Weda Kusuma
Farmakoterapi
Emergensi Pada Anak
1
Farmakoterapi
Mengetahui farmakoterapi pada
kegawatan anak
Kegawatan anak
Mengenal dengan cepat keadaan kritis atau kegawatan pada anak
2
Outline
Tatalaksana Umum
Mengetahui tatalaksana umum kegawatan pada
anak
3
Seorang anak usia 4 tahun BB 15 kg dibawa ke IGD RS yang tidak ada
fasilitas PICU karena anak tampak lemas, pucat, demam tinggi dan banyak tidur.
Sejak satu minggu yang lalu anak demam tinggi, batuk dan 2 hari terakhir batuk semakin bertambah berat.
Pada pemeriksaan fisik anak tampak gelisah, pucat, t 40
0C, nadi 180x/mnt, bounding pulse, akral hangat, CRT <3 dt, RR 40x/mnt, T 60/40 mmHg, urin sedikit berwarna pekat.
Pertanyaan:
a.
Sebutkan kegawatan pada pasien?
b.
Bagaimana tatalaksana selanjutnya?
KASUS
• Semua proses penyakit yang menyebabkan fisiologi tubuh tidak stabil yang mengakibatkan kecacatan atau kematian dalam hitungan waktu yang cepat (menit sampai jam)
• Kegagalan satu atau lebih organ atau system organ yang
mengakibatkan ketergantungan pada perawatan dan pemantauan ketat dengan berbagai alat monitor
SAKIT KRITIS
• Kegawatan pada anak: suatu keadaan pada anak yang dapat mengancam jiwa
• Pasien darurat adalah pasien yang memerlukan pertolongan segera
• Kegawatdaruratan pada anak: suatu keadaan pada anak yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan pertolongan segera
KEGAWATDARURATAN
Ruang perawatan Ruang emergensi
Poliklinik
Ruang publik
Observasional → general impression
Tidak memerlukan peralatan yang lengkap
Menggunakan kemampuan mengamati dan mendengarkan Selesai dalam waktu < 1 menit
Mengidentifikasi permasalahan kegawatan
PENILAIAN AWAL
Pediatric Assesment Triangle (PAT)
Segitiga Asesmen Gawat Anak (SAGA)
Pediatric Assesment Triangle (PAT)
Dieckmann RA, Brownstein D, Gausche-Hill M, eds. Pediatric Education for Prehospital Professionals: PEPP Textbook. Sudbury, MA: Jones & Bartlett Publisher; 2000
Susan Fuchs et al. Pediatrics 2016;138:e20161073
SAGA
SIRKULASI Circulation to skin
Pediatric Assesment Trangle (PAT) Segitiga Asesmen Gawat Anak (SAGA)
▲ Abnormal position
▲ Nasal flare
▲ Chest retraction
▲ Abnormal sound
▲ Tonus
▲ Interactiveness
▲ Consolabillity
▲ Look/gaze
▲ Speech/cry
▲ Cyanosis
▲ Pallor
▲ Mottled
Klasifikasi SAGA dan Zonasi/Triase
N N
N TIDAK GAWAT
N N
Abnormal Kompensata
SYOK
N Abnormal
Abnormal Dekompensata
Abnormal N
N Abnormal
N
GANGGUAN SSP/
METABOLIK
Abnormal
Abnormal GAGAL JANTUNG PARU
Abnormal Abnormal
N
N
GAWAT NAPAS
Abnormal
N
GAGAL NAPAS
Abnormal
GANGGUAN FISIOLOGI PRIORITAS TATALAKSANA
STABIL Terapi spesifik sesuai dengan etiologi penyakit GAWAT NAPAS • Posisi nyaman
• Oksigen/suction sesuai kebutuhan
• Terapi spesifik berdasarkan hasil konsul ke dokter
• Laboratorium dan radiologi sesuai indikasi
GAGAL NAPAS • Buka jalan napas (head-tilt, chin lift, jaw thrust); bebaskan jalan nafas dari benda asing (sesuai kebutuhan)
