• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DESAIN FORMULIR REKAM MEDIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS DESAIN FORMULIR REKAM MEDIS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DESAIN FORMULIR REKAM MEDIS

Rifani Putri Nedia1, Devid Leonard2

1 Prodi D-3 Rekam Medis, STIKES Dharma Landbouw Padang E-mail : [email protected]

2STIKES Dharma Landbouw Padang E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Desain formulir rekam medis merupakan suatu kegiatan untuk merancang formulir rekam medis yang disesuaikan dengan kebutuhan petugas kesehatan yang akan mengisi. Kelengkapan aspek fisik, dan anatomi formulir sangat berpengaruh dalam kelengkapan data rekam medis sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini dilatarbelakangi pada aspek fisik desain formulir rekam medis 80% bahan yang digunakan tidak sesuai standar, pada aspek anatomi 80% heading tidak lengkap, 40% instruction tidak ada. Tujuan dari penelitian untuk mendeskripsikan desain formulir rekam medis pada aspek fisik dan aspek anatomi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literature untuk menalaah jurnal mengenai desain formulir rekam medis dan dianalisis secara deskriptif yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang ada, analisa data dilakukan dengan (compare), k (contrast), (ctritize), (synthesize), (summarize) terhadap beberapa penelitian.

Hasil dari literature review pada 10 jurnal didapatkan bahwa pada aspek fisik tidak ada yang memenuhi secara teoritis, bahan dan ukuran kertas yang digunakan 60-70 gram, hal ini disebabkan karena kurangnya anggaran yang ada. Pada aspek anatomi tidak ada yang memenuhi kelengkapan komponen aspek anatomi secara lengkap meliputi heading, introduction, instruction, body, dan penutup. Hasil dari studi literatur didapatkan Aspek fisik formulir: bahan kertas yang digunakan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Aspek anatomi meliputi heading, introduction, instruction, body, dan penutup (close) pada formulir belum lengkap dan efektif, seperti belum mencantumkan kepala , formulir, belum adanya perintah , tidak adanya nomor edisi formulir, serta tidak ada penutup pada formulir. Sebaiknya penyedia pelayanan kesehatan terkait aspek fisik dan anatomi perlu memperhatikan prinsip- prinsip desain formulir rekam medis sehingga formulir yang dihasilkan efektif dan sesuai dengan kebutuhan pengguna formulir

Kata Kunci :Formulir, Desain Rekam Medis

ABSTRACK

Medical record form design is an activity to design a form that is tailored to the needs of health workers who will fill out a form. The completeness of the physical aspects, and the anatomy of the form are very influential in the completeness of the medical record data as needed. This research is motivated by the physical aspects of medical record form design 80% of the materials used are not up to standard, 80% of the headings are incomplete, 40% of the instructions are not there. The purpose of the study was to describe the design of the medical record form on the physical and anatomical aspects.The method used in this study is a literature study to examine journals regarding the design of medical record forms and analyzed descriptively by describing the existing facts, data analysis is done by looking for (compare), (contrast), (criticize), (synthesize),and (summarize). The results of a literature review in 10 journals showed that in the physical aspect none of them met theoretically, the material and paper size used was 60-70 grams, this was due to the lack of an existing budget. In the anatomical aspect, there is no complete completeness of the components of the anatomical aspect including heading, introduction, instruction, body, and closing (close).The results of the literature study showed that the physical aspect of the form: the paper material used was not in accordance with the established standards. Anatomical aspects include the heading, introduction, instruction, body and closing (close) on the form that is not complete and effective, such as not including the head (heading) of the form, the absence of instructions (instruction), the absence of an edition number of the form, and there is ( close) on the form. It is recommended that health service providers related to physical and anatomical aspects need to pay attention to the principles of medical record form design so that the resulting form is effective and in accordance with the needs of form users

(2)

PENDAHULUAN

Rumah Sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat, dalam pelaksanaan sebagai pemberi pelayanan, rumah sakit harus membuat pengelolaan rekam medis yang baik, karena menjadi aspek saat memberikan pelayanan untuk meningkatkan mutu rumahsakit.

