• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. laporan dan tekstur tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "2. laporan dan tekstur tanah"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

28 http://lvunderground.wordpress.com

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase

yakni bahan-bahan padat, cair, dan gas. Fase padat yang hampir menempati 50%

volume tanah sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya

bahan organik. Yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah

organik (organosol).

Ditinjau dari segi fisika, tanah mineral adalah campuran dari butir-butir

organik, rapuh bahan organik, udara dan air. Pecahan mineral yang lebih besar

biasanya terdapat di dalamnya dan dilandasi seluruhnya oleh koloid dan bahan

lain yang sudah menjadi halus. Kadang butir-butir mineral yang lebih besar

menguasai dan menjadikan tanah berkerikil atau berpasir. Bahan organik berperan

sebagai zat perekat untuk meningkatkan butir-butir individual membentuk

kelompok atau agregat.

Sifat penting fisika tanah yaitu tekstur tanah dan struktur tanah. Tekstur

tanah tertuju pada butir-butir mineral terutama pada perbandingan mineral relatif

berbagai golongan dari tanah tertentu. Tidak kurang pentingnya adalah struktur

tanah yaitu masalah tersusunnya butir-butir tanah dalam golongan dan agregat.

Kedua sifat itu bersama-sama menentukan tidak hanya kemampuan memberikan

unsur hara oleh butiran tanah, akan tetapi juga memberikan udara dan air yang

(2)

29 http://lvunderground.wordpress.com

Tekstur tanah untuk kelompok pasir mencakup semua tanah yang terdiri

dari 70 % atau lebih berat fraksi pasirnya. Untuk kelompok tanah berlempeng,

sekurang-kurangnya mengandung fraksi liat 7 % - 27 %, sedangkan kurangnya 35

% liat.

Berdasarkan uraian di atas maka pengamatan mengenai tekstur tanah perlu

dilakukan untuk mengetahui dan melihat perbedaan sifat tekstur pada beberapa

jenis tanah.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara

fraksi pasir, debu dan liat lapisan I pada jenis tanah tertentu.

Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi bagi

(3)

30 http://lvunderground.wordpress.com

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separate) yang

dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (sand)

berdiameter 2,00 – 0,20 mm atau 2000 – 200 µm, debu (silt) berdiameter 0,20 –

0,002 mm atau 200 – 2 µm, dan liat (clay) berdiameter < 2 µm. Bagian tanah yang

berukuran lebih dari 2 mm disebut fragmen batuan (rock fragment) atau bahan

kasar (kerikil sampai batu). Sedangkan bahan tanah yang lebih halus ( < 2 mm )

disebut fraksi tanah halus (fine earth fraction). (Ali, 2005).

Tekstur tanah adalah sifat halus atau kasarnya butiran tanah. Kasar atau

halusnya tanah ditentukan oleh perimbangan antara pasir, debu, dan liat yang

terdapat didalam tanah. Tekstur tanah juga memberikan pengertian persentase

relatif dari ketiga unsur batuan yaitu: pasir, geluh, dan lempung.

(Prawirohatono, 1991).

Tekstur tanah menggambarkan perbandingan relatif pasir, debu, dan liat.

Perbandingan antara ketiga fraksi tersebut menentukan kekasaran dan kehalusan

suatu tanah. Untuk kepentinga pertanian, maka tanah yang ideal yaitu tanah yang

mempunyai perbandingan yang kompoisional diantara ketiga fraksi.

(Anonim, 2011).

Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang mempengaruhi

kepekaan tanah terhadap erosi dimana tanah dengan tekstur kasar seperti pasir

adalah tahan terhadap erosi, kerena butir-butir yang besar (kasar) tersebut

memerlukan lebih banyak tenaga untuk mengangkut. Tekstur halus seperti liat,

(4)

31 http://lvunderground.wordpress.com

dihancurkan. Tekstur tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu yang

pasir sangat halus. Oleh karena itu makin tinggi kandungan debu dalam tanah,

maka tanah menjadi peka terhadap erosi (mo_full.php).

Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang

mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah

perbandingan relatif pasir, debu, dan tanah liat. Laju dan berapa jauh berbagai

reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur

karena tekstur ini menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi (Foth,

1994).

Makin kecil ukuran separat (tanah) berarti makin banyak jumlah dan

makin luas permukaannya per satuan bobot tanah, yang menunjukkan makin

padatnya partikel-partikel per satuan volume tanah. Hal ini berarti makin banyak

ukuran pori mikro yang terbentuk, sebaliknya jika ukuran separate makin besar,

berarti makin sedikit jumlah dan makin sempit luas permukaannya. (Ali, 2005).

Tanah yang didominasi pasir akan mempunyai banyak pori-pori makro

(besar) disebut lebih poreus, tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai

pori-pori meso (sedang) agak poreus, sedangkan yang didominasi liat akan banyak

mempunyai pori-pori mikro (kecil) atau tidak poreus. Hal ini berbanding terbalik

dengan luas permukaan yang terbentuk, luas permukaan mencerminkan luas situs

yang dapat bersentuhan denga air, energi, atau bahan lain. Sehingga makin

dominan fraksi pasir akan makin kecil daya menahan tanah terhadap ketiga

(5)

32 http://lvunderground.wordpress.com

a. Makin poreus tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasi, serta makin

mudah air dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi baik, air dan

udara banyak tersedia bagi tanaman), tetapi makin mudah pula air untuk

hilang dari tanah.

b. Makin tidak poreus tanah akan makin sulit akar untuk berpenetrasi, serta

makin sulit air dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi buruk, air

dan udara sedikit tersedia), tetapi air yang ada tidak mudah hilang dari tanah.

c. Oleh karena itu, maka tanah yang baik, dicerminkan oleh komposisi ideal dari

kedua kondisi ini, sehingga tanah bertekstur debu dan lempung akan

mempunyai ketersediaan yang optimum bagi tanaman, namun dari segi

nutrisi tanah lempung lebih baik dari tanah bertekstur debu. (Ali, 2005).

Menurut Hardjowigeno (2007) tanah dikelompokkan ke dalam beberapa

macam kelas tekstur sebagai berikut :

1. Kasar : a. Pasir

b. Pasir berlempung

2. Agak kasar : a. Lempung berpasir

b. Lempung berpasir halus

3. Sedang : a. Lempung berpasir sangat halus

b. Lempung

c. Lempung berdebu

(6)

33 http://lvunderground.wordpress.com

4. Agak halus : a. Lempung liat

b. Lempung liat berpasir

c. Lempung liat berdebu

5. Halus : a. Liat berpasir

b. Liat berdebu

c. Liat

Menurut Ali (2005), di lapangan, tektsur tanah dapat ditetapkan

berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk) yang

membutuhkan pengalaman dan kemahiran. Makin peka indra perasa ini, hasil

penetapannya akan makin mendekati kebenaran atau makin identik dengan hasil

penetapan di laboratorium. Cara seperti ini disebut metode rasa, dilakukan dengan

cara mengambil sebongkah tanah kira-kira 10 g, pecahkan perlahan, basahi

dengan air secukupnya lalu pijit di antara jari jempol dan telunjuk. Geser-geserkan

jari telunjuk sambil merasai derajat kekasaran, kelicinan, dan kelengketan

partikel-partikel tanah.

a. Terasa kasar, tanpa rasa licin dan tanpa rasa lengket, serta tidak bisa

membentuk gulungan atau lempengan kontinu, maka berarti tanah bertekstur

pasir.

b. Partikel tanah terasa halus, lengket dan dapat dibuat gulungan atau

lempengan kontinu, maka berarti tanah bertekstur liat.

c. Tanah bertekstur debu akan mempunyai partikel-partikel yang terasa agak

halus dan licin tetapi tidak lengket, serta gulungan atau lempengan yang

(7)

34 http://lvunderground.wordpress.com

d. Tanah bertekstur lempung akan mempunyai partikel-partikel yang

mempunyai rasa ketiganya secara proporsional, apabila yang terasa lebih

dominan adalah sifat pasir, maka berarti tanah bertekstur lempung berpasir,

dan seterusnya.

