• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PEMBUATAN KERIPIK TEMPE SESUAI SNI SNI 2602:2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PANDUAN PEMBUATAN KERIPIK TEMPE SESUAI SNI SNI 2602:2018"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN PEMBUATAN KERIPIK TEMPE

SESUAI SNI SNI 2602:2018

Panduan Pembuatan Keripik Tempe sesuai SNI 2602:2018 Hal 1

Keripik tempe merupakan makanan ringan hasil olahan dari bahan dasar tempe yang renyah, gurih, dan lezat. Makanan ini hampir tersebar merata di pulau Jawa. Cara pembuatan keripik tempe terbilang sederhana dan dapat dibuat skala rumah tangga maupun

industri.

Sesuai SNI 2602:2018, Keripik tempe adalah makanan yang dibuat dari tempe kedelai berbentuk lempengan/irisan tipis dengan proses penggorengan dan/atau proses pengeringan lainnya sehingga diperoleh produk bertekstur renyah siap konsumsi dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Sebelum memproduksi keripik tempe sesuai SNI, sebaiknya kita mengujikan produk tersebut sesuai persyaratan mutu SNI seperti tabel di bawah ini

Berikut syarat mutu keripik tempe sesuai SNI 2602:2018

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan

1.1 Bau - Normal

1.2 Rasa - Normal

1.3 Tekstur - Normal

1.4 Penampakan - Normal

1.5 Keutuhan

1.5.1 Utuh Fraksi massa, % min. 65

1.5.2 Remahan Fraksi massa, % min. 10

2 Kadar air Fraksi massa, % maks. 4

3 Protein (N x 5,7) Fraksi massa, % min. 12

4 Asam lemak bebas (dihitung sebagai asam oleat)*

Fraksi massa, % maks. 2,5

5 Kadar abu tidak larut dalam asam Fraksi massa, % maks. 0,1

6 Serat kasar Fraksi massa, % maks. 3,0

7 Cemaran logam

7.1 Timbal (Pb) mg/kg maks. 0,25

7.2 Kadmium (Cd) mg/kg maks. 0,05

7.3 Timah (Sn) mg/kg maks. 40

7.4 Merkuri (Hg) mg/kg maks. 0,03

8 Cemaran Arsen (As) mg/kg maks. 0,25

9 Cemaran mikroba Lihat tabel 2

CATATAN *Asam lemak dihitung dari minyak yang diekstrak

Persiapan bahan baku

Bahan baku yang digunakan pada proses produksi keripik tempe, terbagi menjadi 3 jenis yaitu bahan baku utama, bahan baku tambahan, dan bahan baku penolong.

Masing-masing bahan baku yang dikirim oleh supplier akan melalui prosedur quality control sebelum diterima. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah bahan baku yang diterima dalam kondisi sesuai. Bahan baku dinyatakan sesuai apabila kemasan bahan baku dalam kondisi baik, tidak cacat, dan belum melampaui batas kadaluwarsa.

Bahan baku utama adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi yang merupakan bagian terbesar dari produk. Bahan baku tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam jumlah kecil pada saat proses produksi bertujuan membantu proses produksi atau membentuk karakteristik tertentu pada produk. Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi dalam menghasilkan produk.

1. Bahan Baku Utama

Dalam proses produksi, bahan baku utama yang digunakan antara lain kedelai. Kedelai merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan keripik tempe.

Kedelai merupakan bahan yang mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan seperti mengandung antioksidan yang berfungsi memperbaiki sel dan mencegah dampak radikal bebas. Selain itu kedelai juga

sebagai sumber protein yang diperlukan oleh manusia.

2. Bahan Baku Tambahan

Terdapat beberapa bahan baku tambahan yang digunakan oleh pelaku usaha dalam memproduksi keripik tempe. Pelaku usaha dapat menggunakan tepung tapioka, ragi, garam, perisa ayam, dan bumbu.

• Tepung tapioka

Tepung tapioka atau lebih sering disebut tepung kanji merupakan tepung yang berasal dari ekstrak umbi singkong. Tepung ini digunakan oleh perusahaan karena tepung ini membuat keripik tempe menjadi lebih renyah bila dibandingkan menggunakan jenis tepung yang lain. Dalam tepung tapioka juga mengandung kalsium, magnesium, zat besi, vitamin B6, dan karbohidrat.

• Ragi (Rhizopus sp.)

Rhizopus sp. merupakan ragi yang digunakan dalam proses fermentasi kedelai agar menjadi tempe. Ragi tempe berfungsi dalam proses pertumbuhan mycelia yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga kedelai dapat terbentuk tekstur memadat.

• Garam

Garam digunakan untuk memberi rasa asin pada keripik tempe, dan membuat keripik tempe tahan lama.

• Perisa ayam

Perisa ayam merupakan bumbu tambahan yang terbuat dari ekstrak ayam. Penambahan perisa ayam bertujuan dalam memberi rasa ayam, dan memberikan rasa gurih pada keripik tempe.

• Bumbu

Bumbu merupakan tambahan rasa untuk keripik tempe.

3. Bahan Penolong

Bahan baku penolong yang digunakan dalam proses produksi keripik tempe adalah minyak kelapa dan air. Sedangkan pada proses pengemasan pelaku usaha dapat menggunakan plastik PE, alumunium foil, transparant standing pouch, atau toples plastik.

• Minyak kelapa

Dalam proses penggorengan tempe, perusahaan dapat menggunakan minyak kelapa sebagai bahan penolong dalam proses penggorengan. Minyak kelapa digunakan karena minyak ini lebih rendah lemak, dan tidak menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh. Minyak kelapa terbuat dari kelapa sawit yang diproses sehingga mengeluarkan minyak. Berbeda dengan minyak tanah, minyak kelapa ini merupakan sumber daya yang bisa diperbarui.

• Air

Pada proses pencucian, perendaman, dan perebusan, air sangat berperan penting. Air berfungsi sebagai pelarut kotoran pada biji kedelai. Apabila air yang digunakan berasal dari air tanah, maka diperlukan pengecekan terlebih dahulu di laboratorium untuk memastikan tidak adanya bakteri dan logam berat yang berbahaya.

• Alumunium foil

Kemasan makanan berbahan dasar alumunium foil cenderung membuat makanan lebih awet bila dibandingkan dengan kemasan berbahan dasar plastik.

• Transparent standing pouch

Kemasan ini memiliki kelebihan membuat bentuk fisik dari makanan tersebut terlihat.

• Toples plastik

Kemasan ini dapat digunakan ketika ada pesanan keripik tempe dalam jumlah banyak. Keripik tempe yang disimpan pada toples plastik, memiliki jangka waktu penyimpanan lebih cepat dari pada menggunakan alumunium foil.

Tahapan proses produksi keripik tempe

Sarana dan prasarana produksi disyaratkan memenuhi GMP (Good Manufacturing Practices) atau Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Peraturan Menteri Perindustrian No. 75 Tahun 2010). Adapun tahapan proses produksi keripik tempe sebagai berikut:

Proses pembuatan keripik tempe diawali dengan mengeluarkan bahan baku yang diperlukan dari gudang bahan baku. Bahan baku yang digunakan harus dipastikan tidak rusak. Bahan baku harus memenuhi beberapa kriteria agar dapat dikategorikan tidak rusak. Semua bahan baku yang sesuai, dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Apabila terdapat kerusakan, maka bahan baku tersebut akan dilihat apakah memenuhi batas toleransi atau tidak. Apabila memenuhi batas toleransi maka bahan baku tersebut masih dapat digunakan dalam proses produksi, namun jika tidak

memenuhi batas toleransi maka bahan baku tersebut dapat dikembalikan ke supplier.

1. Pencucian Kedelai

Pencucian kedelai adalah proses yang bertujuan membersihkan permukaan kedelai dari jamur, dan bakteri pantogen Proses pencucian kedelai ini sangat penting agar dapat menghasilkan tempe dengan kualitas baik, dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Pada proses pencucian kedelai, perusahaan masih menggunakan cara

manual atau masih menggunakan tangan manusia sebagai bantuan untuk mencuci

kedelai. Pada proses

pencucian kedelai ini karyawan pencucian harus memastikan, dan bertanggung jawab bahwa kedelai yang telah dicuci terbebas dari semua kotoran, seperti sisa daun, potongan kayu, dan tanah. Pencucian kedelai ini dilakukan di dalam ruang tertutup bertujuan agar mencegah kontaminasi dengan debu. 2. Perebusan Kedelai I

Perebusan kedelai I adalah suatu proses yang bertujuan mempermudah dalam proses pengupasan kulit kedelai. Proses perebusan kedelai I ini dilakukan hingga kedelai setengah matang, dan bertekstur empuk. Pada proses perebusan kedelai I, perusahaan menggunakan cara manual atau masih menggunakan bantuan tangan manusia,

dan kompor yang berfungsi sebagai pemasak kedelai. Kedelai yang m e n g a m b a n g

selama perebusan,

sebaiknya diambil karena kedelai tersebut memiliki kualitas yang jelek, dan tidak padat. 3. Pengupasan Kulit Kedelai

Setelah kedelai setengah matang, dan bertekstur empuk, langkah selanjutnya adalah pengupasan kulit kedelai. Pengupasan ini bertujuan agar mengurangi bau langu yang terdapat di dalam kulit kedelai. Pada proses pengupasan kulit kedelai, perusahaan menggunakan bantuan mesin pengupas kedelai agar meminimalisir kulit kedelai yang tertinggal. 4. Perendaman

Kedelai

Kedelai yang sudah bersih dari kulit direndam di dalam air selama 18 jam dengan tujuan agar meningkatkan pH

kedelai. Proses meningkatkan pH kedelai, bertujuan agar terjadinya hidrasi pada biji kedelai dan mengakibatkan terjadi fermentasi asam laktat secara alami agar memperoleh

keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur. Proses meningkatkan pH kedelai ini juga bertujuan untuk mempersingkat proses fermentasi kedelai. pH kedelai meningkat ditandai dengan perubahan air rendam menjadi keruh dan kental.

