• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SKIZOFRENIA DENGAN PERUBAHANKONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH KRONIK DI WILAYAH PUSKESMAS GOMBONG II - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SKIZOFRENIA DENGAN PERUBAHANKONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH KRONIK DI WILAYAH PUSKESMAS GOMBONG II - Elib Repository"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN PERUBAHANKONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH KRONIK DI WILAYAH PUSKESMAS GOMBONG II

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

ROSIDA FEBRIYANTI NIM : A01401962

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)
(5)

HALAMAN JUDUL ...

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ....viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penulisan ... 4

D. Manfaat Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SKIZOFRENIA 1. Pengertian Skizofrenia... 6

2. Penyebab Skizofrenia ... 6

3. Tanda dan gejala Skizofrenia ... 6

4. Proses Terjadinya Skizofrenia ... 7

B. HARGA DIRI RENDAH KRONIK 1. Pengertian Harga Diri Rendah Kronik ... 7

2. Penyebab Harga Diri Rendah Kronik ... 7

3. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah kronik ... 7

4. Akibat yang ditimbulkan dari Harga Diri Rendah Kronik ... 8

5. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah Kronik... 8

6. Rentang Respon ... 9

(6)

1. Pengkajian ... 12

2. Diagnosa ... 14

3. Perencanaan ... 14

4. Pelaksanaan ... 15

5. evaluasi ... 16

BAB III METODE STUDI KASUS A. Jenis Studi Kasus ... 17

B. Subyek Studi Kasus ... 17

C. Fokus Studi Kasus ... 17

D. Definisi Operasional ... 18

E. Instrumen Studi Kasus ... 18

F. Metode Pengumpulan Data ... 18

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ... 20

H. Analisis Data dan Penyajian Data ... 20

I. Etika Studi Kasus ... 20

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Studi Kasus ... 24

B. Pembahasan ... 34

C. Keterbatasan Studi Kasus ... 39

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 24

B. Saran ... 34 DAFTAR PUSTAKA

(7)

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan dan pengetahuan selama penerapan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ujian komprehensif ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa pada Klien Skizofrenia dengan gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah diwilayah Puskesmas Gombong II”.

Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang setulus tulusnya kepada:

1. Herniyatun, M. Kep. Sp. Kep selaku ketua STIKes Muhammadiyah Gombong, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan keperawatan

2. Nurlaila, S.Kep. Ns. M.Kep. selaku ketua prodi D III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong

3. Tri Sumarsih, MNS. selaku pembimbing penulisan karya tulis komprehensif yang telah membimbing penulis

4. Teman - teman seperjuangan penulis dalam menempuh KTI jenjang DIII Keperawatan yang ikut serta dalam memberikan bantuan, semangat, serta do’a untuk kelancaran tugas akhir ini.

(8)
(9)

STIKES Muhammadiyah Gombong KTI, 2017

Rosida Febriyanti1, Tri Sumarsih2

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH KRONIK DI WILAYAH PUSKESMAS

GOMBONG II

Latar belakang. Skizofrenia merupakan bentuk psikosis terberat dimana klien tidak memiliki hubungan dengan kenyataan sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Harga diri rendah kronik adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri. Harga diri rendah merupakan gejala gangguan jiwa yang prevalensinya sebesar 12%.

Tujuan penulisan. Menggambarkan asuhan keperawatan jiwa dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah menggunakan pendekatan strategi pelaksanaan secara komprehensif.

Asuhan keperawatan. Saat dilakukan pengkajiandidapatkan hasil klien merasa malu, lebih senang menyendiri, kontak mata berkurang. Masalah keperawatan yang muncul yaitu Harga Diri Rendah Kronik. Intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan berupa mengenal harga diri rendah dan mneyebutkan kemampuan yang dimiliki, menilai, memilih, melakukan kegiatan yang akan dilatih. Evaluasi yang dilakukan selama 4 kali pertemuan didapatkan masalah harga diri rendah belum teratasi. Tindakan yang direncanakan telah dilakukan oleh penulis selama 4 kali pertemuan dengan hasil evaluasi masalah harga diri rendah pada subjek studi kasus pertama dan pada subjek studi kasus kedua belum teratasi. Tindakan menggunakan terapi individu dengan strategi pelaksanaan dapat mengurangi harga diri rendah.

