• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Kebisingan Dan Kualitas Udara Adendum Amdal Mall Level XXI Di Kota Denpasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Dampak Kebisingan Dan Kualitas Udara Adendum Amdal Mall Level XXI Di Kota Denpasar"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK KEBISINGAN DAN KUALITAS UDARA ADENDUM AMDAL MALL LEVEL XXI

DI KOTA DENPASAR

ANAK AGUNG GEDE SUGIARTA,SP., M.Si

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2020

(2)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sanghyang Widhi Wasa atas rahmat dan waranugraha-Nya, sehingga Penelitian mengenai Kualitas Udara ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penyusunan penelitian ini dilakukan atas kerjasama Tim AMDAL Unud dengan Pihak Mall Level XXI Kota Denpasar. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kerjasamanya mulai dari penelitian sampai penyelesaian laporan ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak baik Pemerintah Kota Denpasar maupun masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di sekitar lokasi untuk dijadikan pegangan di dalam menjaga kelestarian lingkungan sehingga kemampuan serta daya dukung lingkungan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.

Demikian pengantar kami, semoga pembangunan dengan memperhatikan lingkungan berkelanjutan yang telah terjadi menjadi komitmen Internasional dapat kita wujudkan pada setiap sektor pembangunan.

Denpasar, Desember 2019

Penulis

(3)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

Abstrak ………. iv

Biodata ………. v

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Fungsi dan Tujuan ... 1

1.3. Manfaat Penelitian ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA………. ... 3

III. METODELOGI PENELITIAN ... 7

3.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 7

3.1.2. Alat dan Bahan ………... ... 7

3.1.3. Metode Analisis sampel………. .. 7

3.1.4. Teknik Penyajian dan Analisis Data……….. ... 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 12

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 19

5.1. Kesimpulan ………. ... 19

5.2. Saran ……… ... 19 DAFTAR PUSTAKA

(4)

iii DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Hasil Analisis Parameter Kebisingan ... 12 2. Hasil Analisis Parameter Kualitas Udara ... 13

(5)

iv

Abstrak

Penelitian ini mempelajari dampak bising dan kualitas udara Adendum AMDAL Mall Level XXI di Kota Denpasar. Penelitian ini dilakukan di Mall Level XXI Kota Denpasar yang padat akan kendaraan dengan parameter kritis adalah Debu dan CO (karbonmonoksida). Hasil dari penelitian diperoleh komposisi kualitas udara tertinggi sebesar 438,597 μg/m3 untuk Debu dan 363,640 μg/m3 untuk CO di Depan Jalan Mall Level XXI (Jl.Teuku Umar 1-7, Denpasar) dan untuk parameter lainnya, semuanya berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB).

Kata Kunci : Kualitas Udara, Kota Denpasar, debu dan Carbon monoksida

Abstract

This study was to effects air quality composition Adendum AMDAL Mall Level XXI at Denpasar City. The objective test were carried out at Mall Level XXI overload to transportation at Denpasar city and critical quality parameters of Pollution and CO.

The results indicated that the recommended air quality composition higher is 0.286 Pb and 853,33 CO at in Front Mall Level XXI Street (Teuku Umar 1-7 Street, Denpasar) and else is all lowher.

Key words : Noise, Air quality, Denpasar City, Pollution and CO

(6)

v

ANAK AGUNG GEDE SUGIARTA,

Lahir di Denpasar, Bali pada tanggal 10 Juli 1969 dari Ayah bernama : Ir.Anak Agung Made Suwena dan Ibu Bernama : Jero Chandra. Sugiarta merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dengan dua adik bernama : Anak Agung Ayu Triyani, SE dan Anak Agung Lanang Ngurah, SH.

Karier Pendidikan dimulai dari SD No. 10 Pemecutan pada tahun 1976-1982 (tamat), SMP Negeri I Denpasar pada tahun 1982-1985 (tamat), SMA Negeri I Denpasar

!985-1988 (tamat), selanjutnya melanjutkan ke jenjang kuliah Sarjana (S1) di Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian-Universitas Udayana (Tamat tahun 1994).

Selanjutnya melanjutkan ke jenjang kuliah Magister (S2) di Program Pascasarjana IPB, Bogor di Program Studi Teknologi Pasca Panen pada tahun 1997-1999 (tamat).

Saat ini penulis menjadi dosen tetap di Jurusan Agroekoteknologi Pertanian, mulai tahun 1995-sekarang. Penulis telah Menikah dengan I Gusti Agung Dwiyani, SP dan telah dikaruniai 4 (empat) orang anak yaitu : A.A.Istri Rani Mahaswari (I), A.A.Istri Agung Mirayani (II), A.A.Ngurah Bagus Gede Mahendra (III), dan A.A.Istri Agung Mahayuni (IV).

BIODATA

(7)

1 I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Denpasar merupakan salah satu Pusat kota yang teramai di Bali. Sebagai salah satu tujuan wisata Kota dan Puri, Kota Denpasar sangat mengandalkan keindahan dan keunikan lingkungan alam dan budaya, yang didukung oleh program “Desa Lestari”.

