• Tidak ada hasil yang ditemukan

Farmakoterapi Emergensi Pada Anak. Weda Kusuma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Farmakoterapi Emergensi Pada Anak. Weda Kusuma"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Weda Kusuma

Farmakoterapi

Emergensi Pada Anak

(2)

1

Farmakoterapi

Mengetahui farmakoterapi pada

kegawatan anak

Kegawatan anak

Mengenal dengan cepat keadaan kritis atau kegawatan pada anak

2

Outline

Tatalaksana Umum

Mengetahui tatalaksana umum kegawatan pada

anak

3

(3)

Seorang anak usia 4 tahun BB 15 kg dibawa ke IGD RS yang tidak ada

fasilitas PICU karena anak tampak lemas, pucat, demam tinggi dan banyak tidur.

Sejak satu minggu yang lalu anak demam tinggi, batuk dan 2 hari terakhir batuk semakin bertambah berat.

Pada pemeriksaan fisik anak tampak gelisah, pucat, t 40

0

C, nadi 180x/mnt, bounding pulse, akral hangat, CRT <3 dt, RR 40x/mnt, T 60/40 mmHg, urin sedikit berwarna pekat.

Pertanyaan:

a.

Sebutkan kegawatan pada pasien?

b.

Bagaimana tatalaksana selanjutnya?

KASUS

(4)

Semua proses penyakit yang menyebabkan fisiologi tubuh tidak stabil yang mengakibatkan kecacatan atau kematian dalam hitungan waktu yang cepat (menit sampai jam)

Kegagalan satu atau lebih organ atau system organ yang

mengakibatkan ketergantungan pada perawatan dan pemantauan ketat dengan berbagai alat monitor

SAKIT KRITIS

(5)

Kegawatan pada anak: suatu keadaan pada anak yang dapat mengancam jiwa

Pasien darurat adalah pasien yang memerlukan pertolongan segera

Kegawatdaruratan pada anak: suatu keadaan pada anak yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan pertolongan segera

KEGAWATDARURATAN

(6)

Ruang perawatan Ruang emergensi

Poliklinik

Ruang publik

(7)

Observasional → general impression

Tidak memerlukan peralatan yang lengkap

Menggunakan kemampuan mengamati dan mendengarkan Selesai dalam waktu < 1 menit

Mengidentifikasi permasalahan kegawatan

PENILAIAN AWAL

Pediatric Assesment Triangle (PAT)

Segitiga Asesmen Gawat Anak (SAGA)

(8)

Pediatric Assesment Triangle (PAT)

Dieckmann RA, Brownstein D, Gausche-Hill M, eds. Pediatric Education for Prehospital Professionals: PEPP Textbook. Sudbury, MA: Jones & Bartlett Publisher; 2000

Susan Fuchs et al. Pediatrics 2016;138:e20161073

(9)

SAGA

SIRKULASI Circulation to skin

Pediatric Assesment Trangle (PAT) Segitiga Asesmen Gawat Anak (SAGA)

▲ Abnormal position

▲ Nasal flare

▲ Chest retraction

▲ Abnormal sound

▲ Tonus

▲ Interactiveness

▲ Consolabillity

▲ Look/gaze

▲ Speech/cry

▲ Cyanosis

▲ Pallor

▲ Mottled

(10)

Klasifikasi SAGA dan Zonasi/Triase

N N

N TIDAK GAWAT

N N

Abnormal Kompensata

SYOK

N Abnormal

Abnormal Dekompensata

Abnormal N

N Abnormal

N

GANGGUAN SSP/

METABOLIK

Abnormal

Abnormal GAGAL JANTUNG PARU

Abnormal Abnormal

N

N

GAWAT NAPAS

Abnormal

N

GAGAL NAPAS

Abnormal

(11)

GANGGUAN FISIOLOGI PRIORITAS TATALAKSANA

STABIL Terapi spesifik sesuai dengan etiologi penyakit GAWAT NAPAS • Posisi nyaman

• Oksigen/suction sesuai kebutuhan

• Terapi spesifik berdasarkan hasil konsul ke dokter

• Laboratorium dan radiologi sesuai indikasi

GAGAL NAPAS • Buka jalan napas (head-tilt, chin lift, jaw thrust); bebaskan jalan nafas dari benda asing (sesuai kebutuhan)

