Vol. 13, No. 02, Agustus, 2020 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v13i2 e-ISSN : 2721-7213
DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2.56 287
PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DEBT EQUITY RATIO DAN FREE CASH FLOW TERHADAP RETURN INVESTASI
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di BEI Periode 2018-2019)
1)
Kurniasih Dwi Astuti ,
2)Asep
1, 2
Jurusan Akuntansi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
1)
Email : [email protected]
1)
Email : [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Rasio Profitabilitas (ROE), Likuiditas (CR), Debt Equity Ratio (DER) dan Arus Kas Bebas terhadap hasil investasi. Pengujian hipotesis menggunakan model good of fit (Goodness of Fit Model) terhadap 23 produsen dilakukan dengan metode purposive sampling yang terdaftar di BEI, melalui data sekunder pada laporan keuangan masing-masing perusahaan. Periode penelitian 2018-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity, Rasio Lancar Likuiditas dan Arus Kas Bebas berpengaruh terhadap Return on Investment. Sedangkan Debt Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Return on Investment karena Debt Equity Ratio memiliki nilai t-test 0.498 lebih kecil dari 1.9949 dan nilai t-tabel 0.620 lebih besar signifikansi α = 0.05 maka dapat disimpulkan DER tidak berpengaruh terhadap investasi kembali.
Kata kunci: rasio profitabilitas, likuiditas, rasio ekuitas hutang, arus kas bebas dan dividen
rasio pembayaran
Vol. 13, No. 02, Agustus, 2020 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v13i2 e-ISSN : 2721-7213
DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2.56 288
PENDAHULUAN
Pasar modal indonesia sekarang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang ditransaksikan dan kian tingginya volume perdagangan saham. Sejalan dengan perkembangan yang pesat tersebut, kebutuhan akan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin meningkat.
Salah satu instrumen pasar modal adalah saham, dimana saham merupakan surat berharga sebagai bukti kepemilikan individu atau institusi atas suatu perusahaan. Saham bersifat ekuitas yang mempunyai implikasi bahwa mencerminkan kepemilikan perusahaan, saham tidak mempunyai jatuh tempo dan pendapatan tetap (Warsini, 2009: 69-70). Pada penelitian ini berkaitan dengan pendapatan dividen sebagai return investasi, pada umumnya seorang investor akan memilih perusahaan yang mampu membagikan dividen secara stabil, karena stabilitas dividen akan meningkatkan kepercayaan investor dalam menanamkan dananya (Komala & Nugroho, 2013). Karena dividen kas yang dibayarkan merupakan penilaian investor atas suatu saham, dividen kas mencerminkan arus kas kepada pemegang saham dan menginformasikan kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang (Gitman, 2003). Menurut (Robert Ang, 1997; 20). Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal/investor atas suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor (pemodal) tidak akan melakukan investasi. Jadi setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut sebagai return investasi baik langsung maupun tidak langsung.
Kegiatan investasi perlu adanya analisis investasi, secara garis besar dikelompokkan menjadi dua analisis yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada penelitian ini hanya berfokus pada Analisis fundamental yang menyatakan bahwa saham memiliki nilai instrinsik (nilai yang seharusnya) tertentu (Halim, 2005:21). Crabb (2003) menyatakan :“Fundamental analysis is an examination of corporate accounting reports to asses the value of company, that investor can use to analysze a company’s stock prices“. Pernyataan ini menggambarkan bahwa informasi akuntansi atau laporan keuangan perusahaan dapat digunakan oleh investor sebagai faktor fundamental, untuk menilai harga saham perusahaan.
Persoalan yang timbul adalah sejauh mana informasi perusahaan publik tersebut mempengaruhi harga saham dipasar modal dan faktor atau variabel apa saja yang menjadikan indikator. Sehingga perusahaan dapat mengendalikannya dan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan nilai saham yang diperdagangkan di pasar modal dapat dicapai. Berdasarkan penjelasan uraian di latar belakang dengan mengacu kepada analisis fundamental yang diproksikan dengan rasio profitabilitas (ROE), Liquiditas (CR), Debt Equity Ratio (DER), dan Free Cash Flow sebagai indikator Terhadap Return Investasi pada perusahaan Manufaktur yang go public di indonesia. Maka penulis mengambil topik pada penelitian ini dengan judul Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Debt Equity Ratio dan Free Cash Flow Terhadap Return Investasi dalam kurun waktu tiga tahun penelitian yaitu tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
Signalling Theory
Menurut (Brigham dan Houston, 2001) Signalling Theory (Teori Persinyalan) merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Informasi keuangan yang disampaikan perusahaan bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan (Wolk, 2001). Adapun motivasi manajemen menyajikan informasi keuangan diharapkan dapat memberikan signal kemakmuran kepada pemilik ataupun pemegang saham yaitu berupa signal peningkatan return investasi maupun perkembangan harga saham perusahaan (Kusuma, 2006).