Rekam Medis merupakan dokumen yang berisi catatan yang berkaitan dengan identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang didapatkan oleh pasien. Selain itu, rekam medis juga merupakan informasi tertulis dan rekaman yang berkaitan dengan identitas, anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa dan semua pelayanan serta tindakan medis yang didapatkan pasien dan perawatan, baik dirawat di rumah sakit atau rawat jalan atau menerima layanan darurat (PERMENKES RI No 269/MENKES/PER/III/2008, 2008).

Berkas rekam medis yaitu punya rumah sakit yang wajib dipelihara lantaran berguna bagi pasien, dokter, juga rumah sakit. Hal ini sejalan dengan pendapat(Setyowati, 2017) menyatakan “rekam medis dibutuhkan oleh rumah sakit untuk membagikan berita yang didapatkan dari pencatatan dan pengolahan data pasien sehingga dapat dimanfaatkan untuk membuat kebijakan, membuat keputusan, dan penilaian terhadap hal-hal yang terkait layanan yang diberikan”.

Desain formulir sangat mempengaruhi kelengkapan riwayat kesehatan pasien. Kelengkapan data ditentukan oleh kendala pada saat mengisi formulir. Formulir yaitu alat yang bermakna dalam mengendalikan organisasi dikarenakan berfungsi untuk memberikan kewajiban aktivitas, mencatat data pelayanan, membuat semua kejadian dalam bentuk tertulis agar tidak terjadinya kesalahan, dan menjadi sarana komunikasi..

Dokumen Rekam Medis mencakup beberapa formulir yang dibentuk oleh petugas rekam medis, seperti formulir ringkasan masuk dan keluar. Formulir ringkasan masuk dan keluar merupakan formulir rekam medis yang berfungsi untuk menuliskan resume riwayat penyakit mulai pasien masuk hingga pulang dari rumah sakit. Formulir ini memuat data pengenal pasien serta data analitik, termasuk resume penyakit sebelumnya, diagnosa awal, diagnosa utama, diagnosa komplikasi, kegiatan, dan penyebab kematian.

Formulir resume masuk dan keluar berisikan penjelasan yang cukup untuk mengetahui penyakit pasien. Keterangan yang terdapat didalamnya akan bermanfaat kembali saat pasien berkunjung untuk berobat ulang akhirnya mendapatkan kelanjutan penjelasan pelayanan untuk pasien menjadi lengkap(Wiguna & Matondang, 2018) Formulir rekam medis yaitu blangko yang dimanfaatkan sebagai alat mengumpulkan data yang berkaitan dengan pasien pada rumah sakit. Untuk mengatur unit yang terdapat pada formulir rekam medis bersumber pada komposis, kejelasan item, tidak rumit serta informatif tentang pemakai maka perlu dilaksanakan analisis rancangan formulir(Ramadani et al., 2020)

Rancangan formulir rekam medis yaitu sebuah aktivitas untuk membuat formulir rekam medis yang diselaraskan dengan keinginan petugas kesehatan yang membutuhkan formulir itu. hal ini sama dengan pemahaman (Lubis & Sari, 2017). rancangan formulir merupakan prosedur fertilitas kreativitas seseorang terhadap blangko yang memiliki manfaat serta poin bagus untuk membagikan penjelasan atau amanat ke seseorang yang sudah diatur desainnya seperti yang diinginkkannya. Menurut (Huffman, 1994) ada beberapa bagian yang wajib ditinjau saat merancang blangko yaitu bagian anatomi yang meliputi: Kepala, pengenalan, instruksi, tubuh, jarak, garis, jenis huruf, cara menulis, dan

(3)

cabang judul, tanda pengenal rumah sakit, tanda pengenal formulir, nomor edisi, nomor halaman, dan penjelasan lengkap lainnya. Selanjutnya aspek isi yang meliputi: Keutuhan item, istilah, kependekannya serta lambang. Dalam mempersiapkan serta membuat rancangan blangko rekam medis harus dilaksanakan dengan cermat dan betul supaya tidak salah saat mengisi data. Menurut (Wiguna &

Matondang, 2018) materi blangko rekam medis semestinya memakai bahan yang berkualitas, mudah untuk mencatat, serta tinta yang bermutu. Sehingga dapat mengurangi permasalahan saat mencatat data, menyalin data serta hambatan saat mengumpulkan data.

