• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PENYULUH DALAM PENERAPAN PUPUK ORGANIK CAIR PADA TANAMAN KACANG PANJANG DI DESA GENTUNGAN KECAMATAN BAJENG BARAT KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANAN PENYULUH DALAM PENERAPAN PUPUK ORGANIK CAIR PADA TANAMAN KACANG PANJANG DI DESA GENTUNGAN KECAMATAN BAJENG BARAT KABUPATEN GOWA"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN PENYULUH DALAM PENERAPAN PUPUK ORGANIK CAIR PADA TANAMAN KACANG PANJANG

DI DESA GENTUNGAN KECAMATAN BAJENG BARAT KABUPATEN GOWA

MAULUDDIN 105 9600617 10

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

(2)

PERANAN PENYULUH DALAM PENERAPAN PUPUK ORGANIK CAIR PADA TANAMAN KACANG PANJANG

DI DESA GENTUNGAN KECAMATAN BAJENG BARAT KABUPATEN GOWA

MAULUDDIN 105 9600617 10

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Petanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skriprsi yang berjudul :

Peranan Penyuluh Dalam Penerapan Pupuk Organik Cair Pada Tanaman Kacang Panjang Di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, November 2014

MAULUDDIN

(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

MAULUDDIN, 105960061710. Peran Penyuluh dalam Penerapan Pupuk Organik Cair Pada Tanaman Kacang Panjang di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa, Dibawah bimbingan AMRUDDIN dan HASRIANI.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh dalam penerapan pupuk organik cair pada tanaman kacang panjang di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa.

Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Juli sampai dengan September 2014. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa.

Populasi diambil terdiri dari 2 kelompok tani yang ada di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa yakni, Kelompok Tani Bontomarannu 15 petani dan Kelompok Tani Sinar Bajeng 15 petani, maka jumlah populasi secara keseluruhan yakni 30 orang petani. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik full sampel (sampel jenuh ) dimana keseluruhan populasi dijadikan sampel, sehingga sampel petani dalam penerapan kacang panjang sebanyak 30 orang petani

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluh dalam penerapan pupuk organik cair pada tanaman kacang panjang , dapat ditarik kesimpulan bahwa peran penyuluh pertanian yang sesuai antara lain sebagai pembimbing mendapat respon baik sebanyak 28 orang (93,00 %), sebagai organisator dan dinamisator mengatakan baik sebanyak 19 orang (63,33%), sebagai teknisi mengatakan baik sebanyak 18 orang (60%) serta sebagai konsultan petani menyatakan sangat baik sebanyak 20 orang (66,67%), dimana semua peran penyuluh memberikan dampak yang baik bagi petani dalam penggunaan pupuk organik cair yang bermanfaat bagi tanaman kacang panjang, sehingga dapat meningkatkan hasil produksi petani.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan hidayah-Nyalah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meskipun dalam konteks yang sangat sederhana baik dari segi ketepatan pemaparan maupun ketepatan penyajian hasilnya.

Skripsi ini disusun berdasarkan pedoman penulisan yang berlaku dan dengan upaya pemanfaatan segala potensi yang penulis miliki seoptimal mungkin, akan tetapi karena keterbatasan kemampuan penulis sebagai manusia biasa, bukan hal yang tidak mungkin jika terdapat ketidaksempurnaan dalam pemaparan hasil skripsi ini. Oleh karena itu, demi kesempurnaan dan dalam upaya membuat skripsi ini menjadi karya ilmiah yang baik, penulis senantiasa bersedia menerima saran dan kritikan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini bisa terselesaikan tanpa keterlibatan bantuan dari berbagai pihak. Berbagai macam kendala yang penulis hadapi dalam proses penyelesaian skripsi ini dapat terlewati berkat partisipasi dari berbagai pihak. Olehnya itu penulis berkewajiban untuk berterima kasih kepada pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, yaitu :

1. Kepada kedua orang tua yang telah membesarkan dan mendidik penulis dan tidak bosan-bosannya memanjatkan doa kepada Allah Yang Maha Pengasih, untuk kesuksesan penulis serta tidak henti-hentinya memberikan dorongan moril dan materil.

2. Kepada Bapak Amruddin, S.Pt, M.Si dan Hasriani, S.TP, M.Si dosen pembimbing penulis yang dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk

(8)

membimbing penulis sampai pada penyempurnaan dan penyelesaian skripsi ini.

3. Kepada Bapak dan Ibu dosen jurusan Agribisnis yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini.

4. Saudara-saudaraku, yang telah ikut membantu dan mendoakan penulis demi keberhasilannya dalam studi.

5. Kepada teman-teman dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga amal jerih payah Bapak/Ibu/saudara(i) kepada penulis mendapatkan balasan yang berlipat ganda dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.

Makassar, November 2014

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PENGESAHAN ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………. 1

1.2. Rumusan Masalah……… 4

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……… 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Penyuluhan ... 6

2.2. Tujuan Penyuluhan Pertanian ... 9

2.3. Peran Penyuluh Pertanian ... 12

2.4. Pupuk organik cair ... 15

2.5. Kacang Panjang ... 16

2.6. Kerangka Pikir... 18

III. METODE PENELITIAN . 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 20

3.2. Populasi dan Sampel ...……….. 20

(10)

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.4. Jenis dan Sumber Data ... 21

3.5. Analisis Data ... 21

3.6. Definisi Operasional... 22

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 24

4.1 Letak Geografis dan Tofografi... 24

4.2 Tanah dan Iklim ... 25

4.3 Keadaan Penduduk ... 25

4.4 Pemanfaatan Lahan Pertanian... 30

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

5.1 Identitas Responden ... 32

5.2 Peran Penyuluh dalam Penggunaan Pupuk Cair Pada Tanaman Kacang Panjang ... 37

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

6.1 Kesimpulan ... 44

6.2 Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(11)

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman 1. Jumlah Penduduk berdsarkan Umur dan Jenis Kelamin

di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ………. 26

2. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa . ……… 28

3. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ………. …………. 29

4. Potensi Luas Lahan Pertanian Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat 30 5. Responden Berdasarkan Kelompok Umur Petani di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ………. 33

6. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ……… 34

7. Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani Petani di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa …….. 35

8. Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ………. 36

9. Luas Lahan Responden di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa`……….. 36

10. Penyuluh Pertanian Sebagai Pembimbing ... 38

11. Penyuluh Pertanian Sebagai Organisator dan Dinamisator ... 39

12. Penyuluh Pertanian Sebagai Teknisi ... 40

13. Penyuluh Pertanian Sebagai Konsultan ... 42

(12)

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman 1. Kerangka Pikir Peran Penyuluh Dalam Penerapan Pupuk Organik Cair

Pada Tanaman Kacang Panjang di Desa Gentungan

Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ……… 19

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Kuesioner Penelitian ………. 47

2. Identifikasi Petani Kacang Hijau dalam Penggunaan Pupuk Cair …… 50 3. Rekapitulasi Data Penelitian Peran Penyuluh Pertanian ……… 51

4. Dokumnetasi Lapangan ………. 53

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Para petani yang mengelola usahataninya sangat mengharapkan adanya perubahan-perubahan dalam tingkat kesejahteraan hidupnya. Salah satu usaha pemerintah dalam hal ini melalui usaha penyuluhan pertanian dalam menyampaikan harapan pada petani dalam meningkatkan produksi usahataninya yaitu melakukan penyuluhan pertanian agar terjadi perubahan-perubahan yang positif dalam pengelolaan usahatani mereka. Aktif menyelenggarakan penyuluhan-penyuluhan teknologi baru yang sesuai dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan pertanian. Peningkatan produksi usahatani hanya bisa dicapai kalau para petani mau dan mampu menerapkan teknologi baru yang akan menguntungkan mereka (Kartasapoetra, 1997).