5. Perebusan Kedelai II

Kedelai yang pH nya sudah meningkat, kemudian dilakukan perebusan hingga matang atau selama 1,5 jam. Sebelum direbus, kedelai harus disiram dengan air sampai lendirnya hilang. Perebusan kedelai II ini bertujuan menghilangkan aroma tak sedap setelah kedelai direndam satu malam

6. Pendinginan Kedelai

Kedelai yang telah matang harus didinginkan hingga benar-benar dingin terlebih dahulu sebelum dicampur dengan ragi, karena ragi tempe tidak dapat tumbuh dan berkembang biak di suhu panas. Jika kedelai masih panas, maka akan berakibat pada rusaknya ragi tempe tersebut. Pendinginan kedelai ini bertujuan agar adonan tempe tidak pecah sehingga tempe yang dihasilkan sempurna. Proses pendinginan kedelai ini dilakukan di dalam ruang tertutup bertujuan agar mencegah kontaminasi dengan debu, dan lalat.

7. Penyangraian Tepung Tapioka

Penyangraian tepung tapioka ini bertujuan menurunkan kadar air dalam tepung tapioka, karena tepung tapioka memiliki kadar kelembaban yang tinggi. Dalam proses penyangraian tepung tapioka dilakukan dengan peralatan sederhana seperti wajan ataupun menggunakan mesin sangrai.

8. Pencampuran Kedelai Matang Dengan Ragi

Setelah kedelai dingin, kemudian kedelai dicampur dengan ragi. Ragi bertujuan

untuk memicu pertumbuhan jamur pada kedelai, sebelum dicampur dengan tepung tapioka. Ragi juga berperan penting dalam mengurai protein tempe dan membuat tempe mudah dicerna oleh tubuh manusia.

9. Fermentasi I

Fermentasi ini bertujuan agar kedelai dapat terlebih dahulu tercampur dengan ragi. Caranya dengan memberikan campuran ragi ke dalam wadah yang berisi kedelai dan ditutupi dengan kain selama 1x24 jam.

10. Pencampuran dengan Tepung Tapioka Setelah didiamkan selama satu malam, campuran kedelai dan ragi dicampur dengan tepung tapioka. Pencampuran ini berperan penting agar ketika tempe digoreng dapat menghasilkan keripik tempe dengan tekstur renyah. Oleh karena itu pencampuran ini harus dilakukan dengan cepat, agar kualitas ragi tetap bagus. Pencampuran yang lambat akan menyebabkan ragi gagal tumbuh dengan baik, sehingga kedelai dan tepung tapioka tidak dapat menyatu dengan sempurna.

11. Pencetakan Tempe

Pencetakan tempe adalah proses membentuk tempe agar sesuai dengan yang diinginkan. Keripik tempe yang diproduksi oleh perusahaan berbentuk bulat, oleh karena itu perusahaan menggunakan plastik berbentuk bulat. Caranya dengan memasukan campuran kedelai, ragi, tepung tapioka (adonan tempe) ke dalam plastik berbentuk bulat, masukan adonan tempe sampai memenuhi seluruh plastik sehingga adonan tempe menjadi padat.

12. Fermentasi II

Fermentasi II ini bertujuan agar kedelai dan tepung tapioka dapat menyatu dengan bantuan dari ragi. Proses fermentasi memerlukan waktu 1x24 jam dengan suhu

ruangan maksimal 28oC. Fermentasi II dilakukan di ruangan dengan sirkulasi udara yang baik, dan jendela ruangan bisa

dipasang kasa agar terbebas kontaminasi dari debu. Hasil dari fermentasi yang baik adalah tempe yang menyatu, tampak berwarna putih, dan tidak pecah.

13. Pemotongan

Proses pemotongan dapat menggunakan pisau dengan ketebalan yang

diinginkan atau menggunakan mesin pemotong tempe yang dirancang sesuai dengan

kebutuhan untuk mendapatkan hasil yang baik.

14. Pecampuran dengan Perisa Ayam, Garam, dan Bumbu

Sebelum proses penggorengan, potongan tempe terlebih dahulu dicampur dengan bumbu, perisa ayam dan garam untuk penambah cita rasa serta daya tahan keripik tempe. Larutkan perisa ayam, garam, dan bumbu dengan air, masukan satu per satu potongan tempe ke dalam larutan tersebut dengan cepat kemudian dimasukan ke dalam minyak panas.

15. Penggorengan

Setelah proses pencampuran selesai, masukan potongan tempe secara bergantian ke wajan dengan minyak panas, tempe digoreng selama 6 menit dengan minyak panas pada suhu 160OC. Tempe diaduk selama kurang lebih 3 menit sampai berubah warna menjadi kuning keemasan. Kemudian keripik tempe diangkat dan didinginkan kurang lebih 10 menit. 16. Penirisan/Spinner

Proses penirisan bertujuan untuk menurunkan kadar minyak dalam keripik tempe. Keripik tempe yang telah didinginkan dimasukan ke dalam

mesin spinner. Proses penirisan dilakukan selama 6 menit, keripik tempe diangkat dan didinginkan dalam wadah. Setelah dingin, keripik tempe diambil secara acak, kemudian dikonsumsi oleh manajer sebagai langkah penjaminan kualitas (QC). Jika hasil QC memenuhi standar, maka lanjut ke tahap pengolahan selanjutnya. Jika hasil QC tidak memenuhi standar, maka keripik tempe dikeluarkan dari proses produksi.

17. Pengemasan

Setelah keripik tempe dingin, keripik tempe ditakar sesuai ukuran yang telah ditetapkan, kemudian dimasukan ke dalam kemasan dengan cara manual,

masukan silica gel, isi kemasan dengan nitrogen, selanjutnya kemasan di seal dengan baik menggunakan mesin sealer. Pengemasan bertujuan agar menjaga kualitas produk, mencegah kerusakan, mencegah kontaminasi mikrooranisme.

Oleh karena itu proses pengemasan harus dilakukan di dalam ruangan higienis untuk mencegah kontaminasi.

(2)

Keripik tempe merupakan makanan ringan hasil olahan dari bahan dasar tempe yang renyah, gurih, dan lezat. Makanan ini hampir tersebar merata di pulau Jawa. Cara pembuatan keripik tempe terbilang sederhana dan dapat dibuat skala rumah tangga maupun

industri.

Sesuai SNI 2602:2018, Keripik tempe adalah makanan yang dibuat dari tempe kedelai berbentuk lempengan/irisan tipis dengan proses penggorengan dan/atau proses pengeringan lainnya sehingga diperoleh produk bertekstur renyah siap konsumsi dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Sebelum memproduksi keripik tempe sesuai SNI, sebaiknya kita mengujikan produk tersebut sesuai persyaratan mutu SNI seperti tabel di bawah ini

Berikut syarat mutu keripik tempe sesuai SNI 2602:2018

Kriteria mikrobiologi keripik tempe

No Jenis cemaran mikroba n c m M

1 Angka Lempeng Total (ALT) 5 2 103 kologi/g 104 koloni/g 2 Enterobacteriaceae 5 2 10 kologi/g 102 kologi/g

3 Salmonella 5 0 negatif/25g NA

4 Staphylococcus aureus 5 1 102 kologi/g 2x102 kologi/g CATATAN

n adalah jumlah sampel yang diambil dan dianalisis

c adalah jumlah maksimum sampel yang boleh melampaui batas mikroba m, M adalah batasan mikroba

NA adalah Not applicable

Persiapan bahan baku

Bahan baku yang digunakan pada proses produksi keripik tempe, terbagi menjadi 3 jenis yaitu bahan baku utama, bahan baku tambahan, dan bahan baku penolong.

Masing-masing bahan baku yang dikirim oleh supplier akan melalui prosedur quality control sebelum diterima. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah bahan baku yang diterima dalam kondisi sesuai. Bahan baku dinyatakan sesuai apabila kemasan bahan baku dalam kondisi baik, tidak cacat, dan belum melampaui batas kadaluwarsa.

Bahan baku utama adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi yang merupakan bagian terbesar dari produk. Bahan baku tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam jumlah kecil pada saat proses produksi bertujuan membantu proses produksi atau membentuk karakteristik tertentu pada produk. Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi dalam menghasilkan produk.

1. Bahan Baku Utama

Dalam proses produksi, bahan baku utama yang digunakan antara lain kedelai. Kedelai merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan keripik tempe.

Kedelai merupakan bahan yang mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan seperti mengandung antioksidan yang berfungsi memperbaiki sel dan mencegah dampak radikal bebas. Selain itu kedelai juga

sebagai sumber protein yang diperlukan oleh manusia.

2. Bahan Baku Tambahan

Terdapat beberapa bahan baku tambahan yang digunakan oleh pelaku usaha dalam memproduksi keripik tempe. Pelaku usaha dapat menggunakan tepung tapioka, ragi, garam, perisa ayam, dan bumbu.

• Tepung tapioka

Tepung tapioka atau lebih sering disebut tepung kanji merupakan tepung yang berasal dari ekstrak umbi singkong.

Tepung ini digunakan oleh perusahaan karena tepung ini membuat keripik tempe menjadi lebih renyah bila dibandingkan menggunakan jenis tepung yang lain.

Dalam tepung tapioka juga mengandung kalsium, magnesium, zat besi, vitamin B6, dan karbohidrat.