• Terapi oksigen
• Ventilasi tekanan positif /VTP (sesuai kebutuhan)
• Intubasi atau krikotiroidotomi (sesuai kebutuhan)
• Pemeriksaan laboratorium dan radiologi sesuai indikasi RENJATAN/SYOK • Terapi oksigen (sesuai kebutuhan)
• Akses vascular
• Terapi cairan RL 10-20 ml/kgbb dalam 15-30 menit
• Terapi spesifik sesuai kemungkinan etiologi
• Laboratorium dan radiologi sesuai indikasi GANGGUAN
SSP/METABOLIK
• Oksigen (sesuai kebutuhan)
• Pemeriksaan gula darah atau kemungkinan etiologi lainnya
• Pemeriksaan laboratorum dan radiologi sesuai indikasi GAGAL JANTUNG PARU Ikuti algoritma Bantuan Hidup Dasar Anak
PAT
Primary Survey ABCDE
Secondary Survey SAMPLE Head to toe
Diagnostic (Tertiary) Assesment
B
D C E
Appearance Work of Breathing Circulation to skin
Airway Breathing Circulation Disability Exposure
Focused history: SAMPLE
Detailed examination: Head to toe
Ongoing re-assessment: Response to treatment
Sign and symptom Allergies
Medication Pass history Last meal or liquids
Events leading to presentation
A
Jalan Napas (Airway)
Primary Survey ABCDE
A
B
D C E
Airway Breathing Circulation Disability Exposure
✓ Bebas
✓ Dapat dipertahankan
✓ Perlu Intubasi
✓ Tersumbat
✓ Frekuensi napas (sesuai usia)
✓ Upaya napas
✓ Keluar/masuk udara
✓ Warna kulit (sianosis)
Frekuensi Napas Sesuai Usia
Usia (tahun) Frekuensi Napas
<1 30-40
1-5 20-30
5-12 15-20
>12 10-15
Primary Survey ABCDE
A
B
D C E
Airway Breathing Circulation Disability Exposure
Pernapasan (Breathing)
Sirkulasi (Circulation)
✓ Frekuensi nadi
✓ Perfusi
✓ Kualitas nadi
✓ Perfusi kulit (CRT)
✓ Kesadaran
✓ Tekanan darah
Usia (tahun) TDS P5 (mmHg) MAP P5 (mmHg)
<1 60
1-10 70 + 2n 40 + (1,5n)
>10 90
Primary Survey ABCDE
A
B
D C E
Airway Breathing Circulation Disability Exposure
Usia (tahun) Frekuensi Nadi
<1 100-160
1-5 95-140
5-12 80-120
>12 60-100
n= usia dalam tahun
AVPU GCS
Lebih cepat & praktis Lebih akurat/objektif
A: alert 15
V: responsive to verbal stimuli 13 P: responsive to painful stimuli 8
U: unresponsive 3
Primary Survey ABCDE
A
B
D C E
Airway Breathing Circulation Disability Exposure
Kesadaran (Disability)
Paparan (Exposure)
✓ Ruam (bruishes)
✓ Hematoma
✓ Ikterus
✓ Burn
✓ Fractures
✓ dll
Primary Survey ABCDE
A
B
D C E
Airway
Breathing
Circulation
Disability
Exposure
o
Tujuan mendasar dari BHD dan BHL adalah untuk mendukung oksigenasi serebral, myocardial, dan sistemik sebelum injury yang ireversibel terjadi
o
Karena kegagalan respirasi merupakan penyebab henti jantung pada anak, 100% oksigen harus diberikan pada anak yang
dicurigai hipoksia
o
Efek negatif dari pemberian O2 konsentrasi tinggi tidak dipertimbangkan pada setting henti jantung paru
o
Ketika ROSC, terapi oksigen di titrasi untuk mempertahankan PaO2 60-300 mmHg atau SpO2 94-99%
OKSIGEN
Efek Vasokontriksi epinefrin melalui α– adrenergik meningkatkan tekanan diastol dan selanjutnya tekanan perfusi koroner.
