• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Subang, April Perumda Air Minum Tirta Rangga Kabupaten Subang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Subang, April Perumda Air Minum Tirta Rangga Kabupaten Subang"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup kegiatan SPAM Sagalaherang atas nama Perumda Air Minum Tirta Rangga Kabupaten Subang yang berlokasi di Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang.

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Daftar Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup.

Sistematika Penyusunan UKL-UPL ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Penyusunan UKL-UPL juga merupakan dasar untuk mendapatkan Persetujuan Lingkungan.

Terima kasih kami sampaikan kepada segenap pihak yang telah membantu penyelesaian Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) ini, semoga dokumen ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkaitan dengan bidang pengelolaan lingkungan hidup.

Subang, April 2022

Perumda Air Minum Tirta Rangga Kabupaten

Subang

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi BAB I IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB ... I - 1 1.1. Identitas Penanggung Jawab ... I - 1 BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN ...II - 1 2.1 Nama Usaha Dan/Atau Kegiatan ... II - 1 2.2 Lokasi Usaha Dan/Atau Kegiatan ... II - 1 2.3 Kesesuaian Lokasi dengan Tata Ruang ... II – 3 2.4 Mulai Beroperasi ... II – 5 2.5 Deskripsi Usaha dan Atau Kegiatan ... II – 5 2.6 Uraian Mengenai Komponen Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah Berjalan Dan

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan ...II – 16 BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI DAN UPAYA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP ... III – 1 SURAT PERNYATAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(4)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Koordinat Reservoir... II - 1 Tabel 2.2. Penggunaan Lahan ... II - 6 Tabel 2.3. Data Pipa Distribusi Eksisting ... II - 8 Tabel 2.4. Prakiraan Jumlah Tenaga kerja Operasi... II - 13 Tabel 2.5. Timbulan Limbah padat yang Dihasilkan ... II - 19 Tabel 2.6. Timbulan Limbah B3 ... II - 21 Tabel 2.7. Kesesuaian Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 ... II - 22 Tabel 2.8. Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi ... II - 25 Tabel 2.9. Jenis Peralatan dan Material yang Digunakan ... II - 28 Tabel 2.10. Penambahan Jalur Pipa Distribusi ... II - 30 Tabel 2.11. Nilai Koefisien Aliran Permukaan ... II - 31 Tabel 2.12. Prakiraan Jumlah Air Larian ... II - 32 Tabel 2.13. Jumlah Sumur Resapan Dangkal, Sumur Resapan Dalam dan LRB... II - 33 Tabel 3.1. Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup ... III - 2

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Lokasi Kegiatan ... II - 2 Gambar 2.2. Peta RTRW Kabupaten Subang ... II - 4 Gambar 2.3. Site Plan Reservoir ... II - 7 Gambar 2.4. Skema Distribusi SPAM Sagalaherang ... II - 8 Gambar 2.5. Kondisi SPAM Eksisting Sagalaherang ... II - 9 Gambar 2.6. Skematik Kegiatan Usulan NUSWP... II - 9 Gambar 2.7. Peta Situasi Lingkungan ... II - 12 Gambar 2.8. Septic Tank Biofilter ... II - 18 Gambar 2.9. TPS Kontainer ... II - 20 Gambar 2.10. Neraca Massa Sistem Pengelolaan Sampah Domestik ... II - 20 Gambar 2.11. Hirarki Pengelolaan Sampah dan LB3 ... II - 21 Gambar 2.12. Neraca Penggunaan Air Tahap Kontruksi ... II - 27 Gambar 2.13. Sumur Resapan ... II - 35 Gambar 2.15. Standar Keselamatan Kerja dan APD ... II - 36 Gambar 3.1. Peta Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup ... III - 20

(6)

v

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I

➢ Bukti Formal Kesesuaian Lokasi Usaha Dan Atau Kegiatan Dengan Rencana Tata Ruang

LAMPIRAN II

➢ Informasi Detail Lain Mengenai Rencana Kegiatan Jika Dianggap Perlu LAMPIRAN III

➢ Peta Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

LAMPIRAN IV

➢ Data dan Informasi Lain yang Dianggap Perlu

(7)

SPAM Sagalaherang A.n Perumda Air Minum Tirta Rangga Kabupaten Subang

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB USAHA DAN/ATAU KEGIATAN I-1

BAB I

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

1.1. Identitas Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan

Nama Perusahaan : Perumda Air Minum Tirta Rangga Kabupaten Subang

Alamat : Jalan Darmodiharjo No. 2 Kelurahan

Karanganyar, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat

Nama Usaha/Kegiatan : SPAM Sagalaherang

Alamat Kegiatan Usaha : Desa Cicadas Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang

No. Telp : (0260) 412 052

Nomor Faksimili : (0260) 412 301

Email : Perumda_am@tirtarangga.com

Nama Penanggungjawab : Kenny Kaparang, ST Jabatan Penanggungjawab : Direktur Utama

(8)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-1

BAB II

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN

2.1 NAMA USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN

Kegiatan Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Sagalaherang 2.2 LOKASI USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN

Secara administrasi lokasi usaha/kegiatan Sistem Penyedia Air Minum Sagalaherang terletak wilayah Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat dengan kebutuhan air yang bersumber dari deep well yang berlokasi di Desa Dayeuhkolot dan berencana digantikan dengan sumber air dari Mata Air Cimada yang berlokasi di Desa Cicadas lebih tepatnya pada koordinat 6°41'20.45"S 107°38'44.87"T dengan elevasi 750 mdpl. serta koordinat rencana Lokasi Reservoir SPAM Sagalaherang adalah sebegai berikut:

Tabel 2.1. Koordinat Reservoir

NO Koordinat

Garis Lintang Garis Bujur

1 6°41'20.74"S 107°38'46.04"T

2 6°41'20.79"S 107°38'45.30"T

3 6°41'21.03"S 107°38'45.41"T

4 6°41'21.14"S 107°38'44.97"T

5 6°41'20.91"S 107°38'44.83"T

6 6°41'20.75"S 107°38'44.27"T

7 6°41'20.43"S 107°38'44.29"T

8 6°41'19.88"S 107°38'44.48"T

9 6°41'20.28"S 107°38'45.26"T

10 6°41'20.28"S 107°38'45.39"T

11 6°41'20.48"S 107°38'45.66"T

12 6°41'20.53"S 107°38'45.81"T

13 6°41'20.53"S 107°38'46.10"T

Berikut ini merupakan peta lokasi kegiatan ditampilkan pada Gambar 2.1 serta kondisi eksisting lokasi kegiatan ditampilkan pada Peta Situasi Lingkungan pada Gambar 2.3.

(9)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-2

Gambar 2.1. Peta Lokasi Kegiatan

(10)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-3

2.3 KESESUAIAN LOKASI DENGAN TATA RUANG

Rencana usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan adalah kegiatan pembangunan reservoir di Desa Cicadas Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang oleh Perumda Air Minum Tirta Rangga Kabupaten Subang merupakan lahan pertanian lahan basah dan telah mendapatkan rekomendasi pemanfaatan ruang yang di keluarkan oleh Dinas PUPR Kabupaten Subang dengan nomor:

591/38/KRR/BID PR pada tanggal 30 Maret 2022.

