• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan dengan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo selama ± 2 minggu. Jumlah sampel sebanyak 68 responden yang menderita penyakit influenza. Sampel diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrument berupa kuesioner sebagai alat pengumpul data yang disebarkan dari rumah ke rumah, kemudian hasilnya dikumpulkan dan diolah sehingga diperoleh hasil yang disajikan adalah sebagai berikut :

1. Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas a) Pengetahuan

1) Hasil Uji Validasi Kuesioner

Validasi adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini uji validasi kuesioner pengetahuan menggunakan software SPSS 16,0. Dalam uji validasi ini dinyatakan bahwa butir-butir pertanyaan pada kuesioner seluruhnya valid karena koefisien korelasinya > 0,3.

2) Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini uji reliabilitas

(2)

kuesioner pengetahuan dengan menggunakan software SPSS 16,0. Dalam uji reliabilitas ini dinyatakan bahwa butir-butir pertanyaan pada kuesioner tentang pengetahuan seluruhnya reliabel karena koefisien alpha adalah > 0,6.

b) Tindakan/Swamedikasi

1) Hasil Uji Validasi Kuesioner

Validasi adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini uji validasi kuesioner tindakan/swamedikasi menggunakan software SPSS 16,0. Dalam uji validasi ini dinyatakan bahwa butir-butir pertanyaan pada kuesioner seluruhnya valid karena koefisien korelasinya > 0,3.

2) Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini uji reliabilitas kuesioner tindakan/swamedikasi dengan menggunakan software SPSS 16,0. Dalam uji reliabilitas ini dinyatakan bahwa butir-butir pertanyaan pada kuesioner tentang pengetahuan seluruhnya reliabel karena koefisien alpha adalah > 0,6.

(3)

2. Keadaan Umum Sampel

Dalam penelitian ini distribusi umum responden yang diambil adalah jenis kelamin responden, umur responden, pekerjaan responden, pendidikan responden, pendapatan responden, pengetahuan responden dan tindakan responden. Dan distribusi umum sampel yang diambil adalah jenis kelamin responden, umur responden, pekerjaan dan pendidikan responden yang didistribusikan sebagai berikut :

a. Tabel Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan sampel yang diteliti maka di dapat distribusi responden menurut jenis kelamin yang dapat dilihat pada tabel 4.1 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

Di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo Tahun 2012

Jenis Kelamin Jumlah

Frekuensi %

Laki-Laki 37 54,4

Perempuan 31 45,6

Jumlah 68 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Pada tabel 4.1 dapat dilihat untuk distribusi responden menurut jenis kelamin yaitu lebih banyak responden berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 37 (54,4%) dan responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 31 (45,6%).

(4)

b. Tabel Distribusi Responden Menurut Umur

Berdasarkan hasil wawancara atau penelitian diperoleh distribusi responden menurut umur yang dapat dilihat pada tabel 4.2 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.2

Distribusi Responden Menurut Umur Responden Di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo

Tahun 2012

Umur Responden Jumlah

(Tahun) Frekuensi % 20-25 23 33,8 26-30 9 13,2 31-35 5 7,4 36-40 10 14,7 41-45 6 8,8 46-50 15 22,1 Jumlah 68 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Pada tabel 4.2 dapat dilihat untuk distribusi responden menurut umur yaitu responden berumur 20-25 tahun berjumlah 23 responden (33,8%), responden berumur 26-30 tahun berjumlah 9 responden (13,2%), responden yang berumur 31-35 tahun berjumlah 5 responden (7,4%), responden berumur 36-40 tahun berjumlah 10 responden (14,7%), responden berumur 41-45 tahun berjumlah 6 responden (8,8%) dan responden berumur 46-50 tahun berjumlah 15 responden (22,1%).

(5)

c. Tabel Distribusi Responden Menurut Pekerjaan

Berdasarkan jumlah sampel yang diteliti maka di dapat distribusi responden menurut pekerjaan yang dapat dilihat pada tabel 4.3 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.3

Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Responden Di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo

Tahun 2012 Pekerjaan Jumlah Frekuensi % IRT 21 30,9 PNS 1 1,5 Honorer 8 11,8 Petani 23 33,8 Wiraswasta 15 22,1 Jumlah 68 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Pada tabel 4.3 dapat dilihat untuk distribusi responden menurut pekerjaan yaitu responden dengan pekerjaan sebagai IRT berjumlah 21responden (30,9%), responden dengan pekerjaan sebagai PNS berjumlah 1 responden (1,5%), responden dengan pekerjaan sebagai Honorer berjumlah 8 responden (11,8%),responden dengan pekerjaan sebagai Petani berjumlah 23 responden (33,8%), dan responden dengan pekerjaan sebagai Wiraswasta berjumlah 15 responden (22,1%).

