• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian yang berjudul “Nilai-nilai Moral Dalam Cerita Rakyat Kubah Terbang Analisis Sosiologi Sastra” oleh Febrina R

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penelitian yang berjudul “Nilai-nilai Moral Dalam Cerita Rakyat Kubah Terbang Analisis Sosiologi Sastra” oleh Febrina R"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Relevan

Penelitian terhadap cerita rakyat “Sapan Didiah” karya Joni Syahputra serta hasil karya Joni Syahputra lainnya belum pernah diteliti sebelumnya oleh peneliti lain. Adapun penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang berjudul “Nilai-nilai Moral Dalam Cerita Rakyat Kubah Terbang Analisis Sosiologi Sastra” oleh Febrina R. Pasaribu (2016). Hasil analisis penelitian ini adalah menemukan nilai-nilai moral yang terdapat pada cerita rakyat Kubah Terbang sebagai berikut: pertama, nilai-nilai yang terdapat pada cerita rakyat tersebut yaitu nilai-nilai moral individu yang mencakup kepatuhan kepada guru, rela berkorban, jujur, adil dan bijaksana, menghormati dan menghargai guru, bekerja keras, dan rendah hati. Pada sisi religinya terdapat nilai-nilai keberadaan Tuhan, kepercayaan kekuasaan Tuhan, berserah diri kepada Tuhan/bertawakal. Kedua, nilai-nilai moral sosial yang terdapat pada cerita rakyat Kubah Terbang mencakup, suka menolong murid, kasih sayang, kerukunan antara guru dan murid, dan peduli terhadap nasib orang lain. Perbedaan yang ada dengan penelitian yang sedang diteliti adalah judul cerita dan juga contoh nilai moral yang ada di dalam cerita. Serta nilai moral yang ada di dalam penelitian ini dan si peneliti juga berbeda.

2. Penelitian yang berjudul “Nilai Moral Dalam Cerita Rakyat Wandiyudhiyu di Kecamatan Wang-Wangi Kabupaten Wakatobi Kajian Sosiologi Sastra” oleh

(2)

8 Windriyani Yusuf (2020). Hasil analisis dari penelitian ini adalah ada empat jenis nilai moral dari analisis tersebut yang isinya:

a. Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri yang meliputi: sabar, tidak putus asa, rajin, rasa ingin tahu, jujur, dan pemberani.

b. Nilai moral hubungan manusia dengan sesama meliputi: tolong menolong, pemaaf, berbakti kepada orang tua, musyawarah, kasih sayang, peduli terhadap orang lain, cinta damai, menghormati tamu, dan suka berbagi.

c. Nilai moral hubungan manusia dengan alam meliputi: memanfaatkan hasil alam, dan melestarikan hasil alam.

d. Nilai moral hubungan manusia dengan tuhan meliputi: berdoa. Perbedaan dengan penelitian yang di lakukan oleh peneliti adalah hasil nilai moral dan jenis-jenis nilai moral di dalam cerita rakyat tersebut.

3. Penelitian yang berjudul “Perbandingan Perwatakan dan Nilai-Nilai Moral dalam Dongeng Frau Holle Serta Bawang Merah dan Bawang Putih Dalam Dajian Sastra Perbandingan” oleh Noviana Laily (2015). Hasil analisis pada

penelitian ini adalah:

a. Perbandingan perwatakan tokoh Anak Gadis I dan tokoh Bawang Putih adalah baik hati, rajin, pantang menyerah, jujur, tulus dan tidak serakah.

b. Perbandingan perwatakan tokoh Anak Gadis II dan tokoh Bawang Merah adalah pemalas, serakah, pamrih, sombong, masa bodoh, munafik, pemarah, semena- mena, licik, semaunya sendiri, tidak tahu terima kasih, dan tidak sabar.

c. Perbandingan pewatakan tokoh ibu Anak Gadis II dan Ibu Bawang Merah adalah kejam, semena-mena, cerdik, munafik, pemarah, pemalas, serakah dan licik.

d. Perbandingan perwatakan tokoh Frau Holle dan tokoh nenek adalah baik hati dan menepati janji.

(3)

9 Wujud moral yang terkandung dalam kedua dongeng tersebut ada 3, yaitu moralitas manusia dengan diri sendiri yaitu bertanggung jawab, mengerjakan sesuatu dengan sepenuh hati, dan pemalas, moralitas manusia dengan masyarakat yaitu saling menolong, semena-mena, serakah, dan moralitas manusia dengan Tuhan yaitu manusia akan mendapat hukuman atau pahala sesuai dengan apa yang dilakukan.

