• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Asesmen Nasional

a. Pengertian Asesmen Nasional

Dalam era baru Menteri Pendidikan Nadiem Makarim memiliki inovasi baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya program pengganti Ujian Nasional (UN) dengan Asesmen Nasional (AN).

Asesmen merupakan alat untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam bernalar menggunakan Bahasa, bernalar menggunakan matematika dan penguatan dalam Pendidikan karakter pada peserta didik (Dharma, 2020).

Sehubungan dengan itu Asesmen Nasional merupakan penilaian dalam mutu Pendidikan di Indonesia yang dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai dengan jenjang sekolah menengah atas (Novita, 2021). Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Asesmen Nasional adalah program yang dapat meningkatkan penilaian peserta didik dalam bernalar untuk meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia.

b. Tujuan Asesmen Nasional

Dalam program Pendidikan pasti terdapat tujuan untuk mencapai suatu keberhasilan didalam program. Salah satu tujuan Asesmen Nasional yaitu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui informasi yang didapatkan oleh guru. Asesmen Nasional merupakan program yang sangat bagus untuk peserta didik dikarenakan dalam program ini peserta didik tidak hanya sekedar menghafal materi akan tetapi dapat mendorong peserta didik untuk belajar menganalisis, menalar situasi serta menguasai siombol dan

(2)

11

angka (Muta’ali, 2020). Menurut Satriani (2021) tujuan asesmen yaitu untuk meningkatkan Pendidikan yang menghasilkan informasi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut dua sumber diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan Asesmen Nasional untuk meningkatkan kualitas Pendidikan dengan memberikan informasi hasil belajar siswa dengan tidak sekedar menghafal materi akan tetapi, dapat mendorong siswa untuk menalar.

c. Instrumen Asesmen Nasional

Asesmen Nasional memiliki 3 instrumen di dalamnya yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), survey karakter, serta survey lingkungan.

Asesmen Kompetensi Minimum merupakan salah satu instrumen AN yang memiliki tujuan untuk mengukur hasil belajar secara kognitif yang dapat diukur dari 2 literasi yaitu literasi membaca, dan literasi numerasi. Survey karakter merupakan alat ukur untuk mengukur sikap, nilai, kebiasaan yang mencerminkan karakter siswa. Survey lingkungan yang bertujuan untuk mengukur kualitas dalam proses pembelajaran dan lingkungan sekolah yang mendukung fasilitas proses pembelajaran peserta didik (Rijoly, 2021).

Dalam hal ini siswa SD hingga SMA dapat diukur dari 3 instrumen yaitu AKM, survey karakter dan survey lingkungan guna meningkatkan mutu Pendidikan di Indonesia.

d. Pelaksanaan Asesmen Nasional

Menteri Pendidikan Nadiem Makarim sebelumnya mengatakan bahwa ada beberapa alasan pelaksanaan Asesmen Nasional ditunda salah satunya kasus covid di Indonesia naik. Hal ini proses pembelajaran daring terus

(3)

12

berlanjut. Alasan penundaan lain yaitu memastikan kesiapan sarana dan prasarana sekolah yang memadai dalam penyelenggaraan Asesmen Nasional. Pelaksanaan Asesmen Nasional dilaksanakan pada jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dengan kriteria kelas 5, 8, dan 11.

Pelaksanaan Asesmen Nasional dilaksanakan serentak pada tahun ajaran 2020/2021 dengan diikuti maksimal 30 orang (Nurjanah, 2021). Pernyataan Plaksaan Asesmen Nasional diatas berbeda dengan pernyataan yang dipapartkan oleh (Teresia, 2021) dibukunya terkait Pelaksanaan Asesmen yang diikuti siswa kelas 4-6 SD, kelas 7-9 SMP, dan kelas 10-12 SMA dengan mendorong sekolah dalam memperbaiki proses pembelajaran. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Asesmen Nasional tidak digunakan dalam seleksi siswa untuk ke jenjang berikutnya.

e. Perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional

Menurut (R. Kurniawan, 2021) Asesmen Nasional memiliki perbedaan dengan Ujian Nasional, berikut perbedaan antara dua alat ukur penilaian dalam mutu Pendidikan:

Tabel 2. 1 Perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional

Ujian Nasional Asesmen Nasional

Soal Ujian Nasional terdiri dari Soal Pilihan Ganda dan Soal Essay dengan komposisi 40%

pengetahuan, 40% aplikasi, 20%

penalaran, dan 50% dalam konteksnya.

Soal Asesmen Nasional terdiri dari Pilihan Ganda, Pilihan Ganda Kompleks, Menjodohkan, Isian, dan Uraian dengan komposisi 20%

pengetahuan, 50% aplikasi, 20%

penalaran dengan konteks personal, sains, sosial budaya.