(6)

d. Tabel Distribusi Responden Menurut Pendidikan

Berdasarkan jumlah sampel yang diteliti maka di dapat distribusi responden menurut pendidikan yang dapat dilihat pada tabel 4.4 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.4

Distribusi Responden Menurut Pendidikan

Di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 Pendidikan Jumlah Frekuensi % Tamat SD 24 35,3 Tamat SLTP 20 29,4 Tamat SLTA 17 25,0 Tamat D1 – D3 1 1,5 Tamat S1 6 8,8 Jumlah 68 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Pada tabel 4.4 dapat dilihat untuk distribusi responden menurut tingkat pendidikan yaitu responden dengan pendidikan terakhir SD berjumlah 24 responden (35,3%), responden dengan pendidikan terakhir SLTP berjumlah 20 responden (29,4%), responden dengan pendidikan terakhir SLTA berjumlah 17 responden (25,0%), responden dengan pendidikan terakhir D1-D3 berjumlah 1 responden (1,5%), dan responden dengan pendidikan terakhir S1 berjumlah 6 responden (8,8%).

(7)

e. Tabel Distribusi Responden Menurut Pendapatan

Berdasarkan jumlah sampel yang diteliti maka di dapat distribusi responden menurut pendapatan yang dapat dilihat pada tabel 4.5 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.5

Distribusi Responden Menurut Pendapatan

Di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 Pendapatan Jumlah Frekuensi % ≤ 710.000 48 70,6 ≥ 710.000 20 29,4 Jumlah 68 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Pada tabel 4.5 dapat dilihat untuk distribusi responden menurut pendapatan yaitu lebih banyak responden berpendapatan kurang dari Rp 710.000 dengan jumlah 48 (70,6%) dan paling sedikit responden berpendapatan lebih dari Rp 710.000 dengan jumlah 20 (29,4%). f. Tabel Distribusi Responden Menurut Pengetahuan

Berdasarkan jumlah sampel yang diteliti maka di dapat distribusi responden menurut pengetahuan yang dapat dilihat pada tabel 4.6 yaitu sebagai berikut :

(8)

Tabel 4.6

Distribusi Responden Menurut Pengetahuan

Di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 Pengetahuan Jumlah Frekuensi % Baik 23 33,8 Cukup 38 55,9 Kurang 7 10,3 Jumlah 68 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Pada tabel 4.6 dapat dilihat untuk distribusi responden menurut tingkat pengetahuan yaitu responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik berjumlah 23 responden (33,8%), responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup berjumlah 38 responden (55,9%), dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang berjumlah 7 responden (10,3%).

g. Tabel Distribusi Responden Menurut Swamedikasi/Tindakan

Berdasarkan jumlah sampel yang diteliti maka di dapat distribusi responden menurut swamedikasi/tindakan yang dapat dilihat pada tabel 4.7 yaitu sebagai berikut :

(9)

Tabel 4.7

Distribusi Responden Menurut Tindakan/Swamedikasi Di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo

Tahun 2012 Tindakan Jumlah Frekuensi % Baik 10 14,7 Cukup 50 73,5 Kurang 8 11,8 Jumlah 68 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Pada tabel 4.7 dapat dilihat untuk distribusi responden menurut tindakan/swamedikasi yaitu responden yang melakukan tindakan/swamedikasi baik berjumlah 10 responden (14,7%), responden yang melakukan tindakan/swamedikasi cukup berjumlah 50 responden (73,5%), dan responden yang melakukan tindakan/swamedikasi kurang berjumlah 8 responden (11,8%).

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana tingkat pemahaman masyarakat hanya terhadap swamedikasi penyakit influenza saja. Tidak melihat bagaimana pemahaman masyarakat terhadap swamedikasi penyakit lainnya seperti, swamedikasi penyakit maag, dan lain-lain.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo selama ± 2 minggu. Jumlah sampel sebanyak 68 responden yang menderita penyakit influenza. Sampel diambil dengan menggunakan teknik total sampling.