Dalam kedua dongeng tersebut tidak ditemukan adanya moralitas manusia dengan alam. Bentuk penyampaiaan moral pada kedua dongeng disampaikan secara langsung dan tidak langsung. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah tidak adanya analisis perbandingan, sedangkan penelitian ini memberikan perbandingan.

B. Landasan Teori

1. Pengertian Karya Sastra

A Teeuw (2003: 20) sastra dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Sansekerta. Akar kata sas-, dalam kata kerja turunan berarti “mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk, atau intruksi” akhiran –tra biasanya menunjukkan alat, sarana.

Maka dari itu sastera dapat disebut “alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku intruksi atau pengajaran”.

Sastra adalah teks yang tidak disusun atau dipakai untuk suatu tujuan komunikatif yang praktis dan hanya berlangsung untuk sementara waktu saja (Luxemburg dkk, 1986: 9). Sastra merupakan kegiatan kreatif, sebuah karya seni.

(Menurut Wellek&Warren) sastra tidak dapat ditelaah sama sekali. Sastra hanya bisa dibaca, dinikmati, dan diapresiasi. Selebihnya yang dapat kita lakukan kepada sastra adalah mengumpulkan berbagai macam informasi mengenai karya sastra

(4)

10 (Wellek&Warren, 2016: 4). Sastra juga dapat disebut penuangan ide atau pemikiran dengan menggunakan bahasa bebas mengandung bahasa yang baru. Keindahan sastra ditentukan dari substansi ceritanya. Karya sastra, karya yang bersifat rekaan atau dibuat-buat yang inspirasinya terdapat dari dunia nyata dengan ditambah atau diubah oleh penulisnya agar hasil dari karya sastra tidak sama persis dengan kehidupan nyata.

2. Hakikat Cerita Rakyat

Cerita rakyat merupakan sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal tempat. Tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita rakyat pada umumnya diwujudkan dalam bentuk manusia, binatang maupun dewa. Dalam lingkungan masyarakat penyebaran cerita rakyat dapat melalui lisan dan tulisan. Cerita rakyat hidup ditengah-tengah masyarakat dan berkembang dari mulut ke mulut secara merata hampir seluruh daerah di Indonesia. Sejalan dengan teori tersebut menurut Sastromiharjo (2011: 123), cerita rakyat merupakan suatu karya sastra lama yang hidup dan berkembang secara turun-temurun. Menurut Andoyo Sastromiharjo cerita rakyat merupakan cerita yang tidak jelas siapa pengarangnya dan tidak terikat pada ruang dan waktu, yang berkembang secara lisan dimasyarakat.

Umumnya tokoh dalam cerita tersebut adalah hewan dan manusia. Jadi sebuah karya sastra terlahir dari imajinasi seorang pengarang dengan mengambil sedikit kisah yang ada di dunia dan diolah kembali agar terbentuk sebuah karya sastra yang dapat dinikmati masyarakat di dunia.

(5)

11 Menurut beberapa para ahli yang ada, cerita rakyat merupakan karya sastra yang menceritakan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau cerita tentang asal muasal suatu daerah yang tokohnya berupa manusia, binatang, dan dewa.

Cerita rakyat adalah sebuah karya sastra di masa lampau yang memiliki ciri khas tersendiri yaitu mengandung kultur budaya. Cerita rakyat ini dianggap sebagai kekayaan yang di miliki oleh setiap kelompok masyarakat pada zaman dahulu, isi dalam cerita rakyat biasanya adalah kejadian yang benar pernah terjadi di suatu daerah dan penyebarannya hanya melalui lisan antar warga (Rafiqa, 2021: 1) Sedangkan dalam buku milik Danandjaja (2007: 50), cerita rakyat merupakan cerita yang kejadiannya dianggap benar-benar terjadi di masa lampau oleh yang mempunyai cerita tersebut, dan memiliki kisah yang beragam di dalam cerita tersebut seperti cerita dongeng, mite dan legenda.

Menurut pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat merupakan cerita yang berkembang dari suatu daerah, dan menyebar luas melalui lisan tanpa diketahui siapa penciptanya. Tokoh yang ada dalam cerita rakyat biasanya adalah manusia, hewan, dan tumbuhan tetapi ada juga pendapat lain bahwa dewa atau Tuhanpun dapat ikut serta menjadi tokoh dalam cerita rakyat tersebut.

C. Tokoh dan Penokohan

Setiap karya sastra yang berbentuk cerita pasti memiliki unsur pendukung agar cerita tersebut terlihat hidup dan terasa nyata. Sama halnya dengan unsur plot, tokoh dan penokohan juga dianggap penting dalam karya sastra terutama cerita fiksi.

