• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tim Peneliti Ir. I Gusti Ngurah Bagus, MP., NIDN: Dr. Ir. Dwi Widaningsih, MSi., NIDN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Tim Peneliti Ir. I Gusti Ngurah Bagus, MP., NIDN: Dr. Ir. Dwi Widaningsih, MSi., NIDN:"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DINAMIKA POPULASI HAMA PENTING YANG MENYERANG TANAMAN JAGUNG DI KEBUN PERCOBAAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

Tim Peneliti

Ir. I Gusti Ngurah Bagus, MP., NIDN: 0011115705 Dr. Ir. Dwi Widaningsih, MSi., NIDN: 005126001

1

(2)

Keberhasilan pertanaman jagung sekarang telah mendapat kendala berupa serangan hama. Hama penting yang telah menyerang tanaman jagung antara lain: lalat bibit (Atherigona sp.), ulat tanah (Agrothis sp.) lundi/uret (Phylophaga hellen), penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), ulat garayak (Spodoptera litura, Mythimna sp.) penggerek tongkol (Helicoverpa armigera), dan wereng jagung (Peregrinus maydis) (Surikanti, 2011).

Jagung memeiliki peranan penting dalam industri berbasis agribisnis. Untuk tahun 2009, Deptan melalui Direktorat Jendral; Tanaman pangan mengklaim produksi jagung mencapai 18 juta ton. Jagung dimanfaatkan untuk konsumsi bahan baku industry pangan, industry pakan ternak dan bahan bakar. Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat seiring berkembangnya industry pakan dan pangan (Susmawati, 2014).

BAB I. PENDAHULUAN

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

2

(3)

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

Tujuan Penelitian

1.2

1. Menentukan indek keragaman dan indek dominasi serangga hama pada pertanaman jagung 2. Mencari dinamika populasi serangga hama penting pada pertanaman jagung

3. Hubungan korelasi dan regresi anatara jumlah serangga hama dengan produksi tanaman jagung.

4. Hubungan korelasi dan regresi antara suhu dan kelembaban dengan populasi serangga hama.

1. Manfaat akademik, dapat memeberikan informasi tentang dinamika populasi hama jagung, indek keragaman dan indek dominasi hama jagung yang ada dipertanaman jagung.

2. Manfaat praktis: penemuan dari penilitian ini dapat bermanfaat untuk menentukan strategi pengendalian yang tepat terhadap populasi hama yang membahayakan pertanaman jagung.

Manfaat Penelitian

1.3

3

(4)

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

Bagan Alir Penelitian (Road Map)

Gambar 2.6. Bagan Alir Penelitian (road map)

4

(5)

BAB III. METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

3.1

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakuktas Pertanian Universitas Udayana, Jalan, Pulau Moyo, Denpasar. Mulai dari pengolahan tanah, penaman dan produksi dilaksankan di kebun dari bulan April sampai dengan Juni 2017.

Menentukan Indek Keragaman dan Indek Dominasi

3.2

Keragaman dan dominasi serangga hama dapat diketahui dengan menghitung indek keragaman Shannon- Wiener (Odum, 1971) dan dominasi serangga dihitung dengan menghitung indeks Simpson (Pirzan dan Pong- Masak, 2008):

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

5

(6)

Indek Keragaman Serangga

Indek keragaman serangga tanah ditentukan dengan indek keragaman Shannon-Wiener yaitu dengan rumus (Odum, 1971) :

𝐻 = − ෍

𝑖=1 𝑠

𝑃𝑖 ln 𝑃𝑖

Keterangan :

H’ = indek keragaman Shannon-Wiener S = Jumlah genus

Pi = ni/N sebagai proporsi jenis ke i (ni = Jumlah total individu jenis hama total i N = Jumlah seluruh individu dalam total n)

Kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan keragaman Shannon-Wiener (Ferianita-Fachrul et al., 2005) yakni: H’nilainya < 1, berarti keragaman rendah, H’ nilainya 1 – 3 berarti keragaman tergolong sedang dan H’ nilainya > 3 berarti keragaman tergolong tinggi.

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

6

(7)

Indek Dominasi

Indek dominasi serangga dihitung dengan menghitung indeks Simpson (Pirzan dan Pong-Masak, 2008), dengan rumus sebagai beriku :

𝐶 = ෍

𝑖=1 𝑆

𝑃𝑖2

Keterangan :

C = indek Simpson S = Jumlah genus

Pi = ni/N yakni proporsi individu jenis i dan seluruh individu (ni = Jumlah total individu jenis i)

N = Jumlah seluruh individu dalam total n

Selanjutnya indek dominasi spesies (D) dapat dihitung dengan formulasi 1- C (Rad et al. 2009).