Efek β-adrenergik meningkatkan kontraktilitas miokardium dan denyut jantung.
Indikasi: henti jantung, bradikardia simptomatik (tidak berespon dengan bantuan ventilasi), hipotensi yang tidak berhubungan dengan deplesi volume cairan
Menyebabkan takikardi, ektopi ventrikuler, takiaritmia, hipertensi dan vasokontriksi Dosis 0,01 mg/kg (0,1 mL/kgBB larutan 1:10.000) iv/io. Bila diberikan melalui ETT 0,1 mg/kgBB (0,1 mL/kgBB larutan 1:1.000).
EPINEFRIN
Untuk kasus SVT (yang refrakter terhadap adenosin), VF, atau VT
tanpa nadi.
Amiodaron memperlambat konduksi AV, memperpanjang periode refrakter AV dan interval QT, dan memperlambat konduksi
ventrikular (melebarkan QRS)
Amiodaron tidak diberikan bersamaan dengan obat lain yang
menyebabkan pemanjangan QT, seperti procainamide
Amidaron menyebabkan hipotensi. Komplikasi: bradikardi, blok hati jantung, torsade de pointes.
Dosis: 5 mg/kgBB (maks single dose 300 mg, maks daily dose 15
mg/kg) iv/io
AMIODARON
Untuk fibrilasi/takikardia ventrikel simptomatik
Sebagai alternatif amiodaron
Bekerja dengan mengeblok sodium channel pada jaringan konduksi jantung ketika dalam kondisi inaktivasi pada akhir depolarisasi dan selama repolarisasi awal
• → menghambat konduksi elektrik → mengurangi dan mensupresi aritmia ventrikel
Indikasi: VT tanpa nadi yang refrakter dengan high quality CPR, defibrilasi, dan epinefrin
Toksisitas lidokain: depresi miokard dan sirkulasi, mengantuk, disorientasi, kontraksi otot, dan kejang
Dosis: 1 mg/kgBB iv/io dilanjutkan dengan 10-50 mcg /kg/menit, 2-3mg/kg Endotrakeal
LIDOKAIN 2%
Hipoglikemia
<60 mg/dl
Hipoglikemia dapat menyertai trauma, gagal napas, syok, sepsis, yang berakibat henti jantung patu.
Bayi mempunyai kebutuhan glukosa yang tinggi dan penyimpanan glukosa yang rendah → hipoglikemia ketika kebutuhan energi meningkat
Dosis: 0,5 g/kg D25% (2 ml/kg D25%) atau 5 ml/kg D10% IV/IO
GLUKOSA
HIPOKALEMIA (K < 3,5 mmol/L)
1.
Hipokalemia ringan tidak perlu terapi spesifik
2.
Dosis oral : 1-4 mEq/kg/hari terbagi 2-4 dosis
3.
Jika defisit K berat (K < 2.5 mEq/L) dan atau
menyebabkan aritmia, rhabdomiolisis, kelemahan ekstrim/quadriplegia, distres respirasi→ intravenous replacement
a.
0,2– 1 mEq/kg/jam selama 4 jam dengan monitoring EKG
b.
KCl dicampur dengan NaCL 0,9%
c.
Monitor urin output dan EKG
MANAJEMEN HIPOKALEMIA
3.0-3.5 mEq/L → 0,25 mEq/kg IV KCl dlm 1 jam 2.5-3.0 mEq/L → 0.5 mEq/kg IV KCl dlm 2 jam
< 2.5 mEq/L → 0.75 mEq/kg IV KCl dlm 3 jam
❑
Penyebab:
▪
Pemberian kalium berlebih.
▪
Perpindahan kalium:
- Hiperglikemia, katabolisme (hemolisis, tumor lysis), asidosis.
- Ekskresi melalui ginjal berkurang:
✓
K sparing diuretics (aldactone), gagal ginjal, Hipoaldo-
steronisme (bisa krn ACE inhibitors, Tacrolimus, Cyclosporine, Prostaglandin inhibitors, Heparin).