(6)

12 1. Pengertian Tokoh

Di dalam sebuah karya sastra terutama cerita rakyat, tokoh merupakan aspek yang sangat penting karena tokoh yang membantu sebuah cerita menjadi lebih berwarna dan menarik. Perwujudan dari tokoh adalah makhluk hidup yang memiliki konflik dan perasaan yang membuat cerita menjadi lebih hidup.

Menurut Rafiqa (2021: 1) tokoh adalah orang yang di tampilkan dalam cerita rakyat, yang mendukung berjalannya sebuah cerita, bila tidak ada tokoh sebuah cerita tidak dapat di sebut cerita karena tokoh menjadi poin penting dalam sebuah cerita rakyat. Sedangkan menurut Siswantoro (2003: 128) penokohan sendiri artinya lebih luas daripada tokoh karena dalam penokohan langsung membahas masalah pada tokoh cerita, bagaimana perwatakannya dan bagaimana cara penulis menempatkan tokoh tersebut dalam sebuah cerita.

2. Jenis tokoh

Tokoh adalah sebuah karakter orang yang di buat oleh pengarang untuk di tampilkan di dalam cerita. Menurut Nurgiyantoro (2015: 258), tokoh memiliki beberapa jenis yaitu:

a. Tokoh Menurut Segi Peran 1) Tokoh Utama

Tokoh utama merupakan tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam cerita rakyat dan tokoh utama biasanya selalu muncul disetiap halaman cerita rakyat. Dalam sebuah cerita terutama cerita rakyat biasanya tokoh utama akan dibahas dalam sinopsis, sedangkan tokoh-tokoh yang lain tidak mungkin akan dimunculkan pada sinopsis cerita karena sinopsis berisi intisari cerita.

(7)

13 2) Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan merupakan tokoh yang hanya beberapa kali di munculkan dalam cerita dan biasanya munculnya tokoh tambahan relatif lebih sedikit di bandingkan tokoh utama.

b. Tokoh Menurut Segi Fungsi 1) Tokoh Protagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang memperjuangkan kebenaran dan memiliki sikap yang baik. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan para pembaca. Maka, pembaca sering merasa bahwa permasalahan yang di hadapai oleh tokoh juga pembaca rasakan. Singkatnya apapun yang dirasakan, dipikir dan dilakukan oleh tokoh itu mewakili perasaan kita sebagai pembaca.

2) Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis adalah tokoh yang perwujudannya tidak sesuai dengan harapan kita sebagai pembaca. Tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan konflik pada cerita. Jalan pikiran dan sikap pada tokoh antagonis biasanya bertolak belakang dengan tokoh protagonis. Kehadiran tokoh antagonis dianggap penting karena dapat menghidupkan suasana cerita dan dapat memunculkan sebuah konflik dalam cerita sehingga membuat sebuah cerita menjadi lebih menarik. Menurut Wahyuningtyas dan Santosa (2011: 4) tokoh antagonis adalah tokoh penentang dari tokoh protagonis sehingga menyebabkan konflik dan ketegangan.

(8)

14 c. Tokoh Menurut Segi Perwatakan

1) Tokoh Sederhana

Tokoh sederhana merupakan tokoh yang hanya memiliki satu watak dan sikap tertentu. Tokoh sederhana tidak mempunyai sikap atau tingkah laku yang mengejutkan bagi pembaca, karena sisi lain kehidupannya tidak diungkapkan dalam cerita. Sikap dari tokoh sederhana sangat datar, dan monoton, oleh karena itu rumusan dari sikap tokoh sederhana dapat dilihat hanya dengan sebuah kalimat, atau melalui frase saja. Tokoh sederhana dapat melakukan sebuah tindakan hanya saja tindakan tersebut tetap berbalik atau kembali lagi kepada sifat asli tokoh sederhana tersebut.

Nurgiyantoro (2015: 28) tokoh sebuah cerita fiksi yang bersifat familiar, sudah biasa memang dapat digolongkan kepada tokoh yang berwataka sederhana.

2) Tokoh Bulat

Tokoh bulat atau tokoh kompleks, memiliki perbedaan dari tokoh sederhana yaitu tokoh bulat memiliki sisi kehidupan lainnya yang biasanya diungkapkan oleh penulis. Tokoh bulat juga dapat memiliki watak tertentu yang dapat dicampur atau ditambahi oleh sikap-sikap tertentu yang dapat membuat pembaca kaget dan salah menduga sikap atau watak yang asli dari tokoh bulat. Karena sikapnya yang sedikit manipulatif watak dari tokoh bulat sedikit susah untuk dideskripsikan dalam cerita.

