BAB II
Landasan Teori
1. Pengertian Produksi
Pengertian produksi menurut Assauri (1978:07) adalah suatu kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan sesuatu barang atau jasa untuk kegiatan dimana dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills. Sedangkan pengertian produksi menurut Ahyari (1984:01) produksi adalah suatu kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Produksi juga diartikan sebagai proses penciptaan barang dan jasa dengan melakukan perubahan-perubahan terhadap input atau masukan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai lebih dimata pelanggan maka diperlukan serangkaian metode, untuk melaksanakan produksi. Strategi produksi adalah serangkain metode untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai kehendak konsumen dalam hal jumlah, kualitas, harga serta waktu dengan pengombinasikan faktor-faktor bahan baku, tenaga kerja, modal, dan teknologi dalam rangka mencapai keuntungan.
Ada beberapa strategi produksi yang perlu dilakukan oleh eksportir di antaranya adalah:
a. Produksi dengan ciri inovatif
Strategi perusahaan untuk menawarkan produk dengan bentuk dan fungsi yang lebih banyak dari pada produk pesaing. Misalnya: dengan memberikan kualitas pada bahan baku untuk produk ekspor.
b. Produksi dengan mutu dan pelayanan tinggi
Strategi perusahaan untuk memberikan tekanan pada mutu atau sejenis layanan yang lebih baik dari produk pesaing.
c. Bentangan lini produksi
Strategi perusahaan untuk memperluas produk atau sejenisnya dengan ukuran atau model yang berbeda-beda dengan memberikan kualitas bahan baku yang bagus untuk menambah kualitas produk ekspor perusahaan.
d. Perbaikan produksi
Strategi perusahaan yang meliputi usaha untuk memperbaiki kerusakan atau memperpanjang waktu jaminan.
2. Pengembangan Produk
Dalam strategi produksi terdapat beberapa usaha pengembangan produk yang dapat dilaksanakan. Usaha tersebut diantaranya adalah:
a. Standarisasi
Suatu usaha untuk mendapatkan ukuran, jenis, kualitas, bahan baku, bentuk tertentu suatu barang. Dengan cara melakukan pemeriksaan sumber dari
bahan baku hal tersebut harus dilakukan dengan baik sehingga kemungkinan bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi berkualitas baik.
b. Simplifikasi
Usaha menghilangkan, mengurangi segala sesuatu yang berlebihan dalam proses produksi sehingga barang yang dihasilkan menjadi lebih berkualitas,dengan melakukan pemilihan bahan baku yang akan diproduksi sehingga bahan baku yang digunakan menghasilkan produk yang berkualitas.
c. Spesialisasi
Konsentrasi perusahaan pada suatu kegiatan atau lapangan tertentu saja.
Misalnya: kosentrasi dalam pemilihan kualitas bahan baku untuk produk ekspor, bahan baku yang dipilih lebih diperhatikan untuk meningkatkan kualitas barang yang akan diekspor oleh perusahaan.
d. Diversifikasi
Suatu usaha untuk menambah atau memperluas produk yang dibuat dan dijual. Usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk menambah produk baru yang dapat menarik para konsumen, dimana produk tersebut memiliki kualitas yang baik.
e. Identifikasi
Suatu usaha memberikan pengenalan perusahaan atau tanda pengenal bagi segala tingkat kegiatan dalam perusahaan.
3. Tahapan Produksi
Proses adalah kegiatan yang melibatkan manusia, mesin, dan metode untuk membentuk bahan baku menjadi produk jadi atau barang setengah jadi. Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa yang mempunyai nilai tambah. Sehingga proses produksi terdefinisikan dapat dinyatakan sebagai rangkaian aktivitas atau kegiatan yang diperlukan untuk mengolah input menjadi output yang memiliki nilai tambah (Handoko, 1995:25).