❑
Gejala klinis:
-
Lemah sampai lumpuh otot, paresthesia, penurunan reflek-2, ECG tall-T
-
Bila berat bisa tjd Ventricular Fibrillation & cardiac arrest.
HIPERKALEMIA (K>5 mmol/L)
1.
Reverse membrane effects :
a.
0.5-1.0 mL/kg 10% Ca-gluconate dalam 2-10 menit,
b.
Hentikan bila HR < 100/min
2.
Transfer K+ ke dlm sel:
a.
1-2 mmol/kg 8.4% Na-bicarbonate – tdk direkomendasikan lagi → hati2
b.
insulin 0.1 unit/kg iv atau sc
c.
4 mg/kg salbutamol atau β2-agonis lain 10-20 mg dlm 10 ml of air dg nebulizer
3.
Naikkan ekskresi K
+melalui ginjal:
a.
1.0 g/kg/dosis Kayexalate
b.
10-20 ml/kg 0.9% NaCl selama 45-60 menit
MANAJEMEN HIPERKALEMIA
BRADIKARDIA
Obat parasimpatolitik yang mengakselerasi pacu jantung sinus atau atrial dan meningkatkan konduksi AV
Mengeblok reseptor M1 muskarinik postganglionic yang menyebabkan feedback inhibisi pelepasan sinaptik acetilkolin → peningkatan asetilkolin menghambat impuls spontan dari SA node
Indikasi: bradikardi simtomatik, keracunan organofosfat, atau digunakan pada saat melakukan tindakan RSI
Dosis: 0,02 mg/kgBB iv/io. Dosis minimal 0,1 mg, dosis maksimal 0,5 mg.
ATROPIN
Kardioversi farmakologi
Berinteraksi dengan reseptor Adenosin1 pada permukaan sel jantung, menghasilkan efek penurunan laju sinus dan memperlambat konduksi AV node.
Adenosin efektif dalam menghentikan SVT yang berhubungan dengan re-entry AV node
Tidak efektif untuk AF, atau takikardia yang tidak disebabkan oleh reentry AV node
Efek samping minimal dan sementara (flushing, chest discomfort, nausea, headache)
Indikasi: SVT yang gagal dengan manuver vagal
Kontraindikasi: WPW Syndrome → AF/VF
Dosis: 0,1 mg/kg iv (maks dosis pertama 6 mg) dan segera bolus 5 ml normal saline (waktu paruh 10 detik)
ADENOSIN
Alternatif antiaritmia selain amiodaron untuk tatalaksana SVT refrakter adenosin atau SVT stabil
Merupakan sodium channel blocker yang memperpanjang periode refrakter atrium dan ventrikel dan memperlambat kepecatan konduksi
Dosis: 15 mg/kg IV (maks dose 1 g), loading dose 30-60 menit, untuk menghindari transien hipotensi
Maintenance: 10 mcg/kg/mnt IV kontinyu, titrasi maks dose 80 mcg/kg/mnt (maks daily dose 2 g)
Monitor TD dan EKG
ESO: heart block, inotropic negatif, pemanjangan QRS dan interval QT
PROCAINAMIDE
▲
Sindrom klinis akibat perfusi jaringan inadekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolic dan oksigenasi
jaringan
▲
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
SYOK
DO2 < VO2
DO2 = CO x Arterial O2 content
HR SV
Preload Contractility Afterload
Hgb 1,34 SaO2
(L/min) Banyak darah yang diejeksikan/menit