• Terapi oksigen

• Ventilasi tekanan positif /VTP (sesuai kebutuhan)

• Intubasi atau krikotiroidotomi (sesuai kebutuhan)

• Pemeriksaan laboratorium dan radiologi sesuai indikasi RENJATAN/SYOK • Terapi oksigen (sesuai kebutuhan)

• Akses vascular

• Terapi cairan RL 10-20 ml/kgbb dalam 15-30 menit

• Terapi spesifik sesuai kemungkinan etiologi

• Laboratorium dan radiologi sesuai indikasi GANGGUAN

SSP/METABOLIK

• Oksigen (sesuai kebutuhan)

• Pemeriksaan gula darah atau kemungkinan etiologi lainnya

• Pemeriksaan laboratorum dan radiologi sesuai indikasi GAGAL JANTUNG PARU Ikuti algoritma Bantuan Hidup Dasar Anak

(12)

PAT

Primary Survey ABCDE

Secondary Survey SAMPLE Head to toe

Diagnostic (Tertiary) Assesment

B

D C E

Appearance Work of Breathing Circulation to skin

Airway Breathing Circulation Disability Exposure

Focused history: SAMPLE

Detailed examination: Head to toe

Ongoing re-assessment: Response to treatment

Sign and symptom Allergies

Medication Pass history Last meal or liquids

Events leading to presentation

A

(13)

Jalan Napas (Airway)

Primary Survey ABCDE

A

B

D C E

Airway Breathing Circulation Disability Exposure

✓ Bebas

✓ Dapat dipertahankan

✓ Perlu Intubasi

✓ Tersumbat

(14)

✓ Frekuensi napas (sesuai usia)

✓ Upaya napas

✓ Keluar/masuk udara

✓ Warna kulit (sianosis)

Frekuensi Napas Sesuai Usia

Usia (tahun) Frekuensi Napas

<1 30-40

1-5 20-30

5-12 15-20

>12 10-15

Primary Survey ABCDE

A

B

D C E

Airway Breathing Circulation Disability Exposure

Pernapasan (Breathing)

(15)

Sirkulasi (Circulation)

✓ Frekuensi nadi

✓ Perfusi

✓ Kualitas nadi

✓ Perfusi kulit (CRT)

✓ Kesadaran

✓ Tekanan darah

Usia (tahun) TDS P5 (mmHg) MAP P5 (mmHg)

<1 60

1-10 70 + 2n 40 + (1,5n)

>10 90

Primary Survey ABCDE

A

B

D C E

Airway Breathing Circulation Disability Exposure

Usia (tahun) Frekuensi Nadi

<1 100-160

1-5 95-140

5-12 80-120

>12 60-100

n= usia dalam tahun

(16)

AVPU GCS

Lebih cepat & praktis Lebih akurat/objektif

A: alert 15

V: responsive to verbal stimuli 13 P: responsive to painful stimuli 8

U: unresponsive 3

Primary Survey ABCDE

A

B

D C E

Airway Breathing Circulation Disability Exposure

Kesadaran (Disability)

(17)

Paparan (Exposure)

✓ Ruam (bruishes)

✓ Hematoma

✓ Ikterus

✓ Burn

✓ Fractures

✓ dll

Primary Survey ABCDE

A

B

D C E

Airway

Breathing

Circulation

Disability

Exposure

(18)
(19)
(20)
(21)

o

Tujuan mendasar dari BHD dan BHL adalah untuk mendukung oksigenasi serebral, myocardial, dan sistemik sebelum injury yang ireversibel terjadi

o

Karena kegagalan respirasi merupakan penyebab henti jantung pada anak, 100% oksigen harus diberikan pada anak yang

dicurigai hipoksia

o

Efek negatif dari pemberian O2 konsentrasi tinggi tidak dipertimbangkan pada setting henti jantung paru

o

Ketika ROSC, terapi oksigen di titrasi untuk mempertahankan PaO2 60-300 mmHg atau SpO2 94-99%

OKSIGEN

(22)
(23)

Efek Vasokontriksi epinefrin melalui α– adrenergik meningkatkan tekanan diastol dan selanjutnya tekanan perfusi koroner.

Efek β-adrenergik meningkatkan kontraktilitas miokardium dan denyut jantung.

