• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS TRADISI PEMINANGAN (KHITBAH) DI DESA KEPUNDUHAN KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV ANALISIS TRADISI PEMINANGAN (KHITBAH) DI DESA KEPUNDUHAN KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS TRADISI PEMINANGAN (KHITBAH) DI DESA KEPUNDUHAN KECAMATAN KRAMAT

KABUPATEN TEGAL

A. Hal- hal yang Terkandung seputar Tradisi Peminangan (Khitbah)

Peminangan dapat bermula dari pihak perempuan atau pihak laki- laki, asalkan esensi dari peminangan itu dapat tercapai. Perkawinan yang merupakan fitroh manusia (human nature), sedangkan peminangan merupakan langkah awal yang mengantarkan ke perkawinan. Dalam hal ini hak perempuan dan laki-laki adalah sama. Kedunya sama–sama mempunyai hak sama dalam nenetukan pilihannya. Siapa saja diantara kedua insan yang berlainan jenis kelamin tersebut memiliki kemauan lebih awal terhadap seseorang yang telah dipilih sesuai pilihan yang terbaik untuk hidup bersamanya, maka ia berhak untuk mengutarakan kemauanya, tidak harus menunggu datangnya seorang laki-laki untuk meminangnya, jika terlalu lama menunggu dikhawatirkan akan melakukan perbuatan yang tidak di bolehkan (haram hukumnya) karena tidak ada ikatan yang perkawinan yang syah.

Setiap jalan yang menunggu mistaqon gholizho (perjajian yang sangat berat) dimuliakan Allah. Islam memberi penghargaan yang suci kepada niat dan ikhtiar untuk menikah. Nikah adalah urusan agama, bukan sekedar legalitas penyaluran kebutuhan biologis dengan lawan jenis. Islam memperbolehkan perempuan menawarka dirinya kepada laki-laki yang

50

(2)

berbudi luhur, soleh, yang ia yakini kekuatan agamanya dan kejujuran amanahnya untuk menjadi suami yang bertaqwa dan bertanggung jawab.

Sikap menawarkan diri menunjukkan ketinggian ahlak dan kesungguhan untuk mensucikan diri. Sikap ini lebih dekat kepada Allah dan untuk mendapatkan pahalan-Nya. Yakinlah Allah akan mencatat sebagai kemuliaan dan perjuangan (mujahadah)

Penulis telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma- norma agama. Hal ini tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai agama dan pancasila. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas. Saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran.

Dari uraian di atas, sebagian masyarakat yang tidak mau terjerumus kedalam perzinahan yang disebabkan oleh pacaran maka di adakan acara peminangan, untuk menutupi pandangan negatif dari masyarakat karena sudah tinggal satu langkah lagi menuju ke pernikahan.

Adapun hal- hal yang terkandung seputar tradisi peminangan (khitbah) di Desa Kepunduhan Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal yaitu:

1. Tradisi peminangan (khitbah) di Desa kepunduhan Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal ini sebelum di adakan acara peminangan (khitbah) ada acara pertemuan kedua keluarga dari pihak laki-laki dengan pihak

43

(3)

perempuan, dengan maksud untuk menanyakan status dari masing-masing pihak setelah adanya kesepakatan dari kedua belah pihak maka diadakan acara peminangan (khitbah), penghantaran tanda dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang akan di nikahinya mengadakan majlis bertunang. Majlis ini membawa pengertian bahwa perempuan tersebut sudah dimiliki dan kini dipanggil tunangan orang. Dalam upacara tersebut calon suami ikut untuk memakaikan cincin kepada calon istri setelah ada wakil dari pihak laki-laki mengutarakan maksudnya.

2. Di masyarakat Desa Kepunduhan Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal apabila mereka sudah mempunyai kemantapan untuk melangsungkan pernikahan setelah proses peminangan (khitbah), mereka tidak sungkan- sungkan untuk pergi berdua, jalan-jalan, berpegangan tangan bahkan berpelukan sekalipun.