• Ragi (Rhizopus sp.)

Rhizopus sp. merupakan ragi yang digunakan dalam proses fermentasi kedelai agar menjadi tempe. Ragi tempe berfungsi dalam proses pertumbuhan mycelia yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga kedelai dapat terbentuk tekstur memadat.

• Garam

Garam digunakan untuk memberi rasa asin pada keripik tempe, dan membuat keripik tempe tahan lama.

• Perisa ayam

Perisa ayam merupakan bumbu tambahan yang terbuat dari ekstrak ayam.

Penambahan perisa ayam bertujuan dalam memberi rasa ayam, dan memberikan rasa gurih pada keripik tempe.

• Bumbu

Bumbu merupakan tambahan rasa untuk keripik tempe.

3. Bahan Penolong

Bahan baku penolong yang digunakan dalam proses produksi keripik tempe adalah minyak kelapa dan air. Sedangkan pada proses pengemasan pelaku usaha dapat menggunakan plastik PE, alumunium foil, transparant standing pouch, atau toples plastik.

• Minyak kelapa

Dalam proses penggorengan tempe, perusahaan dapat menggunakan minyak kelapa sebagai bahan penolong dalam proses penggorengan. Minyak kelapa digunakan karena minyak ini lebih rendah lemak, dan tidak menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh. Minyak kelapa terbuat dari kelapa sawit yang diproses sehingga mengeluarkan minyak. Berbeda dengan minyak tanah, minyak kelapa ini merupakan sumber daya yang bisa diperbarui.

• Air

Pada proses pencucian, perendaman, dan perebusan, air sangat berperan penting. Air berfungsi sebagai pelarut kotoran pada biji kedelai. Apabila air yang digunakan berasal dari air tanah, maka diperlukan pengecekan terlebih dahulu di laboratorium untuk memastikan tidak adanya bakteri dan logam berat yang berbahaya.

• Alumunium foil

Kemasan makanan berbahan dasar alumunium foil cenderung membuat makanan lebih awet bila dibandingkan dengan kemasan berbahan dasar plastik.

• Transparent standing pouch

Kemasan ini memiliki kelebihan membuat bentuk fisik dari makanan tersebut terlihat.

• Toples plastik

Kemasan ini dapat digunakan ketika ada pesanan keripik tempe dalam jumlah banyak. Keripik tempe yang disimpan pada toples plastik, memiliki jangka waktu penyimpanan lebih cepat dari pada menggunakan alumunium foil.

Tahapan proses produksi keripik tempe

Sarana dan prasarana produksi disyaratkan memenuhi GMP (Good Manufacturing Practices) atau Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Peraturan Menteri Perindustrian No. 75 Tahun 2010). Adapun tahapan proses produksi keripik tempe sebagai berikut:

Proses pembuatan keripik tempe diawali dengan mengeluarkan bahan baku yang diperlukan dari gudang bahan baku. Bahan baku yang digunakan harus dipastikan tidak rusak. Bahan baku harus memenuhi beberapa kriteria agar dapat dikategorikan tidak rusak. Semua bahan baku yang sesuai, dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Apabila terdapat kerusakan, maka bahan baku tersebut akan dilihat apakah memenuhi batas toleransi atau tidak. Apabila memenuhi batas toleransi maka bahan baku tersebut masih dapat digunakan dalam proses produksi, namun jika tidak

memenuhi batas toleransi maka bahan baku tersebut dapat dikembalikan ke supplier.

1. Pencucian Kedelai

Pencucian kedelai adalah proses yang bertujuan membersihkan permukaan kedelai dari jamur, dan bakteri pantogen Proses pencucian kedelai ini sangat penting agar dapat menghasilkan tempe dengan kualitas baik, dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Pada proses pencucian kedelai, perusahaan masih menggunakan cara

manual atau masih menggunakan tangan manusia sebagai bantuan untuk mencuci

kedelai. Pada proses

pencucian kedelai ini karyawan pencucian harus memastikan, dan bertanggung jawab bahwa kedelai yang telah dicuci terbebas dari semua kotoran, seperti sisa daun, potongan kayu, dan tanah. Pencucian kedelai ini dilakukan di dalam ruang tertutup bertujuan agar mencegah kontaminasi dengan debu. 2. Perebusan Kedelai I

Perebusan kedelai I adalah suatu proses yang bertujuan mempermudah dalam proses pengupasan kulit kedelai. Proses perebusan kedelai I ini dilakukan hingga kedelai setengah matang, dan bertekstur empuk. Pada proses perebusan kedelai I, perusahaan menggunakan cara manual atau masih menggunakan bantuan tangan manusia,

dan kompor yang berfungsi sebagai pemasak kedelai. Kedelai yang m e n g a m b a n g

selama perebusan,

sebaiknya diambil karena kedelai tersebut memiliki kualitas yang jelek, dan tidak padat. 3. Pengupasan Kulit Kedelai

Setelah kedelai setengah matang, dan bertekstur empuk, langkah selanjutnya adalah pengupasan kulit kedelai. Pengupasan ini bertujuan agar mengurangi bau langu yang terdapat di dalam kulit kedelai. Pada proses pengupasan kulit kedelai, perusahaan menggunakan bantuan mesin pengupas kedelai agar meminimalisir kulit kedelai yang tertinggal. 4. Perendaman

Kedelai

Kedelai yang sudah bersih dari kulit direndam di dalam air selama 18 jam dengan tujuan agar meningkatkan pH

kedelai. Proses meningkatkan pH kedelai, bertujuan agar terjadinya hidrasi pada biji kedelai dan mengakibatkan terjadi fermentasi asam laktat secara alami agar memperoleh

keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur. Proses meningkatkan pH kedelai ini juga bertujuan untuk mempersingkat proses fermentasi kedelai. pH kedelai meningkat ditandai dengan perubahan air rendam menjadi keruh dan kental.

5. Perebusan Kedelai II

Kedelai yang pH nya sudah meningkat, kemudian dilakukan perebusan hingga matang atau selama 1,5 jam. Sebelum direbus, kedelai harus disiram dengan air sampai lendirnya hilang. Perebusan kedelai II ini bertujuan menghilangkan aroma tak sedap setelah kedelai direndam satu malam

6. Pendinginan Kedelai

Kedelai yang telah matang harus didinginkan hingga benar-benar dingin terlebih dahulu sebelum dicampur dengan ragi, karena ragi tempe tidak dapat tumbuh dan berkembang biak di suhu panas. Jika kedelai masih panas, maka akan berakibat pada rusaknya ragi tempe tersebut. Pendinginan kedelai ini bertujuan agar adonan tempe tidak pecah sehingga tempe yang dihasilkan sempurna. Proses pendinginan kedelai ini dilakukan di dalam ruang tertutup bertujuan agar mencegah kontaminasi dengan debu, dan lalat.

7. Penyangraian Tepung Tapioka

Penyangraian tepung tapioka ini bertujuan menurunkan kadar air dalam tepung tapioka, karena tepung tapioka memiliki kadar kelembaban yang tinggi. Dalam proses penyangraian tepung tapioka dilakukan dengan peralatan sederhana seperti wajan ataupun menggunakan mesin sangrai.

8. Pencampuran Kedelai Matang Dengan Ragi

Setelah kedelai dingin, kemudian kedelai dicampur dengan ragi. Ragi bertujuan

untuk memicu pertumbuhan jamur pada kedelai, sebelum dicampur dengan tepung tapioka. Ragi juga berperan penting dalam mengurai protein tempe dan membuat tempe mudah dicerna oleh tubuh manusia.

9. Fermentasi I

Fermentasi ini bertujuan agar kedelai dapat terlebih dahulu tercampur dengan ragi. Caranya dengan memberikan campuran ragi ke dalam wadah yang berisi kedelai dan ditutupi dengan kain selama 1x24 jam.

10. Pencampuran dengan Tepung Tapioka Setelah didiamkan selama satu malam, campuran kedelai dan ragi dicampur dengan tepung tapioka. Pencampuran ini berperan penting agar ketika tempe digoreng dapat menghasilkan keripik tempe dengan tekstur renyah. Oleh karena itu pencampuran ini harus dilakukan dengan cepat, agar kualitas ragi tetap bagus. Pencampuran yang lambat akan menyebabkan ragi gagal tumbuh dengan baik, sehingga kedelai dan tepung tapioka tidak dapat menyatu dengan sempurna.

11. Pencetakan Tempe

Pencetakan tempe adalah proses membentuk tempe agar sesuai dengan yang diinginkan. Keripik tempe yang diproduksi oleh perusahaan berbentuk bulat, oleh karena itu perusahaan menggunakan plastik berbentuk bulat. Caranya dengan memasukan campuran kedelai, ragi, tepung tapioka (adonan tempe) ke dalam plastik berbentuk bulat, masukan adonan tempe sampai memenuhi seluruh plastik sehingga adonan tempe menjadi padat.

12. Fermentasi II

Fermentasi II ini bertujuan agar kedelai dan tepung tapioka dapat menyatu dengan bantuan dari ragi. Proses fermentasi memerlukan waktu 1x24 jam dengan suhu

ruangan maksimal 28oC. Fermentasi II dilakukan di ruangan dengan sirkulasi udara yang baik, dan jendela ruangan bisa

dipasang kasa agar terbebas kontaminasi dari debu. Hasil dari fermentasi yang baik adalah tempe yang menyatu, tampak berwarna putih, dan tidak pecah.

13. Pemotongan

Proses pemotongan dapat menggunakan pisau dengan ketebalan yang

diinginkan atau menggunakan mesin pemotong tempe yang dirancang sesuai dengan

kebutuhan untuk mendapatkan hasil yang baik.

