• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 71/10/19/Th.II, 2 November 2015  Kota Tanjungpandan pada Oktober 2015 mengalami deflasi sebesar 1,95 persen dengan Indeks

Harga Konsumen (IHK) sebesar 127,18.

 Deflasi Oktober 2015 terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya IHK pada kelompok bahan makanan 6,07 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,06 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,11 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami peningkatan indeks yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,02 persen; kelompok sandang 0,09 persen; kelompok kesehatan 0,27 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,21 persen.

 Tingkat inflasi tahun kalender (Januari - Oktober 2015) sebesar 0,28 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2015 terhadap Oktober 2014) sebesar 5,15 persen.

 Kelompok yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada Oktober 2015, yaitu kelompok bahan makanan 1,83 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,02 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,13 persen. Sedangkan kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,004 persen; kelompok sandang 0,01 persen; kelompok kesehatan 0,01 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,01 persen.

No. 71/10/19/Th.II, 2 November 2015

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)

BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 1,95 PERSEN

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan wilayah, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama

(2)

2

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 71/10/19/Th.II, 2 November 2015 dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumah tangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumah tangga.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Tanjungpandan pada Oktober 2015 terjadi deflasi 1,95 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 129,71 pada September 2015 menjadi 127,18 pada Oktober 2015. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari – Oktober 2015) sebesar 0,28 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2015 terhadap Oktober 2014) sebesar 5,15 persen.

Deflasi Oktober 2015 terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya IHK pada kelompok bahan makanan 6,07 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,06 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,11 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami peningkatan indeks yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,02 persen; kelompok sandang 0,09 persen; kelompok kesehatan 0,27 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,21 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami peningkatanharga pada Oktober 2015 antara lain: sawi hijau, apel, wortel, anggur, bubur, sepatu anak-anak, sepatu olahraga pria, obat flu, melon, dan sepatu wanita. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunanharga antara lain: daging ayam ras, ikan kembung, cabai rawit, kangkung, angkutan udara/tarip pesawat, kepiting/rajungan, ikan tongkol, dan ikan selar/tude.

Kelompok yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada Oktober 2015, yaitu kelompok bahan makanan 1,83 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,02 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,13 persen. Sedangkan kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,004 persen; kelompok sandang 0,01 persen; kelompok kesehatan 0,01 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,01 persen.

(3)

3

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 71/10/19/Th.II, 2 November 2015

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan Oktober 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran

(2012=100) Kelompok Pengeluaran IHK September 2015 IHK Oktober 2015 Inflasi/Deflasi Oktober 20151) Laju Inflasi/ Deflasi Tahun Kalender 20152) Inflasi/Deflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) U M U M(Headline) 129,71 127,18 -1,95 0,28 5,15 1 Bahan Makanan 142,50 133,85 -6,07 -3,52 2,95 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 122,89 122,92 0,02 3,79 8,34 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 124,31 124,23 -0,06 2,20 4,03

4 Sandang 121,35 121,46 0,09 1,16 1,49

5 Kesehatan 123,77 124,10 0,27 2,29 2,66 6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 132,25 132,53 0,21 7,55 8,32 7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 128,50 127,07 -1,11 -3,56 9,66

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan Oktober 2015 (persen)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi/Deflasi (%)

(1) (2)

U M U M -1,95

1. Bahan Makanan -1,83

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau 0,004 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar -0,02

4. Sandang 0,01

5. Kesehatan 0,01

6. Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga 0,01 7. Transpor, Komunikasi,dan Jasa Keuangan -0,13

(4)

4

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 71/10/19/Th.II, 2 November 2015

Gambar 1

Perkembangan IHK Kota Tanjungpandan (2012=100), Oktober 2014 – Oktober 2015

Gambar 2

Sumbangan/Andil Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan Oktober 2015 -2.00 -1.70 -1.40 -1.10 -0.80 -0.50 -0.20 0.10 A n d il ( % ) Kelompok Pengeluaran Umum 1. Bhn.makanan 2. Makanan jadi 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan 7. Transpor 90.00 95.00 100.00 105.00 110.00 115.00 120.00 125.00 130.00 135.00 140.00 145.00 150.00