Ujian Nasional guru harus menyiapkan dari sebelum pelaksanaannya.

Asesmen Nasional hanya memperbaiki mutu pembelajaran serta merefleksikan

Ujian Nasional dilaksanakan pada akhir jenjang Pendidikan yaitu kelas 6,9, dan 12

Asesmen Nasional dilaksanakan pada pertengahan jenjang Pendidikan yaitu kelas 5,8,dan 11

(Kurniawan, 2021)

(4)

13 2. Asesmen Kompetensi Minimum

a. Pengertian Asesmen Kompetensi Minimum

Asesmen Kompetensi Minimum merupakan salah satu kebijakan baru yang terdapat dalam Instrumen Asesmen Nasional. Asesmen Kompetensi Minimum adalah penilaian kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh setiap siswa untuk mengembangkan keterampilan dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat (Sari & Lukman, 2021). Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Heti dalam jurnal (Aisah et al., 2021) bahwa Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) mengukur kemampuan siswa melalui literasi membaca dan numerasi, hal yang dimaksudkan adalah bernalar melalui Bahasa yakni literasi membaca, dan kemampuan dalam menghitung.

b. Tujuan Asesmen Kompetensi Minimum

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) memiliki tujuan yakni untuk menonjolkan focus utama dalam pengembangan kemampuan dan karakter siswa di sekolah. Akm digunakan sebagai alat ukur yang dapat memetakan secara komprehensif kualitas Pendidikan di Indonesia dengan adanya keterampilan minimal. Akm memiliki sisi penting untuk diterapkan disekolah baik sekolah negeri maupun swasta. Tujuan dilaksanakan AKM oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim dapat menghasilkan informasi terkait tingkat keterampilan siswa dalam kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar. (Meriana & Murniarti, 2021)

c. Komponen Asesmen Kompotensi Minimum

Didalam Program AKM memuat 3 komponen didalamnya untuk mengukur kompetensi yang diberikan kepada siswa, hal ini menurut

(5)

14

(Budiarti, 2021) menyatakan 3 komponen tersebut yaitu konten, konteks, dan tingkat kognitif. Konten merupakan topik yang digunakan sebagai landasan pada soal akm, konteks merupakan aspek dari situasi yang digunakan untuk konten. Tingkat kognitif merupakan proses berfikir siswa untuk menyelesaikan soal. Berikut tabel komponen akm yang terdiri dari 3 komponen dan 2 kompetensi yang digunakan sebagai acuan.

Tabel 2. 2 Komponen AKM Komponen

AKM

Literasi

Konten • Teks Informasi, memberikan informasi yang berupa wawasan dan ilmu pengetahuan ilmiah

• Teks fiksi, memberikan pengalaman yang bersifat cerita

Konteks • Personal, kepentingan diri

• Sosial budaya, kepentingan antar lingkungan masyarakat, serta budaya

• Saintifik, aktivitas yang baik dilakukan maupun belum dilakukan

Kognitif • Menemukan informasi, dengan mengakses dan menemukan informasi dari berbagai sumber

• Interpretasi dan integrasi, informasi tersirat atau tersurat untuk menghasilkan kesimpulan

• Evaluasi dan refleksi, mengaitkan isi teks dengan hal nyata (Budiarti, 2021) d. Kompetensi yang di ukur

Asesmen Kompetensi Minimum dirancang oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim sebagai alat ukur pencapaian siswa dari belajar kognitif.

Hal ini asesmen kompetensi minimum memiliki dua kompetensi yaitu literasi dan numerasi, dua kompetensi ini menjadi syarat siswa untuk berkontribusi dalam masyarakat yang dikaitkan dengan abad 21. Literasi salah satu kompetensi yang dikuasai oleh siswa yang dimulai dari jenjang sekolah dasar hingga menengah atas (Nurhikmah et al., 2021). Hal ini sejalan

(6)

15

dengan (Hasanah et al., 2021) yang mengemukakan bahwa kompetensi AKM memiliki dua muatan yaitu Literasi Membaca dan Numerasi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa AKM memiliki dua kompetensi yang dimuat yaitu literasi membaca dan numerasi untuk digunakan sebagai alat ukur pencapaian siswa dalam proses pembelajaran.

e. Karakteristik Asesmen Kompetensi Minimum

Asesmen Kompetensi Minimum memiliki sebuah karakteristik, karakteristik tersebut dirancang berdasarkan konteks, konten, level kognitif.

Soal AKM memiliki karakteristik yang menarik, variative, melalui pertimbangan tingkat perkembangan siswa. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dirancang dengan tujuan siswa dapat menikmati dalam mengakses.

