PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING DENGAN TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN TRIGONOMETRI DI KELAS XI MIPA 1 SMA NEGERI 1 JONGGAT TAHUN AJARAN 2019/2020
Oleh:
Samudi Erawan SMAN 1 Jonggat
ABSTRAK
Pembelajaran yang dilakukan di Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Jonggat sangat tidak kondusif, hal tersebut menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Matematika. Banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM saat ulangan harian.
Siswa yang tuntas belajar hanya mencapai 50%. Sementara selebihnya memiliki nilai yang rendah. Pada semseter 1 siswa Kelas XI MIPA 1 mempelajari tentang pokok bahasan Persamaan Trigonometri. Metode pengajaran yang diterapkan di SMA tentunya harus memperhatikan kebutuhan siswa, berangkat dari hal tersebut maka guru mencoba menggunakan metode yang dapat membuat siswa memahami apa yang disampaikan oleh guru. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri di SMA adalah melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD.
Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah sebuah model pembelajaran berlandaskan pada psikologi kognitif, sehingga fokus pengajaran tidak begitu banyak pada apa yang sedang dilakukan siswa, melainkan kepada apa yang sedang mereka pikirkan pada saat mereka melakukan kegiatan itu.
Sedangkan Tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Pada pra siklus ada 14 siswa yang tuntas belajar, kemudian meningkat pada siklus I ada 19 siswa yang tuntas belajar dan pada siklus II mencapai 26 siswa.
Presentase ketuntasan siswa menunjukkan pada pra siklus 50%, kemudian meningkat menjadi 67,84% pada siklus I dan menjadi 92,86% pada siklus II. Maka penelitian dengan permasalahan “Penerapan Model Pembelajaran Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Tipe STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Persamaan Trigonometri di Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Jonggat Tahun Ajaran 2019/2020”, dalam proses dan jangka waktu yang tidak pendek, Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD tersebut berdampak positif bagi siswa yaitu siswa kelas XI MIPA 1 bisa meningkatkan hasil belajarnya pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Tipe STAD, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Persamaan Trigonometri
PENDAHULUAN
Belajar merupakan istilah kunci yang paling vital dalam usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan pendidikan. Disitulah letak pentingnya manusia sebagai makhluk yang berpikir untuk terus belajar, baik itu belajar secara kelembagaan formal maupun belajar dari pengalaman yang pernah dan akan dialami.
Tujuan dari belajar bukan semata-mata berorientasi pada penguasaan materi dengan menghapal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informai atau materi pelajaran. Lebih jauh daripada itu, orientasi sesungguhnya dari proses belajar adalah memberikan pengalaman untuk jangka panjang. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kagiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan tansfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Pembelajaran yang di lakukan di Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Jonggat sangat tidak kondusif, hal tersebut menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Matematika. Banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM saat ulangan harian.
Siswa yang tuntas belajar hanya mencapai 50%. Sementara selebihnya memiliki nilai yang rendah.
Pada semester 1 siswa kelas XI MIPA 1 mempelajari tentang pokok bahasan Persamaan Trigonometri. Metode pengajaran yang diterapkan di SMA tentunya harus memperhatikan kebutuhan siswa, berangkat dari hal tersebut maka guru mencoba menggunakan metode yang dapat membuat siswa memahami apa yang disampaikan oleh guru.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri di SMA adalah melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD. Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah sebuah model pembelajaran berlandaskan pada psikologi kognitif, sehingga fokus pengajaran tidak begitu banyak pada apa yang sedang dilakukan siswa, melainkan kepada apa yang sedang mereka pikirkan pada saat mereka melakukan kegiatan itu. Sedangkan Tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dan solusi yang ada, maka perlu dilakukan suatu tindakan berupa penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Jonggat pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Persamaan Trigonometri di Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Jonggat Tahun Ajaran 2019-2020”
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri di kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Jonggat?”
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri di kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Jonggat.
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Slavin (2010), model pembelajaran adalah suatu acuan kepada suatu pendekatan pembelajaran termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaanya.