Indikasi: henti jantung, bradikardia simptomatik (tidak berespon dengan bantuan ventilasi), hipotensi yang tidak berhubungan dengan deplesi volume cairan

Menyebabkan takikardi, ektopi ventrikuler, takiaritmia, hipertensi dan vasokontriksi Dosis 0,01 mg/kg (0,1 mL/kgBB larutan 1:10.000) iv/io. Bila diberikan melalui ETT 0,1 mg/kgBB (0,1 mL/kgBB larutan 1:1.000).

EPINEFRIN

(24)

Untuk kasus SVT (yang refrakter terhadap adenosin), VF, atau VT

tanpa nadi.

Amiodaron memperlambat konduksi AV, memperpanjang periode refrakter AV dan interval QT, dan memperlambat konduksi

ventrikular (melebarkan QRS)

Amiodaron tidak diberikan bersamaan dengan obat lain yang

menyebabkan pemanjangan QT, seperti procainamide

Amidaron menyebabkan hipotensi. Komplikasi: bradikardi, blok hati jantung, torsade de pointes.

Dosis: 5 mg/kgBB (maks single dose 300 mg, maks daily dose 15

mg/kg) iv/io

AMIODARON

(25)

Untuk fibrilasi/takikardia ventrikel simptomatik

Sebagai alternatif amiodaron

Bekerja dengan mengeblok sodium channel pada jaringan konduksi jantung ketika dalam kondisi inaktivasi pada akhir depolarisasi dan selama repolarisasi awal

• → menghambat konduksi elektrik → mengurangi dan mensupresi aritmia ventrikel

Indikasi: VT tanpa nadi yang refrakter dengan high quality CPR, defibrilasi, dan epinefrin

Toksisitas lidokain: depresi miokard dan sirkulasi, mengantuk, disorientasi, kontraksi otot, dan kejang

Dosis: 1 mg/kgBB iv/io dilanjutkan dengan 10-50 mcg /kg/menit, 2-3mg/kg Endotrakeal

LIDOKAIN 2%

(26)
(27)
(28)

Hipoglikemia

<60 mg/dl

Hipoglikemia dapat menyertai trauma, gagal napas, syok, sepsis, yang berakibat henti jantung patu.

Bayi mempunyai kebutuhan glukosa yang tinggi dan penyimpanan glukosa yang rendah → hipoglikemia ketika kebutuhan energi meningkat

Dosis: 0,5 g/kg D25% (2 ml/kg D25%) atau 5 ml/kg D10% IV/IO

GLUKOSA

(29)

HIPOKALEMIA (K < 3,5 mmol/L)

(30)

1.

Hipokalemia ringan tidak perlu terapi spesifik

2.

Dosis oral : 1-4 mEq/kg/hari terbagi 2-4 dosis

3.

Jika defisit K berat (K < 2.5 mEq/L) dan atau

menyebabkan aritmia, rhabdomiolisis, kelemahan ekstrim/quadriplegia, distres respirasi→ intravenous replacement

a.

0,2– 1 mEq/kg/jam selama 4 jam dengan monitoring EKG

b.

KCl dicampur dengan NaCL 0,9%

c.

Monitor urin output dan EKG

MANAJEMEN HIPOKALEMIA

(31)

3.0-3.5 mEq/L → 0,25 mEq/kg IV KCl dlm 1 jam 2.5-3.0 mEq/L → 0.5 mEq/kg IV KCl dlm 2 jam

< 2.5 mEq/L → 0.75 mEq/kg IV KCl dlm 3 jam

(32)

Penyebab:

Pemberian kalium berlebih.

Perpindahan kalium:

- Hiperglikemia, katabolisme (hemolisis, tumor lysis), asidosis.

- Ekskresi melalui ginjal berkurang:

K sparing diuretics (aldactone), gagal ginjal, Hipoaldo-

steronisme (bisa krn ACE inhibitors, Tacrolimus, Cyclosporine, Prostaglandin inhibitors, Heparin).

Gejala klinis:

-

Lemah sampai lumpuh otot, paresthesia, penurunan reflek-2, ECG tall-T

-

Bila berat bisa tjd Ventricular Fibrillation & cardiac arrest.

HIPERKALEMIA (K>5 mmol/L)

(33)
(34)

1.

Reverse membrane effects :

a.