14. Pecampuran dengan Perisa Ayam, Garam, dan Bumbu

Sebelum proses penggorengan, potongan tempe terlebih dahulu dicampur dengan bumbu, perisa ayam dan garam untuk penambah cita rasa serta daya tahan keripik tempe. Larutkan perisa ayam, garam, dan bumbu dengan air, masukan satu per satu potongan tempe ke dalam larutan tersebut dengan cepat kemudian dimasukan ke dalam minyak panas.

15. Penggorengan

Setelah proses pencampuran selesai, masukan potongan tempe secara bergantian ke wajan dengan minyak panas, tempe digoreng selama 6 menit dengan minyak panas pada suhu 160OC. Tempe diaduk selama kurang lebih 3 menit sampai berubah warna menjadi kuning keemasan. Kemudian keripik tempe diangkat dan didinginkan kurang lebih 10 menit. 16. Penirisan/Spinner

Proses penirisan bertujuan untuk menurunkan kadar minyak dalam keripik tempe. Keripik tempe yang telah didinginkan dimasukan ke dalam

mesin spinner. Proses penirisan dilakukan selama 6 menit, keripik tempe diangkat dan didinginkan dalam wadah. Setelah dingin, keripik tempe diambil secara acak, kemudian dikonsumsi oleh manajer sebagai langkah penjaminan kualitas (QC). Jika hasil QC memenuhi standar, maka lanjut ke tahap pengolahan selanjutnya. Jika hasil QC tidak memenuhi standar, maka keripik tempe dikeluarkan dari proses produksi.

17. Pengemasan

Setelah keripik tempe dingin, keripik tempe ditakar sesuai ukuran yang telah ditetapkan, kemudian dimasukan ke dalam kemasan dengan cara manual,

masukan silica gel, isi kemasan dengan nitrogen, selanjutnya kemasan di seal dengan baik menggunakan mesin sealer. Pengemasan bertujuan agar menjaga kualitas produk, mencegah kerusakan, mencegah kontaminasi mikrooranisme.

Oleh karena itu proses pengemasan harus dilakukan di dalam ruangan higienis untuk mencegah kontaminasi.

(3)

Panduan Pembuatan Keripik Tempe sesuai SNI 2602:2018 Hal 3

Keripik tempe merupakan makanan ringan hasil olahan dari bahan dasar tempe yang renyah, gurih, dan lezat. Makanan ini hampir tersebar merata di pulau Jawa. Cara pembuatan keripik tempe terbilang sederhana dan dapat dibuat skala rumah tangga maupun

industri.

Sesuai SNI 2602:2018, Keripik tempe adalah makanan yang dibuat dari tempe kedelai berbentuk lempengan/irisan tipis dengan proses penggorengan dan/atau proses pengeringan lainnya sehingga diperoleh produk bertekstur renyah siap konsumsi dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Sebelum memproduksi keripik tempe sesuai SNI, sebaiknya kita mengujikan produk tersebut sesuai persyaratan mutu SNI seperti tabel di bawah ini

Berikut syarat mutu keripik tempe sesuai SNI 2602:2018

Persiapan bahan baku

Bahan baku yang digunakan pada proses produksi keripik tempe, terbagi menjadi 3 jenis yaitu bahan baku utama, bahan baku tambahan, dan bahan baku penolong.

Masing-masing bahan baku yang dikirim oleh supplier akan melalui prosedur quality control sebelum diterima. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah bahan baku yang diterima dalam kondisi sesuai. Bahan baku dinyatakan sesuai apabila kemasan bahan baku dalam kondisi baik, tidak cacat, dan belum melampaui batas kadaluwarsa.

Bahan baku utama adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi yang merupakan bagian terbesar dari produk. Bahan baku tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam jumlah kecil pada saat proses produksi bertujuan membantu proses produksi atau membentuk karakteristik tertentu pada produk. Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi dalam menghasilkan produk.

1. Bahan Baku Utama

Dalam proses produksi, bahan baku utama yang digunakan antara lain kedelai. Kedelai merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan keripik tempe.

Kedelai merupakan bahan yang mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan seperti mengandung antioksidan yang berfungsi memperbaiki sel dan mencegah dampak radikal bebas. Selain itu kedelai juga

sebagai sumber protein yang diperlukan oleh manusia.

2. Bahan Baku Tambahan

Terdapat beberapa bahan baku tambahan yang digunakan oleh pelaku usaha dalam memproduksi keripik tempe. Pelaku usaha dapat menggunakan tepung tapioka, ragi, garam, perisa ayam, dan bumbu.

• Tepung tapioka

Tepung tapioka atau lebih sering disebut tepung kanji merupakan tepung yang berasal dari ekstrak umbi singkong.

Tepung ini digunakan oleh perusahaan karena tepung ini membuat keripik tempe menjadi lebih renyah bila dibandingkan menggunakan jenis tepung yang lain.

Dalam tepung tapioka juga mengandung kalsium, magnesium, zat besi, vitamin B6, dan karbohidrat.

• Ragi (Rhizopus sp.)

Rhizopus sp. merupakan ragi yang digunakan dalam proses fermentasi kedelai agar menjadi tempe. Ragi tempe berfungsi dalam proses pertumbuhan mycelia yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga kedelai dapat terbentuk tekstur memadat.

• Garam

Garam digunakan untuk memberi rasa asin pada keripik tempe, dan membuat keripik tempe tahan lama.

• Perisa ayam

Perisa ayam merupakan bumbu tambahan yang terbuat dari ekstrak ayam.

Penambahan perisa ayam bertujuan dalam memberi rasa ayam, dan memberikan rasa gurih pada keripik tempe.

• Bumbu

Bumbu merupakan tambahan rasa untuk keripik tempe.

3. Bahan Penolong

Bahan baku penolong yang digunakan dalam proses produksi keripik tempe adalah minyak kelapa dan air. Sedangkan pada proses pengemasan pelaku usaha dapat menggunakan plastik PE, alumunium foil, transparant standing pouch, atau toples plastik.

• Minyak kelapa

Dalam proses penggorengan tempe, perusahaan dapat menggunakan minyak kelapa sebagai bahan penolong dalam proses penggorengan. Minyak kelapa digunakan karena minyak ini lebih rendah lemak, dan tidak menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh. Minyak kelapa terbuat dari kelapa sawit yang diproses sehingga mengeluarkan minyak. Berbeda dengan minyak tanah, minyak kelapa ini merupakan sumber daya yang bisa diperbarui.

• Air

Pada proses pencucian, perendaman, dan perebusan, air sangat berperan penting.

Air berfungsi sebagai pelarut kotoran pada biji kedelai. Apabila air yang digunakan berasal dari air tanah, maka diperlukan pengecekan terlebih dahulu di laboratorium untuk memastikan tidak adanya bakteri dan logam berat yang berbahaya.

• Alumunium foil

Kemasan makanan berbahan dasar alumunium foil cenderung membuat makanan lebih awet bila dibandingkan dengan kemasan berbahan dasar plastik.

• Transparent standing pouch

Kemasan ini memiliki kelebihan membuat bentuk fisik dari makanan tersebut terlihat.

• Toples plastik

Kemasan ini dapat digunakan ketika ada pesanan keripik tempe dalam jumlah banyak. Keripik tempe yang disimpan pada toples plastik, memiliki jangka waktu penyimpanan lebih cepat dari pada menggunakan alumunium foil.

Bahan baku Pengamatan

Kedelai warna kuning merata agak kecoklatan, bulat, dan padat

Tepung tapioka tidak menggumpal, tidak berkutu, tidak berjamur, dan tidak kotor Ragi warna putih, diraba terasa dingin, dan bersih

Garam bersih, halus bebas dari bahan yang tidak dapat larut, tidak menggumpal, mudah larut, ada logo SNI

Perisa ayam tidak menggumpal dan tidak kadaluarsa Bumbu tidak menggumpal dan tidak kadaluarsa Air tidak bau dan terlihat jernih

Minyak kelapa kemasan tidak bocor

Tahapan proses produksi keripik tempe

Sarana dan prasarana produksi disyaratkan memenuhi GMP (Good Manufacturing Practices) atau Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Peraturan Menteri Perindustrian No.

75 Tahun 2010). Adapun tahapan proses produksi keripik tempe sebagai berikut:

Proses pembuatan keripik tempe diawali dengan mengeluarkan bahan baku yang diperlukan dari gudang bahan baku. Bahan baku yang digunakan harus dipastikan tidak rusak. Bahan baku harus memenuhi beberapa kriteria agar dapat dikategorikan tidak rusak.

Semua bahan baku yang sesuai, dapat langsung digunakan dalam proses produksi.

Apabila terdapat kerusakan, maka bahan baku tersebut akan dilihat apakah memenuhi batas toleransi atau tidak. Apabila memenuhi batas toleransi maka bahan baku tersebut masih dapat digunakan dalam proses produksi, namun jika tidak

memenuhi batas toleransi maka bahan baku tersebut dapat dikembalikan ke supplier.