Okt-14 Nop-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agust-15 Sep-15 Okt-15

IH

K

Umum Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan

(5)

5

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 71/10/19/Th.II, 2 November 2015

Tabel 3

Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan Oktober 2015

Komoditi Persentase Perubahan Harga

Sumbangan Inflasi/Deflasi

(%)

(1) (2) (3)

1. SAYUR SAWI HIJAU 51.85 0.07

2. BUAH APEL 6.20 0.03

3. WORTEL 14.80 0.03

4. BUAH ANGGUR 6.11 0.02

5. BUBUR 5.56 0.02

6. SEPATU ANAK-ANAK 5.00 0.01

7. SEPATU OLAH RAGA PRIA 16.18 0.01

8. OBAT FLU 28.58 0.01 9. BUAH MELON 6.12 0.01 10. SEPATU WANITA 8.04 0.01 11. IKAN SELAR/TUDE -9.95 -0.10 12. IKAN TONGKOL/AMBU-AMBU -13.56 -0.10 13. KEPITING/RAJUNGAN -14.44 -0.10 14. ANGKUTAN UDARA -6.86 -0.13 15. SAYUR KANGKUNG -31.26 -0.13 16. CABAI RAWIT -30.00 -0.15 17. IKAN KERISI -8.31 -0.16 18. CABAI MERAH -29.20 -0.16 19. IKAN KEMBUNG -10.20 -0.20

(6)

6

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 71/10/19/Th.II, 2 November 2015

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Oktober 2015 mengalami deflasi 6,07 persen atau terjadi penurunan indeks dari 142,50 pada September 2015 menjadi 133,85 pada Oktober 2015.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 7 subkelompok diantaranya mengalami deflasi, 1 subkelompok mengalami inflasi dan 3 subkelompok relatif stabil. Subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok daging dan hasil-hasilnya 17,77 persen dan terendah terjadi pada subkelompok kacang-kacangan 0,03 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok buah-buahan 2,31 persen. Sedangkan subkelompok yang relatif stabil yaitu subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, subkelompok lemak dan minyak, dan subkelompok bahan makanan lainnya.

Kelompok ini pada Oktober 2015 memberikan sumbangan deflasi sebesar 1,83 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain daging ayam ras, ikan kembung, ikan kerisi, ikan tongkol, kepiting/rajungan, ikan selar/tude, kangkung, cabai merah dan cabai rawit.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok ini pada Oktober 2015 mengalami inflasi 0,02 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 122,89 pada September 2015 menjadi 122,92 pada Oktober 2015.

Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan jadi 0,13 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi yaitu minuman yang tidak beralkohol 0,47 persen. Sementara subkelompok tembakau dan minuman beralkohol relatif stabil.

Kelompok ini pada Oktober 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,004 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain bubur (bubur kacang hijau dan bubur ayam). 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Oktober 2015 mengalami deflasi 0,06 persen atau terjadi penurunan indeks dari 124,31 pada September 2015 menjadi 124,23 pada Oktober 2015.

Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok biaya tempat tinggal 0,05 persen; subkelompok bahan bakar 0,06 persen dan subkelompok perlengkapan rumah tangga mengalami 0,22 persen. Sedangkan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga relatif stabil.

Pada Oktober 2015 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: AC, sofa, lemari pakaian, semen, dan tarip listrik.

4. S a n d a n g

Kelompok ini pada Oktober 2015 mengalami inflasi 0,09 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 121,35 pada September 2015 menjadi 121,46 pada Oktober 2015.

(7)

7

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 71/10/19/Th.II, 2 November 2015 Subkelompok yang mengalami inflasi pada Oktober 2015, yaitu subkelompok sandang wanita 0,39 persen dan subkelompok sandang anak-anak 0,74 persen. Sedangkan subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya deflasi 1,09 persen. Sementara subkelompok sandang laki-laki relatif stabil.

Kelompok ini pada Oktober 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain sepatu anak-anak dan sepatu wanita.

