BAB VII
Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya
Program investasi infrastruktur Kabupaten Mesuji yang merupakan rekapitulasi dari
dokumen RPIJM yang telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan Kabupaten
dari aspek teknis, biaya dan waktu. Selain itu rencana program investasi harus dilengkapi
dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan
dari Bupati selaku kepala daerah. Program investasi bidang Cipta Karya disusun
berdasarkan prioritas menurut kebutuhan Kabupaten Mesuji untuk memenuhi sasaran dan
rencana pembangunan Kabupaten. Setiap daerah diharapkan mempunyai prioritas yang
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayahnya.
Dokumen rencana program investasi yang merupakan rekapitulasi dan intisari dari RPIJM
Kabupaten Mesuji . Setiap Kabupaten diharapkan dapat menyampaikan rencana program
dalam sebuah ringkasan eksekutif berupa ringkasan rencana investasidan mekanisme
pembiayaan serta pembiayaan yang merupakan bagian sinkronisasi dan prioritas program
di Kabupaten/Kota.
Dokumen rencana program investasi ini dilengkapi aspek legalitas yang diwujudkan dalam
kesediaan Bupati selaku penyelenggara pembangunan daerah untuk melaksanakan
program investasi yang telah diusulkan.
Penyusunan rencana program investasi, dalam bentuk ringkasan eksekutif, ditekankan
aspek keterpaduan antara pengembangan wilayah/kawasan dengan pengembangan sektor
bidang Cipta Karya, yang akan mencakup: Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan,
dan Sinkronisasi Program berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang ditetapkan yang
paling sesuai dalam rangka menjawab tantangan pembangunan. Aspek keterpaduan
didalam penyusunan RPIJM diwujudkan melalui sinkronisasi pembangunan sektor bidang
Cipta Karya terhadap rencana pengembangan wilayah/kawasan. Keterpaduan Program
diharapkan dapat terwujud dari hasil penyusunan rencana pendanaan yang akan sangat mempengaruhi dalam keterpaduan pelaksanaan. Selain itu juga dijelaskan dalam hal
keterpaduan kelembagaan dalam mendukung pembangunan dengan mengacu kepada
Penentuan skala proritas program merupakan hasil iterasi antara analisis yang dilakukan
terhadap rencana pembangunan Kabupaten/Kota dan analisis yang kebutuhan dan rencana
pengembangan sektor/komponen, kemampuan keuangan, maupun kemampuan
kelembagaan. Penentuan skala prioritas program secara explisit perlu dituangkan di dalam
Skenario Pembangunan Perkotaan (Bagian dari Rencana Pembangunan Kabupaten).
Rencana program investasi, yang diwujudkan dalam ringkasan eksekutif, harus
menjabarkan secara singkat mengenai:
(i) Skenario pengembangan kota dan pengembangan sektor bidang PU/Cipta
Karya;
(ii) Usulan kebutuhan investasi yang disusun dengan berbasis demand ataupun
target pencapaian sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan daerah;
(iii) Mekanisme pendanaan, dan kemungkinan pembiayaan pembangunan;
(iv) Skala prioritas penanganan dan rencana pelaksanaan program investasi.
Skenario pembangunan Kabupaten Mesuji melalui Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya diharapkan mampu mewujudkan keterpaduan,
integrasi perencanaan, sinkronisasi program dan penentuan prioritas dalam pembangunan
pelaksanaan daerah. Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta
Karya Kabupaten Mesuji menjadi payung dalam setiap pembangunan dan peningkatan
bidang keciptakaryaan.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Mesuji, meliputi :
1. Rencana Program Investasi Infrastruktur Sektor Pengembangan Permukiman;
2. Rencana Program Investasi Infrastruktur Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.
3. Rencana Program Investasi Infrastruktur Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman
yang meliputi 3 sub sektor yaitu :
• Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub Sektor Air Limbah;
• Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub Sektor Persampahan;
• Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub Sektor Drainase;
4. Rencana Program Investasi Infrastruktur Sektor Sistem Penyediaan Air Minum;
Keseluruhan program investasi infrastruktur bidang keciptakaryaan di atas, sebagian besar
telah didukung dengan dokumen perencanaannya sehingga diharapkan dari dokumen
kegiatan di lapangan. Dan untuk dokumen perencanaannya disusun dalam tahun anggaran
yang sama dengan pelaksanaan kegiatan.
Usulan dan prioritas program investasi infrastruktur Kabupaten Mesuji disusun atas dasar
hasil analisis kemampuan dan sistem yang ada, serta target pencapaian dan kemampuan
pendanaan dan kelembagaan.
Berdasarkan kemampuan / supply serta tingkat efisiensi dan efektifitas yang bisa dicapai
maka disusunlah skala prioritas, yang diwujudkan dalam:
a. Consolidated Expendure Program (Rencana Pendanaan yang Terkonsolidasi) yang
mencakup kegiatan / komponen yang diusulkan berdasarkan pertimbangan
kemampuan, efisiensi dan efektivitas, program-program yang diusulkan adalah
program-program yang paling mungkin dilaksanakan mengacu kepada strategi dan
kriteria penanganan yang ditetapkan dari kebijakan dan strategi pengembangan
Kabupaten Mesuji.
b. Prediksi Kemampuan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Mesuji untuk mendanai
dan membiayai program yang diusulkan dengan menggali dari berbagai sumber
pendanaan dan pembiayaan yang ada. Serta penggambaran kemampuan peningkatan
pendapatan serta kemampuan kelembagaan di Kabupaten Mesuji terkait dengan usulan
program tersebut.