Terkait dengan keunikan tadi, pariwisata Kota Denpasar sangat rentan oleh isu-isu lingkungan seperti misalnya sanitasi lingkungan, pencemaran lingkungan, serta kerusakan lingkungan yang mengganggu keindahan dan kelestarian alam lingkungan Kota Denpasar yang berpengaruh pada budayanya. Oleh karena itu sangat penting dilakukan tindakan-tindakan pencegahan, pengendalian dan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan, serta pemulihan kerusakan kualitas lingkungan baik darat, perairan, dan udara.

a. Studi Adendum Amdal Mall Level XXI Kota Denpasar ditinjau dari Kebijakan Regional, Lokal dengan Perusahaan

Kebijakan Regional

Dalam rangka pendayagunaan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum seperti yang diamanatkan oleh U.U.D 1945, dan untuk mencapai kebahagaiaan hidup berdasarkan Pancasila perlu dilakukan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Untuk itu Pemerintah menerbitkan UU yang mengatur Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan UU No. 4 Tahun 1982 yang kemudian diubah menjadi Undang Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan diikuti oleh PerMen. LHK Nomor:

P.26/Men.LHK/Setjen/KUM.1/7/2018 tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan Perizinan Berusaha

(8)

2 Terintegrasi secara Elektronik. Sasaran dari diterbitkannya undang-undang ini adalah tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dengan lingkungan hidup, terjaminnya manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup, terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan masa depan dan tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup; merupakan antisipasi untuk mewujudkan sasaran yang ingin dicapai.

Studi Adendum AMDAL ini merupakan salah satu studi kelayakan dari segi lingkungan hidup yang ditujukan bagi jenis-jenis kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting.

Kebijakan Lokal

Masyarakat Bali memiliki falsafah yang sangat baik dalam mengelola lingkungan hidup yang dikenal dengan falsafah “Tri Hita Karana” yang merupakan falsafah keselarasan dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam lingkungannya. Falsafah ini merupakan filosofi hidup masyarakat Bali yang beragama Hindu, namun mempunyai interpretasi universal yang dapat digunakan sebagai pijakan dalam melaksanakan kebijakan pembangunan bagi masyarakat Bali secara berkelanjutan. Konsep ini telah dijadikan landasan filosofi pembangunan Bali sejak tahun 1969 yang kemudian dikukuhkan dalam Perda No. 4 Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRW) dan telah direvisi menjadi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali Tahun 2009 – 2029.

(9)

3

“Tri Hita Karana” berarti tiga penyebab kesejahteraan yang terdiri dari “parahyangan “ (lingkungan spiritual), “pawongan” (lingkungan sosial) dan “palemahan” (lingkungan alam). Filosofi ini mengandung nilai-nilai yang bersifat universal yang mengekpresikan pola hubungan yang harmonis dan seimbang antara manusia dengan lingkungan spiritual, lingkungan sosial, dan kesejahteraan hidup lahir dan bathin.

Sebagai upaya untuk mencapai kesejahteraan, manusia berusaha menjaga interaksi yang harmonis dengan lingkungan spiritual yang terefleksi dalam bentuk sistem relegi yang mencakup tindakan keagamaan, fasilitas keagamaan dan komunitas keagamaan.

Kehidupan yang harmonis selalu menjadi dambaan setiap orang yang biasanya dicapai melalui kerjasama yang serasi antara sesama manusia. Dalam kodratnya manusia mempunyai kecenderungan untuk memelihara, membina dan mengembangkan hubungan antar sesama dengan membentuk komunitas yang menempati wilayah tertentu. Sebagai contoh Desa Adat di Bali diikat oleh rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dengan wilayah yang jelas dengan ikatan sistem tempat. Aspek ketiga adalah “pelemahan”

merupakan aspek yang berhubungan dengan aspek fisik.

Kebijaksanaan Perusahaan

Mall Level XXI Kota Denpasar sebagai salah satu investor yang berusaha dalam bidang jasa Perdagangan, mempunyai komitmen yang jelas di dalam menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan. Karena itu pihak menajemen telah menerapkan sistem manajemen lingkungan. Komitmen ini telah dijabarkan dengan berbagai upaya antara lain :

(10)

4 (1) Dilaksanakannya studi Adendum AMDAL Mall Level XXI Kota Denpasar karena adanya perubahan manajemen pengelolaan Mall Level XXI Kota Denpasar sehingga perlu Adendum Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum perubahan disaign dan kegiatan pembangunan dimulai.

(2) Pelaku usaha akan menerapkan sistem pengolahan lingkungan sesuai dengan hasil kajian yang direkomendasikan oleh Adendum AMDAL yang secara khusus dituangkan dalam dokumen RKL/RPL utamanya hasil Kajian kualitas udara dan kebisingan yang dilakukan di Mall Level XXI Kota Denpasar

(3) Pembangunan Mall Level XXI Kota Denpasar bernuansa dan berciri khas Bali, seperti mengacu pada falsafah Tri Hita Karana yang merupakan falsafah dalam setiap aktifitas kehidupan masyarakat Bali yang mengutamakan keserarian dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam lingkungannya.

1.2. Tujuan

Penelitian ini pada dasarnya ditujukan untuk mengetahui peningkatkan kualitas udara di pada Adendum AMDAL Mall Level XXI Kota Denpasar pasca pemberlakuan bensin tanpa timbal (Pb) untuk kehidupan meliputi upaya pengukuran dan pemantauan kualitas udara, identifikasi tempat pencemaran yang diperkirakan tinggi, dan analisis pengendalian pada sumber pencemar termasuk usaha-usaha pencegahan, penanggulangan, pemulihan, dan pelestarian lingkungan untuk Kebisingan dan kualitas udara.

