data

Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan). Reduksi data dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Pada tahapan ini setelah data dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara.

2. Penyajian Data

(35)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

utuh. Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data direduksi.

3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

(36)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama hampir dua bulan di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan. Pada bab ini juga penulis akan mencoba untuk menjawab rumusan masalah yang telah dibuat di bab sebelumnya.

Penerapan pendidikan karakter disiplin belajar siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan dapat berjalan melalui metode pembiasaan karena pentingnya kedisiplinan bagi siswa itu disadari betul baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru sehingga pihak sekolah membuat beberapa peraturan yang mengatur tentang kedisiplinan siswa baik di lingkungan sekolah maupun di dalam kelas. Pengalaman pribadi dan manfaat yang dirasakan langsung oleh para guru dalam menerapkan kedisiplinan di dalam kehidupan sehari-hari menjadi faktor pendorong terbesar bagi pihak sekolah agar kebiasaan untuk selalu disiplin dapat diterapkan juga di lingkungan sekolah.

Berdasarkan hasil data yang diperolah di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan karakter disiplin belajar diterapkan di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan karena pihak sekolah menyadari bahwa pembentukan karakter disiplin selalu berbanding lurus dengan keberhasilan siswa di masa yang akan datang, namun pada kenyataannya prestasi akademik di Sekolah dasar Negeri 2 Pajagan tidak terlalu menonjol

(37)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakter disiplin belajar di sekolah merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap guru. Jika dilihat dari hasil pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan maka dapat disimpulkan bahwa secara umum para guru yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan Cukup memiliki kemampuan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin belajar melalui metode pembiasaan.

Dampak pembiasaan karakter pada murid sangat tergantung pada faktor-faktor yang ada pada sekolah dan terutama pada guru sebagai faktor yang berhubungan secara langsung dalam proses belajar mengajar dengan murid walaupun beberapa karakter telah berhasil ditanamkan seperti karakter tepat waktu, tertib, saling menghormati, tolong menolong, dan pastinya karakter religius. Pendidikan karakter, tidak bisa terpisah dengan bentuk pendidikan sifatnya kognitif atau akademik pendidikan karakter sebaiknya tidak dikotomikan macam-macam, namun konsep pendidikan tersebut harus diintegrasikan ke dalam kurikulum, bukan berarti akan diterapkan secara teoritis, tetapi menjadi penguat kurikulum yang sudah ada, yaitu dengan mengimplementasikannya dalam mata pelajaran dan keseharian anak didik.

(38)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masalahnya, mayoritas guru belum punya kemauan untuk melakukan itu. Kesadaran sudah ada, hanya saja belum menjadi sebuah aksi nyata, disebabkan pendidikan Indonesia masih terfokus pada aspek-aspek kognitif atau akademik, baik secara nasional maupun lokal di satuan pendidikan. Sebaliknya, aspek soft skils atau nonakademik sebagai unsur utama pendidikan karakter justru diabaikan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan analisis dan simpulan yang telah diuraikan di atas maka dikemukakan rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi Kepala Sekolah dan Guru

(39)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakter dengan cara membaca buku sumber, mengikuti pelatihan, seminar dan sebagainya.

2. Bagi Lembaga a. Sekolah

Sekolah diharapkan turut berperan dalam upaya meningkatkan motivasi, pembinaan, serta pengawasan terhadap kinerja guru dalam menerapkan pendidikan karakter.

b. Dinas Pendidikan

Bagi dinas pendidikan diharapkan untuk lebih peka terhadap kebutuhan guru, memfasilitasi pengembangan kemampuan guru dalam memahami pendidikan karakter secara utuh dengan mengadakan pelatihan atau kegiatan pengembangan profesi guru secara khusus tentang implementasi pendidikan karakter di sekolah. Selain itu, perlunya monitoring pengawasan kinerja guru yang konsisten agar kualitas kinerja guru tetap terjaga.

3. Orang tua siswa

Bagi orang tua siswa diharapkan dapat menerapkan pola asuh yang tepat untuk anak-anaknya dalam rangka membentuk karakter anak yang lebih baik lagi dan dapat terus memberikan dukungan yang baik kepada putra-putrinya dalam menjalankan budaya disiplin belajar di kehidupannya.

(40)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(41)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. I. (2004). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi revisi. Jakarta. Rineka Cipta.

Albertus, D K. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta: PT. Grasindo.

Aly, H. N. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Bogdan, RC & SK Biklen. (1995). Qualitative Research for Education. Boston, MA: Allyn & Bacon.