Kelengkapan data rekam medis yaitu tuntutan yang bermanfaat untuk alat bukti hukum. Oleh karena itu, penulisan perkembangan pelayanan pada blangko rekam medis wajib lengkap, seperti blangko ringkasan masuk dan keluar. Berdasarkan hasil riset yang dilaksanakan oleh Mulyati (2016)

“Analisis Desain Formulir Ringkasan Masuk dan Keluar di RSUD Brebes 2016” blangko rekam medis wajib mempunyai data yang bermutu serta dimanfaatkan untuk meningkatkan penjelasan yang bermutu, akurat serta mendukung perancangan yang baik.

Berdasarkan analisis awal dilakukan oleh penulis pada 10 jurnal desain formulir rekam medis pada aspek fisik dan anatomi, didapatkan data sebagai berikut:

No Komponen Sesuai standar Tidak sesuai standar

1. Bahan yang digunakan 20% 80%

2. Jenis kertas 70 % 30%

3. Ukuran kertas 30% 70%

Formulir yang dirancang dan digunakan harus sesuai dengan tujuan formulir tersebut.

Ketidaklengkapan data formulir penyebabnya yaitu keterbatasan penjelasan unit pengisian formulir berdampak pada data tidak akurat. Hal ini diperkuat dengan pendapat Huffman dalam Deharja (2016) ketidaklengkapan pendokumentasian medis ataupun keperawatan disangka akan mengakibatkan ketidaklangsungan penjelasan pasien apabila assessment tidak mencukupi standar akhirnya berdampak kepada kualitas pelayanan masyarakat.

Berdasarkan pendapat (Ramadani et al., 2020) dalam penelitiannya di RSUD Kota Bengkulu ditemukan ketidaklengkapan beberapa item yang belum terpenuhi dan aspek-aspek yang belum tercapai, yaitu: aspek anatomi serta aspek isi. Dari aspek anatomi yang tidak tercantum dalam formulir tersebut meliputi tidak memiliki pendahuluan (introduction). Sedangkan dari aspek isi dibagian item masih ada yang belum terisi. Menurut (Wiguna & Matondang, 2018)dalam penelitiannya yang berjudul

“Analisis Desain Formulir Ringkasan Masuk dan Keluar Pasien Rawat Inap” ditemukan di rancangan formulir ringkasan masuk dan keluar memiliki bagian yang kurang. Dari aspek fisik, material yang dipakai yaitu kertas HVS 70 gr. Dari aspek anatomi, pada heading tidak adanya nomor edisi karena revisi belum pernah dilakukan.

No Komponen Lengkap (%) Tidak lengkap (%) Tidak ada (%)

1. Heading (kepala) 20% 80% 0%

2. Introduction (pendahuluan) 30% 50% 20%

3. Instuction 50% 10% 40%

4. Body (isi) 30% 60% 10%

5. Close (Penutup) 50% 30% 20%

(4)

Menurut(Okta et al., 2020)dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Desain Formulir Resume Medis Ditinjau Dari Aspek Fisik dan Anatomi di Unit Rawat Inap” ditemukan pada desain blangko ringkasan medis tidak efektif serta efisien karena 100% tidak dibuat secara lengkap. Dari Aspek fisik, material yang dimanfaatkan yaitu kertas HVS buram menyebabkan lebih cepat robek, rentan terhadap minyak, dan mudah lusuh.Dari aspek anatomi, pada heading tidak dibuatnya nomor edisi formulir serta nomor halaman formulir.