(11)

5 1.3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi data untuk :

1. Pengaruh pemakaian bensin tanpa timbal terhadap kualitas udara di Kota Denpasar, sebagai tindak lanjut dari Rekomendasi dari SLHD Kota Denpasar pada 2015, 2. Memberikan gambaran yang pasti kepada Pemerintah Kota Denpasar mengenai

penurunan pencemaran udara oleh polutan dan peningkatan kebisingan serta analisis pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kebisingan dan kualitas udara serta usaha-usaha pelestarian lingkungan di Kota Denpasar.

(12)

6 II. TINJAUAN PUSTAKA

Bali telah terkenal sebagai salah satu tujuan wisata dunia. Peranan industri wisata ini dalam pembangunan sudah tidak perlu diragukan lagi. Dengan tidak tersedianya sumberdaya alam seperti: migas, hasil hutan ataupun industri manufaktur yang berskala besar, maka pariwisata telah menjadi sektor andalan di Bali, khususnya bagi Kota Denpasar. Modal dasar berupa keindahan alam dan budaya yang khas yang sarat dengan kegiatan spiritual, membawa masyarakat senantiasa berkreasi dengan menuangkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memberikan nuansa yang sangat berbeda dan spesifik dibandingkan dengan destinasi wisata lainnya dimanapun di dunia.

Sebagai destinasi wisata yang terkenal di mancanegara, Pulau Bali terus menjadi pilihan wisatawan untuk berlibur sambil melakukan berbagai aktivitas lainnya.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada 2016 mencapai 4.852.634 orang, naik sebesar 43 persen dibandingkan dengan mencapai 2.788.706 orang. Asal wisman untuk periode Tahun 2014-2019 berkebangsaan Australia, RRC, Jepang, Malaysia, dan Korea Selatan. Data mengenai peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali menandainya situasi ekonomi dunia yang makin stabil serta situasi Bali yang relatif aman. Predikat “The Best Destination in The World” dan “ The Best Spa Destination in The World” dari majalah-majalah internasional merupakan salah

satu bukti betapa terpesona dan kagumnya warga negara asing akan keindahan dan keunikan Bali sebagai destinasi wisata dunia. Selain itu, beberapa pengamat pariwisata menyampaikan bahwa pariwisata Bali akan semakin bersinar sebagai akibat promosi yang didapatkan dari pertemuan IMF yang diadakan di Nusa Dua Bali pada Tahun 2018 ini. Akibatnya, kedatangan wisatawan dari Amerika, Eropa dan negara maju lainnya

(13)

7 diperkirakan akan meningkat tajam pada tahun ini walaupun ada sedikit gejala alam erupsi Gunung Agung yang terjadi pada 27 Nopember 2017 dan Desember 2018 lalu.

Selain itu, promosi pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sangat berpotensi meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia pada umumnya dan ke Bali dan Kota Denpasar pada khususnya.

Visi Kota Denpasar adalah mewujudkan pembangunan Kota Denpasar yang berwawasan budaya yang dijumpai oleh agama Hindu dan dilandasi oleh Tri Hita Karana serta pembangunan pertanian berwawasan lingkungan.

Kota Denpasar dengan lapangan puputan yang merupakan peruntukan ruang terbuka hijau (RTH) yang berfungsi sebagai paru-paru kota dan daerah resapan air yang mendukung sebagai kawasan budaya dan desa Lestari diharapkan mampu memberikan kualitas udara kota yang lebih bersih.

Pencemaran akan menyebabkan komposisi udara berubah dari normalnya.

Perubahan komposisi dapat meliputi semua parameter kualitas udara maupun dapat terjadi hanya pada beberapa parameter saja karena sangat tergantung dari bahan pencemar yang masuk ke dalam udara ambien. Pencemaran udara ini dapat disebabkan oleh sumber pencemar bergerak, sumber pencemar bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, sumber tidak bergerak spesifik. Untuk Kota Denpasar sumber polusi udara utama adalah dari sumber pencemar bergerak yaitu berasal dari sektor transportasi misalnya kendaraan bermotor, kemudian diikuti oleh sumber pencemar lainnya.

Kemacetan lalu lintas di ruas jalan protokol dan jalan-jalan lainnya dimana terdapat pertokoan /swalayan dan sekolah-sekolah yang menimbulkan bangkitan perjalanan. Adanya bangkitan perjalanan tersebut akan menimbulkan adanya benturan

(14)

8 kepentingan antara pejalan kaki dengan pengendara kendaraan. Kemacetan yang terjadi akan menambah buruknya kualitas udara dan kebisingan di Kota Denpasar.

Akhir-akhir ini khususnya di Kota Denpasar, terjadi pertumbuhan jumlah kendaraan yang sangat pesat. Jumlah kendaraan di Kota Denpasar pada tahun 2003 adalah 568.326 buah meningkat menjadi 732.605 buah pada tahun 2014 (SLHD, 2015).

Peningkatan jumlah kendaraan ini akan dikuti oleh peningkatan konsumsi bahan bakar, serta emisi gas buang sejalan dengan peningkatan dari masing-masing kendaraan tersebut. Emisi kendaraan ini akan semakin tinggi dan dapat terakumulasi pada tempat- tempat yang arus lalu lintasnya padat terutama pula pada ruas jalan yang sering mengalami kemacetan.

Disisi lain perkembangan prasarana transportasi tidak seimbang dengan pertumbuhan jumlah kendaraan serta pola lalu lintas yang masih memusat di pusat Kota, Pasar dan swalayan yang disebabkan oleh terpusatnya kegiatan perekonomian dan perkantoran serta daerah pariwisata akan meningkatkan kebisingan dan menurunkan kualitas udara di Kota Denpasar .