Pupuk merupakan bahan yang mengandung satu atau lebih zat hara yang dibutuhkan tanaman untuk berkembang secara optimal. Tujuan utama dari pemupukan pada dasarnya adalah untuk memelihara dan untuk memperbaiki kesuburan tanah, pupuk memberikan berbagai jenis zat hara yang diperlukan tanaman. Penempatan pupuk organik kedalam tanah dapat dilakukan seperti pupuk anorganik, misalkan untuk kompos, pupuk kandang, azola, daun lamtoro, limbah agroindustri (bumbu masak, limbah pengolahan minyak sawit, dll).

Pengelolaan usahatani yang baik perlu perencanaan yang tepat dalam penggunaan faktor-faktor produksi, seperti penggunaan bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan sebagainya. Peningkatan produksi pertanian adalah akibat dari

(15)

2 pemakaian teknik-teknik baru dalam usahatani. Untuk memperoleh hasil yang banyak tidak mungkin dicapai hanya dengan menggunakan tanaman dan teknik- teknik budidaya yang lama saja melainkan harus ada perubahan baru yang lebih menguntungkan (Demanto, 2002)

Kacang panjang (Vigna spp.). di Indonesia merupakan mata dagangan sehari-hari. Pendayagunaan kacang panjang sangat beragam, yakni dihidangkan untuk berbagai masakan mulai dari bentuk mentah sampai masak. Prospek ekonomi dan sosial kacang panjang sangat cerah, sehingga budidaya kacang panjang cukup menjanjikan (Anonim, 2010).

Sentra penanaman kacang panjang di Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa terutama Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, DI Aceh, Sumatra Utara, Lampung dan Bengkulu (Anonim, 2010).

Khusus di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa menunjukkan bahwa luas areal pertanaman kacang panjang, yaitu 276 ha dan luas panen 262,2 ha. Dari luas panen tersebut menghasilkan produksi 351,67 ton dengan rata-rata produksi 6,45 ton ha , sedangkan untuk Desa Gentungan luas areal pertanaman kacang panjang yakni 24,7 ha untuk setiap musim tanam (Anonim, 2012).

Pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organic adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk

(16)

3 pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes) (Anonim, 2008).

Penambahan pupuk organik pada kacang panjang juga mampu memperbaiki kesuburan biologi, dimana mikroorganisme tanah saling berinteraksi dengan bahan organik, yang berperan sebagai pendaur ulang hara dalam tanah, sehingga hara akan lebih tersedia untuk tanaman. Dari aspek tanaman, hasil perombakan bahan organik dapat menghasilkan asam amino yang dapat diserap tanaman dengan segera, dan bahan organik banyak mengandung sejumlah zat pengatur tumbuh dan vitamin yang dapat menstimulasi pertumbuhan tanaman.

Oleh karena itu, penggunaan pupuk organik ini mampu menjamin ketersediaan hara dalam kurun relatif lama, membuat tanah lebih remah, sehingga menjamin kelestarian kesuburan tanah, dan dapat menjamin keberlanjutan usaha tani (Anonim, 2009).

Para penyuluh pertanian harus berorientasi kepada masalah yang dihadapi petani, sesuai dengan kenyataan dan pemahaman mereka dan tidak lebih berorientasi kepada teknologi pertaniannya. Kegiatan penyuluhan banyak melibatkan pertimbangan nilai. Tidak jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan memberi informasi tidak saja demi kepentingan petani sendiri tetapi juga untuk kepentingan masyarakatnya. Penyuluh diharapkan mempunyai wawasan yang luas tentang dunia sekelilingnya sehingga dapat menafsirkan rangsangan dan pesan yang diterima. Penyuluhan dapat membantu petani menganalisis situasi yang sedang berkembang agar mereka selalu siap untuk memberikan peringatan kepada

(17)

4 petani secara “tepat waktu” mengenai hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi dengan pemberian satu atau beberapa aspek permasalahan, petani akan mampu memecahkan masalahnya, bahkan kadang-kadang cukup dengan hanya penjelasan masalah analisis yang sistematis. Penyuluh seharusnya menganalisis terlebih dahulu keadaan petani sebelum memutuskan untuk membantunya.

Peran penyuluh pertanian di desa ini sangat dibutuhkan untuk usaha peningkatan produksi kacang panjang yang kenyataannya belum mampu meningkatkan usahatani pada masyarakat petani untuk memanfaatkan sumberdaya lahan sesuai fungsinya. Hal ini disebebakkan oleh kurangnya informasi penggunaan pupuk organic cair pada tanaman kacang panjang yang diberikan oleh intansi setempat. Di samping itu petani di Desa Gentungan belum mampu melepaskan diri dari penggunaan pupuk kimia dalam kegiatan usahataninya. Hal tersebut tentunya juga berkaitan dengan informasi oleh penyuluh pertanian dalam memanfaatkan pupuk organik cair pada kacang panjang 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah bagaimana peran penyuluh dalam penerapan pupuk organik cair pada tanaman kacang panjang di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ?

(18)

5 1.3 Tujuan dan Keguanaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh dalam penerapan pupuk organik cair pada tanaman kacang panjang di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi petani sebagai pelaku utama, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam peran penyuluh pertanian dalam menerapkan pupuk organik cair

2. Bagi dinas/ instansi pangan diharapkan dapat menjadi masukan dalam penyusunan kebijakan teknis yang berkenaan dalam informasi penggunaan pupuk organik cair terhadap kacang panjang

3. Bagi pihak yang berkompeten, diharapkan dapat menjadi informasi dalam membangun koordinasi yang harmonis dalam kaitannya dengan peran penyuluh pertanian dalam menerapkan pupuk organik cair.

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyuluhan

Pengertian penyuluhan, menurut Suhardiyono (2004) adalah merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya dimana kegiatan dalam ahli pengetahuan dan ketrampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Beberapa ahli penyuluhan menyatakan bahwa sasaran penyuluhan yang utama adalah penyebaran informasi yang bermanfaat dan praktis bagi masyarakat petani yang berada di pedesaaan dan kehidupan pertaniannya, melalui pelaksanaan penelitian ilmiah dan percobaan di lapang yang diperlukan untuk menyempurnakan pelaksanaan suatu jenis kegiatan serta pertukaran informasi dan pengalaman diantara petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Menurut Van den Bann and Hawkins (1999), penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar. Pendidikan penyuluhan adalah ilmu yang berorientasi keputusan tetapi juga berlaku pada ilmu sosial berorientasi pada kesimpulan. Ilmu ini mendukung keputusan strategi yang harus diambil dalam organisasi penyuluhan. Penyuluhan juga dapat menjadi sarana kebijaksanaan yang efektif untuk mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak mampu mencapai tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan.

(20)

7 Sebagai sarana kebijakan, hanya jika sejalan dengan kepentingan pemerintah atau organisasi yang mendanai jasa penyuluhan guna mencapai tujuan petani.

Menurut Jack Ferner dalam Jabal (2003), penyuluhan pertanian merupakan ilmu terapan yang secara khusus meempelajari teori, prosedur dan cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan teknologi baru kepada petani melalui proses pendidikan sehingga petani mengerti, menerima dan menggunakan teknologi baru untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

Penyuluhan pertanian juga dapat dipandang sebagai pendidikan di luar sekolah yang berfungsi untuk menyebarluaskan pengetahuan dan teknologi pertanian kepada petani atau nelayan beserta keluarganya dengan tujuan agar mereka mampu, sanggup dan berswasembada untuk meningkatkan produksi dan pendapatan dalam usahataninya sehingga hidupnya dapat lebih sejahtera (Soedarmanto, 2002).

Pengertian penyuluhan pertanian yang menggunakan konsep pemasaran yang diajukan oleh Mardikanto (1993) yang menyatakan bahwa penyuluhan pertanian pada hakekatnya adalah proses pemasaran informasi atau inovasi.

Karena itu, setiap penyuluhan dapat menerapkan konsep pemasaran untuk mengefektifkan kegiatan penyuluhan. Tanpa meninggalkan konsep penyuluhan yang didasarkan pada konsep pendidikan dan komunikasi, para penyuluh bisa menggali konsep-konsep ekonomi atau bisnis informasi untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.

(21)

8 Mosher, dalam Soedarmanto, (2002), mengemukakan bahwa dalam penyuluhan pertanian mengandung arti aktivitas pendidikan diluar bangku sekolah (non formal) yang sifat-sifatnya sebagai berikut:

1. Selalu berhubungan dengan masyarakat petani yang ada di pedesaan yang sesuai dengan kepentingan atau kebutuhan pada waktu tertentu yang sangat erat kaitannya dengan mata pencaharian atau usahataninya guna mencapai tujuan peningkatan staraf hidup petani beserta keluarganya maupun masyarakat sekitarnya.

2. Menggunakan cara-cara dan metode-metode pendidikan khusus yang disesuaikan dengan sifat, perilaku dan kepentingan petaninya.

3. Keberhasilan pelaksanaannya memerlukan bantuan berbagai aktivitas baik secara langsung menunjang pendidikan itu (seperti perencanaan penyuluhan, penjadwalan waktu serta evaluasi) maupun yang tidak langsung menunjangnya (penyediaan sarana produksi, serta fasilitas pengolahan hasil yang memadai).

Berdasarkan definisi yang terurai di atas dapat ditarik suatu definisi mengenai penyuluhan pertanian yaitu suatu jasa pendidikan non formal dan informasi pertanian yang diberikan oleh pihak-pihak tertentu kepada petani maupun pihak lain yang memerlukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani sesuai kebutuhannya. Pihak pelaksana penyuluhan tidak terbatas pada pemerintah tetapi bisa juga dilaksanakan oleh organisasi non pemerintah maupun pihak swasta lainnya (Ibrahim, 2003).

(22)

9 2.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian

Pembangunan pertanian dewasa ini serta dimasa mendatang adalah pembangunan pertanian yang berdimensi kerakyatan yang dirancang sedemikian rupa sehingga berawal dari petani dan berakhir di petani. Permasalahan di bidang penyuluhan pertanian yang sangat mendasar seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi adalah kualitas sumberdaya penyuluhan pertanian yang dipandang perlu untuk terus ditingkatkan. Tugas dan fungsi penyuluh pertanian antara lain; mengusahakan sarana produksi, merubah sikap dan perilaku petani, mencarikan peluang pasar serta membantu dalam menerapkan teknologi baru.

Menurut Van den Bann and Hawkins Hawkins (1999) mengemukakan bahwa tujuan penyuluhan adalah menjamin agar peningkatan produksi pertanian yang merupakan tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian dicapai melalui cara merangsang petani untuk memanfaatkan teknologi produksi modern dan ilmiah yang dikembangkan melalui penelitian.

Penyuluhan pertanian pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat tani sehingga diperlukan kemampuan untuk bertani lebih baik. Berarti merubah masyarakat tradisional menjadi masyarakan modern.

Menurut Mosher, dalam Soedarmanto, (2002) merinci tujuan penyuluhan menjadi tiga tujuan yakni:

1. Membantu petani untuk memperbaiki kehidupan fisiknya.

2. Membantu petani dalam usahataninya untuk mencari jenis usaha lain yang berarti penciptaan lapangan kerja yang berbasis pertanian.

(23)

10 3. Mengembangkan masyarakat tani yang berarti meningkatkan peradaban

masyarakat tani.

Beberapa pakar penyuluhan pertanian memberikan pengertian tujuan penyuluhan yang dapat dirangkum sebagai berikut:

1. Membentuk suatu masyarakat tani yang bangga akan pekerjaannya, bebas dalam berfikir, konstruktif dalam pandangan, cakap, efisien dan percaya diri sendiri.

2. Mendorong petani untuk menghasilkan bahan makanan yang diperlukan agar mereka dapat makan dan hidup dengan baik.

3. Menambah pengetahuan petani sehingga petani dapat mengusahakan usahataninya lebih efisien, sehingga akan memperbaiki atau mempertinggi pendapatannya.

4. Membuka kesempatan bagi petani untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya agar disalurkan sehingga bakat tersebut dapat ditingkatkan.

5. Menambah kemampuan petani tentang keadaan-keadaan dan kesempatan yang ada di luar desanya (Soedarmanto, 2002).

Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian harus mencakup tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek yaitu untuk menimbulkan perubahan yang lebih terarah dalam aktivitas usahatani di pedesaan, perubahan hendaknya menyangkut: tingkat pengetahuan, kecakapan atau kemampuan sikap dan motif tindakan petani. Dengan terlaksananya perubahan itu pada diri masing- masing petani, kini dapat diharapkan para petani akan lebih terbuka menerima petunjuk dan bimbingan yang akan menguntungkannya, lebih aktif dan dinamis

(24)

11 dalam melaksanakan usahataninya. Inilah tujuan pokok penyuluhan. Tujuan jangka panjang adalah agar tercapai peningkatan taraf hidup yang lebih terjamin.

Pada umumnya, tujuan penyuluhan pertanian adalah terciptanya peningkatan kesejahteraan petani dan keluarganya. Menurut Soedarmanto (2002) tujuan penyuluhan adalah membantu petani agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya untuk meningkatkan produksi dan pendapatan dalam usahataninya sehingga hidupnya dapat lebih sejahtera.

Dalam sistem penyuluhan pembangunan pertanian, fungsi penyuluhan pertanian tidaklah berdiri sendiri melainkan seiring dengan fungsi-fungsi lain seperti fungsi penelitian, fungsi pelayanan, fungsi pengaturan, dan fungsi pendidikan (Kartasapoetra, 1996).

Penyuluhan pertanian menjadi jembatan antara kegiatan penelitian dan kegiatan usahatani yang dilakukan petani. Sebagai suatu kegiatan yang pada dasarnya adalah kegiatan pendidikan, penyuluhan pertanian berfungsi menyebarkan hasil-hasil penelitian yang berguna bagi perkembangan kehidupan petani. Sebaliknya, kegiatan penyuluhan pertanian dituntut pula untuk dapat mengalirkan informasi kebutuhan penelitian apa yang dirasakan petani untuk diteliti di lembaga-lembaga penelitian.

Dari berbagai tujuan penyuluhan pertanian, semuanya bermuara pada tujuan peningkatan kesejahteraan petani. Peningkatan kesejahteraan petani dapat dicapai bila penyuluhan pertanian yang dilaksanakan oleh para penyuluh benar- benar dapat memuaskan petani akan kebutuhan informasi dan pendidikan non formal yang dirasakan untuk peningkatan usahataninya.

(25)

12 Secara umum tujuan penyuluhan adalah untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan merubah sikap petani dalam mengusahakan usahataninya ke arah yang lebih baik, berusahatani lebih menguntungkan dan hidupnya lebih sejahtera. Untuk itu penetapan tujuan perlu dilakukan, sebab tujuan akhir penyuluhan pertanian merupakan kekuatan pendorong proses pelaksanaan penyuluhan itu sendiri (Ibrahim, dkk, 2003).