Menurut(Subinarto et al., 2018)dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Desain Formulir Ringkasan Masuk dan Keluar Rawat Inap” ditemukan rancangan blangko resume masuk dan keluar masih memiliki kekurangan. Dari aspek fisik, material yang dipakai yaitu kertas 70 gr akhirnya blangko cepat rusak. Dari aspek anatomi tidak terteranya cara pengisian yang nyata. Tidak adanya nomor kode dan nomor revisi blangko pada heading, pada bagian body, kurang lebarnya batas di sisi kiri disebabkan saat melubangi formulir ada item yang kepotong.

Hasil suvei terkait revisi pada formulir rekam medis, yang mana rekam medis pertama direvisi pada tahun 2016, tetapi tidak dicantumkan kode revisi pada formulir tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya regulasi kebijakan. Namun secara organisasi terdapat SDM (Sumber Daya Manusia) yang bertugas untuk kegiatan revisi formulir diantaranya petugas IT, rekam medis, dokter, perawat, dan bidan. Formulir di revisi karena formulir yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Sesuai dengan kaidah perancangan atau desain formulir rekam medis menurut AHIMA (American Health Information Management Association) setiap formulir yang di revisi harus dicantumkan revisinya.

Dari jurnal yang penulis telaah dalam pengisian desain formulir rekam medis pada aspek fisik dan anatomi, belum sesuai dengan standar yang ada dan masih terdapat ketidaklengkapan data yang dapat menyebabkan tidak sesuainya dalam pemungutan data, pengarsipannya menjadi lambat, serta kesalahan informasi. Sehubungan dengan adanya masalah yang terjadi maka penulis berniat melaksanakan penelitian lebih lanjut secara Literature Review dengan judul “Analisis Desain Formulir Rekam Medis”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan menggambarkan metode kajian literature review yang dianalisis. Analisis data juga dikerjakan dengan memakai cara review literature diantaranya mencari persamaan (compare), cari ketidaksamaan (contrast), memberi pendapat ( critize), membandingkan (synthesize), dan resume (summarize)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam menganalisis jurnal, dapat dikerjakan dengan memakai teknik review literature yaitu mencari persamaan (compare), cari ketidaksamaan (contrast), memberi pendapat (critize), membandingkan (synthesize), dan resume (summarize)

1. Kesamaan (compare)

Hasil dari jurnal yang telah dianalisis terdapat kesamaan desain formulir rekam medis.

Kesamaan dilihat dari aspek fisik dan anatomi desain formulir:

a. Aspek Fisik

Hasil penelitian (Subinarto et al., 2018), (Hikmah et al., 2019), (Jenderal et al., 2021), (Wiguna & Matondang, 2018), (Inap et al., 2020), (Lubis & Sari, 2017), (Sari1 et al., n.d.)

(5)

yang dipakai yaitu kertas ukuran A4 dengan berat 70 gram berwarna putih dengan ukuran lebar 21 cm dan panjang 29,7 cm. Pada penelitian (Setyowati, 2017) juga menyatakan bahwa bahan yang digunakan yaitu kertas buram dengan berat 60 gr sehingga bahan mudah rusak.

b. Aspek Anatomi

Pada aspek anatomi didapatkan kesamaan pada item, sebagai berikut.

1. Heading

Hasil penelitian Siti dkk (2017), Subinarto dkk (2018) menyatakan bahwa dari aspek anatomi heading tidak dicantumkan dengan lengkap serta tidak tersediannya instruction. Hasil penelitian Fitriyani Lubis (2017) juga menyatakan bahwa pada aspek anatomi heading,tidak mencantumkan taunterbit pada formulir, pemberian judul formulir belum jelas, serta tidak terdapat identitas pasien pada formulir. Berdasarkan hasil analisis penulis pada jurnal Siti dkk (2017) tidak adanya identitas lain rumah sakit selain nama seperti alamat, nomor telepon, lambang, serta tidak ada tanggal penerbitan formulir dan pada jurnal Subinarto dkk (2018) dalam heading formulir tidak ditemukan nomor. Sehingga kedua jurnal ini memiliki kesamaan ketidaklengkapan aspek anatomi heading dan belum adanya instruction.