Disamping faktor-faktor di atas emisi gas buang juga ditentukan oleh tipe/jenis kendaraan dan umur dari kendaraan. Kendaraan dengan bahan bakar bensin akan banyak menghasilkan emisi CO ke udara, sedangkan kendaraan disel menghasilkan banyak asap.

Dengan pemberlakuan Bensin Tanpa timbal (Pb) untuk Propinsi Bali yang telah di launching oleh Menteri Pertambangan dan Energi pada tanggal 1 Pebruari 2003

diharapkan kualitas udara di Bali, khususnya di Kota denpasar akan semakin bersih atau meningkat kualitas udaranya. Umur kendaraan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dimana semakin tua umur kendaraan maka semakin banyak komponen mesin yang terkait dari sistem pembakaran yang haus sehingga hasil pembakarannyapun

(15)

9 kurang sempurna. Dengan demikian emisi gas buang dari kendaraan tua akan tinggi dan kontribusi emisinya terhadap kualitas udara ambient sangat tinggi.

Sumber utama pencemaran udara yang terjadi di Kota Denpasar yang relevan dengan standar-standar international dan Peraturan pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016, tentang Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Sumber Utama Pencemaran Udara tahun 2001

No Polutan Sumber Utama Petunjuk Kesehatan

1. Karbon Monoksida (CO) • Knalpot kendaraan

• Proses industri

10 mg/m3 (10 ppm) 30 mg/m3 (25 ppm) 2. Sulfur dioksida (SO2) • Pabrik asam belerang

• Fasilitas pembangkit tenaga listrik dan panas yang mengan-dung sulfur/belerang

350 úg/ Kesempatan kerja (0.122 ppm) 500 úg/ Kesempatan kerja (0.175 ppm)

3. Timah Hitam (Pb) • Knalpot kendaraan

• Unit peleburan timah hitam

0.5 – 1 úg/ Kesempatan kerja

4. Nitrogen Oksida (Nox) • Knalpot kendaraan

• Asam nitrit

• Pembangkit panas dan tenaga listrik

150 úg/ Kesempatan kerja (0.08 ppm) 400 úg/ Kesempatan kerja (0.21 ppm) 5. Karbon Dioksida (CO2) • Segala sumber-sumber

pembakaran

• Dapat merusak kesehatan pada konsentrasi lebih dari 5000 ppm

• Level di atmosfir telah naik hingga lewat 350 ppm, dapat menyebabkan efek rumah kaca.

(16)

10

• •

6. Oksidan fotokimia (Ozon)

• Terbentuk di dalam atmosfir oleh reaksi nitrogen oksida, hidrokarbon dan sinar matahari

• 150-200úg/

Kesempatan kerja

7. Non-Metan Hidrokarbon • Emisi kendaraan dan pembakaran bahan bakar

• Proses industri

• Pembuangan limbah padat

• Dengan nitrogen oksida dan sinar matahari mmbentuk oksidan fotokimia

Sumber: : Kantor Kementrian LH tahun 2015

(17)

11 III. METODELOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar pada tanggal 17 Desember 2019 bekerjasama dengan Hiperkes Bali, di beberapa tempat pengambilan sampel kualitas udara dan kebisingan adalah sebagai berikut :

1. Di Depan Mall Level XXI Denpasar (Jln. Teuku Umar 1-7 Kota Denpasar) 2. Di Bagian Belakang Barat Mall LevelXXI Denpasar (Mall Level XXI Denpasar)

3.2. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang dipegunakan untuk pengambilan sampel udara (data primer) pada masing-masing lokasi adalah IMPINGEL yang dimiliki oleh UPTD Balai Hiperkes Propinsi Bali. Dan Sound Level Meter (SLM) yang dimiliki oleh PPLH-Unud.

3.3. Metode Analisis Sampel

Metode analisa sampel yang dipergunakan untuk masing-masing parameter adalah sebagai berikut :

3.3.1. Debu dengan menggunakan metode Gravimetri Bahan dan Alat yang diperlukan :

a. Pompa hisap dengan kecepatan tertentu b. Filter holder dengan model tertentu c. Filter dengan spesifikasi tertentu d. Timbangan analitik

e. Exsikator

(18)

12 Cara pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

a. Pompa hisap dikalibrasi pada kecepatan tertentu (menurut keperluan) b. Gunakan timbangan untuk mengukur berat filter (W1)

c. Filter dimasukan ke dalam exsikator minimal 2 hari sebelum dilakukan pengambilan sampel

d. Udara dialirkan melalui filter dengan kecepatan tertentu dalam waktu minimal 1 jam

e. Sampel yang diperoleh dimasukan ke dalam exsikator minimal 2 hari sebelum ditimbang lagi (W2)

3.3.2. Timbal (Pb) dengan menggunakan metode Dithizon Bahan dan Alat yang diperlukan :

a. Filter (organic and in-organic filter) b. Larutan HNO3 pekat

c. Larutan NHO3 1%

d. Larutan Hydroxylamine Hidrocloride 20%

e. Larutan KCN 10%

f. Larutan Ditizone dalam cloroform g. Kertas indicator

h. Larutan standar lead nitrate

Cara pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

a. Pompa hisap dikalibrasi pada kecepatan tertentu (menurut keperluan)

(19)