Kreteria yang digunakan untuk menginterprestasikan dominasi jenis serangga yakni: mendekati 0 = indek rendah atau semakin rendah dominasi oleh satu spesies serangga atau tidak terdapat spesies yang secara ekstrim mendominasi spesies lainnya, mendekati 1 = indek besar atau cendrung didomnasi oleh beberapa spesies mikroba (Pirzan dan Pong-Masak, 2008).

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

7

(8)

Prevalensi

3.3

Prevalensi dapat dihitung melalui membagi jumlah koloni serangga tertentu dibagi dengan seluruh koloni serangga kali 100%.

Dinamika Populasi

3.4

Hama yang muncul pada setiap petak percobaan dihitung populasinya dan jenisnya serta secara kuantitatif dicatat jumlahnya dari minggu ke minggu selama periode tumbuh tanaman. Dinamika pertumbuhan setiap populasi hama secara eksponensial tersebut kemudian dihitung dengan rumus Malthus (1978):

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017 Keterangan :

N0 = Jumlaj populasi awal, pada waktu t = 0 Nt = Jumlah populasi pada waktu t

e = Dasar logaritme natural = 2,71828

r = Konstanta/kecepatan instrinsik pertumbuhan secara wajar dN = Kecepatan berubah populasi/waktu pada saat tertentu

dt = Interval waktu 𝑁𝑡 = 𝑁0𝑒𝑟 atau dN / dt = 𝑟𝑁

8

(9)

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017 Hubungan Antara Populasi Hama dengan Suhu dan Kelembaban

3.5

Analisis untuk menentukan hubungan antara populasi hama dengan suhu dan kelembaban digunakan pendekatan analisis regresi, dan hubungan timbal balik kedua peubah dihitung dengan analisis korelasi (Gomes dan Gomes, 2007).

9

(10)

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Populasi Hama Tanaman Jagung

4.1

Hasil pengamatan populasi hama tanaman jagung ditemukan populasi lalat bibit (Atherigona sp.) sebanyak 20 ekor, mulai dari pengamatan pertama sampai pengamatan keenam setelah tanam, belalang (Oxya chinensis dan Locusta sp.) sebanyak 38 ekor yang diamati mulai dari minggu pertama sampai minggu kesembilan setelah tanam, ulat grayak (Spodoptera litura F.) sebanyak 21 ekor mulai diamati dari munggu kelima sampai minggu kesembilan setelah tanam, dan ulat tongkol (Helicoverpa armigera Hbn.) sebanyak 7 ekor mulai dari pengamatan 7 minggu samapi Sembilan minggu setelah tanam (Tabel 4.1; Gambar 4.1).

Next

10

(11)

Tabel 4.1 Populasi Hama Tanaman Jagung

Gambar 4.1 Populasi Hama Tanaman Jagung Selama Pengamatan

Lanjutan…

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

11

(12)

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

Nilai Dinamika Populasi

4.2

Nilai dinamika populasi pada lalat bibit tertinggi dicapai pada 2 MST sebesar 0,55, pada belalang ditemukan pada 6 MST sebesar 0,83, ulat grayak ditemukan pada 8 MST sebesar 0,61, sedangkan pada ulat tongkol hanya 8 MST sebesar 0,49 (Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Nilai Dinamika Populasi

MST = minggu setelah tanam, N = nilai dinamika populasi, RH = kelembaban relatif.

12

(13)

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

Prevalensi Hama Tanaman Jagung

4.3

Jumlah populasi hama belelang sebesar 38 ekor, dengan prevalensi tertinggi dicapai sebesar 44,19%, disusul oleh ulat grayak dengan populasi 21 ekor, prevalensinya sebesar 24,42%, kemudian jumlah populasi lalat bibit sebesar 20 ekor prevalensinya sebesar 23,26% dan terakhir ulat tongkol dengan jumlah populasi sebanyak 7 ekor prebvalensinya sebesar 0,081% (Tabel 4.3).

Tabel 4.3 Jumlah populasi dan prevalensi hama pada tanaman jagung

13

(14)

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

Indek Keragaman dan Indek Dominasi

4.4

Indek keragaman dan indek dominasi hama pada tanaman jagung ditemukan berturut-turut 3,2058 dan 0,8730 (Tabel 4.4). Hal ini berarti populasi hama pada jagung stabil mendekati tingkat keragaman yang merata, tetapi dilihat dari indek dominasinya ternyata ada serangga hama belelang yang mendominasi populasi di lapang sebesar 44,19%.

