PANDUAN TEKNIS
MEKANISME PELAKSANAAN BSPS 2016
I. DASAR HUKUM
Dasar hukum Panduan Teknis Pelaksanaan BSPS ini adalah PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TENTANG BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA.
II. MAKSUD, TUJUAN DAN PEMBERI KEGIATAN BSPS 2.1 Maksud Kegiatan BSPS
Maksud Kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) adalah untuk meningkatkan prakarsa Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam pembangunan/peningkatan kualitas rumah beserta prasarana, sarana, dan utilitas.
2.2 Tujuan Kegiatan BSPS
Tujuan Kegiatan BSPS adalah terbangunnya rumah yang layak huni oleh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang didukung dengan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) sehingga menjadikan perumahan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta berkelanjutan.
2.3 Pemberi Kegiatan BSPS
Pemberi BSPS adalah Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia.
III. BENTUK BSPS
Bentuk BSPS terdiri atas uang dan/atau barang.
3.1. BSPS Bentuk Uang
BSPS dalam bentuk Uang diberikan kepada perseorangan penerima bantuan untuk dipergunakan membeli bahan bangunan. Dalam hal penerima BSPS tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan Pembangunan Baru (PB) atau Peningkatan Kualitas (PK). BSPS dalam Bentuk Uang dapat digunakan untuk upah kerja.
3.2. BSPS Bentuk Barang
BSPS dalam bentuk barang terdiri atas:
a. BSPS dalam bentuk Bahan Bangunan Untuk Rumah b. BSPS dalam bentuk Rumah, atau
c. BSPS dalam bentuk Bahan Bangunan untuk PSU.
IV. JENIS KEGIATAN BSPS
Jenis Kegiatan BSPS terdiri atas: Pembangunan Baru, Peningkatan Kualitas dan Pembangunan Prasarana dan sarana Umum.
4.1. Pembangunan Baru (PB)
Jenis Kegiatan Pembangunan Baru meliputi kegiatan :
a) Pembangunan Baru (PB) pengganti Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dengan tingkat kerusakan total
b) Pembangunan Rumah Baru (PB) di atas kavling tanah matang.
4.2. Peningkatan Kwalitas (PK)
Jenis Peningkatan Kwalitas meliputi kegiatan:
a) PK Ringan dari RLTH dengan tingkat kerusakan ringan atau tidak terpenuhi kesehatan bangunan
b) PK Sedang dari RLTH dengan tingkat kerusakan sedang; dan c) PK Berat dari RTLH dengan tingkat kerusakan berat.
4.3. Pembangunan Prasarana dan Sarana Umum (PSU)
Pembangunan PSU dilaksanakan secara swadaya oleh penerima BSPS dalam bentuk bahan bangunan dengan dukungan pemerintah kabupaten/kota yang dapat berupa tenaga pendamping, upah, dan peralatan kerja yang bersumber dari APBD.
V. PENERIMA BSPS
Penerima BSPS meliputi Perseorangan dan Kelompok Penerima BSPS
5.1. Perseorangan
Perseorangan dapat menerima bantuan berupa uang, bahan bangunan, atau rumah. Perseorangan yang dapat menerima bantuan adalah MBR dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Warga negara Indonesia yang sudah berkeluarga.
2. Memiliki atau menguasai tanah yang dikuasai secara fisik dan memiliki legalitas, tidak dalam status sengketa, dan sesuai tata ruang.
3. Belum memiliki rumah, atau memiliki dan menempati rumah satu-satunya dengan kondisi yang tidak layak huni.
4. Belum pernah memperoleh BSPS dari pemerintah.
5. Berpenghasilan senilai upah minimum provinsi setempat.
6. Diutamakan yang telah memiliki keswadayaan dan berencana membangun atau meningkatkan kualitas rumahnya;
7. Bersedia membentuk kelompok paling banyak 20 (dua puluh) orang;
8. Bersedia membuat surat pernyataan yang antara lain berisi:
a) Bersedia bertanggung jawab dalam pemanfaatan bantuan;
dan
b) Bersedia mengikuti ketentuan BSPS 5.2. Kelompok
Kelompok penerima BSPS merupakan kumpulan dari perseorangan penerima BSPS dalam bentuk barang berupa bahan bangunan untuk membangun PSU. Kelompok penerima BSPS yang mengajukan pembangunan PSU harus memenuhi persyaratan :