1. Pencucian Kedelai

Pencucian kedelai adalah proses yang bertujuan membersihkan permukaan kedelai dari jamur, dan bakteri pantogen Proses pencucian kedelai ini sangat penting agar dapat menghasilkan tempe dengan kualitas baik, dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Pada proses pencucian kedelai, perusahaan masih menggunakan cara

manual atau masih menggunakan tangan manusia sebagai bantuan untuk mencuci

kedelai. Pada proses

pencucian kedelai ini karyawan pencucian harus memastikan, dan bertanggung jawab bahwa kedelai yang telah dicuci terbebas dari semua kotoran, seperti sisa daun, potongan kayu, dan tanah. Pencucian kedelai ini dilakukan di dalam ruang tertutup bertujuan agar mencegah kontaminasi dengan debu. 2. Perebusan Kedelai I

Perebusan kedelai I adalah suatu proses yang bertujuan mempermudah dalam proses pengupasan kulit kedelai. Proses perebusan kedelai I ini dilakukan hingga kedelai setengah matang, dan bertekstur empuk. Pada proses perebusan kedelai I, perusahaan menggunakan cara manual atau masih menggunakan bantuan tangan manusia,

dan kompor yang berfungsi sebagai pemasak kedelai. Kedelai yang m e n g a m b a n g

selama perebusan,

sebaiknya diambil karena kedelai tersebut memiliki kualitas yang jelek, dan tidak padat. 3. Pengupasan Kulit Kedelai

Setelah kedelai setengah matang, dan bertekstur empuk, langkah selanjutnya adalah pengupasan kulit kedelai. Pengupasan ini bertujuan agar mengurangi bau langu yang terdapat di dalam kulit kedelai. Pada proses pengupasan kulit kedelai, perusahaan menggunakan bantuan mesin pengupas kedelai agar meminimalisir kulit kedelai yang tertinggal. 4. Perendaman

Kedelai

Kedelai yang sudah bersih dari kulit direndam di dalam air selama 18 jam dengan tujuan agar meningkatkan pH

kedelai. Proses meningkatkan pH kedelai, bertujuan agar terjadinya hidrasi pada biji kedelai dan mengakibatkan terjadi fermentasi asam laktat secara alami agar memperoleh

keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur. Proses meningkatkan pH kedelai ini juga bertujuan untuk mempersingkat proses fermentasi kedelai. pH kedelai meningkat ditandai dengan perubahan air rendam menjadi keruh dan kental.

5. Perebusan Kedelai II

Kedelai yang pH nya sudah meningkat, kemudian dilakukan perebusan hingga matang atau selama 1,5 jam. Sebelum direbus, kedelai harus disiram dengan air sampai lendirnya hilang. Perebusan kedelai II ini bertujuan menghilangkan aroma tak sedap setelah kedelai direndam satu malam

6. Pendinginan Kedelai

Kedelai yang telah matang harus didinginkan hingga benar-benar dingin terlebih dahulu sebelum dicampur dengan ragi, karena ragi tempe tidak dapat tumbuh dan berkembang biak di suhu panas. Jika kedelai masih panas, maka akan berakibat pada rusaknya ragi tempe tersebut. Pendinginan kedelai ini bertujuan agar adonan tempe tidak pecah sehingga tempe yang dihasilkan sempurna. Proses pendinginan kedelai ini dilakukan di dalam ruang tertutup bertujuan agar mencegah kontaminasi dengan debu, dan lalat.

7. Penyangraian Tepung Tapioka

Penyangraian tepung tapioka ini bertujuan menurunkan kadar air dalam tepung tapioka, karena tepung tapioka memiliki kadar kelembaban yang tinggi. Dalam proses penyangraian tepung tapioka dilakukan dengan peralatan sederhana seperti wajan ataupun menggunakan mesin sangrai.

8. Pencampuran Kedelai Matang Dengan Ragi

Setelah kedelai dingin, kemudian kedelai dicampur dengan ragi. Ragi bertujuan

untuk memicu pertumbuhan jamur pada kedelai, sebelum dicampur dengan tepung tapioka. Ragi juga berperan penting dalam mengurai protein tempe dan membuat tempe mudah dicerna oleh tubuh manusia.

9. Fermentasi I

Fermentasi ini bertujuan agar kedelai dapat terlebih dahulu tercampur dengan ragi. Caranya dengan memberikan campuran ragi ke dalam wadah yang berisi kedelai dan ditutupi dengan kain selama 1x24 jam.

10. Pencampuran dengan Tepung Tapioka Setelah didiamkan selama satu malam, campuran kedelai dan ragi dicampur dengan tepung tapioka. Pencampuran ini berperan penting agar ketika tempe digoreng dapat menghasilkan keripik tempe dengan tekstur renyah. Oleh karena itu pencampuran ini harus dilakukan dengan cepat, agar kualitas ragi tetap bagus. Pencampuran yang lambat akan menyebabkan ragi gagal tumbuh dengan baik, sehingga kedelai dan tepung tapioka tidak dapat menyatu dengan sempurna.

11. Pencetakan Tempe

Pencetakan tempe adalah proses membentuk tempe agar sesuai dengan yang diinginkan. Keripik tempe yang diproduksi oleh perusahaan berbentuk bulat, oleh karena itu perusahaan menggunakan plastik berbentuk bulat. Caranya dengan memasukan campuran kedelai, ragi, tepung tapioka (adonan tempe) ke dalam plastik berbentuk bulat, masukan adonan tempe sampai memenuhi seluruh plastik sehingga adonan tempe menjadi padat.

12. Fermentasi II

Fermentasi II ini bertujuan agar kedelai dan tepung tapioka dapat menyatu dengan bantuan dari ragi. Proses fermentasi memerlukan waktu 1x24 jam dengan suhu

ruangan maksimal 28oC. Fermentasi II dilakukan di ruangan dengan sirkulasi udara yang baik, dan jendela ruangan bisa

dipasang kasa agar terbebas kontaminasi dari debu. Hasil dari fermentasi yang baik adalah tempe yang menyatu, tampak berwarna putih, dan tidak pecah.

13. Pemotongan

Proses pemotongan dapat menggunakan pisau dengan ketebalan yang

diinginkan atau menggunakan mesin pemotong tempe yang dirancang sesuai dengan

kebutuhan untuk mendapatkan hasil yang baik.

14. Pecampuran dengan Perisa Ayam, Garam, dan Bumbu

Sebelum proses penggorengan, potongan tempe terlebih dahulu dicampur dengan bumbu, perisa ayam dan garam untuk penambah cita rasa serta daya tahan keripik tempe. Larutkan perisa ayam, garam, dan bumbu dengan air, masukan satu per satu potongan tempe ke dalam larutan tersebut dengan cepat kemudian dimasukan ke dalam minyak panas.

15. Penggorengan

Setelah proses pencampuran selesai, masukan potongan tempe secara bergantian ke wajan dengan minyak panas, tempe digoreng selama 6 menit dengan minyak panas pada suhu 160OC. Tempe diaduk selama kurang lebih 3 menit sampai berubah warna menjadi kuning keemasan. Kemudian keripik tempe diangkat dan didinginkan kurang lebih 10 menit. 16. Penirisan/Spinner

Proses penirisan bertujuan untuk menurunkan kadar minyak dalam keripik tempe. Keripik tempe yang telah didinginkan dimasukan ke dalam

“bahan baku yang dikirim oleh supplier harus melalui prosedur

quality control sebelum diterima”

mesin spinner. Proses penirisan dilakukan selama 6 menit, keripik tempe diangkat dan didinginkan dalam wadah. Setelah dingin, keripik tempe diambil secara acak, kemudian dikonsumsi oleh manajer sebagai langkah penjaminan kualitas (QC). Jika hasil QC memenuhi standar, maka lanjut ke tahap pengolahan selanjutnya. Jika hasil QC tidak memenuhi standar, maka keripik tempe dikeluarkan dari proses produksi.

17. Pengemasan

Setelah keripik tempe dingin, keripik tempe ditakar sesuai ukuran yang telah ditetapkan, kemudian dimasukan ke dalam kemasan dengan cara manual,

masukan silica gel, isi kemasan dengan nitrogen, selanjutnya kemasan di seal dengan baik menggunakan mesin sealer. Pengemasan bertujuan agar menjaga kualitas produk, mencegah kerusakan, mencegah kontaminasi mikrooranisme.

Oleh karena itu proses pengemasan harus dilakukan di dalam ruangan higienis untuk mencegah kontaminasi.

(4)

Keripik tempe merupakan makanan ringan hasil olahan dari bahan dasar tempe yang renyah, gurih, dan lezat. Makanan ini hampir tersebar merata di pulau Jawa. Cara pembuatan keripik tempe terbilang sederhana dan dapat dibuat skala rumah tangga maupun

industri.

Sesuai SNI 2602:2018, Keripik tempe adalah makanan yang dibuat dari tempe kedelai berbentuk lempengan/irisan tipis dengan proses penggorengan dan/atau proses pengeringan lainnya sehingga diperoleh produk bertekstur renyah siap konsumsi dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Sebelum memproduksi keripik tempe sesuai SNI, sebaiknya kita mengujikan produk tersebut sesuai persyaratan mutu SNI seperti tabel di bawah ini

Berikut syarat mutu keripik tempe sesuai SNI 2602:2018

Kriteria mikrobiologi keripik tempe

Persiapan bahan baku

Bahan baku yang digunakan pada proses produksi keripik tempe, terbagi menjadi 3 jenis yaitu bahan baku utama, bahan baku tambahan, dan bahan baku penolong.

Masing-masing bahan baku yang dikirim oleh supplier akan melalui prosedur quality control sebelum diterima. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah bahan baku yang diterima dalam kondisi sesuai. Bahan baku dinyatakan sesuai apabila kemasan bahan baku dalam kondisi baik, tidak cacat, dan belum melampaui batas kadaluwarsa.

Bahan baku utama adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi yang merupakan bagian terbesar dari produk. Bahan baku tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam jumlah kecil pada saat proses produksi bertujuan membantu proses produksi atau membentuk karakteristik tertentu pada produk. Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi dalam menghasilkan produk.

1. Bahan Baku Utama

Dalam proses produksi, bahan baku utama yang digunakan antara lain kedelai. Kedelai merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan keripik tempe.