2.3 Peran Penyuluh Pertanian

Suhardiyono (1999) menyatakan bahwa penyuluhan merupakan proses interaksi antara 3 komponen pokok, yaitu adanya program/proyek, penyuluh lapangan dan petani, yang mana prosesnya dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Proses pertama, dikenal adanya kesenjangan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan produktifitas usahatani antara petani dan proyek/program pembangunan pertanian.

2. Proses kedua, program/proyek mengumpulkan informasi dari lembaga penelitian untuk paket-paket bantuan kepada petani dalam rangka meningkatkan usahatani mereka.

3. Proses ketiga, merupakan proses penyampaian paket teknologi yang telah dirumuskan kepada penyuluh-penyuluh lapangan melalui latihan maupun kursus, sehingga para penyuluh akan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai untuk melaksanakan alih dan pengetahuan.

4. Proses keempat, adalah proses penyampaian paket teknologi dari penyuluh lapangan kepada petani melalui kelompok-kelmpok tani.

(26)

13 5. Proses kelima, yaitu proses umpan balik tentang hasil penerapan paket-paket

teknologi yang dilakukan petani.

Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan kepada petani agar mau mengubah cara befikir, cara kerja dan cara hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan jaman, perkembangan teknologi pertanian yang lebih maju.

Seorang penyuluh membantu para petani didalam usaha mereka meningkatkan produksi dan mutu produksinya guna meningkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu para penyuluh memiliki peran antara lain sebagai pembimbing, organisator dan dinamisator, pelatih teknisi, dan jembatan petani dengan lembaga penelitian dibidang pertanian sebagai berikut:

1. Penyuluh sebagai pembimbing petani

Seorang penyuluh adalah pembimbing dan guru bagi petani dalam pendidikan non formal, penyuluh memiliki gagasan yang tinggi untuk mengatasi hambatan dalam pembangunan pertanian yang berasal dari petani maupun keluarganya. Seorang penyuluh harus mengenal baik sistem usahatani, bersimpati terhadap kehidupan petani serta pengambilan keputusan yang dilakukan petani baik secara teori maupun praktek. Penyuluh harus mampu memberikan praktek demontrasi tentang suatu cara atau metode budidaya suatu tanaman, membantu petani menempatkan atau menggunakan sarana produksi pertanian dan peralatan yang sesuai. Penyuluh harus mampu memberikan bimbingan kepada petani tentang sumber dana kredit yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha

(27)

14 tani mereka dan mengikuti perkembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan petani yang berasal dari instansi-instansi terkait.

2. Penyuluh sebagai organisator dan dinamisator

Dalam penyelenggaraan kegiatan penyuluhan para Penyuluh Lapangan tidak mungkin mampu untuk melakukan kunjungan ke masing-masing petani sehingga petani harus diajak untuk membentuk suatu kelompok-kelompok tani dan mengembangkan menjadi suatu lembaga ekonomi dan sosial yang memiliki peran dalam mengembangkan masyarakat sekitarnya. Dalam membentuk dan mengembangan kelompok tani, penyuluh sebagai dinamisator dan organisator.

3. Penyuluh sebagai teknisi

Seorang penyuluh harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis yang baik karena pada suatu saat akan diminta petani memberikan saran maupun demonstrasi kegiatan usahatani yang bersifat teknis. Tanpa adanya pengetahuan dan ketrampilan teknis yang baik maka akan sulit untuk memberikan pelayanan jasa konsultan yang diminta petani.

4. Penyuluh sebagai jembatan penghubung antara lembaga penelitian dengan petani (konsultan)

Penyuluh bertugas menyampaikan hasil temuan lembaga penelitian kepada petani. Sebaliknya, petani berkewajiban melaporkan pelaksanaan penerapan hasil temuan lembaga penelitian yang dianjurkan tersebut sebagai penghubung, selanjutnya penyuluh menyampaikan hasil penerapan teknologi yang dilakukan oleh petani kepada lembaga penelitian yang terkait sebagai bahan referensi lebih lanjut (Suhardiyono, 2000).

(28)

15 Van den ban dan Hawkins (1999) menyatakan peranan utama penyuluhan dibanyak negara dahulu dipandang sebagai alih teknologi dari peneliti ke petani.

Sekarang peranan penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan dengan cara menolong mereka mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing-masing pilihan itu.

2.4 Pupuk Organik Cair

Pupuk adalah bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk menyediakan esensial bagi pertumbuhan tanaman. pupuk juga merupakan Vitamin bagi tanah yang dapat membuat tanah lebih gembur dan subur. dengan tanah yang gembur dan subur itulah, maka tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan Buah dan Daun yang besar, sehat, dan dalam jumlah banyak (Anonim, 2009).

Pupuk organik cair, adalah jenis pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah.

Pupuk organik cair adalah pupuk yang dapat memberikan hara yang sesuai dengan Kebutuhan Tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair, maka jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya tanaman akan mudah mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan.

Pupuk organik cair dalam pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat,sebab itu tadi pupuk ini 100 persen larut dam merata. juga pupuk organik cair ini mempunyai kelebihan dapat secara

(29)

16 cepat mengatasi Defesiensi Hara dan tidak bermasalah dalam pencucian Hara juga mampu menyediakan hara secara cepat (Anonim, 2009)

Pupuk Organik Cair tidak merusak humus Tanah walaupun seringkali digunakan. selain itu pupuk ini juga memiliki zat pengikat larutan hingga bisa langsung digunakan pada tanah yang tidak membutuhkan interval waktu untuk dapat menanam tanaman. Penggunaan pupuk kandang atau kompos selama ini diyakini dapat mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh pupuk anorganik.

Pupuk kandang atau kompos disamping mempunyai kelebihan juga masih banyak kekurangannya. Penggunaan pupuk organik alam yang dapat dipergunakan untukmembantu mengatasi kendala produksi pertanian yaitu Pupuk Organik Cair.

Pupuk organik ini diolah dari bahan baku berupa kotoran ternak, kompos, limbah alam, hormon tumbuhan dan bahan-bahan alami lainnya yang diproses secara alamiah selama 4 bulan. Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang (Indrakusuma, 2000).

2.5 Kacang Panjang

Tanaman ini membentuk bintil akar yang memfiksasi nitrogen, sehingga pemupukan N untuk tanaman ini dapat dikurangi.

Spesies kacang panjang yang umum dibudidayakan antara lain:

1. Kacang panjang tipe merambat (V. sinensis var. sesquipedalis) yang kita kenal sebagai kacang panjang biasa. Varietas yang ditanam adalah varietas unggul

(30)

17 KP1 dan KP2, varitas lokal Purwokerto, no 1494 Cikole, Subang, Super Subang , Usus hijau Subang dll.

2. Kacang panjang tipe tegak yaitu kacang tunggak/tolo/dadap/sapu (V.

unguiculata L.), dan kacang uci/ondel (V. umbellata ). Varitas unggul adalah

KT1, KT2, KT3.

3. Kacang panjang hibrida (V. sinensis ssp. Hybridus) seperti kacang bushitao.

Varitas yang dirilis adalah No. 10/a, 12/a, 13/a, 14/a, 17/a, 18/a dan EG BS/2.

Syarat pertumbuhan tanaman kacang panjang yaitu a) Suhu idealnya antara 20-30 derajat C.

b) Tempat terbuka (mendapat sinar matahari penuh).

c) Iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun.

Media Tanam

a) Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya kacang panjang, tetapi yang paling baik adalah tanah Latosol/lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik.

b) Tanah kemasaman (pH) sekitar 5,5-6,5. Bila pH terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan pecahnya nodula-nodula akar.

Tanaman ini tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah dan dataran tinggi ± 1500 m dpl, tetapi yang paling baik di dataran rendah. Penanaman di dataran tinggi, umur panen relatif lama dari waktu tanam, tingkat produksi maupun produktivitasnya lebih rendah bila dibanding dengan dataran rendah.