Menurut abrams (1999: 33) dibandingkan dengan tokoh sederhana, tokoh bulat lebih menyerupai kehidupan manusia yang sesungguhnya karena disamping memiliki berbagai kemungkinan sikap dan tindakan, ia juga sering memberikan kejutan.

(9)

15 3. Penokohan

Penokohan merupakan cara menggambaran karakter dari sebuah tokoh yang ada di dalam cerita yang menjelaskan karakter, sikap dari satu tokoh di dalam sebuah cerita.

Rafiqa (2021: 13) penokohan juga menunjukkan teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita. Adapun penokohan artinya lebih luas daripada tokoh karena dalam penokohan langsung membahas masalah pada tokoh cerita, bagaimana perwatakannya dan bagaimana cara penulis menempatkan tokoh dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. Penokohan dalam sebuah karya sastra tidak hanya hubungan masalah pemilihan jenis dan perwatakan tokoh saja, namun juga bisa menggambarkan kehadiran secara tepat sehingga dapat mendukung artistik cerita fiksi tersebut (Nurgiyantoro, 2015: 278). Ada beberapa macam cara teknik pelukisan tokoh salah satunya:

a. Teknik Ekpositori (analitis)

Dalam menggambarkan tokoh biasanya penulis langsung memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita dimunculkan secara langsung dan jelas yang ditambahkan deskripsi sikap dan juga ciri fisiknya, biasanya hal tersebut muncul pada awal cerita. Kelebihan dalam penggambaran tokoh teknik analitis adalah sederhana dan juga ekonomis disamping itu, teknik analitis juga memiliki kelemahan yaitu, penuturannya bersifat mekanis dan kurang alami.

b. Teknik dramatik

Penggambaran tokoh teknik dramatik dilakukan secara tidak langsung, maksudnya pengarang membiarkan pembaca untuk menganalisis sendiri watak atau sikap tokoh melalui beberapa teknik yaitu:

(10)

16 1) Teknik Cakapan

Menurut Nurgiyantoro (2015: 288) Pada teknik cakapan cara mencari watak atau tingkah laku tokoh dapat kita temukan pada tingkah laku verbal atau kata-kata dan dialog yang disampaikan oleh tokoh. Bentuk percakapan yang dilakukan dalam cerita sebenarnya banyak, baik percakapan pendek maupun panjang.

2) Teknik Tingkah Laku

Teknik tingkah laku umumnya berfokus pada tindakan nonverbal, tetapi hasilnya tidak terlihat jelas atau samar dan kita sebagai pembaca harus lebih teliti lagi dalam membaca dan melihat agar dapat menemukan watak atau sifat dari seorang tokoh. Selaras dengan yang disampaikan oleh Nurgiyantoro (2015: 288) Apa yang dilakukan tokoh dalam wujud tingkah laku seperti reaksi dia terhadap sesuatu, tanggapan, sikap, dan sifat yang mencereminkan perwatakannya.

3) Teknik Pikiran dan Perasaan

Teknik pikiran dan perasaan dapat ditemukan di dalam cerita bagaimana tokoh memikirkan sesuatu dan bertindak. Nurgiyantoro (2015: 289) dalam teknik cakapan dan tingkah laku, maksdunya adalah kita dapat menemukan sebuah watak dari tokoh melalui tuturannya yang menggambarkan isi pikiran dan juga hati atau perasaan tokoh tersebut.

4) Teknik Arus Kesadaran

Teknik arus kesadaran merupakan teknik narasi yang berusaha mengambil pandangan serta aliran proses mental tokoh, indera bercampur dengan ketidak sadaran pikiran, perasaan, harapan, ingatan dan asosiasi-asosiasi acak (Abrams, 1999: 298)

(11)

17 Aliran kesadaran biasanya berusah menangkap dan mengungkapkan tingkah laku yang hanya ada pada indera saja.

5) Teknik Reaksi Tokoh

Teknik reaksi tokoh adalah sebuah reaksi tokoh terhadap suatu permasalahan, kejadian, kata, dan tingkah laku orang lain sebagai rangsangan dari luar diri tokoh yang bersangkutan Nurgiyantoro (2015: 293) dari reaksi yang diberikan tokoh terhadap suatu hal itu yang biasanya menggambarkan watak dari tokoh.

6) Teknik Reaksi Tokoh Lain

Reaksi tokoh lain maksudnya adalah reaksi tokoh lain terhadap tokoh utama, tokoh yang diteliti sikap, pandangan, sikap dan lainnya (Nurgiyantoro, 2015:

294). Dengan kata lain reaksi tokoh lain itu adalah tokoh lain disini sebagai penilai dan penentu pada tokoh utama.