3. Tradisi yang melekat sampai saat ini di DesaKepunduhan masalah weton atau kelahiran antara laki-laki dan perempuanya sama dengan weton atau hari lahirnya ayah dari pihak perempuan maka pernikahan tidak dapat di lanjutkan.

Data Penduduk Yang Melakukan Peminangan Dari Tahun 2012 s/d 2013 Dan Tidak Jadi Menikah Di Desa Kepunduhan Kec. Kramat Kab. Tegal

No

Nama Pasangan

Alasan Laki-laki Wanita

1. Iswanto Dila Karunia A Calon suami tidak

(4)

bertanggung jawab

2. Pujo Toto Suwito Rani Handayani

Calon suami selingkuh

3. Pahirin Sri Widiyati Calon istri selingkuh

4. Sahuri Sri Makhani

Perbedaan keyakinan masalah weton/ hari lahir

5. Rosid Sulistyowati

Keluarga calon istri banyak tuntutan

6. Dwi Purwanto Nurhidayati

Calon suami tidak bertanggung jawab

7. Susandi Anto Atari

Calon suami selingkuh

8. Didik Pahroroji Suermi Calon istri selingkuh

9. Ahmad Zaenudin Fifi Nur Indah Sari

Perbedaan keyakinan masalah weton/ hari

lahir

10. Eko Pujianto Ita Noviani

Keluarga calon istri banyak tuntutan Hasil wawancara di Desa Kepunduhan Kecamatan Kramat 2014

(5)

Data Penduduk Yang Melakukan Peminangan Dan Menikah Dari Tahun 2012 s/d 2013 Desa Kepunduhan Kec. Kramat Kab. Tegal

No

Nama Pasangan

Laki-laki Wanita 1. Rudi Eko Prasetyo Devi Kholifah 2. Muhammad Assari Citra Dewi 3. Guntur Gunawan Ika Zahnas Suryati

4. Rosid Suryati

5. Ali Wahyudi Wahyuni Bangsih 6. Edi Supardi Siti Barokhatun 7. Eruswanto Rusyuli Pratiwi

8. Ali Mukti Nataliyah

9. Marsudi Karniti

10. Toi Kesi

11. Sadwan Baedah

12. Andi Susanto Norma Julita Pazsa 13. Kusrinto Rini Anita Utami

14. Karyadi Eni Gustiya

15. Suripto Sikem

16. Madin Intan Wiranasari

17. Susandianto Suliatri 18. Didik Harjo Riyadi Yesi Indah S M

(6)

19. Muh. Wantoro Rahayu

20. Liswardani Toipah

21. Andri Hermanto Siti Umroh 22. Khozin Muktamar Dewi Prastiwi 23. Kasnari Jumugi Setyo Putri 24. Edi Permana Heni Trisnawati

25. Purnomo Sumarti

26. Dedi Mulyadi Mulyati 27. Imanudin Yesi Yuliwasari

28. Agus Dwi N Maslicha

Hasil wawancara di Desa Kepunduhan Kecamatan Kramat 2014

Dari uraian hal-hal yang terkandung seputar tradisi peminangan (khitbah) di Desa Kepunduhan Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal jelas

menunjukkan perbedaan antara peminangan dalam adat tradisi dengan aturan dalam hukum Islam.

B. Faktor-faktor yang menyebabkan masih berlangsungnya tradisi peminangan (Khitbah)

Berdasarkan data singkat di atas, maka di bawah ini adalah penjabaran dari wawancara tersebut yang merupakan faktor-faktor penyebab masih berlangsungnya tradisi peminangan (khitbah):

Kasus pertama pasangan I dan D, D dan N, calon pasangan suami istri ini setelah melakukan acara peminangan (khitbah) mereka tidak

(7)

memperhatikan adanya batasan pergaulan itu sendiri, bahkan setelah adanya ikatan peminangan (khitbah) mereka dengan seenaknya sendiri melakukan hal-hal yang tidak dibolehkan oleh syara’, seperti berdua-duaan tanpa ada mahram yang menemani, jalan-jalan berdua, berpegangan tangan, berpelukan hingga melakukan hubungan sebagaimana layaknya suami istri.1

Jadi, kasus di atas sangat bertolak belakang dengan aturan hukum Islam yang sangat menghargai kehormatan seseorang.