Sedangkan menurut Trianto (2009) model pembelajaran merupakan pendekatan yang luas dan PHQ\HOXUXK VHUWD GDSDW GLNODVL¿NDVLNDQ EHUGDVDUNDQ WXMXDQ SHPEHODMDUDQQ\D VLQWDNV SROD
urutannya), dan sifat lingkungan belajarnya.
Arends dan pakar model pembelajaran berpendapat bahwa tidak ada satu pun model pembelajaran yang paling baik di antara yang lainnya apabila tidak dilakukan ujicoba pada suatu mata pelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya seleksi pada setiap model pembelajaran mana yang paling baik untuk diajarakan pada materi tertentu (Trianto, 2013).
Model pembelajaran Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah), awalnya dirancang untuk program graduate bidang kesehatan oleh Barrows, Howard (1986) yang kemudian diadaptasi dalam bidang pendidikan oleh Gallagher (1995). Problem Based Learning disetting dalam bentuk pembelajaran yang diawali dengan sebuah masalah dengan menggunakan instruktur sebagai pelatihan metakognitif dan diakhiri dengan penyajian dan analisis kerja siswa.
Adaptasi struktur Problem Based Learning dalam kelas-kelas sains dilakukan dengan menjamin penerapan beberapa komponen penting dari sains.
Empat penerapan esensial dari Problem Based Learning adalah seperti diurutkan dalam Gallagher et.al (1995) adalah: 1) Orientasi siswa pada masalah. 2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar. 3) Membantu penyelidikan siswa. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Sebagai model pembelajaran Problem Based Learning disamping memiliki keunggulan juga memiliki kelemahan. Wina Sanjaya (2006: 218) menyatakan keunggulan Problem Based Learning adalah di antaranya yaitu: Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran dan pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
Sedangkan kelemahannya salah satunya adalah: manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan sehingga masalah yang dipelajari sulit dipecahkan maka siswa akan merasa enggan untuk mencoba.
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku.
Menurut Nurasman (2006: 5) menyatakan bahwa kegiatan bembelajaran Kooperatif tipe STAD terdiri dari enam tahap yaitu: 1) Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok.
2) Penyajian materi pelajaran. 3) Kegiatan kelompok. 4) Evaluasi. 5) Penghargaan individu dan kelompok. 6) Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD menurut Davidson (dalam Nurasma, 2006: 26) di antaranya yaitu: meningkatkan kecakapan individu dan meningkatkan kecakapan kelompok.
Sedangkan kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD menurut Slavin (dalam Nurasman 2006: 2007, yaitu salah satunya siswa yang kurang pandai dan kurang rajin akan merasa minder berkerja sama dengan teman-teman yang lebih mampu.
Setiap kegiatan yang dilakukan siswa akan menghasilkan suatu perubahan dalam dirinya, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar yang diperoleh siswa diukur berdasarkan perbedaan tingkah laku sebelum dan sesudah belajar dilakukan. Salah satu indikator terjadi perubahan dalam diri siswa sebagai hasil belajar di sekolah dapat dilihat melalui nilai yang diperoleh siswa pada akhir semester.
Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku mencakup tiga aspek (kognitif, afektif dan motorik) seperti penguasaan, penggunaan dan penilaian berbagai pengetahuan dan ketrampilan sebagai akibat atau hasil dari proses belajar dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang tertuang dalam bentuk nilai yang diberikan oleh guru.
Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dalam diri siswa maupun luar diri siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar menurut Muhibbin Syah (2008: 132), yaitu: 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri individu), meliputi keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar diri individu), meliputi kondisi lingkungan sekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar siswa (kebiasaan) yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran.
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan penelitian menurut Masnur Muslich (2010: 144), rencana dan struktur penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan penelitiannya.
Proses pelaksanaan tindakan dilaksanakan secara bertahap sampai penelitian ini berhasil.
Prosedur tindakan dimulai dari (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) SHQJDPDWDQGDQHYDOXDVLVHUWDDQDOLVLVGDQUHÀHNVL
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri di kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Jonggat Tahun Ajaran 2019/2020.
Sesuai dengan tujuan, rancangan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Menurut Issac (1971) dalam Masnur Muslich (2010: 144), penelitian tindakan kelas ini didesain untuk memecahkan masalah-masalah yang diaplikasikan secara langsung di dalam ajang kelas atau dunia kerja.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif oleh peneliti yang sekaligus sebagai guru Matematika.