Ketinggian optimum adalah kurang dari 800 m dpl.

(31)

18 Pemupukan pada tanaman kacang panjang dimulai dengan menggunakan pupuk dasar dimana pupuk tersebut diberikan di dalam lubang pupuk yang terletak di kiri-kanan lubang tanam. Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu tanaman tergantung dari kondisi lahan, sebaiknya kacang panjang tidak menggunakan urea tapi cukup pupuk Za 50/ ha kg dan NPK 100 kg/ha.

Pupuk susulan tanaman kacang panjang tipe merambat, diberikan 4 minggu setelah tanam, pupuk berupa NPK 100 kg/ha.

2.5 Kerangka Pikir

Pertanian yang maju, efisien dan tangguh yang menjadi tujuan pembangunan pertanian hanya akan dapat dicapai bila petani sebagai pelaksana utama pembangunan juga semakin tinggi tingkat kemampuan suatu kelompok tani apalagi sudah berkembang menjadi asosiasi, peranan penyuluh pertanian (PPL) sebagai motivator, dinamisator dan katalisator dapat berkurang dan bergeser kearah sebagai fasilitator dan akhirnya sebagai konsultan. Namun demikian, sesuai dengan peranannya untuk membela kepentingan petani atas dasar kebenaran haruslah tetap memonitor dan mengevaluasi keberadaan petani dalam kelembagaan tersebut.

Petani mendapatkan informasi tidak hanya dari penyuluh, tetapi juga dari beberapa sumber lain termasuk pengalaman mereka sendiri serta pengalaman mitra mereka untuk mengembangkan wawasan ini. Dalam hal inilah kelompok tani merupakan wadah atau tempat menampung aspirasi-aspirasi anggota tani yang banyak tersebar. Dalam kelompok tani banyak disampaikan informasi- informasi tentang perkembangan mengenai bidang pertanian. Sebagai mediator

(32)

19 penyampaian informasi baik secara langsung maupun tidak langsung, adanya kelompok tani dapat mempermudah penyampaian informasi yang diperoleh karena lebih mengirit biaya, waktu dan tenaga selain dapat membina hubungan sosial yang baik antar sesama petani anggota. Akses informasi yang semakin baik diterima oleh kelompok tani dapat menunjang tujuan kelompok tani untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang lebih inovatif.

Perubahan kebutuhan yang terjadi pada kelompok tani maupun pada petaninya sendiri harus dapat diikuti dan dipenuhi oleh jasa penyuluh pertanian.

Dengan mengetahui perkembangan kelompok dan kebutuhan kelompok tani dalam penyuluhan pertanian, maka diharapkan program penyuluhan pertanian lebih berorientasi ke petani dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh petani sehingga dapat meningkatkan perubahan sosial ekonominya. Adapun pernyataan diatas yang dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir dapat digambarkan seperti pada skema dibawah ini:

Gambar 1 Kerangka Pikir Peran Penyuluh Dalam Penerapan Pupuk Organic Cair Pada Tanaman Kacang Panjang di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

Sebagai Pembimbing Sebagai Organisator dan Dinamisator

Sebagai Teknisi Sebagai Konsultan Peran Penyuluh

Penerapan pupuk organic cair pada tanaman kacang panjang

(33)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Juli sampai dengan September 2014. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yakni kelompok tani mengusahakan tanaman kacang panjang yang terdiri dari 2 kelompok tani yang ada di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa yakni, Kelompok Tani Bontomarannu 15 petani dan Kelompok Tani Sinar Bajeng 15 petani, maka jumlah populasi secara keseluruhan yakni 30 orang petani. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik full sampel (sampel jenuh), dimana keseluruhan populasi dijadikan sampel, sehingga sampel petani dalam penerapan kacang panjang sebanyak 30 orang petani (Sugiyono, 2004).

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut :

1. Observasi yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap sasaran penelitian untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan kegiatan proses penerapan pupuk organik kacang panjang

(34)

21 2. Wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara responden, sehingga antara peneliti dengan responden dapat berkomunikasi secara langsung. Adapun para respondennya adalah petani kacang panjang

3. Dokumentasi, teknik ini dilakukan melalui teknik pencatatan data yang diperlukan baik dari responden maupun dari instansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini, dokumentasi berupa foto-foto pada waktu diadakan penelitian.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang diperlukan meliputi data primer dan data sekunder yang bersifat kulitatif dan kuantitatif :

1. Data primer : data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dengan teknik wawancara berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

2. Data sekunder : data yang dikumpulkan dengan cara mencatat data yang telah ada pada instansi atau lembaga yang terkait, yang diperlukan dalam penelitian.

3.5 Analisa Data

Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder ditabulasi dan diolah secara deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang sesuatu gejala pada masyarakat tani dan mengetahui variabel yang menggambarkan karakter suatu kelompok. Setelah data-data dapat dikumpulkan

(35)

22 dan diolah secara sistematis, maka langkah berikutnya sebagai tahap yang sangat penting adalah bagaimana data-data dianalisis sehingga dapat mewujudkan suatu jawaban yang dikehendaki dalam penelitian tersebut.

Cara pengukuran indikator dilakukan dengan cara memberi nilai pada tanggapan atau jawaban petani atas pernyataan yang dibuat peneliti. Tanggapan pernyataan dibuat berjenjang 4 dengan diberi nilai atau skor yaitu: pernyataan (SB)= sangat baik, diberi skor (4), pernyataan (B)= baik, diberi skor (3), pernyataan (KB)= kurang baik, diberi skor (2), pernyataan (TB)= tidak baik, diberi skor (1). Penelitian ini menggunakan rumus lebar interval sebagai berikut : (Sugiyono, 2005) :

Interval kelas = skor tertinggi – skor terendah k

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Peran penyuluh adalah memberikan pengetahuan atau cara-cara baru dalam budidaya tanaman agar petani lebih terarah dalam usahataninya, meningkatkan hasil dan mengatasi kegagalan-kegagalan dalam usaha taninya.

2. Kelompok tani adalah kumpulan sejumlah petani yang terikat secara informal dan mempunyai kepentingan dan tujuan yang bersama guna penerapan pupuk organic cair pada kacang panjang

3. Penyuluh pertanian lapangan adalah petugas penyuluh pertanian pada tingkat setempat yang membawahi beberapa desa dan bertanggung jawab untuk melakukan kontak langsung dengan petani dengan memberikan penyuluhan

(36)

23 mengenai sesuatu hal yang akan dilaksanakan oleh petani untuk mengelola usaha taninya demi meningkatkan kesejahteraannya.

4. Program penyuluhan adalah suatu rencana tujuan dan kelompok sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi atau unit penyuluhan dan cara-cara yang hendak dilakukan untuk mencapainya.

5. Pembimbing adalah penyuluh harus mampu memberikan praktek demontrasi tentang suatu cara atau metode budidaya suatu tanaman, membantu petani menempatkan atau menggunakan sarana produksi pertanian dan peralatan yang sesuai anjuran.

6. Organisator dan dinamisator adalah penyuluh mampu membentuk suatu kelompok-kelompok tani dan mengembangkan menjadi suatu lembaga ekonomi dan sosial yang memiliki peran dalam mengembangkan masyarakat sekitarnya.

7. Konsultan adalah penyuluh bertugas menyampaikan hasil temuan lembaga penelitian kepada petani. Sebaliknya, petani berkewajiban melaporkan pelaksanaan penerapan hasil temuan lembaga penelitian yang dianjurkan.