(11)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-4

Gambar 2.2. Peta RTRW Kabupaten Subang

(12)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-5

2.4 MULAI BEROPERASI

Fasilitas Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Sagalaherang telah beroperasi pada tahun 1996 dan telah berjalan selama ± 26 Tahun.

2.5 DESKRIPSI USAHA DAN / ATAU KEGIATAN

2.5.1 Kegiatan Utama dan Pendukung yang Telah Berjalan Beserta Skala Besaran Kegiatannya

Usahan dan/atau Kegiatan Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) yang dijalankan oleh Perumda Air Minum Tirta Rangga Kabupaten Subang adalah pengambilan air baku dari mata air, penyalur (tranmisi) air dari reservoir, dan distribusi air bersih ke konsumen. SPAM Sagalaherang melakukan pengambilan debit 15,5 liter/detik dari Deep Well 1 dan 2. Sambungan Rumah eksisting SPAM Sagalaherang saat ini adalah 1.532 pelanggan dengan daerah Pelayanan 7 desa yaitu Desa Curugagung, Desa Leles, Desa Sagalaherang Kaler, Desa Sagalaherang Kidul, Desa Dayeuh Kolot, Desa Sukamandi dan Desa Cicadas. Adapun uraian kegiatan utama dan pendukungnnya beserta besaran dampak diuraikan sebagai berikut:

A. Deep Well (DW)

Dari system yang ada saat ini, jumlah kapasitas terpasang 15,5 l/detik. Proses pendistribusian air bersih ke daerah Pelayanan dari unit Produksi DW1 dan DW2 ditampung terlebih dahulu di reservoir dayeuhkolot dengan kapasitas 200 m3, dari reservoir ini air didistribusikan menggunakan perpompaan menuju daerah Pelayanan Desa Dayeuhkolot, Desa Sagalaherang Kidul dan Desa Sagalaherang Kaler. Berdasarkan data eksisting air bersih dari deep well semakin menurun sehingga sumber pengambilan air bersih di ganti oleh Mata Air Cimada.

B. Reservoir

Lokasi eksisting reservoir SPAM Sagalaherang di Desa Dayeuhkolot dengan kapasitas 200 m3, yang menampung dari unit produksi Deep Well 1 dan Deep Well 2 untuk di salurkan ke konsumen. Dari usulan program NUSWP akan di bangun reservoir baru untuk menampung air bersih dari Mata Air Cimada berlokasi di Desa Cicadas dengan kapasitas 300 m3. Dengan kebutuhan lahan

(13)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-6

seluas 1.066 m2, yang dimanfaatkan untuk Reservoir, Rumah Jaga dan Gudang. Secara lebih jelas rincian penggunaan lahan sebagai berikut:

Tabel 2.2. Penggunaan Lahan

No Penggunaan Lahan Luas m2

1 Reservoir 151,74

2 Rumah Jaga 54

3 Gudang 38,50

4 Perkerasan Jalan 313,34

5 Saluran 189,84

Jumlah 748,42

Open Space / RTH 317,58

Total Luas Lahan 1.066

748,42 m2

BCR = --- X 100 %

1.066 m2 70,21 %

Sumber: Perumda Air Minum Tirta Rangga Kabupaten Subang, 2022

(14)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-7

Gambar 2.3. Site Plan Reservoir

(15)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-8

C. Unit Distribusi

Air bersih dari unit produksi DW1 dan DW2 didistribusikan ke konsumen melalui Jaringan Distribusi Utama (JDU), Jaringan Distribusi Bagi (JDB) secara perpompaan. Berikut data pips distribusi eksisting:

Tabel 2.3. Data Pipa Distribusi Eksisting

Gambar 2.4. Skema Distribusi SPAM Sagalaherang

(16)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-9

Gambar 2.6. Skematik Kegiatan Usulan NUSWP Gambar 2.5. Kondisi SPAM Eksisting Sagalaherang

(17)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-10

2.5.2 Informasi Kegiatan dan Kondisi Lingkungan Sekitar

Kegiatan SPAM Sagalaherang sudah beroperasi selama ± 26 tahun. Saat ini beroperasi dengan menggunakan air yang bersumber dari Depp Well 1 dan Deep well 2 yang berlokasi di Desa Dayeuhkolot dengan kapasitas pengambilan air 15,5 liter/detik akan tetapi dari dua sumber air tersebut tidak melayani pasokan air minum dengan optimal maka Perumda Air Minum Tirta Rangga Subang akan mengoptimalkan pelayanan sebagai penyedia air minum yaitu dengan mengganti sumber air menjadi dari Mata Air Cimada yang berlokasi di Desa Cicadas dengan kapasitas pengambilan air menjadi 25 liter/detik, berikut merupakan foto-foto kondisi eksisting di sumber air bersih yang digunakan oleh SPAM Sagalaherang:

Sumber Air Sumber Lokasi Koordinat Elevasi

Deep Well 1 Desa Dayeuhkolot

-6.666841,

107.643192 536 mdpl

Deep Well 2 Desa Dayeuhkolot

-6.667626,

107,645878 536 mdpl

(18)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-11 Mata Air

Cimada

Desa Cicadas

-6.6669,

107.642605 750 mdpl

Secara umum informasi kegiatan yang di sekitar lokasi SPAM Sagalaherang pada kegiatan SPAM itu sendiri terdiri dari di dominasi oleh perkebunan dan pesawahan, transportasi pada Jalan Raya Cicadas dan Jalan Raya Sagalaherang dan Sebagian permukiman Kecamatan Sagalaherang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gamber berikut.

(19)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-12

Gambar 2.7. Peta Situasi Lingkungan

(20)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-13

2.5.3 Kegiatan Yang Menjadi Sumber Dampak Dan Besaran Dampak Lingkungan Hidup Yang Telah Terjadi

Berbagai kegiatan yang telah berjalan dan menjadi sumber dampak dan besaran dampak lingkungan yang terjadi, sebagai berikut:

1. Penerimaan Tenaga Kerja berdampak pada peluang kerja

Pengoperasian dan perawatan fasilitas SPAM akan memerlukan tenaga kerja.

Pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan dilaksanaka oleh Pemrakara.

Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja lokal serta tenaga kerja internal dari Pemrakarsa itu sendiri.

Umumnya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan operasi, perawatan, pemeliharaan dan perbaikan terdiri diri dari beberapa staf ahli dan staf teknik dan sejumlah pekerja lokal. Agar pelaksanaan sesuai dalam hal waktu maupun kualitas, maka perlu diadakan tim manajemen pelaksanaan.

Quality Control atas tiap-tiap pekerjaan akan dilakukan oleh tim supervisi yang dipimpin seorang pengawas.