Penelitian ini mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Persamaan Trigonometri di Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Jonggat Tahun Ajaran 2019/2020”
Lokasi penelitian adalah di SMA Negeri 1 Jonggat. Subjek penelitian adalah siswa Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Jonggat, sejumlah 28 siswa.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih 3UR\HN3*6037.DGDODKVXDWXEHQWXNNDMLDQ\DQJEHUVLIDWUHÀHNWLIROHKSHODNXWLQGDNDQ
yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satuke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi SODQQLQJUHQFDQDDFWLRQWLQGDNDQREVHUYDWLRQSHQJDPDWDQGDQUHÀHFWLRQUHÀHNVL
Sebelum dilaksanakan siklus I maka peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pra siklus.
Pada tahap ini, peneliti yang sekaligus sebagai guru Matematika belum menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD dalam pembelajaran pokok bahasan Persamaan Trigonometri di kelas, tetapi peneliti masih menggunakan metode konvensional yaitu metode yang hanya menerangkan dan menjelaskan isi materi kemudian menyuruh siswa mempraktekkannya. Untuk lebih jelasnya, pada tahap pra siklus tahapan-tahapan yang dilalui DGDODKVHEDJDLEHULNXWSHUHQFDQDDQWDKDSSHODNVDQDDQWLQGDNDQGDQSHQJDPDWDQGDQUHÀHNVL
Prosedur penelitian siklus I, setiap siklus dilaksanakan dengan urutan kegiatan yang hampir sama hanya saja siklus berikutnya mempunyai unsur penyempurnaan dari kekurangan pada siklus sebelumnya. Adapun urutan tindakan yangakan dilakukan sebagai berikut: perencanaan WLQGDNDQSHODNVDQDDQWLQGDNDQSHQJDPDWDQGDQUHÀHNVL
Prosedur penelitian pada siklus II yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, GDQUHÀHNVL
Dalam penelitian ini tidak terlepas dari teknik pengumpulan data yang akan digunakan, karena penelitian ini merupakan suatu usaha yang sengaja direncanakan. Dan untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya maka perlu teknik pengumpulan data melalui dokumentasi, observasi dan interview.
Adapun penggunaan teknik dokumentasi dilaksanakan dengan pertimbangan: sebagai alat yang tepat dan cepat untuk mencatat hasil observasi dan inteview dapat mengetahui langsung keadaan yang sesuai dengan siswa.
Intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: pedoman observasi, silabus, rencana pelaksaaan pembelajaran, penilaian, dan dokumentasi.
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran Matematika di kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Jonggat adalah 76 dan standar ketuntasan klasikal yang diinginkan dalam penelitian ini sebesar 75%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 25 September 2019 sampai dengan 14 Oktober 2019.
Hasil penelitian pra siklus, peneliti mulai melaksanakan kegiatan penelitian yang pertama pada tanggal 25 September 2019 dengan mengadakan pembelajaran pokok bahasan Persamaan Trigonometri dengan metode yang biasa dilakukan yaitu metode konvensional (ceramah kemudian praktek). Kegiatan pra siklus ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika pokok bahasan Persamaan Trigonometri sebelum diterapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD
Pada kegiatan observasi awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dalam kelas dan hasil hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri. Kemudian dari hasil tindakan pra siklus serta pengamatan langsung dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa rata-rata hasil hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri pada siswa kelas XI MIPA 1 masih belum memenuhi standar KKM yang ditentukan sekolah yaitu nilai 76. Hal ini sesuai dengan keterangan tabel di bawah ini:
Data Perolehan Nilai Siswa
pada Pokok Bahasan Persamaan Trigonometri pada Pra siklus
No Nama Siswa Hasil Yang Dicapai
Nilai Keterangan Nilai Tuntas/Tidak Tuntas
1 Anggi Saputra 60 Tidak Tuntas
2 Ayudya Maharani 76 Tuntas
3 Baiq Entika Octaviani Dewi 80 Tuntas