5. K e s e h a t a n

Kelompok ini pada Oktober 2015 mengalami inflasi 0,27 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 123,77 pada September 2015 menjadi 124,10 pada Oktober 2015.

Subkelompok yang mengalami inflasi pada Oktober 2015, yaitu subkelompok obat-obatan 0,88 persen dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,25 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan dan subkelompok jasa perawatan jasmani relatif stabil.

Kelompok ini pada Oktober 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain obat flu, sabun mandi, pembersih/penyegar. 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada Oktober 2015 mengalami inflasi 0,21 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 132,25 pada September 2015 menjadi 132,53 pada Oktober 2015.

Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok olahraga 10,45 persen. Sedangkan subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan deflasi 0,08 persen. Sementara subkelompok rekreasi, subkelompok pendidikan, dan subkelompok kursus-kursus/pelatihan relatif stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Oktober 2015 memberikan sumbangan inflasi 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi, yaitu sepatu olahraga pria dan sepatu olahraga anak-anak. 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada Oktober 2015 mengalami deflasi 1,11 persen atau terjadi penurunan indeks dari 128,50 pada September 2015 menjadi 127,07 pada Oktober 2015.

Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok transpor sebesar 1,71 persen dan subkelompok komunikasi dan pengiriman 0,17 persen. Sedangkan subkelompok sarana dan penunjang transpor inflasi 0,34 persen. Sementara subkelompok jasa keuangan stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Oktober 2015 memberikan sumbangan deflasi 0,13 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil deflasi, yaitu angkutan udara/tarip tiket pesawat, bensin, solar dan telpon seluler.

(8)

8

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 71/10/19/Th.II, 2 November 2015

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2015 pada empat kota pantauan IHK menunjukkan arah yang sama. Inflasi tahun kalender Pangkalpinang sebesar 4,11 persen dan kota Tanjung Pandan 0,28 persen. Sementara Palembang dan DKI Jakarta inflasi masing-masing sebesar 1,21 persen dan 2,44 persen. Pada inflasi tahun ke tahun (Oktober 2015 terhadap Oktober 2014) semua kota juga mengalami inflasi yakni Pangkalpinang 7,96 persen; Tanjung Pandan sebesar 5,15 persen; Palembang 6,18 persen; dan DKI Jakarta 6,76 persen. (Lihat Tabel 4).

Tabel 4

Inflasi Oktober 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta

Inflasi Pangkalpinang Tanjung Pandan Palembang DKI Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Oktober 2015 -0,21 -1,95 0,19 -0,05

2. Tahun Kalender 2015 4,11 0,28 1,21 2,44 3. Oktober 2015 terhadap Oktober 2014

year on year) 7,96 5,15 6,18 6,76

Gambar 2

Inflasi Oktober 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta

-3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00

INFLASI OKTOBER 2015 INFLASI TAHUN KALENDER JANUARI-OKTOBER 2015

INFLASI YEAR ON YEAR OKTOBER 2015 TERHADAP

OKTOBER 2014

(9)

9

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 71/10/19/Th.II, 2 November 2015

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Pada Oktober 2015 di 82 kota IHK, tercatat 38 kota mengalami inflasi dan 44 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado 1,49 persen dengan IHK 123,07 dan terendah terjadi di Yogyakarta 0,01 persen dengan IHK 119,15. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjungpandan sebesar 1,96 persen dengan IHK 127,18 dan terrendah di Padangsidempuan 0,01 persen dengan IHK 118,04.

Inflasi maupun deflasi ini sangat dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga, serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Untuk beberapa komoditas, faktor cuaca dan bencana kabut asap juga memberi dampak yang cukup signifikan pada tingkat harga.

Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada Oktober 2015 tercatat 9 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Pematang SIantar 0,43 persen dengan IHK 123,53 dan terendah terjadi di Metro sebesar 0,03 persen dengan IHK 129,49. Sementara deflasi tertinggi di Tanjungpandan yakni 1,95 persen dengan IHK 127,18 dan terrendah di Padang Sidempuan 0,01 persen dengan IHK 118,04. (Lihat Tabel 5).