Program prioritas infrastruktur Kabupaten Mesuji masing-masing sektor untuk 5 (lima)
tahun ke depan adalah sebagai berikut:
1. Sektor Pengembangan Permukiman
• Studi Pengembangan , Pembinaan Kawasan Permukiman
• Kelembagaan dan Pengendalian Kawasan Perumahan Permukiman
• Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan
• Penataan dan Peremajaan Kawasan
• Sosialisasi dan Kemasyarakatan
2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
• Studi Rencana Induk Kebakaran dan Pelaksanaan Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran (RISPK)
• Penyusunan Masterplan Perkotaan dan Ruang Terbuka Hijau.
• Penataan Ruang Terbuka Hijau.
• Perencanaan PSD Kawasan Tradisional/Bersejarah dan Nelayan
• Dukungan PSD Kawasan Tradisional/bersejarah dan Nelayan
• Perencanaan dan Pelaksanaan Revilitalisasi Kawasan Kota Tua, Pusat kota, Wisata
• Penyusunan RTBL
3. Sektor Pengelolaan Air Limbah
• Perencanaan Sanimas
• Pembebasan Lahan dan Pembangunan Sanimas
• Bantuan Pembentukan Pokmas dan Sosialisasi Kemasyarakatan
4. Sektor Pengelolaan Persampahan
• Studi Pengembangan Pengelolaan Persampahan
• Relokasi TPA Lama Ke Lokasi TPA Baru Dengan Sistem Sanitary Lanfill
• Pembangunan Infrastruktur Pendukung Lokasi TPA Baru
• Sosialisasi Tentang 3R
• Pengadaan Sarana dan Prasarana Guna Peningkatan Pengelolaan Persampahan
5. Sektor Pengelolaan Drainase
• Masterplan Drainase
• Pengembangan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan
6. Sektor Pengembangan Air Minum
• Studi Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
• Bantuan Teknis Kelembagaan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
• Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Skala Kota
• Pengembangan Jaringan Distribusi Air Minum
• Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Pendukung Penyediaan Air Bersih
• Penyediaan Air Bersih Daerah Rawan Air, Miskin dan Terpencil
7.1
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
permukiman didentifikasikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih
dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau pedesaan.
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan perdesaan . pengembangan permukiman
peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan
perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat
pertumbuhan, serta desa tertinggal.
Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan permukiman maka
UU No. 1/2011 mengamatkan tugas dan wewenang sebagai berikut:
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota di
bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan
dan startegi nasional dan provinsi.
b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
c. Menyelanggarakan fungsi operasional dan koordinasi terhadap pelksanaan kebijakan
kabupaten/kota dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan
hunian, dan kawasan permukiman.
d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota.
f. Melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi
penyelanggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
kabupaten/kota.
g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.
h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional.
i. Melaksanakan pengelolaan prasaranan, sarana, dan utilitas umum perumahan dan
kawasan permukiman.
j. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabuoaten/kota.
k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.
Dengan wewenang sebagai berikut,
a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada
tingkat kabupaten/kota.
b. Menyusun dan mnyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang perumahan
c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
d. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan serta
kebijakan dan strategi penyelengaraan perumahan dan kawasan permukiman pada
tingkat kabupaten/kota.
e. Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan
permukiman bagi MBR
f. Menyediakan prasaran dan sarana pembangunan perumahan bagi MPR pada tingkat
kabupaten/kota.
g. Memfasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten/kota antara pemerintah
kabupaten/kota dan badan hukumdalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman.
h. Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan
permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.
i. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh pada tingkat kabupaten/kota.
7.1.1 Kondisi Eksisting
Kondisi kawasan permukiman perkotaan
Di Kabupaten Mesuji permukiman kumuh yang telah diidentifikasi seluas 52,3 ha. Mulai
nampak bangunan-bangunan yang digunakan untuk usaha yang tidak tertata dengan baik
sehingga menimbulkan kesan ‘kumuh’. Kedepan, sebagai Kabupaten pemekaran yang baru
berdiri, pembangunan permukiman harus berdasarkan arahan tata ruang Kabupaten Mesuji
sehingga ke depan tidak terjadi atau meminimalkan terjadinya permukiman kumuh akibat
ketidak teraturan pembangunan permukiman.
Tabel 7.1Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Mesuji
NO NAMA LOKASI LUAS (Ha) KECAMATAN
1 Desa Nipah Kuning 5,125 Mesuji
2 Desa Sungai Badak 5,505 Mesuji
3 Desa Wiralaga I 4,73 Mesuji
4 Desa Wiralaga II 5,725 Mesuji
5 Dusun Tebing 4,85 Mesuji Timur
6 Dusun Talang Gunung 5,15 Mesuji Timur
7 Desa Sungai Cambai 4,175 Mesuji Timur
8 Desa Kagungan Dalam 4,8 Tanjung Raya
9 Desa Sri Tanjung 4,02 Tanjung Raya
10 Desa Tanjung Harapan 1,7 Tanjung Raya
11 Desa Sungai Sidang 6,52 Rawajitu Utara
Kondisi Kawasan Permukiman Perdesaan
Karakteristik pemukiman di kawasan perdesaan Mesuji, dicirikan dengan:
1) Kegiatan perekonomian sebagai penyumbang terbesar dalam pendapatan rumah
tangga adalah di sektor pengolahan lahan (sektor pertanian), sehingga sebagian besar
waktu masyarakat berada di kebun/ladang. Mata pencaharian tersebut untuk
beberapa suku tertentu mempengaruhi tipologi rumah tempat tinggalnya, seperti
suku Lampung dan Semende, mempunyai bentuk rumah panggung, jarak antar
bangunan rapat, dan halaman yang luas. Beda halnya dengan suku Sunda dan Jawa,
dengan bentuk rumah depok (tanpa tiang) dan memiliki halaman yang terkadang
berubah fungsi menjadi kolam atau kandang ternak.
2) Pola penjalaran permukiman berbentuk pita, mengikuti sistem jaringan jalan yang
terbangun.