7) Teknik Pelukisan Latar

Suasana latar biasanya juga dapat untuk melukiskan jati diri seorang tokoh tetapi cara ini dilakukan secara tidak langsung, menurut (Nurgiyantoro, 2015: 295) 8) Teknik Pelukisan Tokoh

Keadaan fisik seseorang sering berhubungan dengan keadaan kejiwaannya, atau setidaknya pengarang sengaja mencari dan memperhubungkan adanya keterkaitan itu (Nurgiyantoro, 2015: 296). Pelukisan keadaan fisik tokoh, dalam kaitannya dengan penokohan terkadang memang penting agar pembaca dapat berimajinasi bagaimana keadaan fisik dari tokoh.

9) Catatan Tentang Identifikasi Tokoh

Dalam mencari watak tokoh, cara yang dapat kita ambil adalah mengidentifikasi watak tokoh, secara cermat. Dalam proses identifikasi akan sejalan dengan proses pengembangan karakter tokoh oleh pengarang (Nurgiyantoro, 2015: 279)

(12)

18 4. Nilai Moral

Setiap karya sastra yang berbentuk cerita pasti selalu mengandung pesan yang ditujukan kepada pembacanya, pesan tersebut biasanya mengandung nasihat dan nilai yang dapat dilaksanakan di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya nilai moral. Nilai moral merupakan nilai yang dapat membedakan hal yang baik dan buruk untuk di tiru oleh masyarakat. Menurut Ilyas (2018: 181-140) ada beberapa jenis nilai moral yang dapat kita ketahui, yaitu :

a. Hubungan Manusia Dengan Diri Sendiri

Hubungan manusia dengan diri sendiri berkaitan dengan perilaku atau rasa yang dimiliki oleh manusia, menyangkut dengan bagaimana manusia memiliki rasa senang, sedih, semangat dan rasa sayang terhadap dirinya sendiri dan nilai moral tersebut dapat menjadi acuan kehidupan seseorang dan kontrol dalam kehidupan agar manusia dapat berlaku sesuai norma yang ada di kehidupan. Sejalan dengan hal tersebut, nilai moral manusia dengan diri sendiri sangat luas cakupannya, yaitu mencakup tentang seluruh aspek kehidupan seseorang tersebut seperti harga diri, kepercayaan diri, eksistensi diri, maut, takut, rasa bahagia dan tentang jiwa seseorang (Nurgiyantoro, 2015: 441)

b. Hubungan Manusia Dengan Manusia Lain Dalam Lingkungan Sosial

Hubungan manusia dengan manusia lain di lingkungan sosial contohnya jalinan pertemanan, persahabatan, kesetiaan dan juga rasa kebersamaan. Hubungan manusia di lingkungan sosial tidak hanya kepada manusia, tetapi bisa dengan lingkungan sekitar contohnya menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, tidak menebang pohon sembarangan. Nilai moral hubungan manusia

(13)

19 dengan manusia lain merupakan hubungan antara makhluk sosial yang harus di jalankan dalam kehidupan, karena manusia merupakan makhluk sosial yang masih membutuhkan bantuan orang lain (Nurgiyantoro, 2015: 441). Contoh lain moral manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial adalah saling menghormati dan mentolerir sesama tanpa memandang ras, agama, suku, budaya dan warna kulit.

c. Hubungan Manusia Dengan Pencipta

Manusia hidup tidak pernah terlepas dari sang penciptanya, adapun contoh hubungan dan nilai moral yang dapat di lihat antara manusia dengan pencipta adalah rajin ibadah, berdoa dan juga selalu mengikuti ajaran sang pencipta. Nilai moral manusia dengan sang pencipta terjalin di saat kita berdoa yang menunjukkan hubungan vertikal dengan tuhan (Nurgiyantoro, 2015: 441). Dalam islam hubungan nilai moral manusia dengan sang pencipta memang terlihat jelas dari ibadah Shalat, tetapi selain itu banyak pula hal yang dapat kita lakukan sebagai muslimat untuk melakukan hubungan dengan sang pencipta. Hubungan disini bukan hubungan seperti dengan manusia yang saling berbicara satu sama lain tetapi dengan cara beribadah misal berdoa, membayar zakat, melaksanakan Qurban, mengisi kotak infaq dan contoh kebaikan lainnya.