2. Introduction (Pendahuluan)

Hasil penelitian Ana (2020), Ary Syahputra (2018), Fitriyani Lubis (2017) menyatakan bahwa pada aspek anatomi tidak ditemukan adanya introduction, formulir langsung ke item instruction tanpa menjelaskan introduction formulir.

Hasil analisis peneliti terhadap jurnal, terdapat kesamaan hasil pada aspek fisik dan anatomi formulir yang belum sesuai dengan teori, sehingga ini menjadi item yang perlu diperhatikan lagi dalam mendesain formulir agar sesuai standar.

2. Ketidaksamaan (Contrast)

Hasil analisis jurnal, ditemukan ketidaksamaan hasil penelitian sebagai berikut:

a) Aspek Fisik

Dari analisis 10 jurnal ditemukan ketidaksamaan antar artikel pada aspek fisik, yaitu hasil penelitian Syadikin Annur (2018) menyatakan bahwa bahan kertas yang digunakan sesuai dengan standar yaitu 80 gram dengan ukuran kertas 32 cm x 22,7 cm.

b) Aspek Anatomi

Dari analisis jurnal Faiqatul (2016), Siti (2017), Subinarto (2018), Kori Puspita (2021), (Okta et al., 2020) ditemukan ketidaksamaan hasil desain formulir rekam medis, meliputi heading, introduction, instruction, body, close yang termuat pada jurnal. Penjelasan sebagai berikut:

a. Heading (kepala)

Menurut Indradi dalam Niska (2018) menyatakan heading memuat judul (nama) formulir, subjudul, identitas isntitusi (rumah sakit, puskesmas, dan sebagainya) lambang, kode nomor dan perubahan, nomor halaman dan penjelasan lengkap lainnya. Seluruh formulir di sebuah institusi seharusnya mempunyai letak dan formasi heading yang selaras, dan memikirkan aspek penjilitan, pengarsipan, pelipatan, dan penentuan formulir.

Hasil penelitian Siti (2017) dan Subinarto (2018), Fitria Lubis (2017), Ari Syahputra (2018), Syadikin Annur (2018), Ana (2020), ditemukan pada bagian heading tidak terdapat nomor edisi,

(6)

tanggal penerbitan formulir, identitas institusi tidak lengkap seperti nama, alamat, nomor telefon, dan email. Sedangkan hasil penelitian Faikatul (2016), Kori Puspita (2021), Yustika Ayu (2020), Nanda (2016) ditemukan kelengkapan pada bagian heading dan sesuai dengan teoritis.

b. Introduction (pendahuluan)

Menurut Huffman dalam Subinarto (2018), introduction mencantumkan penjelasan pokok yang menguraikan maksud dari formulir. Hasil penelitian Siti (2018), (Okta et al., 2020), Fitriyani Lubis (2017), Ana (2020), Ary Syahputra (2018), Syadikin Annur (2018), Nanda (2016) ditemukan tidak adanya introduction pada formulir, karena menurutnya introduction dapat diwakilkan pada bagian heading. Dalam standar desain formulir yang efektif dan sesuai standar seharunya bagian introduction tetap dibuat. Hal ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian Faikatul (2016), Kori Puspita (2021) dan Subinarto (2018) dimana dalam formulirnya terdapat introduction.

c. Intruction (perintah)