Tahapan Produksi yang berlangsung sebagai berikut:
1
2 3
Gambar 2.1
Bagan Proses Produksi Mebel Sumber: CV Aninda furniture, 2014
Pemilihan bahan baku
Proses Pembentukan
Perakitan
Finishing
Model mebel (buyer) Pembuatan
bagian mebel
Packing
a. Pemilihan Bahan Baku
Pemilihan bahan baku merupakan proses awal di dalam suatu proses produksi. Ini diperlukan agar hasil produksi dapat maksimal dan berkualitas sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan.
b. Proses Pembentukan
Dalam proses pembentukan ini, bagian-bagian produk yang sudah ditentukan sesuai pesanan dibentuk kerangkanya untuk kemudian disusun menjadi satu.
c. Proses Perakitan
Setelah proses pembentukan pola berlangsung maka dilaksanakan proses perakitan, merangkai bahan-bahan yang telah dipotong dan dibentuk sesuai dengan pola pesanan.
d. Proses Finishing
Barang yang sudah dikerjakan di bagian produksi kemudian dikirim ke bagian finishing. Pada bagian ini, ketika kondisi barang dianggap belum sempurna maka barang akan dikembalikan ke bagian produksi untuk dibenahi. Sedangkan apabila kondisi barang dianggap sempurna maka akan dilakukan proses selanjutnya seperti pengamplasan dan pengecatan barang.
e. Proses Packing
Proses terakhir dalam kegiatan produksi. Barang yang sudah dianggap baik dan layak dipasarkan akan dibungkus sesuai dengan jenis barang. Proses packing yang dilakukan CV Aninda Furniture yaitu:
1) Produk diberi Hang tag.
2) Dibersihkan dengan menggunakan pledge.
3) Diberi silica gel untuk menyerap kelembaban.
4) Kemudian dilapisi dengan menggunakan kertas lilin.
5) Setelah dilapisi kertas lilin selanjutnya dilapisi dengan kardus protector.
6) Pada lapisan terakhir dilapisi dengan single face.
7) Selanjutnya ditali dengan tali raffia.
8) Setelah proses packing selesai diberi label packaging.
4. Kualitas Produk dan Faktor yang Mempengaruhi a. Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan hal utama dalam suatu perusahaan, kualitas merupakan salah satu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberi kepuasan kepada konsumen yang melebihi atau sama dengan kualitas produk pesaing.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Dalam hal mutu suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan kadang mengalami keragaman. Hal ini disebabkan mutu suatu produk itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana faktor-faktor ini dapat menentukan bahwa suatu produk dapat memenuhi standar yang telah ditentukan atau tidak.
1) Manusia
Peranan manusia atau karyawan yang bertugas dalam perusahaan akan sangat mempengaruhi secara langsung terhadap baik buruknya kualitas dari
produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Maka aspek manusia perlu mendapat perhatian yang cukup. Perhatian tersebut dengan mengadakan pelatihan, pemberian motivasi, kesejahteraan dan lain-lain.
2) Mesin dan Peralatan
Mesin serta peralatan yang digunakan dalam proses produksi akan mempengaruhi terhadap kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.
Peralatan yang kurang lengkap serta mesin yang sudah kuno dan tidak ekonomis akan menyebabkan rendahnya kualitas dan produk yang dihasilkan, serta tingkat efisiensi yang rendah. Akibatnya biaya produksi menjadi tinggi, sedangkan produk yang dihasilkan kemungkinan tidak akan terjual dipasaran.
Hal ini akan mengakibatkan perusahaan tidak dapat bersaing dengan perusahaan lain.
3) Sumber Daya Alam
Keadaan sumber daya alam sangatlah berpengaruh dalam menghasilkan bahan baku yang berkualitas. Ikilim yang kurang baik akan menyebabkan pengaruh terhadap produk yang dihasilkan, akibatnya produk yang dihasilkan tidak dapat bersaing dengan produk lain.
5. Standar Produksi
Standar produk merupakan pedoman yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan proses produksi. Standar produksi memberikan data sebagai dasar untuk keputusan-keputusan dalam memproduksi barang. Penggunaan standar produksi dalam suatu perusahaan merupakan salah satu keberhasilan perusahaan, dengan adanya standar produksi maka perusahaan akan menghasilkan produk yang
baik walaupun pada kenyataannya tidak semua produk yang dihasilkan itu seluruhnya baik tetapi setidaknya produk yang tidak sesuai dengan standar tidak terlalu banyak.
