• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SDN 5 MENTENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SDN 5 MENTENG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

315

“PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DI SDN 5 MENTENG”

Fathurrahman

Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : fathurramanmuhammaddarmawi@gmail.com

ABSTRAK

Problem Based Learning berakar dari persoalan-persoalan kontekstual dan diasumsikan dapat meningkatkan siswa dalam berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan. Kondisi awal di SDN 5 Menteng saat proses pembelajaran berlangsung pada materi Puasa Ramadhan guru menggunakan metode pembelajaran ceramah dan pemberian tugas yang biasa disebut dengan metode konvensional.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model Problem Based Learning di SDN 5 menteng. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK).

PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning pada materi Puasa Ramadhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 5 Menteng. Peningkatan tersebut terlihat dari nilai rata-rata pada hasil test. Siklus 1 sebelum perbaikan rata-rata nilai Pre Test hanya mencapai 47,33 dan nilai Post Test hanya mencapai 66,67.

Pada siklus 2 setelah perbaikan nilai Pre Test meningkat mencapai 68,67 dan nilai Post Test mencapai 78,67. Begitu juga persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus 1 sampai siklus 2 mengalami peningkatan. Pada siklus 1 siswa yang tuntas belajar saat Pre Test hanya 2 orang (13,33%) dan saat Post Test hanya 9 orang (60%). Pada siklus 2 setelah perbaikan siswa yang tuntas meningkat saat Pre Test yaitu 10 orang (66,67%) dan saat Post Test 15 orang (100%). Dengan demikian penerapan model Problem Based Learning dianggap berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 85% dan rata-rata hasil belajar peserta didik telah mencapai KKM mata pelajaran tersebut yaitu 70.

Kata Kunci : PBL, Hasil Belajar.

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

316 PENDAHULUAN

Kondisi belajar dimana peserta didik hanya menerima materi dari pengajar, mencatat, dan menghafalkannya harus diubah menjadi sharing pengetahuan, mencari (inkuiri), menemukan pengetahuan secara aktif sehingga terjadi peningkatan pemahaman (Surawan : 2020). Untuk mencapai tujuan tersebut, pengajar dapat menggunakan pendekatan, strategi atau model pembelajaran yang inovatif (Ngalimun, 2013:89). Menurut Sugiyanto (2012: 33), Kehidupan di abad ke-21 menuntut berbagai keterampilan yang harus dikuasai seseorang, sehingga diharapkan pendidikan dapat mempersiapkan siswa untuk menguasai berbagai keterampilan tersebut agar menjadi pribadi yang sukses dalam hidup (Zubaidah, 2016: 1). Keterampilan abad 21 yang harus dikuasai oleh siswa adalah 4 C yaitu: (1) Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan pemecahan masalah) , (2) Communication (komunikasi), (3) Collaboration (kolaborasi), dan (4) Creativity and Innovation (kreativitas dan inovasi) (Mahanal, 2014: 3). Peran penting seorang guru abad ke-21 adalah peran mereka sebagai role model untuk kepercayaan, keterbukaan, ketekunan dan komitmen bagi siswanya dalam menghadapi ketidakpastian di abad ke-21 (Kartimi et al., 2019:

161).

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan abad 21 melalui belajar mandiri yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Astuti, 2019: 65). Ciri-ciri pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu menerapkan pembelajaran yang kontekstual, merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Hasnawati, 2017: 53).

Masalah yang disajikan dapat memotivasi siswa untuk belajar, siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, kolaborasi kerja, siswa memiliki berbagai keterampilan, pengalaman, dan berbagai konsep. Sehingga siswa terlatih untuk berpikir kritis dan berpikir tingkat tinggi (Sukmawati, 2021: 42).

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penulis di SDN 5 Menteng, saat proses pembelajaran berlangsung pada materi puasa ramadhan guru menggunakan metode pembelajaran ceramah dan pemberian tugas yang biasa disebut dengan metode konvensional. Terungkap masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru ketika proses penjelasan.