Tabel 4.4 Indek keragaman dan indek dominasi serangan hama pada tanaman jagung

H = indek keragaman dan D = indek dominasi

14

(15)

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

Persamaan Regresi dan Kerelasi Antara Populasi Hama dengan Suhu dan Kelembaban

4.5

Berdasarkan analisis statistika hubungan antara populasi hama (lalat bibit, belelang, ulat grayak dan ulat tongkol) dengan suhu dan kelembaban, menunjukkan bahwa hanya hubungan lalat bibit dengan kelembaban, ulat grayak dengan dengan suhu, ulat grayak dengan kelembaban yang berhubungan nyata (Tabel 5).

Hubungan regresi antara lalat bibit dengan kelembaban dengan persamaan Y2 = 2,024 - 0,017 X2*

dengan koefisien korelasi sebesar -0,65*, berarti semakin tinggi kelembaban populasi hama lalat bibit semakin turun. Sebaliknya dari persamaan regresi ulat grayak terhadap suhu Y7 = -0,69 + 0,012 X1* (r = 0,81*) dan dengan kelembaban Y8 = -0,69 + 0,012 X2* (r = 0,72*), berarti semakin tinggi suhu dan kelembaban semakin tinggi populasi ulat grayak sampai tingkat tertentu. Ulat grayak dengan suhu dan kelembaban di lapang sesuai dengan siklus hidup hama ulat grayak. Suhu 25,2o-30,1oC dan kelembaban 79-99% sesaui dengan kehidupan hama tersebut.

Next

15

(16)

Tabel 4.5 Hubungan antara populasi lalat bibit, belelang dan ulat gyarak dengan suhu dan kelembaban

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

Lanjutan…

16

(17)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

Kesimpulan

5.1

Bahwa hama yang ditemui selama penelitian antara lain lalat bibit (Atherigona sp., Ordo: Diptera), belalang (Oxya chinensis dan Locusta sp.), ulat grayak (Spodoptera litura F.) dan ulat tongkol (Helicoverpa armigera Hbn., Noctuidae, Leppidoptera), populasi hama tertinggi didapat pada belalang (38 ekor) dengan dinamika populasi sebesar 0,83 pada 6 MST (minggu setelah tanam). Prevalensi tertinggi didapat pada hama belalang sebesar 44,19%, diikuti oleh ulat grayak sebesar 24,42%, lalat bibit sebesar 23,26% dan ulat tongkol sebesar 0,08%. Indek keragaman sebesar 0,306 berarti relatif stabil dengan indek dominasi sebesar 0,873, berarti ada yang mendominasi yaitu hama belelang. Hubungan regresi yang siginifikan adalah lalat bibit dengan kelembaban, ulat grayak dengan suhu dan kelembaban. Masing-masing dengan kefisien korelasi sebesar -0,65, 0,81 dan 0,72.

Saran

5.2

Perlu disarankan agar mewaspadai kenaikan suhu dan kelembaban terhadap populasi hama ulat gyarak, hal ini berkaitan dengan strategi pengendalian yang dilakukan. Strategi pengendalian yang dilakukan dapat berupa penyemprotan dengan biopestisida yang ramah lingkungan. Pemberian insektisida sintetik merupakan alternatif terakhir apabila biopestisida tidak efektif digunakan lagi.

17

(18)

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bukit Jimbaran 24-10-2017

MATUR SUKSMA…

17

Gambar

Gambar 2.6. Bagan Alir Penelitian (road map)
Tabel 4.1 Populasi Hama Tanaman Jagung
Tabel 4.2 Nilai Dinamika Populasi
Tabel 4.3 Jumlah populasi dan prevalensi hama pada tanaman jagung
+2

Referensi

Dokumen terkait

Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir, ditempatkan bersama ibunya dalam satu..

Pelaksanaan reklamasi yang dilakukan saat ini tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku terutama pada: (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Pertambangan,

Dalam hal ini, ketergantungan terhadap bantuan pemerintah pusat harus seminimal mungkin sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus menjadi sumber keuangan utama

a Merawat pasien dan mencatat riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik, terapi, hasil  pemeriksaan penunjang, tindakan yang telah diberikan kepada pasien serta

a) Pembicaraan yang berkaitan dengan layanan psikologi hanya dilakukan dengan mereka yang secara jelas terlibat dalam permasalahan atau kepentingan tersebut. b)

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah menganalisis apa saja faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih etnis Tionghoa dalam menentukan pilihannya dan cenderung

A previous survey of artwork on military sites (including but not only Cold War) described their significance in 6 terms of their providing coded information about the ways

Oleh karena itu, ayah harus di- ikutsertakan dan dilibatkan sedini mungkin dengan me- nyediakan ruang diskusi bagi ayah pada saat antenatal care khususnya tentang ASI eksklusif