13 b. Udara dialirkan melalui filter tertentu dalam waktu minimal 1 jam

Analisa Laboratorium

a. Pengabuan filter dilakukan dengan menggunakan HNO3 pekat dan panas tinggi dalam lemari asam sampai bening

b. Abunya dilarutkan ke dalam HNO3 1% sebanyak 5 ml

c. Ditambahkan dengan larutan KCN 10% sampai pH menjadi ± 10 d. Ditambahkan larutan Hydroxylamine Hidrocloride (2.5 ml) e. Ditambahkan larutan Ditizone dalam cloroform sebanyak 10 ml f. Dikocok dengan menggunakan separatory funel

g. Dengan perlakukan standar yang sama

h. Dibaca pada gelombang 510 dan dibandingkan dengan standar

3.3.3. Karbon Monoksida (CO) dengan menggunakan metode Titrimeny Bahan dan alat yang digunakan :

a. Larutan KJ 2% sebagai absorben b. Larutan I2O5

c. Larutan Na2S2O3 (0.1 N) d. Indikator starck

Cara Pengambilan Sampel :

a. Udara dialirkan dengan kecepatan tertentu pada larutan absorben b. Udara sampel dilewatkan pada uap larutan I2O5 ditunggu selama 1 jam

sambil dilihat agar larutan I2O5 tidak masuk dalam larutan absorben

(20)

14 Analisa :

a. Diambil sampel dari lapangan dan diukur jumlah larutan dalam sampel dengan gelas ukur, kemudian volumenya disamakan

b. Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 dengan menggunakan Indikator starck, dengan perubahan warna biru ke jernih

3.3.4. Belerang Dioksida (SO2) dengan menggunakan metode West Gueka Bahan dan alat yang digunakan :

a. Absorbtion reagent (0.1 M sodium tetrachioromercurate) b. Pararosanilin hidroklorida 0.04%

c. Formaldehyde 0.2%

d. Larutan standar sulfida solution

Cara Pengambilan Sampel :

a. Absorbent reagent diambil 15 ml kemudian dimasukkan kedalam impinger b. Udara dialirkan melalui absorben selama 1 jam

Analisa :

a. Sampel harus disaring terlebih dahulu jika terdapat padatan dalam sample b. Sampel yang sudah jernih dilarutkan dengan absorbtion reagen sampai

volume pada 25 ml

c. Ditambahkan 1 ml larutan pararosanilin dan 1 ml larutan formaldehyde 0.2%, dikocok lalu dibiarkan 20 menit

d. Untuk blangko dan standar diberi perlakukan yang sama

(21)

15 e. Sektrofotometer dibaca pada λ= 560 nm

3.3.5. Nitrogen Dioksida (NO2) dengan menggunakan metode Saltzman Bahan dan alat yang digunakan :

a. Absorbtion reagent yaitu yang terdiri dari campuran naphtyl ethylendiamine, sulfanilic acid dengan pelarut asam acetat glacial dan aquadest

b. Standart solution yang terbuat dari NaNO2 p.a

Cara Pengambilan Sampel :

a. Absorben reagent diambil 15 ml kemudian masukkan ke dalam infinger b. Udara dialirkan melalui absorber selama 1 jam (sebelumnya laju aliran udara

harus diketahui terlebuh dahulu.

Analisa :

a. Sampel diencerkan sampai 25 ml dengan larutan absorbant, kemudian dibaca pada spektrofotometer pada λ= 560 nm

b. Untuk blangko dan standar diberi perlakukan yang sama

3.4. Teknik Penyajian dan Analisis Data

Sampel yang telah diambil (data Primer) di tiap-tiap lokasi akan dianalisis di laboratorium dan hasil analisis dibandingkan dengan Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016, tentang Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup, sedangkan untuk data-data sekunder akan diolah dengan mempergunakan perangkat lunak yang ada.

(22)

16 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Primer Kualitas Udara 4.1.1. Hasil Pengukuran

Dari analisis sampel yang telah dilaksanakan di Laboratorium, diperoleh hasil yang disajikan seperti di bawah ini :

1. Parameter Kebisingan

Untuk parameter bising, yang berupa keramaian kendaraan bermotor dan lain-lain dapat disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut :

2. Parameter Kualitas udara (Polutan)

Untuk parameter kimia, yang berupa Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), Debu, Carbon Monoksida (CO), NH3, dan Ox, dapat disajikan dalam Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.1. Hasil Analisis Parameter Kebisingan No. Tgl Peng-

ukuran

Para-

meter Metode Satuan Baku mutu

Hasil Pengujian

I II

1 17

Desember 2019

Bising SLM dB 70 71,15* 65,67

Sumber : Data Primer, 2019

Keterangan : di standarkan dengan kawasan Industri (Kota Sedang)

(23)

17 Tabel 3.2. Hasil Analisis Parameter Kualitas Udara

No.