Siswa susah mengerti tentang pada materi puasa ramadhan, siswa cenderung pasif ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa mengantuk dan bosan saat guru menjelaskan materi, yang berakibat pada hasil belajar belum mencapai

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

317

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diharapkan yaitu 70 keatas, 60% siswa hasil ulangannya masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Berdasarkan kondisi tersebut siswa membutuhkan inovasi model pembelajaran baru untuk merangsang daya tarik siswa, memudahkan pemahaman, memunculkan keaktifan untuk meningkatkan hasil belajar. Dalam konstek ini maka digunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

Problem Based Learning merupakan suatu model pengajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik. Masalah autentik dapat diartikan sebagai suatu masalah yang sering ditemukan siswa dalam kehidupan sehari- hari yang membuat siswa untuk berpikir kritis, dan belajar untuk memecahkan masalah (Rezeki, 2018: 856).

Berdasarkan deskripsi diatas peneliti akan melakukan sebuah penelitian mengenai kegiatan belajar-mengajar yang diselenggarakan di SDN 5 Menteng dengan mengangkat judul: “PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SDN 5 MENTENG”.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian tindakan (action researc) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya.

PTK berfokus pada kelas atau berfokus pada proses belajar mengajar yag terjadi dikelas (Arikunto, 2011: 58)

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif yang terdiri dari hasil observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas siswa dianalisis secara kualitatif (deskriptif). Menurut Soedarsono (2001: 26) mengatakan: jika yang dikumpulkan berupa data kualitatif, maka analisis dilakukan secara kualitatif pula. Proses tersebut dilakukan melalui tahap:

menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan, mengorganisasi (mengaitkan gejala) secara sistematis dan logis, serta membuat abstraksi atas kesimpulan makna hasil analisis

Sedangkan data yang dikumpulkan berupa angka atau data kuantitatif, cukup dengan menggunakan analisis deskriptif dan sajian visual. Sajian tersebut untuk menggambarkan bahwa dengan tindakan yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan ke arah

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

318

yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya (Soedarsono, 2001: 26).

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 5 Menteng Kota Palangka Raya tahun pelajaran 2022/2023 dengan jumlah siswa sebanyak 15 orang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.

Dalam usaha memperoleh data yang memadai dan akurat, maka ditentukan beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu tes, observasi dan dokumentsi

Skor pengamatan setiap aspek yang diamati pada lembar observasi guru dan siswa dapat dilhat pada tabel berikut

Tabel 1 Skor Pengamatan Lembar Observasi

No Kriteria Skor

1 Sangat Baik 5

2 Baik 4

33 Cukup 3

44 Kurang 2

5 Sangat Kurang 1

Keterangan penilaian:

1. Sangat baik bila mendapatkan nilai 85,0 - 100 2. Baik bila mendapatkan nilai 70,0 - 84,9 3. Cukup bila mendapatkan nilai 55,0 - 69,9 4. Kurang bila mendapatkan nilai 40,0 - 54,9 5. Sangat kurang bila mendapatkan nilai 0 - 39,9

Model untuk kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model proses dalam bentuk dua siklus. Menurut Kemmis dan Taggart, setiap siklus melakukan empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2011: 16). Untuk jelasnya garis besar dapat dipaparkan melalui gambar berikut:

Gambar 1 Alur Penelitan Tindakan Kelas

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

319

Pada tahap ini dikumpulkannya semua bentuk data yang memberirikan informasi mengenai perkembangan proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning untuk kemudian dianalisis permasalahan yang terjadi. Setelah dilakukan refleksi maka disusun rencana berdasarkan informasi yang terjadi dalam siklus 2 untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya, begitu seterusnya pada setiap siklus. Hingga tindakan dirasakan telah mencapai hasil yang maksimal.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil tes dan pengamatan proses pembelajaran pada siklus 1 bahwa penerapan model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi puasa Ramadhan di SDN 5 menteng, untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan atas pelaksanaan tindakan pada siklus 1 , peneliti dan teman sejawat melakukan refleksi. Berdasarkan hasil reflesksi diperoleh kententuan sebagai berikut :

1) Hasil tes belajar siswa belum menunjukkan peningkatan sehingga penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran belum tercapai, yaitu : a) Ada 9 siswa yang tuntas, 6 siswa yang belum tuntas dan nilai rata-rata

siswa hanya mendapat nilai 66.

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

320

b) Presentase ketuntasan belajar siswa hanya mencapai nilai 60 %, yang mana nilai 60% belum mencapai ketuntasan belajar klasikal yaitu 80 %.

2) Hasil aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI melalui model Problem Based Learning masih tergolong cukup, yaitu :

a) Siswa belum sepenuhnya memahami masalah yang akan dipecahkan secara kelompok.

b) Siswa masih malu dan kurang percaya diri dalam berdiskusi untuk menyelesaikan masalah.

c) Siswa belum maksimal dalam melakukan penyelidikan untuk memecahkan masalah.

d) Siswa masih kurang percaya diri dalam mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok lain.