Kemudian untuk efisiensi dan keamanan kerja, maka perlu perekrutan tenaga kerja lokal. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan perawatan fasilitas SPAM Sagalaherang adalah sebanyak 20 orang. Di asumsikan untuk kebutuhan tenaga kerja lokal adalah 80%, maka terdapat peluang kerja bagi 16 orang penduduk setempat.

Tabel 2.4. Prakiraan Jumlah Tenaga kerja Operasi

No Klasifikasi Tenaga Kerja Pendidikan Minimal Jumlah

1 Administrasi SMA/D3 2

2 Operator D3/S1 3

3 Keamanan SMA 6

4 Pekerja Umum SMP/SMA 7

Jumlah 20

(21)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-14

Pengoperasian SPAM Sagalaherang Berdampak Pada Kuantitas Air Tanah

Kegiatan pengoperasian SPAM akan mengakibatkan gangguan terhadap penurunan kuantitas air tanah. Berdasarkan data penggunaan air untuk SPAM adalah 73,092 m3/hari akan berpengaruh terhadap kuantitas air tanah.

Sebagai rencana dari kegiatan NUSWP kegiatan SPAM Sagalaherang tidak lagi menggunakan Deep Well akan tetapi dengan Mata Air Cimada yang berlokasi di Desa Cicadas. Penggunaan mata air sebagai air bersih untuk di distribusikan ke konsumen, dengan ini akan mengurangi penurunan kuanntitas air tanah akan tetapi berdampak terhadap penurunan debit air sungai dan akan mempengaruhi aktivitas eksisting di hilir sungai.

2. Kegiatan Operasional dan pemeliharaan SPAM Sagalaherang berdampak pada limbah

Kegiatan pemeliharaan SPAM Sagalaherang antara lain sebagai berikut:

• Pemeliharaan bak penampung dari rumput dan kotoran.

• Pemeliharaan bangunan reservoir dari endapan lumpur atau pasir.

• Pemeriksaan water level control/peil penduga tinggi air.

• Pemeliharaan alat ukur agar debit pengambilan air dapat dipantau. Alat ukur selalu di terapkan dan cadangan alat ukut selalu siap di pasang.

• Pemeliharaan dan pemantauan peralatan mekanikal seperti saringan sampah (screen), pintu air dan pintu pembilas.

• Pengecatan fasilitas untuk mencegah korosi dari luar

kegiatan operasional dan perawatan jaringan pipa distribusi selama kegiatan operasi akan dihasilkan beberapa jenis limbah, yaitu:

a. Limbah Cair

Limbak cair domestik dari aktivitas 20 orang pekerja yang bekerja di SPAM Sagalaherang terbagi atas grey water dan black water. Debit limbah yang dihasilkan 1,2 m3/hari. Air limbah yang dihasilkan langsung di alirkan ke tanki septik.

(22)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-15

b. Limbah Padat Domestik

Limbah padat yang dihasilkan dari 20 orang pekerja operasi sebesar 50 liter/hari dengan asumsi timbulan sampah domestic sebesar 2,5 liter/org/h. limbah tersebut akan dikumpulkan/ditampung, selanjutnya untuk limbah yang masih bernilai ekonomis dapat dimanfaatkan atau dijual, sedangkan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan akan dibawa ke tempat pembuangan akhir yang direkomendasikan oleh Pemerintah Daerah Setempat.

c. Limbah B3

Limbah B3 berasal dari penggantian lampu-lampu dan kemasan cat, pelumas dan grease untuk perawatan fasilitas SPAM. Volume lampu diperkirakan sekitar 5 kg/tahun sedangkan bekas mekasan cat, pelumas dan grease sekitar 10 kg/tahun.

(23)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-16

2.6. URAIAN MEGENAI KOMPONEN USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN DAN DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN

Berbagai kegiatan yang telah berjalan serta rencana kegiatan optimalisasi dan dampak yang ditimbulkan diuraikan sebagai berikut:

2.6.1. Kegiatan yang Telah Berjalan

A. Perekrutan Tenaga Kerja Tahap Operasional

Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan ini terhadap peluang kerja.

Pengelolaan lingkungan telah dilakukan adalah memaksimalkan penerimaan tenaga kerja dari masyarakat Kecamatan Sagalaherang. Belum ada kegiatan pemantauan lingkungan yang dilakukan

B. Kegiatan Operasional SPAM Sagalaherang

Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan SPAM Sagalaherang berdampak terhadap penurunan kuantitas air tanah. Untuk mengantisipasi penurunan kuantitas air tanah yang terus menerus Pemrakarsa berencana akan mengganti sumber air bersih menjadi dari Mata Air Cimada.

C. Aktivitas Pengelolaan dan Pemeliharaan SPAM Sagalaherang

Pengelolaan dan Pemeliharaan bangunan Reservoir dan transmisi pipa distribusi adalah serangkaian kegiatan untuk mempertahan kondisi saran air yang telah dibangun berfungsi sebagaimana mestinya. Sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. Pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan Reservoir dan pipa transmisi. Tujuan dari pemeliharaan tersebut yaitu agar bangunan Reservoir dan Pipa Transmisi selalu dalam kondisi optimal, artinya siap untuk beroperasi menyalurkan air bersih ke konsumen.

D. Aktivitas Domestik 1. Timbulan Limbah Cair

a. Limbah Cair Domestik

Kegiatan ini akan menghasilkan air limbah domestik sebagai buangan kegiatan tenaga kerja operasional. Air limbah yang berasal dari Water Closet (WC), mushola, yang dapat dikelola dapat diatasi dengan pengolahan Sitem On Site atau sistem setempat atau dengan sistem Bio Filter Anaerob-Aerob. Air limbah dialirkan menuju bak penampungan

(24)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-17

sementara (ekualisasi) dipompa menuju bak pengendap awal atau bak prasedimentasi. Air limpasan yang berasal dari bak prasedimentasi selanjutnya dialirkan menuju reaktor anaerob-aerob menggunakan arah aliran dari atas ke bawah kemudian keatas. Didalam reaktor anaerob terdapat media dengan material prastik berbentuk sarang tawon. Jumlah media tersebut sesuai dengan kuantitas dan kualitas air limbah yang diolah. Terjadi proses penguraian zat organik dalam air limbah oleh mikroorganisme berupa bakteri anaerobik. Setelah beberapa hari, tumbuh lapisan film mikroorganisme pada permukaan media filter. Air limpasan dari reaktor anaerob selanjutnya dialirkan menuju reaktor aerob. Reaktor aerob berisi media dengan spesifikasi sama sepeti reaktor anaerob akan tetapi ditambahkan proses aerasi. Proses aerasi dengan dihembuskan udara akan membantu mikroorganisme dalam penguraian zat organik.

Mikroorganisme akan menempel pada media dengan bahan organik lain yang tersuspensi. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi pengolahan dengan mempercepat nitrifikasi dan menghilangkan ammonia. Air limpasan dari reaktor aerob menuju bak aerasi dan dialirkan menuju bak pengendap akhir. Dalam bak pengendap akhir lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali menuju inlet aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Air limpasan dialirkan menuju bak klorinasi dengan kontaktor senyawa khlor untuk membunuh mikroorganisme pathogen.