(beats/min) Jumlah denyut per menit
(L/beat) Jumlah darah yang diejeksikan 1x denyut
Tanda syok pada penilaian primer
Syok dingin
• Takikardia
• Nadi lemah
• Ekstremitas dingin
• CRT>3detik
• Normo/hipotensi
• TD normal/sempit
Syok hangat
• Takikardia
• Nadi bounding
• Ekstremitas hangat
• CRT<3 detik
• Hipo/normotensi
• TD melebar/normal
Tanda syok pada penilaian primer
TANDA KLINIS HIPOVOLEMIK KARDIOGENIK OBSTRUKTIF DISTRIBUTIF
PATENSI Pasien tergantung tingkat kesadaran
LAJU NAPAS Meningkat
USAHA NAPAS Normal/meningkat Sangat meningkat Normal/ meningkat
SUARA NAPAS Normal Ronki, grunting Menurun
(pneumothorax) Normal (ronki- pneumonia,
wheezing- anafilaksis)
TD SISTOLIK Normal atau hipotensi Hipotensi
TEKANAN NADI Menyempit (pulsus paradoksus pada tamponade) Melebar/menyempit
DENYUT JANTUNG Meningkat
NADI PERIFER Lemah Bounding/lemah
KULIT Pucat, dingin Hangat/dingin
CRT Memanjang Cepat/memanjang
PRINSIP TERAPI
PRINSIP METODE
Optimalisasi oxygen content Suplementasi oksigen konsentrasi tinggi NIV atau MV
Transfusi PRC pada penurunan Hb Memperbaiki volume dan distribusi curah
jantung Bolus cairan
Obat vasoaktif Menurunkan kebutuhan oksigen Sedasi-analgesia
NIV atau MV Antipiretik
Memperbaiki kelainan metabolik Koreksi hipoglikemia, hipokalsemia,
hiperkalemia, dan asidosis
LANGKAH UMUM TERAPI
Positioning
Bantuan jalan napas, oksigen, ventilasi Akses vascular
Resusitasi cairan
Monitoring evaluasi ulang Pemeriksaan penunjang
Obat-obatan
Konsultasi ahli
TERAPI SESUAI DENGAN TIPE SYOK
TIPE TATALAKSANA
Hipovolemik Non-hemoragik 10-20 ml/kg RL/NS bolus 15-20 menit, ulang bila perlu Pertimbangkan koloid
Hemoragik Kontrol perdarahan
10-20 ml/kg RL/NS bolus 15-20 menit, ulang bila perlu Transfusi PRC sesuai indikasi
Distributif Septik Sesuai algoritme syok sepsis
Anafilaktik IM epinefrin 0,01 mg/kg RL/NS 1:1000
10-20 ml/kg RL/NS bolus 15-20 menit, ulang bila perlu Albuterol inhalasi
Antihistamin, kortikosteroid
Infus epinefrin 0,05-0,5 mcg/kg/menit
Neurogenik 10-20 ml/kg RL/NS bolus 15-20 menit, ulang bila perlu Vasopresor
TERAPI SESUAI DENGAN TIPE SYOK
TIPE TATALAKSANA
Kardiogenik Bradi/takiaritmia Sesuai algoritme gangguan irama Non-aritmia 5-10 ml/kg RL/NS bolus 20-30 menit
Vasoaktif (terutama inotropik) Konsul kardiologi
Obstruktif Obstruksi LV Prostaglandin E1 Konsul kardiologi Tension
pneumothoraks Dekompresi jarum
Torakostomi dengan selang Tamponade Perikardiosentesis
10-20 ml/kg Rl/NS bolus 15-20 menit, ulang bila perlu Emboli paru 10 ml/kg RL/NS bolus 15-20 menit, ulang bila perlu
Trombolitik (rTPA), antikoagulan (heparin, enoksiparin) Konsul ahli