Tgl Peng- ukuran

Parameter Metode Satuan Baku mutu

Hasil Pengujian

I II

1 17/12/19 Debu Gravimetri μg/m3 230 438,597* 263,158*

2 Idem NH3 Dithizon Ektraktion

ppm 2 0,074 0,033

3 Idem Carbon Monoksida (CO)

Iodium Pentoksida

μg/m3 30.000 193,94 363,64

4 Idem Sulfur Dioksida (SO2)

West Gueka

μg/m3 900 92,17 33,00

5 Idem Nitrogen Dioksida (NO2)

Saltzman μg/m3 400 39,47 48,77

Jam Pengukuran 08.15 09.35

Sumber : Data Primer, 2019

Keterangan Lokasi sampling : I. Di Depan Mall Level XXI Denpasar (Jln. Teuku Umar 1-7 Kota Denpasar) II. Di Belakang Barat Mall Level XXI Denpasar (Mall Level XXI Denpasar)

(24)

18 4.2. Pembahasan

1. Parameter Kebisingan

Untuk parameter Kebisingan, dari hasil analisis pengujian kualitas udara, terlihat bahwa konsentrasinya pada dua lokasi pengambilan sampel yaitu di lokasi Di Depan Mall Level XXI Denpasar (Jln. Teuku Umar 1-7 Kota Denpasar) dan di Di Belakang Barat Mall Level XXI Denpasar (Mall Level XXI Denpasar), ternyata konsentrasi parameter kebisingan Di Depan Mall Level XXI Denpasar (Jln. Teuku Umar 1-7 Kota Denpasar) berada diatas standar baku mutu lingkungan yang diperbolehkan (Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016, tentang Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup, untuk debu total adalah sebesar 71,15 dB), pada periode pengukuran tanggal 17 Desember 2019 .

Adanya peningkatan dan perbedaan kebisingan di lokasi masing-masing dalam atmosfer/udara ambien sebagian besar disebabkan karena konstribusi ramainya kendaraan bermotor, mengingat semua lokasi pengambilan sampel yang berada ditepi jalan utama Di Depan Mall Level XXI Denpasar (Jln. Teuku Umar 1-7 Kota Denpasar) yang banyak dilalui oleh kendaraan bermotor terutama kendaraan besar (seperti mobil penumpang, bus, truk dan kendaraan berat lainnya). Sebagian besar kebisingan ini diakibatkan karena kepadatan arus lalu lintas di masing-masing lokasi dan jam serta hari sibuk untuk kerja (melakukan aktifitas kantor).

(25)

19 2. Parameter Kualitas Udara

a. Debu

Untuk parameter Kualitas udara yaitu debu total, dari hasil analisis pengujian kualitas udara, terlihat bahwa konsentrasinya pada dua lokasi pengambilan sampel yaitu di lokasi Di Depan Mall Level XXI Denpasar (Jln. Teuku Umar 1-7 Kota Denpasar) dan di Di Belakang Barat Mall Level XXI Denpasar (Mall Level XXI Denpasar), ternyata konsentrasi parameter debunya semua berada diatas standar baku mutu lingkungan yang diperbolehkan (Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016, tentang Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup, untuk debu total adalah sebesar 230 μg/m3.

Adanya kandungan debu dalam atmosfer/udara ambien sebagian besar disebabkan karena konstribusi zat pencemar partikulat yang bersumber dari kendaraan bermotor, mengingat semua lokasi pengambilan sampel yang berada ditepi jalan utama Di Depan Mall Level XXI Denpasar (Jln. Teuku Umar 1-7 Kota Denpasar), yang banyak dilalui oleh kendaraan bermotor terutama kendaraan besar (seperti mobil penumpang, bus, truk dan kendaraan berat lainnya). Sebagian besar partikel halus ini berasal dari senyawa Sulfur dan senyawa Nitrogen yang dalam selang waktu beberapa jam atau beberapa hari berubah dari gas menjadi padat.

Dari hasil analisis pengujian kualitas udara untuk semua parameter debu pada 2 lokasi sampling menunjukkan nilai 438, 597 μg/m3 dan 263,158 μg/m3 sudah di atas standar baku mutu lingkungan yang diperbolehkan yaitu Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016, tentang Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup.

(26)

20 b. NH3

Untuk parameter NH3, dari 2 (dua) lokasi pengambilan sampel di lokasi Di Depan Mall Level XXI Denpasar (Jln. Teuku Umar 1-7 Kota Denpasar) dan di Di Belakang Barat Mall Level XXI Denpasar (Mall Level XXI Denpasar), konsentrasi NH3 menunjukkan nilai dibawah standar baku mutu lingkungan yang diijinkan (Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016, tentang Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup, konsentrasi NH3 yang diperbolehkan sebesar 2 μg/m3). Adanya konsentrasi dari Timbal di udara merupakan konstribusi dari gas buang kendaraan bermotor yang dalam bahan bakarnya terutama bensin masih mengandung timbal walaupun kecil sekali kandungannya dalam bahan bakar (0.014 μg/m3), karena sifat dari gas Timbal adalah bersifat akumulatif. Logam berat yang berwarna kelabu keperakan dan sangat beracun yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor.

Dari hasil analisis pengujian kualitas udara untuk semua parameter NH3 pada 2 lokasi sampling menunjukkan nilai 0,074 ppm dan 0,033 ppm masih berada dibawah standar baku mutu lingkungan yang diperbolehkan yaitu Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016, tentang Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup.

c. Carbon Monoksida (CO)

Konsentrasi gas Karbon Monoksida (CO) pada ke-2 lokasi sampling semuanya masih berada di bawah standar baku mutu yang diperbolehkan (Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016, tentang Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup, konsentrasi gas CO yang diperbolehkan 30.000 μg/m3). Adanya

(27)

21 konsentrasi gas Karbon Monoksida di udara ambien lebih banyak disebabkan dari konstribusi asap kendaraan bermotor yang banyak melintas di lokasi sampling. Sebagian besar gas CO yang ada di udara perkotaan berasal dari kendaraan bermotor (80%) dan ini menunjukkan korelasi yang positif dengan kepadatan lalu lintas dan kegiatan lain yang ikut sebagai penyumbang gas CO di Atmosfer. Pada bahan bakar yang banyak mengandung karbon (seperti bensin dan solar) terbakar dengan tidak sempurna maka akan menghasilkan suatu senyawa berupa gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang sering kita kenal dengan sebutnya gas CO (karbon Monoksida). Selain dari asap kendaraan bermotor sumber pencemar lain terhadap gas CO ini adalah hasil pembakaran pada pembakaran sampah pertanian dan pembakaran limbah padat lainnya.