Menurut Hardjowigeno (2007), berikut tekstur tanah secara spesifik :

1. Pasir : rasa kasar sangat jelas. Tidak melekat. Tidak

dapat dbentuk bola dan gulungan.

2. Pasir berlempung : rasa kasar jelas. Sedikit sekali melekat. Dapat

dibentuk bola yang mudah sekali hancur.

3. Lempung bepasir : rasa kasar agak jelas. Agak melekat. Dapat

dibuat bola yang mudah sekali hancur.

4. Lempung : rasa tidak kasar dan tidak licin. Agak melekat.

Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan

permukaan mengkilat.

5. Lempung berdebu : rasa licin. Agak melekat. Dapat dibentuk bola

agak teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.

6. Debu : rasa licin sekali. Agak melekat. Dapat dibentuk

bola teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.

7. Lempung berliat : rasa agak licin. Agak melekat. Dapat dibentuk

bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.

8. Lempung liat berpasir : rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar. Agak

melekat. Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah

(8)

35 http://lvunderground.wordpress.com

9. Lempung liat berdebu : rasa halus agak licin. Melekat. Dapat dibentuk bola

teguh, gulungan mengkilat.

10. Liat berpasir : rasa halus, berat, tetapi terasa sedikit kasar.

Melekat. Dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung.

11. Liat berdebu : rasa halus, berat, agak licin. Sangat lekat. Dapat

dibentuk bola teguh, mudah digulung.

12. Liat : rasa berat, halus. Sangat lekat. Dapat dibentuk

bola dengan baik, mudah digulung.

Telah diketahui bahwa pasir dan debu berasal dari pecahnya butir-butir

mineral tanah yang ukurannya berbeda-beda dari satu jenis tanah dengan jenis

tanah yang lain. Luas permukaan debu jauh lebih besar dari luas permukaan pasir

per gram. Tingkat pelapukan debu dan pembebasan unsur-unsur hara untuk

diserap akar lebih besar daripada pasir. Partikel-partikel debu terasa licin sebagai

tepung (powder) dan kurang melekat. Tanah-tanah yang memiliki kemampuan

besar dalam memegang air adalah fraksi liat. Sedangkan tanah-tanah yang

mengandung debu yang tinggi dapat memegang air tersedia untuk tanaman. Fraksi

liat pada kebanyakan tanah terdiri dari mineral-mineral yang berbeda-beda

komposisi kimianya dan sifat-sifat lainnya dibandingkan dengan pasir dan debu.

(9)

36 http://lvunderground.wordpress.com

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Pengamatan tekstur tanah dilaksanakan di Laboratorium Kimia, Jurusan Ilmu

Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari Selasa,

tanggal 5 April 2011, pukul 13.30 WITA sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah hidrometer, timbangan, botol

tekstur, mesin pengocok, saringan 0,05 mm, corong, botol semprot, pengaduk,

termometer, cawan petris.

Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel tanah terganggu lapisan I

yang telah dikering udarakan, aquadest, larutan calgon 0,05 %, dan kertas label.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah :

1. Menimbang 20 gr tanah kering udara, butir-butir tanah ini berukuran kurang

dari 2mm.

2. Memasukkan tanah ke dalam botol tekstur dan ditambahkan 10 mL larutan

Calgon 0,05 % dan aquadest secukupnya.

3. Mengocok tanah dengan mesin pengocok selama kurang lebih 10 menit.

4. Menuangkan secara kualitatif semua isinya ke dalam silinder sedimentasi 500

mL yang di atasnya dipasang saringan dengan diameter lubang 0,05 mm dan

(10)

37 http://lvunderground.wordpress.com

5. Semprot dengan spayer sambil di aduk-aduk semua suspensi pada sarinagan

yang singgah semua partikel debu dan liat turun(air saringan telah jernih).