4 Baiq Sulislia Lusmayanti 65 Tidak Tuntas
5 'LDQD6D¿WUL5 76 Tuntas
6 Dimas Khaeruman Muslim 66 Tidak Tuntas
7 Eka Siptiani 79 Tuntas
8 Hamdani 80 Tuntas
9 Hanifa Aliefhia 65 Tidak Tuntas
10 I Gede Suryadana 80 Tuntas
11 I Nengah Sukadiarta 60 Tidak Tuntas
12 I Wayan Rendi Pratama 60 Tidak Tuntas
13 Laela Wasi'i 65 Tidak Tuntas
14 Lidiyawati 60 Tidak Tuntas
15 Lisa Cahyani 55 Tidak Tuntas
16 Lu'lu Al Fatina Zahira 55 Tidak Tuntas
17 Luluin Maknun 76 Tuntas
18 Lyudza Aprilia Kansha 82 Tuntas
19 M. Sandi Firza 80 Tuntas
20 Nanda Bulkis 60 Tidak Tuntas
21 Nanda Tiara Putri 76 Tuntas
22 Rohidatul Hidayah 78 Tuntas
23 Rosa Suspita 50 Tidak Tuntas
24 Serly Agustina 62 Tidak Tuntas
25 6KR¿DQD 80 Tuntas
26 Siti Kurnia Yulia Rika 65 Tidak Tuntas
27 Syukron Zul Ramdan 79 Tuntas
28 Vega Novia Asrila 80 Tuntas
JUMLAH SISWA TB 14 Siswa
PROSENTASE KLASIKAL 50%
Berdasarkan hasil dari kegiatan pra siklus di atas diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran yang bersifat konvensional dengan menggunakan ceramah kurang dapat meningkatkan hasil hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri.
Hasil penelitian siklus I, pada perencanaan tindakan pertama ini peneliti menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD dengan maksud membantu siswa sedang dalam memahami materi pelajaran Matematika.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati kegiatan pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang telah disusun sebelum melaksanakan kegiatan penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan DNWL¿WDV EHODMDU VLVZD SDGD SRNRN EDKDVDQ 3HUVDPDDQ 7ULJRQRPHWUL 3DGD NHJLDWDQ EHODMDU
mengajar ini guru menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD.
Hasil pengamatan dari siklus II adalah sebagai berikut:
Hasil Observasi Sangat Baik : -
Baik : 7 siswa (25%) Cukup Baik : 14 siswa (50%) Tidak Baik : 7 siswa (25%)
+DVLOGDULUHÀHNVLSDGDVLNOXVNH,LQLDGDODKPHVNLSXQPDVLKWHUGDSDWEHEHUDSDNHVXOLWDQ
yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran pokok bahasan Persamaan Trigonometri, akan tetapi penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD pada siklus I ini berjalan dengan cukup baik. Hal ini terlihat pada hasil prestasi yang ditunjukkan oleh siswa dalam mengikuti pembelajaran serta penguasaan materi.
Dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD hasil hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri dapat meningkat, hal tersebut dapat dilihat berdasarkan perolehan nilai dari siswa yang menunjukan adanya peningkatatan setelah menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD. Berikut adalah data nilai siswa dalam Pokok Bahasan Persamaan Trigonometri pada siklus I.
Data Perolehan Nilai Siswa
pada Pokok Bahasan Persamaan Trigonometri pada Siklus I
No Nama Siswa Hasil Yang Dicapai
Nilai Keterangan Nilai Tuntas/Tidak Tuntas
1 Anggi Saputra 76 Tuntas
2 Ayudya Maharani 78 Tuntas
3 Baiq Entika Octaviani Dewi 85 Tuntas
4 Baiq Sulislia Lusmayanti 80 Tuntas
5 'LDQD6D¿WUL5 60 Tidak Tuntas
6 Dimas Khaeruman Muslim 76 Tuntas
7 Eka Siptiani 90 Tuntas
8 Hamdani 80 Tuntas
9 Hanifa Aliefhia 60 Tidak Tuntas
10 I Gede Suryadana 89 Tuntas
11 I Nengah Sukadiarta 80 Tuntas
12 I Wayan Rendi Pratama 80 Tuntas
13 Laela Wasi'i 76 Tuntas
14 Lidiyawati 78 Tuntas
15 Lisa Cahyani 65 Tidak Tuntas
16 Lu'lu Al Fatina Zahira 66 Tidak Tuntas
17 Luluin Maknun 88 Tuntas
18 Lyudza Aprilia Kansha 60 Tidak Tuntas
19 M. Sandi Firza 80 Tuntas
20 Nanda Bulkis 60 Tidak Tuntas
21 Nanda Tiara Putri 83 Tuntas
22 Rohidatul Hidayah 60 Tidak Tuntas
23 Rosa Suspita 65 Tidak Tuntas
24 Serly Agustina 58 Tidak Tuntas
25 6KR¿DQD 90 Tuntas
26 Siti Kurnia Yulia Rika 80 Tuntas
27 Syukron Zul Ramdan 90 Tuntas
28 Vega Novia Asrila 80 Tuntas
JUMLAH SISWA TB 19 Siswa
PROSENTASE KLASIKAL 67,86%
Hasil penelitian siklus II, perencanaan siklus II tetap memfokuskan pembahasan pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri.