OBAT VASOAKTIF
KELAS NAMA OBAT DAN DOSIS EFEK
Inotropik Dopamin 5-10 mcg/kg/menit
Dobutamin 5-10 mcg/kg/menit Epinefrin 0,05-0,3 mcg/kg/menit
Meningkatkan kontraktilitas Meningkatkan denyut jantung Efek SVR bervariasi
Fosfodiester inhibitor (inodilator) Milrinon 0,25-0,75 mcg/kg/menit Meningkatkan kontraktilitas Memperbaiki aliran coroner Menurunkan SVR
Vasodilator Mitrogliserin 0,25-1 mcg/kg/menit
Nitroprusid 0,5-4 mcg/kg/menit Menurunkan SVR Vasopresor Epinefrin >0,3 mcg/kg/menit
Norepinefrin 0,05-0,5 mcg/kg/menit
Dopamin >10 mcg/kg/menit Vasopresin 0,01-0,5 U/kg/jam
Meningkat SVR
Meningkatkan kontraktilitas (kecuali vasopressin)
Efek potent beta-1 adrenergic reseptor dan moderate beta-2 dan alfa-1 adrenergic reseptor
Low dose (0,05-0,3 mcg/kg/menit): meningkatkan CO (inotropic dan kronotropik), vasodilatasi/penurunan SVR
High dose (>0,3 mcg/kg/menit): efek utama alfa adrenergic → peningkatan SVR dan peningkatan CO
Eso: disritmia
EPINEFRIN
Berfungsi sebagai inotropik untuk mengatasi curah jantung rendah persisten yang refrakter terhadap terapi cairan
Efek samping: takiaritmia
Dosis: 2-20 mcg/kg/menit IV
1-2 mcg/kg/mnt: stimulasi dopamine-1 reseptor pada ginjal, serebral, pembuluh coroner menghasilkan vasodilatasi
5-10 mcg/kg/mnt: stimulasi beta-1 adrenergic reseptor → meningkatkan CO, SV dengan efek HR bervariasi
>10mcg/kg/mnt: stimulasi alfa adrenergic reseptor → vasokontriksi dengan peningkatan SVR
DOPAMIN
Obat inotropik dengan efek minimal terhadap denyut jantung dan vasokontriksi perifer
Efek utama beta-1 adrenergic reseptor: meningkatkan inotropi dan kronotropi
Minimal efek alfa dan beta-2 adrenergic reseptor: menyebabkan vasodilatasi sehingga CO meningkat
Efek samping: takiaritmia
Dosis: 5-20 mcg/kg/menit
DOBUTAMIN
Bekerja pada alfa-1 dan beta-1 adrenergic reseptor → vasokontriksi dan peningkatan CO
Untuk meningkatkan tekanan darah pada hipotensi yang tidak berespon terhadap resusitasi cairan
Pilihan terapi syok sepsis
Dosis: 0,05 mcg/kg/menit ditingkatkan bertahap tiap 15 menit sampai 0,15 mcg/kg/menit
NOREPINEFRIN
Nama No RM
Tgl/Jam BB
DOBUTAMIN(sediaan 1 cc = mg) Dosis 5 g/kgBB/mnt → (5xBBx60x24):
1000
5x……….x 24 x 60 = ……..mg= ……..cc 1000
() ………dilarutkan menjadi 24 cc dalam D5%
Dosis Kecepatan
5 g/kgBB/menit 1 mL/jam 7.5 ug/kgBB/menit 1.5 mL/jam 10 ug/kgBB/menit 2 mL/jam 12.5 ug/kgBB/menit 2.5 mL/jam 15 g/kgBB/menit 3 mL/jam 17.5 ug/kgBB/menit 3.5 mL/jam 20 g/kgBB/menit 4 mL/jam
Nama No RM
Tgl/Jam BB
DOPAMIN(sediaan 1 cc = mg) Dosis 5 g/kgBB/mnt → (5xBBx60x24):
1000
5x BB x 24 x 60 = ……..mg= ……..cc 1000