Kedelai merupakan bahan yang mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan seperti mengandung antioksidan yang berfungsi memperbaiki sel dan mencegah dampak radikal bebas. Selain itu kedelai juga

sebagai sumber protein yang diperlukan oleh manusia.

2. Bahan Baku Tambahan

Terdapat beberapa bahan baku tambahan yang digunakan oleh pelaku usaha dalam memproduksi keripik tempe. Pelaku usaha dapat menggunakan tepung tapioka, ragi, garam, perisa ayam, dan bumbu.

• Tepung tapioka

Tepung tapioka atau lebih sering disebut tepung kanji merupakan tepung yang berasal dari ekstrak umbi singkong.

Tepung ini digunakan oleh perusahaan karena tepung ini membuat keripik tempe menjadi lebih renyah bila dibandingkan menggunakan jenis tepung yang lain.

Dalam tepung tapioka juga mengandung kalsium, magnesium, zat besi, vitamin B6, dan karbohidrat.

• Ragi (Rhizopus sp.)

Rhizopus sp. merupakan ragi yang digunakan dalam proses fermentasi kedelai agar menjadi tempe. Ragi tempe berfungsi dalam proses pertumbuhan mycelia yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga kedelai dapat terbentuk tekstur memadat.

• Garam

Garam digunakan untuk memberi rasa asin pada keripik tempe, dan membuat keripik tempe tahan lama.

• Perisa ayam

Perisa ayam merupakan bumbu tambahan yang terbuat dari ekstrak ayam.

Penambahan perisa ayam bertujuan dalam memberi rasa ayam, dan memberikan rasa gurih pada keripik tempe.

• Bumbu

Bumbu merupakan tambahan rasa untuk keripik tempe.

3. Bahan Penolong

Bahan baku penolong yang digunakan dalam proses produksi keripik tempe adalah minyak kelapa dan air. Sedangkan pada proses pengemasan pelaku usaha dapat menggunakan plastik PE, alumunium foil, transparant standing pouch, atau toples plastik.

• Minyak kelapa

Dalam proses penggorengan tempe, perusahaan dapat menggunakan minyak kelapa sebagai bahan penolong dalam proses penggorengan. Minyak kelapa digunakan karena minyak ini lebih rendah lemak, dan tidak menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh. Minyak kelapa terbuat dari kelapa sawit yang diproses sehingga mengeluarkan minyak. Berbeda dengan minyak tanah, minyak kelapa ini merupakan sumber daya yang bisa diperbarui.

• Air

Pada proses pencucian, perendaman, dan perebusan, air sangat berperan penting.

Air berfungsi sebagai pelarut kotoran pada biji kedelai. Apabila air yang digunakan berasal dari air tanah, maka diperlukan pengecekan terlebih dahulu di laboratorium untuk memastikan tidak adanya bakteri dan logam berat yang berbahaya.

• Alumunium foil

Kemasan makanan berbahan dasar alumunium foil cenderung membuat makanan lebih awet bila dibandingkan dengan kemasan berbahan dasar plastik.

• Transparent standing pouch

Kemasan ini memiliki kelebihan membuat bentuk fisik dari makanan tersebut terlihat.

• Toples plastik

Kemasan ini dapat digunakan ketika ada pesanan keripik tempe dalam jumlah banyak. Keripik tempe yang disimpan pada toples plastik, memiliki jangka waktu penyimpanan lebih cepat dari pada menggunakan alumunium foil.

Tahapan proses produksi keripik tempe

Sarana dan prasarana produksi disyaratkan memenuhi GMP (Good Manufacturing Practices) atau Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Peraturan Menteri Perindustrian No.

75 Tahun 2010). Adapun tahapan proses produksi keripik tempe sebagai berikut:

Proses pembuatan keripik tempe diawali dengan mengeluarkan bahan baku yang diperlukan dari gudang bahan baku. Bahan baku yang digunakan harus dipastikan tidak rusak. Bahan baku harus memenuhi beberapa kriteria agar dapat dikategorikan tidak rusak.

Semua bahan baku yang sesuai, dapat langsung digunakan dalam proses produksi.

Apabila terdapat kerusakan, maka bahan baku tersebut akan dilihat apakah memenuhi batas toleransi atau tidak. Apabila memenuhi batas toleransi maka bahan baku tersebut masih dapat digunakan dalam proses produksi, namun jika tidak

memenuhi batas toleransi maka bahan baku tersebut dapat dikembalikan ke supplier.

1. Pencucian Kedelai

Pencucian kedelai adalah proses yang bertujuan membersihkan permukaan kedelai dari jamur, dan bakteri pantogen Proses pencucian kedelai ini sangat penting agar dapat menghasilkan tempe dengan kualitas baik, dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Pada proses pencucian kedelai, perusahaan masih menggunakan cara

manual atau masih menggunakan tangan manusia sebagai bantuan untuk mencuci

kedelai. Pada proses

pencucian kedelai ini karyawan pencucian harus memastikan, dan bertanggung jawab bahwa kedelai yang telah dicuci terbebas dari semua kotoran, seperti sisa daun, potongan kayu, dan tanah. Pencucian kedelai ini dilakukan di dalam ruang tertutup bertujuan agar mencegah kontaminasi dengan debu.

2. Perebusan Kedelai I

Perebusan kedelai I adalah suatu proses yang bertujuan mempermudah dalam proses pengupasan kulit kedelai. Proses perebusan kedelai I ini dilakukan hingga kedelai setengah matang, dan bertekstur empuk. Pada proses perebusan kedelai I, perusahaan menggunakan cara manual atau masih menggunakan bantuan tangan manusia,

dan kompor yang berfungsi sebagai pemasak kedelai.

Kedelai yang m e n g a m b a n g

selama perebusan,

sebaiknya diambil karena kedelai tersebut memiliki kualitas yang jelek, dan tidak padat.

3. Pengupasan Kulit Kedelai

Setelah kedelai setengah matang, dan bertekstur empuk, langkah selanjutnya adalah pengupasan kulit kedelai. Pengupasan ini bertujuan agar mengurangi bau langu yang terdapat di dalam kulit kedelai. Pada proses pengupasan kulit kedelai, perusahaan menggunakan bantuan mesin pengupas kedelai agar meminimalisir kulit kedelai yang tertinggal.

4. Perendaman Kedelai

Kedelai yang sudah bersih dari kulit direndam di dalam air selama 18 jam dengan tujuan agar meningkatkan pH

kedelai. Proses meningkatkan pH kedelai, bertujuan agar terjadinya hidrasi pada biji kedelai dan mengakibatkan terjadi fermentasi asam laktat secara alami agar memperoleh

keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur. Proses meningkatkan pH kedelai ini juga bertujuan untuk mempersingkat proses fermentasi kedelai. pH kedelai meningkat ditandai dengan perubahan air rendam menjadi keruh dan kental.

5. Perebusan Kedelai II

Kedelai yang pH nya sudah meningkat, kemudian dilakukan perebusan hingga matang atau selama 1,5 jam. Sebelum direbus, kedelai harus disiram dengan air sampai lendirnya hilang. Perebusan kedelai II ini bertujuan menghilangkan aroma tak sedap setelah kedelai direndam satu malam

6. Pendinginan Kedelai

Kedelai yang telah matang harus didinginkan hingga benar-benar dingin terlebih dahulu sebelum dicampur dengan ragi, karena ragi tempe tidak dapat tumbuh dan berkembang biak di suhu panas. Jika kedelai masih panas, maka akan berakibat pada rusaknya ragi tempe tersebut. Pendinginan kedelai ini bertujuan agar adonan tempe tidak pecah sehingga tempe yang dihasilkan sempurna. Proses pendinginan kedelai ini dilakukan di dalam ruang tertutup bertujuan agar mencegah kontaminasi dengan debu, dan lalat.

7. Penyangraian Tepung Tapioka

Penyangraian tepung tapioka ini bertujuan menurunkan kadar air dalam tepung tapioka, karena tepung tapioka memiliki kadar kelembaban yang tinggi. Dalam proses penyangraian tepung tapioka dilakukan dengan peralatan sederhana seperti wajan ataupun menggunakan mesin sangrai.

8. Pencampuran Kedelai Matang Dengan Ragi

Setelah kedelai dingin, kemudian kedelai dicampur dengan ragi. Ragi bertujuan

untuk memicu pertumbuhan jamur pada kedelai, sebelum dicampur dengan tepung tapioka. Ragi juga berperan penting dalam mengurai protein tempe dan membuat tempe mudah dicerna oleh tubuh manusia.

9. Fermentasi I

Fermentasi ini bertujuan agar kedelai dapat terlebih dahulu tercampur dengan ragi. Caranya dengan memberikan campuran ragi ke dalam wadah yang berisi kedelai dan ditutupi dengan kain selama 1x24 jam.

10. Pencampuran dengan Tepung Tapioka Setelah didiamkan selama satu malam, campuran kedelai dan ragi dicampur dengan tepung tapioka. Pencampuran ini berperan penting agar ketika tempe digoreng dapat menghasilkan keripik tempe dengan tekstur renyah. Oleh karena itu pencampuran ini harus dilakukan dengan cepat, agar kualitas ragi tetap bagus. Pencampuran yang lambat akan menyebabkan ragi gagal tumbuh dengan baik, sehingga kedelai dan tepung tapioka tidak dapat menyatu dengan sempurna.

11. Pencetakan Tempe

Pencetakan tempe adalah proses membentuk tempe agar sesuai dengan yang diinginkan. Keripik tempe yang diproduksi oleh perusahaan berbentuk bulat, oleh karena itu perusahaan menggunakan plastik berbentuk bulat. Caranya dengan memasukan campuran kedelai, ragi, tepung tapioka (adonan tempe) ke dalam plastik berbentuk bulat, masukan adonan tempe sampai memenuhi seluruh plastik sehingga adonan tempe menjadi padat.