1. Menyelesaikan PB atau PK tepat waktu dengan kualitas baik.
2. Beranggotakan paling sedikit 15 (lima belas) penerima BSPS.
3. Bersedia menyelesaikan pembangunan PSU sesuai kesepakatan
4. Bersedia memelihara PSU yang telah dibangun; dan 5. Bersedia mengikuti ketentuan BSPS.
6. Memperoleh dukungan dari pemerintah Kabupaten/Kota setempat.
Kelompok penerima BSPS yang ingin menerima bantuan bahan bangunan untuk pembangunan PSU harus mengajukan usulan kepada Dirjen Penyediaan Perumahan melalui Bupati/Walikota VI. KEGIATAN BSPS
6.1. Kegiatan BSPS bentuk Uang
Sesuai dengan Bagan Alir pada Gambar-1 maka langkah- langkah kegiatan BSPS berupa Uang diuraikan sebagai berikut:
1. Koordinasi dengan Para Pemangku Kepentingan
Setelah Koordintaor Fasilitator dan Fasilitator mendapat pelatihan kegiatan BSPS dan menerima kopi SK Menteri PUPR tentang Lokasi, maka Koordintaor Fasilitator mobilisasi ke Kabupaten/Kota/Wilayah lokasi tugasnya berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan yang terdiri atas tim teknis kabupaten kota, bank/pos penyalur, PPK dan lain-lain untuk membahas anta lain tingkat kesulitan penyaluran bahan bangunan.
Fasilitator mobilisasi Desa/Kelurahan yang menjadi tugasnya untuk melakukan koordinasi dengan Kepala Desa/Lurah selaku
Pemangku Kepentingan antara lain menyiapkan kegaiatan untuk menyiapkan kegiatan sosialisasi kepada CPB.
2. Sosialisasi CPB hasil identifikasi
Sosialisasi dilakukan oleh TFL didampingi oleh Kepala Desa/Lurah selaku anggota Tim Teknis Kabupaten/Kota yang dihadiri oleh Calon Penerima Bantuan dengan materi Sosialisasi mengenai :
a. Kebijakan kegiatan BSPS yang diberikan oleh pemerintah kepada MBR yang memenuhi kriteria penerima BSPS dan kriteria RTLH. Agar permohonan BSPS dari CPB dapat diterima maka CPB harus mengajukan proposal yang disusun bersama- sama Kelompok Penerima Bantuan (KPB)
b. Model pelaksanaan kegiatan BSPS yang terdiri dari 4 model yaitu; BSPS dapat berupa Uang; BSPS berupa bahan bangunan; BSPS berupa Rumah dan BSPS berupa Prasarana dan Sarana Umum (PSU) dengan kriteria yang ditetapkannya.
c. Persyaratan dan kriteria penerima BSPS dan RTLH.
Pertemuan Sosialisasi ini dilengkapi dengan Berita Acara Sosialisasi yang dilengkapi dengan Daftar Hadir dan Dokumentasi /foto pertemuan.
Gambar-1 Bagan Alir Kegiatan BSPS Dalam Bentuk Uang
3. Verifik asi dan Identifikasi Rencana Penanganan RTLH/Kekurangan Rumah
Identifikasi dan Verifikasi dilakukan oleh TFL didampingi oleh Kepala Desa/Lurah atau yang mewakili terhadap MBR calon pemerima bantuan yang sudah ada dalam Data Identifikasi dan kelengkapan BNBA. Hasil verifikasi dimuat dalam :
Format II-2 Penilaian Kondisi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kebutuhan Rumah dan Format II-3 Hasil Seleksi Calon Penerima Bantuan BSPS Perorangan
4. Pengorganisasian Calon Penerima Bantuan (CPB)
Kegiatan TFL dalam Pengorganisasian Calon Penerima Bantuan antara lain adalah:
a. Menyampaikan Hasil Verifikasi Calon Penerima Bantuan ditetapkan dalam forum Rembug yang dihadiri oleh Calon Penerima Bantuan yang sudah memiliki Nomor BNBA. Hasil Rembug dimuat dalam Acara Rembug Penetapan Calon Penerima BSPS yang dilengkapi dengan Daftar Hadir dan Dokumentasi/foto Forum Rembug.
b. Mendampingi Peserta Forum Rembug membentuk Kelompok Penerima Bantuan (KPB), memilih Ketua, Sekretaris dan Bendahara KPB, menandatangani Kesepakatan Sosial, sesuai dengan Berita Acara Pembentukan Kelompok dan Kesepakatan Sosial
T ugas dan Tanggung Jawab KPB sebagai berikut :
1. Menyusun RAB untuk setiap anggota kelompok/penerima bantuan berdasarkan tingkat kerusakan Rumah.
2. Menyusun DRPB2 berdasarkan RAB
3. Mengajukan Surat Permohonan BSPS (PSU) kepada Bupati/Walikota
4. Melakukan Survei Legalitas Toko/penyedia bahan bangunan a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
b. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
5. Memilih toko/penyedia Bahan Bangunan dan membuat Berita Acara Kesepakatan Pemilihan Tokok/Penyedia Bahan Bangunan.
6. Membuat Kontrak Pembelian Bahan Bangunan dengan toko/penyedia bahan bangunan yang ditunjuk sekurang- kurangnya meliputi:
a. Identitas atau Legalitas Toko/Penyedia Bahan Bangunan.