Instruction (perintah) merupakan perintah yang memuat makna pendek mengenai total halaman, bentuk pengisian, bentuk transfer. Penempatan elemen ini harus ditata supaya jelas, singkat, dan tidak mengusik jejak pembacaan serta pengisian formulir. Berdasarkan hasil analisis penulis ditemukan pada penelitian Siti (2017), Kori Puspita (2021), Yustika Ayu (2020), Subinarto (2018), Syadikin Annur (2018), Ana (2020), tidak ditemukan adanya instruction dan tidak mencantumkan informasi cara pengisian ceklis pada formulir. Urusan ini bertentangan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Faiqatul (2016), Ary Syahputra (2018), Fitriyani Lubis (2017), Nanda (2016) yang dalam formulir yang ditelitinya sudah memuat instruction dan mencantumkan informasi cara pengisian ceklis pada formulir.

d. Body (isi)

Menurut indradi (2013) bagian body (isi) yaitu inti dari sebuah formulir. Pada bagian ini data ditulis. Pada bagian isi pengunaan metode pengelompokan, urutan, batas tepi, jarak, garis, serta metode pencatatan sangat berlaku atas hasil pencatatan formulir. Pada analisis yang dilakukan peneliti, Faikatul (2016), Subinarto (2018), Ana (2020), Syakidikin Annur (2018), belum sesuai dengan standar, pada bagian batas tepi masih terdapat kekurangan dimana ukurannya tidak sesuai standar seperti margin samping 1,3 cm sehingga menyebabkan pada saat pemberian lubang map, data ikut terlobangi. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Siti (2017), Kori Puspita (2021), Yustika Ayu (2020), Ari Syahputra (2018), Fitriyani Lubis (2017), didapatkan pada bagian body sudah sesuai dengan pengelompokan dan pengurutan data sudah sesuai dengan ketetuan yang ada.

e. Close (penutup)

Bagian close yaitu sektor akhir dari sebuah formulir. Di sektor ini memuat tanda tangan, nama jelas, informasi tempat, tanggal. Pada Penelitian Faiqatul (2016) dan Kori Puspita (2021), Syadikin Annur (2018), Nanda (2016) tidak terdapat penutup pada formulir yang ditelitinya. Padahal penutup sama pentingnya dengan bagian-bagian seperti heading,introduction, Body, sehingga hanya orang tertentu saja yang bisa mengisinya dan data yang ddapatkan bisa dipertangungjawabkan. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Siti (2017), Yustika Ayu (2020) dan Subinarto (2018), Ana (2020), Fitriyani (2017), Ari Syahputra (2018), dalam formulir yang ditelitinya sudah terdapat penutup sehingga data dapat dipertanggung jawabkan.

(7)

3. Pandangan (Criticize) a) Aspek fisik

Hasil analisis dan telaah jurnal Subinarto (2018), Faiqatul (2016), Kori Puspita (2021), Siti (2017), dan Yustika Ayu (2020), Ari Syahputra (2018), Fitriyani Lubis (2017), Ana (2020), Nanda (2016) pada aspek fisik secara keseluruhan masih belum menggunakan bahan kertas 80 gram. Pada umumnya formulir di rumah sakit/puskesmas masih menggunakan bahan kertas 60 – 70 gram.

Pada jurnal Subinarto (2018), dan Siti (2017) menyatakan bahwa penggunaan bahan kertas 70 gram disebabkan karena anggaran rumah sakit/ puskesmas masih kurang, sehingga pihak rumah sakit/puskesmas tidak dapat menyesuaikan bahan kertas desain formulir sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu 80 gram. Hanya satu penelitian yang menemukan bahan kertas formulir menggunakan bahan 80 gram yaitu penelitian Syadikin Annur (2018).

b) Aspek Anatomi

Hasil analisis dan telaah jurnal Subinarto (2018), Faiqatul (2016), Kori Puspita (2021), Siti (2017), dan Yustika Ayu (2020), Ari Syahputra (2018), Fitriyani Lubis (2017), Ana (2020), Nanda (2016) pada desain formulir rekam medis pada aspek anatomi secara keseluruhan masih belum lengkap dan efektif. Hal ini disebabkan karna masih kurangnya pendalaman ilmu mengenai cara mendesain formulir rekam medis yang sesuai standar dan kebutuhan rumah sakit. Sebagai contoh hasil penelitian dari Subinarto (2018) menyatakan bahwa formulir rekam medis yang ada tidak pernah direvisi dan tidak adanya petunjuk pengisian formulir sehingga ini menjadi salah satu penyebab desain formulir rekam medis tidak sinkron dengan standar yang ditetapkan.