Vol. 13, No. 02, Agustus, 2020 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v13i2 e-ISSN : 2721-7213
DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2.56 289
Agency Theory
Pengertian Agency Theory menurut (Jensen dan Meckling, 1976) adalah teori yang menjelaskan agency relationship dan masalah-masalah yang ditimbulkannya. Pada teori keagenan dijelaskan bahwa pada sebuah perusahaan terdapat dua pihak yang saling berinteraksi. Pihak-pihak tersebut adalah pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajemen perusahaan (Pujiastuti, 2008).
Menurut (Pawlina dan Renneboog, 2005) mengemukakan bahwa konflik ini terjadi dalam perusahaan dengan Free Cash Flow yang besar/tinggi karena manajer akan melakukan investasi atas kelebihan kas yang diperoleh dari sumber dana internal ini untuk mengoptimalkan keuntungan pribadinya dengan tidak melakukan pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham, karena adanya asimetris informasi antara pemegang saham dan manajer.
Untuk meminimalkan konflik antara mereka, maka pemilik dan manajemen melakukan kesepakatan kontrak kerja dengan cara mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing guna mencapai utilitas yang diharapkan. kesepakatan tersebut diharapkan dapat memaksimumkan utilitas pemilik, dan dapat memuaskan serta menjamin manajemen untuk menerima reward atas hasil pengelolaan perusahaan (Islamiyah, 2012).
Return Investasi Sebagai Variabel Dependen
Tingkat pengembalian (return) investasi yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah realized return yaitu pembayaran dividen karena Return realisasi penting digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja keuangan dan juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang (Jogiyanto, 2003). Secara matematis formulasi return invesrasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
DPR = Rasio pembayaran dividen Dividend per share = Dividen per saham Earning per share = Pendapatan per saham
Dividend payout ratio menurut (Riyanto, 1995) adalah presentase dari pendapatan perusahaan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen tunai. Menurut Robert Ang (1997) dividend payout ratio adalah perbandingan antara dividend per share dengan earning per share. Rasio ini akan menentukan antara jumlah laba yang akan dibagi dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham dan laba yang akan ditahan sebagai sumber pendanaan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan apabila nilai DPR suatu perusahaan semakin tinggi maka, jumlah laba yang akan dibayarkan sebagai dividen (return investasi) kepada pemegang saham juga semakin tinggi (Istiningtyas, 2013).
Rasio Profitabilitas
Vol. 13, No. 02, Agustus, 2020 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v13i2 e-ISSN : 2721-7213
DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2.56 290
Rasio Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya dan juga merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (Fahmi, 2011).
Namun dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah:
Return on Equity (ROE)
Return on Equity merupakan ukuran kinerja perusahaan dalam hal profitabilitas, kemampuan untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak dari modal yang dimiliki oleh perusahaan yang menunjukkan kinerja yang lebih baik (Fahmi, 2011). Semakin tinggi ROE dari perusahaan, semakin baik kinerjanya, sehingga akan ada lebih banyak investor yang tertarik untuk menginvestasikan dana mereka di perusahaan (Nugroho et al, 2013).
Rasio Likuiditas
Prawironegoro (2009: 55) menyatakan bahwa likuiditas ialah kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Kemampuan itu dapat diwujudkan apabila jumlah harta lancar lebih besar daripada jumlah hutang lancar. Rasio Liquiditas pada penelitian ini diukur dengan Current Ratio. yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat menunjukkan jumlah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya, terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga kinerja perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja harga saham (Arihala, 2010).
Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) salah satu rasio leverage yang digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan dalam memenuhi seluruh hutang perusahaan, baik hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek, dengan modal sendiri perusahaan (Van Horne, 1997). Menurut Riyanto (2000), salah satu rasio yang termasuk dalam rasio solvabilitas atau leverage adalah debt to equity ratio. Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang perusahaan atau untuk menilai banyaknya hutang yang dipergunakan oleh perusahaan.