12. Fermentasi II

Fermentasi II ini bertujuan agar kedelai dan tepung tapioka dapat menyatu dengan bantuan dari ragi. Proses fermentasi memerlukan waktu 1x24 jam dengan suhu

ruangan maksimal 28oC. Fermentasi II dilakukan di ruangan dengan sirkulasi udara yang baik, dan jendela ruangan bisa

dipasang kasa agar terbebas kontaminasi dari debu. Hasil dari fermentasi yang baik adalah tempe yang menyatu, tampak berwarna putih, dan tidak pecah.

13. Pemotongan

Proses pemotongan dapat menggunakan pisau dengan ketebalan yang

diinginkan atau menggunakan mesin pemotong tempe yang dirancang sesuai dengan

kebutuhan untuk mendapatkan hasil yang baik.

14. Pecampuran dengan Perisa Ayam, Garam, dan Bumbu

Sebelum proses penggorengan, potongan tempe terlebih dahulu dicampur dengan bumbu, perisa ayam dan garam untuk penambah cita rasa serta daya tahan keripik tempe. Larutkan perisa ayam, garam, dan bumbu dengan air, masukan satu per satu potongan tempe ke dalam larutan tersebut dengan cepat kemudian dimasukan ke dalam minyak panas.

15. Penggorengan

Setelah proses pencampuran selesai, masukan potongan tempe secara bergantian ke wajan dengan minyak panas, tempe digoreng selama 6 menit dengan minyak panas pada suhu 160OC. Tempe diaduk selama kurang lebih 3 menit sampai berubah warna menjadi kuning keemasan. Kemudian keripik tempe diangkat dan didinginkan kurang lebih 10 menit. 16. Penirisan/Spinner

Proses penirisan bertujuan untuk menurunkan kadar minyak dalam keripik tempe. Keripik tempe yang telah didinginkan dimasukan ke dalam

“Proses pembuatan keripik tempe termasuk di dalamnya proses pembuatan tempe sesuai SNI”

mesin spinner. Proses penirisan dilakukan selama 6 menit, keripik tempe diangkat dan didinginkan dalam wadah. Setelah dingin, keripik tempe diambil secara acak, kemudian dikonsumsi oleh manajer sebagai langkah penjaminan kualitas (QC). Jika hasil QC memenuhi standar, maka lanjut ke tahap pengolahan selanjutnya. Jika hasil QC tidak memenuhi standar, maka keripik tempe dikeluarkan dari proses produksi.

17. Pengemasan

Setelah keripik tempe dingin, keripik tempe ditakar sesuai ukuran yang telah ditetapkan, kemudian dimasukan ke dalam kemasan dengan cara manual,

masukan silica gel, isi kemasan dengan nitrogen, selanjutnya kemasan di seal dengan baik menggunakan mesin sealer. Pengemasan bertujuan agar menjaga kualitas produk, mencegah kerusakan, mencegah kontaminasi mikrooranisme.

Oleh karena itu proses pengemasan harus dilakukan di dalam ruangan higienis untuk mencegah kontaminasi.

(5)

Panduan Pembuatan Keripik Tempe sesuai SNI 2602:2018 Hal 5

Keripik tempe merupakan makanan ringan hasil olahan dari bahan dasar tempe yang renyah, gurih, dan lezat. Makanan ini hampir tersebar merata di pulau Jawa. Cara pembuatan keripik tempe terbilang sederhana dan dapat dibuat skala rumah tangga maupun

industri.

Sesuai SNI 2602:2018, Keripik tempe adalah makanan yang dibuat dari tempe kedelai berbentuk lempengan/irisan tipis dengan proses penggorengan dan/atau proses pengeringan lainnya sehingga diperoleh produk bertekstur renyah siap konsumsi dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Sebelum memproduksi keripik tempe sesuai SNI, sebaiknya kita mengujikan produk tersebut sesuai persyaratan mutu SNI seperti tabel di bawah ini

Berikut syarat mutu keripik tempe sesuai SNI 2602:2018

Persiapan bahan baku

Bahan baku yang digunakan pada proses produksi keripik tempe, terbagi menjadi 3 jenis yaitu bahan baku utama, bahan baku tambahan, dan bahan baku penolong.

Masing-masing bahan baku yang dikirim oleh supplier akan melalui prosedur quality control sebelum diterima. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah bahan baku yang diterima dalam kondisi sesuai. Bahan baku dinyatakan sesuai apabila kemasan bahan baku dalam kondisi baik, tidak cacat, dan belum melampaui batas kadaluwarsa.

Bahan baku utama adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi yang merupakan bagian terbesar dari produk. Bahan baku tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam jumlah kecil pada saat proses produksi bertujuan membantu proses produksi atau membentuk karakteristik tertentu pada produk. Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi dalam menghasilkan produk.

1. Bahan Baku Utama

Dalam proses produksi, bahan baku utama yang digunakan antara lain kedelai. Kedelai merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan keripik tempe.

Kedelai merupakan bahan yang mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan seperti mengandung antioksidan yang berfungsi memperbaiki sel dan mencegah dampak radikal bebas. Selain itu kedelai juga

sebagai sumber protein yang diperlukan oleh manusia.

2. Bahan Baku Tambahan

Terdapat beberapa bahan baku tambahan yang digunakan oleh pelaku usaha dalam memproduksi keripik tempe. Pelaku usaha dapat menggunakan tepung tapioka, ragi, garam, perisa ayam, dan bumbu.

• Tepung tapioka

Tepung tapioka atau lebih sering disebut tepung kanji merupakan tepung yang berasal dari ekstrak umbi singkong.

Tepung ini digunakan oleh perusahaan karena tepung ini membuat keripik tempe menjadi lebih renyah bila dibandingkan menggunakan jenis tepung yang lain.

Dalam tepung tapioka juga mengandung kalsium, magnesium, zat besi, vitamin B6, dan karbohidrat.

• Ragi (Rhizopus sp.)

Rhizopus sp. merupakan ragi yang digunakan dalam proses fermentasi kedelai agar menjadi tempe. Ragi tempe berfungsi dalam proses pertumbuhan mycelia yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga kedelai dapat terbentuk tekstur memadat.

• Garam

Garam digunakan untuk memberi rasa asin pada keripik tempe, dan membuat keripik tempe tahan lama.

• Perisa ayam

Perisa ayam merupakan bumbu tambahan yang terbuat dari ekstrak ayam.

Penambahan perisa ayam bertujuan dalam memberi rasa ayam, dan memberikan rasa gurih pada keripik tempe.

• Bumbu

Bumbu merupakan tambahan rasa untuk keripik tempe.

3. Bahan Penolong

Bahan baku penolong yang digunakan dalam proses produksi keripik tempe adalah minyak kelapa dan air. Sedangkan pada proses pengemasan pelaku usaha dapat menggunakan plastik PE, alumunium foil, transparant standing pouch, atau toples plastik.

• Minyak kelapa

Dalam proses penggorengan tempe, perusahaan dapat menggunakan minyak kelapa sebagai bahan penolong dalam proses penggorengan. Minyak kelapa digunakan karena minyak ini lebih rendah lemak, dan tidak menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh. Minyak kelapa terbuat dari kelapa sawit yang diproses sehingga mengeluarkan minyak. Berbeda dengan minyak tanah, minyak kelapa ini merupakan sumber daya yang bisa diperbarui.

• Air

Pada proses pencucian, perendaman, dan perebusan, air sangat berperan penting.

Air berfungsi sebagai pelarut kotoran pada biji kedelai. Apabila air yang digunakan berasal dari air tanah, maka diperlukan pengecekan terlebih dahulu di laboratorium untuk memastikan tidak adanya bakteri dan logam berat yang berbahaya.

• Alumunium foil

Kemasan makanan berbahan dasar alumunium foil cenderung membuat makanan lebih awet bila dibandingkan dengan kemasan berbahan dasar plastik.

• Transparent standing pouch

Kemasan ini memiliki kelebihan membuat bentuk fisik dari makanan tersebut terlihat.

• Toples plastik

Kemasan ini dapat digunakan ketika ada pesanan keripik tempe dalam jumlah banyak. Keripik tempe yang disimpan pada toples plastik, memiliki jangka waktu penyimpanan lebih cepat dari pada menggunakan alumunium foil.

Tahapan proses produksi keripik tempe

Sarana dan prasarana produksi disyaratkan memenuhi GMP (Good Manufacturing Practices) atau Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Peraturan Menteri Perindustrian No.

75 Tahun 2010). Adapun tahapan proses produksi keripik tempe sebagai berikut:

Proses pembuatan keripik tempe diawali dengan mengeluarkan bahan baku yang diperlukan dari gudang bahan baku. Bahan baku yang digunakan harus dipastikan tidak rusak. Bahan baku harus memenuhi beberapa kriteria agar dapat dikategorikan tidak rusak.

Semua bahan baku yang sesuai, dapat langsung digunakan dalam proses produksi.

Apabila terdapat kerusakan, maka bahan baku tersebut akan dilihat apakah memenuhi batas toleransi atau tidak. Apabila memenuhi batas toleransi maka bahan baku tersebut masih dapat digunakan dalam proses produksi, namun jika tidak

memenuhi batas toleransi maka bahan baku tersebut dapat dikembalikan ke supplier.