Tabel 2 Data Hasil Post Test Siklus 1

No. Nama Siswa KKM Nilai

Keterangan Tuntas Tidak

Tuntas

1 Aditia Pratama 70 50 

2 Azza Amda Praditya 70 70 

3 Fadil Rahman 70 80 

4 Ijie Rumansyah 70 50 

5 Khabirin Maulana 70 60 

6 Miftahul Jannah 70 80 

7 Muhamad Iqro Muliandra

70 70 

8 Muhammad Alamsyah 70 70 

9 Muhammad Fajri 70 80 

10 Munawarah 70 60 

11 Perianto 70 70 

12 Rahmad Mobilo 70 60 

13 Ramadani 70 50 

14 Tri Wulan Sari 70 70 

15 Yunie Febrianti 70 80 

Jumlah Nilai 1000

Nilai Rata-rata 66,67 Nilai Rata-Rata

Nilai rata-rata

=

Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

321 Nilai rata-rata

=

1000 15 Nilai rata-rata

=

66,67

Hasil pretest pada siklus 2 ini meningkat dari siklus 1. Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.4 di atas, nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 68,67 % dan presentasi ketuntasan belajar juga meningkat mencapai 66,67 %.

Pada bagian akhir tahap ini, peneliti membagikan soal Post Test untuk dikerjakan oleh siswa dengan soal pilihan ganda sebanyak 10 soal. Adapun hasil tes belajar siswa setelah tindakan (siklus 2) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3 Data Hasil Post Test Siklus 2

No. Nama Siswa KKM Nilai

Keterangan Tuntas Tidak

Tuntas

1 Aditia Pratama 70 70

2 Azza Amda Praditya 70 80

3 Fadil Rahman 70 90

4 Ijie Rumansyah 70 70

5 Khabirin Maulana 70 80

6 Miftahul Jannah 70 80

7 Muhamad Iqro Muliandra

70 70

8 Muhammad Alamsyah 70 80

9 Muhammad Fajri 70 100

10 Munawarah 70 70

11 Perianto 70 90

12 Rahmad Mobilo 70 80

13 Ramadani 70 70

14 Tri Wulan Sari 70 70

15 Yunie Febrianti 70 100

Jumlah Nilai 1200

Nilai Rata-rata 80

Nilai Rata-Rata Nilai rata-rata

=

Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa 1120

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

322 Nilai rata-rata

=

15

Nilai rata-rata

=

80

Persentase Ketuntasan Belajar Ketuntasan Belajar

Klasikal =

Jumlah siswa tuntas

x 100 % Jumlah siswa

Ketuntasan Belajar Klasikal

=

15 x 100 % 15

Ketuntasan Belajar Klasikal

= 100 %

Pada siklus 2 ini, nilai Post Test mengalami peningkatan seperti yang terlihat pada tabel 4.6. Tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran sudah tercapai karena semua siswa sudah tuntas. Nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan yaitu mencapai nilai 80. Presentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu mendapat nilai 100 %, yang mana nilai 100 % sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal yaitu 85 %.

Grafik 1 Rekafitulasi Aktivitas Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

323

Selanjutnya tentang peningkatan aktivitas guru selama siklus 1 sampai siklus 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3 Rekafitulasi Aktivitas Guru pada Siklus 1 dan Siklus 2

No. Siklus

Aktivitas Siswa

Persentase Kategori

1 Siklus 1 76,36% Baik

2 Siklus 2 87,27% Baik

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan, pada siklus 1 mencapai 76,36% dengan kategori baik. Pada siklus 2 setelah dilakukan perbaikan aktivitas guru meningkat mencapai 87,27% dengan kategori baik. Untuk lebih jelasnya data tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 2 Rekafitulasi Aktivitas Guru pada Siklus 1 dan Siklus 2

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus 1 Siklus 2

Aktivitas Siswa

(10)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

324

Maka dengan demikian terjawablah rumusan masalah bahwa model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 5 menteng khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dan Budi pekerti dengan materi Puasa Ramadhan.