0.5-1.0 mL/kg 10% Ca-gluconate dalam 2-10 menit,

b.

Hentikan bila HR < 100/min

2.

Transfer K+ ke dlm sel:

a.

1-2 mmol/kg 8.4% Na-bicarbonate – tdk direkomendasikan lagi → hati2

b.

insulin 0.1 unit/kg iv atau sc

c.

4 mg/kg salbutamol atau β2-agonis lain 10-20 mg dlm 10 ml of air dg nebulizer

3.

Naikkan ekskresi K

+

melalui ginjal:

a.

1.0 g/kg/dosis Kayexalate

b.

10-20 ml/kg 0.9% NaCl selama 45-60 menit

MANAJEMEN HIPERKALEMIA

(35)
(36)

BRADIKARDIA

(37)
(38)

Obat parasimpatolitik yang mengakselerasi pacu jantung sinus atau atrial dan meningkatkan konduksi AV

Mengeblok reseptor M1 muskarinik postganglionic yang menyebabkan feedback inhibisi pelepasan sinaptik acetilkolin → peningkatan asetilkolin menghambat impuls spontan dari SA node

Indikasi: bradikardi simtomatik, keracunan organofosfat, atau digunakan pada saat melakukan tindakan RSI

Dosis: 0,02 mg/kgBB iv/io. Dosis minimal 0,1 mg, dosis maksimal 0,5 mg.

ATROPIN

(39)
(40)

Kardioversi farmakologi

Berinteraksi dengan reseptor Adenosin1 pada permukaan sel jantung, menghasilkan efek penurunan laju sinus dan memperlambat konduksi AV node.

Adenosin efektif dalam menghentikan SVT yang berhubungan dengan re-entry AV node

Tidak efektif untuk AF, atau takikardia yang tidak disebabkan oleh reentry AV node

Efek samping minimal dan sementara (flushing, chest discomfort, nausea, headache)

Indikasi: SVT yang gagal dengan manuver vagal

Kontraindikasi: WPW Syndrome → AF/VF

Dosis: 0,1 mg/kg iv (maks dosis pertama 6 mg) dan segera bolus 5 ml normal saline (waktu paruh 10 detik)

ADENOSIN

(41)

Alternatif antiaritmia selain amiodaron untuk tatalaksana SVT refrakter adenosin atau SVT stabil

Merupakan sodium channel blocker yang memperpanjang periode refrakter atrium dan ventrikel dan memperlambat kepecatan konduksi

Dosis: 15 mg/kg IV (maks dose 1 g), loading dose 30-60 menit, untuk menghindari transien hipotensi

Maintenance: 10 mcg/kg/mnt IV kontinyu, titrasi maks dose 80 mcg/kg/mnt (maks daily dose 2 g)

Monitor TD dan EKG

ESO: heart block, inotropic negatif, pemanjangan QRS dan interval QT

PROCAINAMIDE

(42)
(43)
(44)

Sindrom klinis akibat perfusi jaringan inadekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolic dan oksigenasi

jaringan

Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

SYOK

DO2 < VO2

(45)

DO2 = CO x Arterial O2 content

HR SV

Preload Contractility Afterload

Hgb 1,34 SaO2

(L/min) Banyak darah yang diejeksikan/menit

(beats/min) Jumlah denyut per menit

(L/beat) Jumlah darah yang diejeksikan 1x denyut

(46)
(47)

Tanda syok pada penilaian primer

Syok dingin

• Takikardia

• Nadi lemah

• Ekstremitas dingin

• CRT>3detik

• Normo/hipotensi

• TD normal/sempit

Syok hangat

• Takikardia

• Nadi bounding

• Ekstremitas hangat

• CRT<3 detik

• Hipo/normotensi

• TD melebar/normal

(48)

Tanda syok pada penilaian primer

TANDA KLINIS HIPOVOLEMIK KARDIOGENIK OBSTRUKTIF DISTRIBUTIF

PATENSI Pasien tergantung tingkat kesadaran

LAJU NAPAS Meningkat

USAHA NAPAS Normal/meningkat Sangat meningkat Normal/ meningkat

SUARA NAPAS Normal Ronki, grunting Menurun

(pneumothorax) Normal (ronki- pneumonia,

wheezing- anafilaksis)