Air olahan yang telah melalui bak khlorinasi selanjutnya dapat dibuang secara langsung menuju badan air yaitu sungai atau saluran umum.

Kombinasi proses pengolahan anaerob dan aerob menurunkan zat organik (BOD dan COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainya. Skema proses pengolahan tersedia pada Gambar berikut.

(25)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-18

2. Timbulan Limbah Padat

Sampah domestic akan dikelola dan dipilah dengan menyediakan tempat sampah dengan dua karakteristik sampah yang berbeda yaitu tempat sampah untuk sampah organik dan sampah nonorganik.

Residu pada TPS-T akan diangkut ke TPA serta akan dikoordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Subang. Untuk menjaga kebersihan akan disediakan beberapa tempat sampah yang terpilah antara yang organik dan non organik di area kegiatan sehingga tidak ada sampah yang berserakan. TPS sampah dapat berupa pasangan batu bata maupun dalam bentuk kontainer.

Teknis pengelolaan Sampah mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/Prt/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Persyaratan Teknis Penyediaan TPS

TPS merupakan landasan pemindahan yang dapat dilengkapi dengan ramp dan kontainer. TPS harus memenuhi kriteria teknis antara lain:

a. Jenis pembangunan penampung sampah sementara bukan merupakanwadah permanen

b. Sampah tidak boleh berada di TPS lebih dari 24 jam c. Penempatan tidak mengganggu estetika dan lalu lintas

d. TPS harus dalam keadaan bersih setelah sampah diangkut ke TPA Gambar 2.8. Septic Tank Biofilter

(26)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-19

(SNI No 19-2454-2002 Tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan).

Untuk menentukan Volume TPS Domestik maka perlu dilakukan perhitungan sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 2.5. Timbulan Limbah padat yang Dihasilkan

No Sumber Timbulan Jenis Limbah/

Cemaran Timbulan Limbah

PadatDomestik Berdasarkan SNI

Aktivitas Domestik (Kantor, kantin, karyawan)

Kertas, Plastik, Sisa Makanan

2,5 L/o/hr x 20 = 50 l/hr

Organik 70 % 35 l/hr

Anorganik 30% 15 l/hr

Sumber: Analisa Konsultan, 2022

Salah satu upaya untuk mengurangi limbah padat dengan melakukan langkah 3R dengan membedakan limbah padat domestik anorganik dengan limbah padat organik sehingga limbah padat domestik anorganik yang masih memiliki nilai ekonomis seperti kardus, kertas, plastik dan sebagainya akan dijual ke pemulung/pihak ketiga.

Perhitungan TPS

Berikut untuk perhitungan volume TPS yang dibutuhkan sesuai dengan total timbulan sampah : TPS yang akan dibangun adalah 1 unit. Luasan masing TPS yang diperlukan untuk menampung total timbulan limbah padat domestik terpisah (organik dan anorganik) untuk perhitungan dimensi TPS sebagai berikut:

Timbulan sampah per 7 hari pengangkutan 50 l/hr = 0,35 ≈ 1 m3/Hari Volume TPS-S = P x L x T, diasumsikan P = 2L, T = 1 m

Dimensi tiap TPSS = (1,4 x 0,7 x 1) = 1 m3 (akan di sekat berdasarkan porsi kategorinya) atau dapat menggunakan TPS berbentuk kontainer.

(27)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-20

Pengelolaan Limbah B3

Limbah B3 yang berasal dari kegiatan ini berasal dari alat-alat elektronik yang telah rusak, oli perawatan mesin, kemasan yang berkategori B3 B3 serta jenis- jenis lainnya berdasarkan Lampiran IX pada PP RI No. 22 tahun 2021 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya. Untuk teknis penyimpanan limbah B3 mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.

Gambar 2.9. TPS Kontainer

Timbulan Sampah 50 liter/hari

Organik 35 liter/hari

An Organik 15 liter/hari

Dikomposkan Bank Sampah Residu

Diangkut Ke TPA

Gambar 2.10. Neraca Massa Sistem Pengelolaan Sampah Domestik

(28)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-21

Tabel 2.6. Timbulan Limbah B3

No Jenis Limbah Kode

Limbah Sifat Penyimpanan 1 Kemasan Bekas (B104d) Beracun TPS LB3 2 Catridge, Lampu

TL (B107d), Berbahaya TPS LB3

3 Oli bekas,

Stemplet (B105d) Mudah

Terbakar

TPS LB3

4 Majun (B100d) Berbahaya TPS LB3

5 Lampu TL Bekas (B107d) Berbahaya TPS LB3

6 Baterai (A102d) Beracun TPS LB3

7 Cat Anti Korosi (A325-4) Beracun TPS LB3 Sumber : Analisa Konsultan, 2022

a. Pengelolaan Limbah B3 terdiri dari:

Pewadahan dan Label

Pewadahan limbah B3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun, dimana untuk ketentuan umum kemasan yang digunakan yaitu dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat atau tidak rusak. Selain itu Gambar 2.11. Hirarki Pengelolaan Sampah dan LB3

(29)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-22

kemasan yang digunakan harus tertutup untuk menghindari terjadinya paparan limbah B3 ke udara.

Pengemasan yang digunakan untuk limbah B3 dari kegiatan tersebut harus memenuhi kriteria umum sebagai berikut :

a. Terbuat dari bahan yang dapat mengemas LB3 sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang akan disimpan.

b. Mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan.

c. Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan penyimpanan, pemindahan, atau pengangkutan; dan d. Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak

rusak.

Penyimpanan

Untuk penyimpanan limbah B3 berpacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun. Pada Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 BAB VII mengenai Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun dan Pengelolaan Limbah Non Bahan Berbahaya Dan Beracun dijelaskan bahwa penyimpanan bisa dilakukan oleh penghasil limbah.

Adapun perencanaan TPS Limbah B3 sebagai berikut:

A. Penentuan Rancang Bangun

Tabel 2.7. Kesesuaian Fasilitas Penyimpanan Limbah B3

No Fasilitas

Limbah B3 yang Disimpan

Kategori 1

Kategori 2 Sumber

Tidak Spesifik

Spesifik Umum

Spesifik Khusus

1 Bangunan

2 Tangki/kontainer ×

3 Silo

4

Tempat Tumpukan Limbah

× × ×

5 Waste × × ×

(30)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-23

No Fasilitas

Limbah B3 yang Disimpan

Kategori 1

Kategori 2 Sumber

Tidak Spesifik

Spesifik Umum

Spesifik Khusus

Impoundment

Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021

Dari tabel di atas, terlihat bahwa tempat Penyimpanan Limbah B3 berupa gedung, dan silo dapat menyimpan Limbah B3 untuk semua kategori Limbah B3.

B. Cara Penyimpanan Limbah B3 Pada Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 Berupa Bangunan

Penyimpanan Limbah B3 pada fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa bangunan dilakukan dengan menggunakan kemasan.