5. Nilai Moral Dalam Cerita Rakyat

Nilai moral dalam cerita rakyat sebenarnya sangat beragam, banyak nilai moral dalam cerita rakyat yang di gunakan sebagai pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari, dan untuk mengetahui nilai moral tidak hanya dari percakapan antar tokoh dari cerita tersebut tetapi dapat kita peroleh dari alur cerita. Lebih tepatnya nilai

(14)

20 moral tidak hanya dijelaskan secara tertulis tetapi dapat secara tersirat oleh penulis.

Banyak nilai moral di dalam cerita rakyat yang dapat kita ketahui salah satunya menurut Ilyas (2018 : 181-140) yaitu :

a. Pemberani

Keberanian (Syaja’ah) merupakan sikap keberanian dimana keberanian itu muncul karena berlandaskan kebenaran dan tidak hanya mengikuti hawa nafsu saja.

Keberanian tersebut tidak hanya ditentukan oleh kekuatan fisik tetapi ditentukan oleh kekuatan dan kebersihan jiwa. Ada beberapa peristiwa yang dapat mengandalkan sikap serta sifat pemberani misal di saat kita melawan fitnah, di saat kita tertindas, di saat ada penjahat kita dapat mengeluarkan sikap berani dan juga di saat kita salah kita juga harus berani untuk meminta maaf atas kesalahan yang sudah kita perbuat. Di saat kita berani meminta maaf atas kesalahan yang kita perbuat di situ kita juga dapat mencerminkan sikap yang bertanggung jawab.

Lawan dari pemberani (Syaja’ah) adalah penakut (Al-Jubn), penakut yang dimaksud adalah penakut melawan kejahatan, kecurangan, menyatakan kebenaran, takut gagal dan lainnya. sikap penakut ini sangat di benci oleh Allah SWT, karena kita sebagai manusia hanya boleh takut terhadap Allah SWT saja dan tidak ada hal apapun lagi di dunia ini yang membuat kita takut contohnya di saat kita melihat teman kita berbohong kepada orang tuanya, seharusya kita memberi tau kebenaran yang ada kepada orang tua teman kita tetapi karna kita takut teman kita marah akhirnya kita memilih untuk diam dan tidak memberi tahu kebenaran tersebut kepada orang tua teman kita. hal ini sangat merugikan bagi semua orang yang terlibat, ruginya bagi kita adalah kita menjadi dosa karena berbohong, untuk teman kita

(15)

21 mereka bisa menjadi kecanduan berbohong karena kita mendukung dia untuk melakukan kebohongan dan untuk orang tua yang dibohongi menjadi percaya kepada anaknya yang berkhianat dan tidak bisa mengetahui kesalahan yang telah anaknya perbuat. Intinya semua kebohongan pasti memiliki kerugian tidak ada kebaikan yang bisa di dapat dari kebohongan.

b. Sabar

Sabar (ash-shabr) artinya menahan. Sabar merupakan perbuatan untuk menahan semua hawa nafsu yang ada di pikiran dan hati kita. Dimana sabar arti lainnya adalah mengontrol sikap dan sifat kita secara baik. Sikap sabar begitu luas cakupannya misalkan kita sabar saat mengalami cobaan hidup, sabar saat ada orang yang memfitnah kita, sabar saat kita menginginkan sesuatu yang memang belum bisa kita miliki, sabar saat kita berada di jalan Allah SWT dan sabar saat kita di tindas oleh orang lain yang sebenarnya melukai diri kita. Menurut Imam al-Ghazali, hanya manusia makhluk tuhan yang memiliki rasa sabar, tidak ada makhluk lain yang memiliki rasa sabar. Macam dari sifat sabar banyak contohnya yaitu sabar menerima cobaan hidup seperti di saat kita merasa lapar tetapi tidak memiliki makanan dan tidak mampu membeli makanan tersebut. Sabar dari keinginan hawa nafsu contohnya sabar disaat kita di beri kelimpahan rezeki oleh Allah SWT kita di tantang untuk bersabar mengontrol hawa nafsu yang kita miliki agar kita tidak di butakan oleh kesenangan duniawi. Sabar dalam taat kepada Allah SWT, disaat kita beribadah kepada Allah SWT kita diharuskan sabar dan berbaik sangka bahwa ibadah akan membuat kita mendapatkan pahala. Sabar dalam perang, dalam melakukan peperangan kita wajib bersabar dalam melawan musuh agar dapat memenangkan

(16)