8. Teknisi adalah penyuluh memberikan bimbingan teknis kepada petani misalnya dalam penggunaan pupuk organic cair yang tepat dan berdasarkan dosis sesuai anjuran pada kacang panjang.

(37)

24

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Letak Geografis dan Topografis

Secara geografis, posisi wilayah Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat terletak di sebelah utara ibu kota Kabupaten Gowa yang terletak kurang lebih 20 km dari ibu kota kabupaten 11 km dari kantor Kecamatan Bajeng Barat.

Berdasarkan letak wilayah administrasi, wilayah Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa berbatasan dengan empat wilayah sebagai berikut :

a) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Borimatangkasa b) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bontobiraeng c) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bulo Gading d) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Galesong

Secara keseluruhan luas wilayah Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat kurang lebih 4,26 km2 atau 4.072 Ha. Dari luas tersebut, Desa Garuntungan terbagi atas 6 dusun yaitu Dusun Borisalama, Tuwini, Romanglompoa, Bontomate’ne, Bontomarannu dan Kampung Pade’de.

Berdasarkan keadaan topografis, Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat terletak pada ketinggi 300–500 meter di atas permukaan laut, dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari tanah datar.

(38)

25

4.2. Tanah dan Iklim

Jenis tanah yang ada di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa berdasarkan klasifikasi tanah terdiri dari tanah alluvial, altisol dan latosol dengan pH tanah berkisar antara 5–5,5.

Pembagian ini didasarkan atas besarnya nilai rasio rata-rata jumlah bulan kering dan bulan basah pada kurung waktu tertentu. Bulan kering yang dimaksud adalah bulan dengan jumlah curah hujan kurang dari 60 mm, bulan lembab antara 60-100 mm dan bulan basah lebih dari 100 mm.

Berdasarkan penjelasan tersebut, keadaan iklim Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat selama lima tahun terkhir menunjukkan bahwa bulan Juni sampai September merupakan bulan kering, sedangkan musim hujan atau bulan basa mulai pada bulan November sampai Mei. Keadaan ini bergantin setiap tahun setelah melewati masa peralihan yaitu bulan April, Mei dan November dengan suhu rata-rata 22–260C.

4.3. Keadaan Penduduk

Untuk mengetahui keadaan penduduk Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat dapat dilihat dari segi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan mata pencaharian.

4.3.1 Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Berdasarkan registrasi penduduk akhir tahun 2013, penduduk di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa mencapai 4.094 jiwa.

Menurut jenis kelamin jumlah penduduk laki-laki di wilayah ini sebanyak 2.012 jiwa atau 49,15% dari total jumlah penduduk, sedangkan perempuan sebanyak

(39)

26

2.082 jiwa atau 50,85% dari total jumlah penduduk, sehingga dengan demikian sex ratio pada tahun 2013 adalah sebesar 97% yang berarti jumlah penduduk laki- laki di daerah ini lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Secara rinci jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Penduduk berdsarkan Umur dan Jenis Kelamin di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

No Golongan Umur

Jenis Kelamin

Jumlah (Jiwa)

Persentase Laki-Laki (%)

(Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

1 0 – 4 225 149 374 9,14

2 5 – 9 195 206 401 9,79

3 10 – 14 233 238 471 11,50

4 15 – 19 161 191 352 8,59

5 20 – 24 132 143 275 6,72

6 25 – 29 140 168 308 7,52

7 30 – 34 156 169 325 7,94

8 35 – 39 155 169 324 7,91

9 40 – 44 127 134 261 6,37

10 45 – 49 120 103 223 5,45

11 50 – 54 91 99 190 4,64

12 55 – 59 66 88 154 3,76

13 60 – 64 81 86 167 4,08

14 >65 130 139 269 6,57

Jumlah 2.012 2.082 4.094 100,00

Sumber : Kantor Desa Gentungan, 2013

(40)

27

Tabel 1, menunjukkan bahwa persentase terbesar jumlah penduduk berada pada golongan umur 10 – 14 tahun sebesar 11,50%, sedangkan terkecil dalam penduduk yang berada pada golongan umur 55-59 tahun. Namun secara keseluruhan, jika golongan umur diklasifikasikan berdasarkan tingkat produktif, maka penduduk yang berada pada golongan umur produktif yakni 15 – 54 tahun sebesar 2258 jiwa atau 55,15%, penduduk yang berada pada golongan umur belum produktif yakni 0–14 tahun sebesar 1.246 jiwa atau 30,43%, dan penduduk yang berada pada golongan umur kurang/tidak produktif yakni 55 tahun keatas sebesar 590 jiwa atau 14,41%.

Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan sumber daya manusia produktif di wilayah Desa Gentungan sangat besar dan berpotensi untuk mengembangkan berbagai sektor diantaranya adalah sektor pertanian.

4.3.2 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pembangunan pendidikan dititikberatkan pada peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar di semua jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai kepada perguruan tinggi. Upaya peningkatan pendidikan yang ingin dicapai tersebut agar menghasilkan manusia seutuhnya, sedangkan perluasan kesempatan belajar dimaksud agar penduduk usia sekolah setiap tahunnya mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk.

Tingkat pendidikan penduduk Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa , umumnya merata dari tingkat pendidikan rendah sampai tingkat pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan karena banyak diantara mereka yang menyadari betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan sehari-hari.

(41)

28

Pemahaman mereka tentang pendidikan digolongkan cukup tinggi, sehingga dalam penyerapan suatu inovasi diharapkan dapat berjalan dengan cepat.

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan. Dalam hal ini, pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan tentang penyuluhan pertanian yang ada di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat. Untuk lebih jelasnya Tabel 2 berikut ini akan diuraikan komposisi tingkat pendidikan penduduk Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa secara rinci.

Tabel 2. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

No Tingkat Pendidikan Jumlah

(orang)

Persentase (%)

1 Tidak Sekolah 1.695 41,40

2 SD 1.213 29,63

3 SMP 567 13,85

4 SMA 435 10,63

5 Akademi 120 2,93

6 Perguruan Tinggi 55 1,34

Jumlah 4.094 100,00

Sumber : Kantor Desa Gentungan, 2013

Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa dengan persentase terbesar adalah penduduk yang tamat SD (29,63%), kemudian disusul berturut-turut penduduk dengan tingkat pendidikan tidak tamat SD (23,08%), belum tamat SD (18,32%), tamat SMP (13,95), tamat SMA (10,63%), tamat Akademi (2,93%) dan tamat perguruan tinggi (1,34%).

(42)

29

Kondisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tersebut pada dasarnya masih tergolong rendah, karena umumnya berada pada golongan penduduk tamat SD, namun secara keseluruhan tingkat pendidikan merata mulai dari SD sampai Sarjana, sehingga penyebarluasan ilmu pengetahuan formal dapat dilakukan melalui proses sosialisasi hubungan bermasyarakat.

4.3.3 Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian

Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat merupakan salah satu wilayah Kabupaten Gowa dengan potensi lahan pertanian yang sangat luas dan siap diolah.

Hal ini yang menjadi penyebab utama sumber mata pencaharian sebahagian besar penduduk berada pada sektor pertanian. Untul lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang)

Persentase (%)

1 Petani 3.921 85,08

2 PNS 42 2,89

3 Pegawai Swasta 20 3,24

4 Pedagang 50 4,26

5 Pertukangan 37 2,81

6 Buruh/Dll 24 1,71

Jumlah 4094 100,00

Sumber : Kantor Desa Gentungan, 2013

Tabel 3 menunjukkan bahwa jenis mata pencaharian penduduk Desa Gentungan pada sektor pertanian mencapai 85,08% dari total penduduk

(43)

30

berdasarkan struktur mata pencahariannya, kemudian disusul sektor perdagangan 4,26%, pegawai swasta 3,24%, Pegawai negeri Sipil 2,89%, pertukangan 2,81%

dan buru 1,71%.