6. Memindahkan Pasir yang ada didalam saringan dalam cawan dengan

pertolongan botol semprot, kemudian memasukkan ke dalam oven dengan

suhu 105oC selama2 x 24 jam. Selanjutnya memasukkannya ke dalam

desikator dan menimbang hingga berat pasir diketahui (dicatat sebagai c

gram).

7. Cukupkan larutan suspensi dalam silinder sedimentasi dengan air destilasi

hingga 500 ml.

8. Angkat silinder sedimentasi, sumbat baik-baik dengan karet lalu kocok

dengan membolak bolak-balik tegak lurus 180o sebanyak 20 kali.

9. Dengan cepat tuangkan kira-kira 3 tetes amyl alkohol kepermukaan suspensi

untuk menghilangkan buih yang mungkin timbul.

10. Memasukkan hidrometer kedalam suspensi dengan sangat hati-hati agar

suspensi tidak banyak terganggu.

11. Setelah 40 detik, membaca dan mencatat (H1) pada hidrometer beserta

suhunya (t1),

12. Mengeluarkan dengan hati-hati hidrometer dari suspensi.

13. Setelah menjelang 8 jam, memasukkan hidrometer kembali untuk pembacaan

(11)

38 http://lvunderground.wordpress.com

14.Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan rumus :

Berat debu dan liat : H1 + 0,3 (t1 – 19,8) - 0,5………(a)

2

Berat liat : H2 + 0,3 (t2-19,8) - 0,5………(b)

2

Berat debu : berat (debu + liat)-berat liat………(a-b)

15. Mengitung persentase pasir , debu dan liat dengan persamaan :

% pasir : c x 100 %

a + b

% Pasir : ( a - b) x 100 %

a + b

% Liat : b x 100 %

a + b

16. Memasukkan nilai yang didapat dalam segitiga tekstur

12 11

10 8 9

7

4 5

(12)

39 http://lvunderground.wordpress.com

Keterangan :

1 = pasir 7 = lempung liat berpasir

2 = pasir berlempung 8 = lempung berliat

3 = lempung berpasir 9 = lempung liat berdebu

4 = lempung 10 = liat berpasir

5 = lempung berdebu 11 = liat berdebu

(13)

40 http://lvunderground.wordpress.com

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data dalam bentuk tabel

sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil Persentase Perhitungan Tekstur Tanah Lapisan I

Lapisan % Pasir % Debu % Liat Tekstur

I 5,9 % 9,6 % 84,5 % Liat

Sumber : Data Primer, 2011.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data yang didapat dari analisis ukuran partikel (tekstur) pada sampel

tanah terganggu, lapisan I memiliki tekstur tanah liat. Hasil persentasenya yaitu

fraksi pasir 5,8%, fraksi debu 9,5%, dan fraksi liat 84,5%.

Fraksi liat di lapisan I sangat bagus dan cukup baik untuk areal pertanian

karena memiliki kelembaban yang cocok, memiliki mineral-mineral yang

dibutuhkan bagi tanaman, sangat cocok untuk membuat saluran irigasi bagi

persawahan, serta tekstur liat juga dapat menyimpan air yang cukup bagi

tumbuhan. Ini seperti pendapat dari Foth H.D (1994), bahwa sebagian besar air

disimpan sebagai lapisan pada permukaan partikel tanah liat dalam tanah

mempunyai pengaruh yang besar pada kapasitas penyimpanan air totalnya.

Disamping itu, hara tertentu yang dapat digunakan, disimpan pada permukaan

partikel tanah liat. Oleh karena itu, tanah liat bertindak sebagai reservoir

(14)

41 http://lvunderground.wordpress.com

Tekstur liat merupakan tekstur yang halus. Hal ini dikemukakan oleh

Hardjowigeno (2002) bahwa tekstur liat terasa berat, membentuk bola dengan

baik, dan sangat lekat. Namun, menurut Ali (2005), bahwa tanah yang didominasi

oleh liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro (kecil) atau tidak poreus. Makin

tidak poreus tanah maka akan semakin sulit akar untuk berpenetrasi. Serta makin

sulit akar dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi buruk : air dan udara

sedikit tersedia) tetapi air yang ada tidak mudah untuk hilang.