Jadi peningkatan nilai siswa juga sangat dipengaruhi banyaknya tindakan perbaikan yang dilakukan oleh guru, semakin banyak tindakan perbaikan oleh guru pada kegiatan mengajar maupun kegiatan siswa sehingga dapat belajar siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dalam Penerapan Model Problem Based Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SDN 5 Menteng, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan Model Problem Based Learning, mampu meningkatkan hasil belajar siswa, karena model Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan. Peranan siswa yang lebih aktif dalam memecahkan masalah membuat pembelajaran lebih menarik, sehingga mereka dapat merespon materi pembelajaran dengan baik dan dapat memenuhi tujuan pembelajaran.

2. Melalui penerapan Problem Based Learning khususnya pada materi Puasa Ramadhan, hasil belajar siswa mengalami peningakatan. Kondisi awal siklus 1 sebelum perbaikan rata-rata nilai Pre Test hanya mencapai 47,33 dan nilai Post Test hanya mencapai 66,67. Pada siklus 2 setelah perbaikan nilai Pre Test meningkat mencapai 68,67 dan nilai Post Test mencapai

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus 1 Siklus 2

Aktivitas Guru

(11)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

325

78,67. Begitu juga persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus 1 sampai siklus 2 mengalami peningkatan. Pada siklus 1 siswa yang tuntas belajar saat Pre Test hanya 2 orang (13,33%) dan saat Post Test hanya 9

orang (60%). Pada siklus 2 setelah perbaikan siswa yang tuntas meningkat saat Pre Test yaitu 10 orang (66,67%) dan saat Post Test 15 orang (100%)

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, Zen. 2010. Statistik Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

Ngalimon . 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Hasnawati. 2017. Pendekatan Contextual Teaching Learning. Jurnal Ekonomi &

Pendidikan, 3, 53–62.

Kartimi, K., Mulyani, A., & Riyanto, O. R. 2019. Pemberdayaan Guru Dalam Implementasi Pembelajaran Abad 21. Dimasejati: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2). https://doi.org/10.24235/dimasejati.v1i2.5815

Kemdikbud. 2013. Model Pembelajaran Berbasis Masalah / PBL. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,

Mahanal, S. (2014). Peran Guru dalam Melahirkan Generasi Emas dengan Keterampilan Abad 21. Seminar Nasional Pendidikan HMPS Pendidikan Biologi FKIP Universitas Halu Oleo, 20(9), 1–16.

Rezeki, S. (2018). Pemanfaatan Adobe Flash CS6 Berbasis Problem Based Learning Pada Materi Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers. Jurnal Pendidikan Tambusai, 2(4), 856–864

Sudarsono. 2011. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Depdiknas

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Zubaidah, S. (2016). SitiZubaidah-STKIPSintang-10Des2016. Seminar Nasional Pendidikan, 2, 1–17.

Mahanal, S. (2014). Peran Guru dalam Melahirkan Generasi Emas dengan Keterampilan Abad 21. Seminar Nasional Pendidikan HMPS Pendidikan Biologi FKIP Universitas Halu Oleo, 20(9), 1–16.

Sukmawati, R. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas II SDN Wonorejo 01.

Glosains: Jurnal Sains Global Indonesia, 2(2), 49–59.

https://doi.org/10.36418/glosains.v2i2.21

Astuti. (2019). Model Problem Based Learning dengan Mind Mapping dalam Pembelajaran IPA Abad 21. Proceeding of Biology Education, 3(1), 64–73.

https://doi.org/10.21009/pbe.3-1.9

(12)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

326

Zubaidah, S. (2016). SitiZubaidah-STKIPSintang-10Des2016. Seminar Nasional Pendidikan, 2, 1–17.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan keaktifan belajar pada mata pelajaran sistem rem siswa

Penerapan model pembelajaran problem based learning berbantuan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa karena model problem based learning

PENGARUH METODE PROCESS GOAL SETTING TERHADAP MOTIVASI OLAHRAGA DAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR DROPSHOT CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA ATLET PEMULA PB. 27) menyatakan

(3) Kendala penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi Pengukuran Sudut pada siswa kelas IV SDN Bandung

Penelitian ini menggunakan uji regresi linier sederhana dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara new media terhadap motivasi berdonasi melalui Rumah

Maka penelitian dengan permasalahan “Penerapan Model Pembelajaran Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Tipe STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok

adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku

Program Pengabdian masyarakat DIPA FISIP UB tahun 2007, Sosialisasi Media Literacy untuk siswa SMU, Malang.. Dana DIPA untuk Pengabdian pada Masyarakat, Univ