(10)

DIII Study Program of Nursing STIKES Muhammadiyah Gombong KTI, 2017

Rosida Febriyanti1, Tri Sumarsih2

ABSTRACT

ASSURANCE OF NURSING LIFE WITH SELF-CONCEPT CONCEPT: LOW CHRONIC PRICE IN THE PUSKESMAS GOMBONG II REGION

Background. Schizophrenia is the toughest form of psychosis in which the client has no connection with reality so that his thinking and behavior are abnormal. Chronic low esteem is a feeling of worthless, meaningless and prolonged self-esteem due to a negative evaluation of oneself. Low self-self-esteem is a symptom of mental disorder that is 12% prevalence.

Writing purpose. Describes nursing care of the soul with Self Concept Disorder: Low Self-Esteem uses a comprehensive implementation strategy approach.

Nursing care. When the client is assessed, the client's results feel embarrassed, preferring to be alone, less eye contact. The nursing problem that arises is Chronic Low Self-esteem. Intervention and implementation that have been done in the form of recognize low self esteem and mongebutkan ability possessed, assessing, choosing, doing activities to be trained. Evaluation conducted during the 4th meeting found the problem of low self-esteem has not been resolved. The planned action has been carried out by the author during 4 meetings with the results of a low self esteem evaluation on the subject of the first case study and on the second case study subject not resolved. The act of using individual therapy with an implementation strategy can reduce low self-esteem.

(11)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun mental yang dibagi dalam dua golongan yaitu gangguan jiwa (neurosis) dan sakit jiwa (psikosis) (Yosep, 2011). Sesorang dengan gangguan jiwa disebabkan oleh gangguan bio-psiko-social. Penderita gangguan jiwa didunia di perkirakan akan

semakin meningkat seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan masalah yang sangat serius. Gangguan jiwa merupakan permasalahan kesehatan yang disebabkan oleh gangguan biologis, sosial, psikologis, genetik fisik atau kimiawi dengan jumlah penderita yang terus meningkat dari tahun ketahun (WHO, 2015). Prevalensi gangguan jiwa didunia pada tahun 2014 diperkirakan gangguan jiwa mencapai 516 juta jiwa (WHO,2015). Pravelensi gangguan jiwa di Indonesia berdasar data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebesar 1,7 per mil. Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010, menyatakan jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta. Dari 150 juta populasi orang dewasa indonesia, berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan mental emosional. Sedangkan 4 % dari jumlah tersebut terlambat berobat dan tidak tertangani akibat kurangnya layanan untuk penyakit kejiwaan ini. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas Tahun 2013) pravelensi gangguan mental di Indonesia 6,0%. Provinsi dengan gangguan mental emosional tertinggi adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur.

Prevalensi gangguan jiwa di Jawa Tengah mencapai 3,3% dari seluruh

(12)

2

Angka tersebut diperoleh dari pendataan sejak januari hingga november 2012 (Hendry, 2012). Berdasarkan jumlah kunjungan masyarakat yang mengalami gangguan jiwa kepelayanan kesehatan baik puskesmas, rumah sakit, maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya pada tahun 2009 terdapat 1,3 juta orang yang melakukan kunjungan, hal ini diperkirakan sebanyak 4,09% (Profil Kesehatan Kab/ Kota Jawa Tengah Tahun 2009). Cakupan pelayanan kesehatan jiwa kebupaten Kebumen di puskesmas pada Tahun 2014 tercatat 686 jiwa ( laki-laki 411 jiwa dan perempuan 275 jiwa ).