6. Standarisasi Produk Mebel
Sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) merupakan sistem pelacakan yang disusun untuk memastikan legalitas sumber kayu yang beredar dan diperdagangkan di Indonesia. Sistem verifikasi legalitas kayu dikembangkan untuk mendorong implementasi peraturan pemerintah yang berlaku terkait perdagangan dan peredaran
hasil hutan yang legal di Indonesia. Sistem verifikasi legalitas kayu diterapkan di Indonesia untuk memastikan agar semua produk kayu yang beredar dan diperdagangkan di Indonesia memiliki status legalitas yang meyakinkan. Konsumen di luar negeri pun tidak perlu lagi meragukan legalitas kayu yang berasal dari Indonesia. Para petani dari hutan rakyat dan masyarakat adat dapat menaikkan posisi tawar dan tidak perlu risau hasil kayunya diragukan kualitasnya ketika mengangkut kayu untuk dijual. Para produsen mebel yakin akan legalitas sumber bahan baku kayunya sehingga lebih mudah meyakinkan para pembelinya di luar negeri.
Keberadaaan SVLK telah mendapat dukungan luas baik dari pihak pemerintah, swasta, asosiasi pengusaha kehutanan, perwakilan masyarakat adat, LSM kehutanan dan masyarakat adat, dan para perwakilan institusi pendidikan terkemuka di Indonesia (http://silk.dephut.go.id).
Manfaat SVLK adalah:
a. Membangun suatu alat verifikasi legalitas yang kredibel, efisien dan adil sebagai salah satu upaya megatasi persoalan penebangan liar.
b. SVLK memberi kepastian bagi pasar di Eropa, Amerika, Jepang, dan negara- negara tetangga bahwa kayu dan produk kayu yang diproduksi oleh Indonesia merupakan produk yang legal dan berasal dari sumber yang legal.
c. Memperbaiki administrasi tata usaha kayu hutan secara efektif.
d. Menjadi satu-satunya sistem legalitas untuk kayu yang berlaku di Indonesia Tujuan dari SVLK antara lain:
a. Membangun suatu alat verifikasi legalitas yang efisien sebagai salah satu upaya mengatasi persoalan penebangan liar.
b. Meningkatkan daya saing produk kehutanan Indonesia.
c. Meningkatkan daya saing produk perkayuan Indonesia d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
7. Pengendalian kualitas
a. Pengertian Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas merupakan salah satu faktor yang penting bagi setiap perusahaan industry. Dengan adanya pengendalian kualitas akan menjamin bagi perusahaan untuk mendapatkan mutu barang dengan hasil yang baik dan memuaskan. Apabila di dalam perusahaan tidak melaksanakan pengendalian kualitas dengan baik, maka mutu barang yang dihasilkan tidak memuaskan. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pengertian pengendalian kualitas tersebut, berikut ini dikemukakan berbagai definisi dari para ahli, yaitu:
Menurut (Ahyari, 1992:239), pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan.
Berdasarkan pendapat tersebut maka pengendalian kualitas yaitu suatu proses pengaturan bahan baku sampai menjadi produk akhir dengan memeriksa atau membandingkan standar yang telah ditetapkan. Dengan adanya pengendalian kualitas maka diharapkan penyimpangan-penimpangan yang muncul dapat dikurangi dan proses produksi dapat diarahkan pada tujuan yang ingin dicapai.
b. Maksud dan Tujuan Pengendalian Kualitas
Maksud dan tujuan pengendalian kualitas adalah untuk mengetahui produk yang telah ditetapkan sebagai standar dan dapat dilihat pada produk akhir yang tujuannya agar barang hasil produksi sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Apabila dalam proses produksi perusahaan dapat mencapai kualitas yang telah ditetapkan, maka produk yang dihasilkan dapat bersaing dengan produk lain. Selain itu biaya produksi menjadi rendah dengan dilaksanakan pengendalian kualitas maka kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh produk yang tidak memenuhi standar mutu dapat dikurangi sekecil mungkin hal ini menyebabkan biaya produksi menjadi rendah.