Kasus kedua pasangan P dan R, S dan A, calon pasangan suami istri ini setelah melakukan acara peminangan (khitbah) mereka memperhatikan adanya batasan pergaulan itu sendiri, maka dari itu calon pasangan suami istri ini melakukan peminangan (khitbah) setelah acara selesai berlangsung mereka terkadang pergi berdua tanpa di temani mahramnya, bergandengan tangan, hingga berpelukan, tapi tidak sampai melakukan hubungan sebagaimana layaknya suami istri, namun karena calon suami bekerja di luar daerah maka melihat wanita lain yang lebih disenanginya.

Kasus ketiga pasangan P dan S, D dan S calon pasangan suami istri ini setelah melakukan acara peminangan (khitbah) mereka memperhatikan adanya batasan pergaulan itu sendiri, maka dari itu calon pasangan suami istri ini melakukan peminangan (khitbah) setelah acara selesai berlangsung mereka juga terkadang pergi berdua tanpa di temani mahramnya, bergandengan tangan, hingga berpelukan, tapi tidak sampai melakukan

1 Hasil wawancara dengan responden pada tanggal 25 November 2013

(8)

hubungan sebagaimana layaknya suami istri, namun karena calon istri bekerja di luar daerah maka melihat laki-laki lain yang lebih disenanginya.2

Jadi, kedua kasus di atas pergaulan setelah adanya ikatan peminangan (khitbah) mereka tetap bergaul sebagaimana masyarakat setempat pada umumnya, namun kasus di atas melambangkan tidak adanya kesetiaan, kejujuran dan kepercayaan dari masing-masing pihak padahal sudah dilakukan acara peminangan (khitbah).

Kasus keempat pasangan S dan S, A dan F, calon pasangan suami istri ini setelah melakukan acara peminangan (khitbah) mereka memperhatikan adanya batasan pergaulan itu sendiri, maka dari itu calon pasangan suami istri ini melakukan peminangan (khitbah) setelah acara selesai berlangsung mereka juga terkadang pergi berdua tanpa di temani mahramnya, bergandengan tangan, hingga berpelukan, tapi tidak sampai melakukan hubungan sebagaimana layaknya suami istri, namun karena adanya perbedaan pendapat dari masing-masing pihak mengenai persamaan hari lahir dari calon suami dengan ayah dari calon istri, maka tidak bisa dilanjutkan ke pernikahan.

Jadi, kasus di atas masih memakai adat kepercayaan dari zaman nenek moyang yang tidak ada dalam aturan hukum Islam, padahal orang yang beragama Islam itu berpedoman hanya kepada Al-Quran dan Hadits, jadi tidak ada ceritanya jika orang yang hendak melakukan kebaikan terhalang dengan adanya hal-hal seperti itu.

2 Hasil wawancara dengan responden pada tanggal 28 November 2013

(9)

Kasus kelima pasangan R dan S, E dan I, calon pasangan suami istri ini setelah melakukan acara peminangan (khitbah) mereka memperhatikan adanya batasan pergaulan itu sendiri, maka dari itu calon pasangan suami istri ini melakukan peminangan (khitbah) setelah acara selesai berlangsung mereka juga terkadang pergi berdua tanpa di temani mahramnya, bergandengan tangan, hingga berpelukan, tapi tidak sampai melakukan hubungan sebagaimana layaknya suami istri, namun karena adanya permintaan yang tidak wajar dalam artian berlebihan dari pihak keluarga calon istri kepada keluarga calon suami untuk acara pernikahan nanti, karena dari keluarga calon suami tidak setuju atau tidak menyanggupinya maka hubungan ini tidak bisa dilanjutkan kepernikahan.3

Jadi, kasus di atas untuk melangsungkan acara pernikahan saja menginginkan yang mewah, berlebihan, padahal dalam Islam tidak dibenarkan untuk bermewah-mewahan dalam acara pernikahan.