3) Kecenderungan adanya segregasi pemukiman berdasarkan kelompok etnis/suku,
seperti misalnya di Brabasan, sebagian besar permukiman berisi masyarakat yang
berasal dari suku campuran, dengan jenis usaha perkebunan dan perikanan..
4) Didominasi pemukiman tradisonal dengan bentuk rumah panggung (non
permanen/semi permanen), KDB rendah, MCK diluar rumah dan sebagian besar
menggunakan sumur (air tanah) sebagai sumber air minum dan belum mendapat
aliran listrik
5) Masyarakat di desa kurang begitu memperhatikan sanitasi lingkungan permukiman.
7.1.2 Sasaran Program
Untuk mengurangi kesenjangan terhadap cakupan pelayanan dasar perumahan dan kawasan permukiman antara kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan, Pemerintah Daerah Lampung Barat telah mengupayakan berbagai program baik fisik maupun non fisik guna peningkatan kualitas perumahan dan kawasan permukiman yang layak huni, baik yang bersumber dari APBD maupun APBN.
7.1.3 Usulan Kebutuhan Program
Tabel 7.2
Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Kawasan Perkotaan dan Perdesaan Kabupaten Mesuji
Tujuan Kebijakan Strategi Aspek Program Lokasi Pelaku Sumber
Tujuan Kebijakan Strategi Aspek Program Lokasi Pelaku Sumber
pelayanan. swasta/operator) n Mesuji Kementerian
Komunikasi
Tujuan Kebijakan Strategi Aspek Program Lokasi Pelaku Sumber Dana
Periode 5 tahunan 2014 - 2018 2019 - 2023
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(seperti longsor, dll.)
tanggul pada kawasan perumahan/permuki man yang berada pada daerah tebing jika masih memungkinkan tanpa harus
melakukan relokasi.
n dan Perdesaa n
Kabupate n Mesuji
Badan Penanggulang an Bencana Daerah
Prov, APBD Kab
7.2
SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai
bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan
lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan
gedung dan lingkungannya.
Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik sehingga terjadi
peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi :
a. Kegiatan pembinaan lingkungan permukiman
• Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ;
• Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) ;
• Pembangunan Prasarana dan Saran peningkatan lingkungan permukiman
kumuh dan nelayan ;
• Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan permukiman
tradisional.
b. Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung
• Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan dan
lingkungan ;
• Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung
• Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur ;
• Pelatihan teknis .
c. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di prkotaan
• Bantuan teknis penaggulangan kemiskinan di perkotaan ;
• Paket dan Replikasi
Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR, skenario
pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat
dari rencana tindak yang meliputi :
a) Revitalisasi
b) RTH
c) Bangunan Tradisional/bersejarah dan
d) Penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan
lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan
7.2.1 Kondisi Eksisting
Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR, skenario pembangunan
daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang
meliputi :
a) Revitalisasi
b) RTH
c) Bangunan Tradisional/bersejarah dan
d) Penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan
lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan
berkelanjutan.
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan
tanntangan yang dihadapi, antara lain :
Penataan Lingkungan Permukiman :
Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sisitem proteksi kebakaran ;
Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk
lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan
infrastrukttur guna pengembangan lingkungan permukiman ;
Menrunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi
utama kota, kawasan tradisional bersejarah sertaheritage.
Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangungan lingkungan
permukiman yang diindikasikan denagn masih kecilnya alokasi anggaran
daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan
SPM.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Tangga :
Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belun berfungsi efektif
dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara ;
Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan, besar,
sedang, kecil di seluruh Indonesia ;
Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan pengelolaan
dan penyelenggaraan bangunan gedng (keselamatan, kesehatan, kenyamanan
dan kemidahan);
Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat peerhatian ;
Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta
rendahnya kualitas pelayanan publik dan perjanjian ;
Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan
keselataman, keamanan dan kenyamanan ;
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan
efisien
Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan baik.
Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau :
Masih kurangnya diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan
hijau/terbuka, sarana olah raga.
Kapasitas Kelembagaan Daerah :
Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan
penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan ;
Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan
peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi ;
Masih perlunya peningkatan dan pematangan kelembagaan bangunan gedung
di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan .
7.2.2 Sasaran Program
Dengan kegiatan yang terkait PBL adalah penyusunan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL), pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman
tradisional dan bersejarah, revitalisasi kawasan, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal
(SPM), dan pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.
7.2.3 Usulan Kebutuhan Program
Usulan prioritas program dalam kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan diuraikan
Tabel 7.3
Usulan Program dan Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Mesuji
Tujuan Kebijakan Strategi Aspek Program Lokasi Pelaku Sumber
Tujuan Kebijakan Strategi Aspek Program Lokasi Pelaku Sumber Dana
Periode 5 tahunan 2014 - 2018 2019 - 2023
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
kondisi asalnya, sehingga dapat berfungsi kembali.
perkotaan (kawasan pusat kota, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan yang memiliki nilai sejarah, dll) melalui Fisik Program
perbaikan dan peningkatan sarana dan sarana kawasan.
Kawasan Perkotaan Mesuji
Dinas PU APBD Kabupate n
7.3
SEKTOR PENGEMBANGAN SPAM
Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan
kontruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevakuasi sistem
fisik (teknik) non fisik penyediaan air minum. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah
badan usaha milik negara (BUMN)/ badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan
usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaran
pengembangan sistem air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku,
penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaran SPAM.
SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan
perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan
dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal
air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air.
Pengembangan SPAM menjadi kewenangan/ tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah
Daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan
pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, seperti yang diamanatkan dalam PP No. 16
tahun 2005.