c. Pengawasan Selama Proses Produksi
Pengawasan terhadap proses ini adalah pengawasan atas bahan-bahan yang digunakan untuk proses produksi, mulai dari bahan baku sampai dengan finishing.
d. Pengawasan barang Jadi
Walaupun telah diadakan pengawasan mutu dalam tingkat proses, hal ini tidak dapat menjadi jaminan bahwa tidak ada barang atau hasil produksi yang rusak atau cacat. Untuk menjaga agar produk yang dihasilkan cukup baik dan
memperkecil resiko kerusakan terhadap barang hasil produksi maka diperlukan pengawasan atas barang jadi atau hasil akhir.
8. Standarisasi perusahaan a. Pengertian EPTIK
Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (ETPIK) adalah perusahaan atau badan usaha industri kehutanan yang telah memiliki ijin usaha industri yang diterbitkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mendapat pengajuan sebagai ETPIK dari direktur jenderal perdagangan luar negeri, untuk mendapatkan pengakuan sebagai ETPIK perusahaan industri mengajukan permohonan tertulis kepada Direktorat jenderal industri pertanian dan kehutanan. Permohonan sebagaimana yang dimaksud harus dilengkapi dokumen sebagai berikut:
a. Berita acara pemeriksaan fisik industri dan rekomendasi dari instansi teknis di daerah yang membina industri kehutanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Fotokopi Izin Usaha Industri (IUI) atau Tanda Daftar Industri (TDI).
c. Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
d. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
e. Fotokopi Akte Notaris Pendirian Perusahaan beserta perubahannya sesuai peraturan yang berlaku.
b. Tujuan ETPIK:
Untuk lebih meningkatan ekspor barang jadi khususnya produk furniture serta untuk memanfaatkan potensi hutan secara optimal tanpa harus mengganggu
konservasi alam, pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan. Salah satunya adalah dengan adanya ETPIK. Tujuan yang diharapkan pemerintah dengan adanya kebijakan tersebut antara lain:
1) Mengurangi atau mencegah pencurian kayu baik dalam hutan 2) Mendorong pengembangan industri hilir perkayuan di dalam negeri.
3) Mengurangi persaingan tidak sehat antara pengusaha furniture 9. Manajemen Mutu
ISO 9001: 2000 adalah standar internasional sistem manajemen kualitas, menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari sistem manajemen kualitas yang bertujuan untuk menjamin bahwa perusahaan akan memberikan produk dengan persyaratan yang ditetapkan (Gaspersz:2005).
a. Tujuan Penerapan ISO 9001 (Sudiyono:2007):
1) Perbaikan sistem manajemen mutu perusahaan 2) Persyaratan sertifikasi
3) Perbaikan kinerja perusahaan b. Manfaat menerapkan ISO 9001:
1) Menjamin konsistensi produk 2) Meningkatkan mutu produk
3) Menghilangkan ketergantungan pada individu 4) Meningkatkan kepercayaan pelanggan 5) Meningkatkan citra perusahaan
10. General of Certificate Conformity
General of Certificate Conformity (GCC) adalah dokumen yang diperlukan untuk
setiap eksportir produk furniture yang digunakan di Amerika Serikat dan memiliki aturan keamanan atau standar yang ditegakkan di bawah Consumer Product Safety Commission (CPSC) .
a. Petunjuk cara mengisi General Certificate of conformity ( ):
1) Menjelaskan produk dengan detail 2) Jumlah Purchase Order
3) Jumlah vendor style
4) Menuliskan tanggal, bulan dan tahun ketika produk tersebut selesai diproduksi oleh perusahaan.
5) Menuliskan nama lengkap, nomor telephone dan alamat email dari produsen asing atau domestik.
6) Menulis informasi laboraturium pengujian produk.
Tabel 3.2 Gambar General certificate of conformity
Sumber: (
b. Tujuan General certificate of conformity:
Melindungi konsumen dari resiko cedera serius atau kematian, termasuk produk- produk yang menimbulkan kebakaran, listrik, kimia, atau bahaya mekanis atau bisa melukai.