Berdasarkan uraian kasus di atas, maka perlu dikaitkan dengan pergaulan remaja yang sehat itu ada beberapa cara diantaranya adalah:

1. Adanya kesadaran beragama bagi remaja.4

Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya pemahaman, pendalaman, serta ketaatan terhadap ajaran-ajaran agama. Dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan, bahwa anak-anak remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma

3 Hasil wawancara dengan responden pada tanggal 13 November 2013

4 Kartini Kartono, Phatologi Sosial Kenakalan Remaja, Jakarta: Rajawali, 1979

(10)

agama. Oleh karena itu, kita harus memiliki kesadaran beragama agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang tidak sehat.

2. Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif.

Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan yang buruk (misalnya novel/komik seks), maka hal itu akan berbahaya, dan dapat menghalang mereka untuk berbuat baik. Maka dari itu, jika ada waktu senggang kita harus mengisinya dengan hal-hal yang positif.

Misalnya menulis cerpen, menggambar, atau lainnya.

3. Antara laki-laki dan perempuan memiliki batasan-batasan tertentu.

Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya remaja harus menjaga jarak dengan lawan jenisnya. Misalnya, jangan duduk terlalu berdekatan karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

4. Menstabilkan emosi.

Jika memiliki masalah, kita tidak boleh emosi. Harus sabar dengan cara menenangkan diri. Harus menyelesaikan masalah dengan komunikasi, bukan amarah atau emosi.

5. Memahami Etika Dalam Pergaulan.

Manusia merupakan makhluk sosial yang pastimya membutuhkan orang lain dalam kehidupannya, oleh karena itu dalam bergaul kita harus memperhatikan batasan-batasan yang ada pada pada aspek kehidupan bermasyarakat. Selain hal tersebut kita juga harus saling tolong menolong

(11)

dalam membentuk suatu kehidupan bermasyarakat yang kondusif untuk kita tinggali dan bergaul di dalamnya.

Hukum adat sebagian besar tidak tertulis karena berupa kebiasaan- kebiasaan yang berkembang dalam masyrakat, sehingga sifatnya praktis, luwes dan supel dalam arti selalu dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Hukum Islam dengan hukum adat bekanlah kaidah yang sama, tetapi esensinya bisa sama yang bermuara pada satu tujuan yaitu: moral untuk menuju kemaslahatan.

Sebenarnya rakyat tidak membeda-bedakan secara tegas antara hokum Islam dengan hukum adat tetapi yang menjadi masalah “Dasar”

kekuasaan dari peraturan yakni prinsip “kewenangan” dalam kehidupan mereka. Penempelan adat /hukum Islam, tetapi tetap kebutuhan yang terkadang berbicara.

Disamping itu ada faktor yang memicu untuk melaksanakan adat peminangan tersebut bagi yang perempuan lebih luas dalam menentukan pasangan hidupnya. Jika tidak senang dengan adat tersebut tidak mau dijodohkan dalam satu Desa, tetapi apabila dapat jodoh masih satu Desa mereka ya harus melaksanakan. Karena sudah menjadi adat, maka bagi pihak laki-laki merasa harga dirinya tinggi begitu pula sebaliknya bagi pihak perempuan tidak merasa harga dirinya rendah.

Hukum adat adalah hukum yang tidak tertulis, yang merupakan pencerminan kehidupan masyarakat Indonesia, sedangkan masyarakat itu sendiri selalu berkembang dengan tipe yang mudah berubah, elastis. Sehingga

(12)

setiap Desa pasti beda walaupun mempunyai sifat kesamaan namun karakteristik daerah tetap ada. Karena hukum adat selalu dapat menyesuaikan diri dengan keadaan waktu dan tempat.