22 peperangan tersebut. Sabar dalam pergaulan, contohnya kita tidak cepat tersulut emosi di saat di hadapi oleh hal yang membuat kita tersinggung, sehingga tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Selain sikap sabar adapula sikap yang berkontradiksi dengan sikap sabar yaitu sikap gelisah (al-jaza’u) yang berarti gelisah, sedih, cemas, putus asa dan tidak sabar. Sikap tidak sabaran atau nafsu tinggi akan sesuatu hal adalah sebuah sikap yang tercela. Manusia yang memiliki sikap ini tidak akan pernah sabar dalam menghadapi masalah tetapi saat mendapatkan suatu kebaikan dan keberuntungan dirinya akan menjadi lupa diri. Banyak kerugian yang kita dapatkan karena sikap ini salah satunya akan menyesal di kemudian hari, tidak dapat mengontrol diri, dan tidak bisa sabar dalam melaukan segala hal mengakibatkan hasil yang didapatkan tidak maksimal.

c. Jujur

Jujur (shidiq) artinya benar, berkata apa adanya dan sesuai dengan fakta yang ada, atau tidak berkata bohong. Jujur juga di buktikan bila perkataan yang ada di hati dan mulut itu sama, tidak berbeda. Sikap jujur membawa keberuntungan dan keberkahan terhadap diri kita sendiri, keuntungan dari berbuat jujur adalah kita dapat dipercaya oleh semua orang, kita tidak memiliki beban ketakutan saat kebenaran akan terungkap, hidup kita lebih banyak mendapatkan berkah, tetapi masih banyak manusia yang belum bisa berkata jujur atau berkhianat, sifat khianat atau tidak jujur berdampak besar juga di kehidupan dimana saat kita sudah tidak dapat jujur dalam satu hal, pasti hal yang lainnya juga ikut tidak jujur. Macam-macam dari sikap shidiq atau jujur adalah jujur dalam perkataan, menjauhi omongan yang bohong berbicara sesuai dengan kenyataan dan isi dalam pikiran kita. Jujur dalam berjanji jadi semua

(17)

23 yang telah kita janjikan kepada orang lain harus kita lakukan, sekecil apapun janji itu wajib kita lakukan. Jujur dalam berinteraksi dengan orang lain misalkan di saat kita berjualan kita harus melakukan sikap jujur tidak berbohong saat melakukan interaksi, tidak menipu dan tidak mengurangi berat serta jumlah timbangan dalam bertransaksi.

Sifat yang bertolakbelakang dengan sikap shidiq adalah al-kazzibu (kidzib) yang artinya dusta atau bohong, sikap kidzib merupakan sikap yang dimiliki oleh orang yang munafik karena adanya hawa nafsu yang mendorong diri untuk melakukan hal tersebut, biasanya apa yang dilakukan dan dibicarakan berbeda dengan kenyataan yang ada. Contoh dari sikap kidzib adalah disaat kita berbicara tidak sesuai dengan fakta kepada orang lain, menutupi suatu kejadian yang nyata dan memberikan kesaksian palsu. Banyak kerugian yang di dapatkan saat kita menjadi orang yang tidak jujur yaitu tidak dapat di percaya oleh orang lain, sulit diterima oleh masyarakat, mendapatkan dosa dari Allah SWT, sulit mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.

d. Rajin / bekerja keras

Rajin sama dengan ikhtiar dimana kita tetap berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang kita harapkan dengan cara yang baik dan benar, serta tidak patah semangat dalam menggapai hal tersebut sampai kita mendapatkan semua yang kita inginkan. Selain bekerja keras kita juga perlu mengimbangi dengan doa yang akan membantu mewujudkan keinginan kita tersebut. Banyak manfaat yang kita dapatkan dari sikap rajin salah satunya adalah di sukai banyak orang, dapat memperoleh sesuatu yang kita cita-citakan, dapat menyelesaikan semua pekerjaan dengan maksimal, akan menambah motivasi untuk lebih giat lagi dalam melakukan segala

(18)

24 hal, semakin terampil dalam melakukan pekerjaan dan dapat di percaya orang banyak untuk menghasilkan sesuatu.

Sikap yang bertolak belakang dengan sikap rajin adalah sikap malas, sikap malas merupakan sikap yang bertentangan dengan sikap yang di contohkan oleh para rasul, karena kita sebagai manusia harus berusaha dan berjuang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, tanpa usaha kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Terkadang karena kita sering bermalas-malasan rezeki yang seharusnya untuk kita jadi di rebut oleh orang lain contohnya di saat kita memiliki warung nasi, seharusnya warung kita buka pukul 07.00 wib karena pagi hari banyak orang yang ingin mencari sarapan tetapi karna kita malas, kita buka warung tersebut di siang hari dan pelanggan kita yang mau sarapan memilih sarapan di tempat orang lain. Itu contoh kecilnya bahwa orang malas hanya akan mendapatkan kerugian di dalam hidupnya, dan orang malas tidak akan bisa mengubah nasib hidupnya karena orang malas tidak mau berusaha untuk mengubah nasib atau takdir yang telah Allah SWT buat, padahal sebenarnya takdir itu dapat kita ubah asalkan ada kemauan dan perjuangan. Banyak kerugian yang di akibatkan dari bermalas-malasan contohnya rezeki semakin sempit, kehilangan waktu-waktu berharga, pekerjaan tidak ada yang selesai, tidak dapat kepercayaan dari orang lain, dan tidak memiliki pengalaman baru dalam hidupnya.