Wujud dari AKM tersebut berupa teks yang terdapat stimulus dalam setiap soal menjadi daya tarik siswa dalam menyelesaikan soal AKM dengan senang hati (Purwati, Faiz, et al., 2021). Hal ini sejalan dengan (Sani, 2021) bahwa karakteristik AKM dapat dirancang dengan konteks yang beragam menggunakan stimulus yang disajikan dalam bentuk tulisan, tabel, grafik, ilustrasi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik AKM dapat mendorong siswa untuk belajar literasi dengan cara soal AKM disajikan dengan cara yang menarik.

3. Asesmen Kompetensi Minimum Literasi Membaca a. Pengertian AKM Literasi Membaca

Asesmen Kompetensi Minimum mencangkup dua kompetensi didalamnya salah satu dari kompetensi tersebut yakni literasi membaca.

AKM Literasi membaca dapat mendorong siswa untuk belajar membaca,

(7)

16

mengingat presentase literasi dunia Pendidikan di Indonesia masih terbilang rendah disbanding negara lain. Hal ini Menteri Pendidikan Nadiem Makarim memiliki kebijakan baru yang bertujuan sebagai perkembangan dunia Pendidikan di Indonesia salah satunya literasi. Sehubungan dengan hal tersebut menurut (Purwati, Widiyatmoko, et al., 2021) AKM literasi membaca merupakan kemampuan memahami, mengevaluasi, refleksi, yang menggunakan macam-macam bentuk jenis teks dalam menyelesaikan masalah dengan mengembangkan penduduk di Indonesia menjadi produktif dengan kegiatan yang positif salah satunya membaca. Literasi membaca adalah kemampuan peserta didik dalam menganalisis bacaan (Sulistyono et al., n.d.). Dapat disimpulkan bahwa literasi membaca merupakan bagian

yang sangat penting dalam kehidupan yang merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam menganalisis, serta mengevaluasi.

b. Tujuan AKM Literasi Membaca

Literasi membaca sangat penting di dunia Pendidikan yang mewajibkan peserta didik dapat membaca. Untuk itu pemerintah Pendidikan Indonesia memiliki kebijakan baru yang dapat mengembangkan mutu Pendidikan di Indonesia yang masih dibilang rendah dengan adanya program AKM yang didalamnya terdapat dua kompetensi salah satunya literasi membaca. Tujuan literasi membaca dapat mendorong siswa aktif dalam membaca,tidak hanya membaca akan tetapi juga menalar dan mencari informasi.

c. Level Kognitif AKM Literasi Membaca

AKM literasi membaca memiliki tingkat level kognitif, menurut (Mustaghfiroh, 2020) tiga tingkatan level kognitif tersebut adalah :

(8)

17 a) Access – Retrive

Kemampuan siswa dalam menemukan informasi yang telah disajikan pada teks soal.

b) Inteprete – Integrate

Kemampuan dalam menjelaskan sekaligus menyatukan antara potongan informasi yang dijadikan sebuah pemahaman yang lengkap c) Evaluate – reffect

Evaluasi serta refleksi informasi pada teks d. Bentuk Soal AKM Literasi Membaca

Bentuk soal yang disajikan AKM memiliki sifat mengajak artinya mengajak seluruh siswa dapat memahami situasi atau konteks kehidupan yang dapat dikerjakan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan kemampuan membaca dan menghitung. Soal akm yang disajikan mendorong siswa untuk menguasai kompetensi yang luas tidak hanya menguasai topik pembelajaran. Literasi membaca memiliki dua konten yang disajikan dalam soal yaitu konten teks informasi, dan teks sastra (Mustaghfiroh, 2020).

Literasi membaca tidak hanya membaca dan memahami teks bacaan, namun peserta didik harus merefleksikan, mengevaluasi serta berkontribusi dalam kehidupan sehari-hari terkait hal yang positif (Sudianto & Kisno, 2021). Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk soal dari literasi membaca tidak hanya sekedar membaca teks, serta memahami bacaan namun mendorong peserta didik untuk mengevaluasi, menganalisis, dan merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari.

(9)

18 B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini dari Dewa Made Andikayana (2020) dengan judul

“Pengembangan Instrumen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Literasi Membaca Level 2 untuk Siswa Kelas 4 SD”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur dalam mengembangkan instrumen AKM literasi membaca level 2. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa lieterasi membaca level 2 termasuk didalam kategori validitas isi tinggi, pada uji validitas memperoleh hasil nilai rhitung > rtabel, serta dalam uji reliabilitas alpha Cronbach dengan kategori sangat tinggi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan research dan development (R&D) dengan model penelitian yang dikemukakan oleh Mardapi.