Kebupaten Kebumen menduduki perangkat kedua sebagai wilayahh dengan rpenderita gangguan jiwa terbanyak setelah Kabupaten Semarang. Hasil pendataan di 35 puskesmas di Kabupaten Kebumen dari 26 puskesmas tercatat 773 warga mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan catatan rekan medis Puskesmas Gombong II, selama tahun 2007 telah mengirimkan rujukan ke RS Jiwa Magelang dan Banyumas sebanyak 10 oranng. Untuk klien jiwa yang teratur minum obat sebanyak 5 oranng. Dari penelusuran di 9 Desa yang berada diruang lingkup kerja Puskesmas Gombong II, terdapat sekitar 47 pasien gangguan jiwa, mayoritas dari meraka hidup serumah dengan keluarganya. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita skizofrenia serta anggota keluarga yang bertanggung jawab merawat penderita skizofrenia dilingkup wilayah kerja Puskesmas Gombong II Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen yaitu sebanyak 35 orang. Puskesmas merupakan pelayanan pertama atau pelayanan primer pada masyarakat untuk meningkatkan angka kesehatan dengan skizofrenia. Upaya kesehatan jiwa masih perlu sosialisasi lebih, dimana persepsi keluarga/masyarakat bahwa penyakit gangguan jiwa merupakan aib keluarga dan tidak membawa/keterlambatan membawa orang gangguan jiwa

ke fasilitas kesehatan.

(13)

menyebabkan harga diri rendah yaitu faktor predisposisi adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis. Sedangkan faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas (Herman,2011). Dampak dari tingginya gangguan jiwa menyebabkan peran sosial yang terhambat dan menimbulkan penderitaan pada klien karena

perilaku buruk, dengan meningkatkan pelaksanaan pengawasan dan evaluasi program kegiatan kesehatan jiwa dengan cara peningkatan pembinaan program kegiatan kesehatan jiwa di sarana kesehatan pemerintah, swasta dan puskesmas terutama upaya promotif dan preventif. Data kunjungan rawat inap Rumah Sakit Jiwa Surakarta pada bulan Januari sampai April 2013 didapat 785 orang. Pasien dengan harga diri rendah menempati urutan keempat dengan angka kejadian 12% atau berjumlah 94 orang.

Tindakan keperawatan menggunakan standar praktek asuhan keperawatan klinis kesehatan jiwa yaitu keperawatan jiwa (Stuart, 2007). Peran perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan memerlukan suatu perangkat instruksi atau langkah-langkah kegiatan yang dibakukan. Hal ini bertujuan agar penyelenggaraan pelayanan keperawatan memenuhi standar keperawatan. Salah satu jenis SOP yang digunakan adalah SOP tentang strategi pelaksanaan (SP) tindakan keperawatan pada pasien. SP tindakan keperawatan merupakan standar model pendekatan asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan jiwa yang salah satunya adalah pasien yang mengalami masalah utama Harga Diri Rendah. SP yang dapatt digunakan diantaranya seperti mengenal

(14)

4

diberikan terapi individu dengan pendekatan strategi pelaksananan komunikasi dan terapi kelompok, didapatkan hasil terapi individu dengan strategi pelaksanaan komunikasi lebih efektif meningkatkan harga diri pasien dari terapi kelompok.

Konsep diri adalah gambaran tentang diri sendiri sebagai ide, perasaan dan kepercayaan untuk mengenal dan siap untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain serta berinteraksi dengan lingkungan. Konsep diri juga dapat diartikan cara tiap individu memandang dirinya

secara utuh baik secara fisik, mental, intelektual, sosial, dan spiritual (Rawlin dalam Dermawan, 2013). Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri, dan sering juga disertai dengan kurangya perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani bertatap muka dengan lawan bicara, lebih banyak menundukan kepala, berbicara lambat dan nada suara lemah (Keliat dalam Suerni, 2013). Harapan pasien akan mendapatkan tingkat aktualisasi diri maksimum untuk mewujudkan potensinya, peningkatan percaya diri dan harga diri klien, adapun harapan perawat harus mengambil sikap menerima untuk memperluas kesadaran diri klien dan mengurangi unsur ancaman dan adapun bagi pelayanan kesehatan untuk bersama-sama mengembangkan dan menerapkan teknik manajemen gejala yang dapat mencegah kekambuhan

dan meningkatkan pemulihan. B. Rumusan masalah

Bagaimana gambaran asuhan keperawatan klien skizofrenia dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah dalam peningkatan harga diri yang positif.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