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Oktober 2015 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100)

K O T A Oktober 2015 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 120,33 0,05 2. Banda Aceh 115,41 0,10 3. Lhokseumawe 116,38 0,36 4. Sibolga 119,90 -0,21 5. Pematang Siantar 123,53 0,43 6. Medan 122,37 -0,33 7. Padang Sidempuan 118,04 -0,01 8. Padang 124,28 -0,44 9. Bukit Tinggi 118,39 -0,40 10. Tembilahan 125,46 -0,25 11. Pekanbaru 120,81 -0,19 12. Dumai 122,30 0,11 13. Bungo 118,82 -0,32 14. Jambi 120,02 0,07 15. Palembang 118,38 0,19 16. Lubuklinggau 118,57 -0,55 17. Bengkulu 127,47 -0,52 18. Bandar Lampung 122,33 0,09 19. Metro 129,49 0,03 20. Tanjungpandan 127,18 -1,95 21. Pangkalpinang 123,12 -0,21 22. Batam 120,71 -0,67 23. Tanjung Pinang 121,01 -1,01 TANJUNGPANDAN 127,18 -1,95

(10)

10

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 71/10/19/Th.II, 2 November 2015

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada Oktober 2015 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota, tercatat 12 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tasikmalaya 0,59 persen dengan IHK 119,83 dan terrendah di Yogyakarta 0,01 persen dengan IHK 119,15. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Bogor 0,70 persen dengan IHK 120,45 dan terrendah di Kediri sebesar 0,04 persen dengan IHK 119,91. (Lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Oktober 2015 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100)

K O T A Oktober 2015 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. DKI Jakarta 122,32 -0,05 2. Bogor 120,45 -0,70 3. Sukabumi 121,00 0,05 4. Bandung 120,54 -0,06 5. Cirebon 118,42 0,10 6. Bekasi 118,99 -0,32 7. Depok 119,91 -0,20 8. Tasikmalaya 119,83 0,59 9. Cilacap 123,13 -0,23 10. Purwokerto 119,02 0,02 11. Kudus 126,79 -0,11 12. Surakarta 118,28 0,26 13. Semarang 120,27 -0,16 14. Tegal 117,87 0,29 15. Yogyakarta 119,15 0,01 16. Jember 119,46 -0,05 17. Banyuwangi 119,15 -0,25 18. Sumenep 119,09 0,15 19. Kediri 119,91 -0,04 20. Malang 121,83 0,03 21. Probolinggo 120,67 0,02 22. Madiun 119,09 0,10 23. Surabaya 120,73 -0,34 24. Tangerang 128,52 0,02 25. Cilegon 124,55 -0,04 26. Serang 126,38 -0,30 TANJUNGPANDAN 127,18 -1,95

(11)

11

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 71/10/19/Th.II, 2 November 2015

Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

Pada Oktober 2015 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33, tercatat 17 kota mengalami inflasi dan 16 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado 1,49 persen dengan IHK 123,07 dan terendah terjadi di Gorontalo 0,05 persen dengan IHK 117,78. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual 1,53 persen dengan IHK 131,59 dan terrendah di Watampone 0,02 persen dengan IHK 117,68. (Lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Oktober 2015 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

(2012=100) K O T A Oktober 2015 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Singaraja 126,84 -1,05 2. Denpasar 117,99 -0,56 3. Mataram 120,10 0,13 4. Bima 123,33 0,92 5. Maumere 115,72 -0,04 6. Kupang 121,99 0,37 7. Pontianak 128,70 -0,07 8. Singkawang 120,83 -0,44 9. Sampit 121,68 0,34 10. Palangkaraya 118,97 0,55 11. Tanjung 122,78 0,70 12. Banjarmasin 119,78 0,16 13. Balikpapan 126,09 0,87 14. Samarinda 123,36 0,18 15. Tarakan 129,64 0,33 16. Manado 123,07 1,49 17. Palu 122,24 0,78 18. Bulukumba 126,63 -1,03 19. Watampone 117,68 -0,02 20. Makassar 121,38 -0,03 21. Pare-Pare 118,34 -0,28 22. Palopo 119,29 -0,05 23. Kendari 117,58 -0,36 24. Bau-Bau 123,60 -1,02 25. Gorontalo 117,78 0,05 26. Mamuju 119,99 0,13 27. Ambon 121,64 1,02 28. Tual 131,59 -1,53 29. Ternate 125,87 0,91 30. Manokwari 113,16 -0,43 31. Sorong 123,04 -0,21 32. Merauke 124,45 1,01 33. Jayapura 121,65 -0,05 TANJUNGPANDAN 127,18 -1,95