e. Pemaaf

Pemaaf adalah sikap yang selalu melupakan semua kesalahan orang lain dan memberikan kesempatan agar orang tersebut dapat merubah sikap dan sifatnya kepada kita. Sikap saling memaafkan memiliki banyak manfaat salah satunya kita mendapatkan pahala, sebaiknya sikap maaf juga diikuti dengan sikap lapang dada

(19)

25 yang artinya tidak menyimpan dendam lagi kepada orang yang bersalah dan membuka lembaran baru lagi agar hidup kita semakin baik untuk kedepannya.

Memaafkan tidak hanya dilakukan saat orang yang bersalah itu meminta maaf, tapi sebelum orang meminta maaf kita wajib memaafkan semua kesalahannya karena kita manusia tidak luput dari kesalahan, Allah SWT saja Maha pemurah dan pemaaf, kita manusia juga harus memiliki sifat terpuji seperti itu. Banyak manfaat apabila kita menjadi orang yang pemaaf salah satunya adalah hidup semakin damai, disukai banyak orang, tidak memiliki beban di hati, menjadi semakin dewasa, menambah pikiran positif dan terhindar dari setres.

Sikap yang bertolak belakang dengan sikap pemaaf adalah pendendam (dendam), yaitu menahan rasa permusuhan dalam hati dan selalu menunggu untuk dapat kesempatan membalasnya. Dalam islam sikap pendendam merupakan sikap yang paling dibenci oleh Allah SWT. Orang pendendam tidak mudah untuk memberikan maaf kepada seseorang walaupun orang tersebut telah meminta maaf.

Memiliki rasa dendam akan membuat hidup tidak tenang sebab selalu berfikiran negatif kepada orang lain dan memiliki pikiran untuk membalaskan semua kesalahan orang lain yang telah di perbuat kepada dia. Orang yang memiliki rasa dendam tidak akan di ampuni dosanya oleh Allah SWT, karena dirinya saja tidak mau memaafkan orang lain yang sesama manusia, bagaimana Allah SWT akan memaafkan dia pula.

Sikap dendam tidak memiliki manfaat yang ada hanya mudarat salah satunya adalah merusak pikiran dan hati, merusak pergaulan dalam masyarakat, energi banyak terkuras untuk hal negatif dan selalu memiki amarah di dalam hati karena mengingat semua kesalahan orang lain, orang yang hatinya di penuhi amarah hanya akan di kuasai hidupnya oleh iblis. Intinya tidak ada hal baik yang kita dapatkan bila memiliki sikap pendendam.

Referensi

Dokumen terkait

Arsitektur enterprise merupakan tool untuk mengelola teknologi informasi dalam organisasi yang dimanfaatkan untuk mewujudkan keselarasan teknologi informasi dengan

Aliran kas (cash flow) : adalah aliran uang yang keluar masuk pada suatu proyek.. *Cashflow Uniform : besar cash-in atau cash-out tiap periode

Pada proyek akhir ini merupakan salah satu cara untuk menambah layanan suatu jaringan lokal intranet di PCR yang berbasis digital dan sebagai media pendistribusian content TV

Video juga merupakan komponen penting dalam distance learning, suatu metode pengajaran yang tidak lagi terikat oleh ruang.Dalam upaya memenuhi kebutuhan peralatan

Perlakuan media tanam dan interaksinya dengan tingkat naungan belum memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap persentase pecah mata tunas sampai umur 8 MST dan terhadap

Estimasi median usia yang dicapai dari maturasi seksual tahap 2 sampai 5 berdasarkan perkembangan rambut pubis pada laki-laki Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut : tahap 2

Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa gambaran persoalan sosial yang muncul dalam novel ini merupakan realitas yang sebenarnya dari kondisi masyarakat Cilacap

Mahasiswi menjadi informan utama dalam penelitian ini karena yang ingi dilihat dalam penelitian ini adalah konsumsi pakaian bekas dengan aktor utama yaitu konsumen,