7.3.1 Kondisi Eksisting
Pengelolaan SPAM Jaringan Perpipaan di Kabupaten Mesuji di kelola oleh UPT-PAM Mesuji,
berada di Dinas PU Kabupaten Mesuji. Dibentuk sesuai dengan Kabupaten Mesuji sebagai daerah otonomi baru (DOB).
Sebagai wilayah kabupaten baru, namun UPT-PAM Mesuji sudah memiliki daerah layanan di
5 (lima) Ibukota Kecamatan (IKK) dari 7 (tujuh) wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten
Mesuji. Peta daerah pelayanan UPT-PAM Mesuji dapat dilihat padaGambar 7.1.
Sumber air baku yang dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan masyarakat adalah Air Tanah
Dalam (ATD) dan Air Permukaan (AP) dengan total kapasitas terpasang sebesar 50 lpd yang
terdiri dari 40 lpd dari ATD dengan Sumur Bor (deep well) dan 10 lpd dengan IPA. Secara
Tabel 7.4Kapasitas Produksi Unit SPAM IKK pada UPT-PAM Mesuji
No. Nama Unit Nama Sumber Jenis Sumber
Kapasitas
Terpasang Saat Ini Produksi Lt / dt Lt / dt Lt / dt
1. IKK Simpang Pematang
Simpang
Pematang ATD 10 10 8
2. IKK Mesuji Sungai Badak AP 10 10 6
3. IKK Mesuji Timur Eka Mulya ATD 10 10 10
4. IKK Rawa Jitu Utara Rawa Jitu Utara ATD 10 10 5
5. IKK Tanjung Raya Tanjung Raya ATD 10 10
-Jumlah 50 50 29
Sumber : Data SR UPT PAB/UPT Lampung, 2016
Sistem pasokan ke daerah pelayanan dilakukan secara pemompaan, oleh karena kondisi
topografi kabupaten yang relatif datar atau sekitar ± 20 – 90 mdpl. Sedangkan jumlah
sambungan yang ada di kelima unit SPAM IKK adalah sebanyak ± 2.754 unit sambungan (SR).
Bila rata-rata satu rumah tangga diasumsikan ada 5 jiwa, maka total jiwa yang terlayani
sebanyak 13.770 jiwa terlayani, yang berarti cakupan pelayanan UPT-PAM Mesuji sekitar ±
7% dari total penduduk kabupaten. Secara rinci jumlah sambungan dan jam operasi per hari
dari unit SPAM IKK, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.5Data Jumlah Sambungan Unit SPAM IKK UPT-PAM Mesuji
No. Nama Unit Nama Sumber
Jenis Sumber
Jumlah SR Operasi
Sistem Pengaliran Terpasang Aktif Jam /
hari
1. IKK Simpang Pematang
Simpang
Pematang ATD 625 625 4 Pompa
2. IKK Mesuji Sungai Badak AP 475 475 4 Pompa
3. IKK MesujiTimur Eka Mulya ATD 900 900 6 Pompa
5. IKK Tanjung
Raya Tanjung Raya ATD 503 503 0 Pompa
Jumlah 2754 2754
Sumber : Data SR UPT PAB/UPT Lampung, 2016
Tabel 7.6Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Air Kabupaten Mesuji Tahun 2018 – 2038
Sumber : Hasil Analisis RI SPAM Kabupaten Mesuji, 2018
7.3.2 Sasaran Program
Dari analisis yang dilakukan terhadap kebutuhan air minum sesuai perhitungan proyeksi
jumlah penduduk dari tahun 2018 sebanyak 199.375 jiwa hingga tahun 2038 mencapai
223.995 jiwa menunjukan bahwa Kabupaten Mesuji tahun 2038 direncanakan tingkat
pelayanan secara keseluruhan penduduk perkotaan dan perdesaan terlayani dengan total
kebutuhan air minum rata-rata sebesar 212,80 Lt/dt atau mencapai 15.321 m³/hari.
Saat Ini
2016 2017 2018 2020 2023 2028 2033 2038
1 Jumlah Penduduk Jiwa 196.913 198.144 199.375 201.837 205.530 211.685 217.840 223.995
Persentase penduduk perkotaan % 4,27% 4,27% 4,27% 4,27% 4,27% 4,27% 4,27% 4,27%
Jumlah penduduk perkotaan Jiwa 8.408 8.461 8.513 8.618 8.776 9.039 9.302 9.565
Jumlah penduduk perdesaan Jiwa 359 189.683 190.862 193.219 196.754 202.646 208.538 214.430
2 Tingkat Pelayanan % 58,5 62,2 65,0 70,0 75,0 80,0 90,0 100,0
Penduduk yang dilayani Jiwa 4.915 123.285 129.594 141.286 154.148 169.348 196.056 223.995 3 Ratio Pelayanan
Hidran Umum (HU) % 10 10 10 10 10 10 10 10
Sambungan Rumah (SR) % 90 90 90 90 90 90 90 90
4 Jumlah Pemakaian Air
Hidran Umum (HU) lt/org/hr 30 30 30 30 30 30 30 30
Sambungan Rumah (SR) lt/org/hr 100 60 60 60 60 60 60 60
5 Kebutuhan air domestik
Hidran Umum (HU) lt/det 0,17 4,28 4,50 4,91 5,35 5,88 6,81 7,78
Sambungan Rumah (SR) lt/det 5,12 77,05 81,00 88,30 96,34 105,84 122,54 140,00