Pelaksanaan siklus II sama dengan pelaksanaan pada siklus I yaitu memberikan pembelajaran Pokok Bahasan Persamaan Trigonometri melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD.
Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan pada 4 Oktober 2019 dan 9 Oktober 2019 dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan 2x40 menit yaitu 2 JP.
Hasil pengamatan dari siklus II adalah sebagai berikut:
Hasil Observasi
Sangat Baik : 3 siswa (10,71%) Baik : 9 siswa (32,14%) Cukup Baik : 13 siswa (46,44%) Tidak Baik : 3 siswa (10,71%)
Dari hasil pengamatan pada siklus II, hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD PHQLQJNDWNRQGXVL¿WDVEHODMDUQ\D
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD, guru lebih berperan sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa belajar berpikir dan memecahkan masalah mereka sendiri.. Hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil nilai siswa yang mengalami peningkatan dimulai dari pelaksanaan pra siklus sampai pada siklus II sebagaimana dijabarkan dalam tabel perolehan nilai di bawah ini:
Data Perolehan Nilai Siswa
pada Pokok Bahasan Persamaan Trigonometri pada Siklus II
No Nama Siswa Hasil Yang Dicapai
Nilai Keterangan Nilai Tuntas/Tidak Tuntas
1 Anggi Saputra 85 Tuntas
2 Ayudya Maharani 76 Tuntas
3 Baiq Entika Octaviani Dewi 80 Tuntas
4 Baiq Sulislia Lusmayanti 65 Tidak Tuntas
5 'LDQD6D¿WUL5 90 Tuntas
6 Dimas Khaeruman Muslim 80 Tuntas
7 Eka Siptiani 80 Tuntas
8 Hamdani 89 Tuntas
9 Hanifa Aliefhia 86 Tuntas
10 I Gede Suryadana 85 Tuntas
11 I Nengah Sukadiarta 80 Tuntas
12 I Wayan Rendi Pratama 80 Tuntas
13 Laela Wasi'i 88 Tuntas
14 Lidiyawati 60 Tidak Tuntas
15 Lisa Cahyani 76 Tuntas
16 Lu'lu Al Fatina Zahira 79 Tuntas
17 Luluin Maknun 88 Tuntas
18 Lyudza Aprilia Kansha 81 Tuntas
19 M. Sandi Firza 80 Tuntas
20 Nanda Bulkis 90 Tuntas
21 Nanda Tiara Putri 90 Tuntas
22 Rohidatul Hidayah 86 Tuntas
23 Rosa Suspita 82 Tuntas
24 Serly Agustina 85 Tuntas
25 6KR¿DQD 90 Tuntas
26 Siti Kurnia Yulia Rika 80 Tuntas
27 Syukron Zul Ramdan 79 Tuntas
28 Vega Novia Asrila 88 Tuntas
JUMLAH SISWA TB 26 Siswa
PROSENTASE KLASIKAL 92,86%
Hasil Perbandingan Perolehan Nilai Siswa pada Pra Siklus dan Siklus I dan Siklus II Keterangan Hasil
Belajar Pra Siklus
Hasil Belajar Siklus I
Hasil Belajar Siklus II
Siswa Tuntas Belajar 14 19 26
Presentase Ketuntasan Siswa 50% 67,86% 92,86 Perbandingan Hasil Belajar Siswa
pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
0 5 10 15 20 25 30 35
Siswa Tuntas Belajar
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Perbandingan Presentase Ketuntasan Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Presentase Ketuntasan Siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Pembahasan siklus pertama, pada proses pelaksanaan siklus ke-1 siswa diminta untuk mengikuti pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD. Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD yang membuat siswa semakin paham karena pembelajaran disampaikan dengan cara tanya jawab.