Dari hasil analisis pengujian kualitas udara untuk semua parameter CO pada 2 lokasi sampling di lokasi Di Depan Mall Level XXI Denpasar (Jln. Teuku Umar 1-7 Kota Denpasar) dan di Di Belakang Barat Mall Level XXI Denpasar (Mall Level XXI Denpasar), menunjukkan nilai 193,94 μg/m3 dan 363,640 μg/m3 masih berada di bawah standar baku mutu lingkungan yang diperbolehkan yaitu 30.000 μg/m3 sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016, tentang Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup.

d. Sulfur Dioksida (SO2)

Parameter kimia lainnya adalah Sulfur Dioksida, dari hasil analisis sampel udara terlihat bawah konsentrasi gas SO2 di kedua lokasi sampling di lokasi Di Depan Mall Level XXI Denpasar (Jln. Teuku Umar 1-7 Kota Denpasar) dan di Di Belakang Barat Mall Level XXI Denpasar (Mall Level XXI Denpasar), masih di bawah standar baku mutu lingkungan

(28)

22 yaitu 900 μg/m3 (Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016). Gas Sulfur Dioksida ini terbentuk ketika sulfur bubuk berwarna kuning keemasan yang terdapat dalam batu bara dan Bahan bakar terbakar. Sumber lain dari gas Sulfur Diokasida ini selain asap kendaraan bermotor adalah dari pemanasan dalam rumah tangga dan pembakaran sampah/arang kayu.

Setelah berjam-jam atau berhari-hari tercampur di udara, sulfur dioksida ini membentuk partikel yang amat halus yang disebut sulfat dan dapat menembus bagian terdalam paru- paru dan bercampur dengan air didalam paru-paru membentuk asam belerang, tetapi bila diudara sulfat ini akan bereaksi dengan air di atmosfer dan akan mengakibatkan terjadinya hujan asam. Selain pengaruhnya terhadap kesehatan manusia, Sulfur Dioksida juga berpengaruh terhadap tanaman dan hewan. Pengaruh SO2 terhadap hewan hampir menyerupai pengaruh SO2 pada manusia. Pada tumbuh-tumbuhan, Sulfur Dioksida berpengaruh terjadinya perubahan warna daun dari hijau dapat berubah menjadi kuning atau terjadinya bercak-bercak putih pada daun tanaman.

Dari hasil analisis pengujian kualitas udara untuk semua parameter SO2 pada 2 lokasi sampling menunjukkan nilai 92,17 μg/m3 dan 33,00 μg/m3 masih berada di bawah standar baku mutu lingkungan yang diperbolehkan yaitu Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016, tentang Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup.

e. Nitrogen Dioksida (NO2)

(29)

23 Dari hasil analisis kualitas udara konsentrasi gas Nitrogen Dioksida (NO2) di ke dua lokasi pengambilan sampel di lokasi Di Depan Mall Level XXI Denpasar (Jln. Teuku Umar 1-7 Kota Denpasar) dan di Di Belakang Barat Mall Level XXI Denpasar (Mall Level XXI Denpasar), masih berada dibawah standar baku mutu lingkungan (Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016, tentang Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup yaitu sebesar 400 μg/m3). Adanya konsentrasi gas Nitrogen Dioksida di udara selain disebabkan dari asap kendaraan bermotor/transportasi (sebesar 39,3 %) juga dari proses pembakaran sampah, arang kayu dan pembakaran gas alam. Konsentrasi NO2

di udara dalam suatu tempat bervariasi sepanjang hari tergantung dari sinar matahari dan mobilitas kendaraan dan aktivitas penduduknya. Dari perhitungan kecepatan emisi NOx

diketahui bahwa waktu tinggal rata-rata NO2 diatmosfer kira-kira adalah 3 hari, sedangkan waktu tinggal NO adalah 4 hari, dan gas ini bersifat akumulasi di udara yang bila bercampur dengan air akan menyebabkan terjadinya hujan asam.

Dari hasil analisis pengujian kualitas udara untuk semua parameter debu pada 2 lokasi sampling menunjukkan nilai 39,47 μg/m3 dan 48,77 μg/m3 sudah di atas standar baku mutu lingkungan yang diperbolehkan yaitu Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016, tentang Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup.