C. Pandangan Hukum Islam tentang Batasan Pergaulan Antara Laki- Laki dan Perempuan Selama Ikatan Peminangan (Khitbah) Pada Masyarakat Desa Kepunduhan Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal

Hukum peminangan dalam Islam merupakan sub sistem dari keseluruhan hukum Islam yang mengatur perkawinan, karena sebelum perkawinan berlangsung antara pihak laki-laki dan pihak perempuan dianjurkan untuk saling mengenal dan memahami kepribadian masing-masing agar tidak ada kata penyesalan di kemudian hari yang akan menimbulkan keretakan hingga perceraian dilakuan. Sebab, peminangan merupakam alat untuk mengurangi terjadinya perceraian yang merupakan perbuatan halal yang dibenci Allah.

Peminangan merupakan langkah awal yang dilakukan oleh laki-laki kepada perempuan untuk dijadikan istri atau dalam ketentuan umum pasal I KHI yang dimaksud dengan peminangan atau egagement adalah: Kegiatan upaya ke arah terjadinya hubungan perjodohan antara seorang pria dengan seorang wanita, dimanapun ia berada dan berbeda-beda dalam pelaksanaannya, tetapi pada prinsipnya adalah sama yaitu: langkah awal sebelum adanya pernikahan dengan adanya peminangan diharapkan antara laki-laki dan perempuan untuk saling mengenal, tahu kelebihan dan

(13)

kekurangan yang akhirnya kedua belah pihak saling mengenal dan menutupi.

Karena perkawinan merupakan kondisi yang kokoh bagi terbangunnya kehidupan masyarakat yang baik, pasangan suami istri yang saling meghormati, saling mengerti merupakan pilar dasar terciptanya keluarga sakinah mawaddah warrohmah. Hal ini sesuai dengan rumusan UU

perkawinan no 5 th 1974 yang mendefinisikan bahwa perkawinan sebagai sebuah ikatan lahir batin antara pria dan wanita untuk membentuk keluarga yang kekal menurut agama dan kepercayaan masing-masing begitu juga dengan KHI yang menyebutkan bahwa pernikahan adalah suatu akad yang sangat kuat (misaqoh gholidzah) untuk menta’ati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.

Quraish Shihab berpendapat, melihat wanita yang selanjutnya dapat diartikan bertatap muka, beramah-tamah antara keluarga kedua belah pihak.

Hubungan kedua belah pihak tidak ditutup mati, namun juga tidak dibuka terlalu bebas, karena sejatinya harus ada yang mendampingi agar terhindar dari tindakan amoral.5

Fatwa penting tentang hukum pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan, menurut hasil riset kepada ulama yaitu: Syaikh Muhammad bin Ibrahim Ali Syaikh rahimahullah.

Pergaulan antara laki-laki dan perempuan ada tiga macam:6

5 Ashad Kusuma Jaya, Rekayasa Sosial Lewat Malam Pertama: Pesan-pesan Rasulullah menuju Pernikahan Barokah (Yogyakarta: Kreasi Wacana) Islam bersifat netral, maksudnya tidak cenderung kepada salah satu pendapat.

6 Zakiah Darajat, Problem Remaja di Indonesia, Jakarta, Bulan Bintang, 1978.

(14)

Pertama: Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan mahramnya, yang demikian ini jelas dibolehkan.

Kedua: Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan lain untuk tujuan merusak, maka hal ini jelas diharamkan.

Ketiga: Campur baur antara laki-laki dengan perempuan di lembaga pendidikan, kedai-kedai, perkantoran dan rumah sakit-rumah sakit serta pada acara-acara resepsi. Sebagian orang menyangka bahwa hal tersebut tidak mengundang fitnah baik bagi laki-laki maupun perempuan.