Selama proses pembelajaran siswa mengikuti prosesnya dengan baik sehingga kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini berjalan kondusif. Dari hasil belajar siswa pada siklus I juga mengalami peningkatan, di mana ada 1 siswa yang tuntas belajar pada siklus I. Maka siswa dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD yang di terapkan mampu meningkatkan hasil belajarnya pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri.
Dari hasil pengamatan, hasil nilai dan wawancara pada siklus I, pembelajaran pokok bahasan Persamaan Trigonometri dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Siklus kedua ini adalah siklus yang PHUXSDNDQUHÀHNVLGDULVLNOXVSHUWDPD3DGDVLNOXVNH,,LQLWHUGLULGDULNHJLDWDQSHUHQFDQDDQ
SHQJDPDWDQGDQUHÀHNVLWLQGDNDQ3DGDVLNOXVLQLSHODNVDQDDQ0RGHO3HPEHODMDUDQ3UREOHP
Based Learning dengan Tipe STAD juga sama seperti yang di terapkan pada siklus I, dan hasil dari metode penelitian yang sudah dilaksanakan menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri di kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Jonggat Tahun Ajaran 2019/2020. Pada siklus II ini jumlah siswa yang tuntas belajar mencapai 26 siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian yang telah di paparkan pada BAB terdahulu, maka peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Jonggat yaitu terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Jonggat pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri.
Pada pra siklus 14 siswa yang tuntas belajar, kemudian meningkat pada siklus I ada 19 siswa yang tuntas belajar dan pada siklus II mencapai 26 siswa. Presentase ketuntasan siswa menunjukkan pada pra siklus 50%, kemudian meningkat menjadi 67,86 pada siklus I dan menjadi 92,86% pada siklus II.
Maka penelitian dengan permasalahan “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Persamaan Trigonometri Di Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Jonggat Tahun Ajaran 2019/2020
“, dalam proses dan jangka waktu yang tidak pendek, Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD tersebut berdampak positif bagi siswa yaitu siswa kelas XI MIPA 1 bisa meningkatkan hasil belajarnya pada pokok bahasan Persamaan Trigonometri.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti membuat saran-saran berikut: Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tipe STAD ini ternyata pas sekali diterapkan untuk permasalahan siswa di sekolah yang hasil belajarnya rendah. Maka jika anda seorang guru dan ingin meningkatkan hasil belajar siswa maka pilihlah dengan metode tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas
Andayani, dkk. (2009). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.
Anas Salahudin. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dimyati ,dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Enjah Takari. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. PT Genesindo.
Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. Second Edition. New York: McGraw-Hill, Inc.
Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. Third Edition. New York: Holt, Reinhart and Winston.
Gall, Gall, dan Borg. 2003. Educational Research an Introduction: Seventh Edition.
Gallagher, Shelagh A & Stepien. William J. 1995. Implementing Problem Based Learning in Science Classroom. School Science and Mathemathic.
Gay, L. R. 1987. Educational Research: Competencies for Analysis and Application. Seventh Edition. Columbus, Ohio: Merrill Publishing Company.
Hadiat. 1988. Keterampilan Proses Sains. Jakarta: PTK Depdikbud.
Jamil Suprihatiningrum. 2019. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Lukmanul Hakim. (2009). Perencanaaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.
L. Pasaribu dan B. Simandjuntak. (1983). Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung:
Tarsito.
Muhroji dkk. (2004). Manajemen Pendidikan. Surakarta: UMS Press Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Mohamad Surya. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Mohamad Surya. (1999). Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Mulyani Sumarni, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.
Ngalim Purwanto (2006 ). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2൵VHW
Nasution. S (2006). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.