Kemasan untuk limbah B3 harus dalam kondisi baik, tidak rusak, dan bebas dari pengkaratan atau kebocoran. Bentuknya pun harus disesuiakan dengan karakteristik limbah B3 yang akan dikemas dengan mempertimbangkan segi keamanan dan kemudahan dalam penanganannya. Kemasan untuk mengemas Limbah B3 terbuat dari bahan logam atau plastik, seperti drum, jumbo bag, tangki intermediated bulk container (IBC), dan/atau container, sehingga rencana pengemasan limbah B3 akan menggunakan drum dan jumbo bag.

Persyaratan Pengemasan Limbah B3:

1. Pengisian limbah B3 dalam satu kemasan harus mempertimbangkan karakteristik dan jenis limbah, pengaruh pemuaian limbah, pembentukan gas dan kenaikan tekanan selama penyimpanan.

2. Kemasan yang telah diisi harus diberi identifikasi (symbol dan label) dan selalu dalam keadaan tertutup dengan baik.

3. Melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kemasan minimal 1 kali/minggu.

(31)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-24

➢ Periode Penyimpanan Sementara

Persyaratan teknis Cara Penyimpanan Limbah B3 menggunakan Kemasan Drum. Drum yang digunakan untuk mengemas Limbah B3 dapat dari drum logam atau drum plastik, dengan kapasitas 200 liter.

Kemasan-kemasan berisi limbah B3 yang tidak saling cocok harus disimpan secara terpisah, tidak dalam bagian penyimpanan yang sama.

Penempatan kemasan harus dengan syarat bahwa tidak ada kemungkinan bagi limbah-limbah tersebut terguling/tumpah akan tercampur/masuk ke dalam bagian penyimpanan lainnya.

Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan penyimpanan Limbah B3 paling lama:

a. 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang dihasilkan - 20 - sebesar 50 kg (lima puluh kilogram) per hari atau lebih;

b. 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 1;

c. 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan sumber spesifik umum; atau

d. 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus.

➢ Pengangkutan

Pada Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 dijelaskan bahwa pengangkut bisa dilakukan oleh penghasil limbah. Pengangkutan harus disertai dengan manifest yang dimiliki oleh pihak pengangkut.

Kendaraan pengangkut yang digunakan harus tahan lama, kuat dan mampu melindungi limbah B3 yang akan diangkut. Selanjutnya pengangkutan ini akan dibawa ke pihak pemanfaat atau pengolah limbah.

(32)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-25

2.6.2. Rencana Kegiatan Optimalisasi

Kegiatan Optimalisasi SPAM Sagalaherang meliputi kegiatan pengganti sumber air bersih dari Deep Well menjadi Mata Air, serta pembangunan reservoir yang berlokasi di Desa Cicadas dengan luas lahan yang dibutuhkan 1.066 m2. Berikut merupakan uraian mengenai kegiatan optimalisasi SPAM Sagalaherang:

a. Pengadaan Tenaga Kerja

Pada tahap ini dilakukan rekrutmen dan seleksi tenaga kerja untuk kegiatan pembangunan fisik bangunan Reservoir. perekrutan tenaga kerja konstruksi diserahkan kepada kontraktor pelaksana. Tenaga kerja yang akan direkrut diupayakan berasal dari masyarakat disekitar wilayah lokasi kegiatan. Tenaga kerja yang direkrut disesuaikan dengan keahlian dan kebutuhan proyek agar pekerjaan yang dilakukan dapat bekerja secara efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.

Perekrutan tenaga lokal bersifat sementara dan sebelum dilakukan perekrutan tenaga kerja lokal akan diberikan penyuluhan tentang aturan – aturan yang harus dipenuhi. Pada kegiatan pengadaan dan mobilisasi tenaga kerja dampak yang ditimbulkan adalah terbukanya kesempatan kerja, peningkatan pendapatan serta keresahan masyarakat. Keresahan masyarakat terjadi karena terbatasnya jumlah tenaga kerja yang direkrut.

Kebutuhan tenaga kerja untuk pembangunan reservoir selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.8. Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi

No Kualifikasi Pendidikan Jumlah

1 Konsultan Pengawas S1 Teknik 1

2 Inspektor Lapangan S1 Teknik 2

3 Project Manager S1 Teknik 1

4 Mandor SMK Teknik 1

5 Juru Ukur SMK Teknik 1

6 Quantity Surveyor SMK Teknik 2

7 Kepala Tukang Pipa SMK Teknik 1

8 Tukang Pipa SMK Teknik 6

9 Operator Alat SMK Teknik 2

10 Tukang Las Pipa HDPE SMK Teknik 2

(33)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-26

No Kualifikasi Pendidikan Jumlah

11 Tukang Gali SMK Teknik 6

12 Pekerja SMK Teknik 10

13 Logistik SMU Sederajat 2

Jumlah 37 Sumber: Perumda Air Minum Tirta Rangga, 2022

b. Pengoperasian Base Camp

mendirikan Base Camp sebagai tempat singgah atau tempat tinggal sementara para pekerja selama kegiatan kontruksi berlangsung. Diperlukan menyediakan air bersih, sarana dan prasarana, TPS dan sarana air limbah/MCK bagi pekerja untuk menunjang aktivitas pekerja dilokasi.

Berikut perhitungan kebutuhan air bersih, timbulan limbah domestik serta pengelolaan sampah pada saat kegiatan konstruksi berlangsung:

• Kebutuhan Air Bersih

Air bersih yang diperlukan untuk keperluan MCK/sanitasi pekerja dengan standar kebutuhan 60 liter/orang/hari* (diluar untuk minum karena dipenuhi dari air minum dalam kemasan)(Permen PU No.

14/PRT/M/2010), dengan jumlah pekerja konstruksi sebanyak 37 orang, maka :

Qkonstruksi = Jumlah Pekerja x standar kebutuhan air bersih

Qkonstruksi = 37 orang x 60 L/org/hr = 2220 L/hari = 2,22 m3/hari maka diperlukan sekitar 2,22 m3/hari.

Kebutuhan air sebanyak ini dapat dipenuhi dengan membeli dari penyedia air bersih.

• Air Limbah Domestik/sanitasi

Air limbah domestik (dari Kakus pekerja) yang diperhitungkan sebesar 80% x 2,22 m3/hari = 1,78 m3/hari akan disediakan MCK temporer (mobile latrine) sebanyak 1 unit, dimana lumpur tinjanya dapat disedot secara berkala oleh jasa penyedot lumpur tinja. Sehingga apabila pekerjaan konstruksi selesai, maka MCK temporer tersebut dapat dibongkar/dipindahkan ke tempat penyediaan jasa MCK temporer

(34)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-27

tersebut. Sedangkan untuk grey water akan dialirkan ke saluran drainase lingkungan eksisting.

• Kebutuhan air untuk penyiraman tanah dan lainnya selama kegiatan konstruksi diasumsikan sebesar 1 m3/hari, penyiraman tanah dilakukan untuk mengurangi timbulan debu selama kegiatan konstruksi berlangsung.