b. Spesifikasi dan harga satuan bahan bangunan yang tidak melebihi harga satuan yang ditetapkan oleh pemda setempat.
c. Jenis, volume dan harga bahan bangunan yang akan dikirim dalam bentuk DRPB2.
d. Waktu pengiriman bahan bangunan; dan Waktu pembayaran.
7. Menyusun Proposal BSPS.
8. Memeriksa jenis dan volume bahan bangunan yang dikirim oleh toko/penyedia bahan bangunan sesuai dengan DRPB2.
9. Melakukan pembangunan atau peningkatan kualitas rumah sesuai dengan RAB dalam waktu yang ditetapkan.
10.Menyusun laporan pertanggung jawaban penggunaan dana BSPS kepada PPK.
5. Penyusunan Proposal BSPS bentuk Uang
Sesudah mendapat penjelasan dari TFL mengenai Penyusunan Proposal, maka TFL mendampingi Penerima Bantuan bersama dengan Kelompok Penerima Bantuan (KPB) melakukan penyusunan proposal. Proposal BSPS yang disusun terdiri atas:
a. Surat Permohonan BSPS kepada PPK, sesuai dengan Format I-1 BSPS (dilengkapi Doumen Administratif dan Dokumen Teknis) b. Surat Pernyatan Calon Penerima BSPS , sesuai dengan Format
I-2
c. Surat Pernyataan tidak memiliki kemampuan Dana Swadaya Format I-3
d. Dokumen Administrasi meliputi:
1) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau SIM atau paspor.
2) Kartu Keluarga (KK);
3) Surat keterangan penghasilan berupa:
a) Slip gaji bagi masyarakat berpenghasilan tetap; atau
b) Surat Keterangan Penghasilan dari pihak yang berwenang seperti Kepala Desa/Lurah, bagi masyarakat berpenghasilan tidak tetap.
4) Fotokopi sertifikat tanah atau bukti kepemilikan penguasaan tanah dari pejabat yang berwenang.
e. Dokumen teknis, disiapkan oleh calon penerima BSPS berupa uang atau bahan bangunan difasilitasi oleh Tim Fasilitator Lapangan (TFL) baik untuk PB maupun PK, yang meliputi:
1) Foto kondisi awal (0%) baik untuk PB maupun PK.
2) Rencana Teknis berupa:
a) Gambar Teknis (denah, potongan, tampak) untuk PB sesuai dengan Format I-4, atau Spesifikasi Teknis untuk PK sesuai Format I-5.
b) Rencana Anggaran Biaya (RAB) sesuai dengan Format I- 6.
f. Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan sesuai Format I-7 untuk bantuan berupa Uang
Harga yang digunakan pada RAB menggunakan informasi harga yang tidak melebihi standar harga bahan bangunan yang ditetapkan di masing-masing kabupaten/kota.
6. Pengesahan Proposal oleh Tim Teknis
Setelah diverifikasi oleh Fasiliatator dan Koordinator Fasilitator Kabupaten/Kota/Wilayah, maka Tim teknis kabupaten/kota melakukan verifikasi dan mengesahkan proposal menggunakan Format II-4 Lembaran Verifikasi Proposal BSPS Bentuk Uang/Barang untuk Perseorangan
7. Pengusulan Proposal ke PPK
Dokumen Proposal yang sudah diverifikasi oleh Tim Teknis, kemudian diusulkan oleh Ketua Tim Teknis Kabupaten/Kota kepada PPK untuk ditetapkan sebagai penerima BSPS dengan menggunakan Format II-5 Permohonan Penetapan Penerima BSPS
8. Penetapan Penerima BSPS
Proposal disampaikan kepada PPK untuk ditetapkan dalam SK penetapan penerima BSPS dengan menggunakan Format II-6 SK Penerima BSPS Berupa Uang dan dilengkapi dengan Format II-6 Lampiran Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen
9. Penyaluran BSPS
Setelah mengeluarkan SK Penetapan Penerima Bantuan, maka PPK mengeluarkan Surat Perintah Pembayaran (SPP) kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PP-SPM). PP- SPM kemudian mengeluarkan Surat Perintah Membayar (SPM) dan menyiapkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan dikirim ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Setelah SP2D ditandatangani, maka Dana BSPS dicairkan ke rekening Satker di Bank/Pos Penyalur.