6 Total kebutuhan air domestik lt/det 5,29 81,33 85,50 93,21 101,69 111,72 129,34 147,77
7 Total Kebutuhan air non domestik lt/det 1,06 16,27 17,10 18,64 20,34 22,34 25,87 29,55
(20 % dari kebutuhan domestik)
8 Total Keb. Air Domestik + Non Domestik lt/det 6,35 97,60 102,60 111,85 122,03 134,07 155,21 177,33
9 Asumsi kehilangan air (losses) 20% lt/det 1,27 19,52 20,52 22,37 24,41 26,81 31,04 35,47
10 Total kebutuhan air rata-rata (Qr) lt/det 7,62 117,12 123,11 134,22 146,44 160,88 186,25 212,80
m3/hari 658 8.433 8.864 9.664 10.544 11.583 13.410 15.321
RPJ 20 Tahun Program Mendesak 2-3 tahun
No. Uraian Satuan
Kebutuhan Rata-rata (L/dt) Tahun
RPJ 5 Tahun
RPJ 10 Tahun
Gambar 7.1Daerah Pelayanan UPT-PAM Mesuji
Sumber : RTRW Kabupaten Mesuji, 2012
7.3.3 Usulan Kebutuhan Program
Tabel 7.7Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM di Mesuji
Tujuan Kebijakan Strategi Aspek Program Pelaku
Periode 5 tahunan
Fisik • Penyusunan DED SPAM IKK di beberapa kecamatan di Kabupaten Mesuji
Dinas PU, UPT PAB
• Review kondisi SPAM IKK di Kabupaten Mesuji
Dinas PU, UPT PAB
• Review Masterplan Air Minum
Fisik • Pembangunan SPAM IKK di beberapa kecamatan di Kabupaten Mesuji
Dinas PU, UPT PAB
• Pembangunan jaringan baru distribusi air minum
UPT PAB
• Pembangunan/Penggantian pipa jaringan distribusi air minum
UPT PAB
• Peningkatan kualitas air minum melalui perbaikan
Sosial • Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyusunan dokumen terkait sistem penyediaan air minum
Bappeda, Dinas PU, UPT PAB
Tujuan Kebijakan Strategi Aspek Program Pelaku
Periode 5 tahunan 2014 - 2018 2019 - 2023
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
• Peningkatan peran serta masyarakat dalam kegiatan
• alokasi sumber pembiayaan dan pola investasi untuk infrastruktur air bersih dengan sumber dari (APBN, APBD Provinsi maupun
Fisik • Penyusunan DED air minum untuk wilayah,masyarakat terkatagori MBR
Bappeda, Dinas PU, UPT PAB
• Penyusunan DED air limbah untuk wilayah,masyarakat terkatagori MBR
Tujuan Kebijakan Strategi Aspek Program Pelaku
Fisik • Pembangunan jaringan SPAM untuk masyarakat MBR di Kabupaten Mesuji
Bappeda, PU, UPT PAB
• Pembangunan jamban-jamban pribadi atau jamban-jamban bersama untuk masyarakat
• Pembangunan IPAL komunal (MCK ++) di Kawasan di mana masyarakat
terkatagori MBR berada di Kabupaten Mesuji
Sosial • Peningkatan peran serta masyarakat baik secara fisik maupun dalam proses
Tujuan Kebijakan Strategi Aspek Program Pelaku
Periode 5 tahunan 2014 - 2018 2019 - 2023
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
• alokasi sumber pembiayaan dan pola investasi untuk infrastruktur perkotaan (sampah, limbah dan drainase) dengan sumber dari (APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten) untuk masyarakat
terkatagori MBR
Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan
7.4
SEKTOR PENGEMBANGAN PLP
7.4.1 Air Limbah Domestik
7.4.1.1 Kondisi Eksisting
a. Sistem dan Infrastruktur
Pada umumnya air tinja (black water) perumahan dari wc ke resapan lubang, sehingga
pencemaran lingkungan sangat besar sekali. Untuk pengumpulan dan penampungan/
pengolahan awal dari wc ke tangki septic hampir dipastikan sangat kecil, karena
sampai saat ini WC masyarakat tidak pernah dikuras disamping belum ada mobil tinja
baik yang dimiliki Pemda maupun swasta. Tangki Septik berdasarkan study ehra hanya
salah persepsi , karena tangki yang mereka miliki tidak memenuhi standar tangki septic
yang dicor sehingga tidak terjadi perembesan air limbah. Sedangkan air kotoran dari
kamar mandi maupun dari sisa cuci piring (Grey water) langsung dibuang ke drainase
dan lobang penampungan yang tergenang. Air limbah domestic di Kabupaten Mesuji
sampai saat ini belum dilakukan pengelolaan.
Cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik per kecamatan di Kabupaten
Mesuji cukup bervariasi di setiap kecamatan. Cakupan ayanan jamban sehat permanen
tertinggi ada di Kecamatan Tanjung Raya yaitu 49,3% dan cakupan terendah ada di
Kecamatan Mesuji yaitu 10,5%. Peta cakupan akses dan sistem layanan air limbah
Keterangan :
A : 955 KK(1,6%) layak, 1.861 KK (3,1%) dasar, 4.548 KK (7,5%) BABS B: 4.116 KK(6,8%) layak, 3.810 KK (6,3%) dasar, 1.462 KK (2,4%) BABS C: 7.024 KK(11,6%) layak, 3.274 KK (5,4%) dasar, 2.702 KK (4,5%) BABS D: 1.108 KK(1,8%) layak, 164 KK (0,3%) dasar, 68 KK (0,1%) BABS E: 3.627 KK(6%) layak, 2.858 KK (4,7%) dasar, 364 KK (0,6%) BABS F: 5.256 KK(8.7%) layak, 4.916 KK (8,1%) dasar, 1.891 KK (3,1%) BABS G: 1.405 KK(2,3%) layak, 3.503 KK (5.8%) dasar, 1.590 KK (2,6%) BABS
(% populasi kabupaten)
Sumber : STBM Kab. Mesuji 2017
Pengelolaan limbah cair di Kabupaten Mesuji belum dapat ditangani secara baik, hal ini
dikarenakan pemerintah daerah belum mampu memberikan fasilitas pengolahan air
limbah domestik secara komunal serta belum adanya IPLT untuk melayani kebutuhan
pengolahan limbah cair yang dihasilkan oleh penduduk. Dari data yang ada, baru
41,7% masyarakat kabupaten Mesuji telah memiliki jamban sehat permanen, 36,5%
telah memiliki jamban sehat semi permanen, dan 21,8% belum menggunakan jamban
dan masih menggunakan cubluk atau masih BABS di tempat terbuka seperti sungai dan
drainase. Sampai dengan saat ini baru satu desa yang telah dinyatakan Open Defense
Free (ODF) yaitu desa Margo Mulyo Kecamatan Mesuji Timur dan desa Bumi
Harapan Kecamatan Way Serdang. Cakupan akses layanan pengelolaan air limbah
domestik di Kabupaten Mesuji secara rinci disajikan dalam tabel berikut:
A
C D
E
F
B
Tabel 7.8Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kabupaten
untuk Klasifikasi Wilayah Perkotaan
Sumber : STBM tahun 2017 diolah
Tabel 7.9Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kabupaten
untuk Klasifikasi Wilayah Perdesaan
Sumber : STBM tahun 2017 diolah
b. Kelembagaan dan Peraturan
Organisasi pengelola sektor air limbah (fasilitas sanitasi) di Kabupaten Mesuji belum
ada perda yang mengatur tentang Instansi mana yang mengelola.Sejak terbentuknya
Otonomi baru, yang berkaitan dengan fasilitas sanitasi air limbah Badan Lingkungan
Hiduplah yang berperan disini. Sebagaimana umumnya Badan Lingkungan Hidup
mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan daerah di bidang pengelolaan Berbasis No Kec. Jml. Penduduk
Perkotaan BABS (KK)
Cubluk/ Tangki Septik Individual Tidak Layak (KK)
IPALD Permukiman
Tanpa Akses Akses Layak (KK)
SPALD Setempat SPALD Terpusat
IPALD Perkotaan
IPALD Kawasan Tertentu Skala Individual Skala Komunal
No Jenis Satuan
0unit 0 KK Berfungsi
2 Berbasis
Institusi
0 unit
3 SPALD-TPerkotaan 0 unit
4 SPALD-TKawasanTertentu 0 unit PengelolaanLumpur Tinja
1 Truck tinja 0 unit
2 IPLT m3/ha
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mesuji.
c. Peran Serta Swasta dan Masyarakat
Sampai dengan saat ini, masih belum ada peran dari masyarakat maupun swasta dalam
kegiatan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Mesuji.
d. Rantai Pelayanan Air Limbah
Sampai dengan saat ini, masih belum ada pengelolaan air limbah domestik di
Kabupaten Mesuji yang telah aman sesuai dengan standar pengelolaan air limbah
domestik .
7.4.1.2 Sasaran Program
Rencana Kedepan uraian tugas terkait dengan pengelolaan sektor air limbah :
- Pengelolaan kualitas air skala Daerah;
- Penetapan kelas air pada sumber air skala Daerah;
- Pemantauan kualitas air pada sumber air skala Daerah;
- Pengendalian pencemaran air pada sumber air skala Daerah;
- Pengawasan terhadap penaatan persyaratan yang tercantum dalam izin
pembuangan air limbah ke air atau sumber air;
- -Penerapan paksaan pemerintahan atau uang paksa terhadap pelaksanaan
penanggulangan pencemaran air skala Daerah pada keadaan darurat dan/atau
keadaan yang tidak terduga lainnya;
- Pengaturan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air skala
Daerah;
- Perizinan pembuangan air limbah ke air atau sumber air;
- Perizinan pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah.
7.4.2 Persampahan
7.4.1.1 Kondisi Eksisting
a. Sistem dan Infrastruktur
Sampai saat ini pemerintah Kabupaten Mesuji, baru mengelola 0,4% sampah rumah
tangga dan mengelola persampahan pasar. Selebihnya, 4,8% dibuang ke lubang tanah
tanpa di tutup, 3,1% dibuang ke sungai, laut/danau, 82,9% dibakar, 1,3% dibuang ke
lubang tanah kemudian di tutup, 6% dibuang di areal terbuka dan dibiarkan
Pengelolaan sampah rumah tangga di Kabupaten Mesuji, menurut hasil study EHRA
yang diakukan tahun 2015 lalu baru mencapai 0,4% yang ada di kecamatan Simpang
Pematang dan Kecamatan Mesuji. Seebihnya pemda mengelola sampah pasar yang ada
di beberapa titik di Kabupaten Mesuji. Cakupan akses dan sistem layanan persampahan
dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini:
Gambar 7.3Peta Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Persampahan
Keterangan :
A : Sampah terangkut ke TPA 241 KK(0,4%)
B: Sampah tidak terproses 59.135 KK(98,3%) dikelola mandiri o;eh masyarakat 785 KK(1,3%)
(% populasi kabupaten)
Sumber : hasil studi EHRA tahun 2015 diolah
Penanganan sampah di Kabupaten Mesuji untuk wilayah perkotaan (kec. Simpang
Pematang, Kec. Mesuji timur dan Kec. Mesuji) yang sudah dikelola secara baik baru
mencapai 0,5% (0,73 m3/hari) dari total timbulan sampah kabupaten.
Sedangkan untuk wilayah perdesaan, sampah yang sudah dikelola secara baik baru
mencapai 7,41% (10,21 m3/hari) dari total timbulan sampah kabupaten. Pengelolaan
sampah yang telah diketegorikan baik terdiri dari pengelolaan sampah yang diangkut
ke TPA, pengurangan sampah di tempat pemilahan sampah/pemulung dan pengelolaan
sampah secara mandiri oleh masyarakat dengan cara ditimbun atau di kompos.