TD SISTOLIK Normal atau hipotensi Hipotensi

TEKANAN NADI Menyempit (pulsus paradoksus pada tamponade) Melebar/menyempit

DENYUT JANTUNG Meningkat

NADI PERIFER Lemah Bounding/lemah

KULIT Pucat, dingin Hangat/dingin

CRT Memanjang Cepat/memanjang

(49)

PRINSIP TERAPI

PRINSIP METODE

Optimalisasi oxygen content Suplementasi oksigen konsentrasi tinggi NIV atau MV

Transfusi PRC pada penurunan Hb Memperbaiki volume dan distribusi curah

jantung Bolus cairan

Obat vasoaktif Menurunkan kebutuhan oksigen Sedasi-analgesia

NIV atau MV Antipiretik

Memperbaiki kelainan metabolik Koreksi hipoglikemia, hipokalsemia,

hiperkalemia, dan asidosis

(50)

LANGKAH UMUM TERAPI

Positioning

Bantuan jalan napas, oksigen, ventilasi Akses vascular

Resusitasi cairan

Monitoring evaluasi ulang Pemeriksaan penunjang

Obat-obatan

Konsultasi ahli

(51)

TERAPI SESUAI DENGAN TIPE SYOK

TIPE TATALAKSANA

Hipovolemik Non-hemoragik 10-20 ml/kg RL/NS bolus 15-20 menit, ulang bila perlu Pertimbangkan koloid

Hemoragik Kontrol perdarahan

10-20 ml/kg RL/NS bolus 15-20 menit, ulang bila perlu Transfusi PRC sesuai indikasi

Distributif Septik Sesuai algoritme syok sepsis

Anafilaktik IM epinefrin 0,01 mg/kg RL/NS 1:1000

10-20 ml/kg RL/NS bolus 15-20 menit, ulang bila perlu Albuterol inhalasi

Antihistamin, kortikosteroid

Infus epinefrin 0,05-0,5 mcg/kg/menit

Neurogenik 10-20 ml/kg RL/NS bolus 15-20 menit, ulang bila perlu Vasopresor

(52)

TERAPI SESUAI DENGAN TIPE SYOK

TIPE TATALAKSANA

Kardiogenik Bradi/takiaritmia Sesuai algoritme gangguan irama Non-aritmia 5-10 ml/kg RL/NS bolus 20-30 menit

Vasoaktif (terutama inotropik) Konsul kardiologi

Obstruktif Obstruksi LV Prostaglandin E1 Konsul kardiologi Tension

pneumothoraks Dekompresi jarum

Torakostomi dengan selang Tamponade Perikardiosentesis

10-20 ml/kg Rl/NS bolus 15-20 menit, ulang bila perlu Emboli paru 10 ml/kg RL/NS bolus 15-20 menit, ulang bila perlu

Trombolitik (rTPA), antikoagulan (heparin, enoksiparin) Konsul ahli

(53)

OBAT VASOAKTIF

KELAS NAMA OBAT DAN DOSIS EFEK

Inotropik Dopamin 5-10 mcg/kg/menit

Dobutamin 5-10 mcg/kg/menit Epinefrin 0,05-0,3 mcg/kg/menit

Meningkatkan kontraktilitas Meningkatkan denyut jantung Efek SVR bervariasi

Fosfodiester inhibitor (inodilator) Milrinon 0,25-0,75 mcg/kg/menit Meningkatkan kontraktilitas Memperbaiki aliran coroner Menurunkan SVR

Vasodilator Mitrogliserin 0,25-1 mcg/kg/menit

Nitroprusid 0,5-4 mcg/kg/menit Menurunkan SVR Vasopresor Epinefrin >0,3 mcg/kg/menit

Norepinefrin 0,05-0,5 mcg/kg/menit

Dopamin >10 mcg/kg/menit Vasopresin 0,01-0,5 U/kg/jam

Meningkat SVR

Meningkatkan kontraktilitas (kecuali vasopressin)

(54)
(55)

Efek potent beta-1 adrenergic reseptor dan moderate beta-2 dan alfa-1 adrenergic reseptor

Low dose (0,05-0,3 mcg/kg/menit): meningkatkan CO (inotropic dan kronotropik), vasodilatasi/penurunan SVR

High dose (>0,3 mcg/kg/menit): efek utama alfa adrenergic → peningkatan SVR dan peningkatan CO