Terkait akan hasil penelitian di atas terhadap Kebisingan dan Kualitas Udara, Secara keseluruhan dapat dilakukan beberapa cara/langkah untuk pencegahan dan penanggulangan Peningkatan kebisingan dan Penurunan kualitas udara yaitu :

1. Melakukan pengaturan arus lalu lintas agar tidak terlalu padat atau menumpuk pada satu jalur padat.

(30)

24 2. Melakukan pengaturan jam kerja yang berbeda-beda untuk masing-masing instansi

sehingga tidak terjadi kepadatan lalu lintas pada jam-jam tertentu saja

3. Turut membantu pemerintah Kota Denpasar dan dukungan berbagai kalangan dan sekolah untuk turut melaksanakan hari tanpa kendaraan bermotor

4. Untuk Dinas Perhubungan, perlu dilakukan pengujian asap yang ketat terhadap semua kendaraan umum dan pribadi serta pembatasan umur kendaraan yang laik operasi di Kota Denpasar (misalkan Kendaraan umum maksimal 10 tahun dari tahun produksi pertama kalinya)

5. Melakukan penghijauan masal dimasing-masing ruas jalan protocol sehingga tercipta udara yang bersih dan nyaman bagi pejalan kaki utamanya di lokasi Di Depan Mall Level XXI Denpasar (Jln. Teuku Umar 1-7 Kota Denpasar) dan di Di Belakang Barat Mall Level XXI Denpasar (Mall Level XXI Denpasar),

(31)

25 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengukuran terhadap kualitas lingkungan untuk komponen udara dan kebisingan, hasil analisis laboratorium secara menyeluruh untuk semua parameter - parameter pada Adendum AMDAL Mall Level XXI Kota Denpasar dapat disimpulkan bahwa :

1. Kualitas Udara di Mall Level XXI Kota Denpasar untuk parameter Kualitas udara yaitu debu total, konsentrasinya di udara ambient sudah melebihi standar Baku Mutu Lingkungan untuk semua lokasi sampling di Kota Denpasar, sedangkan untuk parameter lainnya yaitu : NH3, Carbon Monoksida (CO), Sulfur Diokasida (SO2), dan Nitrogen Dioksida (NO2), Konsentrasi gas-gas tersebut masih dibawah standar Baku Mutu Lingkungan.

2. Konsentrasi gas-gas polutan pada hari-hari tertentu, terjadi perbedaan yang signifikan, hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan roda empat (4) yang beroperasional dan kendaran bermotor lainnya yang ada di depan Mall Level XXI Kota Denpasar (0,1%).

3. Perlu dilakukan kegiatan-kegiatan pencegahan dan penanggulangan secara menyeluruh oleh Pemerintah Kota Denpasar dan masyarakat untuk mengurangi peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas udara di Kota Denpasar.

(32)

26 5.2. Saran

Untuk menjaga kualitas udara yang dicanangkan dalam program langit biru dan mengurangi kebisingan, maka perlu dilakukan upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan serta penetapan kebijakan yang medukung program tersebut, yang antara lain adalah sebagi berikut :

1. Perlu dilakukan koordinasi dengan dinas perhubungan Kota Denpasar untuk membatasi umur kendaraan yang beroperasi di jalan umum sehingga dapat mengurangi emisi gas buang.

2. Melakukan penghijauan di depan jalan arteri utamanya yang dipakai untuk usaha Mall maupun usaha lainnya di Kota Denpasar

3. Melibatkan pihak swasta, Sekolah-sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta untuk ikut melaksanakan hari tanpa mobil.

(33)

27 Gambar 1. Pengukuran Kualitas Udara di Depan Di Depan Mall Level XXI Denpasar

(Jln. Teuku Umar 1-7 Kota Denpasar)

Gambar 2. Alat Ukur Kualitas Udara

(34)

28

Daftar Pustaka

Indah, P. 2000. Metode dan Teknik Analisa Komponen Udara. Materi kursus : AMDAL B, BPG Yangbatu, Denpasar – Bali.

Kurniawan, B. 2001. Pengendalian Pencemaran Udara. Lokakarya : Monitoring Kualitas Udara Ambien, 30-31 Oktober 2001, Wisma Shanti Graha, Sudirman- Denpasar.

SLHD. 2004. Status Lingkungan Hidup Daerah, Kota Denpasar.

Sugiarta, A.A.G. 2002. Dampak Koalitas Udara. Materi kursus: AMDAL A, BPG Yangbatu, Denpasar-Bali

Sugiarta, A.A.G. 2004. Dampak Bensin Tanpa Timbal (Pb) terhadap Kualitas Udara Kota Denpasar. Journal Lingkungan Hidup “Bumi Lestari” Volume 4 Nomor 2, Periode Agustus 2004

Srikandi, F. 1992. Polusi Udara dan Air. Penerbit : Kanisius, Yogyakarta, bekerjasama dengan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizo, Institut Pertanian Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

embarkasi dapat dilakukan apabila provinsi daerah yang dituju masih memiliki kouta porsi haji. Karena mutasi beda provinsi berkaitan dengan jumlah kouta porsi haji pada

Metode ini dilakukan untuk mendapatkan foto monumen bersejarah, untuk mengetahui kondisi dan untuk dijadikan bahan berupa foto untuk merancang isi buku.. Analisis

Pengaruh penambahan bahan organik pada media cangkok terhadap pertumbuhan panjang akar tanaman rambutan pada perlakuan media kokopit (M5) lebih baik meningkatkan panjang

Pengetahuan tersebut harus dimiliki oleh pemerintah desa untuk mengetahui dan mengidentifikasi dengan jelas alokasi dana desa dalam anggaran pemerintah daerah

penelitian ini adalah sebagai berikut : Pelaksanaan kegiatan pembelajaran remedial yang dilaksanakan oleh guru belum dilakukan dengan terampil seperti dalam

Apabila dibandingkan dengan musim yang selama ini terjadi di Kota Denpasar, dimana bulan basah terjadi pada pada bulan November sampai Februari, dan bulan kering adalah

Pengaruh lama fermentasi dengan jamur Lentinus edodes terhadap aktivitas enzim selulase, kandungan serat kasar dan kecernaan serat kasar dari bungkil inti