Hal ini memberi gambaran bahwa sektor pertanian merupakan sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduk, sehingga salah satu upaya mengembangkan sektor pertanian adalah melaui upaya panganekaragaman komoditi pangan untuk mendukung ketahanan pangan.

4.4. Pemanfaatan Lahan Pertanian

Potensi lahan sawah merupakan sumberdaya lahan bagi pengembangan tanaman pangan khususnya padi dan palawija, potensi lahan kering umumnya cocok untuk pengembangan ternak dan komoditi perkebunan, sedangkan potensi lahan hutan digunakan dalam upaya pengembangan komoditi kayu-kayuan.

Secara rinci, potensi luas lahan pertanian di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Potensi Luas Lahan Pertanian Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat No Jenis Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Sawah 470,0 69,53

2 Tegalan 48,0 7,10

3 Perkebunan 102,0 15,09

4 Pekarangan 21,0 3,11

5 Hutan 35,0 5,18

Jumlah 676,0 100,00

Sumber : Kantor Desa Gentungan, 2013

(44)

31

Tabel 4 menunjukkan bahwa wilayah penelitian termasuk wilayah yang potensial untuk pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan. Potensi pemanfaatan lahan terbesar adalah lahan sawah dengan luas 470 Ha atau 69,53% dari total lahan pertanian, kemudian perkebunan 102 Ha (15,09%), tegalan 48 Ha (7,10%), hutan 35 Ha (5,18%) dan pekarangan 21 ha.

(45)

32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas seseorang menggambarkan kondisi atau keadaan serta status orang tersebut. Responden dalam penelitian ini meliputi petani padi. Identitas responden meliputi umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani dan jumlah tanggungan keluarga.

5.5.1 Umur

Seseorang yang masih muda lebih cepat menerima hal-hal yang baru, lebih berani mengambil resiko dan lebih dinamis. Sedangkan seseorang yang relatif tua mempunyai kapasitas pengelolaan yang matang dan memiliki banyak pengalaman dalam mengelola usahanya, sehingga ia sangat berhati-hati dalam bertindak, mengambil keputusan dan cenderung bertindak dengan hal-hal yang bersifat tradisional, disamping itu kemampuan fisiknya sudah mulai berkurang. Petani responden dalam mengelola usahataninya memiliki tingkat umur yang berbeda.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5. Responden Berdasarkan Kelompok Umur Petani di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

No Kelompok Usia Jumlah Petani

Responden (org) Persentase (%)

1. 25-31 9 30,00

2. 32-38 6 20,00

3. 39-45 7 23,34

4. 46-52 1 3,33

5. 53-59 1 3,33

6. ≥60 6 20,00

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014

(46)

33 Tabel 5 menunjukkan bahwa petani responden yang tergolong pada usia terbanyak pada 25–31 tahun sebanyak 9 orang. dimana pada umur tersebut kemampuan berfikir dan bekerja relatif lebih produktif karena mereka masih mempunyai kondisi yang sehat dan kuat serta mampu menerima dengan cepat informasi tentang penggunaan pupuk cair pada kacang panjang yang diberikan sehingga berpotensi untuk senantiasa meningkatkan produksi usahataninya.

5.5.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seorang petani dapat menentukan produktif atau tidaknya dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Pada umumnya pendidikan petani responden merupakan faktor yang turut menentukan dalam pengelolaan usahatani rumput laut, terutama dalam penerimaan informasi dan teknologi serta inovasi yang relevan dengan kegiatannya. Jumlah petani responden berdasarkan tingkat pendidikan petani dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

No Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (orang) Persentase (%)

1 Tidak Tamat SD 4 13,33

2 SD 15 50,00

3 SLTP 7 23,34

4 SLTA 4 13,33

Jumlah 30 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal petani masih tergolong rendah. Sebanyak 15 orang (50%) telah mengikuti pendidikan sampai jenjang sekolah dasar sedangkan yang tidak tamat sekolah dasar hanya 4 orang

(47)

34 (13,33%). Selebihnya adalah telah mengenyam pendidikan sampai tingkat SLTP dan SLTA. Namun, tidak ada responden yang lulusan diploma bahkan sarjana.

Walaupun tingkat pendidikan petani sebagian besar hanya setingkat sekolah dasar bukan menjadi penghambat dalam melaksanakan kegiatan karena usahatani tidak menuntut keahlian tertentu yang harus diperoleh melalui jenjang pendidikan yang tinggi. Namun demikian, petani juga tetap berusaha mendapatkan informasi tentang penggunaan pupuk cair untuk kacang panjang.

(Anonim, 2010).

5.5.3 Pengalaman Berusahatani

Pertambahan usia petani selalu akan diikuti oleh meningkatnya pengalaman petani dalam berbagai aspek kehidupan termasuk pengalaman pekerjaan yang ditekuni. Semakin lama petani menekuni usahatani yang dilakukan maka semakin meningkat pula pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya dalam mengelola usahataninya tersebut. Pengalaman berusahatani responden dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani Petani di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

No Pengalaman Berusahatani (Org)

Jumlah Petani

Responden (org) Persentase (%)

1. 1-2 19 63,33

2. 3-4 9 30,00

3. ≥5 2 6,67

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014

Tabel 7 menunjukkan bahwa 19 orang yang mempunyai pengalaman berusahatani selama 1-2 tahun sedangkan pengalaman berusahatani lebih dari 5 tahun sebanyak 2 orang. Dari data tersebut dapat disimpukan bahwa para petani

(48)

35 kacang panjang, memiliki pengalaman usahatani yang relatif lama, sehingga dapat diharapkan mereka memiliki kematangan dalam pengambikan keputusan sehubungan dengan usahatani yang ditekuninya

5.5.4 Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga petani cenderung turut berpengaruh pada kegiatan operasional usahatani, karena keluarga yang relatif besar merupakan sumber tenaga keluarga. Keadaan tanggungan keluarga petani responden dapat dilihat dari Tabel 8

Tabel 8. Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

No Jumlah Tanggungan Keluarga (Orang)

Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 1 – 2 13 43,33

2 3 – 4 11 36,67

3 5 – 6 6 20,00

Jumlah 30 100,00

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014

Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga petani responden yang terbanyak mempunyai tanggungan yaitu 1–2 orang berjumlah 13 orang (43,33%), sedangkan jumlah tanggungan terkecil adalah jumlah tanggungan 5–6 orang berjumlah 6 orang (20,00%). Keadaan demikian sangat mempengaruhi terhadap tingkat kesejahteraan keluarga dan untuk peningkatan produksi dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga petani berusaha untuk menambah pendapatan melalui usahatani kacang panjang bersama keluarganya.

(49)

36 5.5.5 Luas Lahan

Lahan dalam suatu usaha tani merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting, tanpa mengabaikan kualitas lahan, luas lahan sangat menentukan besar kecilnya hasil yang dapat di peroleh dari kegiatan usaha tani dan mempengaruhi pendapatan petani. Semakin luas lahan yang dikelola petani, maka semakin memberikan peluang hasil yang lebih, baik volume maupun jenis. Luas lahan usaha tani yang dikelola responden dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 9. Luas Lahan Responden di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

No Luas Lahan (ha) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 0,25 – 0,66 15 50,00

2 0,67 – 1,08 11 36,67

3 1,09 – 1,50 4 13,33

Jumlah 30 100,00

Sumber :Data Primer Setelah diolah, 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa luas lahan dari petani responden menyebar dari kurang dari 0,25–0,1,50 hektar, luas dominan pemilikan lahan 0,25–0,66 hektar 15 orang responden (50,00%), dan luas 0,67 - 1,08 ha sebanyak 11 orang (36,67%). Luas yang sangat terbatas tersebut sangat membutuhkan suatu sistem penanganan usahatani kacang panjang agar produktivitas lahan dapat ditingkatkan, diantaranya pemanfaatan sumber makanan pada pertumbuhan dan produksi kacang panjang.