1. Pencucian Kedelai

Pencucian kedelai adalah proses yang bertujuan membersihkan permukaan kedelai dari jamur, dan bakteri pantogen Proses pencucian kedelai ini sangat penting agar dapat menghasilkan tempe dengan kualitas baik, dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Pada proses pencucian kedelai, perusahaan masih menggunakan cara

manual atau masih menggunakan tangan manusia sebagai bantuan untuk mencuci

kedelai. Pada proses

pencucian kedelai ini karyawan pencucian harus memastikan, dan bertanggung jawab bahwa kedelai yang telah dicuci terbebas dari semua kotoran, seperti sisa daun, potongan kayu, dan tanah. Pencucian kedelai ini dilakukan di dalam ruang tertutup bertujuan agar mencegah kontaminasi dengan debu.

2. Perebusan Kedelai I

Perebusan kedelai I adalah suatu proses yang bertujuan mempermudah dalam proses pengupasan kulit kedelai. Proses perebusan kedelai I ini dilakukan hingga kedelai setengah matang, dan bertekstur empuk. Pada proses perebusan kedelai I, perusahaan menggunakan cara manual atau masih menggunakan bantuan tangan manusia,

dan kompor yang berfungsi sebagai pemasak kedelai.

Kedelai yang m e n g a m b a n g

selama perebusan,

sebaiknya diambil karena kedelai tersebut memiliki kualitas yang jelek, dan tidak padat.

3. Pengupasan Kulit Kedelai

Setelah kedelai setengah matang, dan bertekstur empuk, langkah selanjutnya adalah pengupasan kulit kedelai. Pengupasan ini bertujuan agar mengurangi bau langu yang terdapat di dalam kulit kedelai. Pada proses pengupasan kulit kedelai, perusahaan menggunakan bantuan mesin pengupas kedelai agar meminimalisir kulit kedelai yang tertinggal.

4. Perendaman Kedelai

Kedelai yang sudah bersih dari kulit direndam di dalam air selama 18 jam dengan tujuan agar meningkatkan pH

kedelai. Proses meningkatkan pH kedelai, bertujuan agar terjadinya hidrasi pada biji kedelai dan mengakibatkan terjadi fermentasi asam laktat secara alami agar memperoleh

keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur. Proses meningkatkan pH kedelai ini juga bertujuan untuk mempersingkat proses fermentasi kedelai. pH kedelai meningkat ditandai dengan perubahan air rendam menjadi keruh dan kental.

5. Perebusan Kedelai II

Kedelai yang pH nya sudah meningkat, kemudian dilakukan perebusan hingga matang atau selama 1,5 jam. Sebelum direbus, kedelai harus disiram dengan air sampai lendirnya hilang. Perebusan kedelai II ini bertujuan menghilangkan aroma tak sedap setelah kedelai direndam satu malam

6. Pendinginan Kedelai

Kedelai yang telah matang harus didinginkan hingga benar-benar dingin terlebih dahulu sebelum dicampur dengan ragi, karena ragi tempe tidak dapat tumbuh dan berkembang biak di suhu panas. Jika kedelai masih panas, maka akan berakibat pada rusaknya ragi tempe tersebut. Pendinginan kedelai ini bertujuan agar adonan tempe tidak pecah sehingga tempe yang dihasilkan sempurna.

Proses pendinginan kedelai ini dilakukan di dalam ruang tertutup bertujuan agar mencegah kontaminasi dengan debu, dan lalat.

7. Penyangraian Tepung Tapioka

Penyangraian tepung tapioka ini bertujuan menurunkan kadar air dalam tepung tapioka, karena tepung tapioka memiliki kadar kelembaban yang tinggi. Dalam proses penyangraian tepung tapioka dilakukan dengan peralatan sederhana seperti wajan ataupun menggunakan mesin sangrai.

8. Pencampuran Kedelai Matang Dengan Ragi

Setelah kedelai dingin, kemudian kedelai dicampur dengan ragi. Ragi bertujuan

untuk memicu pertumbuhan jamur pada kedelai, sebelum dicampur dengan tepung tapioka. Ragi juga berperan penting dalam mengurai protein tempe dan membuat tempe mudah dicerna oleh tubuh manusia.

9. Fermentasi I

Fermentasi ini bertujuan agar kedelai dapat terlebih dahulu tercampur dengan ragi. Caranya dengan memberikan campuran ragi ke dalam wadah yang berisi kedelai dan ditutupi dengan kain selama 1x24 jam.

10. Pencampuran dengan Tepung Tapioka Setelah didiamkan selama satu malam, campuran kedelai dan ragi dicampur dengan tepung tapioka. Pencampuran ini berperan penting agar ketika tempe digoreng dapat menghasilkan keripik tempe dengan tekstur renyah. Oleh karena itu pencampuran ini harus dilakukan dengan cepat, agar kualitas ragi tetap bagus. Pencampuran yang lambat akan menyebabkan ragi gagal tumbuh dengan baik, sehingga kedelai dan tepung tapioka tidak dapat menyatu dengan sempurna.

11. Pencetakan Tempe

Pencetakan tempe adalah proses membentuk tempe agar sesuai dengan yang diinginkan.

Keripik tempe yang diproduksi oleh perusahaan berbentuk bulat, oleh karena itu perusahaan menggunakan plastik berbentuk bulat. Caranya dengan memasukan campuran kedelai, ragi, tepung tapioka (adonan tempe) ke dalam plastik berbentuk bulat, masukan adonan tempe sampai memenuhi seluruh plastik sehingga adonan tempe menjadi padat.

12. Fermentasi II

Fermentasi II ini bertujuan agar kedelai dan tepung tapioka dapat menyatu dengan bantuan dari ragi. Proses fermentasi memerlukan waktu 1x24 jam dengan suhu

ruangan maksimal 28oC.

Fermentasi II dilakukan di ruangan dengan sirkulasi udara yang baik, dan jendela ruangan bisa

dipasang kasa agar terbebas kontaminasi dari debu. Hasil dari fermentasi yang baik adalah tempe yang menyatu, tampak berwarna putih, dan tidak pecah.

13. Pemotongan

Proses pemotongan dapat menggunakan pisau dengan ketebalan yang

diinginkan atau menggunakan mesin pemotong tempe yang dirancang sesuai dengan

kebutuhan untuk mendapatkan hasil yang baik.

14. Pecampuran dengan Perisa Ayam, Garam, dan Bumbu

Sebelum proses penggorengan, potongan tempe terlebih dahulu dicampur dengan bumbu, perisa ayam dan garam untuk penambah cita rasa serta daya tahan keripik tempe. Larutkan perisa ayam, garam, dan bumbu dengan air, masukan satu per satu potongan tempe ke dalam larutan tersebut dengan cepat kemudian dimasukan ke dalam minyak panas.

15. Penggorengan

Setelah proses pencampuran selesai, masukan potongan tempe secara bergantian ke wajan dengan minyak panas, tempe digoreng selama 6 menit dengan minyak panas pada suhu 160OC. Tempe diaduk selama kurang lebih 3 menit sampai berubah warna menjadi kuning keemasan. Kemudian keripik tempe diangkat dan didinginkan kurang lebih 10 menit.

16. Penirisan/Spinner

Proses penirisan bertujuan untuk menurunkan kadar minyak dalam keripik tempe. Keripik tempe yang telah didinginkan dimasukan ke dalam

mesin spinner. Proses penirisan dilakukan selama 6 menit, keripik tempe diangkat dan didinginkan dalam wadah. Setelah dingin, keripik tempe diambil secara acak, kemudian dikonsumsi oleh manajer sebagai langkah penjaminan kualitas (QC). Jika hasil QC memenuhi standar, maka lanjut ke tahap pengolahan selanjutnya. Jika hasil QC tidak memenuhi standar, maka keripik tempe dikeluarkan dari proses produksi.

17. Pengemasan

Setelah keripik tempe dingin, keripik tempe ditakar sesuai ukuran yang telah ditetapkan, kemudian dimasukan ke dalam kemasan dengan cara manual,

masukan silica gel, isi kemasan dengan nitrogen, selanjutnya kemasan di seal dengan baik menggunakan mesin sealer. Pengemasan bertujuan agar menjaga kualitas produk, mencegah kerusakan, mencegah kontaminasi mikrooranisme.

Oleh karena itu proses pengemasan harus dilakukan di dalam ruangan higienis untuk mencegah kontaminasi.

Referensi

Dokumen terkait

KONSEP PENGENDALIAN MUTU DAN HACCP ( Hazard Analysis Critical Control Point ) DALAM.. PROSES PEMBUATAN

Proses pengeringan dapat diasumsikan sebagai proses adiabatis, sehingga panas yang diperlukan untuk menguapkan air dari bahan (irisan tempe) hanya didapat dari

Usia pekerja pada aktivitas penggorengan keripik tempe termasuk dalam kategori usia produktif, sehingga masih mempunyai semangat kerja yang tinggi. Berat badan

Mesin ini bertujuan untuk membuat serta menguji rancangan mesin pemotong keripik tempe mekanis, agar hasil irisan yang dihasilkan seragam dan rapi juga

Dengan melihat nilai tambah yang dihasilkan untuk per kilogram bahan baku kedelai dan tempe yang digunakan dalam agroindustri keripik tempe, jika pengusaha ingin

tempe komplementasi perlakuan terpilih karena tempe yang dihasilkan telah memenuhi standar mutu tempe kedelai (SNI 01-3144- 2009), memiliki nilai gizi yang lengkap

Kedelai merupakan bahan baku tempe. Pada pembuatan tempe selama proses fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan baik fisik maupun kimianya. Protein kedelai

tempe komplementasi perlakuan terpilih karena tempe yang dihasilkan telah memenuhi standar mutu tempe kedelai (SNI 01-3144- 2009), memiliki nilai gizi yang lengkap