Penyaluran Dana ke rekening Penerima Bantuan dilakukan setelah Bank/Pos Penyalur menerima Surat Perintah Penyaluran (SPPn) yang dikeluarkan oleh Satker. Dana BSPS dicetak ke buku rekening tabungan penerima bantuan dilakukan setelah penerima bantuan memberikan Speciment tanda tangan.
10.Pemilihan Toko/Penyedia Bahan Bangunan dan
Dalam rangka menyiapkan pembelian bahan bangunan dilakukan kegiatan pemilihan toko bahan bangunan dengan kegiatan meliputi :
a. Survei Legalitas yang meliputi:
1)Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 2)Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
3)Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 4)Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
b. Survei Harga bahan bahan bangunan yang meliputi:
1)Kesanggupan Pemilik Toko/penyediaan bangunan
2)Membuka Rekening sesuai Bank yang ditunjuk oleh PPK 3)Menyediakan Bahan bangunan sesuai dengan kebutuhan
penerima bantuan
4)Memberikan Daftar Harga Bahan Bangunan ke penerima bantuan sesuai dengan Format II-9 Survey Toko/Penyedia Bahan Bangunan
c. Menyepakati pemilihan Toko/Penyedia bahan bangunan
Sebelum melakukan pembelian bahan bangunan, KPB bersepakat memilih Toko/Bahan Bangunan sebagai penyedia bahan bangunan untuk kegiatan BSPS. Penyepakatan dimuat di dalam Format II-10 Berita Acara Hasil Kesepakatan Pemilihan Toko/Penyedia Bahan Bangunan.
d. Kontrak Pembelian Bahan Bangunan
Berdasarkan hasil pemilihan toko bahan bangunan, maka KPB melakukan Kontrak Pembelian Bahan Bangunan sesuai dengan Format II-11.
e. Menyusun DRPB2
Berdasarkan hasil kesepakatan harga, Penerima Bantuan bersama dengan KPB menyusun Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2) di Format II-12 Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2) Tahap I
11.Pemesanan Bahan Bangunan Tahap I
Toko/Penyedia bahan bangunan melakukan pengiriman bahan bangunan berdasarkan DRPB2 sesuai dengan isian Format II-12 Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2) Tahap I
12.Pemeriksaan dan Penerimaan Bahan bangunan Tahap I
Penerima BSPS memeriksa jenis, volume dan mutu bahan bangunan yang dikirim serta menerima bahan bangunan yang dikirim Toko/Penyedia bahan bangunan apabila sesuai dengan DRPB2 Tahap 1. Penerima Bantuan menerima Tanda terima Bahan Bangunan dari Penyedia Bahan Bangunan.
13.Pembangunan Tahap I
Setelah menerima bahan bangunan, maka penerima bantuan melakukan Pembangunan Tahap I sampai dengan progress fisik minimal 30 %, bila pembangunan pada tahap I tidak mencapai progress 30% atau tidak cukup waktu, maka Penerima BSPS diminta untuk pengembalian BSPS dalam bentuk Uang yang telah di salurkan pada Tahap I.
14.Pelaporan Fisik 30 %.
Sebagai bukti bahwa dana BSPS sudah digunakan untuk membeli bahan bangunan dan progress fisik sudah mencapai 30%, maka disampaikan laporan penggunaan dana yang terdiri atas:
a. Laporan Progres Fisik 30% yang dimuat dalam Format II-13 Laporan Penggunaan Dana Tahap I
b. Nota Pengiriman Bahan Bangunan Tahap I c. Bukti Transfer Penerima BSPS ke Toko Tahap I d. DRPB2 Tahap I
e. Berita Acara Kesepakatan Pemilihan Toko
f. Kontrak Kesepakatan Pembelian Bahan Bangunan dengan Toko Laporan Penggunaan Dana Tahap-1 diverifikasi oleh Fasilitator, Koordinator Fasilitator Kabupaten/Kota Wilayah sesuai dengan Format II-14 Lembaran Verifikasi Kelengkapan Dokumen LPD Tahap I.
15.Evaluasi dan Pemesanan DRPB2 Tahap II
Setelah Pembanguan Tahap I sudah mencapai progres fisik minimal 30%, dan penerima bantuan bersama KPB mengajukan DRPB2 Tahap II dan dilakukan evaluasi/pemeriksaaan oleh TFL dan Tim Teknis untuk mendapat persetujuan DRPB2 Tahap II sesuai Format II-12 Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2) Tahap II