(15)

2. Tujuan Khusus

a. Mengambarkan hasil pengkajian asuhan keperawatan jiwa pada pasien Harga Diri Rendah Kronik di wilayah Puskesmas Gombong II.

b. Menggambarkan analisa data dan diagnosa keperawatan pada pasien Harga Diri Rendah Kronik di wilayah Puskesmas Gombong II.

c. Menggambarkan rencana keperawatan pada pasien Harga Diri

Rendah Kronik di wilayah Puskesmas Gombong II`

d. Menggambarkan tindakan keperawatan pada pasien Harga Diri Rendah Kronik di wilayah Puskesmas Gombong II

e. Menggambarkan evaluasi pada pasien Harga Diri Rendah Kronik di wilayah Puskesmas Gombong II.

f. Menggambarkan dokumentasi pada pasien Harga Diri Rendah Kronik di wilayah Puskesmas Gombong II.

D. Manfaat penulisan

Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk dunia keperawatan bagi baerbagai lembaga kesehatan, meliputi :

1. Bagi masyarakat

Sebagai penambah ilmu pengetahuan masyarakat dalam meningkatkan kemandirian pasien untuk menambah kepercayaan diri.

2. Bagi pengembangan Ilmu Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam meningkatkan kemandirian pasien pada klien gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah.

3. Bagi penulis

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Davidson, G.C, 2010. Psikologi Abnormal, Jakarta : PT Rajagrafindo permai.

Dinkes Jawa Tengah. 2009 . Profil Kesehatan Jawa Tengah. Dinkes Jawa Tengah .

Depkes. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2013, Badan Peneliti & Pengembanga Depkes RI. Jakarta.

Dermawan D, Rusdi. 2013. Konsep Dan Kerangka Dasar Asuhan Keperawatan

Herdman. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.`

Hutahean, Serri. 2010. Konsep Dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta:

Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Iskandar, M. D, 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Keliat, C. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Yogyakarta: EGC.

Keliat, Budi Anna, 2016. Prisip Dan Praktek Keperawatan Kesehatan Jiwa. Stuart. Jakarta: Elsevier

Kaplan,H.I, Sadock,B. J. 2010. Buku ajar Psikiatri Klinis. 2. Jakarta : EGC.

Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2013.

Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI.

Muhith, A. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Nursalam, 2008. Proses Dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik/Nursalam Ed. 2. Salemba Medika: Jakarta.

(17)

Medika.

Rivo, 2011. Penelitian yang terkait tentang frekuensi halusinasi Diakses pada tanggal 12 Desember 2011 dari http://www.Google.com //.

Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. 2010 Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara.

Suerni T, Budi Anna Keliat, Novy Helena CD. 2013. Penerapan Terapi Kognitif & Psikoedukasi Keluara Pada Klien Harga Diri Rendah Di Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan Jiwa. Volume. 1, No. 2, November 2013.

Tucker, S.M. 2008. Standar Perawatan Pasien (Proses Diagnosis dan Evaluasi. Edisi 5 Volume 4. Jakarta : EGC.

Videbeck, S.L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Jiwa (Renata Komalasari & Alfina Hany, Penerjemah). Jakarta : EGC.

Wakhid A, Achir Yani S.Hamid, Novi Helena CD. 2013. Penerapan Terapi Latihan Ketrampilan Sosial Pada Klien Isolasi Sosial Dan Harga Diri Rendah Dengan Pendekatan Model Hubungan Interpersonal Peplau Di RS Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan Jiwa. Volume. 1, No 1, Mei 2013; 34-48.