Membeli 3,22 m3/hari

Pekerja 2,22 m3/hari

Penyiraman tanah dan kegiatan lainnya

1 m3/hari

MCK temporer/ mobile latrine 1,78 m3/hari

Meresap ke tanah 1 m3/hari Terserap/Menguap

0,44 m3/hari

• Pengelolaan Sampah:

Sampah yang dihasilkan dari kegiatan pekerja dengan jumlah 37 orang pekerja dan standar timbulan sampah sebesar 2,5 L/org/hari (SNI 19- 3983-1995: Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia) maka besar timbulan sampah pekerja kontruksi sebesar 92,5 liter/o/hari atau 0.093 m3/hari. Sampah ini akan ditangani dengan penyediaan 2 jenis tempat sampah sampah, yaitu untuk jenis sampah organik dan anorganik. Sampah organik akan dikelola dengan Komposter sedangkan sampah anorganik akan dikerjasamakan dengan penyedia jasa bank sampah terdekat.

Untuk sampah sejenis LB3 disarankan membuat TPS B3 untuk menyimpan sementara limbah B3 yang dihasikan pada tahap kontruksi agar tidak tercecer dan bekerja sama dengan pihak yang Pengelola LB3.

c. Mobilisasi Peralatan dan Material Konstruksi Keterangan :

Air Bersih

Air Limbah domestik

Gambar 2.12. Neraca Penggunaan Air Tahap Kontruksi

(35)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-28

Peralatan dan material yang akan digunakan dalam kegiatan konstruksi akan didatangkan dari dalam dan luar wilayah Kabupaten Subang.

Peralatan yang digunakan dalam tahap konstruksi antara lain excavator, motor grader dan truk pengangkut. Peralatan tersebut digunakan dalam kegiatan persiapan yaitu untuk pondasi bangunan intake.

Dalam hal pengangkutan peralatan yang akan digunakan akan melakukan koordinasi kepada pihak Dishub, Dinas Binamarga dan Kepolisian. Jadwal mobilisasi peralatan dan material akan disesuaikan dengan kondisi lalu lintas dan kelas jalan sekitar lokasi kegiatan, sehingga tidak menggangu kelancaran arus lalu lintas yang telah ada, khususnya pada jam-jam sibuk.

Untuk bahan bangunan seperti pasir, semen, koral beton dan material lain untuk kegiatan konstruksi bangunan intake akan didatangkan dari kontraktor setempat. Jenis material dan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan pada tahap konstruksi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9. Jenis Peralatan dan Material yang Digunakan

No. Tahap Kegiatan Peralatan Spesifikasi/

Satuan Material

1 Mobilisasi Peralatan, dan Material

• Truck (2 buah)

• Pick Up (1 buah)

5 ton 1,5 ton

-

2 Pembersihan Lahan • Parang

• Meteran

• Gergaji

• Teropong

• Chain Shaw

• Kendaraan

Buah Buah Buah Buah Buah Unit

-

3 Pemasangan Pondasi, penggalian dan pengurugan

• Automatic Level

• Ready Mix

• Cangkul

• Linggis

• Sekop

• Meteran Gulung

• Vibrator Concrete

• Pompa Air

• Hamer Crane/ Alat Pancang

• Compactor plate

• Sawcut concrete

Unit Unit Unit Unit Unit 50 meter IAIT & 3”56 T. 75 3 phase 30 Honda ST.

Hill Buah Buah

• Semen (zak)

• Batu pecah (m3)

• Kayu sebarang (m3)

• Pasir urug (m3)

• Pasir beton (m3)

• Kawat (m)

• Paku (kg)

• Kayu (m3)

• Playwood (9 mm)

• Sirtu (m3)

• Kerikil

(36)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-29

No. Tahap Kegiatan Peralatan Spesifikasi/

Satuan Material

• Concrete breaker

• Injector hammer

• Compactor

Buah Buah Buah 4 Keselamatan (safety) • Rambu-rambu keselamatan

• Tangga

• Panel kayu

• Generator

• Pompa dan selang air

• Kit select repair

• Kit for water repair

• Lampu-lampu pengaman

• Alat pelindung diri

Buah Buah Buah Unit Unit Unit Unit Buah Buah

Sumber: Perumda Air Minum Tirta Rangga, 2022

d. Pematangan Lahan

Pekerjaan pematangan lahan berupa pembersihan vegetasi dan pengupasan lahan yang meliputi pemotongan pohon-pohon kecil dan semak-semak yang berada di lahan yang akan dipersiapkan untuk pembuatan pondasi bangunan Reservoir yang meliputi bangunan sadap, pipa dan bangunan penampung air baku. Pada kegiatan pematangan lahan terdapat kegiatan penggalian dan penimbunan untuk pemasangan pipa dan pembangunan reservoir.

Pada kegiatan pematangan lahan akan menimbulkan dampak berupa penurunan kualitas udara (debu), peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air permukaan dan keresahan masyarakat pada pemukiman disekitar lokasi kegiatan pembangunan reservoir.

e. Pembangunan Reservoir

Setelah dilakukan pematangan lahan dilanjutkan dengan pembangunan bangunan utama reservoir, rumah jaga, Gudang dan bangunan pelengkap.

Pada legiatan pembangunan reservoir dan bangunan pelengkap akan menimbulkan dampak berupa kualitas udara, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air sungai dan keresahan masyarakat.

f. Penggalian Jalur Pipa

Penggalian untuk pipa dilakukan dengan menyingkirkan semua bahan dan hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan sesuai jalur dan kemiringan yang sudah sudah ditetapkan dalam gambaran

(37)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-30

rencana. Lebar galian yang direncanakan 0,7 m dengan kedalaman galian 1,5 m.

Sebelum dilkukan penggalian jalur pipa, perlu dilakukan penggalian lapisan bawah permukaan (subsurface) dan lubang pengujian (test pit) untuk mengetahui infrastruktur yang sudah ada di dalam tanah. Dalam proses penggalian ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu (SNI 7511, 2011):

• Pembuatan sudut galian yang aman atau cara lain yang berfungsi untuk menstabilkan diding galian.

• Pemompaan atau pengeringan air genangan yang sudah ada atau dapat masuk ke dalam galian.

Berikut jalur penggalian pipa secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Sumber: FS Perumda Air Minum Tirta Rangga Subang, 2021

g. Penanaman dan Pengurugan Pipa

a. Penanaman Penanaman pipa merupakan perletakan pipa dan penyambungan pipa sebagaimana yang telah direncanakan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan pipa yaitu penganan khusus terhadap semua bahan pipa yang akan digunakan untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan, penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai penyelesaian (SNI 7511, 2011).

b. Pengurugan Pipa

Pengurugan pipa yang dilakukan meliputi menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua bahan untuk mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya. Urugan tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa dan pengerjaan urugan

1 Penambahan Jalur Pipa Transmisi GI Dia. 200 mm sepanjang 1830 m' dan HDPE Dia. 200 mm sepanjang 780 m'

Pemasangan Pipa Transmisi baru GI Dia. 200 mm sepanjang 1830 m' dan jenis HDPE Dia. 200 mm sepanjang 780 m' dari bak pengumpul Mata air Cimada sampai Reservoir baru Kap. 350 m3 beton Desa Cicadas. Pipa Transmisi ini sebagai alternatif untuk pemenuhan rencana pengembangan dari sumber baru mata air Cimada mengganti sumber eksisting sumur dalam yang kualitas kuantitas dan kontinuitas nya semakin menurun.