4. Bandingan (Syntheize)

Salah satu penyebab ketidaklengkapan pada aspek anatomi adalah desain formulir yang dibuat tidak sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Pada jurnal Siti (2017), Faiqatul (2016), Qori (2021), dan Subinarto (2018), Ana (2020), Fitriyani Lubis (2017), Ari Syahputra (2018), Nanda (2016) menyatakan, alasan tidak adanya introduction karena menurut pihak rumah sakit intoduction tidak perlu ditambahkan lagi jika pada heading sudah termuat fungsi dan tujuan dari formulir tersebut. Hal ini tidak sinkron dengan cara yang ada, yang menjelaskan dalam suatu formulir harus terdapat intoduction.

a) Aspek Fisik

Berdasarkan hasil analisis persamaan serta perbedaan diatas, dapat kita bandingkan bahwa dalam rancangan formulir rekam medis yang ada/ digunakan pada rumah sakit pada aspek fisik masih belum efektif dan masih menggunakan bahan kertas 60 gram dan 70 gram sehingga formulir tidak tahan lama dan mudah sobek. Hal ini berbanding terbalik dengan konsep Deharja (2017) dalam Ana dkk (2020) yang menyatakan saat merancang sebuah formulir wajib mengamati material formulir yang dipakai spesifiknya untuk formulir yang diarsipkan dan berharga. Material yang dipakai untuk formulir minimum yaitu HVS 80 gram.

b) Aspek Anatomi

Pada aspek anatomi dapat kita bandingkan dengan teori yang ada. Menurut teori yang dikemukakan Endang (2018) menyatakan pada aspek anatomi terdapat lima elemen utama yang ada di formulir, meliputi: Heading (kepala), Introduction (pendahuluan), instruction (perintah), body (isi), close (penutup). Sedangkan Hasil analisis jurnal didapatkan di aspek anatomi tidak ada yang memuat komponen-komponen secara lengkap. Pada aspek anatomi, formulir tidak memuat semua komponen seperti heading, introduction, instruction, body, dan penutup (close).

(8)

5. Ringkasan (Summarize)

Hasil analisis dari 10 jurnal Siti (2017), Faiqatul (2016), Kori Puspita (2021), Yustika Ayu (2020) dan Subinarto (2018), Syadikin Annur (2018), Fitriyani Lubis (2017), Ana (2020), Ary Syahputra (2018), Nanda (2016) peneliti dapat meringkas sebagai berikut:

a) Aspek Fisik

Dari 10 jurnal yang dianalisis hanya 1 jurnal yang ditemukan sesuai dengan teori yang ada yaitu junal Syadikin Annur (2018) menggunakan bahan kertas 80 gram, sedangkan 9 jurnal lainnya menggunakan bahan kertas yaitu 60 – 70 gram, ukuran kertas sudah sesuai dengan standar yaitu menggunakan kertas ukuran HVS/A4 dengan panjang 29,7 cm lebar 21,5 cm.

b) Aspek Anatomi

Aspek anatomi terdiri dari kepala (heading), pendahuluan (introduction), perintah (instruction), dan badan formulir (body), penutup (close) pada formulir belum lengkap dan efektif, seperti belum mencantumkan kepala (heading) formulir, belum adanya perintah (instruction), tidak adanya nomor edisi formulir, serta tidak ada penutup (close) pada formulir.

PENUTUP A. Kesimpulan

Hasil review dari 10 jurnal literature terkait analisis desain formulir rekam medis diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Aspek fisik formulir: bahan kertas yang digunakan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2. Aspek anatomi meliputi kepala (heading), pendahuluan (introduction), perintah (instruction), dan badan formulir (body), penutup (close) pada formulir belum lengkap dan efektif, seperti belum mencantumkan kepala (heading) formulir, belum adanya perintah (instruction), tidak adanya nomor edisi formulir, serta tidak ada penutup (close) pada formulir.