Free Cash Flow
Menurut (Jensen, 1986) free cash flow merupakan aliran kas sisa dari pendanaan semua proyek yang menghasilkan net present value (NPV) yang positif dan didiskontokan pada biaya modal yang relevan. FCF dapat menjelaskan kebijakan pendistribusian dividen (return) karena perusahaan dengan peluang pertumbuhan free cash flow yang lebih tinggi akan membayar dividen yang lebih tinggi untuk mencegah manajer dalam melakukan investasi pada biaya modal, pembayaran dividen yang tinggi juga dapat menurunkan arus kas yang digunakan oleh manajer untuk investasi dalam proyek-proyek yang tidak efektif (Georgiana 2012 dalam Istinintiyas 2013).
FCF diukur dengan merujuk pada (Rosdini, 2009) dan (Koloukhi et al, 2014). Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
Sumber: Rosdini, 2009
Dimana:
Cash flow from operations (aliran kas operasi) = nilai bersih kenaikan/penurunan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan.
Vol. 13, No. 02, Agustus, 2020 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v13i2 e-ISSN : 2721-7213
DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2.56 291
Net capital expenditure (pengeluaran modal bersih) = nilai perolehan aktiva tetap akhir – nilai perolehan aktiva tetap awal.
Changes in working capital (perubahan modal kerja) = modal kerja akhir tahun – modal kerja awal tahun.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. ROE berpengaruh positif terhadap return investasi 2. CR berpengaruh positif terhadap return investasi 3. DER berpengaruh positif terhadap return investasi 4. FCF berpengaruh positif terhadap return investasi
METODE
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang aktif mempublikasikan laporan keuangan selama periode 2011-2013. Untuk teknik penarikan sampel penelitian adalah dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel penelitian berdasarkan kriteria tertentu/syarat (Ghozali, 2006). Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel adalah sebagai berikut:
a) Seluruh perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia selama 2018-2019.
b) Perusahaan memiliki laba selama periode pengamatan 2018-2019.
c) Perusahaan melakukan pembayaran dividen selama periode pengamatan 2018-2019.
d) Memiliki kelengkapan data yang diperlukan untuk mengukur variabel yang digunakan dalam penelitian ini, seperti data tentang dividen per saham, laba per saham, ROE, aktiva lancar, hutang lancar, total utang, free cash flow (FCF) dan total ekuitas.
Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data keuangan perusahaan manufaktur seperti laporan keuangan tahunan (annual report) yang diperoleh dari situs resmi BEI di www.idx.co.id dan Gallery Investasi yang beralamat di kampus UNTIRTA gedung B Lt.2.
Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit Model) digunakan untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini. Adapun analisis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
Y = Return Investasi dengan DPR a = Konstanta
b1 = koefisien regresi variabel Profitability (Return on Equity) b2 = koefisien regresi variabel Liquidity (Current Ratio) b3 = koefisien regresi variabel DER (Debt to Equity Ratio) b4 = koefisien regresi variabel Free Cash Flow
e = Error term
Vol. 13, No. 02, Agustus, 2020 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v13i2 e-ISSN : 2721-7213
DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2.56 292
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test terhadap 96 sampel menunjukan nilai sebesar 0.565 dan signifikan pada 0.907 dimana hasilnya memiliki tingkat signifikan lebih besar dari α = 0,05. Hal ini berarti bahwa nilai data tersebut signifikan. Sehingga Hipotesis diterima, artinya bahwa data berdistribusi normal.
Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen yang dihasilkan dari analisis regresi.
Pengaruh Return On Equity Terhadap Return Investasi
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 2 diperoleh nilai t-hitung 3.092 lebih besar dari t-tabel 1.9949 dengan nilai signifikansi 0.003 lebih kecil dari α = 0.05, maka H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh antara variabel ROE dengan Return Investasi. Sehingga dapat dinyatakan Return On Equity berpengaruh positif terhadap Return Investasi.
Hasil analisis data menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan ROE dapat memprediksi peningkatan return investasi (Oktorina, 2005). Sesuai pernyataan Nugroho et al (2013) dimana kemampuan untuk menghasilkan laba setelah pajak dari modal yang dimiliki oleh perusahaan yang mengindikasikan kinerja yang baik. Hasil penelitian konsisten dengan Juhandi et al, (2013) dan Arihala, (2009) yang menyatakan ROE berpengaruh positif terhadap return investasi.
Pengaruh Current Ratio Terhadap Return Investasi
Dari hasil analisis pada tabel 2 diperoleh nilai t-hitung 2.646 lebih besar dari t-tabel 1.9949 dengan nilai signifikansi sebesar 0.010 lebih kecil dari α = 0.05 maka H2 diterima, dimana terdapat pengaruh antara variabel CR dengan variabel Return Investasi. Sehingga dapat dinyatakan Current Ratio berpengaruh positif terhadap Return Investasi.