2 Penambahan Jalur Pipa Distribusi HDPE Dia.

200 mm sepanjang 2.196 m'

Pemasangan Pipa Distribusi baru HDPE Dia. 200 mm sepanjang 2.196 m' dari Reservoir baru Desa Cicadas sampai JDU Eksisting di Alun-alun Kec. Sagalaherang. Pipa Distribusi ini sebagai alternatif untuk pemenuhan rencana pengembangan dari sumber baru mata air Cimada mengganti sumber eksisting sumur dalam yang kualitas kuantitas dan kontinuitas nya semakin menurun.

3 Penambahan Jalur Pipa Distribusi HDPE Dia.

100 mm sepanjang 2.490 m dan Penambahan Jalur Pipa Distribusi HDPE Dia. 75 mm sepanjang 570 m

Pemasangan Pipa Distribusi bagi HDPE Dia. 100 mm sepanjang 2.490 m dan HDPE Dia. 75 mm sepanjang 570 m dari pipa Distribusi Utama untuk Pelayanan Desa Leles

NO URAIAN PEKERJAAN PENJELASAN

Tabel 2.10. Penambahan Jalur Pipa Distribusi

(38)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-31

dilakukan setelah semua pipa terpasang dan terperiksa (SNI 7511, 2011).

h. Penggunaan Bangunan Sebagai Tutupan Lahan

Tutupan lahan dapat menimbulkan air larian (run off) yang bilamana tidak dikelola jika terjadi akumulasi dengan kegiatan lainnya dapat menyebabkan banjir di lokasi kegiatan maupun di area hilir berikut merupakan perhitungan timbulan air larian yang disebabkan oleh kegiatan tersebut menggunakan rumus rasional, (Otto Soemarwoto, 1998) :

Dimana :

Q = Debit air larian (run-off) (m3/hari hujan) C = Koefisien air larian

I = Intensitas hujan (m/hari hujan) A = luas daerah (m2)

Tabel 2.11. Nilai Koefisien Aliran Permukaan

No Kondisi Permukaan Tanah Koefisien Pengaliran (C) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Jalan beton dan jalan aspal Jalan kerikil dan jalan tanah Bahu jalan :

- Tanah berbutir halus - Tanah berbutir kasar - Batuan masif keras - Batuan masif lunak Daerah perkotaan

Daerah pinggir kota Daerah industri Permukiman padat Permukiman tidak padat Taman dan kebun

0.70 – 0.95 0.40 – 0.70

0.40 – 0.65 0.10 – 0.20 0.70 – 0.85 0.60 – 0.75 0.70 – 0.95 0.60 – 0.70 0.60 – 0.70 0.40 – 0.60 0.40 – 0.60 0.20 – 0.40

Q = C.I.A

(39)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-32

No Kondisi Permukaan Tanah Koefisien Pengaliran (C)

10.

11.

12.

Persawahan Perbukitan Pegunungan

0.45 – 0.60 0.70 – 0.80 0.75 – 0.90

Diasumsikan untuk nilai C lahan sebelum dibangun di area Persawahan adalah 0,40 dan setelah dibangun nilai C (bangunan) diambil 0,95 (diambil C terbesar) sedangkan nilai intensitas hujan (I) adalah 0,008 m/hari.

Tabel 2.12. Prakiraan Jumlah Air Larian Tata Guna Lahan Luas

(m2) ( C ) I ( m / hari )

Volume ( m3 / hari ) Sebelum Ada Kegiatan

Luas Lahan 1066 0,40 0,008 3,41

Seletah Ada Kegiatan

Luas Lahan Tertutup 748,42 0,95 0,008 5,69 Luas Lahan Terbuka 317,58 0,40 0,008 1,02

Jumlah 20.140 6,71

Sumber : Hasil Perhitungan, 2021

Dari tabel di atas diketahui besarnya air larian sebelum ada kegiatan adalah 3,41 m3/hari sedangkan sesudah adanya kegiatan adalah 6,71 m3/hari, sehingga terjadi peningkatan air larian sebesar 3,3 m3/hari.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 12 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan, pengelolaan air larian melalui upaya pemanfaatan air hujan yang menjadi air larian akibat adanya tutupan lahan yang disebabkan oleh pembangunan di lingkungan perumahan, maka untuk konservasi air tanah dapat dilakukan dengan membuat sumur resapan dangkal, sumur resapan dalam dan lubang resapan biopori. Berikut ini adalah ketentuan jumlah sumur resapan dangkal, sumur resapan dalam dan lubang resapan biopori yang diperlukan berdasarkan luas tutupan bangunan:

berdasarkan Intensitas Curah Hujan maksimum Wilayah Kabupaten Subang

0,008 m/hari. Permeabilitas tanah adalah 6,5 cm/jam atau sama dengan

(40)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-33

1,56 m/jam dan diketahui asumsi untuk sumur resapan 100%. peningkatan debit air larian sebelum ke setelah terbangun adalah ± 3,3 m3/hari. Jadi:

Sumur Resapan

1. Besaran Debit Air Larian Untuk Sumur Resapan = 3,3 m3/hari x 100%

= 3,3 m3/hari

2. Luas Bidang Resapan = 3,3 m3/hari : 1,56 m/hari = 2,12 m2/hari

3. Diameter Sumur Resapan diambil 1 m dengan tinggi 3 m (SNI) Luas penampang sumur resapan

= ¼ x π . D2 + 2. π.R.t

= ¼ x 3,14 (1)2 + 2 x 3,14 x (0,5) x 3 = 0,785 + 9,42

= 10,20 m2

Jumlah Sumur Resapan = 2,12 m2: 10,20 = 0,21 ( 1 buah) Jadi Sumur Resapan yang wajib dimiliki adalah 1 buah.

Untuk jumlah unit sumur resapan bisa juga mengacu pada Permen LH No. 12 Tahun 2009 seperti pada Tabel 2.16.

Tabel 2.13. Jumlah Sumur Resapan Dangkal, Sumur Resapan Dalam dan LRB

Jenis Pemanfaatan

Luas Tutupan Bangunan

(m2)

Volume rasapan per unit

(m3)

Daya Resap per Unit (m3/hari

)

Jumlah Unit Resapan

yang diperluk

an

Keterangan

Sumur Resapan

Dangkal 50 1 - 1

Setiap tambahan 25 – 50 m2 luas tutupan

bangunan diperlukan tambahan 1

(41)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-34

Jenis Pemanfaatan

Luas Tutupan Bangunan

(m2)

Volume rasapan per unit

(m3)

Daya Resap per Unit (m3/hari

)

Jumlah Unit Resapan

yang diperluk

an

Keterangan

unit atau volume 1 m3

Sumur Resapan

Dalam 1000 - 40 1

Setiap tambahan 500 – 1000

m2 luas tutupan bangunan diperlukan tambahan 1

unit

Lubang Resapan

Biopori 20 0,25 - 3

Setiap tambahan 7

m2 luas tutupan bangunan diperlukan tambahan 1

unit LRB Sumber : Permen LH No 12 Tahun 2009

(42)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-35

i. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi di pasok oleh PLN sebagai suplay energi utama dan Genset sebagai cadangan sebesar 180 - 200 KVA. Kegiatan ini dapat menyebabkan bahaya kebakaran dan kecelakaan kerja.