TPA
A
A
B
B
sebagai berikut:
Tabel 7.10Penanganan Sampah Untuk Wilayah Perkotaan
Sumber : hasil studi EHRA tahun 2015 diolah
Tabel 7.11Penanganan Sampah Untuk Wilayah Perdesaan
Sumber : hasil studi EHRA tahun 2015 diolah
Ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan di Kabupaten Mesuji
masih jauh dari memadai. Itu sebabnya sejauh ini sampah yang di kelola baru 1,6%
yaitu di kecamatan Simpang Pematang, Kecamatan Mesuji dan sampah pasar,
(m3/hari) (% ) (m3/hari) (% ) (m3/hari) (% ) (m3/hari) (% ) (m3/hari) (% )
Jumlah 5.561,59 3,28 2,38 0,10 0,07 0,04 0,03 0,59 0,40 4,00 2,91
Sampah Terangkut ke TPA (langsung dan tidak
langsung)
Total
Tanpa Akses Akses Layak
(iii) (iv) (v) (vi) (vii)
Nama Kecamatan Jumlah Penduduk
(jiwa)
Sampah Tidak Terproses Sampah Dikelola Mandiri
Sampah Tereduksi di
185.863 123,62 89,69 8,21 5,96 2,00 1,45 - - 133,8 97,09
(iii) (iv) (v) (vi) (vii)
Nama Kecamatan Jumlah Penduduk
(jiwa)
T anpa Akses Akses Layak
T otal Sampah T idak
T erproses
Sampah Dikelola Mandiri
Sampah T ereduksi di T PS3R/T PST /Bank
Sampah
Sampah T erangkut ke T PA (langsung dan
sedangkan sampah rumah tangga masih dikelola seadanya oleh warga masyarakat.
Praktek pemilahan sampah juga masih belum banyak dilakukan.
Fasiitas Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) yang telah dibangun pada tahun 2013 di Desa
Margo Rahayu Kecamatan Simpang Pematang belum beroperasi secara maksimal dan
TPA di desa Tanjung Menang Kecamatan Mesuji Timur yang mulai dibangun pada
tahun 2014 namun sampai saat ini belum di fungsikan. Hal ini karena sarana pendukung operasiona TPA tersebut masih belum memadai, misalnya truck sampah,
TPS, gerobak sampah dan lainya. Kondisi sarana dan prasarana persampahan di
Kabupaten Mesuji secara rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 7.12Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan
b. Kelembagaan dan Peraturan
Lembaga pengelola persampahan di Kabupaten Mesuji adalah Dinas Lingkungan Hidup.
Peraturan pengelolaan persampahan di atur baik melalui Undang-undang, Peraturan
menteri hingga Peraturan Daerah yang menguraikan ketentuan-ketentuan pengelolaan
persampahan di Kabupaten Mesuji, antara lain :
Baik Rusak
Ringan Rusak
Berat
i ii iii iv v vi vii viii ix x
1 Pengumpulan Setempat
- Gerobak sampah Unit 34 - - -
-2 Penampungan Sementara (TPS)
- Kontainer Unit 7 6 m3 - baik - -
-- Bak biasa Unit 3 5 m3 - baik - -
-3 Pengangkutan
- Amrol Truck 1 2 baik
- Dump Truck Unit 4 5 m3 2 baik -
-4 Pengolahan Sampah
- TPS 3R Unit - - -
-5 TPA
- Lahan urug saniter Ha
- Luas total lahan TPA Ha 4 sanitary andfill - Luas sel landfill Ha
- Daya tampung TPA M3/hari 54
6 Alat Berat
- Excavator Unit 1 1 m3 - baik - -
-- Bulldozer Unit
7 IPL
Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD) - Efluen di Inlet mg/l - Efluen di Outlet mg/l
Kondisi
Keterangan No Jenis Prasarana /sarana Satuan Jumlah Kapasitas Ritasi/
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Persampahan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
- Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan AMDAL.
- Petunjuk Teknis
c. Peran Serta Swasta dan Masyarakat
Sampai dengan saat ini, peran dari masyarakat maupun swasta dalam kegiatan
pengelolaan persampahan di Kabupaten Mesuji adalah yang berprofesi sebagai
pemulung yang sedara tidak langsung telah mengurangi timbuan sampah di Kabupaten
Mesuji.
7.4.2.2 Sasaran Program
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganilis kebutuhan Sistem persampahan adalah
uraian faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengeloaan persampahan kota, baik itu
untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan
kota (development need).