Hasil penelitian menunjukan Current ratio yang dimiliki perusahaan dapat menentukan peningkatan return investasi sesuai pernyataan Arihala, (2009). Hasil penelitian konsisten dengan Islamiyah, (2012), Nugroho et al, (2013) dan Isnani, (2012) yaitu Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Investasi.
Pengaruh Debt Equity Ratio Terhadap Return Investasi
Dari hasil analisis pada tabel 2 diperoleh nilai t-hitung 0.498 lebih kecil dari t-tabel 1.9949 dengan nilai signifikansi 0.620 lebih besar dari α = 0.05 maka H3 ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel Debt Equity Ratio dengan variabel Return Investasi. Sehingga dapat dinyatakan Debt Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Return Investasi.
Hasil penelitian menunjukan Debt Equity Ratio tidak dapat dijadikan acuan dalam memprediksi peningkatan return investasi hal ini sesuai pernyataan Anupam Metha, (2012), Liliyana et al, (2012) dan Islamiyah, (2012) yang menyatakan DER tidak berpengaruh terhadap return investasi.
Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Return Investasi
Hasil uji analisis pada tabel 2 diperoleh nilai t-hitung 3.233 lebih besar dari t-tabel 1.9949 dengan nilai signifikansi 0.002 lebih kecil dari α = 0.05 maka H4 diterima yang berarti terdapat pengaruh antara variabel Free Cash Flow dengan variabel Return Investasi. Sehingga dapat dinyatakan Free Cash Flow berpengaruh positif terhadap Return Investasi.
Vol. 13, No. 02, Agustus, 2020 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v13i2 e-ISSN : 2721-7213
DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2.56 293
Hasil analisis menunjukan bahwa Free Cash Flow dapat memprediksi peningkatan return investasi karena dengan semakin tinggi FCF perusahaan maka semakin tinggi juga return yang akan diperoleh sesuai pernyataan (Georgiana 2012 dalam Istinintiyas 2013).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Rasio profitabilitas (ROE) berpengaruh terhadap Return Investasi dengan indikasi tinggi ROE akan mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga meningkatkan Return Investasi (Oktorina, 2005).
2. Rasio liquiditas (CR) berpengaruh terhadap Return Investasi yang mengindikasikan dengan tinggi CR akan mempengaruhi kinerja dan hal ini dapat memberikan kepercayaan kepada investor untuk berinvestasi kembali di perusahaan (Nugroho et al, 2013).
3. Debt Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Return investasi sehingga variabel DER tidak dapat dijadikan acuan untuk menentukan dalam pengambilan keputusan investasi. Hasil penelitian ini sesuai Nugroho et al, (2013) dan didukung oleh penelitian Liliyana et al, (2012) serta Islamiyah, (2012) bahwa Debt Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Investasi.
1. Free Cash Flow berpengaruh terhadap Return Investasi dengan indikasi besarnya jumlah Free Cash Flow dapat meningkatkan return investasi. Karena besarnya arus kas bebas dapat digunakan untuk pembayaran dividen sebagai Return Investasi (Georgiana 2012 dalam Istinintiyas 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Arihala, M. Asril, 2009. “Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal Keuangan.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston, 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi ke 8, Jakarta: Salemba Empat.
Crabb, Peter R, 2003. Finance and Investment using The Wall Street Journal”. Mc Graw-Hill, New York.
Fahmi, Irham, 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Gitman, Lawrence J, 2003. Principles of Managerial Finance. Edisi Kesepuluh, Addison Wesley Publishing Company, Massachusetts.
Ghozali, Imam, 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program. SPSS”.Semarang : Badan Penerbit Undip. Sunariyah.
Jensen, Michael C & Meckling, William H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, October, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.
Jogiyanto, S. H, 2003. Teori Portofolio dan Analisa Investasi. Yogyakarta. BPFE
Jurica, Lucyanda dan Lilyana. 2012. “Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan terhadap Dividend Payout Ratio”. jurnal vol. 5.
Komala, Pinkan, dan Nugroho Ika. 2013. “The Effects of Profitability Ratio, Liquidity, and Debt towards Investment Return”, Journal of Business and Economics, ISSN 2155-7950, USA Volume 4, No. 11, pp. 1176-1186.
Kusuma, H. 2006. Corporate Governance and Cost of Equity Capital: Empirical Evidence from
Indonesian Public Firms. Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 11, No. 2.
Vol. 13, No. 02, Agustus, 2020 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v13i2 e-ISSN : 2721-7213
DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2.56 294