Sistem Bahaya Kebakaran

Untuk pencegahan terjadinya kebakaran, maka setiap alat pemadam api ringan (APAR) yang ada harus memenuhi standar keselamatan kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu Pemrakarsa menyediakan kebutuhan Alat Pamadam Api Ringan (APAR).

Sistem Keamanan dan Keselamatan Kerja Metode pengelolaan yang diterapkan antara lain :

- Penempatan petugas keamanan proyek sebanyak 2 orang dengan sistem kerja secara bergantian

- Pemasangan CCTV disetiap lokasi strategis

- Ikut berpartisipasi dan berkoordinasi dengan pemerintahan Desa atau Kecamatan.

- Pemasangan rambu / tanda keselamatan kerja, seperti:

Dilarang merokok dan dilarang menggunakan handphone pada saat kerja.

✓ Pakailah alat pelindung keselamatan kerja

✓ Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Jalur evakuasi dan titik kumpul (Evacuation Assembly Point)

Menempatkan AHLI K3 dilokasi kegiatan

Gambar 2.13. Sumur Resapan

(43)

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN II-36

Gambar 2.14. Standar Keselamatan Kerja dan APD

(44)

STANDAR PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP III-1

BAB III

STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Pada bab ini akan diuraikan dampak yang diperkirakan akan muncul pada kegiatan kontruksi maupun operasional serta arahan pengelolaan maupun pemantauan lingkungan yang disajikan dalam bentuk matriks. Pedoman Pemantauan Lingkungan Hidup SPAM Sagalaherang a.n Perumda Air Minum Tirta Rangga Kabupaten Subang dilakukan melalui pendekatan teknologi dan pendekatan institusi.

Pendekatan Teknologi

Pendekatan ini dilakukan untuk teknologi yang tepat dalam upaya pengelolaan kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap perubahan kualitas lingkungan. Upaya mencegah dan mengurangi kerusakan sumber daya alam akan ditempuh melalui cara yang sesuai dengan dampak yang ditimbulkan karena aktifitas SPAM Sagalaherang.

Pendekatan Institusional

Pendekatan institusi merupakan pendekatan yang dilakukan melalui lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan, baik formal dan non formal di sekitar wilayah kegiatan maupun berbagai instansi pemerintah yang terkait dengan pelaksanaan operasional kegiatan SPAM serta kegiatan pengelolaan lingkungan.

Pendekatan Sosial Budaya

Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui dampak dari adanya kegiatan Pembangunan dan Operasional Perumda Air Minum Tirta Rangga Kabupaten Subang, khususnya terhadap aspek sosial ekonomi dan budaya dalam upaya terciptanya peluang kerja dan peluang usaha, perekonomian lokal, interaksi sosial serta keamanan.

(45)

STANDAR PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP III-2 Tabel 3.1 Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

SUMBER

DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK

STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI PENGELOLA

&

PEMANTAUAN LINGKUNGAN Bentuk

Pengelolaan Lokasi

Pengelolaan Periode

Pengelolaan Bentuk

Pemantauan Lokasi

Pemantauan Periode Pemantauan

Tahap Kontruksi Optimalisasi SPAM Sagalaherang 1. Penerimaan

Tenaga Kerja Keresahan dan

Konflik Sosial Jumlah Tenaga Kerja yang diterima pada tahap pasca operasional sebanyak 37 orang

- Melakukan sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat;

- Melakukan pendekatan dan koordinasi secara persesuasif;

- Mengupayakan bantuan bagi penduduk di lokasi usaha sesuai kemampuan pelaku usaha;

- Membentuk pusat pengaduan;

- Melakukan musyawarah terhadap setiap permasalahan yang terjadi

Sesuai kegiatan Pemanfaatan Ruang, Tapak Kegiatan di Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang

Selama Tahap

PKontruksi - memantau perubahan sikap dan persepsi masyarakat pasca kegiatan sosialisasi berlangsung - Observasi partisipatif dengan melibatkan wakil masyarakat - Studi dokumentasi - Survei pada masyarakat terkena dampak menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam - Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif

Sesuai kegiatan Pemanfaatan Ruang, Tapak Kegiatan di Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang

1 x 6 bulan Pelaksana : Perumda Air Minum Tirta Rangga Kabupaten Subang

Pengawas : Desa Cicadas Penerima Laporan : Desa Cicadas

DLH Kabupaten Subang

Peningkatan Kesempatan Kerja

Jumlah Tenaga Kerja Yang diterima

- Memprioritaskan masyarakat local untuk bekerja;

Sesuai kegiatan Pemanfaatan Ruang, Tapak Kegiatan di Kecamatan

Selama Tahap Kontruksi

urvei dan wawancara

Sesuai kegiatan Pemanfaatan Ruang, Tapak Kegiatan di Kecamatan

1x6 bulan Pelaksana : Perumda Air Minum Tirta Rangga Kabupaten Subang

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Rangka memenuhi kebutuhan air bersih untuk Kabupaten Subang, maka PDAM Tirta Rangga Rangga Kabupaten Subang akan terus berperan secara konsisten dengan

Pada lahan rawa lebak tengahan tidak terjadi genangan pada tanggal 20 Agustus 1999 sampai dengan akhir bulan Oktober 1999, sedangkan mulai terjadi genangan pada tanggal 2 November

Pengungkapan sustainability reporting tersebut menjadi sinyal positif dari perusahaan dalam meyakinkan seluruh stakeholders bahwa perusahaan memiliki kinerja yang

Jika IP0 (tombol 1) ditekan, maka OP0 (Lampu LED1) akan menyala selama 1 detik dan mati selama 1 detik. Lalu jika IP1 ditekan, maka OP0 (Lampu LED1)

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu informasi bagi perusahaan khususnya perusahaan yang rentan dengan permasalahan lingkungan hidup mengenai

Oleh: Herry Devi Page 6 Pada tahap ini anda telah selesai membuat Com port baru melalui Cable Data yang nantinya Com Port akan digunakan sebagai penghubung dari Handphone

Merancang multimedia untuk anak berkebutuhan khusus tentunya tidak sama dengan merancang multimedia untuk belajar anak normal pada umumnya, karena multimedia yang

Meski demikian, persoalannya tidak dalam hal apakah kosakata al-Qur’an itu mengandung Bahasa ‘Ajam atau seluruhnya berbahasa Arab murni, akan tetapi inti