7.4.3 Drainase Perkotaan
7.4.3.1 Kondisi Eksisting
a. Sistem dan Infrastruktur
Kondisi drainase di Kabupaten Mesuji sebagian besar masih berupa saluran-saluran
parit tanah,. Drainase lingkungan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah baik
pemerintah Kabupaten, provinsi dan pusat belum terlalu banyak membantu mengingat
luasnya daerah kabupaten Mesuji. Menurut hasil study EHRA tahun 2015, persentase
rumah tangga yang mengalami banjir di kabupaten Mesuji , persentase masyarakat
yang mengalami genangan sebesar 10,75 % yang tertinggi dikuster 2 sebanyak
4,9%.Berdasarkan hasil survey tersebut, genangan yang terjadi ebih banyak di halaman
Tabel 7.13Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan (sesuai Definisi SPM)
Gambar 7.4Peta Lokasi Genangan
Sarana drainase yang ada di Kabupaten Mesuji berupa saluran kuarter yang juga
berfungsi sebagai saluran drainase jalan. Saluran drainase buatan yang telah dibangun
sebagian besar masih berupa parit/kanal tanah yang belum diperkuat dengan dinding
pasangan batu atau beton. Sedangkan saluran primer, saluran sekunder dan saluran
tersier rata –rata masih memanfaatkan saluran alami yang berupa sungai beserta anak
cabangnya kecuali yang ada di Kecamatan Mesuji . Bangunan pelengkap seperti pintu
Luas
Ketinggian
Lama
Frekwensi
(Ha)
(M)
(Jam/Hari) (Kali/Tahun)
1
Kec. Simpang Pematang
80
0,6
7
2 Luapan sungai mesuji
Sungai
2
Kec. Mesuji Timur
260
0,5
5
2 Daerah pasang surut
Sungai
3 Kec.Mesuji
55
0,4
5
2 Daerah pasang surut
4 Kec. Rawajitu Utara
320
0,6
15
2 Daerah pasang surut
5 Kec. Tanjung Raya
160
0,5
7
1 Luapan sungai mesuji
Sungai
No
Lokasi Genangan
Wilayah Genangan
Infrastruktur*
yang ada di Kabupaten Mesuji secara rinci sebagai berikut:
Tabel 7.14 Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan di Kabupaten
Gambar 7.5Diagram Saluran Drainase
B** H*** Berfungsi Tidak Berfungsi
1 S. Primer A Sungai buaya - - √ Tidak pernah
2 S. Primer B Sungai Mesuji - - √ Tidak pernah
3 S. Primer C Sungai Basung - - √ Tidak pernah
4 S. Primer D Sungai Deres - - √ Tidak pernah
5 S. Primer E Sungai Gebang - - √ Tidak pernah
6 S. Primer F Sungai Kabung - - √ Tidak pernah
7 S. Primer G Sungai Lubuk Peruk - - √ Tidak pernah 8 S. Primer H Sungai Serdang Pecoh - - √ Tidak pernah
9 S. Primer I Sungai Sidang - - √ Tidak pernah
10 S. Primer J Sungai Sigeyet - - √ Tidak pernah 11 S. Primer K Sungai Tulang Miring - - √ Tidak pernah
12 S. Primer L Sungai Abang - - √ Tidak pernah
13 S. Primer M Sungai Bajas - - √ Tidak pernah
14 S. Primer N Sungai Karang Katun - - √ Tidak pernah
15 S. Primer Mesuji M Trapesium 8 4 √ 1
16 S. Sekunder Mesuji M Sungai Karang Katun 3 2 √ 1 No
Kondisi Frekwensi Pemeliharaan
(kali/Tahun) Dimensi
Bentuk Penampang Saluran* Satuan
b. Kelembagaan dan Peraturan
Pengelolaan drainase lingkungan di kabupaten Mesuji masih bersifat sektoral dan
setempat.Belum ada kelembagaan yang terbentuk untuk menangani drainase
lingkungan secara serius.Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada
masyarakat di Kabupaten Mesuji mengenai manfaat dan pentingnya system drainase
yang tersistem secara menyeluruh.
Kondisi saat ini mayoritas drainase lingkungan masih bersifat sederhana dan belum
adanya pemisahan antara drainase air limbah dan drainase air hujan sehingga air limbah berpotensi mencemari muka air tanah.
7.4.3.2 Sasaran Program
Kabupaten harus menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem drainase kota.
Melakukan analisis atas dasar besarnya kebutuhan penanganan drainase, baik itu untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan kota
(development need). analisis yang terkait dengan kebutuhan drainase adalah analisis Bidang
Teknis maupun non teknis yang mencakup kelembagaan, pembiayaan, peraturan dan peran
peran serta masyarakat dan swasta.
7.4.4 USULAN KEBUTUHAN PROGRAM
Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan Sanitasi disusun berdasarkan
paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program seperti pada RPIJM.
Penyusunan usulan program tersebut memperhatikan kebutuhan RPP berkaitan dengan
pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan. Dengan demikian usulan
sudah mencakup pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pembangunan ekonomi.
Usulan program yang diajukan sesuai dengan hasil analisi dan identifikasi yang telah
dilakukan . selain itu, perlu juga di perhatikan keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya.
Usulan program harus diperhatikan keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan program harus dapat mencerminkan besaran sektor-sektor lainnya. Usulan program harus
dapt mencerminkan besaran dan prioritas program, manfaatnya ditinjau dari segi fungsi,
kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya.
Penjabaran program-program tersebut disesuaikan dengan struktur tatanan program RPJMN
yang diwujudkan dalam paket-paket proyek/program. Program yang dicakup dalam
Pengelolaan Air Limbah meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini :
1. Pembangunan pengelolaan air limbah setempat dan pengembangan Instalansi
(khusus bagi kawasan kumuh dan padat);
3. Pembangunan pengelolaan air limbah sistem terpusat :
4. Operasi dan pemeliharaan ;
5. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan air limbah;
6. Penyuluhan meningkatkan pemahaman pentingnya sanitasi dan pemeliharaan sarana
yang telah dibangun ;
7. Piranti lunak :MP/outline plan, FS atau DED .
Program yang dicakup dalam Pengelolaan Persampahan meliptui kegiatan berikut ini :
1. Pembangunan prasarana dan sarana TPA sampah ;
2. Pembangungan prasarana dan sarana TPST 3R ;
3. Operasi dan pemeliharaan ;
4. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan persampahan;
5. Penyuluhan meningktkan pemahaman pentingnya sanitasi dan 3R;
6. Piranti lunak : MP/outline plan, FS atau DED .
Program yang dicakup dalam pengelolaan sistem drainse perkotaan meliputi
kegiatan-kegiatan berikut :
1. Pelaksanaan rehabilitasi saluran yang ada ;
2. Pembangunan saluran yang baru ;
3. Operasi dan pemeliharaan :
4. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan drainase ;
5. Penyuluhan dan pengelolaan dan pemeliharaan bangunan drainase bagi Pemerintah
Kabupaten/Kota dan masyarakat ;