Secara global di katakan bahwa setiap laki-laki memiliki naluri kuat untuk condong kepada perempuan, begitu juga wanita diberi naluri condong kepada laki-laki dan kelembutan serta sikap lemahnya. Apabila terjadi pergaulan bebas maka akan timbul dampak negatif, karena nafsu manusia cenderung mengajak kepada keburukan dan hawa nafsu cenderung membabi buta dan membisu, dan syaithan selalu menyuruh kepada perbuatan keji dan munkar.

Adapun jawaban secara rinci antara lain bahwa syariat Islam mengandung tujuan dan sarana, dan setiap sarana selalu mengikuti hukum tujuan. Perempuan menjadi sarana bagi kaum laki-laki untuk memenuhi hajat seksual. Maka agama berusaha menutup rapat-rapat pintu ketergantungan antara satu sama lain.

Dari data yang diperoleh melalui penelitian lapangan dapat diketahui bahwa semua masyarakat Kepunduhan yang mendapat jodoh atau pasangan hidup yang masih satu desa, dalam peminangan diawali oleh pihak

(15)

perempuan, tetapi apabila mendapat jodoh luar desa dalam meminang biasanya sesuai dengan masyarakat lainnya.

Telah diuraikan tentang praktek peminangan perempuan kepada laki- laki tetapi tidak berlebihan jika penulis memberikan uraian ringkas lagi tentang peminangan perempuan kepeda laki-laki di Desa Kepunduhan Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal bahwa apabila remaja Kepunduhan mendapat jodoh masih satu Desa dan sudah diketahui keduanya sudah sama- sama mencintai maka orang tua dari pihak perempuan mengajak musyawarah atau berunding bersama pihak laki-laki untuk menentukan waktu kapan upacara peminangan itu dilakukan. Tetapi apabila anaknya laki-laki maupun perempuan yang belum mendapat jodoh. Maka diawali dengan tahap pencarian. Jika orang tua dari pihak perempuan menghendaki anaknya mendapat jodoh yang dekat dan masih satu Desa maka orang tua mencari jejaka yang sikaranya pantas untuk dijodohkan dengan anak gadisnya.

Apabila tahap pencarian tersebut berjalan lantas dan sudah disepakati bersama maka upacara peminangan dari pihak perempuan kepada laki-laki dilaksanakan.

Seharusnya di antara kedua belah pihak antara laki-laki dan wanita pada saat masa peminangan digunakan semaksimal mungkin kesempatan itu, agar apa yang menjadi rahasia diri masing-masing dapat terkuak, mulai dari kebiasaan, akhlak, dan semua perilaku yang menjadi karakter. Hal ini jelas ada maksud dan tujuannya, yaitu agar nantinya apabila tidak cocok dan ketidakcocokan itu susah untuk disatukan, peminangan dapat dibatalkan

(16)

sebelum hari perkawinan itu datang. Andaikata peminangan benar-benar tidak dapat dipertahankan, maka keduanya harus bisa menjaga rahasia demi menjaga kehormatan.

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat 2 pola sesar yang mencirikan Sub-cekungan Jambi, yaitu pola sesar berarah NE-SW yang diperkirakan terbentuk pada periode Kapur Akhir – Tersier Awal dan

Menggunakan Bola Standard Dan Tidak Standard Pada Peserta Didik Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 OKU”, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: Ketrampilan passing atas

(5) Instagram TV sebagimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf b digunakan untuk memaparkan visi dan misi dari masing-masing Capresma dan Peserta Pemilwa

Djaali (2012: 121), minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyentuh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

6) Guru menyuruh siswa untuk menggabungkan kalimat menjadi karangan dengan kata penghubung yang tepat dan memperhatikan penggunaan ejaan secara individu.

Keterangan : Angka- angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% dengan menggunakan uji BNJ Dari Tabel

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square dalam model regresi tersebut adalah 0,238 yang berarti besar

digunakan sebagai komponen utama pada sistem timbangan digital dan dapat diaplikasikan pada jembatan timbangan yang berfungsi untuk menimbang berat dari truk