(10)

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrument berupa kuesioner sebagai alat pengumpul data yang disebarkan dari rumah ke rumah. Kuesioner tersebut digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan masyarakat terhadap swamedikasi influenza. Kuesioner terdiri dari 10 pernyataan untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, dan 11 pernyataan berikutnya digunakan untuk mengetahui cara/tindakan responden dalam melakukan swamedikasi tersebut, yang keduanya dilakukan dengan cara menceklist pernyataan tersebut.

Masyarakat di Desa Moahudu selalu menggunakan swamedikasi dalam mengatasi keluhan penyakit influenza yang di deritanya. Influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza yang dapat menyerang saluran pernapasan. Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotek atau di toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter. Hal ini bukan dikarenakan tindakan swamedikasi lebih efektif dibanding pengobatan melalui diagnosa dokter, melainkan karena tindakan swamedikasi lebih murah dibanding pengobatan melalui pemeriksaan, dan mudah di dapat di kios, toko obat dan apotik-apotik terdekat (Masi, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan di Desa Moahudu dilihat dari jenis kelamin bahwa ternyata yang lebih banyak melakukan swamedikasi adalah laki-laki 37 (54,4%) responden dibandingkan yang berjenis kelamin perempuan 31 (45,6%) responden. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang telah dilakukan oleh worku dan abebe (2003)

(11)

yang menyatakan bahwa perempuan lebih banyak melakukan swamedikasi (61,9%).

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar yang melakukan swamedikasi adalah responden yang berumur 20-25 tahun sebanyak 23 (33,8%) responden, kemudian responden yang berumur 46-50 tahun sebanyak 15 (22,1%) responden, selanjutnya responden yang berumur 36-40 tahun sebanyak 10 (14,7%) responden, responden yang berumur 26-30 tahun sebanyak 9 (13,2%) responden, responden yang berumur 41-45 tahun sebanyak 6 (8,8%) responden, dan yang paling sedikit melakukan swamedikasi adalah responden yang berumur 31-35 tahun sebanyak 5 (7,4%) responden.

Berdasarkan tabel 4.3 dilihat dari pekerjaan responden dapat dilihat bahwa yang banyak melakukan swamedikasi adalah responden yang memiliki pekerjaan sebagai petani sebanyak 23 (33,8%) responden, responden yang memiliki pekerjaan IRT sebanyak 21 (30,9%) responden, responden yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 15 (22,1%) responden, responden yang memiliki pekerjaan sebagai honorer sebanyak 8 (11,8%) responden, dan yang paling sedikit adalah responden yang memiliki pekerjaan sebagai PNS sebanyak 1 (1,5%) responden. Dilihat dari berbagai macam pekerjaan, ternyata petani yang paling banyak melakukan swamedikasi influenza. Hal ini terjadi karena petani memiliki aktivitas kerja fisik yang berat sehingga virus mudah menular apalagi jika terjadi kontak langsung dengan penderita.

(12)

Berdasarkan tabel 4.4 dilihat dari pendidikan responden, dapat dilihat bahwa yang melakukan swamedikasi paling banyak adalah dengan pendidikan terakhir SD sebanyak 24 (35,3%) responden, responden dengan pendidikan terakhir SLTP sebanyak 20 (29,4%) responden, responden dengan pendidikan terakhir SLTA sebanyak 17 (25,0%) responden, responden dengan pendidikan terakhir S1 sebanyak 6 (8,8%), dan yang paling sedikit adalah responden dengan pendidikan terakhir D1-D3 sebanyak 1 (1,5%) responden.

Pendapatan responden dapat menunjukkan gambaran kemampuan responden dalam memenuhi kebutuhan, termasuk dalam melakukan pengobatan.Berdasarkan tabel 4.5 dilihat dari tingkat pendapatan masyarakat Desa Moahudu bahwa paling banyak responden yang memiliki pendapatan ≤ Rp710.000 sebanyak 48 (70,6%) responden. Sedangkan responden yang memiliki pendapatan ≥ Rp710.000 sebanyak 20 (29,4%) responden. Di desa Moahudu sebagian besar masyarakat memiliki pendapatan ≤ Rp 710.000 sehingga masyarakat lebih memilih melakukan swamedikasi daripada berobat ke dokter karena harga obat relative murah dan mudah di dapat dibandingkan harus berobat ke dokter. Terdapat beberapa alasan lain mengapa masyarakat lebih memilih melakukan tindakan swamedikasi dibanding ke dokter di antaranya obat yang digunakan mudah didapat dan harganya lebih terjangkau di bandingkan berobat di instansi-instansi kesehatan, dapat menghemat biaya dan waktu. Oleh karena itu pendapatan sangat berpengaruh terhadap tindakan swamedikasi.