B. Saran

1. Dari artikel yang direview, harapan peneliti terhadap penyedia pelayanan kesehatan terkait aspek fisik perlu memperhatikan pertimbangan bahan, ukuran, bentuk, dan warna kertas sehingga formulir yang dihasilkan tahan lama dan tidak mudah sobek. Pada aspek anatomi perlu adanya kepala (heading), pendahuluan (introduction), perintah (instruction), dan badan formulir (body), penutup (close) sehingga formulir yang dihasilkan efektif dan sesuai dengan kebutuhan pengguna formulir.

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayat- Nya. Peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terkait. Terimakasih kepada semua Staf Dosen Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan yang telah banyak membantu memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Inap, R., Rsup, D. I., & Sadikin, H. (2020). Desain Formulir Pendukung Surveilans Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit Baladhika Husada Jember. 1(4), 575–581.

Jenderal, U., Yani, A., Ningsih, K. P., & Mahbubah, Z. S. (2021). Analisis Desain Formulir

(9)

Lubis, F., & Sari, M. I. (2017). Analisis Desain Formulir Persetujuan Tindakan Medis di Rumah Sakit Umum Madani Medan Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda, 2(2), 334–340.

Okta, Y. A., Nisaa, A., & Pertiwi, J. (2020). Analisis Desain Formulir Resume Medis Ditinjau Dari Aspek Fisik Isi Dan Anatomi Di Unit Rawat Inap Uptd Puskesmas Kartasura. Jurnal Manajemen Informasi Dan Administrasi Kesehatan (JMIAK), 3(2), 35–43. https://doi.org/10.32585/jmiak.v3i2.1002

PERMENKES RI No 269/MENKES/PER/III/2008. (2008). In Permenkes Ri No 269/Menkes/Per/Iii/2008 (Vol. 2008, p. 7).

Ramadani, N., Heltiani, N., & Annur, S. (2020). Analisis Desain Formulir Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Bengkulu. 1, 51–55.

Setyowati, L. U. (2017). Analisis Desain Formulir Resume Medis Di Rsud Kota Salatiga. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 5(1), 60. https://doi.org/10.33560/.v5i1.149

Subinarto, S., Garmelia, E., Windari, A., & Wicaksono, T. (2018). Analisis Desain Formulir Ringkasan Masuk Dan Keluar Rawat Inap. Jurnal Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan, 1(2), 75.

https://doi.org/10.31983/jrmik.v1i2.3850

Wiguna, A. S., & Matondang, S. S. (2018). Analisis Desain Formulir Ringkasan Masuk dan Keluar Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Madani Medan Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda, 3(1), 409–416.

Referensi

Dokumen terkait

Deselesari cepat ke depan yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor. Energi kinetik dari mobil yang melaju ke depan diserap oleh setiap bagian dari mobil

(erhitungan kecepatan partikel dan percepatannya didapat menggunakan teori ke 6 Stoke dan intensitas gelombang dari persamaan 4orison. Beban hidrodinamika horisontal

Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai signifikansi variabel skeptisme profesional sebesar 0,012 < 0,05, variabel etika auditor

[r]

Menentukan volume gambar gabungan dua bangun tabung, kerucut, atau bola Menyelesaikan / menjelaskan (memecahkan) masalah yang berkaitan dengan. volume bangun ruang

!.. -ames #ais memiliki bisnis proider penyediaan internet. Baru baru ini beberapa pelanggan mengeluhkan mengenai tagihan yang lebih tinggi dan kedatangan customer serice

Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia, terlebihnya lagi di Kabupaten Langkat karena sekitar 70% komoditas utama Kabupaten ini adalah

Berdasarkan hal tersebut, diusulkan solusi berupa sistem pakar diagnosa penyakit ibu hamil menggunakan metode Certanty Factor (CF) yang dapat membantu