Buchori, M. (2007). Pendidikan Karakter dan Kepemimpinan Kita. Dikutip dari (www.tempointeraktif.com/hg/kolom/.../kol,20110201-315,id.html)

diakses 4 September 2013.

Dahama & Bhatnagar, Education And Communication For Development, Oxford & IBH Publishing Co., New Delhi, 1980

Djatmiko, H. E. 2005. Revolusi Karakter Bangsa Menurut Pemikiran M. Soeparno (kebijakan, Strategi dan Oprasionalisasi Berdasarkan Model Kesisteman). Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.

Elkind, D. & Sweet, F. (2004). How to do character education. Available at (www.goodcharacter.com/Article_4.html) diakses 8 Oktober 2013

Gumelar dan Dahyat, 2002. Masyarakat Terdidik dan Terlatih Bandung : Mega Surya

Gordon, T. 1996. Mengajar Anak Berdisiplin di Rumah dan di Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum

Hadi, S. (1995). Metodologi Reseach Jilid 2, cet. 24. Yogyakarta: Andi Offset. Joni, T. R. (1984). Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta:

(42)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lemhanas. 1997. Disiplin Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.

Lickona, T. (1992),Educating for Character, H o w O u r S c h o o l s C a n T e a c h Respect and Responsibility. Bantam Books, New York.

Lincoln, Y. S. dan Guba, E. G., 1985. Naturalistik Inquiry. Sage Publication, Beverly Hills, California, USA.

Majid, A. 2005, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya

Megawangi, R. (2007). Semua Berakar Pada Karakter. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI.

Miles, B. M dan Huberman, A. M (2007). Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI-Press.

Moleong, J.L. 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nasution, (1988), Metode Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito Nata, A. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Pujosuwarno, S. Petunjuk Praktis Pelaksanaan Konseling. Yogyakarta: Menara Mas Offset.1992.

Purwanto, M. N. 2002. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prijodarminto, S. 1994. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Abadi.

Rachman, M. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun Ke-7 Setyo, H. 2005. Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Keluarga dan

(43)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Spencer. 2007, Managing Employee Performance and Reward: Concepts, Practices, Strategies. Cambridge University

Sudjana, N. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sumarmo, J. (2008). “Minimalisai Pelanggaran Pendidikan di Sekolah Melalui

Efektifitas Kinerja Tim Kedisiplinan”. Jurnal SMPN Bobot Sari

Purbalingga. Hlm. 1 – 8.

Sundari, N. (2008). “Perbandingan Prestasi Belajar Antara Siswa Sekolah Dasar Unggulan dan Siswa Sekolah Dasar Non-Unggulan di Kabupaten

Serang”. Jurnal Pendidikan Dasar. Hlm. 23 – 30.

Suparlan. 2010. Pendidikan Karakter: Sedemikian Pentingkah dan Apa yang Harus Kita Lakukan. (Online), (http://www.suparlan.com), diakses 20 September 2013.

Surya, M. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya.

Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Tu’u, T. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Permendiknas Nomor 16 tahun 2007

Undang-undang no

Depdiknas (2004:9) menyebut kompetensi ini dengan “kompetensi pengelolaan pembelajaran.

(44)

Reksa Adya Pribadi, 2014

Proses pembiasaan pendidikan karakter disiplin belajar siswa di sekolah dasar negeri 2 Pajagan

Gambar

Tabel 4.1 Cross Check Pemahaman Kepala Sekolah dan Guru Mengenai

Referensi

Dokumen terkait

Perta ma, Kebutuhan manusia atau kebutuhan ektsitensial adalah keterhubungan (relatedness), dorongan untuk bersatu dengan satu orang atau lebih yang dilakukan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui kebutuhan apa saja yang diinginkan oleh wisatawan di tempat wisata khususnya di Objek Wisata Pantai Padang yang di tinjau

ekonomi suatu negara. Sektor keuangan yang maju dan berkembang akan memfasilitasi pertumbuhan sektor riil melalui penyediaan pendanaan yang memadai secara efisien. Lebih

untuk mengadakan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMAN 6 BANDUNG ”. 1.2

[r]

Kemampuan menjalin dan membina hubungan kerja dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan organisasi..

Penulis tertarik untuk membahas masalah apa yang terjadi dalam novel The Cuckoo’s Calling dan bagaimana cara sang detektif mengungkap kasus tersebut. Dalam

September 2009 dan 2008 yang telah diselesaikan tanggal 23 Oktober 2009, dan laporan keuangan tersebut telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum