• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH MOHAMMAD WILDAN FAIZIN NPM UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI OLEH MOHAMMAD WILDAN FAIZIN NPM UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DIRI UNTUK MENGUKUR SIKAP SOSIAL PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X SEMESTER GANJIL MA

SUBULAS SALAM MENGGUNAKAN MEDIA ONE DRIVE

SKRIPSI

OLEH

MOHAMMAD WILDAN FAIZIN NPM 215.01.07.1.073

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Agustus 2020

(2)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DIRI UNTUK MENGUKUR SIKAP SOSIAL PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X SEMESTER GANJIL MA

SUBULAS SALAM MENGGUNAKAN MEDIA ONE DRIVE

SKRIPSI Diajukan kepada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang

untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

OLEH

MOHAMMAD WILDAN FAIZIN NPM 215.01.07.1.073

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Agustus 2020

(3)

ABSTRAK

Faizin, Wildan. 2020. Pengembangan Instrumen Penilaian Diri Untuk Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Semester Ganjil MA Subulas Salam Menggunakan Media One Drive.

Skripsi, Bidang Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang. Pembimbing I:

Dr. Sri Wahyuni, M.Pd; Pembimbing II: Dr.Abdul Rani, M.Pd.

Kata Kunci : Instrumen Penilaian Diri, Sikap Sosial dan One Drive Penilaian dalam sistem pendidikan berfungsi sebagai cara untuk

mengetahui proses belajar peserta didik, yang harus dilakukan secara menyeluruh, berkala dan berkesinambungan. Hasil observasi di MA Subulas Salam pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X semester ganjil menunjukkan proses penilaian sikap sosial oleh guru hanya dilakukan secara observasi semata. Selain itu guru juga tidak pernah menyisipkan wawasan teknologi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu diperlukan suatu instrumen penilaian yang tepat, berkualitas, mudah digunakan dan berwawasan teknologi.

Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti mengembangan instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik kelas X semester ganjil MA Subulas Salam menggunakan media One Drive, peneliti menggunakan media One Drive dikarenakan agar peserta didik dapat memanfaatkan teknologi dengan baik. Selain itu dengan media One Drive peserta didik dapat menghemat

penggunaan kertas serta dapat diisi dimana saja dengan menggunakan gawai atau laptop selagi terhubung dengan jaringan internet. Peneliti ingin mengemas suatu penilaian yang lebih simpel serta memudahkan peserta didik dan dewan guru.

Instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik ini terdiri dari 70 butir pernyataan, yang terkadung di dalam 7 kompetensi dasar (KD), 13 indikator, pada KI 3 dan KI 4 kurikulum 2013 edisi revisi 2018. Sikap yang di ukur adalah jujur, percaya diri, disiplin, tanggung jawab, toleransi, santun, serta gotong royong. Dengan memakai skala Likers yang terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu, skor 1 apabila perserta didik tidak pernah melakukan, skor 2 apabila peserta didik kadang-kadang melakukan, skor 3 jika peserta didik cukup sering melakukan, 4 apabila peserta sering melakukan dan skor 5 jika peserta didik selalu melakukan. Jenis penelitian dan pengembangan yang peneliti buat mengacu pada model Sugiono dengan membatasi hanya memakai sembilan langkah, yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) analisis data.

Dalam mengembangan instrumen agar lebih berkualitas, maka peneliti melakukan uji validitas dan uji realibilitas. Data yang diperoleh dari uji validitas tersebut adalah nilai r tabel sebesar 0,2638. Karena keseluruhan r hitung > dari r tabel maka dapat dinyatakan bahwa seluruh item instrumen penilaian dinyatakan valid (baik). Sedangkan dari uji realibilitas yang dilakukan oleh peneliti

(4)

didapatkan data r tabel sebesar 0,238. Maka 0,756 > dari 0,238. Jadi dapat disimpulkan bahwa angket penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik dinyatakan reliabel atau terpercaya sebagai alat pengumpul data dalam penelitian.

Dari hasil uji coba produk diketahui bahwa dari 40 responden, sebesar 60% memiliki sikap sosial yang tinggi, berarti bahwa peserta didik memiliki sikap sosial yang sangat baik, yang memiliki total skor jawaban responden antara X ˂ 168. Sedangkan sebesar 40% dari 40 responden memiliki sikap sosial yang sedang yang memiliki total skor jawaban responden antara 168 ≤ 252. Sehingga dapat disimpulkan hasil dari pengembangan penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia Kelas X MA Subulas Salam semester ganjil menggunakan media One Drive dikategorikan baik dan layak digunakan.

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran adalah suatu proses yang dirancang untuk membentuk insan manusia yang lebih baik. Proses pembelajaran diciptakan sesuai dengan keadaan, harus ada komunikasi yang interaktif baik antara pendidik dan peserta didik, agar dapat meraih tujuan yang telah direncanakan pada suatu kompetensi yang telah ditetapkan. Di dalam suatu pembelajarn harus ada penilaian untuk mengetahui sejauh mana hasil dan kompetensi yang telah didapat, serta sebagai bahan evaluasi selama proses pembelajaran berlangsung. “Penilaian adalah proses pengumpulan informasi tentang peserta didik (melalui berbagai sumber bukti), berkenaan apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka dapat lakukan” (Wahyuni, 2014:2).

Dalam proses pembelajaran penilaian berfungsi sebagai cara untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, mengevaluasi kelemahan selama

pembelajaran, serta meningkatkan kualitas kompetensi yang telah dilaksanakan.

Pada suatu penilaian harus dilaksanakan secara komprehensif terhadap proses dan hasil belajar dari peserta didik, baik dari segi sikap spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), Pengetahuan (KI-3) serta ketrampilan (KI-4). Hal tersebut terdapat dalam kurikulum 2013 yang sudah merangkum tiga aspek dalam suatu sistem

kompetensi pendidikan.

Pada tahun 2013, Kemendikbud telah menerbitkan Kurikulum 2013 guna mendidik generasi penerus yang lebih berkualitas dalam menghadapi masa depan.

Kurikulum 2013 mengembangkan kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang lebih mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap pada pendidikan dasar dan menengah (Kemdikbud, 2013).

Kurikulum 2013 mulai diterapkan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia pada tahun 2013 secara bertahap. Sejalan dengan kurikulum 2013,

(6)

2

penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.

Di era saat ini peserta didik dihadapkan dengan globalisasi yang setiap waktu terus mengalamai perubahan. Jika tidak dipersiapkan maka peserta didik akan

tertinggal oleh perkembangan zaman. Dalam mempersiapkan hal tersebut pendidikan harus disusun sebaik mungkin, tidak hanya mementingkan kecerdasan pikiran, tapi juga sikap dan ketrampilan. Semuanya harus seimbang agar terciptanya suatu

pendidikan yang berkualitas. Menurut Kemendikbud, dalam Peraturan Pemerintah No 32 tahun 2013 mengenai Standart Nasional Pendidikan, penilaian sikap sangatlah penting dilakukan dalam pendidikan.

Penilaian sikap pada kurikulum 2013 terdapat dua jenis, yaitu sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2). Selain sikap spiritual yang sangat penting dinilai oleh pendidik, sikap sosial juga sangat penting dinilai, mengingat degradasi moral yang terus terjadi pada pendidikan nasional. Maka dari itu pendidikan dan penilaian sikap sosial harus benar-benar ditekankan pada pesesrta didik. “Mengingat besarnya peran asesmen dalam pembelajaran, maka hal yang sangat tepat jika dalam asesmen diintergrasikan dengan nilai-nilai luhur bangsa kita, seperti nilai sikap sosial”

(Wahyuni, 2018:2).

Dalam penilaian sikap sosial (KI-2) terdapat beberapa cara penilaian,

diantaranya adalah jurnal, penilaian teman sejawat, observasi, penilaian diri. Penilaian sikap sosial harus dilakukan secara transparan dan objektif, agar guru bisa mengetahui hasil belajar yang telah dicapai. Dengan cara penilaian tersebut diharapkan akan menghasilkan penilian yang berkualitas dan berguna bagi proses pendidikan yang telah berlangsung.

Kurikulum 2013 bertujuan utuk pendidikan karakter, yang terdiri dari aspek sikap spiritual dan sikap sosial. Adapun didalam “sikap sosial (KI2) terdiri dari butir- butir nilai yaitu jujur, disiplin, toleransi, tanggung jawab, gotong royong, proaktif dan responsif, santun dan sopan, serta percaya diri” (Wazdy, 2014:148). Butir nilai

(7)

3

tersebut dapat menjadi pedoman guru dalam mengimplementasikan (KI2) dalam suatu pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu nilai-nilai dari (KI2) dapat dijadikan sebagai acuan dalam penilaian sikap sosial peserta didik.

Dengan adanya (KI-2) yang terimplementasi di dalam pembelajaran, secara tidak langsung akan mengajarkan peserta didik untuk berinteraksi kepada masyarakat, berprilaku sopan, menghargai orang yang lebih tua atau guru, dan bertutur kata dengan baik. Hal tersebut sudah sangat jarang ditemukan pada anak muda saat ini, efek

samping dari perkembangan zaman membuat anak muda semakin kehilangan moral, oleh sebab itu pendidikan harus dapat menjawab tantangan yang sudah nyata. Adanya Kurikulum 2013 diharapkan mampu menjawab persoalan tersebut. Penilain yang baik akan dapat mengetahui berhasil dan tidaknya suatu pembelajaran.

Adapun jenis-jenis penilaian pada kurikulum 2013 sangatlah beragam, slah satunya adalah penilaian diri. “Self assessment atau penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana individu dapat menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya” (Mimin, 2012:2). Melalui Self assessment, individu belajar untuk menilai sikap, kemampuan dan ketrampilan pada dirinya sendiri. Selain itu melalui penilaian diri peserta didik diajarkan untuk jujur dan terbuka kepada dirinya sendiri dan orang lain dengan tujuan untuk memperbaiki diri. Agar menjadi penilai yang cakap atas pekerjaannya sendiri, peserta didik harus memiliki tujuan-tujuan yang jelas, kesempatan untuk membantu membuat definisi dari kerja yang berkualitas, tanggapan, dan kesempatan untuk memperbaiki pekerjaan sebelum mereka menjalankannya.

Dengan adanya instrumen penilaian yang valid dan reliabel, guru setidaknya dapat mengetahui sikap positif atau negatif peserta didik terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut sangatlah diperlukan oleh semua guru dalam mengontrol sikap peserta didik. Dengan instrumen penilaian yang jelas guru akan lebih mudah dalam menilai perkembangan sikap peserta didik, terutama pada

sekolahan pelosok (swasta) seperti MA Subulas Salam, instrumen penilaian yang valid dan reliabel sangatlah penting dalam mendorong perkembangan sikap peserta didik.

(8)

4

Karena selama ini guru-guru di pelosok desa cenderung menilai sikap peserta didik dengan asumsinya sendiri, bukan dengan instrumen penilaian yang baik.

Penilaian sangat penting dilakukan agar guru dan peserta didik mengetahui sejauh mana hasil pembelajaran yang telah dilakukan. “Penilaian merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Penilaian diharapkan memberikan umpan balik yang objektif terhadap apa yang telah dipelajari oleh peserta didik dan digunakan pula untuk mengetahui efektifitas pembelajaran” (Kusaeri, 2014:14). Penilaian yang baik memerlukan instrumen yang terstruktur, banyak penelitian mengenai penilaian sikap sosial peserta didik. Salah satunya adalah penelitian Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Disiplin Pada Pembelajaran Bahasa Prancis Tingkat SMA kelas X SMAN 2 Magelang (Titis, 2016:2).

Penelitian tersebut masih terfokus pada satu butir sikap sosial, yaitu disiplin.

Dalam penilaian kurikulum 2013 guru harus menilai sikap sosial peserta didik

sejumlah butir-butir indikator yang sudah disiapkan. Oleh karena itu peneliti bertujuan mengembangan penilaian sikap sosial yang lebih kompleks, dan sesuai dengan KD yang akan dilaksanakan.

Selain itu penelitian Titin Mangesti hanya memakai 6 model pengembangan yaitu : (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi produk, (5) revisi produk, dan (6) uji coba produk. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti memakai 9 model pengembangan Sugiono yang terdiri dari (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba produk, (9) analisis data.

Peneliti memakai 9 model ini bertujuan untuk menghasilkan suatu instrumen penilaian yang layak dan berkualitas.

Dalam skripsi Instrumen Penilaian Sikap Disiplin Pada Pembelajaran Bahasa Prancis Tingkat SMA kelas X SMAN 2 Magelang (Titin, 2016:4) ini terfokus pada pelajaran bahasa Prancis, sedangkan pelajaran tersebut tidak ada di setiap sekolah, oleh karena itu peneliti akan mengembangkan instrumen pada pelajaran bahasa Indonesia, yang ada disetiap pelajaran Sekolah Menengah Atas (SMA/Sederajat).

(9)

5

Selain itu peneliti juga akan mengembangkan media penilaiannya dengan membuat instrumen berupa daring. Tujuannnya adalah untuk mengajarkan kepada peserta didik agar tidak ketinggalan mengenai teknologi, serta membuat instrumen agar lebih menarik.

Sumberdaya manusia (pendidik) yang kurang mumpuni di pelosok desa membuat kurikulum 2013 yang digadang-gadang sebagai pendidikan karakter, kurang berjalan dengan baik. Apalagi peserta didik pada saat ini sudah memasuki era milenial, yang di mana teknologi sangatlah berpengaruh dalam kehidupan peserta didik. Guru harus menerapkan kemajuan teknologi disetiap pembelajaran agar peserta didik lebih antusias dan bersemangat dalam menuntut ilmu. Begitupun dari segi penilaian, dengan kemajuan teknologi guru dan wali murid akan sangat mudah dalam mengetahui

perkembangan peserta didik. Ada berbagai cara untuk mengenalkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi, misalnya membuat penilaian berbasis teknologi One Drive.

Media tersebut adalah ruang penyimpanan daring Microsoft yang dapat digunakan untuk menyimpan, mengedit, dan berbagi dokumen serta fail lainnya. One Drive dapat diakses dari komputer, gawai, atau salah satu perangkat yang digunakan.

Hal tersebut sangat menarik jika dipraktikkan pada peserta didik terutama di sekolah pelosok. Selain itu pemanfaatan teknologi tersebut menghemat biaya dan ramah lingkungan karena tidak membutuhkan kertas yang banyak.

Penelitian ini difokuskan pada pengembangan instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial (KI-2) peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X MA Subulas Salam Menggunakan media One Drive.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana pengembangan instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X semester ganjil MA Subulas Salam menggunakan media One Drive?

(10)

6

2) Bagaimana hasil pengembangan instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X semester ganjil MA Subulas Salam menggunakan media One Drive?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dapat ditentukan sebagai berikut:

1) Mendiskripsikan pengembangan instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X semester ganjil MA Subulas Salam menggunakan media One Drive.

2) Mengetahui hasil pengembangan instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X semester ganjil MA Subulas Salam menggunakan media One Drive.

1.4 Spesifikasi Produk

Produk yang akan dikembangkan adalah berupa instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang valid dan reliabel guna memudahkan guru dalam pelaksanaan. Instrumen yang dirancang menggunakan skala Likert dengan 5 kriteria penilaian. Kriteria penilaian yang digunakan yaitu berupa skor dari angka 1 sampai angka 5. Skor bernilai 1 apabila peserta didik tidak pernah melakukan sama sekali. Skor bernilai 2 apabila peserta didik kadang-kadang melakukan. Skor bernilai 3 apabila peserta didik cukup sering melakukan. Skor bernilai 4 apabila peserta didik Sering melakukan. Dan skor bernilai 5 apabila peserta didik selalu melakukan sesuai dengan pernyataan.

Instrumen penilaian ini didesain menggunakan media One Drive berupa

penilaian diri dengan teknik non tes. Penilaian ini mencakup sikap sosial peserta didik, yang terdiri dari sikap jujur, percaya diri, disiplin, tanggung jawab, toleransi, santun, dan gotong royong.

(11)

7

Kelebihan produk ini yaitu dapat digunakan dengan mudah karena penilaian hanya membutuhkan jaringan internet yang bisa diisi peserta didik dimanapun, dan ekonomis karena tidak memerlukan banyak kertas, serta tidak menyita banyak waktu guru dalam mengelola data dikarenakan hasil tanggapan yang telah diisi peserta didik dapat langsung masuk secara otomatis dan dapat dilihat pada aplikasi excel.

1.5 Manfaat Pengembangan

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai nilai guna sebagai berikut:

1) Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai acuan peneliti

selanjutnya untuk lebih mengembangkan penelitian sikap sosial (KI2) terhadap peserta didik. Selain itu penelitian ini dapat memberikan pengalaman serta wawasan mengenai penilian diri yang berwawasan teknologi agar peserta didik tidak ketinggalan oleh perkembangan zaman.

2) Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia MA Subulas Salam untuk membuat instrumen penilaian sikap sosial (KI-2) yang efektif, efisien dan trasnparan. Memberikan penilaian yang edukatif kepada peserta didik.

3) Bagi Pengawas Sekolah

Produk penelitian diharapkan dapat dijadikan oleh para pengawas sekolah sebagai salah satu model penilain sikap sosial peserta didik yang nantinya bisa

dipraktekkan di Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) lain, tidak hanya di MA Subulas Salam. Selain itu juga dapat meningkatkan kualitas sekolah yang diawasi.

(12)

8

1.6 Asumsi

Asumsi yang menjadi alasan pengembangan instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X MA Subulas Salam adalah:

1) Banyaknya pengajar atau guru yang hanya menggunakan pengamatan sebagai metode pengambilan nilai sikap sosial pada peserta didik.

2) Penilaian sikap sosial yang hanya menggunakan metode pengamatan pada peserta didik tidak cukup valid untuk dijadikan dasar pengambilan nilai.

1.7 Ruang Lingkup dan Keterbatasan 1) Ruang Lingkup

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik dengan menggunakan media One Drive. Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat pencapaian

kompetensi yang dipelajarinya, dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Dengan penilaian diri maka peserta didik akan mengerti pencapaian kompetensi yang didapatkan selama proses pembelajaran. Selain itu peneliti memilih penilaian diri sebagai teknik pengambilan nilai sikap sosial peserta didik bertujuan untuk mengajarkan kejujuran dalam menilai atau mengukur kemampuan dirinya sendiri.

Dalam penelitian ini peneliti tidak memasukan semua sikap sosial sebagai aspek penilaiannya. Peneliti hanya mencantumkan aspek sikap sosial yang sesuai dengan kompetensi dasar (KD) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Semester Ganjil MA Subulas Salam. Aspek sikap sosial tersebut yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, santun, dan gotong royong.

2) Keterbatasan

(13)

9

Selain itu, dalam produk pengembangan ini ada beberapa kekurangan yang tidak bisa dipungkiri oleh peneliti. Di antaranya adalah jika tidak ada koneksi internet maka produk ini tidak bisa digunakan, karena jaringan internet adalah modal utama agar tehubung dengan media One Drive. Selain itu dalam memanfaatkan produk ini harus ada fasilitas yang menunjang seperti gawai, noteebook, laptop atau komputer.

1.8 Definisi Istilah

Istilah-istilah operasional yang akan digunakan dalam penelitian pengembangan ini antara lain:

1) Penilaian merupakan suatu cara atau proses yang terstruktur, bertujuan untuk mengetahui hasil pencapaian belajar peserta didik, sebagai bahan dalam meningkatkan kualitas dari pendidikan.

2) Instrumen merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data atau informasi.

3) Sikap merupakan suatu keadaan internal yang mempengarui pilihan tindakan individu terhadap pribadi, peristiwa dan obyek.

4) Pengembangan, adalah prosedur membuat instrumen melalui tahapan mengkaji teori untuk merumuskan dimensi dan aspek penilaian, membuat kisi-kisi dan membuat butir soal, menyusun rubrik dan kriteria penyekoran, serta melakukan uji coba instrumen.

5) Sikap sosial (KI-2), ialah perilaku yang menekankan perasaan, emosi, atau derajat tingkat penolakan atau penerimaan terhadap suatu objek.

6) One Drive adalah ruang penyimpanan daring Microsoft yang digunakan untuk menyimpan, mengedit, dan berbagi dokumen serta fail lainnya.

(14)

66 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Pengembangan instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester ganjil MA Subulas Salam di lakukukan melalui beberapa proses, dengan berpedoman pada Sugiono (2015: 47) dengan membatasi hanya memakai sembilan langkah, yaitu:

1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) analisis data.

Pengembangan instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik kelas X Semester Ganjil MA Subulas Salam menggunakan media One Drive, peneliti menggunakan media One Drive dikarenakan agar peserta didik dapat memanfaatkan teknologi dengan baik. Selain itu dengan media One Drive peserta didik dapat menghemat penggunaan kertas serta dapat diisi dimana saja dengan menggunakan gawai atau laptop selagi terhubung dengan jaringan internet. Peneliti ingin mengemas suatu penilaian yang lebih simpel yang memudahkan peserta didik dan dewan guru.

Untuk mendapatkan data yang valid, peneliti melakukan uji validitas data.

Dari hasil uji validitas yang dilakukan oleh penelitian berdasarkan kriteria dengan ketentuan df atau degree of freedom yang sudah didapat (df=38, dengan sig 5%) dan dengan meliat tabel r dapat disimpulkan bahwa nilai r tabel adalah sebesar 0,2638. Karena keseluruhan r hitung > dari r tabel maka dapat dinyatakan bahwa seluruh item instrumen penilaian valid. Jadi, instrumen penilaian yang dibuat oleh peneliti memiliki kecermatan pengukuran yang baik.

Sedangkan dari uji realibilitas yang dilakukan oleh peneliti didapatkan data r tabel sebesar 0,238. Maka 0,756 > dari 0,238. Jadi dapat disimpulkan bahwa angket penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik dinyatakan reliabel atau terpercaya sebagai alat pengumpul data dalam penelitian.

(15)

67

Dari hasil uji coba produk diketahui bahwa dari 40 responden, sebesar 60% memiliki sikap sosial yang tinggi, yang berarti bahwa peserta didik memiliki sikap sosial yang sangat baik, dengan kategori sifat jujur, percaya diri, disiplin, tanggung jawab, toleransi, santun dan gotong royong, yang memiliki total skor jawaban responden antara X ˂ 168. Sedangkan sebesar 40% dari 40 responden memiliki sikap sosial yang sedang, dengan kategori sifat jujur, percaya diri,

disiplin, tanggung jawab, toleransi, santun dan gotong royong, yang memiliki total skor jawaban responden antara 168 ≤ 252.

Dari data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X MA Subulas Salam semester ganjil menggunakan media One Drive dapat mengetahui sikap sosial peserta didik dengan baik.

5.2 Saran

Bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang akan mengembangkan instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial peserta didik agar diperhatikan karakter peserta didik dan kondisi lingkungan sekolahnya.

Bagi peserta didik harus jujur dalam memberikan tanggapan saat mengisi instrumen penilaian diri untuk mengukur sikap sosial walaupun tanpa pengawasan oleh guru bidang studi.

Bagi peneliti diharapkan agar dapat mengembangkan instrumen penilaian diri yang dapat mencangkup keseluruhan aspek tidak hanya sikap sosial tapi juga sikap spiritual, yang berwawasan teknologi, agar peserta didik tidak lagi

ketinggalan zaman.

(16)

67

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2010. Panduan Pendidikan Karakter di SMP. Jakarta: Balitbang Depdiknas.

Ekawati, Estina dan Sumaryanta. 2011. Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Matematika SD/SMP. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika.

Haryati, Mimin. 2007. Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Haryati, Mimin. 2013. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Referensi.

Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.

Kemendikbud. 2015. Panduan Penlaian untuk Sekolah Menengah Pertama.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan.Yogyakarta: Graha Ilmu 2012.

(17)

68

Muchtar, H. 2010. Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur - No.14/Tahun ke-9/Juni 2010.

Universitas Negeri Jakarta.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nasution. 2006. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Pembelajaran. Jakarta:

Bumi Aksara.

Reslawati. 2007. Komunika Majalah Ilmiah Komunikasi dalam Pembangunan.

Palembang: LIPI.

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta.

Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Titis. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Disiplin Pada

Pembelajaran Bahasa Prancis Tingkat SMA kelas X SMAN 2 Magelang.

Skripsi Tidak diterbitkan. Yogyakarta:Universitas Negri Yogyakarta.

Wahyuni, S., Abd. Syukur. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa Bandung: PT.

Refika Aditama.

Wazdy, Salim dan Suyitman. 2014. Memahami Kurikulum 2013 Panduan Praktis untuk Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Yogyakarta:

Teras.e

(18)

69

Widiyanto, Joko. 2010. SPSS for Windows Untuk Analisis Data Statistik dan Penelitian. Surakarta: BP-FKIP UMS.

Widyastuti, Yeni. 2014. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kusumaningtyas, Lydia Ersta. 2012. Membentuk Sikap Sosial Anak Melalui Permainan Kelompok. Jurnal Ilmiah Widya Wacana, (Daring), 8 (1): 99, https://www.ejurnal.unisri.ac.id, diakses 1 Januari 2020.

Wahyuni, S., Junaidi, Mustangin. (2018, 21-22 Desember). Integration of Gotong Royong Indonesian Culture in Assessing Students’ Social Attitudes. Paper presented at Workshop on Multidisciplinary Aplication, UNS, Indonesia.

Publish EAI. Retrieved from http://dx.doi.org/10.4018/eai.21-12- 2018.2282785

Referensi

Dokumen terkait

Eksploitasi Hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya dilakukan terhadap komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, misalnya kayu hutan yang digunakan untuk bahan bangunan

(2) Perpustakaan Umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai tempat menghimpun, mengolah,

Kedua, guru yang sudah senior enggan merubah pola pembelajaran klasik karena pola pembelajaran klasik dinilai sudah cukup menghantarkan siswa pada nilai yang harus

 Dari kecepatan maksimal perpindahan node sebesar 5 m/s hingga 20 m/s, Routing Overhead yang dihasilkan pada area dengan luas 1000 m x 1000 m memiliki nilai yang

Pengaruh misi budaya merantau etnik Bugis terhadap keputusan dan pilihan yang menggambarkan strategi-strategi adaptasi para perantau etnik Bugis untuk mengatasi

Kebijakan perundang-undangan yang ada masih belum memberikan pembagian urusan yang jelas dalam bidang kepurbakalaan, alokasi sumber daya manusia dan anggaran yang tidak

Administrasi publik saat ini yang mengedepankan kepuasan masyarakat (citizen first) lewat paradigma New Publik Service , sudah merupakan hal wajib

Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, makalah ini akan membahas penggunaan skema kriptografi kunci publik dengan memanfaatkan algoritma ECC sebagai lapisan