() ………dilarutkan menjadi 24 cc dalam D5%
Dosis Kecepatan
5 g/kgBB/menit 1 mL/jam 10 ug/kgBB/menit 2 mL/jam 15 g/kgBB/menit 3 mL/jam 20 g/kgBB/menit 4 mL/jam
Nama No RM
Tgl/Jam BB
NOREPINEFRIN(sediaan 1 cc = 1 mg) 0.05 x BB.x 60 x 24 = …………...mg
1000
Dipekatkan dua kali = ………..mg=……...cc
dilarutkan menjadi 24 cc dalam D5%
Dosis Kecepatan
0.05 g/kgBB/menit 0.5 mL/jam 0.1 ug/kgBB/menit 1 mL/jam 0.15 ug/kgBB/menit 1.5 mL/jam 0.2 ug/kgBB/menit 2 mL/jam 0.25 g/kgBB/menit 2.5 mL/jam 0.3 ug/kgBB/menit 3 mL/jam
Nama No RM
Tgl/Jam BB
EPINEFRIN(sediaan 1 cc = 1 mg) BB x 0.05 x 60 x 24 = …………...mg= ……...cc
1000
dilarutkan menjadi 24 cc dalam D5%
Dosis Kecepatan
0.05 g/kgBB/menit 1 mL/jam 0.1 g/kgBB/menit 2 mL/jam 0.15 g/kgBB/menit 3 mL/jam 0.2 ug/kgBB/menit 4 mL/jam 0.25 ug/kgBB/menit 5 mL/jam 0.3 ug/kgBB/menit 6 mL/jam 0.35 g/kgBB/menit 7 mL/jam 0.4 g/kgBB/menit 8 mL/jam
Recognize decreased perfusion GIVE FLUID 10-40 ml/kg
FLUID REFRACTORY SHOCK
COLD SHOCK WARM SHOCK
GIVE INOTROPES
NORMOTENSION HYPOTENSION
CONSIDER
VASODILATOR GIVE VASOPRESSOR ScvO2 > 70%
LACTATE <2,0
Hb > 7 g/dl PRC TRANSFUSION MAINTAIN THERAPY
EVALUATE GLUCOSE, CALCIUM, OR
ADRENAL INSUFFICIENCY
MAINTAIN THERAPY
No
Yes No No
No
Yes Yes
Yes
Yes
No No
Yes Yes No
Yes Yes
TARGET TERAPI
PARAMETER INDIKATOR PERBAIKAN
SpO2 – OKSIMETRI >95%
DENYUT JANTUNG Frekuensi sesuai usia
NADI PERIFER Nadi lemah menjadi kuat
Nadi bounding berkurang, namun tetap kuat
CRT <2 detik
WARNA DAN SUHU KULIT Warna kemerahan , suhu hangat
TEKANAN DARAH Tekanan darah sistolik, >P5 sesuai usia
TINGKAT KESADARAN Peningkatan kesadaran
DIURESIS Bayi dan anak: 1,5-2 ml/kg/jam
Anak dan remaja: 1 ml/kg/jam
Seorang anak usia 4 tahun BB 15 kg dibawa ke IGD RS yang tidak ada
fasilitas PICU karena anak tampak lemas, pucat, demam tinggi dan banyak tidur.
Sejak satu minggu yang lalu anak demam tinggi, batuk dan 2 hari terakhir batuk semakin bertambah berat.
Pada pemeriksaan fisik anak tampak gelisah, pucat, t 40
0C, nadi 180x/mnt, bounding pulse, akral hangat, CRT <3 dt, RR 40x/mnt, T 60/40 mmHg, urin sedikit berwarna pekat.
Pertanyaan:
a.
Sebutkan kegawatan pada pasien?
b.
Bagaimana tatalaksana selanjutnya?
KASUS
SAGA
SIRKULASI Circulation to skin
Pediatric Assesment Trangle (PAT) Segitiga Asesmen Gawat Anak (SAGA)
▲ Abnormal position
▲ Nasal flare
▲ Chest retraction
▲ Abnormal sound
▲ Tonus
▲ Interactiveness
▲ Consolabillity
▲ Look/gaze
▲ Speech/cry
▲ Cyanosis
▲ Pallor
▲ Mottled
Dx : Syok sepsis Tx:
1.
Resusitasi kristaloid 10-20cc/kg dalam 15 mnt, evaluasi tanda syok
2.
Bisa diulangi sampai 40 ml/kg
3.
Monitor tanda overload
4.