(12)

12

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 71/10/19/Th.II, 2 November 2015

ANDIL INFLASI KOMPONEN INTI, KOMPONEN DIATUR PEMERINTAH,

DAN KOMPONEN BERGEJOLAK OKTOBER 2015

Pada Oktober 2015 komponen yang memberikan andil deflasi yakni komponen bergejolak sebesar 1,57 persen, hal ini berlawan arah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi sebesar 0,80 persen. Begitu pun komponen inti memberikan andil deflasi sebesar 0,24 persen, juga berlawan arah dengan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,39 persen. Sementara komponen harga diatur pemerintah juga memberikan andil deflasi sebesar 0,14 persen, juga berlawan arah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi sebesar 0,01 persen (lihat Tabel 8).

Tabel 8

Dekomposisi Andil Inflasi/Deflasi (persen) Kota Tanjungpandan

Komponen September 2015 Oktober 2015

(1) (2) (3)

U m u m 1,20 -1,95

1 Inti 0,39 -0,24

2 Harga Diatur Pemerintah 0,01 -0,14

3 Bergejolak 0,80 -1,57

Keterangan:

1) Komponen Inti: Komponen yang terdiri dari komoditas spesifik yang hanya ada di kota penghitungan Inflasi tersebut.

2) Komponen Harga Diatur Pemerintah: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya diatur dari pemerintah seperti tariflistrik, tarif air minum, rokok, angkutan laut, angkutan udara, kereta api, BBM, dll

3) Komponen Bergejolak: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya bersifat tidak stabil/bergejolak seperti beras, sayur-sayuran, bumbu-bumbuan, minyak goreng, ikan, buah-buahan, dll.

(13)

13

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 71/10/19/Th.II, 2 November 2015

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Herum Fajarwati, MM

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Telepon: 0717- 439422 Fax: 0717-439425

Http://babel. bps.go.id

BPS KABUPATEN BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Agus Puji Raharjo, S.Si, MMA

Kepala BPS Kabupaten Belitung

Jalan Hasan Basri No. 16 Tanjungpandan - Belitung

Telp.0719-21065 Fax. 0719-21551 Email: bps1902@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini akan menganalisis bagaimana kebijakan kerjasama militer bisa dipakai sebagai sarana untuk mengakomodasikan kepentingan nasional, terutama kepentingan strategis

Merupakan suatu kondisi Polis ini bahwa tidak menjamin setiap harta benda yang dalam lingkup secara langsung atau tidak langsung dijamin oleh asuransi lain (baik Polis

Uterus tidak akan pernah kembali seperti keadaan sebelum hamil, tetapi terjadi penurunan ukuran, dari berat 1000 gr setelah melahirkan, menjadi 500 gr pada akhir minggu I

TUJUAN (T) Mewujudkan Pengembangan & Promosi Inovasi dalam Bidang AN (TDIAN1) Mewujudkan Pengembangan Inovasi dalam Bidang Tata Pemerintahan (TPITP1) Mewujudkan

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

Tujuan penelitian ini adalah menentukan jalur kritis, menghitung biaya yang ditimbulkan pada pengerjaan proyek MVR Evaporator Shelter dengan durasi pengerjaan awal

Mengklik tombol “Simpan” saat data sudah terisi semua Kode User : MYG Nama user : Mayang Sulistyani Password : cantik Hak Akses : Petugas Sistem akan menampilkan pesan

Jenis penelitian ini adalah penelitian laboratorium dan observasi mendalam di Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi Manado Sulawesi Utara pada bulan