Eso: disritmia

EPINEFRIN

(56)

Berfungsi sebagai inotropik untuk mengatasi curah jantung rendah persisten yang refrakter terhadap terapi cairan

Efek samping: takiaritmia

Dosis: 2-20 mcg/kg/menit IV

1-2 mcg/kg/mnt: stimulasi dopamine-1 reseptor pada ginjal, serebral, pembuluh coroner menghasilkan vasodilatasi

5-10 mcg/kg/mnt: stimulasi beta-1 adrenergic reseptor → meningkatkan CO, SV dengan efek HR bervariasi

>10mcg/kg/mnt: stimulasi alfa adrenergic reseptor → vasokontriksi dengan peningkatan SVR

DOPAMIN

(57)

Obat inotropik dengan efek minimal terhadap denyut jantung dan vasokontriksi perifer

Efek utama beta-1 adrenergic reseptor: meningkatkan inotropi dan kronotropi

Minimal efek alfa dan beta-2 adrenergic reseptor: menyebabkan vasodilatasi sehingga CO meningkat

Efek samping: takiaritmia

Dosis: 5-20 mcg/kg/menit

DOBUTAMIN

(58)

Bekerja pada alfa-1 dan beta-1 adrenergic reseptor → vasokontriksi dan peningkatan CO

Untuk meningkatkan tekanan darah pada hipotensi yang tidak berespon terhadap resusitasi cairan

Pilihan terapi syok sepsis

Dosis: 0,05 mcg/kg/menit ditingkatkan bertahap tiap 15 menit sampai 0,15 mcg/kg/menit

NOREPINEFRIN

(59)
(60)

Nama No RM

Tgl/Jam BB

DOBUTAMIN(sediaan 1 cc = mg) Dosis 5 g/kgBB/mnt → (5xBBx60x24):

1000

5x……….x 24 x 60 = ……..mg= ……..cc 1000

() ………dilarutkan menjadi 24 cc dalam D5%

Dosis Kecepatan

5 g/kgBB/menit 1 mL/jam 7.5 ug/kgBB/menit 1.5 mL/jam 10 ug/kgBB/menit 2 mL/jam 12.5 ug/kgBB/menit 2.5 mL/jam 15 g/kgBB/menit 3 mL/jam 17.5 ug/kgBB/menit 3.5 mL/jam 20 g/kgBB/menit 4 mL/jam

Nama No RM

Tgl/Jam BB

DOPAMIN(sediaan 1 cc = mg) Dosis 5 g/kgBB/mnt → (5xBBx60x24):

1000

5x BB x 24 x 60 = ……..mg= ……..cc 1000

() ………dilarutkan menjadi 24 cc dalam D5%

Dosis Kecepatan

5 g/kgBB/menit 1 mL/jam 10 ug/kgBB/menit 2 mL/jam 15 g/kgBB/menit 3 mL/jam 20 g/kgBB/menit 4 mL/jam

Nama No RM

Tgl/Jam BB

NOREPINEFRIN(sediaan 1 cc = 1 mg) 0.05 x BB.x 60 x 24 = …………...mg

1000

Dipekatkan dua kali = ………..mg=……...cc

dilarutkan menjadi 24 cc dalam D5%

Dosis Kecepatan

0.05 g/kgBB/menit 0.5 mL/jam 0.1 ug/kgBB/menit 1 mL/jam 0.15 ug/kgBB/menit 1.5 mL/jam 0.2 ug/kgBB/menit 2 mL/jam 0.25 g/kgBB/menit 2.5 mL/jam 0.3 ug/kgBB/menit 3 mL/jam

Nama No RM

Tgl/Jam BB

EPINEFRIN(sediaan 1 cc = 1 mg) BB x 0.05 x 60 x 24 = …………...mg= ……...cc

1000

dilarutkan menjadi 24 cc dalam D5%

Dosis Kecepatan

0.05 g/kgBB/menit 1 mL/jam 0.1 g/kgBB/menit 2 mL/jam 0.15 g/kgBB/menit 3 mL/jam 0.2 ug/kgBB/menit 4 mL/jam 0.25 ug/kgBB/menit 5 mL/jam 0.3 ug/kgBB/menit 6 mL/jam 0.35 g/kgBB/menit 7 mL/jam 0.4 g/kgBB/menit 8 mL/jam

(61)