(13)

Pengetahuan terbentuk dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah hal-hal dalam individu itu sendiri yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan yaitu : tingkat pengetahuan, usia, pengalaman pribadi dan cara individu tersebut bergaul. Sedangkan faktor eksternal adalah hal-hal diluar individu yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan yaitu lingkungan disekitar individu itu sendiri, kebutuhan individu akan informasi, media massa, dan orang yang dianggap penting (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan dapat membentuk suatu sikap dan menimbulkan suatu perilaku di dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat dari tingkat pengetahuan responden, bahwa paling banyak responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 38 (55,9%) responden, responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 23 (33,8%) responden, dan paling sedikit responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 8 (10,3%) responden.Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat di Desa Moahudu sudah baik karena mereka sudah mengerti bagaimana cara swamedikasi yang baik tanpa perlu ke dokter. Semakin tinggi tingkat pengetahuan responden terhadap swamedikasi maka semakin baik masyarakat dalam melakukan swamedikasi sehingga semakin rendah terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaannya. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizan M

(14)

(2011) yang menyatakan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi pemahaman

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa lebih banyak responden yang tindakan/swamedikasi cukup sebesar 50 (73,5%) responden, sedangkan responden yang melakukan tindakan/swamedikasi baik sebanyak 10 (14,7%), dan paling sedikit responden yang melakukan tindakan/swamedikasi kurang sebanyak 8 (11,8%) responden. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan/swamedikasi masyarakat di Desa Moahudu cukup baik, namun masih banyak masyarakat yang belum mengaplikasikan pengetahuan mereka pada saat melakukan swamedikasi influenza. Karena masih banyak responden yang pada saat melakukan swamedikasi kurang membaca label yang tertera pada kemasan obat yang dikonsumsi. Juga kurang bertanya pada apoteker/petugas apotik tentang obat yang di konsumsi. Jadi masih mungkin akan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error)di Desa Moahudu.

Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Supardi dan Notosiswoyo (2005), bahwa pengobatan sendiri yang dilakukan oleh masyarakat umumnya masih rendahdan kesadaran masyarakat untuk membaca labelpada kemasan obat juga masih kecil.

Obat-obat bebas yang sering dikonsumsi oleh masyarakat di Desa Moahudu, Kecamatan Tabongo, Kabupaten Gorontalo yaitu: Bodrex, Sanaflu, Mixagrip, Decolgen, Neozep, Inzana Anak, dll.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana nilai-nilai yang dihasilkan dari pelaksanaan budaya upacara adat nyuguh kaitannya dengan pengembangan nilai, etika, dan pola

 Dengan capaian kinerja yang dapat terealisasi di tahun 2016, maka sasaran akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu menurunnya tingkat pengangguran

Tahapan display ini peneliti membatasi pada yang terkait dengan proses pelaksanaan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada mata pelajaran

Yuda Permana selaku residen bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin untuk pemeriksaan klinis penelitian ini serta dukungan yang berarti kepada saya selama penyusunan Karya Tulis

Dengan adanya permasalahan yang diuraikan tersebut, khususnya terkait kinerja karyawan yang kurang baik dalam memanfaatkan sistem informasi akuntansi pada BPR

Jumlah luka pada tanaman yang memiliki ketahanan horizontal lebih sedikit daripada varietas yang rentan pada kondisi yang sama dan diinokulasi dengan jumlah spora

Secara periodik, sistem administrasi PT.(Persero) Bank Rakyat Indonesia Cabang Pembantu Unit Keera harus di teliti atau di periksa oleh pihak yang bebas dari tugas rutin yaitu

Gambar 4.11 merupakan Perancangan Form data transaksi, berfungsi untuk melihat total harga penawaran untuk semua barang lelang yang diajukan oleh setiap vendor.. Di