Menurut hasil pengamatan yang ada di lapangan, tekstur liat ini

memiliki tekstur yang halus. Menurut Hardjowigeno (2007) bahwa tekstur liat

(15)

42 http://lvunderground.wordpress.com

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai

berikut :

a. Pada lapisan I memiliki tekstur yang liat, sehingga persentase pasir 5,9%,

debu 9,6%, dan liat 84,5%.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah ialah, kemampuan tanah

memegang dan menyimpan air, aerasi, serta permeabilitas, kesuburan tanah,

komposisi mineral dan batuan/bahan induk.

5.2 Saran

Setiap jenis tanah tetap dijaga unsur-unsur haranya dengan cara selalu

mengadakan pemeliharaan tanah dan tanaman sehingga bisa didapatkan produksi

tanah yang baik. Sebaiknya dalam memilih lahan untuk mengolah pertanian harus

memperhatikan masalah tekstur tanah. Sebab dengan melihat tekstur tanah, kita

dapat mengetahui kandungan bahan organik yang sesuai dengan tumbuhan serta

(16)

43 http://lvunderground.wordpress.com

DAFTAR PUSTAKA

Ali Hanafiah, Kemas. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : CV RajaGrafindo Persada. Anonim, 2011. Tekstur Tanah. http://www.wikipedia.org/ dalam www.google.com.

Diakses pada 6 April 2011. Pukul 17.00 WITA. Makassar.

Foth, H.D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press. Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung :

Universitas Lampung.

Hardjowigeno, H. Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta : CV Akademika Pressindo.

Mo_full.php. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Erosi. http://www.mo_full.php/ dalam www.google.com. Diakses 5 April 2011. Pukul 19.30 WITA. Makassar.

(17)

44 http://lvunderground.wordpress.com

Lapisan I

Diketahui: H1= 11 H2= 10 C= 0,4 gram

t1= 29 t2= 28

*Menghitung berat debu dan liat:

(18)

45 http://lvunderground.wordpress.com

*Menghitung persentase pasir, debu, dan liat:

Gambar

Tabel 4. Hasil Persentase Perhitungan Tekstur Tanah Lapisan I

Referensi

Dokumen terkait

Model data fiskal (low level) merupakan konsep bagaimana deskripsi detail data disimpan ke dalam komputer dengan menyajikan informasi tentang format rekaman,

Andika Firmansyah NPM : 13110033.. Untuk mengurangi risiko kerusakan pada bagunan gedung bertingkat terutama akibat adanya gempa maka diperlukan perencanaan gedung

Dari beberapa ulasan dan data-data yang telah di paparkan diatas, maka dapat dijelaskan bahwa: Teori yang mengatakan bahwasanya resiko untuk mendapatkan bayi

Untuk kendaraan yang diuji, emisi CO maupun HC+NOx dengan bahan bakar pertamax masih dalam ambang batas yang ditentukan, sedangkan emisi gas buang dengan bahan bakar

Tanaman pengarah, penahan dan pemecah angin Tanaman pengarah, penahan dan pemecah angin adalah jenis tanaman yang berfungsi sebagai pengarah, adalah jenis tanaman

Media buklet materi jamur keragaman jenis jamur makroskopis di Hutan Lindung Gunung Juring, dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai media pendukung, untuk

Spora berwarna krem hingga kekuningan, atau kemerahmudaan, berbentuk ellip, permukaan licin , berukuran 6–8 x 3–3,5 mikron.Habitat: pada hutan cemara atau kayu lapuk, hidup

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis-jenis jamur makro yang ada di HLGL yang tumbuh di tanah, pohon hidup dan kayu mati, dengan karakteristik tubuh