(18)

INTERAKSI KOMUNIKASI TERAUPETIK PADA KLIEN DAN KELUARGA

PENGERTIAN Suatu petunjuk yang harus di lakukan jika akan melakukan komunikasi teraupetik dengan klien dan keluarga untuk setiap pertemuan

TUJUAN 1. Menstandarkan cara melakukan interaksi dengan komunikasi teraupetik supaya prosedur di lakukan dengan baik

2. Menstandar kan sikap komunikasi terapeutik 3. Menstandarkan tehnik komunikasi terapeutik

KEBIJAKAN PETUGAS

ISO 9001 : 2000 1. Dosen pengajar

2. Petugas piket laboratorium

PERALATAN 1. Alat tulis 2. Kertas

PROSEDUR A. Fase Orientasi

1. Memberikan salam terapeutik dan kenalan

a. Memperkenal kan diri perawat dan nama klien b. Memanggil nama panggilan yang di sukai

c. Menyampaikan tujuan interaksi (membantu mengatasi masalah)

2. Melakukan evaluasi dan validasi data a. Menanyakan perasaan klien hari ini

b. Memvalidasi / mengevaluasi / mengklarifikasi masalah klien

(19)

b. Menyepakati tempat yang akan di bicarakan c. Menyepakati lamanya waktu yang akan di

bicarakan B. Fase Kerja

Melaksanakan kegiatan sesuai topik yang di rencanakan

Memberikan pujian / reinforcement yang realistik

C. Fase Terminasi 1. Evaluasi subjektif

Menanyakan perasaan klien setelah berbincang –

bincang

2. Evaluasi Objektif

Meminta klien untuk menjelaskan kembali inti

pembicaraan yang telah di lakukan 3. Rencana Tindak Lanjut

Meminta klien untuk mengingat aspek positif yang belum di sebutkan

4. Kontrak yang akan datang

a. Menyepakati topik yang akan di bicarakan b. Menyepakati tempat yang akan di bicarakan c. Menyepakati lamanya waktu yang akan di

bicarakan D. Sikap Terapeutik

1. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata 2. Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka

ada rileks

3. Mempertahankan jarak terapeutik

E. Tehnik Komunikasi

(20)

Dokumen terkait Keliat B, A. 2015, Hubungan Terapeutik Perawat Klien, EGC, Jakarta

Keliat B.A, Dkk. 2014. Proses Keperawatan Jiwa EdI. EGC.Jakarta

(21)

Ada 6 item hasil wawancara atau data subjektif klien dan 6 item tanda dari hasil observasi atau data objektif klien dikomunitas.

Tanda dan Gejala Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Kronik

No Data subjektif Ya Tidak

1. Klien mengatakan merasa malu

2. Klien mengatakan merasa tidak berarti dan merasa tidak berguna

3. Klien mengatakan merasa tidak mempunyai kemampuan positif

4. Klien mengatakan merasa menilai diri negatif

5. Klien mengatakan kurang konsentrasi dan merasa tidak mampu melakukan apapun

6. Klien mengatakan sulit tidur

No Data objektif Ya Tidak

1. Klien terlihat kontak mata berkurang dan murung

2. Klien terlihat berjalan menunduk dan postur tubuh menunduk

3. Klien terlihat menghindari orang lain

4. Klien terlihat bicara pelan dan lebih banyak diam

5. Klien terlihat lebih senang menyendiri dan aktifitas menurun

6. Klien terlihat mengkritik orang lain

(22)

Keterangan :

(23)
(24)

          

Keterangan :

Tulis pada kolom keterangan apabila dilakukan dengan cara M = Mandiri

B = Dibantu

(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penulisan laporan ini identifikasi masalahnya adalah bagaimana aplikasi asuhan keperawatan pada klien dengan masalah keperawatan utama Gangguan konsep diri: Harga

keperawatan untuk klien dengan gangguan jiwa yang salah satunya adalah. pasien yang mengalami masalah utama halusinasi

Tujuan : Untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan isolasi sosial : menarik diri di Ruang Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dengan metode yang

menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini dengan judul “ ASUHAN KEPEARAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DENGAN MASALAH UTAMA.

Tanda dan gejala klien harga diri rendah setelah diberikan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan terapi psikoedukasi keluarga pada respon kognitif dari 100%

Menambah masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan jiwa mengenai asuhan keperawatan pada pasien hemodialisa dengan gangguan citra

iii HALAMAN PENGESAHAN Karya tulis oleh : IGA DIYAH AYU PANGESTI Judul :ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :

Efektifitas penerapan standar asuhan keperawatan jiwa generalis pada pasien skizofrenia dalam menurunkan gejala halusinasi.. Kedudukan Akal dalam