Recognize decreased perfusion GIVE FLUID 10-40 ml/kg

FLUID REFRACTORY SHOCK

COLD SHOCK WARM SHOCK

GIVE INOTROPES

NORMOTENSION HYPOTENSION

CONSIDER

VASODILATOR GIVE VASOPRESSOR ScvO2 > 70%

LACTATE <2,0

Hb > 7 g/dl PRC TRANSFUSION MAINTAIN THERAPY

EVALUATE GLUCOSE, CALCIUM, OR

ADRENAL INSUFFICIENCY

MAINTAIN THERAPY

No

Yes No No

No

Yes Yes

Yes

Yes

No No

Yes Yes No

Yes Yes

(62)

TARGET TERAPI

PARAMETER INDIKATOR PERBAIKAN

SpO2 – OKSIMETRI >95%

DENYUT JANTUNG Frekuensi sesuai usia

NADI PERIFER Nadi lemah menjadi kuat

Nadi bounding berkurang, namun tetap kuat

CRT <2 detik

WARNA DAN SUHU KULIT Warna kemerahan , suhu hangat

TEKANAN DARAH Tekanan darah sistolik, >P5 sesuai usia

TINGKAT KESADARAN Peningkatan kesadaran

DIURESIS Bayi dan anak: 1,5-2 ml/kg/jam

Anak dan remaja: 1 ml/kg/jam

(63)

Seorang anak usia 4 tahun BB 15 kg dibawa ke IGD RS yang tidak ada

fasilitas PICU karena anak tampak lemas, pucat, demam tinggi dan banyak tidur.

Sejak satu minggu yang lalu anak demam tinggi, batuk dan 2 hari terakhir batuk semakin bertambah berat.

Pada pemeriksaan fisik anak tampak gelisah, pucat, t 40

0

C, nadi 180x/mnt, bounding pulse, akral hangat, CRT <3 dt, RR 40x/mnt, T 60/40 mmHg, urin sedikit berwarna pekat.

Pertanyaan:

a.

Sebutkan kegawatan pada pasien?

b.

Bagaimana tatalaksana selanjutnya?

KASUS

(64)

SAGA

SIRKULASI Circulation to skin

Pediatric Assesment Trangle (PAT) Segitiga Asesmen Gawat Anak (SAGA)

▲ Abnormal position

▲ Nasal flare

▲ Chest retraction

▲ Abnormal sound

▲ Tonus

▲ Interactiveness

▲ Consolabillity

▲ Look/gaze

▲ Speech/cry

▲ Cyanosis

▲ Pallor

▲ Mottled

(65)

Dx : Syok sepsis Tx:

1.

Resusitasi kristaloid 10-20cc/kg dalam 15 mnt, evaluasi tanda syok

2.

Bisa diulangi sampai 40 ml/kg

3.

Monitor tanda overload

4.

Pertimbangkan pemberian vasopresor

(66)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

SC menyalurkan sumber-sumbernya pada 2020 untuk memberi tumpuan kepada pelaksanaan tindakan kawal selia yang mampan dan memudah cara untuk meredakan tekanan pasaran yang

Pemberian antihipertensi pada penderita usia lanjut harus hati-hati karena pada mereka ini terdapat : penurunan reflek baroreseptor sehingga mereka lebih mudah mengalami

 Tujuan Pernyataan Standar Laporan arus kas adalah mengatur penyajian laporan arus kas yang memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas suatu

Untuk itu panitia pembangunan mengajak seluruh jemaat GKI Kranggan untuk mengambil bagian membantu kekurangan kebutuhan dana tersebut, dengan cara :. Amplop

Dengan adanya pihak ketiga yang bersifat netral dalam menyampaikan komplain konsumen kepada produsen, maka kredibilitas suatu perusahaan akan semakin terlihat

Kabupaten Solok bisa meningkatkan pengelolaan dan pembangunan pada sektor wisata, khususnya wisata alam Dermaga Singkarak dalam upaya peningkatan potensi pariwisata

Berdasarkan hasil dan uraian tersebut berarti bahwa dengan penerapan metode demonstrasi dengan media kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok

SSP (potensial spontan statis) di bagian atas diagram, adalah defleksi maksimum yang mungkin dalam tebal, serpih bebas, dan air/bearing (basah) batu pasir untuk rasio