Selanjutnya, jurnal penelitian dari Panca Dewi Purwati dkk (2021) dengan judul “Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Kelas Jenjang Sekolah Dasar Sarana Pemacu Peningkatan Literasi Peserta Didik “Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan indikator, kisi-kisi, dan langkah efektif dalam menyusun AKM Kelas. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam instrumen AKM litersi membaca terdapat 3 komponen yaitu konten, konteks, dan level kognitif. Selain itu, kisi-kisi soal AKM kelas dirangkai oleh guru dengan menganalisis indicator yang telah dtetapkan oleh pemerintah, guru profesional dapat mendorong peserta didik kelas 1 gemar dalam membaca dan menulis. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian kualitatif.

Jurnal penelitian dari Dini Andiani dkk (2021) dengan judul “Analisis Rancangan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Numerasi Program

(10)

19

Merdeka Belajar “. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dalam perspektif teoritis mengenai rancangan soal AKM. Dalam penelitian ini menyimpulkan asesmen yang terdapat dalam kurikulum di undang-undang, NCTM, kecakapan abad 21, serta jurnal bahwa penilaian merupakan proses pembelajaran bersifat proporsional dan akumulatif dalam ranah pengetahuan, keterampilan. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu metode kualitatif dan penelitian Pustaka.

Tabel 2. 3 Kajian Penelitian yang Relevan

No. Identitas Persamaan Perbedaan

1. Dewa Made Andikayana (2020)”Pengembangan Instrumen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Literasi Membaca Level 2 untuk Siswa Kelas 4 SD”

Membahas Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) literasi membaca Sekolah Dasar

Kelas dalam penelitian yang berbeda

Jenis Penelitian pengembangan, sedangkan peneliti sekarang memakai jenis penelitian kualitatif

2. Panca Dewi Purwati, Aiman Faiz, Arif Widiyatmoko, Ngabiyanto, Siti Maryatul (2021)” Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Kelas Jenjang Sekolah Dasar Sarana Pemacu Peningkatan Literasi Peserta Didik “

Membahas Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Kelas Jenjang Sekolah Dasar

Jenis penelitian

Peneliti terdahulu meneliti

peningkatan literasi sedangkan sekarang meneliti

pelaksanaan dan bahan ajar pada AKM

3. Dini Adiani, Mimi Nur Hajizah, Jarnawi Afgani Dahlan (2021) “Analisis Rancangan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Numerasi Program Merdeka Belajar

Membahas Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Peneliti terdahulu meneliti rancangan AKM Numerasi sedangkan sekarang meneliti

pelaksanaan dan bahan ajar pada AKM literasi membaca, subjek penelitian yang berbeda, dan jenis penelitian

(11)

20 C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka berpikir Kondisi Lapangan

Pelaksanaan AKM di SD Negeri 01 Jeru pada bulan November 2021 dengan diikuti oleh peserta didik kelas V sebanyak 30 siswa. Dalam mendukung kegiatan AKM guru kelas V memberikan bahan ajar berupa modul dan buku AKM

Kondisi Ideal

Menurut (Mardiana et al., n.d.) kebijakan pemerintah terkait AKM diikuti oleh siswa kelas V maksimal 30 orang yang dilaksanakan pada tahun 2021.

Menurut pernyataan dari (Budiarti 2021) bahan ajar Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) memiliki 3 komponen yaitu konten, konteks, dan kognitif.

Guru mengembangkan bahan ajar berbasis literasi membaca untuk mendukung kebutuhan AKM

Jenis Penelitian: Kualitatif, Deskriptif Subjek: Kelas V

Tempat: SD Negeri 01 Jeru Turen Teknik: Observasi, wawancara, dokumentasi

Analisis Bahan Ajar Literasi Membaca Dalam Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum Kelas V

SD Negerti 01 Jeru

Referensi

Dokumen terkait

Sel surya atau juga sering disebut pothovoltaik adalah divais yang mampu mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik.. Sel surya bisa

Tetang kesesuaian prodi dengan perkembangan IPTEK dalam bidang kerja lulusan Program Studi Manajemen Dakwah memiliki hasil paling tinggi sebesar 76,5% yakni sesuai..

Objek pada penelitian Hidayat (2008) bersumber pada media cetak yaitu surat kabar Jawa Pos,  sedangkan objek penelitian ini yaitu tuturan kru bus jurusan Solo-Semarang.  Alih

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data mengenai pengaruh kadar fly ash terhadap flowability dan workability beton segar, kuat tekan dan modulus

Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan antara tipologi strategi kompetitif, kematangan teknologi

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Mukomuko Tahun 2020, dilakukan dengan cara membandingkan antara Realisasi pencapaian

Pemohon perlu menyediakan simpanan parit awam 10 kaki dan ditunjukkan dengan jelas di dalam pelan susunatur berdasarkan ulasan daripada pihak Jabatan Pengairan

Dari kejauhan, dapatlah dilihat, si anak muda, seakan-akan sedang bertafakur kepada alam dengan penuh kekhusyukan, walaupun, sekali-sekala dia sedikit terganggu