(50)

37 5.2 Peran Penyuluh dalam Penggunaan Pupuk Cair Pada Tanaman

Kacang Panjang

Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan kepada petani agar mau mengubah cara befikir, cara kerja dan cara hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan jaman, perkembangan teknologi pertanian yang lebih maju.

Penyuluh pertanian perlu merencanakan beberapa hal yang dapat membantu petani dalam penggunaan pupuk organik cair pada tanaman kacang panjang di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

5.2.1. Penyuluh Pertanian sebagai Pembimbing

Peranan penyuluh pertanian sebagai pembimbing adalah membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara berkomunikasi dan memberikan informasi yang mereka perlukan. Pendapat petani dan keputusannya berdasarkan kepada citra mereka tentang kenyataan hidup dan dugaan mereka terhadap konsekuensi tindakannya. Penyuluh pertanian bertugas membantu petani untuk memberi pengalaman dan mencapai konsekuensi yang diharapkan sehingga petani menjadi lebih baik dalam penyesuaian dirinya di kehidupannya. Agar dapat berkomunikasi dengan petani, maka seorang penyuluh harus memiliki dasar-dasar pengetahuan praktek usaha tani, dapat memahami tentang keadaan petani, mau mendengarkan dan mengerti terhadap keluhan-keluhan yang disampaikan oleh petani. Dari hasil penelitian diperoleh tanggapan responden atas peranan penyuluh pertanian sebagai pembimbing sebagai berikut:

(51)

38 Tabel 10 Penyuluh Pertanian Sebagai Pembimbing

No Kriteria Interval Jumlah (Orang) Persentase (%) 1

2 3 4

Tidak Baik Kurang Baik

Baik Sangat Baik

1.00 - 1.75 1.76 - 2.53 2.54 - 3.29 3.30 - 4.00

0 0 28

2

0,00 0,00 93,00

6,67

Total 30 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Tabel 10 ditunjukkan bahwa responden yang menyatakan peranan penyuluh pertanian yang bertindak sebagai pembimbing mendapat respon baik sebanyak 28 orang (93,00 %) dan sangat baik sebanyak 2 orang (6,67%). Hal ini disebabkan penyuluh pertanian di Desa Gentungan bersikap professional dalam membimbing petani dan selalu memberikan pembinaan pada petani baik cara penggunaan pupuk organik cair dan dosis yang diberikan kepada tanaman. Di Desa Gentungan, biasanya kegiatan rutin pada 2 kelompok tani dilakukan sebanyak 2 kali dalam sebulan. Ada yang melaksanakan pertemuan kelompok di awal bulan namun ada juga yang mengadakan pada minggu ke-2 dan minggu ke- 4. Pelaksanakan penyuluhan penggunan pupuk organik cair pada kacang panjang yang diadakan selama 2 kali dalam sebulan sudah dirasa optimal oleh kelompok tani, jika pertemuan sering diadakan justru mereka akan merasa bosan.

Peran penyuluh pertanian dalam mengusahakan bantuan modal dan memberi informasi mengenai sumber dana kredit sudah optimal, penyuluh berusaha merekomendasi kelompok tani agar bisa mendapatkan bantuan dari Dinas Pertanian maupun perusahaan-perusahaan terkait dan seringkali lewat kredit usaha tani.

Namun, ada juga responden yang menyatakan kurang baik mengenai peran penyuluh tersebut. Ini disebabkan karena kurang puasnya responden terhadap

(52)

39 usaha yang dilakukan penyuluh pertanian dalam mengupayakan peningkatan produksi kacang panjang yang belum sebagian terlaksana. Tetapi jika dilihat dari keseluruhan tanggapan dari beberapa responden anggota kelompok tani, maka peran penyuluh pertanian cukup baik karena penyuluh dirasa telah cukup optimal dalam memenuhi perannya sebagai pembimbing. Hal ini sesuai pendapat Soedarmanto (2002) tujuan penyuluhan adalah membantu petani agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya untuk meningkatkan produksi dan pendapatan dalam usahataninya sehingga hidupnya dapat lebih sejahtera

5.2.2. Penyuluh Pertanian sebagai Organisator dan Dinamisator

Peranan penyuluh pertanian sebagai organisator dan dinamisator adalah membantu petani dalam memecahkan masalah mereka. Jika petani menghadapi masalah mengenai pertanian, misalnya menganjurkan pemakaian teknologi modern, pemakaian pupuk, memperkenalkan pada petani gejala beberapa penyakit atau hama serta bagaimana tindakan yang harus diambil jika terjadi infeksi. Selain itu, dapat juga membekali petani dengan buku acuan yang mengulas berbagai jenis hama dan penyakit beserta cara pemberantasannya. Dari hasil penelitian dapat diketahui tanggapan responden mengenai peran penyuluh pertanian sebagai organisator dan dinamisator sebagai berikut:

Tabel 11 Penyuluh Pertanian Sebagai Organisator dan Dinamisator

No Kriteria Interval Jumlah (Orang) Persentase (%) 1

2 3 4

Tidak Baik Kurang Baik Baik

Sangat Baik

1.00 - 1.75 1.76 - 2.53 2.54 - 3.29 3.30 - 4.00

0 0 19 11

0,00 0,00 63,33 36,67

Total 30 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

Gambar

Gambar 1   Kerangka Pikir Peran Penyuluh Dalam Penerapan Pupuk Organic Cair  Pada  Tanaman  Kacang  Panjang  di  Desa  Gentungan  Kecamatan  Bajeng Barat Kabupaten Gowa
Tabel  1.    Jumlah  Penduduk  berdsarkan  Umur  dan  Jenis  Kelamin  di  Desa   Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
Tabel  1,  menunjukkan  bahwa  persentase  terbesar  jumlah  penduduk  berada  pada  golongan  umur  10  –  14  tahun  sebesar  11,50%,  sedangkan  terkecil  dalam  penduduk  yang  berada  pada  golongan  umur  55-59  tahun
Tabel  2.  Jumlah  Penduduk  berdasarkan  Tingkat  Pendidikan  di  Desa  Gentungan  Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyuluhan yang diberikan dapat memudahkan sampel untuk menyerap informasi, sehingga pengetahuan mengenai MP-ASI dapat meningkat dan diharapkan dapat mengimplementasikan nya

anggota sebuah organisasi harus mempunya tujuan yang sama agar organisasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan keinginan bersama....  Peralatan(equipment) : segala sesuatu

Dari hasil RT-PCR dapat dikatakan bahwa jaringan kulit buah kakao baik dari klon Ary maupun klon Bal keduanya mengekspresikan gen TcPIN namun dari intensitas pita dan

Praktek Kerja Lapangan bertujuan memberikan bekal kepada mahasiswa agar mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan bidang minat yang diambil (Analisis, Aljabar, Terapan

Ø  Terlihat juga bahwa daerah-daerah diluar Jawa Bali relatif mempunyai tingkat penurunan kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan daerah Jawa Bali (terjadi proses

a) Akan terjadi stabilitas eksekutif yang didasarkan pada masa jabatan presiden. Stabilitas eksekutif ini berlawanan dengan instabilitas eksekutif yang biasanya

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi yang

Maka setiap guru dituntut mengenal beberapa katrakteristik kurikulum tematik antara lain: (1) Berpusat pada peserta didik, (2) Memberikan pengalaman langsung, (3) Tidak